10 - Prinsip Perlakuan Setara Terhadap Pemegang Saham

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

PRINSIP PERLAKUAN SETARA

TERHADAP PEMEGANG SAHAM

Dosen Pembimbing:
Dr. Herlin Tundjung Setijaningsih S.E., Ak., M.Si, CA.
Kelompok 1:
126211037 – Dewi Agustina
126211041 – Ricky Sinaga
126211044 – Rifqi Achmad fauzi
126211048 – M. Aditya E.P.
Latar Belakang
Struktur pendanaan perusahaan melahirkan berbagai jenis dan
kelompok pemegang saham, yang umumnya terbagi antara saham
pengendali dan saham non-pengendali.

Perbedaan ini dapat menyebabkan:


1. Kepentingan berbeda;
2. Asimetris Informasi;
3. Kesempatan Pengambilan Keputusan.
Kesetaraan Hak antara Pemegang Saham
Dalam prinsip OECD ke -3 tentang kesetaraan antara pemegang saham,
penjaminan hak harus dilakukan dalam area:
1. Pada seri yang sama, seluruh saham harus memiliki hak yang sama;
2. Semua investor memiliki informasi terkait hak masing-masing seri
dan kelas saham sebelum melakukan pembelian saham, dan;
3. Setiap perubahan pada hak suara harus mendapatkan persetujuan
lebih dahulu dari pemegang saham yang memperoleh dampak
negatif dari perubahan hak suara tersebut.
Transaksi pada Pihak Berelasi
Sesuai dengan PSAK 7, transaksi pihak berelasi adalah suatu pengalihan
sumber daya, jasa, atau kewajiban antara entitas pelapor dan pihak-
pihak berelasi (yang dapat mengandung benturan kepentingan).

Hal ini diungkapkan agar mencegah terjadinya transaksi abusive, yaitu


transaksi yang dapat menyebabkan kerugian di salah satu atau kedua
entitas karena adanya pihak berelasi yang terlibat dalam pengambilan
keputusan tersebut.
Transaksi pada Pihak Berelasi (Lanjutan)
Untuk mencegah hal tersebut, prinsip OECD mensyaratkan diterbitkan
regulasi untuk:
1. Mengungkapkan transaksi dan pihak yang berelasi;
2. Menegaskan Dewan Komisaris untuk mengawasi transaksi tersebut;
3. Mengatur bahwa transaksi tersebut di kompensasikan dengan
manfaat yang diterima dari kelompok usaha lainnya;
4. HMETD;
5. Meningkatkan peran pemegang saham non-pengendali dalam
menunjuk Dewan Komisaris, khususnya yang berperan Independen.
Transaksi pada Pihak Berelasi (Lanjutan)
Untuk mencegah hal tersebut, prinsip OECD mensyaratkan diterbitkan
regulasi untuk:
1. Mengizinkan/Mewajibkan pemilik saham pengendali untuk
membeli saham non-pengendali pada harga yang ditetapkan penilai
independen;
2. Memberikan hak untuk pemegang saham non-pengendali untuk
melakukan tuntutan hukum atas tindakan yang diambil manajemen
apabila merugikan pemegang saham non-pengendali.
Dasar Hukum
1. Undang-Undang Perseroan Terbatas;
2. Undang-Undang Penanaman Modal;
3. Peraturan Bapepam-LK (OJK).
Langkah Hukum yang dapat Diambil
1. Apabila pemegang saham memiliki suara 10% atau lebih, dapat
mengajukan tuntutan hukum atas tindakan perusahaan yang
merugikan pemegang saham non-pengendali (UU PT) dan
mengajukan permintaan untuk pemeriksaan;
2. Bila tidak menyetujui atas perubahan AD; pengalihan sumber daya
di atas 50% kekayaan neto perusahaan, dan; penggabungan /
peleburan / pengambilalihan / pemisahan, pemegang saham dapat
meminta Persero membeli saham yang dimilikinya;
3. Meminta RUPS apabila Kuorum mencapai 2/3 pemegang saham
dan, ¾ apabila ada transaksi luar biasa.
Perdagangan Orang Dalam
Mencakup:
1. Pembelian atau penjualan efek emiten;
2. Pembelian atau penjualan atas efek perusahaan lain yang
melakukan transaksi dengan emiten atau perusahaan publik;
3. Mempengaruhi pihak lain untuk membeli atau menjual efek
dimaksud;
4. Memberi informasi orang dalam yang dapat digunakan untuk
membeli atau menjual efek tersebut.
Definisi Orang Dalam
Dalam Pasal 95 UU Penanaman Modal yang termasuk orang dalam
adalah:
1. Komisaris, Direktur, Pegawai Emiten, atau Perusahaan Publik;
2. Pemegang saham utama Emiten atau Perusahaan Publik;
3. Orang Perseorangan karena kedudukan, profesi, atau hubungan
usahanya dengan Emiten atau Perusahaan Publik bisa mendapat
informasi orang dalam;
4. Pihak dalam 6 bulan terakhir yang tidak lagi menjadi Poin 1, 2, dan
3.
Informasi Material yang Dapat
Mempengaruhi Transaksi
1. Penggabungan Usaha, Pembelian Saham, Peleburan Usaha, atau
Pembentukan Usaha Patungan;
2. Pemecahan Saham atau Penggabungan Dividen Saham;
3. Pendapatan Dividen yang luar biasa;
4. Perolehan atau Kehilangan Kontrak Penting;
5. Produk atau Penemuan Baru;
6. Perubahan dalam Pengendalian penting manajemen;
7. Pengumuman buyback atau pembayaran efek bersifat utang.
Informasi Material yang Dapat
Mempengaruhi Transaksi (Lanjutan)
8. Penjualan tambahan efek kepada masyarakat yang nilainya
material;
9. Pembelian atau kerugian penjualan aktiva material;
10. Perselisihan tenaga kerja yang dianggap penting;
11. Tuntutan hukum yang penting atas perusahaan, direksi, dan
komisaris;
12. Pengajuan tawaran efek perusahaan lain;
13. Pergantian auditor eksternal atau wali amanat;
14. Perubahan tahun fiskal perusahaan.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai