Tata Kelola Bab 7

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 24

TINJAUAN TATA KELOLA :

KONSEP, PRINSIP, DAN


PRAKTEK DIINDONESIA
KELOMPOK 7:
1. DAFFA
2. SHOHEF
3. RODRIK
4. AKHMAD.
MENGAPA TATA KELOLA DENGAN
BAIK ?
Sesuai dengan teori keagenan,yang merepresentasikan antara
Principal dan Agen cenderung terdapat asimetri Informasi:
1. Agen cenderung bertindak untuk kepentinhan dirinya ( Self
Interst)
2. Prinsipal tidak dapat melihat dan megawasi tindakan yang
dilakukan oleh agen.
Konflik Pemegang Saham dan Manajer
Manager lebih pertumbuhan dan ukuran perusahaan karena akan
mendapat kemanan kerja yang lebih besar, kompensasi, prestise dan
dan pengeluaran diskresionari yang lebih besar pula.

Konflik muncul berupa :


1. Konsumsi penghasilan tambahan yang berlebihan (perquisites)
dapat berbentuk manfaat langsung maupun tidak langsung.
Contoh , penggunaan mobil mewah dan ruang kerja yang
mewah.
2. Manajer lalai dalam tidak bekerja dengan upaya terbaik mereka.
KONFLIK ANTARA KREDITUR DAN PEMEGANG
SAHAM
Konflik timbul berupa : Manager bertindak mewakili pemegang saham cenderung
untuk mengutakan kepentingan kesejahteraan pemegang saham dan dirinya seperti
kebijakan hutang. Manajer mengambil kebijakan hutang tanpa mempertimbangkan
resiko gagal membayar hutang. Kegagalan dalam membayar hutang merupakan resiko
yang ditangung Prinsipal .

Konflik muncul dalam 3 cara yaitu :


a. Asset Substitution : Investasi beresiko rendah ke beresiko tinggi, meningkatkan
resiko kegagalan Kreditur/agen dalam mebayar hutang.
b. Underinvestment : manager lebih suka investasi asset beresiko tinggi dengan
harapan memaksimalkan kekayaan manager/pemegang saham namun hal ini
memberikan resioko keamanan yang rendah bagi Prinsipel.
c. Claim delution . Penerbitan saham baru dengan mengesampingkan obligasi.
Konflik Pemegang Saham Pengendali dan Minoritas
Pemegang saham pengendali menggunakan kekuasaan untuk mengabaikan
hak pemegang saham minoritas :
a. Pemegang saham pengendali mengekpropriasi kekayaan pemegang
saham non pengendali melalui antara laintransaksi dengan pihak
terafiliasi.
b. Transaksi dengan pihak terafiliasi mungkin dilakukan dengan harga dan
persyaratan dan kondisi yang sama antara pihak ke 3.
contoh: kebijakan pembelian bahan baku dari PT. terafiliasi dimana
Pemegang Saham Pengendali merupakan pemilik saham mayoritas dari PT.
terafiasi tersebut.
DEFINISI DAN PRINSIP DASAR TATA
KELOLA

Corporate Governance :
a. Suatu system yang berfingsi untuk mengarahkan dan mengendalikan
Organisasi.
b. Seperangkat tatahubungan diantara manjemen perseroan ( direksi) ,
dewan komisaris, pemegang saham dan para pemangku kepentingan
lainnya.
* kesimpulan : suatu system, proses , seperangkat peraturan, yang
mengatur hubungan antara berbagai pihak yang berkepentingan demi
tercapainya tujuan organisasi.
Prinsip
Dasar
1. Transparansi (Transparancy). Tersedianya informasi yang material dan
relevan yang dapat diakses dan dipahami oleh poemangku kepentingan .
2. Akuntanbilitas ( Akuntanbility), mempertanggungjawabkan kinerja
secara transparan dan wajar.
3. Responsibilitas ( Responsibility)
4. Independensi
5. Kewajaran .
TINJAUAN STRUKTUR TATA
KELOLA
Single Board: memiliki ciri
1. Terdapat 1 BOD.( Board Of Directors) terdiri dari Executive dan Non
Executif Direktor.
2. Excv. Dir. Bertanggung jawab atas operasional sehari hari dan tidak
terjadi pada Non Exc. Directors
3. Non Exc. Dir. Terlibat dalam perumusan Strategi dlam Executive
Team.Board, memiliki ciri :
Dual
1. Terdiri dari 2 dewan, Supervisory Board ( komisaris ) dan
Executive Board (Dewan Direktur).
2. Peran terpisah, dewan komisaris mengawasi dewan direktur.
Organ Korporat : RUPS, Dewan Komisaris dan
Direksi.
Menurut UU PT. No.40 tahun 2007 Organ Perseroan terdiri :
1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS). Wewenang yang tidak
dimiliki oleh Dewan Komisaris dan Direksi
2. Direksi. Bertanggung jawab dalam perumusan dan kepentiga perseroan
3. Dewan Komisaris.

Hubugan antar Organ:


1. RUPS. Merupakan wadah para pemegang paham dalam mengambil keputusan terkait
dengan permodalan, dengan ketentuan Anggaran dasar dan perundang undangan,
dengan tidak mengintervensi tugas wewenang dan fungsi komisaris dan direksi.
2. Dewan Komisaris , melakukan pengawasan dan memberikan nasehat kepada direksi
dan memastika perusahan menjalankan GCG.
3. Bertanggung jawab dalam mengelola operasi perusahaan.
PRINSIP TATA KELOLA
:
1. Menjamin Kdrangka dasar Corporate Governance Efektif
2. Hak hak Pemegang Saham dan Peran Kunci Kepemilikan saham
3. Terhadap Pemegamng saham
4. Perangan Pemangku Kepentingan dalam Corporate Governance.
5. Keterbukaan
6. Tanggung jawab dewan
Manfaat Tata Kelola bagi Korporat dan Lingkungan

GOOD CORPORATE GOVERNANCE akan berdampak pada:


1. Tingkat Asimetri antara Prinsipal dan Agen berkurang karena da
terdapat pengarahan dan pengarahan terhadap agen
2. Penciptaan dan peningkatan keunggulan kompetetif perusahaan
3. Memungkinklan perusahaan untuk beroperasisecara efisien
4. Memberikan perlindungan terhadaop kepentingan pemegang
saham
5. Peningkatan nilai perusahaan.
6. Memastikan kepatuhan terhadap hokum dan peraturan
7. Pengentasan kemiskinan dengan meningkatkan tanggung jawab
social.
OVERVIEW REGULASI DAN PEDOMAN TATA
KELOLA DI INDONESIA
Krisis Asia menjadi momentum penting yang mendorong urgensi reformasi tata kelola
perusahaan di Asia, dan juga Indonesia.
Krisis yang melanda Asia tersebut mendorong pemerintah Indonesia untuk
bersungguh-
sungguh menyelesaikan masalah tata kelola perusahaan di Indonesia.
Untuk itu, dibentuklah Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance (KNKCG) pada
tahun 1999 untuk merekomendasikan prinsip-prinsip GCG nasional.
Pada tahun 2004, KNCG diubah menjadi Komite Nasioanal Kebijakan Governance
(KNKG)
dengan pertimbangan untuk memperluas cakupan ke tata kelola sektor publik (public
governance). KNKG telah menerbitkan Pedoman Nasional Good Corporate Governance
(Pedoman
GCG) pertama kali pada tahun 1999, yang kemudian direvisi pada tahun 2001 dan 2006
UU Pasar Modal dan PT Otoritas Jasa Keuangan
 1990-an: melalui Surat Kepentingan  2011: Undang-undang Nomor 21
Menteri Keuangan. Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa
 1995 : Undang-undang Nomor 8 tahun Keuangan (UU OJK) → OJK
tahun 1995 tentang Pasar Modal (UU  Dibentuk dari penggabungan:
PM)
1. otoritas pasar modal dan industry
 Saat ini: Undang-undang Nomor 40 keuangan non-bank (Bapepam-LK)
Tahun 2007 Tentang Perseroan dan
Terbatas.
2. otoritas perbankan (Bank
 mengatur: tata kelola perseroan pada Indonesia)
umumnya (Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS), Dewan Komisaris dan
Direksi, dan Lain-lain).
Peraturan BUMN dan BI Inisiatif CG Lainnya
 Bank Indonesia pada tahun 2006  Bertujuan memberikan intesif atau
mengeluarkan Peraturan Bank penghargaan kepada perusahaan-
Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 perusahaan yang menerapkan
tentang Pelaksanaan Good Corporate prinsip-prinsip tata kelola
Governance Bagi Bank Umum. perusahaan yang baik :
 Dikeluarkannya Peraturan Menteri 1. Annual Report Award (ARA)
Negara Badan Usaha Milik Negara
2. Capital Market Award
Nomor : PER – 01 / MBU/2011
tentang Penerapan Tata Kelola 3. IICD
Perusahaan Yang Baik (good IIGC Award – Most Trusted Award
4.
corporate governance) pada Badan
Usaha Milik Negara.
INSTRUMEN PENILAIAN DAN BUKTI EMPIRIS
TERHADAP PRAKTIK TATA KELOLA DI
INDONESIA DAN ASEAN
Ada 3 (tiga) penilaian utama terhadap tata kelola perusahaan di Indonesia yang
dilakukan oleh lembaga internasional, yaitu sebagai berikut :
a. Reports on the Observance of Standards and Codes (ROSC)
b. Credit Lyonnais Securities Asia (CLSA)
c. ASEAN CG Scorecard
Penilaian Tata Kelola Korporat Indonesia
oleh Bank Dunia (ROSC)
Latar Belakang Metodologi Penilaian
 ROSC bertujuan untuk mengidentifikasi
 IICD bertindak sebagai mitra local
kelemahan yang dapat menyebabkan
kerentanan ekonomi dan keuangan suatu Bank Dunia dalam melakukan
negara penilaian
 Penilaian: mengevaluasi kerangka hukum  Temuan ROSC dinyatakan dalam
dan peraturan suatu negara yang terkait laporan dan Detailed Country
dengan prinsip-prinsip CG OECD
Assessment (DCA)
 termasuk juga praktik dan kepatuhan dari
perusahaan yang terdaftar dan tingkat  Sumber data: oleh IICD
penegakan hukum aturan-aturan tersebut.
  Corporate governance Score Card
distandarisasi dan dilakukan secara
sistematis dan memasukkan rekomendasi tahun 2006, 2007, dan 2008
kebijakan dan country action plan  hasil survey kepada perusahaan
 Respon evaluasi: banyak negara telah publik
mulai melakukan reformasi hukum,
peraturan dan tata kelola kelembagaan.  focus groups yang memasukkan
juga peserta dari pasar modal
dan lokal.
Cont.
Struktur Instrumen DCA (Detailed Country Assessment)
 Adalah alat yang dikembangkan oleh Bank Dunia untuk melaksanakan
penilaian Tata Kelola Perusahaan ROSC.
 menggunakan OECD Metodologi untuk menilai pelaksanaan prinsip
Corporate governance OECD.
 Penyusunan pertanyaan berdasarkan prinsip OECD (6 bab dan 64 sub-prinsip)
 Bagian yang ada pada tiap prinsip:
a. Legal and regulatory framework (hukum dan kerangka peraturan)
b. Compliance and enforcement (kepatuhan dan penegakan)
c. Comments and analysis (komentar dan analisis)
Hasil Penilaian terhadap Indonesia dan Perbandingannya
terhadap Negara ASEAN Lainnya
Pencapaian
Menurut Bank Dunia (ROSC) pencapaian yang telah diraih Indonesia adalah bahwa Bapepam-LK secara
aktif terus mendorong penerapan berbagai peraturan untuk memberi perlindungan yang lebih baik bagi
investor.
Hambatan
Dewan Komisaris memiliki anggota yang belum berfungsi,
sebagian disebabkan karena komisaris dianggap tidak
memiliki ketrampilan teknis yang memadai. Kelemagan
signifikan lainnya adalah kurangnya pengungkapan
kepemilikan ultimat akhir dan kontrol. Hak-pemegang
saham dihormati, namun pemegang saham memiliki hak
yang lemah untuk mengusulkan agenda atau mengajukan
pertanyaan dalam RUPS. Beberapa ketentuan mengenai
CG telah diadopsi ke dalam peraturan namun
pengungkapan mengenai
 Penilaian dilakukan CG masih
berdasarkan bersifat
hukum sukarela,
dan praktik di Indonesia dibandingkan dengan prinsip OECD.
perusahaan tidak diminta untuk menjelaskan atau
Langkah Ke Depan

 Berikut ini adalah sejumlah reformasi mendasar yang direkomendasikan Bank Dunia:
Regulasi yang lebih baik mengenai pengungkapan kepemilikan saham dan pengungkapan non
keuangan lainnya
 Mewajibkan hak-hak kunci pemegang saham dimasukkan ke dalam peraturan perusahaan
 Membuat komisaris independen dan komite audit menjadi lebih efektif
 Mengamandemen hukum perusahaan agar semakin melindungi pemegang saham
 Memasukkan dan memperluas kekuasaan anggota dewan, dalam hukum peraturan dan CGCG
 Mensyaratkan perusahaan untuk mengungkapkan kepatuhan mereka terhadap CGCG
 Memberikan suara lebih besar bagi pemegang saham minoritas pada proses pemilihan dewan
 Peningkatan kemampuan Bapepam-LK untuk mengawasi pengungkapan perusahaan dan
bidang utama lainnya
 Mendorong pelatihan untuk dewan dan media
PENILAIAN BERDASARKAN ASEAN CG
SCORECARD DARI ASEAN CAPITAL
MARKET FORUM
ASEAN CG Scorecard bertujuan untuk:
- Meningkatkan standar-standar dan praktek-praktek tata kelola korporasi
dari perusahaan-perusahaan terbuka di ASEAN.
- Menunjukkan perusahaan-perusahaan publik di ASEAN yang memiliki tata
kelola korporasi yang baik dan menunjukkan kepada investor global bahwa
perusahaan-perusahaan di ASEAN adalah tempat yang menarik untuk
berinvestasi.
- Melengkapi inisiatif-inisiatif Forum Pasar Modal ASEAN (ACMF) lainnya
- mempromosikan ASEAN sebagai suatu kelompok aset berkelas.

Penilaian dilakukan terhadap 100 perusahaan publik terbuka di masing-


masing negara berdasarkan nilai kapitalisasi pasar. Perusahaan yang dinilai
harus dapat memberikan laporan tahunan dalam bahasa Inggris.
ASEAN CG Scorecard adalah suatu instrumen penilaian praktek CG
perusahaan terbuka dan didasarkan pada informasi publik, yang antara lain
terkandung dari laporan tahunan dan situs web perusahaan.
Struktur Instrumen

Instrumen penilaian terbagi menjadi 2 level yaitu level 1 dan level


2.
Level 1 terdiri dari 185 item dan dibagi menjadi lima bagian sesuai
dengan prinsip-prinsip OECD yaitu Rights of Shareholders (26 item, bobot
10%),
Equitable Treatment (17 item, 15%), Role of Stakeholders (21 item,
bobot 10%), Disclosure and Transparency (42 item, bobot 25%),
Responsibilities of the Board (79 item, bobot 40%). Setiap item dalam
level 1 diberi jawaban
‘Yes’, ‘No’, atau ‘Not Applicable (NA)’ dengan nilai satu jika
menjalankannya
Level 2 berisi atau
11 item bonus nol23jika
dan tidak
item menjalankannya.
hukuman (penalty). Item-item
dalam
bonus menunjukkan praktek-praktek CG yang sangat baik sehingga
perusahaan yang menjalankannya mendapat poin tambahan. Item penalti
Hasil Penilaian terhadap Indonesia dan Perbandingannya
dengan Negara ASEAN Lainnya

Pada tahun 2012 IICD rata-rata nilai tata kelola perusahaan


adalah 43,4 dengan nilai maksimum 75,4 dan nilai minimum
adalah 20,8. Pada tahun 2013, rata-rata nilai mengalami
peningkatan menjadi 54,6 dengan nilai maksimum 82,3 dan nilai
minimum 31,4. Nilai rata-rata tergolong rendah, menunjukkan
bahwa sebagian besar perusahaan terbuka di Indonesia belum
mempraktekkan prinsip-prinsip tata kelola perusahaa yang
n signifikan
berbasis internasional, namun terjadi perbaikan yang
selama setahun terakhir.

Anda mungkin juga menyukai