Tugas Pak Sumedi, Mia Puspita
Tugas Pak Sumedi, Mia Puspita
Tugas Pak Sumedi, Mia Puspita
Oleh :
YUDHAN TRIYANA
1211201040
1. Latar belakang
■ Saat ini, dunia sedang disibukan dengan kasus COVID-19 yang pertama kali ditemukan
di Wuhan, China. WHO (World Health Organization) atau Organisasi Kesehatan Dunia
secara resmi mendeklarasikan virus corona (COVID19) sebagai pandemi pada tanggal 9
Maret 2020, artinya virus ini telah menyebar secara luas di Dunia. Kedatangan virus ini
telah memberikan dampak serta perubahan besar dalam tatanan kehidupan, termasuk
dalam dunia bisnis dan juga bidang kesehatan tentunya. Sehingga banyak perusahaan
besar sekalipun harus mencari peluang bisnis yang tetap sesuai dengan keadaan
sekarang, termasuk bidang kesehatan yang banyak sekali mengalami perubahan,
termasuk alur pemeriksaan, alur triase dan juga rujukan.
■ Sistem-sistem kesehatan di seluruh dunia menghadapi tantangan dalam bentuk
peningkatan kebutuhan akan pelayanan kesehatan oleh orang-orang dengan COVID-19.
Menjaga rasa percaya masyarakat pada kapasitas sistem kesehatan untuk dengan aman
memenuhi kebutuhan-kebutuhan esensial dan mengendalikan infeksi risiko di fasilitas
pelayanan kesehatan merupakan kunci untuk memastikan adanya perilaku pencarian
pelayanan kesehatan yang benar dan kepatuhan pada anjuran-anjuran kesehatan
masyarakat.
■ Pemeriksaan kesehatan berbasis digital sudah mulai marak muncul dimasyarakat
Indonesia atau yang biasa kita sebut dengan Telemedicine / Teleconsultation. Hal
tersebut merupakan gebrakan ilmu kesehatan dimasa digital seperti sekarang.
■ Selain hal tersebut, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia juga telah mengeluarkan
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/MENKES/4829/2021 Tentang Pedoman Pelayanan Kesehatan Melalui
Telemedicine Pada Masa Corona Virus Disease 2019,
■ Surat keputusan Majelis Kehormatan Etik Kedokteran NO: 017/PB/K.MKEK/05/2020
tentang Fatwa Layanan Telemedicine dan Konsultasi Daring Khususnya di Masa
Pandemi Covid-19.
■ SUrat Edaran Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.01/MENKES/303/2020 Tahun 2020 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan
Kesehatan Melalui Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan Komunikasi Dalam Rangka
Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease 2019.
■ Solusi telemedicine (kedokteran jarak jauh) mencakup konsultasi klinis melalui
percakapan video atau perpesanan, jalur telepon khusus dengan staf yang cukup, apotek
elektronik, dan klinik keliling yang dapat terhubung dari jarak jauh dengan fasilitas
pelayanan kesehatan untuk secara tepat waktu mengakses data pasien seperti daftar obat
dan hasil tes diagnostik.
■ teknologi kesehatan digital dapat mendukung kepatuhan pengobatan dan
memberdayakan anggota masyarakat untuk mengambil langkah-langkah proaktif untuk
menjaga kesehatannya sendiri.
■ Telemedicine juga mampu memangkas waktu menunggu di rumah sakit. Lebih lanjut,
telemedicine juga membuat layanan kesehatan menjadi lebih terjangkau bagi 60%
penduduk Indonesia yang memiliki pendapatan sebesar Rp 635 ribu - 3,5 juta per
bulannya. Artinya, ada 162 juta penduduk Indonesia yang akan terbantu dengan
kehadiran telemedicine.
■ Berdasarkan uraian diataslah maka penulis memiliki ketertarikan untuk melakukan
penelitian tesis dengan judul : "Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan
Keputusan Pasien Dalam Menggunakan Aplikasi Telemedicine Sebagai Media
Konsultasi Kesehatan di Era Pandemi Covid-19”
2. Identifikasi masalah
■ Lokasi pelaksanaan penelitian ini adalah di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang
dan Bekasi (JABODETABEK) dengan waktu penelitian akan dilaksanakan sejak
dikeluarkan ijin penelitian dalam kurun waktu kurang lebih 2 bulan, 1 bulan digunakan
untuk pengumpulan data dan 1 bulan untuk pengolahan data yang meliputi proses
bimbingan berlangsung serta penyajian dalam bentuk tesis.
BAB II
1. Kajian Pustaka
2.1 Pengambilan Keputusan
■ Sebelum merencanakan pemasaran, suatu perusahaan perlu mengidentifikasi konsumen, sasarannya
dan proses keputusan mereka. Walaupun banyak keputusan pembelian melibatkan hanya satu
pengambilan keputusan, keputusan yang lain mungkin melibatkan beberapa peserta yang
memerankan peran, pencetus ide, pemberi pengaruh, pengambil keputusan, pembeli dan pemakai.
Di sini tugas pemasar adalah mengidentifikasi peserta pembelian lain, kriteria pembelian mereka
dan pengaruh mereka terhadap pembeli.
■ menurut Howard dan Shay (dalam Basu Swastha Dharmmesta, 1998) proses membeli (buying
intention) akan melalui lima tahapan, yaitu :
1. Pemenuhan kebutuhan (need)
2. Pemahaman kebutuhan (recognition)
3. proses mencari barang (search)
4. Proses evaluasi (evaluation)
5. Pengambilan keputusan pembelian (decision)
■ Menurut Swastha (1990 : 98), untuk memahami perilaku konsumen dalam memenuhi
kebutuhannya, ada dua model proses pembelian yang dilakukan oleh konsumen, yaitu :
1. Model phenomenologis
2. Model logis
■ Suatu pembelian tidak langsung terjadi terlebih dahulu dengan mengetahui, mengenal
dan kemudian memiliki produk tersebut (Koeswara, 1995 : 75), dalam Theofillus
Kusuma Adhi (2006). Menurut Koeswara, tahap-tahap proses pembelian ini dapat
dibagi atas lima langkah, yaitu :
• Mengetahui masalahnya (Recognation of problem)
• Mencari informasi (Search for information)
• Mengevaluasi setiap altrnatif (Evaluation of alternatif)
• Memilih salah satu alternatif (Choice)
• Menentukan hasil pilihan (Outcome)
2.1.1 produk
■ Produk didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat ditawarkan ke dalam pasar untuk
diperhatikan, dimiliki, dipakai, atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan
atau kebutuhan (Kotler, 1992).
■ Menurut David Garvin, untuk menentukan dimensi kualitas produk, dapat melalui
delapan dimensi sebagai berikut (Umar, 2002 : Lupiyoadi, 2001) :
1. Performance
2. Features,
3. Reliability
4. Conformance
5. Durability
6. Serviceability
7. Asthetics
8. Perceived quality
■ John C. Mowen dan Michael Minor (1994) memberikan beberapa dimensi dari kualitas
produk. Adapun dimensi kualitas produk adalah :
- Kinerja
- Reliabilitas atau Keandalan
- Daya Tahan
- Keamanan (Safety)
2.1.2 proses pengambilan keputusan
■ Pengambilan keputusan (decicion making) adalah melakukan penilaian dan
menjatuhkan pilihan. Sebelum pilihan dijatuhkan, ada beberapa tahap yang mungkin
akan dilalui oleh pembuat keputusan. Tahapan tersebut bisa saja meliputi identifikasi
masalah utama, menyusun alternatif yang akan dipilih dan sampai pada pengambilan
keputusan terbaik.
■ Fase pengambilan keputusan, antara lain :
a. Aktivitas intelejensia
b. Aktifitas desain
c. Aktifitas pemilihan
2.2 Telemedicine
2.2.1 Definisi Telemedicine
Telemedicine adalah penggunaan teknologi informasi dan komunikasi yang digabungkan dengan
kepakaran medis untuk memberikan layanan kesehatan, mulai dari konsultasi, diagnosa dan
tindakan medis, tanpa Mengidentifikasi Masalah Utama Menyusun Alternatif Menganalisis
Alternatif Mengambil Keputusan Terbaik PENGAMBILAN KEPUTUSAN terbatas ruang atau
dilaksanakan dari jarak jauh.
Tujuan
mengusahakan tercapainya pelayanan kesehatan secara merata di seluruh populasi negara,
meningkatkan kualitas pelayanan terutama untuk daerah terpencil dan penghematan biaya
dibandingkan cara konvensional.
Manfaat
1. Telemedicine paling bermanfaat untuk masyarakat yang tinggal di daerah terpencil ataupun
daerah yang jauh.
2. Telemedicine sangat bermanfaat sebagai alat komunikasi antara praktisi umum dan spesialis
yang berada di lokasi yang jauh.
Jenis-Jenis Telemedicine
dua konsep yaitu real time (synchronous) dan store-and-forword (asynchronous).
1. real time (Synchronous telemedicine) bisa berbentuk sederhana seperti penggunaan
telepon atau bentuk yang lebih kompleks seperti penggunaan robot bedah.
Synchronous telemedicine memerlukan kehadiran kedua pihak pada waktu yang sama,
2. store-and-forword (asynchronous telemedicine) mencakup pengumpulan data medis
dan pengiriman data ini ke seorang tenaga kesehatan (specialist) pada waktu yang tepat
untuk evaluasi secara offline. Jenis telemedicine ini tidak memerlukan kehadiran kedua
belah pihak dalam waktu yang sama.
2.3 Pelayanan kesehatan
Dalam undang-undang kesehatan menyebutkan bahwa, Fasilitas kesehatan adalah suatu alat dan atau tempat yang
digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
yang dilakukan pemerintah, pemerintah daerah dan atau masyarakat.
A. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit
Menurut undang-undang no.44 tahun 2009 tentang rumah sakit, fungsi rumah sakit adalah:
a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah
sakit
b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat
kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis.
c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka peningkatan kemampuan
dalam pemberian pelayanan kesehatan.
d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka
peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhaikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.
Melihat dari tugas dan fungsi rumah sakit tersebut, maka rumah sakit perlu mengembangkan sistem pelayanan
terhadap pasien, salah satunya dengan dapat menyelenggarakan pelayanan berbasis teknologi kedokteran jarak jauh
atau telemedicine.
2.4 Kajian Empiris
2.5 Kerangka Penelitian
■ Dalam penelitian ini diketahui bahwa peneliti mengambil masalah pada penggunaan
sistem telekonsultasi kesehatan jarak jauh atau yang disebut dengan telemedicine
sebagai alternatif pemeriksaan kesehatan dimasa pandemi covid-19 sejalan dengan
arahan pemerintah dalam menanggulangi penyebaran covid-19 salah satunya adalah
untuk membatasi mobilitas, menjaga jarak, namun kesehatan merupakan sebuah produk
esensial yang tidak bisa ditekan aktifitasnya.
2.6 Paradigma Penelitian
2.7 Hipotesis
Jika nilai Alfa > atau = r tabel maka instrumen penelitian dikatakanreliabel. Jika nilai Alfa <
r tabel maka instrumen dikatakan tidak reliabel.
C. Teknik Analisa Data
Dalam penelitian ini analisa data menggunakan analisis asosiatif yakni regresi linier
berganda.
1. Uji Asumsi Klasik:
a. Uji Normalitas
b. Uji Multikolinearitas
c. Uji Heteroskedastisitas
2. Regresi Linier Berganda
Rumus persamaan regresi linier berganda yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + b5 X5 + b6 X6 + b7 X7 + e
Keterangan:
Y = Keputusan Pembelian Konsumen a = Konstanta dari keputusan regresi
b1 = Koefisien regresi variabel X1 (penyedia layanan) b2 = Koefisien regresi variabel X2 (harga)
b3 = Koefisien regresi variabel X3 (kemudahan penggunaan) b4 = Koefisien regresi variabel X4
(ketersediaan tenaga kesehatan)
b5 = Koefisien regresi variabel X5 (ketersediaan fasilitas penunjang) b6 = Koefisien regresi variabel X6 (promosi)
b7 = Koefisien regresi variabel X7 (jarak ke fasilitas kesehatan) X1 = Penyedia Layanan
X2 = Harga X3 = Kemudahan Penggunaan
X4 = Ketersediaan Tenaga Kesehatan X5 = Fasilitas Kesehatan Penunjang
X6 = Promosi X7 = Jarak ke Fasilitas Keseahatn
e = error/variabel pengganggu
3. Koefisien Korelasi (R)
Koefisien korelasi digunakan untuk mengetahui kuatnya hubungan variabel independent
secara bersama-sama terhadap variabel dependent. Semakin besar nilai R, maka semakin
kuat hubungan variabel independent secara bersamasama terhadap veriabel dependent.
Rumus untung penghitungan koefisien korelasi:
R = 𝑏1 Σ𝑥1𝑦 + 𝑏2 Σ𝑥2𝑦 + 𝑏3 Σ𝑥3𝑦 / Σ𝑦2
4. Koefisien Determinasi (R2)
bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel bebas menjelaskan
variabel terikat dapat ditunjukkan dalam SPSS , koefesien determinasi terletak pada Model
Summary dan tertulis R Square.
5. Uji F (Simultan)
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji F dan uji t.
𝐹hitung = 𝑅 2 / k (1−𝑅2) / (𝑛−𝑘−1)
6. Uji t (Parsial)
Rumus : Thitung = 𝑏i /𝑆bi
D. Pengujian Hipotesis
a. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Uji korelasi Pearson Product Moment adalah salah satu uji parametrik dari beberapa uji korelasi
yang digunakan untuk mengetahui derajat keeratan hubungan antar variabel, hasil uji korelasi dapat
diartikan sebagai berikut :
- Nilai korelasi produk terhadap pengambilan keputusan adalah 0,554, berarti derajat korelasi
sedang dengan hubungan positif, semakin tinggi nilai produk maka semakin tinggi pula
pengambilan keputusannya
- Nilai korelasi harga terhadap pengambilan keputusan adalah 0,648, berarti derajat korelasi kuat,
dengan hubungan positif, semakin baik nilai harga maka semakin tinggi pula pengambilan
keputusannya
- Nilai korelasi performa terhadap pengambilan keputusan adalah 0,665, berarti derajat korelasi
kuat, dengan hubungan positif, semakin tinggi nilai performa maka semakin tinggi pula
pengambilan keputusannya 97
- Nilai korelasi keandalan terhadap pengambilan keputusan adalah 0,673, berarti derajat korelasi
kuat, dengan hubungan positif, semakin tinggi nilai keandalan maka semakin tinggi pula
pengambilan keputusannya
- Nilai korelasi fitur terhadap pengambilan keputusan adalah 0,689, berarti derajat korelasi
kuat, dengan hubungan positif, semakin tinggi nilai fitur maka semakin tinggi pula
pengambilan keputusannya
- Nilai korelasi promosi terhadap pengambilan keputusan adalah 0,642, berarti derajat
korelasi kuat, dengan hubungan positif, semakin tinggi nilai promosi maka semakin tinggi
pula pengambilan keputusannya
- Nilai korelasi harga terhadap pengambilan keputusan adalah 0,510, berarti derajat korelasi
sedang, dengan hubungan positif, semakin tinggi nilai lokasi maka semakin tinggi pula
pengambilan keputusannya
4.4.4 Koefisien Determinan (R2 )
Koefisien determinasi (R2 ) digunakan untuk mengukur seberapa besar pengaruh produk
(X1), harga (X2), performa (X3), keandalan (X4), fitur (X5), promosi(X6), lokasi (X7)
terhadap pengambilan keputusan (Y).
Hasil perhitungan menggunakan SPSS tersebut di atas dapat disimpulkan dengan
rumus : R² = (R Square)² X 100% R² = 0,658 X 100% R² = 65,8 %
Nilai R2 adalah antara 0 dan 1.
Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel bebas dalam mejelaskan
variasi variabel terikat sangat terbatas.
Nilai R square sebesar 0,658 (65,8%) dapat diintepretasikan bahwa kemampuan
produk (X1), harga (X2), performa (X3), keandalan (X4), fitur (X5), promosi(X6), lokasi
(X7) menerangkan variasi variabel pengambilan keputusan (Y) sebesar 63,2% dan sisanya
diperngaruh variabel independen lainnya yang tidak diteliti pada penelitian ini sebesar
34,2%
■ Berdasarkan hasil perhitungan koefisien determinasi tersebut, maka dapat dihitung
kontribusi masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat, yaitu produk (X1),
harga (X2), performa (X3), keandalan (X4), fitur (X5), promosi (X6), lokasi (X7)
terhadap pengambilan keputusan (Y) secara individu atau masing-masing variabel,
dengan mengkalikan nilai standarized Coefficients beta dengan correlation zero orders,
■ Berdasarkan hasil perhitungan di atas didapatkan bahwa pengaruh variabel
keandalan/reliability suatu layanan telemedicine menyumbang 21,69% konsumen untuk
melakukan konsultasi melalui telemedicine, diikuti dengan lokasi responden sebesar
19,97%, lalu fitur dari aplikasi sebesar 9,86%, promosi yang dilakukan penyedia
layanan sebesar 7,59% , pengaruh harga sebesar 4,39% dan peroforma aplikasi sebesar
4,39% diakhiri dengan nilai pengaruh paling kecil dari produk yang diberikan dari
layanan telemedicine sebesar 0,02%.
4.5 Pembahasan
Layanan telemedicine sudah menjadi suatu produk layanan kesehatan yang mulai banyak dipakai di
masyarakat, hal ini dikarenakan pandemi Covid-19 yang merubah tatanan layanan kesehatan dengan
didukung oleh peraturan pemerintah kepada masyarakat untuk menggunakan layanan tersebut.
Layanan telemedicine yang tersedia sekarang memang masih didominasi oleh start up company atau
100 penyedia layanan dari pihak ketiga. Layanan yang disediakan juga beragam, mulai dari
konsultasi kesehatan bersama pakar seperti Dokter Umum, Dokter Gigi, Dokter Hewan, Dokter
Spesialis, Dokter Gigi Spesialis, Bidan, Konselor Asi dan tenaga ahli lainnya. Dalam layanan
aplikasi tersebut juga menyediakan layanan farmasi esensial untuk pembelian obat-obatan tanpa
resep maupun obat-obatan dengan resep, layanan laboratorium. Fitur layanan yang ditawarkan juga
beragam, mulai dari media perpesanan, telepon maupun video telepon. Didukung juga dengan
berbagai kemudahan pembayaran seperti transfer, kartu kredit, uang digital, QRIS atau kerjasama
penyedia layanan dengan berbagai perusahaan asuransi. Kemudahan-kemudahan layanan
telemedicine juga adalah fleksibel, dimana pasien bisa mengakses dimanapun dan kapanpun selama
tersedia dawai yang terhubung dengan layanan internet. Perusahaan yang menyediakan layanan
telemedicine harus mampu memberikan beragam jenis produk layanan yang dibutuhkan konsumen,
sehingga diharapkan akan kebutuhan pelayanan dan keinginan pasien terpenuhi. Untuk bertahan
dalam persaingan bisnis, perusahaan penyedia layanan harus selalu gencar dalam mengembangkan
atau menambah kualitas layanannya, sehingga produk yang ditawarkan akan menjadi sangat
beragam memenuhi kebutuhan, keinginan dan permintaan pasar.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa adanya pengaruh antara produk (X1), harga (X2), performa (X3),
keandalan (X4), fitur (X5), promosi(X6), lokasi (X7) terhadap pengambilan keputusan (Y) yang sistematis. Hasil
analisis yang telah dilakukan menunjukan, hasil pengolahan data tersebut memperoleh nilai koefisien korelasi
berganda sebesar 0,811 hal ini menunjukan hubungan yang kuat dan positif antara produk (X1), harga (X2),
performa (X3), keandalan (X4), fitur (X5), promosi(X6), lokasi (X7) terhadap pengambilan keputusan (Y). Artinya
besar kecilnya nilai variabel bebas tersebut akan diikuti pula oleh variabel terikatnya, nilai keeratan dalam penelitian
ini adalah 0,510 – 0,68.
Berdasarkan hasil uji hipotesis secara simultan atau keseluruhan variabel bebas terhadap variabel terikat didapatkan
hasil didapat nilai F hitung 25,34 dengan F sig. 0,000. dimana nilai sig. lebih kecil daripada 0,05. Penentuan hasil uji
dapat dilakukan dengan membandingkan F hitung dengan F tabel atau juga dapat melihat nilai signifikansinya
dengan ketentuan Ho ditolak jika F hitung lebih besar dari Ftabel atau nilai F signifikansi lebih kecil dari 0,05. Dari
pengambilan keputusan tersebut makan didapatkan Ho ditolak, maka dapat diartikan bahwa secara simultan produk
(X1), harga (X2), performa (X3), keandalan (X4), fitur (X5), promosi(X6), lokasi (X7) mempengaruhi pengambilan
keputusan (Y).
Berdasarkan hasil uji analasisi nilai koefisien determinasi (R²) menunjukan bahwa produk (X1), harga (X2),
performa (X3), keandalan (X4), fitur (X5), promosi(X6), lokasi (X7) memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
pengambilan keputusan (Y) sebesar R² = 0,658 atau 65,8 % dengan sisa 34,2%. dipengaruhi variabel lain yang tidak
diteliti pada penelitian saat ini. Secara keseluruhan dari hasil penelitian menunjukan bahwa produk (X1), harga (X2),
performa (X3), keandalan (X4), fitur (X5), promosi(X6), lokasi (X7) memiliki hubungan positif dengan proses
keputusan pembeliam pasien melakukan konsultasi melalui telemedicine. Dapat dikatakan bahwa responden memilih
melakukan konsultasi melalui telemedicine karena dipengaruhi faktor-faktor tersebut yang melekat pada layanan
kesehatan berbasis digital ini.
4.5.1. Pengaruh Produk Teradap Pengambilan Keputusan.
Hasil analisis penelitian ini menunjukkan bahwa produk memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap keputusan pembelian pasien terhadap layanan telemedicine. Ini
menggambarkan bahwa semakin tinggi kepercayaan terhadap produk yang ditawarkan kepada
konsumen maka akan semakin tinggi pula keputusan pembelian yang akan dilakukan
konsumen terhadap layanan telemedicine. Hasil ini sesuai dengan penelitian Christian Tiwa
(2018) yang menyatakan bahwa kualitas produk dari suatu jasa pelayanan kesehatan yang
dilakukan di Puskesmas Bengkol Manado menunjukan nilai pengaruh yang positif dan secara
signifikan.
4.5.2 Pengaruh Harga Terhadap Pengambilan Keputusan.
Hasil analisis penelitian ini menunjukkan bahwa harga memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap keputusan pembelian pasien terhadap layanan telemedicine. Ini
menggambarkan bahwa semakin tinggi kepercayaan terhadap harga yang ditawarkan kepada
konsumen maka akan semakin tinggi pula keputusan pembelian yang akan dilakukan
konsumen terhadap layanan telemedicine. Hasil ini sesuai dengan penelitian Pratama Edi
(2011) dan Putri C (2013) yang menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi pasien untuk
berobat adalah harga, penelitian yang dilakukan menunjukan faktor harga mendominasi
pengambilan keputusan pada pasien dengan kemampuan ekonomi menengah kebawah.
4.5.3 Pengaruh Performa Teradap Pengambilan Keputusan.
Hasil analisis penelitian ini menunjukkan bahwa performa memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan
pembelian pasien terhadap layanan telemedicine. Ini menggambarkan bahwa semakin tinggi kepercayaan terhadap
performa yang ditawarkan kepada konsumen maka akan semakin tinggi pula keputusan pembelian yang akan dilakukan
konsumen terhadap layanan telemedicine. Hasil ini sesuai dengan penelitian Christian Tiwa (2018) yang menyatakan
bahwa kualitas pelayanan / performa pelayanan dari suatu jasa pelayanan kesehatan yang dilakukann di Puskesmas
Bengkol Manado menunjukan nilai pengaruh yang positif dan secara signifikan.
4.5.4 Pengaruh Keandalan Teradap Pengambilan Keputusan.
Hasil analisis penelitian ini menunjukkan bahwa keandalan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan
pembelian pasien terhadap layanan telemedicine. Ini menggambarkan bahwa semakin tinggi kepercayaan terhadap
keandalan yang ditawarkan kepada konsumen maka akan semakin tinggi pula keputusan pembelian yang akan dilakukan
konsumen terhadap layanan telemedicine. Hasil ini sesuai dengan penelitian Happy A (2013) yang menyatakan bahwa
keandalan di Rumah Sakit kota Magelang memberikan nilai respon yang baik, positif dan signifikan.
4.5.5 Pengaruh Fitur Teradap Pengambilan Keputusan.
Hasil analisis penelitian ini menunjukkan bahwa fitur memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan
pembelian pasien terhadap layanan telemedicine. Ini menggambarkan bahwa semakin tinggi kepercayaan terhadap fitur
layanan yang ditawarkan kepada konsumen maka akan semakin tinggi pula keputusan pembelian yang akan dilakukan
konsumen terhadap layanan telemedicine. Hasil ini sesuai dengan penelitian Siti Latifah (2018) yang menyatakan bahwa
fitur yang ditawarkan RSUD Kota Sabulussalam memberikan nilai respon yang baik, positif dan signifikan.
4.5.6 Pengaruh Promosi Teradap Pengambilan Keputusan.
Hasil analisis penelitian ini menunjukkan bahwa promosi memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap keputusan pembelian pasien terhadap layanan telemedicine. Ini
menggambarkan bahwa semakin tinggi kepercayaan terhadap promosi layanan yang
ditawarkan kepada konsumen maka akan semakin tinggi pula keputusan pembelian yang
akan dilakukan konsumen terhadap layanan telemedicine. Hasil ini sesuai dengan penelitian
Erlin (2019) yang menyatakan bahwa faktor promosi dari pihak ketiga memberikan
pengaruh terhadap pengambilan keputusan pasien memilih layanan Kesehatan.
4.5.7 Pengaruh Lokasi Teradap Pengambilan Keputusan.
Hasil analisis penelitian ini menunjukkan bahwa lokasi memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap keputusan pembelian pasien terhadap layanan telemedicine. Ini
menggambarkan bahwa semakin tinggi kepercayaan terhadap lokasi responden
mempengaruhi pengambilan keputusan terhadap layanan telemedicine. Hasil ini sesuai
dengan penelitian Erlin (2019) yang menyatakan bahwa faktor lokasi memberikan pengaruh
terhadap pengambilan keputusan pasien memilih layanan Kesehatan.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Seluruh variabel yang terdiri dari produk, harga, performa, keandalan, fitur, promosi dan lokasi
berpengaruh secara simultan terhadap pengambilan keputusan pasien melakukan konsultasi melalu
layanan telemedicine selama pandemi Covid-19. Hal ini dapat dilihat dari nilai Fhitung (25,340) yang
lebih besar dari Ftabel untuk d(f) untuk n sebesar 100 (2,311).
2. Secara parsial, semua variabel yang terdiri dari produk, harga, performa, keandalan, fitur, promosi dan
lokasi juga berpengaruh secara parsial terhadap pengambilan keputusan pasien melakukan konsultasi
melalui layanan telemedicine selama pandemi Covid-19. Dalam penelitian ini didapatkan hasil bahwa
semua variabel secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan.
3. Variabel yang diteliti terdiri produk, harga, performa, keandalan, fitur, promosi dan lokasi, dari beberapa
variabel tersebut terdapat variabel yang paling berpengaruh terhadap pengambilan keputusan pasien
melakukan konsultasi melalui layanan telemedicine selama pandemi Covid-19 yaitu variabel
keandalan/reliability suatu layanan telemedicine menyumbang 21,69% konsumen untuk melakukan
konsultasi melalui telemedicine, diikuti dengan lokasi responden sebesar 19,97%, lalu fitur dari aplikasi
sebesar 9,86%, promosi yang dilakukan penyedia layanan sebesar 7,59%, pengaruh harga sebesar 4,39%
dan performa aplikasi sebesar 4,39% diakhiri dengan nilai pengaruh paling kecil dari produk yang
diberikan dari layanan telemedicine sebesar 0,02%.
Saran
Berikut adalah saran dari penelitian yang dilakukan :
1. Produk layanan telemedicine yang ditawarkan haruslah produk yang menyesuaikan
dengan keadaan serta permintaan pasar, pengembangan dan perbaikan produk juga harus
terus ditingkatkan oleh penyedia layanan telemedicine karena pembaharuan dalam bidang
teknologi terus berkembang.
2. Pengembangan informasi dan teknologi juga harus memperhitungkan cakupan layanan
internet diberbagai daerah,
3. Sebaran kerjasama dari layanan telemedicine dengan fasilitas kesehatan serta penunjang
lainnya diberbagai daerah harus diperbanyak,
4. Dunia informasi sekarang mempermudah seseorang memperolah akses dan pengetahuan,
promosi yang gencar sesuai dengan pasar yang sudah difokuskan dapat menjadi alternatif
mengenalkan layanan telemedicine ke berbagai pihak, seperti menyediakan iklan layanan
masyarakat, iklan di media sosial serta elektronik dan cetak.
5. Penyesuaian harga yang bersaing dan terjangklau dibandingkan dengan pelayanan luring
juga menjadi penentu dalam peningkatan konsumen daring,
1. Aplikasi memakai perangkat lunak dan keras, hal ini perlu dipertimbangkan
kemampuan integrasi yangt baik, menghindari gangguan performa, data penyimpanan
yang besar serta pengganggu perangkat lain dari aplikasi tersebut
2. Ketersediaan dan keandalan tenaga ahli di layanan telemedicine perlu ditingkatkan,
seperti adanya pelatihan berjenjang, penilaian dan skoring serta SOP pelayanan yang
terstandar.
3. Dalam mengembangkan layanan telemedicine ini, penulis juga menyarankan untuk
fasilitas kesehatan membuat layanan mandiri yang dikelola oleh fasilitas kesehatan
secara langsung.
4. Penulis menyarankan kepada peneliti selanjutnya untuk lebih memperluas objek
penelitian, menggunakan waktu penelitian secara luas tidak hanya pada masa pandemi
covid-19 saja, dan membuat penelitian dengan baik dan semaksimal mungkin jika ingin
mengambil topik penelitian yang sejenis
Terima kasih