Dokumen tersebut merangkum sistem refrigerasi dan pompa kalor, mencakup siklus refrigerasi Carnot dan kompresi uap, serta komponen utamanya seperti evaporator, kompresor, kondenser, dan katup ekspansi. Dibahas pula berbagai variasi sistem seperti sistem kaskade dan banyak tingkat, serta pemilihan refrigeran.
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
23 tayangan30 halaman
Dokumen tersebut merangkum sistem refrigerasi dan pompa kalor, mencakup siklus refrigerasi Carnot dan kompresi uap, serta komponen utamanya seperti evaporator, kompresor, kondenser, dan katup ekspansi. Dibahas pula berbagai variasi sistem seperti sistem kaskade dan banyak tingkat, serta pemilihan refrigeran.
Dokumen tersebut merangkum sistem refrigerasi dan pompa kalor, mencakup siklus refrigerasi Carnot dan kompresi uap, serta komponen utamanya seperti evaporator, kompresor, kondenser, dan katup ekspansi. Dibahas pula berbagai variasi sistem seperti sistem kaskade dan banyak tingkat, serta pemilihan refrigeran.
Dokumen tersebut merangkum sistem refrigerasi dan pompa kalor, mencakup siklus refrigerasi Carnot dan kompresi uap, serta komponen utamanya seperti evaporator, kompresor, kondenser, dan katup ekspansi. Dibahas pula berbagai variasi sistem seperti sistem kaskade dan banyak tingkat, serta pemilihan refrigeran.
Unduh sebagai PPTX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 30
SISTEM REFRIGERASI
DAN POMPA KALOR
Oleh JAMALUDIN, S.T.,M.T. Untuk mengenalkan aspek-aspek refrigerasi, pandanglah sebuah siklus refrigerasi uap Carnot. Siklus ini adalah kebalikan dari siklus daya uap Carnot. • Pada siklus, refrigeran bersirkulasi melalui urutan beberapa komponen. Semua proses secara internal reversibel. Perpindahan kalor antara refrigeran dan setiap bagian terjadi tanpa perubahan temperatur, dan tidak ada terjadi ireversibilitas eksternal.Refrigeran masuk ke evaporator dalam bentuk 2 fase yaitu campuran cairan dan uap pada titik 4. Pada evaporator sebagian refrigeran berubah fase dari cair ke uap karena perpindahan kalor dari daerah yang bertemperatur TC ke refrigeran. Temperatur dan tekanan refrigeran tetap konstan selama proses dari titik 4 ke titik 1. Refrigeran kemudian di kompresi secara adiabatik dart titik 1, dimana refrigeran berada pada kondisi 2 fase campuran cair-uap, ke titik 2 dimana fase menjadi uap jenuh Selama proses ini temperatur refrigeran naik dari TC ke TH, dan tekanan juga naik. Kemudian refrigeran masuk ke kondenser dimana fase refrigeran akan berubah menjadi cairan jenuh karena terjadi perpindahan kalor kepada daerah yang bertemperatur TH. Temperatur dan tekanan tetap konstan selama proses 2 ke 3. Refrigeran kembali kekondisi pada saat masuk evaporator melalui proses ekspansi adiabatik pada turbin yaitu titik 3 ke titik 4. Pada proses ini temperatur turun dari TH ke TC dan juga terjadi penurunan tekanan. Karena siklus refrigerasi uap Carnot terdiri dari proses reversibel, luas daerah pada diagaram T-s adalah besar perpindahan kalor. Luas daerah 1-a-b- 4-1 adalah kalor yang ditambahkan ke refrigeran dari daerah dingin dan luas daerah 2-a-b-3-2 adalah kalor yang dilepaskan ke daerah panas. Daerah tertutup 1-2-3-4-1 adalah perpindahan kalor bersih yang dipindahkan dari refrigeran. Koefisien performansi (COP) atau b dari siklus refrigerasi adalah: Siklus refrigerasi