Ifrs Kel 6

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 29

PENERAPAN

PELAYANAN FARMASI
KLINIK
Kelompok 6
Our team

Kafka Azfirah
Niswatul Wafira
Wanda Safira
Sylvi Divana Fitra
Mulki Aslam
Pelayanan Farmasi Klinik
adalah pelayanan langsung yang diberikan kepada pasien
dalam rangka meningkatkan outcome terapi dan
meminimalkan risiko terjadinya efek samping karena obat
dan bagian dari pelayanan kefarmasian yang langsung dan
bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan
obat dan bahan medis habis pakai dengan maksud
mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu
kehidupan pasien
TUJUAN

01 02 03
Meningkatkan mutu pelayanan Memberikan pelayanan yang Meningkatkan kerja sama
kefarmasian di puskesma dapat menjamin efektivitas, dengan profesi kesehatan lain
keamanan, efesien obat dan dan kepatuhan pasien
BMHP
konsep farmasi klinik
IFRS adalah suatu unit/organisasi pelayanan dirumah sakit yang salah satu karakteristik
penting dari pelayanannya ialah berkontak langsung dengan penderita/pengguna. Pelayanan
farmasi klinik adalah hasil yang ditimbulkan oleh kegiatan pada titik temu (inter face) antara
personel IFRA dan pengguna/komsumen dan oleh kegiatan internal IFRA guna memenuhi
kebutuhan serta kepuasan konsumen.
Salah satu kriteria dari pelayanan yang bermutu adalah adanya kontak langsung antara
pelaku dan penerima pelayanan. Ini berlaku untuk pelayanan IFRS. Sesuai dengan
karakteristik dan definisi pelayanan farmasi klinik, adaa tiga komponen utama yang
mendasari peranan klinik dalam pelayanan farmasi dirumah sakit, yaitu komunikasi,
konseling, dan konsultasi.
konseling penderita adalah
suatu proses yang
Komunikasi adalah konsultasi merupakan salah memberikan kesempatan
tranformasi gagasan, emosi, satu aspek yang secara kepada penderita untuk
keterampilan, dan potensial berarti dan mengeksploritasi diri yang
sebagaimana dengan menjanjikan. kebutuhan dapat mengarahkan pada
menggunakan lambang, kata- untuk merinci informasi yang peningkatan kesadaran dan
kata, gambar, bilangan, dan akurat dan logis, biasanya
pengertian.
garfik. dilakukan oleh Apoteker.
PENGGOLONGAN
PELAYANAN FARMASI
KLINIK
Pelayanan farmasi klinik adalah pelayanan langsung yang diberikan tenaga farmasi kepada pasien dalam rangka
meningkatkan outcome terapi dan meminimalkan risiko terjadinya efek samping karena obat. Pelayanan farmasi klinik
terbukti efektif dalam menangani terapi pada pasien. Selain itu, pelayanan tersebut juga efektif untuk mengurangi biaya
pelayanan kesehatan dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Hal itu terutama diperoleh dengan melakukan
pemantauan resep dan pelaporan efek samping obat. Pelayanan ini terbukti dapat menurunkan angka kematian di rumah
sakit secara signifikan.

Praktik pelayanan farmasi klinik di Indonesia baru berkembang pada tahun 2000-an. Lambatnya perkembangan ini
disebabkan konsep farmasi klinik belum diterima sepenuhnya oleh tenaga kesehatan di rumah sakit. Selama ini, tenaga
farmasi yang bertugas menyiapkan obat di instalasi farmasi rumah sakit tidak memiliki akses untuk ikut memantau
perkembangan pengobatan pasien. Tenaga farmasi selama ini dianggap kurang kompeten untuk dapat memainkan peran
dalam pengobatan, padahal telah memahami farmakokinetik dan farmakodinamik.

Pelayanan farmasi klinik merupakan pelayanan langsung yang diberikan kepada pasien dalam rangka meningkatkan
outcome terapi dan meminimalkan risiko terjadinya efek samping karena Obat, untuk tujuan keselamatan pasien (patient
safety) sehingga kualitas hidup pasien (quality of life) terjamin.
Golongan pelayanan farmasi klinik yang merupakan program rumah sakit menyeluruh

Pelayanan ini tidak terfokus pada penderita tertentu, tetapi ditanamkan dalam program rumah sakit
menyeluruh (hospital-wide program yang pada pokoknya memengaruhi hasil positif dari terapi obat.
Pelayanan ini ditekankan pada seleksi terapi obat,pemantauan terapi obat dan edukasi tentang obat.
Program tersebut dilaksanakan dalam:
1. fungsi, peranan, kegiatan, dan kontribusi Apoteker dalam panitia farmasi dan terapi dan dalam sistem
formularium
2.Fungsi, tugas, dan peranan Apoteker dalam sistem pencegahan dan pemantauan kesalahan pengobatan
3. Fungsi, tugas, dan peranan Apoteker dalam sistem pelaporan reaksi obat merugikan
4. Peranan dan kontribusi Apoteker dalam evaluasi penggunaan obat
5. Kegiatan dan peranan Apoteker dalam penerbitan buletin Terapi obat
6. Kegiatan dan peranan Apoteker dalam program pendidikan Bagi Apoteker, perawat, dan staf medis
Golongan pelayanan farmasi klinik yang didasarkan pada komunikasi Langsung dengan penderita (pelayanan dalam
proses penggunaan obat)

Dalam proses penggunaan obat, Apoteker wajib ber interaksi dengan dokter dan perawat yang menangani langsung
penderita, dan dengan penderita itu sendiri. Dalam proses penggunaan obat, pelayanan farmasi klinik yang
diadakan atau diberikan Apoteker, antara lain:
1. Wawancara sejak sejarah obat penderita
2. Mengadakan konsultasi dengan dokter tentang pemilihan obat dan regimennya
3. Mengkaji kesesuaian atau ketetapan resep atau order resep
4. Membuat profil pengobatan penderita
5. Memberi konsultasi atau informasi pada perawat tentang berbagai hal yang berkaitan dengan obat penderita
6. Memberikan selling atau edukasi kepada penderita tentang obatnya
7. pemantauan efek obat yang diberikan kepada penderita
8. Konseling pembebasan penderita
Golongan pelayanan farmasi klinik formal dan Terstruktur

Pelayanan ini di fokuskan pada kelompok penderita atau golongan obat bertujuan peningkatan terapi dengan memberi
edukasi bagi dokter penulis resep/order atau penderita. Apoteker yang memberikan pelayanan ini umumnya adalah
Apoteker spesialis Dalam berbagai bidang tersebut di bawah ini:
1. Sentra informasi obat
2. Sentra informasi Keracunan
3. Pelayanan penetapan dosis individu secara Farmakokinetik
4. Pelayanan dalam investigasi obat
5. Pelayanan dalam tim nutrisi Parenteral lengkap
6. Pelayanan dalam penelitian obat secara klinik
7. Pelayanan dalam pengendalian infeksi di rumah sakit
8. Pelayanan obat sitotoksik
Golongan pelayanan farmasi klinik subspesialistik

Pelayanan klinik dalam kategori ini merupakan jenis yang paling terspesialisasi. Praktisi
Dalam bidang ini sangat terlatih dalam suatu bidang tertentu persiapan untuk pengadaan
pelayanan ini memerlukan pengetahuan dan pengertian yang mendalam tentang
patofisiologi Dan farmakoterapi dari status penyakit. Pelayanan farmasi klinik yang
diberikan Apoteker subspesialisis:
1. Pelayanan penderita kritis
2. Unit gawat darurat
3. Pelayanan onkologi- Hematologi
4. Pelayanan dalam transpalantasi organ
5. Pelayanan dalam bedah/ anesresi
6. Pelayanan penderita penyakit kronik
7. Pelayanan untuk pediatrik
8. Pelayanan untuk psikiatrik
9. Pelayanan Toksikologi klinik
JENIS-JENIS FARMASI KLINIS

01 02 03
Pengkajian dan pelayanan pelayanan informasi obat Konseling dan visite
resep

04 05 06
Evaluasi penggunaan obat MESO (monitoring efek Pemantauan terapi obat
samping obat)
PENGKAJIAN
RESEP
penyerahan disertai pemberian informasi. Pada setiap
tahap alur pelayanan resep, dilakukan upaya
pencegahan terjadinya kesalahan pemberian obat
(medication error). Tujuan pengkajian pelayanan dan
resep untuk menganalisa adanya masalah terkait obat,
bila ditemukan masalah terkait obat harus
dikonsultasikan kepada dokter penulis resep.
Administrasi Farmasetik
1. Nama, umur, jenis kelamin, berat 1. Nama obat, bentuk dan kekuatan
badann dan tinggi badan pasien sediaan
2. Nama, nomor ijin, alamat dana 2. Dosisi dan jumlah obat
paraf dokter
3. Stabilitas
3. Tanggal resep
4. Aturan dan cara penggunaan
4. Ruangan / unit asal resep

Klinik
1. Ketetapan indikasi, dosis dan waktu penggunaan obat

2. Duplikasi pengobatan

3. Alergi dan reaksi obat yang tidak dikehendaki


(ROTD)

4. Kontraindikasi dan Interkasi obat


PELAYANAN
INFORMASI OBAT
PIO adalah kegiatan penyediaan dan pemberian
informasi, rekomendasi obat yang: independen, akurat,
tidak bias, terkini dan komprehensif yang diberikan
kepada dokter, apoteker, perawat, profesi kesehatan
lainnya serta pasien dan pihak lain di luar rumah sakit
1. Pembuatan leaflet
2. Penyuluhan kesehatan
3. Layanan konsultasi obat
4. Pemberian informasi obat
5. Memberikan pelatihan dan pendidikan bagi nakes
lain
KONSELING

KEGIATAN
PENGERTIAN Membuka komunikasi dengan
pasien atau keluarganya,
menanyakan permasalahan KRITERIA PASIEN
Suatu proses untuk seputar penggunaan obat,
Pasien rujukan dokter, pasien
mengidentifikasikan dan memberikan pemecahan
dengan penyakit kronis,
penyelesaian masalah pasien masalah dan memberikan
pasien geriatri, pasien
yang berkaitan dengan penjelasan, verifikasi akhir.
pediatri, pasien dengan indeks
penggunaan obat pasien rawat terapi sempit, dan pasien
jalan dan rawat inap, serta pulang rawat inap.
keluarga pasien
VISITE
Visite merupakan kegiatan kunjungan ke pasien rawat inap yang dilakukan apoteker
secara mandiri atau bersama tim tenaga kesehatan untuk mengamati kondisi klinis pasien
secara langsung, dan mengkaji masalah terkait obat, memantau terapi obat dan reaksi
obat yang tidak dikehendaki, meningkatkan terapi obat yang rasional, dan menyajikan
informasi obat kepada dokter, pasien serta profesional kesehatan lainnya.

01 02
Visite mandiri Visite bersama tim
MESO

Menganalisis
laporan efek
samping obat
MESO merupakan kegiatan pemantauan
setiap respons terhadap obat yang tidak
dikehendaki (ROTD) yang terjadi pada Mengidentifikasi
Melaporkan ke obat dan pasien
dosis lazim yang digunakan pada manusia pusat MESO mempunyai resiko
nasional tinggimengalami
untuk tujuan profilaksis, diagnosa, dan efek samping obat
terapi. Efek samping obat adalah reaksi obat
yangtidak dikehendaki yang terkait dengan
kerja farmakologi.

Menuliskan ESO di
Mengisi formulir
rekam medis
MESO
pasien
PEMANTAUAN TERAPI OBAT
(PTO)
PTO adalah suatu proses yang mencakup kegiatan untuk memastikan
terapi obat yang aman, efektif, dan rasional bagi pasien. Tujuan
pemantauan terapi obat adalah meningkatkan efektivitas terapi dan
meminimalkan risiko ROTD.
EVALUASI
PENGGUNAAN OBAT
(EPO)
EPO merupakan program evaluasi penggunaan obat
yang terstrukturi dan berkesinambungan secara
kualitatif dan kuantitatif.
DISPESING

Dispensing sediaan khusus steril dilakukan di


instalasi farmasi rumah sakit dengan tekhnik aseptik
untuk menjamin sterilitas dan stabilitas produk dan
melindungi petugas dari paparan zat berbahaya serta
menghindari terjadinya kesalahan pemberian obat.
Tujuan dilakukan dispensing sediaan khusus adalah
untuk menjamin sterilitas dan stabilitas produk,
melindungi petugas dari paparan zat berbahaya, dan
menghindari terjadinya kesalahan pemberian obat.
UPAYA PENYEMPURNAAN
MUTU PELAYANAN IFRS
IFRS adalah suatu organisasi pelayanan yang karakteristik utamanya ialah berkontak langsung
pada titik temu dengan penderita, profesional Kesehatan, dan Masyarakat.
Berbagai Upaya penting untuk meningkatkan mutu pelayanan IFRS adalah menyempurnakan
produksi, pengembangan, dan pelayanan farmasi klinik. Sistem organisasi produksi diperbaiki agar
menjadi lebih produktif , efesien, terkendali, menguntungkan penderita, dan rumah sakit
keseluruhan.
Oleh karna itu, Penerapan Farmasi klinik yang berasaaskan komunikasi, konseling, dan konsultasi,
akan sangat meningkatkan mutu pelayanan IFRS.
Mutu pelayanan tidak dapat secara serta merta diadakan, tetapi harus ditanamkan dalam pelayanan
melalui cara yang sistemik.
Tahap-tahap dalam pengembangan pelayanan
farmasi klinik di rumah sakit

1. Pengembangan filosofi farmasi klinik


a. Pertimbangan pertama dalam pengembangan suatu rencana
pelayanan farmasi klinik adalah penetapan cita-cita dan tujuan
IFRS
b. Merumuskan visi, misi, cita-cita, dan rencana jangka Panjang
IFRS
c. Menetapkan filosofi farmasi klinik untuk IFRS
Lanjutan….

2.Pengertian tentang pelayanan


farmasi Klinik dalam proses
penggunaan obat 6. Mengembangkan rencana

3. Perencanaan stategi 7. Memproleh penerimaan


program
4. Mengakses kebutuhan
pelayanan farmasi klinis 8. Penyiapan apoteker

5. Mengevaluasi sumber
Daftar Pustaka
Thanks
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, and includes icons
by Flaticon, and infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai