SOSIALISASI TPS 3R - Kab. Banjar Edit

Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 34

alimantan Selatan sebagai daerah berkembang yang dinamis, termasuk jumlah penduduknya.

ertambahan penduduk biasanya dan pasti disertai dengan pertumbuhan jumlah sampah rumah
tangga.

ada Perda No. 8 tahun 2018 Tentang Pengelolaan Sampah pada pasal 6 point A berbunyi :
menumbuhkembangkan dan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam
pengelolaan sampah

ampah yang ditimbulkan oleh bertambahnya penduduk tersebut mau dikemanakan ?????

 1. Dibuang ke kolong rumah, ke jendela rumah, dibungkus dengan


kantongan plastik kemudian lempar ke sungai, saka atau pinggir
jalan yang jauh dari rumah atau semak - semak ?
 2. Dibungkus kemudian lempar ke TPS yang ada yang paling dekat dengan
domosili kita atau membayar pengangkut sampah ?
PEMIKIRAN LAMA
Pernahkah kita memikirkan bagaimana
perjalanan sampah yang kita buang,
mulai dari rumah hingga lokasi
pembuangan akhir (TPA)?
Pengumpulan Pengangkutan Pengelolaan Akhir
(Pemusnahan)

Dari sumber ke TPS


TPA (Tempat
(Tempat
Pembuangan Akhir)
Pembuangan
Sementara)

Warga / Bidang Bidang


Masyarakat Kebersihan Kebersihan
LAMA BARU
BELUM TERPILAH PEMILAHAN DAN PENGOLAHAN
Reduce
Sampah
Reuse SAMPAH Recycle

Kumpul
RESIDU

Angkut ANGKUT

PENGOLAHAN
Buang
Sanitary/Landfil Pemanfaatan
Sumber : Pengomposan Sampah Teknologi Tinggil Gas Methan
Rumah Tangga , Murniati 2008
Sumber : Pengomposan Sampah
Rumah Tangga , Murniati 2008 Sampah :
-Plastik
Sampah Anorganik -Logam/Kaleng
-Karet

-Kaca
Sampah
Rumah Tangga dipilah -Baterai
-Puing Bangunan

Sampah Organik

Tidak Dikomposkan dipilah Baik Dikomposkan

Potongan rumput, Daun-daunan


Daging/Ikan, Susu/keju/lemak, Tulang
Sisa makanan, Sisa buah-buahan
Kayu, ranting, Kotoran Anjing/Kucing
Bubuk kopi/teh, Kotoran ternak,
Gulma
Serbuk gergaji
Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah regional Banjarbakula dengan kapsitas 790 ton
per hari di Kecamatan Cempaka, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan (Kalsel), Jumat
(7/2/2020) diresmikan oleh Presiden Joko Widodo

Pembangunannya dilakukan sejak 12 Mei 2017 dan telah rampung pengerjaan pada 30
November 2018 dengan anggaran sebesar Rp149 miliar dalam bentuk kontrak tahun jamak
(multiyears contract) yaitu 2017-2018.
TPA regional tersebut mampu melayani kapasitas maksimal 790 ton per hari yang dihasilkan
oleh sekitar 2,6 juta jiwa di lima kabupaten/kota di Kawasan Metropolitan Banjarbakula.
Kawasan ini mencakup Kota Banjarmasin, Kota Banjarbaru, Kabupaten Banjar, Kabupaten
Tanah Laut, dan Kabupaten Barito Kuala
TPA Sampah Regional Banjarbakula yang telah dilengkapi teknologi pengolahan air lindi
berkapasitas 1,5 liter/detik dan menggunakan sistem sanitary landfill sehingga kawasan di
sekitar tidak tercemar dan bau dari timbunan sampah.
Adapun cara kerja sistem sanitary landfill ini sampah yang masuk adalah sampah sisa atau
30% dari sampah awal yang telah dipilah. Sampah kemudian dilapis tanah. Berbeda dengan
sistem open dumping, sampah hanya dibuang begitu saja tidak diproses lebih lanjut.
"Meskipun TPA sudah bagus, Masyarakat harus tetap dilatih untuk bisa secara mandiri
belajar mengolah dan meminimalkan sampah rumah tangga lewat konsep Reuse,
Reduce dan Recycle," kata Pak Presiden Joko Widodo Pada Saat Meresmikan TPA Regional
BANJARBAKULA
UPTD TPA Sampah Regional Banjarbakula dibentuk berdasarkan Peraturan
Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 0156 Tahun 2017 tentang
pembentukan, organisasi, dan tata kerja unit pelaksana teknis daerah
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah Regional Banjarbakula pada Dinas
Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Selatan Tanggal 27 Desember 2017.
UPTD TPA Sampah Regional Banjarbakula mempunyai tugas
melaksanakan kegiatan teknis operasional Dinas Lingkungan Hidup di
bidang pengelolaan operasional pemrosesan akhir sampah secara terpadu
dan terintegrasi lintas kabupaten/kota
Jumlah Rukun Warga (RW) = 3 RW
Jumlah Rukun Tetangga (RT) = 7 RT
Jumlah Kepala Keluarga (KK) = 375 KK
Jumlah Penduduk = ± 1.643 Jiwa

Sampah yang terkumpul di


TPS atau yang masuk ke
Timbunan Sampah TPA

410,75 Kg/hari ±52 %


GAMBARAN PEMBUANGAN
SAMPAH DI kawasan/ Wilayah

± 52 % TPA Ke mana 48% nya


lagi ????

Mengurangi timbulan
(Reduce) Dibuang ke sungai
Dibuang ke jalan
atau saluran drainase
Digunakan kembali
(Reuse) Dibuang ke kolong rumah
Dibakar
Didaur ulang
(Recycle) Dibuang ke lahan kosong atau
TPS liar
Pemilahan Sampah
Sejak dari
Sumber
DENGAN MELAKUKAN KONSEP
1.Reduce : Mengurangi. Kurangilah jumlah sampah dan hematlah pemakaian
barang. Misalnya dengan membawa tas belanja saat ke pasar sehingga dapat
mengurangi sampah plastik dan mencegah pemakaian styrofoam
2.Reuse : Pakai ulang/Pemanfaatan lagi , Barang yang masih dapat digunakan
jangan langsung dibuang, tetapi sebisa mungkin gunakanlah kembali berulang-
ulang. Misalnya menggunakan botol isi ulang
3.Recycle : Daur ulang. Sampah kertas, sampah kemasan plastik mie instan,
sabun, minyak, dll dapat dibuat hasta karya . Sampah organik dapat dibuat kompos
dan digunakan sebagai penyubur tanaman maupun penghijauan.
SAMPAH ORGANIK
Sampah organik disebut sampah basah adalah
jenis sampah yang berasal dari jasad hidup sehingga
mudah membusuk dan dapat hancur secara
alami. Contohnya adalah sayuran, daging, ikan,
nasi, dan potongan rumput/ daun/ ranting dari
kebun. Sampah organik dapat di olah menjadi
kompos dan pemanfaatan lainnya
Sampah non-organik atau sampah kering atau sampah yang tidak
mudah busuk adalah sampah yang tersusun dari senyawa non-organik
yang berasal dari sumber daya alam tidak terbaharui seperti mineral dan
minyak bumi, atau dari proses industri. Sampah ini bisa di manfaatkan
berbagai hastakarya , daur ulang atau di jual lagi
Gambar Bangunan TPS3R di
Keluarahan Sekumpul , th 2011
Gambar Bangunan TPS3R di
Keluarahan Keraton , th 2012
PROSES PEMILAHAN SAMPAH BERDASARKAN
JENIS SAMPAH
Lokasi tempat pemilahan di TPS 3R sudah harus
bersih setelah melakukan kegiatan
Bank Sampah

PermenLH No. 13 Tahun 2012


Tentang Pedoman Pelaksanaan Reduce,
Reuse, dan Recycle melalui Bank Sampah
Bank Sampah

Luas lantai Bank Sampah kurang lebih 40 m2


udidaya Maggot untuk Kurangi Sampah Organik. Budidaya ulat maggot atau larva lalat Black
Soldier Fly ini memanfaatkan sampah organik dengan tujuan mengurangi pencemaran
lingkungan dari sisa-sisa makanan rumah tangga. Ulat maggot yang telah berusia 21 hari hasil
budidaya digunakan sebagai pakan ternak dan menjadi pupuk organik.

anyak informasi yang dapat di hasilkan dari budidaya ini dari segi pengurangan sampah sampai dengan
membantu ekonomi bagi petani (https://www.jpnn.com/news/wow-budidaya-maggot-petani-di-bekasi-
bisa-raup-omzet-rp12-juta-per-bulan)
PPLP PROV.KALIMANTAN
SELATAN

Anda mungkin juga menyukai