uap sebenarnya bergeser sedikit dari siklus ideal diatas dan mempunyai koefisien performansi lebih rendah dari rumus diatas. Dalam siklus aktual, untuk menjaga temperatur pada daerah TC, refrigeran harus memppunyai temperatur dibawah TC yaitu T’C begitu juga untuk daerah TH maka temperatur refrigeran harus diatasnya yaitu T’H seperti gambar berikut: Membuat temperatur refrigeran dalam penukar kalor pada T’C dan T’H akan membuat koefisien refrigerasi menurun dan dirumuskan: Hal lain yang membuat siklus refrigerasi uap Carnot tidak praktis dibuat adalah kondisi fase refrigeran masuk kompresor. Pada siklus Carnot refrigeran masuk pada fase campuran cair-uap. Kompresor akan rusak jika ada fase cair yang masuk ke dalamnya, sehingga pada sistem sebenarnya hanya fase uap yang masuk kedalam kompresor atau disebut kompresi kering. Hal lain yang membuat siklus Carnot tidak praktis adalah proses ekspansi cairan jenuh dari titik 3 ke campuran 2 fase cair-uap pada titik 4. Proses ini menghasilkan kerja yang kecil bila dibandingkan kerja untuk kompresor. Apabila proses dari 3 ke 4 ini dilakukan oleh turbin, kerja output masih kecil karena turbin yang beroperasi pada kondisi ini mempunyai efisiensi yang rendah. Oleh sebab itu kerja output turbin dikorbankan dengan menggantinya dengan katup throttle sederhana. Siklus kemudian akan menjadi seperti gambar 3. Siklus ini disebut sistem refrigerasi kompresi uap Refrigerasi Kompresi Uap Dari gambar 3 diatas : pada sisi evaporator, laju keseimbangan energi dan massa adalah :
Laju keseimbangan energi dan massa pada
kompresor : Pada sisi kondenser :
Akhirnya refrigeran memasuki katup throtle
atau katup ekspansi. Proses ini disebut proses throttling dimana: Tekanan refrigeran menurun karena ekspansi adiabatik ireversibel dan terjadi kenaikan entropi. Refrigeran keluar dari katup pada titik 4 sebagai campuran 2 fase cair-uap Koefisien performansi sistem seperti gambar 3 adalah : Unjuk Kerja Sistem Kompresi Uap Pada siklus kompresi uap ideal maka siklusnya adalah 1-2s-3-4-1 pada diagram T- s pada gambar 4 Siklus terdiri dari proses-proses berikut: Proses 1-2s : kompresi isentropik refrigeran dari titik 1 ke tekanan kondenser pada titik 2s Proses 2s-3 : perpindahan kalor dari refrigeran ketika mengalir pada tekanan konstan melewati kondenser. Proses 3-4 : proses throttling dari titik 3 ke campuran 2 fase cair-uap. Proses 4-1 : perpindahan kalor ke refrigeran ketika mengalir pada tekanan konstan melalui evaporator Semua proses diatas secara internal adalah reversibel kecuali pada proses throttling. Walaupun ada proses ireversibel ini, siklus dianggap ideal. Siklus 1-2-3-4-1 merupakan siklus aktual dimana terjadi proses ireversibel pada proses kompresi dari 1 ke 2 dan membutuhkan kerja input yang lebih besar. Efisiensi kompresor isentropik dirumuskan Hal-hal lain yang merupakan penyimpangan dari kondisi ideal adalah jatuh tekanan ketika refrigeran mengalir melalui evaporator, kondenser dan sambungan-sambungan pipa dari berbagai komponen. Jatuh tekanan ini tidak dibahas disini untuk menyederhanakan pembahasan. Sifat-sifat Refrigeran Refrigeran yang umum digunakan dewasa ini adalah halogenated hydrocarbon. Contohnya Refrigeran 12 yang mempunyai nama kimianya adalah dichlorodifluoromethane (CCl2F2) atau dikenal dengan nama dagang Freon-12 dan Ganatron-12. Dua jenis lain yang terkenal adalah Refrigeran 11 dan refrigeran 22. Amonia juga merupakan refrigeran lain yang penting, terutama dalam sistem refrigerasi absorpsi • Karena halogenated refrigerant mempunyai efek terhadap lapisan ozon bumi, maka, perjanjian internasional telah menyepakati bahwa penggunaan refrigeran jenis ini tidak dibolehkan. Senyawa kimia tetrafluoroethane CF3CFH2 atau disebut Refrigeran 134a yang tidak mengandung halogen merupakan pengganti Refrigeran 12 Pemilihan jenis refrigeran didasarkan atas kesesuaian hubungan tekanan- temperatur pada jangkauan aplikasi. Hal lain yang diperhatikan dalam memilih refrigeran adalah kestabilan kimia, toxicity (tingkat keracunan), sifat korosif, dan biaya. Jenis kompresor juga mempengaruhi pemilihan refrigeran. Kompresor sentrifugal cocok digunakan bagi tekanan evaporator rendah dan refrigeran dengan volume spesifik besar pada tekanan rendah. Kompresor torak baik digunakan untuk jangkauan tekanan besar dan refrigeran dengan volume spesifk rendah. Diagram termodinamik yang banyak digunakan dalam bidang refrigerasi adalah diagram p-h. Contoh diagram p-h bisa dilihat pada gambar 5. Sistem Kompresi Uap Kaskada Pengaturan siklus gabungan pada refrigerasi disebut siklus kaskada. Gambar 6 Memperlihatkan siklus kaskada ganda dimana dua siklus refrigerasi kompresi- uap, yang diberi label A dan B, disusun berurutan (seri) dengan penukar kalor (heat exchanger) aliran silang yang menghubungkannya Pada penukar kalor antara (intermediate heat exchanger), energi dilepaskan selama kondensasi oleh refrigeran pada siklus temperatur rendah A yang digunakan untuk menguapkan refrigeran pada siklus temperatur lebih tinggi B. Efek refrigerasi yang diinginkan terjadi pada siklus A dan kalor yang dilepaskan dari keseluruhan siklus terjadi pada kondenser temperatur tinggi. Koefisien performansi adalah perbandingan efek refrigeran terhadap kerja input total Laju aliran massa pada masing-masing siklus biasanya berbeda. Siklus kaskada bisa memiliki tiga atau lebih siklus.Keuntungan utama dari siklus kaskada dengan penukar kalor jenis tertutup adalah refrigeran pada dua atau lebih tingkat bisa dipilih sesuai dengan tekanan evaporator dan kondenser dalam dua atau lebih jangkauan temperatur Sistem Kompresi-Uap Banyak Tingkat Dengan Pendinginan Antara
Contoh siklus Refrigerasi Banyak Tingkat (Multi stage)
bisa dilihat pada gambar 7 berikut ini: Pendinginan antara dilakukan dengan cara penukar kalor kontak langsung. Uap jenuh temperatur rendah masuk ke penukar kalor pada titik 9, dimana kemudian bercampur dengan refrigeran yang keluar dari kompresor pertama pada titik 2. Campuran refrigeran keluar dari kompresor pada titik 3 untuk kemudian masuk ke kompresor berikutnya untuk di kompresi dan keluar pada titik 4. Sedikit kerja yang dibutuhkan per satuan massa aliran pada kompresi dari 1 ke 2 yang diikuti dengan kompresi dari 3 ke 4 daripada kompresi satu tingkat 1-2-a. Peran sentral dari siklus pada gambar 7 adalah separator (pemisah) cairan- uap yang disebut flash chamber (ruang flash). Refrigeran memasuki ruang flash pada kondisi campuran dua fase cair-uap. Pada ruang flash, aliran memisah menjadi dua dimana, uap jenuh keluar dari ruang flash menuju penukar kalor pada titik 9, dan cairan jenuh keluar pada titik 7 menuju evaporator