Teks tersebut membahas kisah Maria dalam Injil Lukas, terutama tentang pemberitahuan malaikat tentang kelahiran Yesus kepada Maria, perjumpaan Maria dengan Elisabet, dan nyanyian pujian Maria."
0%(1)0% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
73 tayangan42 halaman
Teks tersebut membahas kisah Maria dalam Injil Lukas, terutama tentang pemberitahuan malaikat tentang kelahiran Yesus kepada Maria, perjumpaan Maria dengan Elisabet, dan nyanyian pujian Maria."
Deskripsi Asli:
Berisi kajian teologi atas Maria dalam perspektif biblis, secara khusus Injil Lukas.
Teks tersebut membahas kisah Maria dalam Injil Lukas, terutama tentang pemberitahuan malaikat tentang kelahiran Yesus kepada Maria, perjumpaan Maria dengan Elisabet, dan nyanyian pujian Maria."
Teks tersebut membahas kisah Maria dalam Injil Lukas, terutama tentang pemberitahuan malaikat tentang kelahiran Yesus kepada Maria, perjumpaan Maria dengan Elisabet, dan nyanyian pujian Maria."
Unduh sebagai PPTX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 42
MARIA
Dalam INJIL LUKAS
Oleh: Fr. Satrio Injil Lukas: Sekilas Pandang ⎯ Injil Lukas berada dalam konteks jemaat pada awal tahun 70, masa generasi kedua jemaat beriman mulai berkembang. ⎯ Injil ini ditujukan kepada jemaat Kristen non- Yahudi. Ada upaya menghadapi dialog sosio- budaya yang lebih luas, yakni dunia Yunani. ⎯ Keresahan akan kedatangan Yesus yang tak kunjung tiba, Lukas menekankan harapan iman Kristiani dalam jangka waktu panjang. Injil Lukas: Sekilas Pandang ⎯ Upaya menghadapi ketidakpastian kedatangan Tuhan itu dijawab dengan keutamaan harapan yang diwujudkan dengan doa dan kegembiraan terus-menerus. ⎯ Pengalaman doa dan kegembiraan itu salah satunya juga ditunjukkan dalam kisah iman Maria yang taat di tengah ketidakmengertian akan rencana Allah. “Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia”. (Luk 1:48) Injil Lukas: Sekilas Pandang Maria, ibu Yesus, banyak diceritakan dalam injil Lukas. Maria dikisahkan dalam kisah berikut: - Pemberitahuan tentang kelahiran Yesus (Luk 1:26-38) - Perjumpaan Maria dan Elisabet (Luk 1:39-45) - Nyanyian Pujian Maria (Luk 1:46-56). Pemberitahuan Tentang Kelahiran Yesus Injil Lukas sering dikenal menggunakan synkrisis atau perbandingan. Kisah ini, Luk 1:26-38 dapat kita bandingkan dengan Luk 1:5-25 tentang kelahiran Yohanes Pembaptis. Maria Zakaria Tidak memberi Sikap Malaikat Memberi salam salam Reaksi Terkejut Terkejur dan takut Elisabet, istrinya, Maria akan akan Pesan malaikat mengandung mengandung Yesus Yohanes Percaya: “Jadilah Menjadi bisu Jawaban padaku menurut karena tidak perkataanmu itu” percaya (1:20). Pemberitahuan Tentang Kelahiran Yesus Injil Lukas sering dikenal menggunakan synkrisis atau perbandingan. Kisah ini, Luk 1:26-38 dapat kita bandingkan dengan Luk 1:5-25 tentang kelahiran Yohanes Pembaptis. Maria Zakaria
Jenis Kelamin Perempuan Laki-laki
Di sebuah desa Di kenisah, pusat
Tempat (1:26) keagamaan (1:8) Awam, belum Imam, sudah Status menikah (1:27) menikah (1:8-13) Yohanes: Yesus: “Kudus, “Berjalan Anak yang lahir Anak Allah” (1:35) mendahului Tuhan” (1:17) Kata malaikat: “salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.” (Luk 1:28)
⎯ Perkataan ini dalam doa rosario dikatakan sebagai sebagai “penuh
rahmat, Tuhan sertamu”. ⎯ Maria penuh rahmat, karena Tuhan menyertainya. ⎯ Rahmat yang memenuhi Maria seluruhnya adalah kehadiran Dia yang merupakan sumber segala rahmat. ⎯ Allah, melalui malaikat, memberi salam bentuk penghormatan (hyperdulia) kepada Maria. ⎯ Tak ada pun tokoh manusia dalam Kitab Suci yang diberi salam hormat oleh malaikat utusan Tuhan, selain Maria. Yang umum terjadi adalah sebaliknya. Kata malaikat: “salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.” (Luk 1:28)
⎯ Ungkatan “Tuhan menyertai engkau” memberi arti bahwa tuhan
sudah ada dalam hidup Maria, menyertainya, berkarya dalam dirinya. ⎯ Penyertaan Allah memberi konsekuensi adanya misi bagi Maria. Kata Maria: “Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?.” (Luk 1:34)
⎯ Perkataan Maria tersebut bukan berarti ia tidak percaya,
melainkan suatu sikap untuk berusaha mengerti maksud Allah, untuk memahami bagaimana hal ini akan menjadi mungkin. ⎯ Zakaria saat diberitahu malaikat, ia bertanya, “bagaimana aku akan tahu itu?” Artinya, ia meminta sebuah tanda yang akan menjadikannya tahu bahwa istrinya akan mengandung. ⎯ Sedangkan, Maria tidak meminta tanda apa pun. Maria bertanya, “bagaimana caranya?”, ia sesungguhnya menyatakan keyakinannya bahwa hal itu mungkin terjadi. Kata malaikat: “Roh Kudus turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu disebut kudus, Anak Allah.” (Luk 1:35)
⎯ Perkataan malaikat itu menunjukkan bahwa Maria
tetaplah seorang perawan, sebab ia mengandung dari Roh Kudus. ⎯ Selain itu, perkataan malaikat itu juga menunjukkan bahwa Maria juga adalah Bunda Allah sebab anak yang dilahirkannya adalah Anak Allah. Kata malaikat: “Roh Kudus turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu disebut kudus, Anak Allah.” (Luk 1:35)
⎯ Kata “Kudus” yang melekat pada sifat Yesus,
Anak Allah, maksudnya kondisi yang tidak berdosa, terpisah dari pengaruh iblis. ⎯ Karena Yesus adalah Kudus, maka Maria yang mengandungnya harus pula kudus, tak bernoda asal. Kata malaikat: “Roh Kudus turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu disebut kudus, Anak Allah.” (Luk 1:35)
⎯ Pernah diduga bahwa mulanya Gereja yakin
bahwa Yesus dilantik oleh Allah sebagai mesias sesaat sesudah Ia dibaptis oleh Yohanes. ⎯ Tetapi, kemudian Gereja menyadari bahwa kemesiasan Yesus pertama-tama diterima sejak dikandung oleh Maria. Kata Maria: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” (Luk 1:38)
⎯ St. Bernardus dalam khotbahnya mengatakan:
“Gabriel telah berbicara dan menunggu sebuah jawaban. Keheningan yang mengikutinya mengandung ketegangan yang menentukan dalam sejarah. Tokoh-tokoh Kitab Suci berbaris bagaikan sebuah paduan suara dalam drama Yunani untuk memohon, mendesak, meminta dan merundung Maria agar bergegas mengatakan ‘ya’”. Kata Maria: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” (Luk 1:38)
⎯ Malaikat Gabriel tidak mengancam Maria. Maria
menjalankan imannya secara bebas dan bertanggungjawab. Kata Maria: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” (Luk 1:38)
⎯ Fiat dari Maria merupakan suatu ketaatan pada
kehendak dan rencana keselamatan Allah bagi manusia. ⎯ Jawaban ini mewakili Israel baru, suatu jawaban iman yang pernah diucapkan bangsanya untuk meneguhkan perjanjian, yakni ketaatan dan kesetiaan pada Yahwe (Kel 24:3-7). Kata Maria: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” (Luk 1:38)
⎯ Kini, jawaban itu bukan lagi disuarakan oleh
suatu bangsa, melainkan seoran gadis, putri bangsanya (Putri Sionpersonifikasi Israel), perawan yang di dalam rahimnya, Allah mau menjadi Manusia.
⎯ Karena fiat-nya ini, Maria disebut “fajar”, yang
mendahului Yesus sang terang/matahari, titik awal Perjanjian Baru. Kata Maria: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” (Luk 1:38)
⎯ Perkataan Maria, “jadilah padaku” sama dengan
peristiwa penciptaan, Allah bersabda, “Jadilah.” Dengan sebuah ketaatan iman, perkataan Maria telah membarui penciptaan. Sejarah keselamatan memasuki babak baru. Kata Maria: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” (Luk 1:38)
⎯ Ungkapan “Hamba Tuhan”, Maria menyadari diri
seutuhnya sebagai ciptaan Allah. Identitas sebagai “Hamba Tuhan” juga ditulis sepanjang sejarah Ibu dan Putra. Dalam perutusannya, Yesus pun mengatakan: “Anak Manusia datang bukan untuk dilayani tetapi untuk melayani” (Mrk 10:45). ⎯ Kesadaran sebagai hamba menjadi teladan yang Maria berikan untuk taat pada Allah dan melayani sesama (Mulieris Dignitatem 5). Kata Maria: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” (Luk 1:38) ⎯ Misteri inkarnasi terpenuhi ketika Maria mengucapkan fiat-nya. ⎯ Persetujuan Maria, mendahului inkarnasi. ⎯ Peristiwa ini memiliki keharmonisan dengan perkataan Yesus sendiri yang berkata kepada Bapa: “Korban persembahan tidak Engkau kehendaki, tetapi Engkau menyediakan tubuh bagiku” (Ibr 10:5) ⎯ Bapa Gereja berpendapat, sebelu m Maria mengandung Yesus dalam rahimnya, ia sudah mengandung-Nya di dalam pikirannya - tepatnya dalam imannya. Redemtoris Mater 13. Bunda Maria, yang menerima kepenuhan rahmat Allah, menerima sabda Allah yang disampaikan oleh malaikat itu, pertama-tama di dalam hatinya, baru kemudian di dalam tubuhnya. (Lumen Gentium 53) Maria dan Elisabet ⎯ Kira-kira, perjalanan Maria menuju Elisabet ditempuh dalam waktu 4 hari dan cukup berbahaya, lebih-lebih masih dalam masa mengandung. ⎯ Lukas mempertemukan kedua ibu yang sedang hamil itu supaya mereka mengungkapkan puji-pujian kepada Allah yang rela berkarya dalam hidup mereka. ⎯ Kisah perjumpaan Maria dan Elisabet adalah kisah tentang Allah dan karya-Nya. ⎯ Persis setelah Elisabet mengungkapkan pujiannya, kemudian Maria juga mengungkapkan pujiannya (Magnificat). Maria dan Elisabet ⎯ Pembagian teks: ⎯ 1:39-40 maria mengunjungi Elisabet ⎯ 1:41 Elisabet dan pengalamannya ⎯ 1:42-45 Pernyataan Elisabet Maria dan Elisabet ⎯ Maria mengunjungi Elisabet
○ “berangkatlah Maria” (ay. 39) Berangkat
sendiri, tanpa Yosef.
