Modul 1 Materi & Pembelajaran IPS SD

Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

PDGK4505/

PEMBARUAN
DALAM
PEMBELAJARA
N DI SD

PENDIDIKAN TERBUKA DAN JARAK JAUH


Membuka Akses Pendidikan Tinggi bagi Semua
Making Higher Education Open to All

MODUL 1
PARADIGMA PENDIDIKAN IPS
KELOMPOK 1

Intania Nursariutami : 857295017


Najmudin : 857333686
Nesya Aninditha : 857295278
R. Siti Fatimah : 857295325
Kegiatan Belajar 1
KONSEP DAN RASIONAL “SOSIAL STUDIES”
a. Dalam wacana kurikulum sistem Pendidikan di Indonesia terdapat tiga
jenis program pendidikan sosial, yakni : Program (pendidikan) ilmu-ilmu
sosial (IIS) yang dibina pada fakultas-fakultas sosial murni; disiplin ilmu
pengetahuan sosial (PDPIS) yang dibina pada fakultas-fakultas
pendidikan ilmu sosial; dan pendidikan ilmu pengetahuan sosial (PIPS)
yang diberikan terutama di dalam pendidikan persekolahan.
b. Perkembangan PIPS dan PDIPS secara konseptual terkait erat pada
konsep “sosial studies” secara umum, dan secara kurikuler terkait erat
pada perkembangan PIPS dalam dunia persekolahan. Oleh karena itu
untuk melihat bagaimana karakteristik dan perkembangan PDIPS perlu
dikaitkan dengan konsep, dan perkembangan “sosial studies” dan
konsep serta perkembangan PIPS dalam dunia persekolahan
c. Konsep “sosial studies” secara umum berkembang secara evolusioner di
Amerika Serikat sejak tahun 1800-an, yang kemudian mengkristal menjadi
domain pengkajian akademik pada tahun 1900-an, antara lain berdirinya
National Council for the Sosial Studies (NCSS) pada tahun
1935. Pilar akademik pertama muncul dalam pertemuan pertama NCSS
tahun 1935, berupa kesepakatan untuk menempatkan “sosial studies”
sebagai “core curriculum”, dan pada tahun 1937 berupa kesepakatan
mengenai pengertian “sosial studies” yang berawal dari pandangan Edgar
Bruce Wesley, yakni “The sosial studies are the sosial. Science simplified
for pedagogical purposes”.
d. Dari penelusuran histories epistemologis, tercatat bahwa dalam
kurun waktu 40 tahunan sejak tahun 1935 bidang studi “sosial studies”
mengalami perkembangan yang ditandai dengan ketakmenentuan,
ketakberkeputusan, ketakbersatua, dan ketakmajuan. Antara tahun
1940-1950 “sosial studies” mendapat serangan dari berbagai sudut;
tahun 1960-1970-an timbul tarik menarik antara pendukung gerakan
the new sosial studies yang dimotori oleh para sejarawan dan ahli-ahli
ilmu sosial dengan gerakan “sosial studies” yang menekankan pada
“citizenship educatin”. Para pendukung gerakan “the new sosial
studies” kemudian mendirikan Sosial Science Education
Consortium (SSEC). Sedangkan NCSS terus mengembangkan gerakan
“sosial studies” yang terpisah pada “citizenship education:
e. Pada era 1980-1990-an NCSS kelompok berhasil, menyepakati
“scope and sequence of sosial studies” yakni tahun 1963;
kemudian pada pada tahun 1989 berhasil disepakati konsep
“sosial studies” untuk abad ke-21 yang dituangkan dalam
“Charting A Course: Sosial Studies for the 21st Century”, dan
terakhir pada tahun 1994 disepakati “Curriculum Standards for
Sosial Studies”. Dalam perkembangan terakhir itu NCSS masih
tetap menempatkan “citizenship education” sebagai inti dari
tujuan “sosial studies”. Sementara itu pada kelompok SSEC,
kelompok bidang studi ekonomi mengembangkan secara
tersediri “economics education”.
KEGIATAN BELAJAR 2
PARADIGMA PENDIDIKAN IPS INDONESIA

A. Pemikiran Masyarakat Indonesia


•Pemikiran mengenai konsep pendidikan IPS di Indonesia banyak
dipengaruhi oleh pemikiran “sosial studies” di Amerika Serikat sebagai
salah satu negara yang memiliki pengalaman panjang dan reputasi
akademis yang signifikan dalam bidang itu. Reputasi tersebut tampak dalam
perkembangan pemikiran mengenai bidang itu seperti dapat disimak dari
berbagai karya akademis yang antara lain dipublikasikan oleh National
Council for the Sosial Studies (NCSS). 
• Konsep IPS untuk pertama kalinya masuk ke dalam dunia
persekolahan terjadi pada tahun 1972-1973, yakni dalam
kurikulum Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP) IKIP
Bandung. Dalam kurikulum SD 8 tahun PPSP digunakan istilah
“Pendidikan Kewargaan Negara/Studi Sosial” sebagai mata
pelajaran sosial terpadu. Dalam kurikulum tewrsebut
digunakan istilah Pendidikan Kewargaan Negara yang di
dalamnya tercakup Sejarah Indonesia, Ilmu Bumi Indonesia,
dan Civics yang diartikan sebagai Pengetahuan Kewargaan
Negara.
Dalam kurikulum 1975 pendidikan IPS menampilkan empat profil
yakni:
1)Pendidikan Moral Pancasila menggantikan Pendidikan
Kewargaan Negara sebagai suatu bentuk pendidikan IPS khusus
yang mewadahi tradisi “citizenship transmission”;
2)pendidikan IPS terpadu untuk Sekolah Dasar;
3)Pendidikan IPS menaungi mata pelajaran geografi, sejarah, dan
ekonomi koperasi; dan
4)pendidikan IPS terpisah-pisah yang mencakup mata pelajaran
sejarah, geografi dan ekonomi untk SMA, atau sejarah dan geografi
untuk SPG.
Bila disimak dari perkembangan pemikiran pendidikan IPS
yang terwujudkan dalam kurikulum sampai dengan dasawarsa
1990-an ini pendidikan IPS di Indonesa mempunyai dua konsep
pendidikan IPS, yakni: pertama, Pendidikan LPS yang diajarkan
dalam tradisi “citizenship transmission” dalam bentuk mata
pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dan
Sejarah Nasional; kedua, pendidikan IPS yang diajarkan dalam
tradisi “sosial science” dalam bentuk pendidikan IPS terpisah dari
SMU, yang terkonfederasi di SLTP, dan yang terintergrasi di SD
Dilihat dari perkembangan pemikiran yang berkembang di
Indonesia sampai saat ini pendidikan IPS terpilah dalam dua
arah, yakni: Pertama, PIPS untuk dunia persekolahan yang pada
dasarnya merupakan penyederhanaaan dari ilmu-ilmu sosial, dan
humaniora, yang diorganisasikan secara psiko-pedagogis untuk
tujuan pendidikan persekolahan; dan kedua,PDIPS untuk
perguruan tinggi pendidikan guru IPS yang pada dasarnya
merupakan penyeleksian dan pengorganisasian secara ilmiah
dan meta psiko-pedagogis dari ilmu-ilmu sosial, humaniora, dan
disiplin lain yang relevan, untuk tujuan pendidikan. Professional
guru IPS. PIPS merupakan salah satu konten dalam PDIPS.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai