Tugas Pak Sumedi, Mia Puspita

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 61

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN

KEPUTUSAN PASIEN DALAM MENGGUNAKAN APLIKASI


TELEMEDICINE SEBAGAI MEDIA KONSULTASI KESEHATAN DI ERA
PANDEMI COVID-19

Oleh :
YUDHAN TRIYANA
1211201040
1. Latar belakang

■ Saat ini, dunia sedang disibukan dengan kasus COVID-19 yang pertama kali ditemukan
di Wuhan, China. WHO (World Health Organization) atau Organisasi Kesehatan Dunia
secara resmi mendeklarasikan virus corona (COVID19) sebagai pandemi pada tanggal 9
Maret 2020, artinya virus ini telah menyebar secara luas di Dunia. Kedatangan virus ini
telah memberikan dampak serta perubahan besar dalam tatanan kehidupan, termasuk
dalam dunia bisnis dan juga bidang kesehatan tentunya. Sehingga banyak perusahaan
besar sekalipun harus mencari peluang bisnis yang tetap sesuai dengan keadaan
sekarang, termasuk bidang kesehatan yang banyak sekali mengalami perubahan,
termasuk alur pemeriksaan, alur triase dan juga rujukan.
■ Sistem-sistem kesehatan di seluruh dunia menghadapi tantangan dalam bentuk
peningkatan kebutuhan akan pelayanan kesehatan oleh orang-orang dengan COVID-19.
Menjaga rasa percaya masyarakat pada kapasitas sistem kesehatan untuk dengan aman
memenuhi kebutuhan-kebutuhan esensial dan mengendalikan infeksi risiko di fasilitas
pelayanan kesehatan merupakan kunci untuk memastikan adanya perilaku pencarian
pelayanan kesehatan yang benar dan kepatuhan pada anjuran-anjuran kesehatan
masyarakat.
■ Pemeriksaan kesehatan berbasis digital sudah mulai marak muncul dimasyarakat
Indonesia atau yang biasa kita sebut dengan Telemedicine / Teleconsultation. Hal
tersebut merupakan gebrakan ilmu kesehatan dimasa digital seperti sekarang.
■ Selain hal tersebut, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia juga telah mengeluarkan
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/MENKES/4829/2021 Tentang Pedoman Pelayanan Kesehatan Melalui
Telemedicine Pada Masa Corona Virus Disease 2019,
■ Surat keputusan Majelis Kehormatan Etik Kedokteran NO: 017/PB/K.MKEK/05/2020
tentang Fatwa Layanan Telemedicine dan Konsultasi Daring Khususnya di Masa
Pandemi Covid-19.
■ SUrat Edaran Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.01/MENKES/303/2020 Tahun 2020 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan
Kesehatan Melalui Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan Komunikasi Dalam Rangka
Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease 2019.
■ Solusi telemedicine (kedokteran jarak jauh) mencakup konsultasi klinis melalui
percakapan video atau perpesanan, jalur telepon khusus dengan staf yang cukup, apotek
elektronik, dan klinik keliling yang dapat terhubung dari jarak jauh dengan fasilitas
pelayanan kesehatan untuk secara tepat waktu mengakses data pasien seperti daftar obat
dan hasil tes diagnostik.
■ teknologi kesehatan digital dapat mendukung kepatuhan pengobatan dan
memberdayakan anggota masyarakat untuk mengambil langkah-langkah proaktif untuk
menjaga kesehatannya sendiri.
■ Telemedicine juga mampu memangkas waktu menunggu di rumah sakit. Lebih lanjut,
telemedicine juga membuat layanan kesehatan menjadi lebih terjangkau bagi 60%
penduduk Indonesia yang memiliki pendapatan sebesar Rp 635 ribu - 3,5 juta per
bulannya. Artinya, ada 162 juta penduduk Indonesia yang akan terbantu dengan
kehadiran telemedicine.
■ Berdasarkan uraian diataslah maka penulis memiliki ketertarikan untuk melakukan
penelitian tesis dengan judul : "Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan
Keputusan Pasien Dalam Menggunakan Aplikasi Telemedicine Sebagai Media
Konsultasi Kesehatan di Era Pandemi Covid-19”
2. Identifikasi masalah

■ Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka diidentifikasikan


permasalahan yang ada sebagai berikut :
1. Penggunaan layanan kesehatan berbasis digital atau telemedicine semakin banyak
digunakan di era modern seperti sekarang
2. Peningkatan jumlah pengguna layanan telemedicine semakin meningkat selama
pandemi Covid-19 karena akses layanan kesehatan mengalami keterbatasan pelayanan.
3. Pemerintah membuat program penanganan Covid-19 bagi pasien dengan gejala ringan
dan sedang untuk mengakses obat dan konsultasi menggunakan aplikasi telemedicine.
4. Banyak sekali layanan telemedicine yang tersedia di Indonesia
5. Masih ada wilayah di Indonesia yang masih kesulitan mengakses layanan kesehatan.
3. Rumusan masalah

1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen dalam


menggunakan aplikasi telemedicine?
2. Faktor mana yang mempunyai pengaruh paling besar atau dominan terhadap
pengambilan keputusan konsumen dalam menggunakan aplikasi telemedicine?
4. Tujuan penelitian

■ Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :


1. Untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor apasajakah yang mempengaruhi
pengambilan keputusan pasien dalam menggunakan aplikasi telemedicine.
2. Untuk dijadikan bahan pertimbangan penyedia layanan kesehatan untuk memperluas
layanan kesehatan di bidang penggunaan teknologi sesuai dengan kebutuhan pelayanan
5. Kegunaan penelitian

1. Penelitian ini diharapkan dapat menggambarkan banyak faktor yang mempunyai


pengaruh terhadap keputusan pasien dalam memilih layanan telemedicine dan untuk
selanjutnya dapat menjadi pertimbangan bagi perusahaan untuk menentukan strategi
yang tepat.
2. Dapat dijadikan referensi bagi penelitian selanjutnya dan memberikan sumbangan
terhadap pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang pelayanan kesehatan
berbasis teknologi
6. Lokasi dan waktu penelitian

■ Lokasi pelaksanaan penelitian ini adalah di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang
dan Bekasi (JABODETABEK) dengan waktu penelitian akan dilaksanakan sejak
dikeluarkan ijin penelitian dalam kurun waktu kurang lebih 2 bulan, 1 bulan digunakan
untuk pengumpulan data dan 1 bulan untuk pengolahan data yang meliputi proses
bimbingan berlangsung serta penyajian dalam bentuk tesis.
BAB II
1. Kajian Pustaka
2.1 Pengambilan Keputusan
■ Sebelum merencanakan pemasaran, suatu perusahaan perlu mengidentifikasi konsumen, sasarannya
dan proses keputusan mereka. Walaupun banyak keputusan pembelian melibatkan hanya satu
pengambilan keputusan, keputusan yang lain mungkin melibatkan beberapa peserta yang
memerankan peran, pencetus ide, pemberi pengaruh, pengambil keputusan, pembeli dan pemakai.
Di sini tugas pemasar adalah mengidentifikasi peserta pembelian lain, kriteria pembelian mereka
dan pengaruh mereka terhadap pembeli.
■ menurut Howard dan Shay (dalam Basu Swastha Dharmmesta, 1998) proses membeli (buying
intention) akan melalui lima tahapan, yaitu :
1. Pemenuhan kebutuhan (need)
2. Pemahaman kebutuhan (recognition)
3. proses mencari barang (search)
4. Proses evaluasi (evaluation)
5. Pengambilan keputusan pembelian (decision)
■ Menurut Swastha (1990 : 98), untuk memahami perilaku konsumen dalam memenuhi
kebutuhannya, ada dua model proses pembelian yang dilakukan oleh konsumen, yaitu :
1. Model phenomenologis
2. Model logis
■ Suatu pembelian tidak langsung terjadi terlebih dahulu dengan mengetahui, mengenal
dan kemudian memiliki produk tersebut (Koeswara, 1995 : 75), dalam Theofillus
Kusuma Adhi (2006). Menurut Koeswara, tahap-tahap proses pembelian ini dapat
dibagi atas lima langkah, yaitu :
• Mengetahui masalahnya (Recognation of problem)
• Mencari informasi (Search for information)
• Mengevaluasi setiap altrnatif (Evaluation of alternatif)
• Memilih salah satu alternatif (Choice)
• Menentukan hasil pilihan (Outcome)
2.1.1 produk

■ Produk didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat ditawarkan ke dalam pasar untuk
diperhatikan, dimiliki, dipakai, atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan
atau kebutuhan (Kotler, 1992).
■ Menurut David Garvin, untuk menentukan dimensi kualitas produk, dapat melalui
delapan dimensi sebagai berikut (Umar, 2002 : Lupiyoadi, 2001) :
1. Performance
2. Features,
3. Reliability
4. Conformance
5. Durability
6. Serviceability
7. Asthetics
8. Perceived quality
■ John C. Mowen dan Michael Minor (1994) memberikan beberapa dimensi dari kualitas
produk. Adapun dimensi kualitas produk adalah :
- Kinerja
- Reliabilitas atau Keandalan
- Daya Tahan
- Keamanan (Safety)
2.1.2 proses pengambilan keputusan
■ Pengambilan keputusan (decicion making) adalah melakukan penilaian dan
menjatuhkan pilihan. Sebelum pilihan dijatuhkan, ada beberapa tahap yang mungkin
akan dilalui oleh pembuat keputusan. Tahapan tersebut bisa saja meliputi identifikasi
masalah utama, menyusun alternatif yang akan dipilih dan sampai pada pengambilan
keputusan terbaik.
■ Fase pengambilan keputusan, antara lain :
a. Aktivitas intelejensia
b. Aktifitas desain
c. Aktifitas pemilihan
2.2 Telemedicine
2.2.1 Definisi Telemedicine
Telemedicine adalah penggunaan teknologi informasi dan komunikasi yang digabungkan dengan
kepakaran medis untuk memberikan layanan kesehatan, mulai dari konsultasi, diagnosa dan
tindakan medis, tanpa Mengidentifikasi Masalah Utama Menyusun Alternatif Menganalisis
Alternatif Mengambil Keputusan Terbaik PENGAMBILAN KEPUTUSAN terbatas ruang atau
dilaksanakan dari jarak jauh.
Tujuan
mengusahakan tercapainya pelayanan kesehatan secara merata di seluruh populasi negara,
meningkatkan kualitas pelayanan terutama untuk daerah terpencil dan penghematan biaya
dibandingkan cara konvensional.
Manfaat
1. Telemedicine paling bermanfaat untuk masyarakat yang tinggal di daerah terpencil ataupun
daerah yang jauh.
2. Telemedicine sangat bermanfaat sebagai alat komunikasi antara praktisi umum dan spesialis
yang berada di lokasi yang jauh.
Jenis-Jenis Telemedicine
dua konsep yaitu real time (synchronous) dan store-and-forword (asynchronous).
1. real time (Synchronous telemedicine) bisa berbentuk sederhana seperti penggunaan
telepon atau bentuk yang lebih kompleks seperti penggunaan robot bedah.
Synchronous telemedicine memerlukan kehadiran kedua pihak pada waktu yang sama,
2. store-and-forword (asynchronous telemedicine) mencakup pengumpulan data medis
dan pengiriman data ini ke seorang tenaga kesehatan (specialist) pada waktu yang tepat
untuk evaluasi secara offline. Jenis telemedicine ini tidak memerlukan kehadiran kedua
belah pihak dalam waktu yang sama.
2.3 Pelayanan kesehatan
Dalam undang-undang kesehatan menyebutkan bahwa, Fasilitas kesehatan adalah suatu alat dan atau tempat yang
digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
yang dilakukan pemerintah, pemerintah daerah dan atau masyarakat.
A. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit
Menurut undang-undang no.44 tahun 2009 tentang rumah sakit, fungsi rumah sakit adalah:
a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah
sakit
b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat
kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis.
c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka peningkatan kemampuan
dalam pemberian pelayanan kesehatan.
d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka
peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhaikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.
Melihat dari tugas dan fungsi rumah sakit tersebut, maka rumah sakit perlu mengembangkan sistem pelayanan
terhadap pasien, salah satunya dengan dapat menyelenggarakan pelayanan berbasis teknologi kedokteran jarak jauh
atau telemedicine.
2.4 Kajian Empiris
2.5 Kerangka Penelitian

■ Dalam penelitian ini diketahui bahwa peneliti mengambil masalah pada penggunaan
sistem telekonsultasi kesehatan jarak jauh atau yang disebut dengan telemedicine
sebagai alternatif pemeriksaan kesehatan dimasa pandemi covid-19 sejalan dengan
arahan pemerintah dalam menanggulangi penyebaran covid-19 salah satunya adalah
untuk membatasi mobilitas, menjaga jarak, namun kesehatan merupakan sebuah produk
esensial yang tidak bisa ditekan aktifitasnya.
2.6 Paradigma Penelitian
2.7 Hipotesis

■ Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, peneliti memiliki hipotesis penelitian sebagai


berikut : “Terdapat pengaruh positif dan signifikan dari faktor-faktor tersebut terhadap
proses pengambilan keputusan konsumen baik secara simultan maupun parsial”
2.7.1 Sub Hipotesis
1. Penyedia Layanan berpengaruh terhadap proses pengambilan keputusan.
2. Harga berpengaruh terhadap proses pengambilan keputusan.
3. Kemudahan pengguna berpengaruh terhadap proses pengambilan keputusan.
4. Ketersediaan tenaga kesehatan berpengaruh terhadap proses pengambilan keputusan.
5. Fasilitas kesehatan penunjang berpengaruh terhadap proses pengambilan keputusan.
6. Promosi berpengaruh terhadap proses pengambilan keputusan.
7. Jarak ke fasilitas kesehatan berpengaruh terhadap proses pengambilan keputusan.
BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Objek dan Lokasi Penelitian


Objek dalam penelitian ini adalah para pengguna jasa layanan telekonsultasi yang menggunakan layanan
11 aplikasi telemedicine yang bekerjasama dengan kemenkes seperti Alodokter, GetWell, Good Doctor -
GrabHealth, Halodoc, KlikDokter, KlinikGo, Link Sehat, Milvik Dokter, ProSehat, SehatQ, dan YesDok
selama pandemi covid-19 di Indonesia.
Lokasi penelitian yang digunakan adalah wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi
(JABODETABEK).
Penelitian menggunakan kuisioner yang disebar melalui layanan digital googleform kepada para pengguna
jasa layanan tersebut melalui Internet.
3.2 Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian dalam tesis ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah
pendekatan penelitian yang diarahkan untuk pencapaian tujuan memperoleh penjelasan yang luas, tentang
fenomena yang ditetapkan sebagai objek penelitian dan menggunakan jenis metode penelitian survey.
Metode survey bertujuan untuk melihat keadaan yang menjadi objek penelitian apa adanya, dengan
melihat data dan informasi yang ada dari sampel, tanpa memberikan perlakuan (treatment) khusus.
3.3 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi dalam penelitian ini adalah pengguna jasa / pasien yang pernah melakukan
pembelian atau transaksi digital melalui 11 aplikasi telemedicine yang bekerjasama dengan
kemenkes.
Sampel adalah sebagian untuk diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap
mewakili seluruh populasi. Pada penelitian ini, Pasien yang menjadi sampel responden
adalah konsumen yang pernah melakukan transaksi digital melalui aplikasi telemedicine
selama pandemi covid-19, pengambilan sampel nonprobability atau juga disebut juga
nonpeluang yang merupakan pengambilan sampel dengan sengaja (purposive) dan bersifat
subjektif.
■ Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik non probability
yakni Teknik sampling insidental, yakni teknik penentuan sampel berdasarkan
kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti
dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu
cocok sebagai sumber data. Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini
menggunakan rumus Lemeshow, hal ini dikarenakan jumlah populasi tidah diketahui
atau tidak terhingga.
3.4 Tahapan Penelitian
Untuk melakukan sebuah penelitian kuantitatif, perlu mengetahui tahap-tahap yang akan
dilalui dalam proses penelitian ini. Penelitian ini dilakukan secara bertahap. Adapun tahap
pelaksanaan penelitian sebagai berikut:
A. Tahap Perencanaan
B. Tahap Pelaksanaan
C. Tahap Penyelesaian
3.5 Operasionalisasi Variabel
macam-macam variabel dalam penelitian ini dapat dibedakan menjadi :
1. Variabel Independent
2. Variabel Dependent
variabel bebas dan terikat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :
1. Variabel Bebas (Variabel X1) yang didalam peneitian ini yaitu penyedia layanan telemedicine.
2. Variabel Bebas (Variabel X2) yang didalam peneitian ini yaitu harga yang diterapkan oleh
penyedia jasa layanan telemedicine.
3. Variabel Bebas (Variabel X3) yang didalam peneitian ini yaitu kemudahan penggunaan aplikasi
4. Variabel Bebas (Variabel X4) yang didalam peneitian ini yaitu ketersediaan petugas kesehatan
yang beragam bidang.
5. Variabel Bebas (Variabel X5) yang didalam peneitian ini yaitu ketersediaan penunjang medis.
6. Variabel Bebas (Variabel X6) yang didalam peneitian ini yaitu promosi.
7. Variabel Bebas (Variabel X6) yang didalam peneitian ini yaitu jarak ke fasilitas kesehatan (X7).
8. Variabel Terikat (Variabel Y) yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengambilan
keputusan pasien menggunakan aplikasi telemedicine di masa pandemi Covid-19.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Dalam suatu penelitian ilmiah, teknik pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh
bahan-bahan yang relevan, akurat, dan terpercaya. Teknik yang digunakan dalam
pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
A. Kuesioner (angket)
B. Observasi
C. Dokumentasi
3.7 Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis
Agar suatu data yang dikumpulkan dapat bermanfaat, maka harus diolah dan dianalisis terlebih dahulu,
sehingga dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan. Tujuan metode analisis data adalah untuk
menginteprestasikan dan menarik kesimpulan dari sejumlah data yang terkumpul. Pengolahan data
dalam penelitian ini dengan menggunakan program SPSS for Windows versi 23.0. Adapun metode
analisis data yang digunakan adalah sebagai berikut :
A. Analisis Data Kualitatif
Proses analisis kualitatif ini dilakukan dalam tahapan sebagai berikut :
1. Pengeditan (Editing)
2. Pemberian Kode (Coding)
3. Pemberian Skor (Scoring)
Dalam penelitian ini urutan pemberian skor menggunakan skala ORDINAL. Tingkatan skala ORDINAL
yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
- Sangat Setuju (SS) = Diberi bobot / skor 5
- Setuju (S) = Diberi bobot / skor 4
- Netral (N) = Diberi bobot / skor 3
- Tidak Setuju (TS) = Diberi bobot / skor 2
- Sangat Tidak Setuju (STS) = Diberi bobot / skor 1
4. Tabulating
Pengelompokan data atas jawaban dengan benar dan teliti, kemudian dihitung
dandijumlahkan sampai berwujud dalam bentuk yang berguna. Berdasarkan hasil tabel
tersebut akan disepakati untuk membuat data tabel agar mendapatkan hubungan atau
pengaruh antara variabel-variabel yang ada.
B. Analisis Data Kuantitatif
Bentuk analisa yang menggunakan angka-angka dan perhitungan dengan metode statistik,
maka data tersebut harus diklasifikasikan dalam kategori tertentu dengan menggunakan
tabel-tabel tertentu untuk mempermudah dalam menganalisis dengan menggunakan
program SPSS for Windows versi 23.0
1. Uji Validitas
Tingkat dimana sebuah pengujian mengukur apa yang benar-benar ingin diukur. Uji
validitas dalam penelitian ini menggunakan program SPSS 16.
Rumus yang digunakan untuk menghitung tingkat validitas adalah Pearson Correlation
Product Moment, sebagai berikut:
rxy = N(Σxy) - (Σx)(Σy) / (N.Σx2 - [Σx]2)(N.Σy2 - [Σy]2)
■ Keterangan : rxy = r hitung, R = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, N =
jumlah sampel, Σx2 = kuadrat faktor variabel, XΣy2 = kuadrat faktor variabel Y, Σxy =
jumlah perkalian faktor korelasi variabel X dan Y
■ Jika r hitung > atau = r tabel maka butir dikatakan valid. Jika r hitung < r tabel maka
butir dikatakan tidak valid.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas pada dasarnya mengukur kehandalan instrumen. Sebuah pengukuran dikatakan
handal jika pengukuran tersebut memberikan hasil yang konsisten. Uji reliabilitas dalam
penelitian ini menggunakan rumus Koefisien Alfa (Cronbach’s Alpha) yang digunakan
dalam konsistensi internal.
Rumus dari Cronbach’s Alpha adalah:
CA = k 1- ∑ьª²
k–1 Õ 1²