○ “bergegas” (ay. 39) bukan arti fisik tergesa-gesa,
tapi arti teologis yakni taat dan penuh percata pada rencana Allah. Kata Elisabet: “Diberkatilah engkau di antara semua perempuan, dan diberkatilah buah rahimmu.” (Luk 1:42) ⎯ Perkataan itu dalam doa rosario dibahasakan menjadi “Terpujilah engkau di antara Wanita dan terpujilah buah tubuhmu, Yesus.” ⎯ Atas dasar iman, “semua bangsa [telah] mendapat berkat berkat” melalui Abraham (Kej 12:2-3). ⎯ Atas dasar iman, Maria menjadi Bunda kaum beriman. ⎯ Karena jasa Maria, semua bangsa di dunia dapat menerima Dia (Yesus), yang adalah berkat Allah sendiri: “Yesus, buah tubuhmu yang terpuji”. Kata Elisabet: “Diberkatilah engkau di antara semua perempuan, dan diberkatilah buah rahimmu.” (Luk 1:42) ⎯ Ungkapan “diberkatilah” berbentuk pasif mengartikan ia ‘diberkati oleh Allah’. Melalui kata ini, ditekankan karya Allah, yang adalah kenyataan, bukan harapan. ⎯ Ungkapan “di antara semua perempuan” dipengaruhi gaya bahasa Ibrani yang searti dengan “Engkau wanita paling diberkati Allah”. ⎯ Ungkapan “diberkatilah buah rahimmu” pada zaman dahulu, putralah penyebab seorang ibu dipandang terhormat. Sumber berkat Maria ada dalam kandungannya. “Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?” (Luk 1:43) ⎯ Ungkapan “Ibu Tuhanku datang” menunjukkan bahwa Yesus telah diimani sebagai Tuhan dan raja yang dijanjikan. Hal ini juga menunjukkan Maria sebagai Bunda Allah yang diakui oleh Elisabet. ⎯ Ungkapan “Anak…melonjak kegirangan” dimaknai Elisabet sebagai gerakan sukacita. Dalam Injil Lukas, kata “sukacita” dipakai dalam kaitan dengan zaman Mesias. “Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai di telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan” (Luk 1:44) ⎯ Ungkapan “Anak…melonjak kegirangan” dimaknai Elisabet sebagai gerakan sukacita. Dalam Injil Lukas, kata “sukacita” dipakai dalam kaitan dengan zaman Mesias. “Berbahagialah ia yang percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana” (Luk 1:45) ⎯ Ungkapan “Berbahagialah” artinya dikaruniai Allah. Kata asli yang dipakai dalam kata Yunani yakni makaria yang artinya bukan bahagia karena materi, melainkan karena Allah dapat berkarya dalam dirinya secara leluasa. ⎯ Ungkapan “percaya” menunjukkan perbedaannya pada Zakaria yang tidak percaya. Maria percaya dengan mengandalkan kesetian Allah yang bersabda. Zakaria tidak percaya karena menuntut tanda, tp tanda itu sekaligus menjadi hukuman baginya. ….. Maria: Tabut Perjanjian Baru Kotak Emas: Tabut Perjanjian Bunda Maria: Tabut Perjanjian Lama Baru Tabut Perjanjian menempuh Maria menempuh perjalanan ke perjalanan ke rumah Obed-Edom rumah Elisabet dan Zakaria di di pegunungan Yudea (2Sam 6:1- pegunungan Yudea (Luk 1:39). 11). Berpakaian sebagai imam, raja Yohanes Pembaptis – yang berada daud menari dan melonjak di dalam garis keturunan imam – depan tabut perjanjian (2Sam melonjak di dalam Rahim ibunya 6:14). saat Maria datang (Luk 1:41)
Daud Bersorak di hadapan tabut Elisabet pun “berseru dengan
perjanjian (2Sam 6:15). suara nyaring” di hadapan Maria (Luk 1:42). Maria: Tabut Perjanjian Baru Kotak Emas: Tabut Perjanjian Bunda Maria: Tabut Perjanjian Lama Baru Daud bertanya, “Bagaimana tabut Elisabet bertanya, “Siapakah aku Tuhan dapat sampai kepadaku?” ini sampai ibu Tuhan-ku datang (2sam 6:9) mengunjungi aku?” (Luk 1:43). Tabut perjanjian tinggal di rumah Maria tinggal di rumah Elisabet Obed-Edom selama tiga bulan saudaranya selama tiga bulan (Luk (2Sam 6:11) 1:56) Tabut Perjanjian kembali ke Maria kembali ke rumahnya dan rumahnya dan akhirnya menetap di akhirnya ke Yerusalem, ketika ia Yerusalem, di mana hadirat Tuhan mempersembahkan Yesus, Tuhan dan kemuliaan-Nya dinyatakan di yang menjelma menjadi manusia, bait Allah (2Sam 6:12; 1Raj 8:9-11) di bait Allah (Luk 1:56; 2:21-22) Magnificat ⎯ Ketika Elisabet menyambut Maria di dalam rumahnya, ia mengucapkan semacam madah (Luk 1:42-45) yang menampilkan Maria sebagai teladan orang beriman. ⎯ Maria membalasnya dengan sebuah madah pula yang menonjolkan kasih Allah yang telah ditanggapi dengan iman penuh penyerahan diri. Magnificat ⎯ Kidung Maria merupakan ungkapan iman berciri pujian dan syukur. ⎯ Kidung ini merupakan suatu kontemplasi hati dan jiwa Maria, hamba miskin, yang tenggelam dalam samudra kemurahan Tuhan. ⎯ Maria, yang berstatus sosial rendah, namun sungguh diistimewakan Allah. “Karena itu, madah pujian Maria - dalam bahasa Latin “Magnificat”, dalam bahasa Yunani “Megalinarion” – merupakan madah pujian Bunda Allah dan Bunda Gereja, madah pujian Puteri Sion dan Puteri Umat Allah yang baru. Ia adalah madah syukur atas kepenuhan rahmat yang diberikan dalam tata keselamatan, satu kidung “orang miskin”, yang harapannya akan diberikan “kepada Abraham dan keturunannya unruk selama-lamanya”, dipenuhi. (KGK 2619). Magnificat ⎯ Kidung Maria terbagi atas 10 ayat yang terjadi melalui kesadaran dan pengalaman dirinya sebagai “sisa Israel” dan kenangan akan kasih Yahwe terhadap nenek moyang, Abraham dan keturunyannya. ⎯ Seluruh isi madah Maria dalam Injil Lukas susunannya amat mirip dengan madah Hana, ibuSamuel yang dapat dilihat dalam 1Sam 2:1-10. Magnificat ⎯ Isi madah ini dapat dibagi dua, yaitu:
○ Luk 1:46-50 Tindakan kuasa Allah
○ Luk 1:51-55 Revolusi sosial
Magnificat ⎯ Luk 1:46-50 Tindakan Kuasa Allah ⎯ Menunjukkan betapa besarnya kuasa Allah di tengah status Maria yang rendah. ⎯ “Memuliakan Tuhan” (ay. 46) memuji keagungan Tuhan ⎯ “Bergembira” (ay. 47) Allah menjadi sumber dan alasan terdalam atas sukacita Maria. Magnificat ⎯ Luk 1:46-50 Tindakan Kuasa Allah ⎯ “Memperhatikan kerendahan hamba-Nya” (ay. 48) Alasan pertama Maria memuji Allah: Maria yang berstatus sosial rendah secara sosio-ekonomis; ia miskin, serupa dengan banyak orang Israel sederhana, yang dalam hidupnya mengandalkan Allah saja, tetapi dipilih dan Allah bertindak secara khusus dalam hidupnya. Magnificat ⎯ Luk 1:46-50 Tindakan Kuasa Allah ⎯ “mulai dari sekarang” (ay. 48) mulailah zaman baru, terjadinya karya keselamatan. ⎯ “Akan menyebut aku berbahagia” (ay. 48) menggemakan ucapan Elisabet dalam ayat 45, “berbahagialah ia yang percaya”. Magnificat ⎯ Luk 1:46-50 Tindakan Kuasa Allah ⎯ “Yang Mahakuasa … perbuatan-perbuatan besar” (ay. 49) Alasan Maria yang ke dua untuk memuji Allah. Kuasa Allah telah tampak dalam seluruh sejarah Israel, khususnya karya penciptaan, mukjizat Keluaran dll. Tapi yang terbesar dan puncak dari semua mukjizat dari kuasa Allah adalah kelahiran Putra Allah dalam rahim Maria sebagai bentuk penggenapan janji-janji-Nya. Magnificat ⎯ Luk 1:51-55 Revolusi Sosial ⎯ Bagian kidung ini dibagi 2 yakni ay. 51-53 dan 54- 55. Ay 51-53 berisikan kontras antara orang-orang kaya dan orang-orang miskin, antara masyarakat lemah dan para penguasa. Sedangkan ayat 54-55 menggambarkan takhta dan kuasa rajawi Yesus atas Israel baru yakni semua manusia yang beriman.