Sindrom Koronari Akut (SKA)

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 39

Sindrom Koronari Akut

(SKA)
Pendahuluan

Hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT)


Depkes RI tahun 2015,mortalitas penyakit
kardiovaskuler mencapai 25%.
Yanti R, 2007
PENYAKIT JANTUNG KORONER DI
INDONESIA
Th. 1992
No. 1

Th. 1980
No. 3

Th. 1972
No. 11

Data SKRT Depkes


Pengertian Sindrom Koronari akut
Syndrom koronari akut adalah sekumpulan gejala
yang menggambarkan adanya iskemia otot jantung.
Iskemia otot jantung sebagai akibat terganggunya
aliran darah yang membawa oksigen ke otot jantung.
Suplai oksigen kedalam otot jantung terhambat oleh
karena adanya sumbatan aliran (trombus).
Skema evolusi atherosklerosis koroner. Plak fibrous tumbuh progresif sehingga
terjadi total oklusi arteri, bisa/tanpa pembentuk trombus dengan akibat
organisasi fibrotis.
Kriteria menentukan SKA

1. Nyeri dada khas


2. Gambaran EKG
3. Enzim jantung meningkat
Pemeriksaan diatas, dua diantaranya
ada sudah bisa ditegakkan diagnosa
infark
1.Gambaran nyeri dada
>Retrosternal, sentral, dada kiri, atau ulu hati
>Menjalar ke leher, rahang, bahu, lengan kiri
>Seperti dipukul, ditekan, tertindih benda berat,
diremas atau terbakar
>Disertai keringat dingin, cemas, sesak nafas, mual
dan muntah
>Durasi >30 menit, nyeri tidak hilang : saat istirahat,
pemberian nitrat sublingual
2.Gambaran EKG
>ST Elevasi
>Hiperakut T
>LBBB
3.Enzim Jantung
 CKMB
Meningkat dalam 3 – 4 jam setelah serangan
Mencapai puncak dalam 18 – 24 jam I
Normal kembali pada hari ke 3 – 4
 LDH
Meningkat dalam 24 jam I
Mencapai puncak dalam hari ke 3 – 6
Normal kembali pada hari ke 8 – 12
Troponin
Meningkat dalam 3 – 12 jam setelah serangan
Mencapai puncak dalam 24 – 48 jam setelah serangan
Normal kembali pada hari ke 5 – 14
Gambaran sindroma koronari akut
Keluhan Gambaran Kelainan
Nyeri Dada EKG ST Enzim
Elevasi atau
Khas Jantung
LBBB baru
STEMI + + +
NSTEMI + - +
UAP + - -

Gambaran EKG pada NSTEMI dan UAP, biasanya


terdapat tanda-tanda penyakit jantung iskemik
ECG demonstrates large anterior infarction
A: Proximal large RCA occlusion

B: ST elevation in leads II, III, aVF, V5, and V6


with precordial ST depression
A : Small inferior distal RCA occlusion

B : ECG changes in leads II, III, and aVF


CARDIOGENIC SHOCK

PEA
ASYSTOLE

COMPLICATIONS VF / VT
OF AMI

BRADYCARDIA
TACHYCARDIA

ACUTE PULMONARY EDEMA


Pra Rumah Sakit
PENATALAKSANAAN

A. TATA LAKSANA PRA-RUMAH


SAKIT

• Panggil petugas / langsung ke RS


• Membuat diagnosis yang cepat & tepat
• Menentukan apakah ada indikasi reperfusi segera dgn trombolitik dan
tekhnis transfortasi ke RS.
TRANSPORTASI KE RS
YANG DIRUJUK
• Pada waktu ditandu dengan
posisi yang menyenangkan
bagi pasien

• Dianjurkan elevasi kepala 40


dan harus terpasang akses IV

• Sebaiknya digunakan
ambulan/ambulan khusus
Options for Transportation of STEMI
Patients and Initial Reperfusion
Treatment Goals
Ketidaknyamanan dada yang mengarah ke iskemi

Penilaian EMS dan perawatan dan persiapan rumah sakit:


• Monitor, lakukan ABC. Siapkan diri untuk melakukan
RJP dan defibrilasi
• Berikan oksigen, aspirin, nitrogliserin, dan morfin
jika diperlukan
• Jika ada, pasang EKG 12-sadapan; jika ada ST elevasi:
- Informasikan secara dini rumah sakit dengan
transmisi atau interpretasi
- Mulai ceklist terapi fibrinolitik
• Informasikan dini rumah sakit untuk
mempersiapkan penanganan STEMI
Penatalaksanaan di
Rumah Sakit
3

Penilaian di Ruang Gawat Darurat segera (<10 mnt)

- Cek tanda vital; evaluasi saturasi oksigen


- Pasang jalur IV
- Dapatkan/kaji EKG 12-sandapan
- Lakukan anamnesis & PF yg terarah & cepat
- Lakukan ceklis terapi fibrinolisis: lihat jika ada kontraindikasi
- Dapatkan level penanda jantung awal, elektrolit awal, dan koagulasi
- Dapatkan pemeriksaan sinar X dada yang portabel (<30 mnt)
Tata laksana umum diruang gawat darurat segera

• Mulai pemberian oksigen 4 L/mnt; pertahankan saturasi


O2 >95%

• Aspirin 160-325 mg (jika belum diberikan)

• Nitrogliserin sublingual, semprot, atau IV

• Morfin IV jika nyeri tidak berkurang dengan nitroglicerin.

• Clopidrogel 300mg/PO (ditelan)


Kontraindikasi MONACO
Morphin: Hipovolemik s/d syok (hipotensi) dapat
diganti Pethidin/ Antalgin/ Paracetamol.
Dosis Pethidin: 0,5 – 2 mg/kg SC/IM (max 100 mg)
tiap 3 – 4 jam.
Nitrat:
 Hipotensi (sistolik < 90 mmHg)
 Bradikardi (HR < 50 x/menit)
 Takikardi (HR > 100 x/menit) tanpa tanda gagal jantung
 Infark jantung kanan
Aspirin: tukak lambung dan asma (alergi).
NSAIDs menyebabkan tekanan darah naik, ruptur
miokard, dan bersifat protrombotik
STEMI
-Nyeri dada khas angina
-EKG elevasi seg.ST
-Troponin +/CKMB meningkat

Ambulans Dr umum, Ps sendiri


Pra RS Gadar Internist, & keluarga
Paramedik cardiologist
Evaluasi hemodinamik
Transportasi pribadi
Terapi pra RS :
30’’ -Nitrat SL 5mg setiap 5 menit, 3 kali
-Aspirin 160-325mg
-Oksigen 2-4 L/menit
-Infus
Terapi gadar :
-Tirah baring, O2 2-4L/mnt,
Gadar Reperfusi bila onset <12 jam -Infus & monitor
RS tanpa -Aspirin 160-325mg
RS dgn
fasilitas PCI -Nitrat 5mg SL tiap 5mnt,max 3X
fasilitas PCI
-Clopidrogel 300mg,ljt 75mg/hr
Trombolitik bl tdk PCI primer -Dll sesuai indikasi
ada kontraindikasi -Segera pindah ICVCU

ICCU/CVCU ICCU/CVCU ICCU/CVCU


Tata Laksana NSTEMI & UAP
Terapi anti trombin
(Heparin/Enoxaparin/Fondaparinux)
Sama dengan terapi STEMI > 12 jam
Perhatian:
Kontraindikasi hampir sama dengan terapi fibrinolitik
 Perdarahan aktif
 Baru saja mengalami perdarahan otak, intra spinal, atau
operasi mata
 Gangguan pembekuan darah
 Perdarahan gastrointestinal
Sensivitas menurun jika diberikan bersama nitrogliserin IV
Penatalaksanaan
Infark Ventrikel Kanan (IRV)
Manifestasi klinik bervariasi dari asimtomatik hingga
syok kardiogenik
Infark RV hampir selalu merupakan penyerta dari
infark inferior, kadang-kadang ditemukan pd infark yg
luas.
Diagnostik klinik IRV yg khas:
- ST Elevasi di lead prekordial kanan (V3R-V4R)
Strategi penatalaksanaan
Tergantung dari beratnya hipoperfusi perifer dan beratnya
disfungsi ventrikel kiri yg menyertai
Obat-obatan yg dpt mengurangi preload spt Nitrat, opioid, ACE-
inhibitor, & Diuretik harus dihindari
Bila hipotensi, loding cairan untuk meningkatkan Curah Jantung.
Jika tetap rendah pertimbangkan penggunaan inotropik
Th/ Fibrinolitik masih dipertanyakan efektivitasnya, tapi masih
mungkin bermanfaat bila PCI tdk tersedia & tdk ada konttra
indikasi
Bila loding cairan & obat inotropik tidak bisa memperbaiki
hemodinamik, kemungkinan tjd disfungsi Ventrikel kiri,
sebaiknya dilakukan tindakan pemberian obat yg mengurangi
afterload (Sodium Nitroprusid & pemasangan IABP
Bila bradikardia pemasangan pacu jantung
Primeri PTCA
Nursing Management
Nursing Management
 Perawat pada kondisi akut membantu meminimalkan
dan mengeliminasi iskemia atau mencegah
berkembangnya infark
 Mengatasi nyeri; mencegah stimulus simpatis yg dpt
meningkatkan kerja jtg & meningkatkan kebut O2 shg
tidak tjd kerusakan otot jtg semakin terpuruk atau
kemungkinan irreversibel
 Mandiri & Kolaborasi

33
Mandiri
Kaji dan evaluasi dari
-keluhan angina
-Perjalanan penyakit
-Toleransi terhadap aktifitas
-Resfon terhadap obat2an yang diberikan
-Kebutuhan akan nutrisi
-Tingkat kecemasan

34
• Bed rest (tirah baring)
• Monitor irama jantung
• Catat intake dan output
• Persiapan tindakan referfusi koroner
(trombolitik terapi,PTCA, CABG )
• Hindari valsava manuver
• Pendidikan kesehatan
dll sesuai kondisi saat itu

35
MASALAH KEPERAWATAN
Gangguan perfusi miokard
Tujuan umum:
Perfusi miokard adekuat
Kriteria hasil:
Nyeri miokard berkurang
EKG dalam gambaran normal
TTV dalam batas normal
Enzim jantung dalam batas normal

36
Tindakan keperawatan
 Kaji keluhan nyeri dada; kaji dengan metode PQRST, ukur skala nyeri

 Kaji adanya sesak, perubahan suhu akral, warna kulit

 Posisikan pasien:
 datar bila tekanan darah normal
 datar bila tekanan darah menurun dengan lokasi infark di left ventrikel
 posisi V bila tekanan darah menurun dengan lokasi infark di right
ventrikel

 Monitor EKG dan tanda-tanda vital, rekam EKG serial

 Berikan oksigen

 Batasi aktivitas, bed rest

37
Lanjutan
Atasi nyeri secara mandiri dan kolaborasi
Turunkan kecemasan pasien, ajarkan nafas dalam
Cegah mengedan, batuk berlebih, gelisah
Puasakan pasien pada 6 jam pertama setelah serangan
Pasang IV akses untuk emergensi dan pengobatan
Siapkan pemeriksaan laboratorium (darah) dan rotgen
dada
Siapkan obat-obatan sesuai program
Monitor efek samping obat

38

Anda mungkin juga menyukai