Farmakoterapi Gagal Jantung
Farmakoterapi Gagal Jantung
Farmakoterapi Gagal Jantung
(Farmakoterapi 2)
By : Bettya Untari (2048201113)
Pada pasien gagal jantung tanda dan gejala yang muncul yaitu
dyspnea saat istirahat atau aktivitas, kelelahan, dan edema
tungkai.
Sering juga ditemukan sesak nafas, orthopnea, paroksismal
nocturnal dispnea, odema perifer, fatigue, penurunan
kemampuan beraktivitas, serta batuk dengan sputum jernih.
• Pasien tidak memiliki riwayat penyakit serupa sebelumnya dan memiliki riwayat TBC dan sudah dinyatakan
sembuh sejak 1 tahun yang lalu. Tidak ada riwayat penyakit serupa di keluarga maupun lingkungan.
• Tekanan darah 140/90 mmHg, nadi 111x/menit, frekuensi nafas 24x/menit, suhu 36,7o C dan Saturasi O 2 98%.
• Pemeriksaan laboratorium yang telah dilakukan adalah darah lengkap dan serum elektrolit. Didapatkan hasil: WBC:
4.85 x 103/uL, RBC 5.21 x 103/uL, Hb 13.3 g/dL, Hct 42.3%, PLT 247 x 103/uL asam urat 8.6, SGOT 39, SGPT 20
dan albumin 3.2.
• Tatalaksana untuk pasien ini dengan infus NS 1 fl, injeksi pantoprazole 1x1, drip furosemide 20 mg/jam,
spironolacton 1x25 mg, atorvastatin 1 x 80 mg, captopril 3 x 12.5 mg, bisoprolol 1 x 1.25 mg, ISDN 3 x 5 mg dan
ASA 1 x 80 mg.
Riwayat Pengobatan
Infus NS 1 fl, injeksi pantoprazole 1x1, drip furosemide 20 mg/jam, spironolacton
1x25 mg, atorvastatin 1 x 80 mg, captopril 3 x 12.5 mg, bisoprolol 1 x 1.25 mg, ISDN 3 x
5 mg dan ASA 1 x 80 mg.
Keluhan
Bengkak pada kedua kaki sejak 7 hari yang lalu.
Nyeri ulu hati, anyang-anyangan
Panas ketika BAK sejak 2 hari yang lalu.
Pemeriksaan Fisik
Presentasi klinis pasien, keadaan umum tampak lemas
Kesadaran compos mentis, skor GCS E4V5M6 dan skor VAS 2.
Pemeriksaan Fisik Nilai Uji Nilai Normal
Tekanan Darah 140/90 Mmhg 120/80 mmHg
Nadi 111x/Menit 95-170x/Menit
Frekuensi Nafas 24x/Menit 12-20x/Menit
Suhu 36,7o C 36-37 ͦ C
Saturasi O2 98% 95-100%
• Pasien diberikan infus NS (Natrium Klorida) sebagai pengganti cairan yang hilang akibat diare dan injeksi pantoprazole
untuk mengatasi nyeri ulu hati, serta ASA (Asam Asetil Salisilat) sebagai antinyeri dan peradangan yang menyebabkan
bengkak pada kaki.
• Berdasarkan data diatas, frekuensi nafas pasien dibawah normal.hasil laboratorium juga menunjukkan adanya kadar
asam urat yang tinggi yakni 8,6. dan tekanan darah tinggi.
• Dari hasil pemeriksaan dan data laboratorium mengindikasikan bahwa pasien menderita gagal jantung.
• Beberapa kombinasi obat hipertensi dan gagal jantung yang digunakan yakni furosemide, spironolactone, bisoprolol dan
ISDN.
• Menurut Koda-Kimble et al (2009), Pemakaian obat antihipertensi dapat menyebabkan peningkatan kolesterol 5-7% dan
peningkatan trigliserida 30-50%.
Terdapat 8 jenis obat yang digunakan yaitu untuk terapi gagal jantung dan antihipertensi
(spironolactone, captopril, bisoprolol dan ISDN/Isosorbide Dinitrate), untuk terapi diuretic
(furosemide), Untuk terapi pembengkakan pada kaki (ASA/Acetyl Salicilic Acid), Terapi
tukak lambung (injeksi pantoprazole), pengganti cairan yang hilang (Infus NS) dan terapi
hyperlipidemia (atorvastatin).
Tidak ditemukan adanya obat tanpa indikasi pada kasus ini.
3. Ketidaktepatan pemilihan obat
Pada kasus ini dokter sudah memberikan dosis obat-obatan tersebut dalam jumlah dan
range dosis lazimnya sehingga dengan begitu dapat dikatakan tidak terjadi kekurangan
ataupun kelebihan dosis obat.
Tidak ditemukan kegagalan terapi dalam kasus ini, sejauh follow up yang dilakukan
oleh dokter dan pasien terus mengalami perkembangan terhadap gagal jantung
beserta gejalanya
Kegagalan terapi dalam suatu pengobatan dapat disebabkan oleh faktor psikososial,
ketidakmampuan ekonomi, kurangnya pemahaman pasien tentang terapi yang dia
lakukan, dosis yang tidak sesuai, dan pasien menggunakan obat lain tanpa
sepengetahuan dokter.
Kegagalan terapi juga dapat disebabkan oleh petugas kesehatan yang tidak
memberitahu cara penggunaan obat dengan benar.
Drug Management
Rencana Penyelesaian Masalah Terkait Obat
Konseling pasien. Mengingatkan lagi waktu penggunaan obat untuk meningkatkan kepatuhan pasien untuk
minum obat
Menyarankan kepada dokter melakukan pemeriksaan lebih lanjut mengenai ada atau tidaknya plat atau
trombus pada pembuluh darah pasien, sehingga dapat diputuskan apakah diperlukan asetosal dalam terapi
pasien.
RencanaMonitoring Terapi