Materi Effective Lobbying & Negotiation Skill
Materi Effective Lobbying & Negotiation Skill
Materi Effective Lobbying & Negotiation Skill
Lobi Negosiasi
Non Formal / Tidak Resmi Formal / Resmi
Dapat dilakukan dimana saja Dilakukan di lokasi yang formal
Tidak terikat oleh waktu Terikat oleh waktu
Umumnya dilakukan sebelum negosiasi Apabila sudah dilakukan lobi
untuk mempermudah proses negosiasi sebelumnya, maka negosiasi bersifat
seremonial
Jika terjadi kesepakatan maka hanya Jika terjadi kesepakatan maka akan
akan menjadi kesepakatan tidak tertulis dilanjutkan denga MoU atau perjanjian
Dapat dilakukan berulang-ulang Ada Batasan apabila akan dilakukan
ulang
Lobby / Lobi
Pengertian Lobi
Suatu pendekatan awal yang merujuk kepada
tujuan yang saling menguntungkan baik bagi
salah satu maupun kedua belah pihak.
LOBBY / LOBI
1. Melibatkan beberapa pihak, yaitu pelobi dan yang dilobi. Dan bila dibutuhkan dapat
melibatkan pihak ketiga untuk perantara
2. Bentuknya banyak beragam
3. Kegiatan lobi dapat dilakukan secara individual ataupun berkelompok
4. Kegiatan lobi juga dimaksudkan untuk memperoleh teman/pendukung.
5. Ada unsur pressure (tekanan) pada saat kegiatan lobi tengah berlangsung untuk
memperoleh hal yang diinginkan dengan cara-cara yang halus.
6. Lobi adalah kegiatan yang bersifat infomal atau tidak resmi sehingga tidak terikat
oleh waktu, tempat dan dapat dilakukan berulang-ulang
7. Arah pendekatan dapat bersifat satu arah pihak yang melobi harus aktif mendekati
pihak yang dilobi.
Bentuk-Bentuk Cara Lobi
Kejujuran
Transparansi
Kepentingan Umum
Jenis-Jenis Lobi
1. Lobi Tradisional
Pelobi mendekati pengambil keputusan
2. Lobi Akar Rumput (Grassroots Lobbying)
Pelobi mempengaruhi masyarakat dan nantinya, masyarakat
menyatakan pendapatnya sehingga keputusan yang diambil pemerintah
sesuai dengan keinginan para pelobi itu yang seolah-olah merupakan
aspirasi masyarakat.
3. Lobi Political action committee
Komite-komite yang dibentuk perusahaan-perusahaan besar agar
wakilnya dapat duduk di parlemen/pemerintah.
Kompetensi Pelobi yang baik
1. Urutan Prioritas
a. Posisi jabatan
b. Situasi psikologis dan sosiologis yang akan dibangun dan disiapkan
c. Anggaran yang disediakan
d. Waktu dan tempat
e. Kedalaman isi pesan, fakta, data dan dokumen yang disiapkan
Strategi Lobi
2. Menyiapkan argumen
3. Merumuskan ide dan usulan
a. Menjadikan ide seolah berasal dari yang di lobi
b. Ide pelobi dapat mendukung gagasan yang di lobi
c. Ide pelobi seakan menguntungkan yang di lobi
d. Ide pelobi bermanfaat untuk kepentingan umum
Hambatan Lobi
1. Hambatan Komunikasi
2. Hambatan Saluran Komunikasi
Hambatan Komunikasi
Agar sasaran lobi tidak menjadi hambatan dan bersedia menyetujui, maka
pelobi harus:
Perkenalan
& Bangun
Hubungan
Kesepakatan
Perundingan/
Pembukaan Penawaran Keberatan
Negosiasi
Tidak Sepakat
Ajukan Identifikasi
Konsesi Konsesi
Iklim Negosiasi
1. Aman
2. Nyaman
3. Saling Menghargai
4. Ada aturan yang Jelas
5. Tanpa Tekanan/Intimidasi
6. Ice Breaking
Tahap-Tahap Pembukaan Negosiasi
1. Pembukaan Awal
Negosiator harus ramah, tidak terkesan terlalu formal, tapi juga jangan terlalu informal.
2. Pembukaan Tengah
Sebelum masuk pada substansi pokok negosiasi. Sebaiknya didahului dengan membicarakan hal-
hal yang netral yang tidak berhubungan dengan topik utama negosiasi, seperti ; tentang kejadian
yang berkembang di lingkungan masyarakat,hobi dll
3. Pembukaan Akhir
Mengarahkan Topik Netral ke Topik Negosiasi dengan cara memberikan pembicaraan yang dapat
menjembatani antara topik netral dengan pokok pembahasan negosiasi.
Contoh: setelah kita membicarakan (isi topik netral),sepertinya ada sesuatu hal yang perlu kita
bicarakan bersama dalam pertemuan ini
Tahap Penawaran
1. Buatlah proposal secara spesifik, jangan hanya mengeluh atau mengatakan anda tidak menyetujui.
2. Pengajuan proposal memaksa pihak lawan untuk berkosentrasi pada kasus anda
3. Buat target yang tinggi pada proposal anda, namun ingat bahwa target yang tidak realisitis dapat
membuat negosiasi menjadi gagal
4. Menyatakan kondisi-kondisi secara spesifik dimana anda dapat menerima suatu proposal atau
membuat konsesi
5. Sampaikan pokok-pokok keinginan atau tuntutan pihak anda secara jelas, singkat dan penuh
percaya diri
6. Tekankan bahwa anda atau organisasi anda berkeinginan untuk mencapai suatu kesepakatan
dengan mereka
7. Sediakan ruang untuk manuver atau tawar-menawar dalam negosiasi, jangan membuat hanya dua
pilihan ya atau tidak
2. Tahap Perundingan/Negosiasi
Faktor yang Mempengaruhi Perundingan
1. Seberapa anda membutuhkan pihak lain
2. Seberapa pihak lain membutuhkan anda
3. Apa yang anda ketahui dan yang tidak diketahui oleh pihak lain.
4. Apa yang mungkin diketahui pihak lain yang tidak anda ketahui
5. Apa yang anda berdua ketahui yang anda tidak ingin terungkap ditempat lain
6. Tekanan waktu pada kedua belah pihak
7. Tingkat keterlibatan dan pengaruh kelompok sejawat
8. Perasaan takut gagal, kehilangan prestise atau rasa malu pada salah satu pihak
9. Pengaruh pada rencana masa mendatang tentang hasil menang atau kalah
10. Kemampuan mempengaruhi secara formal atau informal
11. Kemampuan membuat pihak lain merasa bersalah
12. Perampasan kebebasan bertindak
13. Ancaman boikot
Komponen Penting dalam Negosiasi
BATNA Pihak 2
Area Kesepakatan Pihak 2
Value/Benefit
ZOPA Value/Benefit
BATNA Pihak 1
Area Kesepakatan Pihak 1
Catatan:
Apabila negosiasi berhasil, maka pastikan pada saat penutupan ini
semua isu dan keberatan telah selesai semua.
Hal Penting Dalam Verifikasi Kesepakatan
1. Semua yang telah disepakati harus sudah sangat jelas dan tidak ambigu (bermakna ganda)
2. Pastikan kedua belah pihak sudah memiliki pemahaman yang sama terkait hal yang telah
disepakati.
3. Lingkup kesepakatan harus terdefinisi dengan jelas.
4. Catat semua kondisi-kondisi yang harus dipenuhi sebelum kesepakatan tersebut berlaku.
5. Pastikan bahwa apa yang disepakati jelas tanggal berlaku dan jangka waktu kesepakatan
6. Semua pihak telah memahami dan menyetujui konsekwensi yang ada dari kesepakatan
tersebut.
7. Prosedur penyelesaian perselisihan harus disiapkan.
8. Terdapat rincian yang jelas mengenai tindak lanjut dari kesepakatan untuk
pelaksanaannya.
9. Dalam fase penutup negosiasi, situasi berubah dari “kami”, “anda”, “mereka”, menjadi
“kita”.
Teknik NLP dalam Negosiasi
NLP adalah singkatan dari kata Neuro Linguistic Programming.
- Neuro = Saraf, sistem saraf otak dan saraf seluruh tubuh kita.
- Linguistic = Bahasa, baik verbal maupun non verbal
- Programming = memprogram
Contoh:
“Kita kan sama-sama ingin untung pak, saya untung karena produk kami laku dan
bapak juga untuk karena harga yang sudah kita sesuaikan ulang tanpa
mengurangi kualitas dan layanan”
Teknik NLP dalam Negosiasi
3. Chunking
b. Chunk Down
Membangun sudut pandang dengan menggunakan perpindahan ke level
informasi dari sudut pandang yang lebih spesifik, detil dan konkret. Umumnya
teknik ini digunakan apabila secara umum prospek masih belum menemukan
keyakinan pada solusi yang ditawarkan, maka kita bisa mengajak prospek untuk
melihat lebih rinci pada tiap elemen didalam solusi yang kita tawarkan.
Contoh:
“Dari solusi yang saya ajukan, jika kita lihat lebih dalam maka terdapat 2 aspek
yang akan menguntungkan pihak bapak, yaitu aspek A dan aspek B”
Teknik NLP dalam Negosiasi
3. Chunking
c. Chunk Side
Membangun sudut pandang dengan menggunakan perpindahan ke level
informasi dari sudut pandang lain namun masih dalam lingkup informasi yang
sama. Umumnya teknik ini digunakan apabila kita ingin memberikan gambaran
pembanding untuk konteks negosiasi yang serupa untuk meyakinkan prospek
kita.
Contoh:
“Produk yang kami tawarkan ini juga sudah dibeli oleh beberapa pelanggan kami
seperti PT A, PT B dan PT C”
Teknik NLP dalam Negosiasi
4. Reframing
Reframing adalah sebuah teknik untuk mengajak prospek melihat situasinya dari
sudut pandang lain, yang membuatnya tampak tidak terlalu rumit dan lebih normal,
sehingga kemudian dapat lebih terbuka terhadap solusi yang ditawarkan.
Contoh:
Prospek : ”Harga yang ditawarkan mahal!”
Penjual : “Harga yang kami tawarkan masih sangat wajar jika dilihat dari kualitas
dan layanan yang kami berikan”
Prospek : “Tapi perusahaan kami tidak punya dana sebesar itu!”
Penjual : “Jangan khawatir pak, kita bisa membuat skema penawaran yang sesuai
dengan kebutuhan dan dana dari perusahaan anda, apakah kami bisa
menghitungkan ulang pak?”
Strategi Membangun kesepakatan
Gunakan prinsip sebab akibat “Ketika anda X maka anda Y”, contoh: “Ketika
anda menggunakan jasa kami untuk mengurus masalah pajak, maka saya jamin
perusahaan anda bisa melakukan penghematan sebesar 50% dari biasanya”
Gunakan prinsip Motivasi Imajinasi, contoh:”Bisa anda bayangkan seperti apa
jadinya perusahaan anda jika dapat menghemat 50% dari biasanya?”
Gunakan prinsip Embedded Command (perintah yg ditempelkan),
contoh:“Setelah pemaparan saya terkait beberapa solusi yang bisa ditempuh,
apakah anda sudah dapat membuat keputusan untuk solusi yang mana yang
akan dipilih, atau anda masih ingin melihat beberapa opsi lain sebelum
memutuskan, atau ... “
Hal-Hal Penting dalam Bernegosiasi
1. Mulai negosiasi dengan asumsi niat baik (bangun komunikasi hangat dan ramah, bersikap
fleksibel, tidak memaksa, tegas tanpa mendominasi, tidak menyombongkan diri)
2. Lakukan diskusi dengan fokus pada solusi, jangan berjualan
3. Jadilah pendengar yang baik
4. Jangan terlalu cepat membangun komitmen sebelum semua hal dibahas secara obyektif
5. Fokus pada paket-paket yang ditawarkan, sehingga materi negosiasi tidak keluar dari
rencana
6. Waspada pada “lawan” negosiasi yang ingin menang sendiri (Win-Lose), upayakan “lawan”
negosiasi merasa telah mendapatkan kesepakatan yang baik (Win-Win)
7. Jangan ceroboh dalam menurunkan penawaran dalam upaya mendapatkan kesepakatan.
8. Bangun reputasi bukan dengan menjelaskan siapa saya, tapi informasikan siapa saja klien
saya dan apa yang sudah saya kerjakan
Perangkap Dalam Negosiasi
1. Leaving money on table (“lose-lose” negotiation) yang terjadi saat para perunding gagal
mengenali dan memanfaatkan potensi yang ada untuk menghasilkan “win-win” solution.
2. Setting for too little ( atau dikenal sebagai “kutukan bagi si pemenang”), yang terjadi saat
para perunding memberikan konsesi yang terlalu besar, kepada lawan berundingnya
dibandingkan dengan yang mereka peroleh.
3. Meninggalkan meja perundingan , yang terjadi saat para perunding menolak tawaran dari
pihak lain yang sebenarnya lebih baik dari semua pilihan yang tersedia bagi mereka.
Biasanya hal ini terjadi karena terlalu mempertahankan harga diri atau salah perhitungan.
4. Perunding merasa berkewajiban untuk mencapai kesepakatan, padahal hasil kesepakatan
yang dibuat tidak sebaik alternatif yang lain.
Taktik Negosiasi
1. Auction
Negosiator akan memancing lawannya untuk semakin menginginkan hal yang
ditawarkan sehingga negosiator dapat mengendalikan keadaan dan memperoleh
keuntungan sebesar yang ia kehendaki.
2. Brinkmanship
Negosiator membawa lawan pada situasi “menerima atau pergi”, hal ini bertujuan untuk
memaksa pihak lawan menyetujui pilihan yang ditawarkan oleh negosiator.
3. Bogey
Negosiator berpura-pura menganggap bahwa isu yang sedang dinegosiasikan tidak
terlalu penting baginya. Dalam proses negosiasi, barulah negosiator tersebut
menunjukan fakta-fakta pendukung dan kekuatan opininya demi menjatuhkan pihak
lawan yang terlanjur terlena.
Taktik Negosiasi (lanjutan)
4. Deadlines
Negosiator memberikan batas waktu pada lawan dalam membuat keputusan
5. Flinch
Negosiator menunjukan reaksi fisik negatif yang kuat pada penawaran, hal ini bertujuan
untuk membuat lawan merasa ada yang salah dengan penawarannya sehingga ingin
merevisi
8. Snow Job
Negosiator membuat lawan kewalahan dengan banyaknya informasi yang dimiliki,
sehingga lawan sulit memilah fakta yang penting dan yang tidak.
Teknik Konsesi Dalam Negosiasi
Biasanya konsesi dilakukan apabila sudah tidak ada titik temu dan
harus ada pihak yang mengalah agar dapat terjadi kesepakatan.
D = Dominant/Kolelis
I = Influence/Sanguin
S = Steadiness/Plegmatis
C = Cautious/Melankolis
Karakter: D-Dominance
KEKUATAN KETERBATASAN
• Ambisius • Tidak sabar
• Suka mengambil resiko
• Sombong
• Efisien
• Menekankan pada hasil • “Bossy”
• Menginginkan perubahan • Sarkastik
• Melakukan banyak hal sekaligus • Argumentatif
• Produktif
• Penuntut
• Tegas
• Suka akan kemenangan
• Bicara Blak Blakan
• Terlahir sebagai pemimpin • Ber-ego tinggi
Pendekatan Karakter: D-Dominance (Koleris)
1. Berbicara lugas, tidak banyak basa basi dan langsung ke urusan bisnis
2. Jangan beradu argumen
3. Biarkan mereka yang menguasai pembicaraan
4. Lebih banyak mendengar dan berbicara apabila dirasa perlu atau
dibutuhkan
5. Utamakan pada pernyataan yang bersolusi dan memecahkan masalah
6. Upayakan pembicaraan tidak melebar, sehingga harus tetap dikontrol
Karakter: I-INFLUENCE
KEKUATAN KETERBATASAN
KEKUATAN KETERBATASAN
KEKUATAN KETERBATASAN
• Analitis • Kritis
• Rapi • Pendiam
• Akurat • Teoritis
• Disiplin • Tidak Praktis
• Hati-hati • Kaku terlalu mengikuti
• Perfeksionis aturan
• Mempunyai standar • Kurang bisa bergaul
• Menyukai fakta • Kurang PD
Pendekatan Karakter: C-Compliance (Melankolis)
2. Negosiator Ragu-ragu
• Lanjutkan secara perlahan dan teratur, kalau perlu ulang pokok-pokoknya.
• Janjikan untuk mengulas kembali pokok-pokok pembi-caraan itu kemudian.
• Tunda beberapa saat agar negosiator yang ragu-ragu bisa berunding dengan
timnya.
• Coba sampaikan pokok-pokok masalah dengan cara yang lebih segar.
Menghadapi Berbagai Tipe Negosiator
3. Negosiator agresif
• Ulangi semua fakta, tetap tenang dan hindari bahasa emosional.
• Jangan terbawa situasi perang mulut dan tetaplah tenang.
• Tegaskan bahwa intimidasi, ejekan dan ancaman tidak bisa diterima.
• Usulkan penundaan negosiasi sampai emosi reda.
4. Negosiator Emosional
• Usahakan jangan menyinggung alasan atau integritas negosiator.
• Jangan menanggapi emosi, tunggu dengan tenang sebelum menanggapi.
• Tanggapi ledakan emosi dengan pertanyaan rasional.
TERIMA KASIH