Jika nilai Alfa > atau = r tabel maka instrumen penelitian dikatakanreliabel. Jika nilai Alfa <
r tabel maka instrumen dikatakan tidak reliabel.
C. Teknik Analisa Data
Dalam penelitian ini analisa data menggunakan analisis asosiatif yakni regresi linier
berganda.
1. Uji Asumsi Klasik:
a. Uji Normalitas
b. Uji Multikolinearitas
c. Uji Heteroskedastisitas
2. Regresi Linier Berganda
Rumus persamaan regresi linier berganda yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + b5 X5 + b6 X6 + b7 X7 + e
Keterangan:
Y = Keputusan Pembelian Konsumen a = Konstanta dari keputusan regresi
b1 = Koefisien regresi variabel X1 (penyedia layanan) b2 = Koefisien regresi variabel X2 (harga)
b3 = Koefisien regresi variabel X3 (kemudahan penggunaan) b4 = Koefisien regresi variabel X4
(ketersediaan tenaga kesehatan)
b5 = Koefisien regresi variabel X5 (ketersediaan fasilitas penunjang) b6 = Koefisien regresi variabel X6 (promosi)
b7 = Koefisien regresi variabel X7 (jarak ke fasilitas kesehatan) X1 = Penyedia Layanan
X2 = Harga X3 = Kemudahan Penggunaan
X4 = Ketersediaan Tenaga Kesehatan X5 = Fasilitas Kesehatan Penunjang
X6 = Promosi X7 = Jarak ke Fasilitas Keseahatn
e = error/variabel pengganggu
3. Koefisien Korelasi (R)
Koefisien korelasi digunakan untuk mengetahui kuatnya hubungan variabel independent
secara bersama-sama terhadap variabel dependent. Semakin besar nilai R, maka semakin
kuat hubungan variabel independent secara bersamasama terhadap veriabel dependent.
Rumus untung penghitungan koefisien korelasi:
R = 𝑏1 Σ𝑥1𝑦 + 𝑏2 Σ𝑥2𝑦 + 𝑏3 Σ𝑥3𝑦 / Σ𝑦2
4. Koefisien Determinasi (R2)
bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel bebas menjelaskan
variabel terikat dapat ditunjukkan dalam SPSS , koefesien determinasi terletak pada Model
Summary dan tertulis R Square.
5. Uji F (Simultan)
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji F dan uji t.
𝐹hitung = 𝑅 2 / k (1−𝑅2) / (𝑛−𝑘−1)
6. Uji t (Parsial)
Rumus : Thitung = 𝑏i /𝑆bi
D. Pengujian Hipotesis
a. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

3.8 Rancangan Kuisioner


Kuisioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan
serangkaian pertanyaan kepada responden untuk dijawab pertanyaan dapat berupa closed
quetion maupun multiple choice quetion.
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


Penelitian ini bersifat kuantitatif dimana data yang dihasilkan akan berbentuk angka. Dari data yang
didapat dilakukan analisis dengan menggunakan software SPSS versi 23. Penelitian ini memiliki tujuan
untuk menganalisis faktor produk, harga, kemudahaan penggunaan layanan, keandalan , fitur, promosi
dan lokasi terhadap pengambilan keputusan penggunaan layanan Telemedicine selama pandemi Covid-
19. Dengan tujuan yang didasarkan, data dikumpulkan dengan kuesioner sebanyak 100 responden yang
pernah melakukan layanan telemedicine yang sasarannya adalah pengguna 11 aplikasi telemedicine
yang bekerjasama dengan KEMENKES yaitu seperti Alodokter, GetWell, Good Doctor - GrabHealth,
Halodoc, KlikDokter, KlinikGo, Link Sehat, Milvik Dokter, ProSehat, SehatQ, dan YesDok dengan
lokasi pengguna telemedicine di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi
(JABODETABEK) sejak dikeluarkannya Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
Hk.01.07/Menkes/4829/2021 Tentang Pedoman Pelayanan Kesehatan Melalui Telemedicine Pada Masa
Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) yaitu Juli 2021 – Februari 2022. Penyebaran kuesioner
dilakukan secara tertutup dengan menggunakan googleform yang disebarkan melalui internet kepada
sampel sesuai kriteria yang telah disebutkan. Dengan kurun waktu Kuisioner menggunakan skala likert
1- 5. Penelitian ini menggunakan 7 variabel independen yang terdiri dari produk, harga, kemudahaan
penggunaan layanan, keandalan , fitur, promosi dan lokasi serta variabel dependen yaitu keputusan
pembelianan. Kuesioner yang dibuat dengan variabel yang diteliti memiliki rata 5 item pertanyaan.
4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
A. Karakteristik Responden
penelitian ini background responden difokuskan pada jenis kelamin, usia, kota asal,
pendidikan, pekerjaan, penghasilan, metode pembayaran dan aplikasi yang digunakan.
Hasil yang didapat adalah:
1. Jenis kelamin
Responden 100 sampel 🡪 berjenis kelamin laki-laki sebanyak 53 orang atau 53% dari
seluruh responden Ini menunjukkan dikalangan pengguna aplikasi telemedicine, keputusan
pembelian online pada jasa kesehatan lebih banyak dilakukan oleh laki-laki.
2. Usia
Hasil analisis menunjukan usia 20 – 30 Tahun sebanyak 53% merupakan kelompok usia
yang paling banyak menggunakan aplikasi telemedicine.
3. Kota asal
Dari sampel yang diperoleh menunjukan sebanyak 39% berasal dari kota Jakarta, diikuti
dengan kota Bekasi sebanyak 18%, kota Tangerang (15%) dan kota Bogor serta Kota
Depok Memiliki persentase yang sama yaitu (14%).
4. Latar belakang pendidikan
Dari sampel yang diperoleh menunjukan sebanyak 78% memiliki latar belakang Diploma
Strata 1 dan Profesi, diikuti dengan S2 sebanyak 13%, dan latar belakang pendidikan SMA /
Sederajat sebanyak 9%.
5. Latar belakang pekerjaan
Dari sampel yang diperoleh menunjukan sebanyak 45% berasal dari kelompok Karyawan
Swasta / wiraswasta, Profesional Lainnya sebanyak 28%, diikuti dengan PNS/TNI/POLRI
sebanyak 10%, Pensiunan 9%, Ibu Rumah Tangga 5% dan Pelajar / Mahasiswa 2%.
6. Pendapatan
Dari sampel yang diperoleh menunjukan responden dengan penghasilan Rp. 5.000.001 –
Rp. 10.000.000 sebanyak 41%, kemudian pendapatan Lebih dari Rp.10.000.000 sebanyak
33%, diikuti dengan kelompok pendapatan Rp. 3.000.001 – Rp. Rp. 5.000.000 sebanyak
17%, kurang dari Rp. 1.500.000 (8%) dan pendapatan Rp. 1.000.001 – Rp. 3.000.000
sebanyak (8%).
7. Metode pembayaran
Dari 100 pengguna layanan telemedicine menunjukan sebanyak 52% menggunakan metode
pembayaran Dompet Digital seperti GoPay, OVO, DANA dan lainnya, diikuti dengan
pembayaran umum melalui transfer bank sebanyak 30% dan menggunakan asuransi
sebanyak 11%.
8. Aplikasi yang digunakan
Terambil sebanyak 100 pengguna layanan telemedicine menggunakan layanan Halodoc
sebanyak 61%, diikuti dengan Alodokter sebanyak 10%, Good Doctor - GrabHelath (4%),
Getwell, KlikDokter, Klinik Go, Link Sehat dan SehatQ seimbang dengan nilai 3% serta
YesDok sebanyak 2%.
B. Karakteristik jawaban responden
Dapat dilihat bahwa terdapat 8 variabel yang diteliti yaitu Produk, Harga, Performa
Aplikasi, Keandalan, Layanan Penunjang, Promosi dan Lokasi terhadap Pengambilan
Keputusan. Dengan melihat jawaban responden secara rata pada variabel kepercayaan
dengan secara rata-rata memiliki nilai 4,27 artinya kecendurungan setuju. Ini
mengindikasikan bahwa keyakinan pasien akan produk layanan, harga, performa Aplikasi,
keandalan tenaga profesional, layanan penunjang yang tersedia, promosi dan lokasi
responden dapat memiliki pengaruh terhadap pengambilan keputusan memilih layanan
telemedicine. Berarti aplikasi layanan telemedicine perlu mempertahankan bahkan
meningkatkan agar lebih memberikan keyakinan bagi responden.
4.2 Analisis Data
1. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
a. Pengujian Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner. Kuesioner dikatakan valid jika
pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.
Metode yang digunakan untuk menilai validitas kuesioner tersebut adalah korelasi produk moment atau
menggunakan bevariate pearson.
terdapat 8 variabel yang menjadi bahan penelitian dari kedelapan variabel yang diteliti memiliki item
pertanyaan rata-rata 5 pertanyaan kecuali pada variabel pengambilan keputusan terdapat 7 item pertanyaan.
Dari masing-masing item pertanyaan pada setiap variabel baik independen maupun dependen ternyata
memiliki nilai r hitung lebih besar daripada r tabel maka datanya yang didapat dilapangan dapat dinyatakan
valid dan item pertanyaan tersebut dapat digunakan dalam penelitian.
B. Pengujian Reliabilitas
mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan
reliabel atau jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpa> 0,60.
menunjukkan bahwa kuisioner dengan pertanyaan sebanyak 42 item yang diajukan dan akan digunakan
sebagai bahan penelitian secara keseluruhan memiliki nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,964. Dimana nilai
tersebut lebih besar dari r tabel yakni 0,361 dengan makna jika nilai bahwa Cronbach’s Alpha > r Tabel
dalam Hasil menunjukan 0,964 > 0,361 maka bermakna bahwa item-item tersebut adalah konsisten atau
Reliabel.
2. Uji Asumsi Klasik
Pengujian ini dilakukan untuk melihat data yang digunakan mengalami penyimpangan asumsi klasik
atau tidak. Pada uji asumsi yang dilakukan tedapat 3 uji yang digunakan adalah:
A. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau
residual memiliki distribusi yang normal. Metode uji normalitas yang dapat digunakan untuk menguji
normalitas residual adalah ploting regresi residual. Model regresi dikatakan berdistribusi normal jika
data ploting yang menggambarkan data sesungguhnya mengikuti garis diagonal.
B. Uji Multikoleinieritas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar
variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas.
Untuk mengetahui adanya multikolinearitas dalam model regresi dapat dilihat dari nilai Variance
Inflation Faktor (VIF. Jika nilai tolerance > 0,100 dan VF < 10,00 maka model regresi tidak terjadi
multikolinieritas.
C. Uji Heteroskedastisitas
Uji heterosdekastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan
varian dari residual atau pengamatan yang lain. Beberapa cara untuk mengetahui ada atau tidaknya
heteroskedastisitas dalam model regresi, namun pada penelitian ini menggunakan uji Glejser
4.3 Analisis Regresi Berganda
Analisis ini digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara variabel bebas dengan
variabel terikat, serta untuk menunjukkan arah hubungan variabel-variabel tersebut.
4.4 Pengujian Hipotesis
Pengujian ini dilakukan untuk melakukan pembuktian hipotesis yang didasarkan pada
penelitian yang sudah ada.
Pengujian ini meliputi uji t, uji F dan koefisien determinan.
A. Pengujian Ketepatan Model (Uji F)
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana variabel bebas yang 93 digunakan
mampu menjelaskan variabel terikat. Dalam penelitian ini yaitu Harga (X1) , Harga (X2) ,
Performa (X3), Keandalan (X4), Fitur (X5), Promosi (X6) dan Lokasi (X7) secara stimultan
atau bersama-sama, berkaitan terhadap variabel terikat yaitu pengambilan keputusan (Y)
dan apakah model tersebut sesuai atau tidak.
Hasil yang didapat dalam penelitian ini adalah: didapat nilai F hitung 25,34 dengan F sig.
0,000. dimana nilai sig. lebih kecil daripada 0,05 maka Ho ditolak. Dapat diartikan bahwa
secara simultan X1-X7 berpengaruh signifikan terhadap pengambilan keputusan (Y).
4.4.1 Pengujian Signifikan (Uji t)
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara
individual dalam menjelaskan variasi variabel dependen.
Untuk memberikan interpretasi terhadap uji t dapat dijelaskan adalah:
- Nilai t hitung yang dihasilkan pada variabel produk adalah 0,003 dengan sig 0,998. Hasil
analisis sig. 0,003 lebih kecil daripada 0,05 artinya secara individu variabel produk
berpengaruh signifikan terhadap pengambilan keputusan.
- Nilai t hitung yang dihasilkan pada variabel harga adalah 0,652 dengan sig 0,516. Hasil
analisis sig. 0,516 lebih besar daripada 0,05 artinya secara individu variabel harga
berpengaruh signifikan terhadap pengambilan keputusan.
- Nilai t hitung yang dihasilkan pada variabel performa adalah 0,624 dengan sig 0,534.
Hasil analisis sig. 0,054 lebih besar daripada 0,05 artinya secara individu variabel performa
berpengaruh signifikan terhadap pengambilan keputusan.
- Nilai t hitung yang dihasilkan pada variabel keandalan adalah 3,263 dengan sig 0,002.
Hasil analisis sig. 0,002 lebih kecil daripada 0,05 artinya secara individu variabel keandalan
tidak berpengaruh signifikan terhadap pengambilan keputusan.
- Nilai t hitung yang dihasilkan pada variabel fitur adalah 1,386 dengan sig 0,169. Hasil
analisis sig. 0,169 lebih besar daripada 0,05 artinya secara individu variabel fitur
berpengaruh signifikan terhadap pengambilan keputusan.
- Nilai t hitung yang dihasilkan pada variabel promosi adalah 1,141 dengan sig 0,257. Hasil
analisis sig. 0,257 lebih besar daripada 0,05 artinya secara individu variabel promosi
berpengaruh signifikan terhadap pengambilan keputusan.
- Nilai t hitung yang dihasilkan pada variabel lokasi adalah 4,297 dengan sig 0,000. Hasil
analisis sig. 0,000 lebih besar daripada 0,05 artinya secara individu variabel lokasi tidak
berpengaruh signifikan terhadap pengambilan keputusan.
4.4.3 Uji Korelasi R

Uji korelasi Pearson Product Moment adalah salah satu uji parametrik dari beberapa uji korelasi
yang digunakan untuk mengetahui derajat keeratan hubungan antar variabel, hasil uji korelasi dapat
diartikan sebagai berikut :
- Nilai korelasi produk terhadap pengambilan keputusan adalah 0,554, berarti derajat korelasi
sedang dengan hubungan positif, semakin tinggi nilai produk maka semakin tinggi pula
pengambilan keputusannya
- Nilai korelasi harga terhadap pengambilan keputusan adalah 0,648, berarti derajat korelasi kuat,
dengan hubungan positif, semakin baik nilai harga maka semakin tinggi pula pengambilan
keputusannya
- Nilai korelasi performa terhadap pengambilan keputusan adalah 0,665, berarti derajat korelasi
kuat, dengan hubungan positif, semakin tinggi nilai performa maka semakin tinggi pula
pengambilan keputusannya 97
- Nilai korelasi keandalan terhadap pengambilan keputusan adalah 0,673, berarti derajat korelasi
kuat, dengan hubungan positif, semakin tinggi nilai keandalan maka semakin tinggi pula
pengambilan keputusannya
- Nilai korelasi fitur terhadap pengambilan keputusan adalah 0,689, berarti derajat korelasi
kuat, dengan hubungan positif, semakin tinggi nilai fitur maka semakin tinggi pula
pengambilan keputusannya
- Nilai korelasi promosi terhadap pengambilan keputusan adalah 0,642, berarti derajat
korelasi kuat, dengan hubungan positif, semakin tinggi nilai promosi maka semakin tinggi
pula pengambilan keputusannya
- Nilai korelasi harga terhadap pengambilan keputusan adalah 0,510, berarti derajat korelasi
sedang, dengan hubungan positif, semakin tinggi nilai lokasi maka semakin tinggi pula
pengambilan keputusannya
4.4.4 Koefisien Determinan (R2 )
Koefisien determinasi (R2 ) digunakan untuk mengukur seberapa besar pengaruh produk
(X1), harga (X2), performa (X3), keandalan (X4), fitur (X5), promosi(X6), lokasi (X7)
terhadap pengambilan keputusan (Y).
Hasil perhitungan menggunakan SPSS tersebut di atas dapat disimpulkan dengan
rumus : R² = (R Square)² X 100% R² = 0,658 X 100% R² = 65,8 %
Nilai R2 adalah antara 0 dan 1.
Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel bebas dalam mejelaskan
variasi variabel terikat sangat terbatas.
Nilai R square sebesar 0,658 (65,8%) dapat diintepretasikan bahwa kemampuan
produk (X1), harga (X2), performa (X3), keandalan (X4), fitur (X5), promosi(X6), lokasi
(X7) menerangkan variasi variabel pengambilan keputusan (Y) sebesar 63,2% dan sisanya
diperngaruh variabel independen lainnya yang tidak diteliti pada penelitian ini sebesar
34,2%
■ Berdasarkan hasil perhitungan koefisien determinasi tersebut, maka dapat dihitung
kontribusi masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat, yaitu produk (X1),
harga (X2), performa (X3), keandalan (X4), fitur (X5), promosi (X6), lokasi (X7)
terhadap pengambilan keputusan (Y) secara individu atau masing-masing variabel,
dengan mengkalikan nilai standarized Coefficients beta dengan correlation zero orders,
■ Berdasarkan hasil perhitungan di atas didapatkan bahwa pengaruh variabel
keandalan/reliability suatu layanan telemedicine menyumbang 21,69% konsumen untuk
melakukan konsultasi melalui telemedicine, diikuti dengan lokasi responden sebesar
19,97%, lalu fitur dari aplikasi sebesar 9,86%, promosi yang dilakukan penyedia
layanan sebesar 7,59% , pengaruh harga sebesar 4,39% dan peroforma aplikasi sebesar
4,39% diakhiri dengan nilai pengaruh paling kecil dari produk yang diberikan dari
layanan telemedicine sebesar 0,02%.
4.5 Pembahasan
Layanan telemedicine sudah menjadi suatu produk layanan kesehatan yang mulai banyak dipakai di
masyarakat, hal ini dikarenakan pandemi Covid-19 yang merubah tatanan layanan kesehatan dengan
didukung oleh peraturan pemerintah kepada masyarakat untuk menggunakan layanan tersebut.
Layanan telemedicine yang tersedia sekarang memang masih didominasi oleh start up company atau
100 penyedia layanan dari pihak ketiga. Layanan yang disediakan juga beragam, mulai dari
konsultasi kesehatan bersama pakar seperti Dokter Umum, Dokter Gigi, Dokter Hewan, Dokter
Spesialis, Dokter Gigi Spesialis, Bidan, Konselor Asi dan tenaga ahli lainnya. Dalam layanan
aplikasi tersebut juga menyediakan layanan farmasi esensial untuk pembelian obat-obatan tanpa
resep maupun obat-obatan dengan resep, layanan laboratorium. Fitur layanan yang ditawarkan juga
beragam, mulai dari media perpesanan, telepon maupun video telepon. Didukung juga dengan
berbagai kemudahan pembayaran seperti transfer, kartu kredit, uang digital, QRIS atau kerjasama
penyedia layanan dengan berbagai perusahaan asuransi. Kemudahan-kemudahan layanan
telemedicine juga adalah fleksibel, dimana pasien bisa mengakses dimanapun dan kapanpun selama
tersedia dawai yang terhubung dengan layanan internet. Perusahaan yang menyediakan layanan
telemedicine harus mampu memberikan beragam jenis produk layanan yang dibutuhkan konsumen,
sehingga diharapkan akan kebutuhan pelayanan dan keinginan pasien terpenuhi. Untuk bertahan
dalam persaingan bisnis, perusahaan penyedia layanan harus selalu gencar dalam mengembangkan
atau menambah kualitas layanannya, sehingga produk yang ditawarkan akan menjadi sangat
beragam memenuhi kebutuhan, keinginan dan permintaan pasar.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa adanya pengaruh antara produk (X1), harga (X2), performa (X3),
keandalan (X4), fitur (X5), promosi(X6), lokasi (X7) terhadap pengambilan keputusan (Y) yang sistematis. Hasil
analisis yang telah dilakukan menunjukan, hasil pengolahan data tersebut memperoleh nilai koefisien korelasi
berganda sebesar 0,811 hal ini menunjukan hubungan yang kuat dan positif antara produk (X1), harga (X2),
performa (X3), keandalan (X4), fitur (X5), promosi(X6), lokasi (X7) terhadap pengambilan keputusan (Y). Artinya
besar kecilnya nilai variabel bebas tersebut akan diikuti pula oleh variabel terikatnya, nilai keeratan dalam penelitian
ini adalah 0,510 – 0,68.
Berdasarkan hasil uji hipotesis secara simultan atau keseluruhan variabel bebas terhadap variabel terikat didapatkan
hasil didapat nilai F hitung 25,34 dengan F sig. 0,000. dimana nilai sig. lebih kecil daripada 0,05. Penentuan hasil uji
dapat dilakukan dengan membandingkan F hitung dengan F tabel atau juga dapat melihat nilai signifikansinya
dengan ketentuan Ho ditolak jika F hitung lebih besar dari Ftabel atau nilai F signifikansi lebih kecil dari 0,05. Dari
pengambilan keputusan tersebut makan didapatkan Ho ditolak, maka dapat diartikan bahwa secara simultan produk
(X1), harga (X2), performa (X3), keandalan (X4), fitur (X5), promosi(X6), lokasi (X7) mempengaruhi pengambilan
keputusan (Y).
Berdasarkan hasil uji analasisi nilai koefisien determinasi (R²) menunjukan bahwa produk (X1), harga (X2),
performa (X3), keandalan (X4), fitur (X5), promosi(X6), lokasi (X7) memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
pengambilan keputusan (Y) sebesar R² = 0,658 atau 65,8 % dengan sisa 34,2%. dipengaruhi variabel lain yang tidak
diteliti pada penelitian saat ini. Secara keseluruhan dari hasil penelitian menunjukan bahwa produk (X1), harga (X2),
performa (X3), keandalan (X4), fitur (X5), promosi(X6), lokasi (X7) memiliki hubungan positif dengan proses
keputusan pembeliam pasien melakukan konsultasi melalui telemedicine. Dapat dikatakan bahwa responden memilih
melakukan konsultasi melalui telemedicine karena dipengaruhi faktor-faktor tersebut yang melekat pada layanan
kesehatan berbasis digital ini.
4.5.1. Pengaruh Produk Teradap Pengambilan Keputusan.
Hasil analisis penelitian ini menunjukkan bahwa produk memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap keputusan pembelian pasien terhadap layanan telemedicine. Ini
menggambarkan bahwa semakin tinggi kepercayaan terhadap produk yang ditawarkan kepada
konsumen maka akan semakin tinggi pula keputusan pembelian yang akan dilakukan
konsumen terhadap layanan telemedicine. Hasil ini sesuai dengan penelitian Christian Tiwa
(2018) yang menyatakan bahwa kualitas produk dari suatu jasa pelayanan kesehatan yang
dilakukan di Puskesmas Bengkol Manado menunjukan nilai pengaruh yang positif dan secara
signifikan.
4.5.2 Pengaruh Harga Terhadap Pengambilan Keputusan.
Hasil analisis penelitian ini menunjukkan bahwa harga memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap keputusan pembelian pasien terhadap layanan telemedicine. Ini
menggambarkan bahwa semakin tinggi kepercayaan terhadap harga yang ditawarkan kepada
konsumen maka akan semakin tinggi pula keputusan pembelian yang akan dilakukan
konsumen terhadap layanan telemedicine. Hasil ini sesuai dengan penelitian Pratama Edi
(2011) dan Putri C (2013) yang menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi pasien untuk
berobat adalah harga, penelitian yang dilakukan menunjukan faktor harga mendominasi
pengambilan keputusan pada pasien dengan kemampuan ekonomi menengah kebawah.
4.5.3 Pengaruh Performa Teradap Pengambilan Keputusan.
Hasil analisis penelitian ini menunjukkan bahwa performa memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan
pembelian pasien terhadap layanan telemedicine. Ini menggambarkan bahwa semakin tinggi kepercayaan terhadap
performa yang ditawarkan kepada konsumen maka akan semakin tinggi pula keputusan pembelian yang akan dilakukan
konsumen terhadap layanan telemedicine. Hasil ini sesuai dengan penelitian Christian Tiwa (2018) yang menyatakan
bahwa kualitas pelayanan / performa pelayanan dari suatu jasa pelayanan kesehatan yang dilakukann di Puskesmas
Bengkol Manado menunjukan nilai pengaruh yang positif dan secara signifikan.
4.5.4 Pengaruh Keandalan Teradap Pengambilan Keputusan.
Hasil analisis penelitian ini menunjukkan bahwa keandalan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan
pembelian pasien terhadap layanan telemedicine. Ini menggambarkan bahwa semakin tinggi kepercayaan terhadap
keandalan yang ditawarkan kepada konsumen maka akan semakin tinggi pula keputusan pembelian yang akan dilakukan
konsumen terhadap layanan telemedicine. Hasil ini sesuai dengan penelitian Happy A (2013) yang menyatakan bahwa
keandalan di Rumah Sakit kota Magelang memberikan nilai respon yang baik, positif dan signifikan.
4.5.5 Pengaruh Fitur Teradap Pengambilan Keputusan.
Hasil analisis penelitian ini menunjukkan bahwa fitur memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan
pembelian pasien terhadap layanan telemedicine. Ini menggambarkan bahwa semakin tinggi kepercayaan terhadap fitur
layanan yang ditawarkan kepada konsumen maka akan semakin tinggi pula keputusan pembelian yang akan dilakukan
konsumen terhadap layanan telemedicine. Hasil ini sesuai dengan penelitian Siti Latifah (2018) yang menyatakan bahwa
fitur yang ditawarkan RSUD Kota Sabulussalam memberikan nilai respon yang baik, positif dan signifikan.
4.5.6 Pengaruh Promosi Teradap Pengambilan Keputusan.
Hasil analisis penelitian ini menunjukkan bahwa promosi memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap keputusan pembelian pasien terhadap layanan telemedicine. Ini
menggambarkan bahwa semakin tinggi kepercayaan terhadap promosi layanan yang
ditawarkan kepada konsumen maka akan semakin tinggi pula keputusan pembelian yang
akan dilakukan konsumen terhadap layanan telemedicine. Hasil ini sesuai dengan penelitian
Erlin (2019) yang menyatakan bahwa faktor promosi dari pihak ketiga memberikan
pengaruh terhadap pengambilan keputusan pasien memilih layanan Kesehatan.
4.5.7 Pengaruh Lokasi Teradap Pengambilan Keputusan.
Hasil analisis penelitian ini menunjukkan bahwa lokasi memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap keputusan pembelian pasien terhadap layanan telemedicine. Ini
menggambarkan bahwa semakin tinggi kepercayaan terhadap lokasi responden
mempengaruhi pengambilan keputusan terhadap layanan telemedicine. Hasil ini sesuai
dengan penelitian Erlin (2019) yang menyatakan bahwa faktor lokasi memberikan pengaruh
terhadap pengambilan keputusan pasien memilih layanan Kesehatan.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Seluruh variabel yang terdiri dari produk, harga, performa, keandalan, fitur, promosi dan lokasi
berpengaruh secara simultan terhadap pengambilan keputusan pasien melakukan konsultasi melalu
layanan telemedicine selama pandemi Covid-19. Hal ini dapat dilihat dari nilai Fhitung (25,340) yang
lebih besar dari Ftabel untuk d(f) untuk n sebesar 100 (2,311).
2. Secara parsial, semua variabel yang terdiri dari produk, harga, performa, keandalan, fitur, promosi dan
lokasi juga berpengaruh secara parsial terhadap pengambilan keputusan pasien melakukan konsultasi
melalui layanan telemedicine selama pandemi Covid-19. Dalam penelitian ini didapatkan hasil bahwa
semua variabel secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan.
3. Variabel yang diteliti terdiri produk, harga, performa, keandalan, fitur, promosi dan lokasi, dari beberapa
variabel tersebut terdapat variabel yang paling berpengaruh terhadap pengambilan keputusan pasien
melakukan konsultasi melalui layanan telemedicine selama pandemi Covid-19 yaitu variabel
keandalan/reliability suatu layanan telemedicine menyumbang 21,69% konsumen untuk melakukan
konsultasi melalui telemedicine, diikuti dengan lokasi responden sebesar 19,97%, lalu fitur dari aplikasi
sebesar 9,86%, promosi yang dilakukan penyedia layanan sebesar 7,59%, pengaruh harga sebesar 4,39%
dan performa aplikasi sebesar 4,39% diakhiri dengan nilai pengaruh paling kecil dari produk yang
diberikan dari layanan telemedicine sebesar 0,02%.
Saran
Berikut adalah saran dari penelitian yang dilakukan :
1. Produk layanan telemedicine yang ditawarkan haruslah produk yang menyesuaikan
dengan keadaan serta permintaan pasar, pengembangan dan perbaikan produk juga harus
terus ditingkatkan oleh penyedia layanan telemedicine karena pembaharuan dalam bidang
teknologi terus berkembang.
2. Pengembangan informasi dan teknologi juga harus memperhitungkan cakupan layanan
internet diberbagai daerah,
3. Sebaran kerjasama dari layanan telemedicine dengan fasilitas kesehatan serta penunjang
lainnya diberbagai daerah harus diperbanyak,
4. Dunia informasi sekarang mempermudah seseorang memperolah akses dan pengetahuan,
promosi yang gencar sesuai dengan pasar yang sudah difokuskan dapat menjadi alternatif
mengenalkan layanan telemedicine ke berbagai pihak, seperti menyediakan iklan layanan
masyarakat, iklan di media sosial serta elektronik dan cetak.
5. Penyesuaian harga yang bersaing dan terjangklau dibandingkan dengan pelayanan luring
juga menjadi penentu dalam peningkatan konsumen daring,
1. Aplikasi memakai perangkat lunak dan keras, hal ini perlu dipertimbangkan
kemampuan integrasi yangt baik, menghindari gangguan performa, data penyimpanan
yang besar serta pengganggu perangkat lain dari aplikasi tersebut
2. Ketersediaan dan keandalan tenaga ahli di layanan telemedicine perlu ditingkatkan,
seperti adanya pelatihan berjenjang, penilaian dan skoring serta SOP pelayanan yang
terstandar.
3. Dalam mengembangkan layanan telemedicine ini, penulis juga menyarankan untuk
fasilitas kesehatan membuat layanan mandiri yang dikelola oleh fasilitas kesehatan
secara langsung.
4. Penulis menyarankan kepada peneliti selanjutnya untuk lebih memperluas objek
penelitian, menggunakan waktu penelitian secara luas tidak hanya pada masa pandemi
covid-19 saja, dan membuat penelitian dengan baik dan semaksimal mungkin jika ingin
mengambil topik penelitian yang sejenis
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai