Lompat ke isi

Mildef Tarantula HMAV

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Mildef Tarantula High Mobility Armoured Vehicle

Purwarupa Tarantula HMAV 4x4
Jenis Pengangkut personel lapis baja / MRAP
Negara asal  Malaysia
Sejarah pemakaian
Masa penggunaan 2021 – Sekarang
Digunakan oleh  Malaysia
Pada perang Tidak ada
Sejarah produksi
Tahun 2013
Produsen Mildef International Technologies
Diproduksi 2021 – sekarang
Jumlah produksi 4
(2 purwarupa)[1]
Spesifikasi
Berat 14 ton (berat kotor), 11 ton (berat kosong)
Panjang 5.6 meter
Lebar 2.5 meter
Tinggi 2.5 meter
Awak 10 orang

Perisai * Pelindung komposit, perlindungan badan STANAG 4569 level 2A
  • Perlindungan lambung STANAG 4569 level 2B
Senjata
utama
12.7mm RCWS
Jenis Mesin Mesin Caterpillar
330 HP
Daya kuda/ton 23.57 Hp/ton
Transmisi Transmisi otomatis Allison
Suspensi 4x4
Kelonggaran tanah 430 mm
Kecepatan 110 km/h

MILDEF Tarantula HMAV 4x4[2] adalah kendaraan mobilitas infanteri tahan ranjau berlambung V 4×4 Malaysia yang memberikan perlindungan tingkat tinggi terhadap berbagai ancaman medan perang seperti ranjau dan alat peledak improvisasi (''IED''). Kendaraan lapis baja ini dirancang dan diproduksi oleh perusahaan lokal Mildef. Ia pertama kali diluncurkan pada 11 Februari 2021. Kendaraan ini dikembangkan untuk membawa tugas pengangkut personel lapis baja dengan kemampuan tahan ranjau dan juga memiliki kelincahan yang baik di medan perang.[3] Ia dibuat untuk mengurangi ketergantungan pada kendaraan lapis baja buatan luar negeri.[4]

Mildef HMAV 4x4 memiliki panjang 5,6 meter, lebar 2,5 meter dan tinggi 2,5 meter. Berat kendaraan 14 ton. Didukung oleh mesin Caterpillar berkapasitas 7,2 liter diesel turbocharged dengan tenaga 330 dan torsi 1116 Nm serta mampu mencapai kecepatan hingga 110 kilometer / jam.[5]

Kendaraan lapis baja ini telah memenuhi syarat dengan standar Stanag 4569 NATO di mana perlindungan balistiknya kompatibel dengan Stanag 4569 Level 2 untuk balistik dan artileri. Perlindungan di bawah kendaraan kompatibel dengan Stanag 4569 level 2B dan perlindungan lambung kompatibel dengan Stanag 4569 level 2A. Persenjataan utama kendaraan ini menggunakan RCWS 12,7 mm. Ia juga dilengkapi dengan pelontar granat asap untuk perlindungan pertahanan diri.[6]

Setelah Tarantula pertama kali diumumkan pada Februari 2021, kendaraan tersebut diuji selama sembilan hari melalui pengujian jalan raya sepanjang 700 km dan off-road 300 km, diikuti oleh ketahanan jalan raya, efisiensi bahan bakar, beban, winching, kemiringan, pemasangan dan penurunan, pendakian dan pengereman, termasuk uji fording satu meter.[7]

Menurut CEO Mildef Datuk Seri Mohd Nizam Kasa, konstruksi Tarantula terdiri dari 70% konten lokal (sasis, bodi dan sistem mesin) dan 30% (gandar, transmisi enam kecepatan, dan mesin) konten asing.[8]

Mildef telah lama menjadi perusahaan yang bergerak dalam bidang perawatan, perbaikan dan perombakan kendaraan Angkatan Bersenjata Malaysia. Berdasarkan pengalaman ini, Mildef mengetahui perlunya mengembangkan kendaraan militer baru untuk menggantikan aset Angkatan Bersenjata Malaysia yang sudah tua. Kebutuhan ini mendorong perusahaan untuk mengembangkan kendaraan lapis baja secara lokal.[9]

Pengembangan kendaraan memakan waktu empat tahun untuk diselesaikan dengan total biaya RM16 juta untuk penelitian dan pengembangan. Satu protoype dibuat dan diluncurkan pada 11 Februari 2021 dan diharapkan akan diuji oleh Angkatan Bersenjata Malaysia. Kendaraan ini menggunakan 70 persen komponen lokal sedangkan 30 persen lainnya menggunakan komponen asing seperti transmisi, mesin dan sistem persenjataan.[10]

Pengembangan kendaraan dibantu oleh lembaga lokal, Science Technology Research Institute for Defense (STRIDE) dan juga Angkatan Bersenjata Malaysia.[8] Pada 2 April 2021, Mildef HMAV telah resmi dinamai "Tarantula".[2]

Menurut Menteri Pertahanan Datuk Seri Ismail Sabri Yaakob, beberapa negara Timur Tengah yang tidak disebutkan namanya telah menyatakan minat untuk mengakuisisi Tarantula.[11] Mildef mengatakan bahwa mereka ingin mengekspor Tarantula ke negara-negara anggota ASEAN, diikuti oleh negara-negara di luar kawasan.[4]

  • 100 unit dipesan oleh pembeli yang dirahasiakan.[1]

Referensi

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]