Forensik
Forensik
Forensik
FORENSIK
Nama Dosen : Kamelia Astuty SE., M.Ak
Nama kelompok :
1. Rengga Martika (22050057)
2. Alinza Syaputri (22050037)
3. Rizky Ramadhan Pratama (22050054)
01
PENGANTAR AKUNTANSI
FORENSIK
SEJARAH AKUNTANSI FORENSIK
Akuntansi forensik merupakan cabang akuntansi yang Memasuki abad ke-20, kebutuhan akan
berfokus pada proses penyelidikan, deteksi dan pencegahan penyelidikan terhadap kecurangan dan
berbagai bentuk kecurangan (fraud) dalam bidang keuangan. penipuan di bidang keuangan semakin
Sejarah kehadiran akuntansi forensik dapat dilacak dari berbagai meningkat, terutama dengan pertumbuhan
kemunculan praktik kecurangan yang telah terjadi dalam dunia bisnis dan pasar modal. Akuntansi forensik
keuangan. Dimulai pada era tahun 1930an dan 1940an terkuak mulai muncul sebagai respon dari kebutuhan
beberapa kasus skandal fraud terbesar dalam bidang keuangan. tersebut, meskipun pada era ini akuntansi
forensik tidak banyak dipergunakan dalam
Upaya membongkar berbagai kasus fraud.
Selanjutnya, pada era tahun 1980an dan 1990an. Pada
periode ini, beberapa skandal keuangan besar dunia seperti
Enron dan WorldCom sangat mengunguncang dunia bisnis dan Semantara pada abad ke-21 dengan
pasar keuangan. Berbagai skandal keuangan besar tersebut perkembangan teknologi informasi dan
menegaskan bahwa diperlukan pendekatan yang lebih canggih globalisasi membuat berbagai kasus
dan spesialis dalam mengungkapkan tindakan kecurangan yang kecurangan dan penipuan semakin kompleks
semakin kompleks. Dalam kasus ini akuntansi forensic mulai dan inovatif. Oleh 4 sebab itu kehadiran
banyak dipergunakan, sehingga bisa berkontribusi akuntansi forensik sangat dibutuhkan dalam
menyelesaikan skandal besar terutama dalam konteks Indonesia membantu berbagai entitas baik publik dan
lebih banyak pada sektor publik daripada entitas bisnis. bisnis untuk bisa mencegah dan membongkar
berbagai skandal keuangan.
PENGERTIAN AKUNTANSI
FORENSIK
Akuntansi forensik mengacu pada proses investigasi
terhadap berbagai praktik kecurangan karena berperan untuk
mencari berbagai alat bukti kecurangan. Proses ini dilalui melalui
pengumpulan informasi non-keuangan, hingga wawancara
kepada pihak-pihak yang terkait dengan kecurangan. Dalam
konteks entitas bisnis dan publik, penerapan akuntansi forensik
berupaya untuk melakukan deteksi dini terhadap munculnya
berbagai bentuk kecurangan yang berasal dari internal maupun
eksternal perusahaan.
Dari studi Singleton & Singleton (2010) diketahui
beberapa kompetensi yang harus dikuasai oleh seorang
akuntan forensik di antaranya:
Pengetahuan
Kerjasama tim
Analisis data
Standar audit
kolaborasi
Proses Perencanaan Audit Fraud
Menurut Bastian (2014) proses perencanaan audit fraud di sektor publik, pada umumnya,
meliputi tahap-tahap yang dapat digambarkan sebagai berikut:
PENGERTIAN AUDIT DAN AUDIT
INVESTIGASI
Menurut Arens, Elder dan Beasley (2008) menguraikan
definisi audit berikut: Auditing harus dilakukan oleh
orang yang kompeten dan independen. Audit adalah
pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi Seiring berjalannya waktu, terdapat jenis audit lain yang
untuk melaporkan derajat kesesuaian antara berkaitan dengan elemen hukum yang disebut dengan istilah
informasi itu dan kriteria yang telah ditetapkan. audit forensik (Forensic Audit), akuntansi forensik (Forensic
Accounting), atau audit forensik. Audit investigasi mendahului
forensik secara kontekstual, dan perlu diperjelas bahwa audit
investigasi adalah audit khusus yang dimaksudkan untuk
mengungkap kasus kecurangan atau penyimpangan yang terkait
dengan KKN. Audit investigasi adalah proses untuk
mengungkap kecurangan atau penyimpangan dengan
mengumpulkan fakta dan bukti yang dapat diterima oleh sistem
hukum yang berlaku
Teknik-Teknik Audit Investigasi
Dalam modul pelatihan forensic accounting
and investigative audit (Lembaga
Pengembangan Auditor Internal, 2012)
disebutkan terdapat 4 (empat) kunci
keberhasilan dalam melaksanakan audit
investigasi, yaitu: