Abad Pertengahan/Sastra/Heloise dan Abelard
Kisah Pierre Abelard dan istrinya Heloise adalah salah satu kisah cinta paling mengharukan dalam sejarah Barat. Abelard, yang lahir di 1079 M, datang ke Paris dan mengajar di sekolah gereja Kristen baru di sana. Abelard adalah guru yang sangat bagus, dan ia menggunakan metode logis untuk menjawab berbagai pertanyaan sulit. Murid-muridnya berasal dari seluruh penjuru Eropa.
Abelard menyewa kamar di rumah milik gerejawan bernama Fulbert. Di sana ia jatuh cinta kepada keponakan Fulbert, Heloise, yang berusia 18 tahun. Ketika Heloise hamil, Abelard ingin menikahinya. Pada awalnya Heloise menolak, karena orang yang sudah menikah tak boleh lagi mengajar di gereja. Heloise tak ingin Abelard berhenti mengajar. Sementara itu, jika Heloise tidak menikah sebelum melahirkan, maka ia akan menanggung aib. Akhirnya mereka pun menikah diam-diam, hanya memberitahu Fulbert.
Akan tetapi setelah pernikahan, Fulbert membocorkan berita itu kepada orang-orang. Heloise berusaha membantah kabar itu, hingga Abelard membantunya pindah ke sebuah biara agar aman dari orang-orang. Namun Fulbert mengira bahwa Abelard hendak menyingkirkan Heloise. Fulbet menyuruh orang membuntuti Abelard, menghajarnya, dan memotong penisnya. Abelard nyaris mati namun berhasil bertahan hidup. Ia pensiun ke sebuah biara dan berhenti mengajar. Ia juga tidak pernah lagi bertemu Heloise, namun mereka terus saling berkirim surat. Pada akhirnya Abelard mendirikan sebuah biara perempuan, dan Heloise menjadi kepala asrama di sana. Abelard meninggal pada 1142 M dalam usia 63 tahun, sedangkan Heloise meninggal pada 1164 SM dalam usia 63 tahun juga.