Laju Laminar

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 38

Tugas Meringkas OPK

Kelompok 5
- U t a m i P r a t i w i I n d r a 2 1 0 7 11 2 3 7 3
- W i n a h y u S e t y a m u s t i k a 2 1 0 7 11 2 7 6 0
- m . H a f i z Ta n j u n g 2 1 0 7 11 2 7 6 4
- Wa n d a A r s i N i j ’ m a h 2 1 0 7 11 2 7 6 4
-Kathleen Julietta 2107135427
PERPINDAHAN KALOR DI DALAM FLUIDA DAN LAPISAN BATAS TERMAL
Jika pada plat rata yang terbenam di dalam arus fluida aliran steady state
dengan arah sejajar dengan plat. Jika arus itu mendekati pkat dengan
kecepatan υο dan suhu T∞ dan bahwa permukaan plat itu dijaga pada suhu
tetap Tw. Jika Tw lebih besar dari T∞ sehingga fluida itu dipasnkan oleh plat.
Penyusupan kalor karena perpindahan dari plat ke fluida menyebabkan
naiknya suhu fluida dan terbentuk gradien suhu. Gradien suhu itu terbatas
pada lapisan di dekat dinding saja, dan di dalam lapisan itu terdapat suhu
kisaran pada batas luar. Lapisan ini disebut lapisan batas termal.

Fluida dipanaskan atau didinginkan dalam aliran laminar bisa terjadi


dalam bentuk kovensi alamiah atau konveksi paksa, bahkan dalam
beberapa kasus dapat terjadi secara berhimpitan. Aliran fluida dapat
sejajar dengan permukaan pemanas atau tegak lurus. Pada kecepatan
biasa, kalor yang dihasilkan dapat diabaikan dengan kalor yang berpindah
antara fluifa, sedangkan pada kecepatan tinggi kalor gesekan yang
dihasilkan cukup besar sehingga dapat mempengaruhi sistem.
PERPINDAHAN KALOR DENGAN KONVEKSI PAKSA DI DALAM
ALIRAN LAMINAR
Dalam aliran laminar, perpindahan kalor hanya berlangsung dengan
konduksi, karna adanya pusaran Eddy yang akan membawa kalor itu
secara konveksi melintasi permukaan istermal itu. Namun masih
terdapat konveksi alamiah yang biasanya tidak terlalu mempeegaruhi
aliran fluida laminar.
PERPINDAHAN KALOR ALIRAN LAMINAR KE PLAT RATA DAN
PERPINDAHAN KALOR ALIRAN LAMINAR KE PLAT TABUNG
Situasi perpindahan kalor aliran laminar yang paling sederhana di
dalam tabung ditentukan oleh kecepatan fluida di keseluruhan
tabung dan pada setiap titik di dalam penampang arus itu adalah
konstan, suhu dinding konstan, dan sifat fluida tidak dipengaruhi
pada suhu.
ALIRAN BERKEMBANG PENUH.
Pada aliran berkembang penuhh, distribusi kecepatan ada waktu
yang memasuki bagian yang dipanaskan, dan distribusi teoritis di
keseluruhan tabung. Lalu dengan adanya distorsi di dalam medan
aliran karena efek suhu terhadap densitas dan viskositas.

PERPINDAHAN KALOR KE FLUIDA NON-NEWTON DALAM ALIRAN


LAMINAR
Pada fluida non newton yang menipiskan geseran. Perilaku non
newton itu menyebabkan kecepatan menjadi lebih ke arah aliran
sumbat, dan koefisien perpindahan kalor menjadi lebih tinggi
Perpindahan Kalor dengan Konveksi Paksa
dalam Aliran Turbulen

Keturbulenan terjadi jika angka Reynolds


lebih besar dari 2100 dan karena laju
perpindahan kalor dalam aliran turbulen
lebih besar dalam aliran laminar.

Pendekatan paling awal didasarkan atas


hubungan empirik dari data hasil pengujian
melalui analisis dimensional
Metode Analisis
Dimensional
Analisis dimensional dari aliran
turbulen di dalam pipa lurus
kalor ke fluida dalam aliran
menghasilkan dua hubungan
dimensional yang setara.

Kedua persamaan dapat ditafsirkan sebagai memberikan fluks


kalor lokal q/A, pada lokasi yang cukup jauh dari lubang masuk
tabung sehingga lapisan-batas termal maupun lapisan-batas
hidrodinamik sudah mencapai pusat pipa, dan gradien suhu
maupun gradien kecepatan pun sudah mantap.
Persamaan-persamaan
Empirik
Suatu hubungan empirik yang banyak digunakan,& untuk tabung
panjang dengan lubang masuk berpinggir tajam, ialah persamaan
Sieder-Tate :

Bentuk lain Pers. Sieder Tate didapatkan dengan menyusunnya


kembali persamaan, sehingga didapatkan persamaan Colburn
Dalam menggunakan persamaan-persamaan ini, sifat-sifat fisika
fluida, kecuali Aw; dievaluasi pada suhu lindak (bulk) T. Pers.
Sieder-Tate dan Collburn dapat dituliskan dalam bentuk yang
lebih kompak

Kedua persamaan secara fundamental tidak berbeda, hanya


merupakan ragam pernyataan mengenai informasi yang sama.
Namun, keduanya tidak boleh dipakai bila angka Reynolds
kurang dari 6.000, atau untuk logam cair, yang mem- punyai
angka Prandtl yang sangat rendah.
Pengaruh Panjang Tabung
Secara dimensional, pengaruh panjang tabung diperhitungkan dengan
menggunakan satu gugus tanpa-dimensi lagi, yaitu x/D, di mana x ialah
jarak dari lubang masuk tabung. Nilai rata-rata h untuk keseluruhan
panjang tabung ditandai dengan h. Nilai h, didapatkan dengan
mengintegrasi h di sepanjang tabung.

Persamaan untuk tabung pendek yang mempunyai lubang masuk


berpinggir tajam, di mana kecepatan pada waktu masuk seragam di
keseluruhan penampang ialah
Nilai rata rata hi dalam aliran turbulen

Oleh karena suhu fluida berubah dari satu ujung


tabung ke ujung yang satu lagi, dan sifat-sifat fluida u, k, dan Cp
semuanya merupakan fungsi suhu, dan nilai lokal h, juga berubah
dari satu titik ke titik lain di sepanjang tabung itu. Variasi ini tidak
bergantung pada pengaruh panjang tabung.
PERKIRAAN SUHU DINDING TW
Untuk mengevaluasi nilai μw, yaitu viskositas fluida pada dinding, nilai Tw
harus didapatkan dulu. Perkiraan nilai Tw memerlukan perhitungan iterasi
yang didasarkan atas persamaan tahanan (11-33).

Jika masing-masing tahanan dapat ditaksir, penurunan suhu total ∆T


dapat dipecah-pecah menjadi penurunan suhu sebagian-sebagian
dengan menggunakan persamaan ini, sehingga didapatkan nilai kira-kira
suhu dinding. Untuk menentukan Tw dengan cara ini, tahanan dinding
(xw/km) (Do/DL) biasanya dapat diabaikan, dan Pers (11-13) digunakan
sebagai berikut.
ubstitusi 1/U_o dari Pers (11-30) dan dengan mengabaikan suhu tahanan dinding
ta dapat mendapatkan persamaan:

Untuk menggunakan Pers (12-38) kita perlu membuat


perkiraan pendahuluan tentang koefisien hi dan ho. Untuk
memperkirakan hi bisa menggunakan Pers. (12-30), dengan
mengandaikan ∅_v. Suhu dinding Tw didapatkan dari
persamaan berikut ini.
Contoh Soal 12-1
Toluena dikondensasikan pada suhu 230ᵒ F (110ᵒC) di luar tabung
kondensor tembaga ¾ in. (19mm) 16 BWG. Di dalam tabung itu
mengalir air pendingin pada suhu rata-rata 80ᵒ F (26,7ᵒ C). Koefisien
perpindahan-kalor individual (tersendiri) diberikan pada tabel 12-1. Bila
tahanan dinding tabung dapat diabaikan, berapakah suhu dinding
tabung?
Oleh karena dalam hal ini air dipanaskan oleh toluene yang
mengembun, suhu dinding didapatkan dari Pers. (12-39) sebagai
berikut
Tw = 80 + 112,7 = 192,7ᵒ F (89,3ᵒ C)
Penampang Yang Tak Bundar

Untuk menggunakan Pers (12-30) atau (12-31) untuk penampang yang tidak
bundar, kita hanya perlu mengganti diameter D di dalam angka Reynolds dan
angka Nusselt dengan diameter ekivalen De yang didefinisikan sebagai empat kali

jari-jari hidraulik rH
Contoh Soal 12-2

Benzena didinginkan dari subu 141ᵒ F menjadi 79ᵒ F (60.6 menjadi 21,1ᵒ C) di dalam
pipa-dalam pada suatu penukar-kalor pipa rangkap. Air pendingin mengalir melawan
arah terhadap aliran benzene yang masuk mantel pada 60ᵒ F (15,6 ᵒ C) dan keluar pada
suhu 80oF (26,7ᵒ C). penukar kalor itu terdiri dari pipa dalam yang terbuat dari tabung
tembaga 7/8 ini. (22,2 mm) 16 BWG yang diselubungi oleh mantel yang terbuat dari pipa
baja 1 ½ in. (38.1 mm) Skedul 40. Kecepatan linear benzene ialah 5ft/det (1,52 m/det); air
4 ft/det (1,22 m/det). Dengan mengabaikan tahanan-tahanan dinding dan lapisan kerak,
dan andaikan L/D> 150 dua pipa, hitunglah koefisien film untuk benzene dan air dan
koefisien menyeluruh atas dasar permukaan-luar pipa dalam.
Hasil ini cukup dekat dengan suhu dinding yang dihitung sebelumnya, sehingga
pendekatan kedua tidak diperlukan lagi.
Koefisien menyeluruh didapatkan dari Pers. (11-29) dengan mengabaikan
tahanan dinding tabung:
PENGARUH KEKESATAN.
Pengaruh kekesatan terhadap perpindahan kalor jauh lebih kecil
daripada pengaruhnya terhadap gesekan fluida, dan secara ekonomi
biasanya lebih bermanfaat menggunakan tabung licin untuk
meminimumkan rugi gesek daripada mengandalkan kepada kekesatan
untuk meningkatkan perpindahan kalor.

PERPINDAHAN KALOR PADA KECEPATAN TINGGI.


Bila fluida mengalir melalui tabung pada kecepatan tinggiakan terdapat
gradien suhu walaupun tidak ada perpindahan kalor melalui dinding
dan q = 0. Perbedaan suhu antara dinding dan fluida menyebabkan
terjadinya aliran kalor dari dinding ke fluida, dan bila laju
pembangkitan kalor karena gesekan pada dinding sudah sama dengan
laju perpindahan kalor kembali ke arus fluida tercapailah suatu keadaan
stedi.
PERPINDAHAN KALOR OLEH PUSARAN TURBULEN DAN ANALOGI ANTARA
PERPINDAHAN MOMENTUM DAN PERPINDAHAN KALOR.
Pada keseluruhan arus fluida itu, perpindahan kalor dengan cara konduksi berlangsung menurut
persamaan
di mana qc = laju perpindahan kalor dengan cara konduksi
k = konduktivitas termal
A = luas permukaan isotermal
dT/dy = gradien suhu melintas permukaan isotermal
Di samping perpindahan kalor melalui konduksi, aliran turbulen itu membawa kalor pula,
yaitu melalui konveksi melintas bidang isotermal. Pada dinding tabung itu sendiri, tentu
tidak bisa ada pusaran, dan fluks kalor seluruhnya berlangsung dengan konduksi. Pers. (12-
41), dituliskan untuk dinding, adalah sebagai berikut

di mana (q/A)w = fluks total per satuan luas pada dinding


(dT/dy)w = gradien suhu pada dinding
Pada kondisi ideal ter- tentu, kaitan antara aliran kalor dan aliran momentum ini bersifat
eksak, dan pada setiap nilai r/rw tertentu, rasio perpindahan kalor karena keturbulenan terhadap
kon- Juksi sama dengan rasio fluks momentum karena gaya viskos terhadap fluks momentum
karena tegangan Reynolds.
Oleh karena pusaran secara terus menerus melintasi permukaan isotermal dari kedua arah, pusaran
itu membawa kalor antara lapisan-lapisan di kedua sisi permukaan itu, yang berada pada suhu
yang berbeda. Pada setiap titik tertentu, suhu itu berfluktuasi dengan cepat, di sekitar suhu pukul-
rata yang konstan pada titik itu, bergantung pada kenyataan apakah pusaran "panas" atau "dingin"
yang melintas pada titik itu. Fluktuasi suhu itu membentuk pola tertentu bergantung pada waktu
dan tempat, sama seperti fluktuasi kecepatan dan tekanan. Suhu-sesaat Ti pada titik itu dapat
diuraikan menjadi dua bagian, yaitu suhu rata-rata konstan T pada titik itu dan suhu fluktuasi atau
suhu menyimpang T’ atau

Difusivitas pusaran kalor. Bila tidak ada gradien suhu melintas suatu permukaan isotermal,
semua pusaran akan mempunyai suhu yang sama, yang tidak bergantung pada titik asal,
dT/dy = 0, dan tidak ada aliran kalor neto yang berlangsungJika ada gradien suhu, maka
analisis yang setara dengan analisis yang menghasilkan Pers. (3-17) menunjukkan bahwa
pusaran itu membawa fluks kalor neto dari suhu tinggi ke suhu rendah, sesuai dengan
persamaan bahwa pusaran itu membawa fluks kalor neto dari suhu tinggi ke suhu rendah,
sesuai dengan persamaan
Subskrip t menunjukkan bahwa Pers. (12-45) berlaku untuk perpindahan kalor koreksi
turbulen. Oleh karena di samping itu terdapat pula konduksi, maka fluks kalor di setiap titik,
ditandai dengan q, menurut Pers. (12-41) dan (12-45)

di mana ialah difusivitas termal, k/cp Persamaan fluks momentum total yang sehubungan
dengan Pers. (12-46) ialah Pers. (3-20) yang dituliskan sebagai

di mana v = viskositas kinematik, /


Analogi Reynold
Analogi Reynold
Persamaan analogi ini didapat kan dengan berbagai
cara salah satu diantaranya ialah persamaan untuk
difusivitas pusaran
Analogi Reynold
Andalan dasar analogi Reynold ialah rasio kedua
difusitas molekul itu sama dengan rasio kedua
difusivitas pusaran atau
Analogi Reynold
Jika diandaikan, untuk analogi, bahwa fluks kalor q/A
juga berubah secara linear dengan r, maka
Analogi Reynold
Pada u = 0 dan T=Tw, sampai pada satu titik didalam
arus dimana u = . Pada titik ini suhu dianggap sama
dengan suhu rata-rata T.
Analogi Reynold
Dengan mengingat bahwa untuk gradien yang
berkembang penuh hx = h

Hasil eliminasi TWgc dan (q/A)w dari persamaan


tersebut
Analogi Colburn
Analogi Colburn
Faktor i pada Colburn. Pada angka Reynolds yang
berkisar dari 5000 sampai 200.000, fator gesekan
untuk pipa licin dapat diberikan dengan baik oleh
persamaan empirik
Analogi Colburn
Pernyataan analogi Colburn antara perpindahan
kalor gesekan fluida dapat dilihat pada persamaan
berikut:

Faktor iH, didefinisikan didefinisikan sebagai, disebut


factor j Colburn (Colburn j factor). Persamaan dalam
bentuk factor i sebagai berikut
Analogi Colburn
Pernyataan analogi Colburn antara perpindahan
kalor gesekan fluida dapat dilihat pada persamaan
berikut:

Faktor iH, didefinisikan didefinisikan sebagai


disebut factor j Colburn (Colburn j
factor). Persamaan dalam bentuk factor i sebagai
berikut
Analogi Colburn
Dimana adalah fungsi rumit dari angka Prandtl,
salah satu nya ditemukan pada aliran berkembang
penuh didalam pipa licin dengan persamaan

Untuk jangkau angka Reynolds yang lebih luas, yaitu dari


3000 sampai 300.000, oleh persamaan
Analogi Colburn
Dimana adalah fungsi rumit dari angka Prandtl,
salah satu nya ditemukan pada aliran berkembang
penuh didalam pipa licin dengan persamaan

Untuk jangkau angka Reynolds yang lebih luas, yaitu dari


3000 sampai 300.000, oleh persamaan
Analogi Colburn
Semua persamaan analogi yang menghubungkan f
dengan h mempunyai keterbatasan tertentu.
Persamaan itu hanya berlaku untuk gerakan
dinding, atau gesekan kulit, dan tidak boleh
digunakan untuk situasi dimana terdapat seret
bentuk (form drag)
Thank You

Anda mungkin juga menyukai