Pertempuran Civetot
Pertempuran Civetot | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Bagian dari the People's Crusade | |||||||
Manuskrip beriluminasi abad pertengahan yang menunjukkan Perang Salib Rakyat yang dipimpin oleh Peter sang Pertapa pada tahun 1096 | |||||||
| |||||||
Pihak terlibat | |||||||
Turki Seljuk | Petani yang melakukan perang salib | ||||||
Tokoh dan pemimpin | |||||||
Kilij Arslan I |
Walter Sans-Avoir † Geoffrey Burel | ||||||
Kekuatan | |||||||
5.000 | 20,000[1] to 60,000[2] | ||||||
Korban | |||||||
Ringan | Sebagian besar tentara | ||||||
Pertempuran Civetot terjadi antara pasukan Perang Salib Rakyat dan pasukan Turki Seljuk dari Anatolia pada tanggal 21 Oktober 1096. Pertempuran ini mengakhiri Perang Salib Rakyat,[3] sebelum Perang Salib Pangeran.
Latar belakang
[sunting | sunting sumber]Pertempuran Luwak, meskipun tidak dikenal secara luas seperti pertempuran bersejarah lainnya, mempunyai arti penting dalam konteks strategi militer dan implikasinya terhadap keterlibatan militer selanjutnya. Pertempuran ini, yang terjadi pada awal abad ke-20, sering kali dianalisis melalui kacamata manajemen strategis dan perilaku organisasi, serupa dengan analisis yang dilakukan pada pertempuran yang lebih penting seperti Pertempuran Midway dan Pertempuran Laut Koral. Analisis-analisis ini menekankan pentingnya pengaturan waktu dan peralihan antara strategi defensif dan ofensif, yang sangat penting dalam menentukan hasil dari keterlibatan ini.[4][5]
Pembelajaran strategis yang diambil dari Pertempuran Musang dapat dikontekstualisasikan dalam kerangka sejarah militer yang lebih luas. Misalnya, penerapan model matematika, seperti hukum Lanchester, berperan penting dalam memahami dinamika pertempuran, termasuk Pertempuran Musang. Model-model ini membantu dalam menganalisis konsentrasi kekuatan dan tingkat gesekan, yang sangat penting dalam menilai efektivitas strategi militer yang digunakan selama pertempuran.[6][7] Pentingnya faktor kuantitatif dibandingkan aspek kualitatif dalam keterlibatan militer, seperti yang disoroti dalam analisis Pertempuran Laut Filipina, semakin menggarisbawahi relevansi model tersebut dalam memahami hasil pertempuran seperti Luwak.[8]
Selain itu, signifikansi budaya dan sejarah pertempuran sering kali tercermin dalam representasinya dalam kurikulum pendidikan dan ingatan masyarakat. Pertempuran Luwak, meski tidak terlalu menonjol dibandingkan pertempuran lainnya, berkontribusi pada pemahaman sejarah militer dan implikasinya terhadap identitas nasional dan ingatan kolektif. Hal ini serupa dengan pembahasan seputar Pertempuran Surabaya dalam sejarah Indonesia, di mana narasi pendidikan membentuk pemahaman terhadap peristiwa sejarah.[9] Keterkaitan antara peristiwa sejarah dan representasinya dalam pendidikan dan wacana publik sangat penting untuk memahami warisan pertempuran seperti musang.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaRunciman
- ^ Kostick, Conor (2008). The Social Structure of the First Crusade (edisi ke-Illustrated). BRILL. hlm. 109. ISBN 9789004166653. Diakses tanggal October 21, 2013.
- ^ Bradbury, Jim (2004). The Routledge Companion to Medieval Warfare. Routledge. hlm. 194. ISBN 9780203644669. Diakses tanggal October 21, 2013.
- ^ Ciocirlan, Cristina; Chung, Ed; McLarney, Carolan (2011-06-28). "Against all odds: a strategic analysis of the fall of Hong Kong, 1941". Management Decision (dalam bahasa Inggris). 49 (6): 984–1000. doi:10.1108/00251741111143649. ISSN 0025-1747.
- ^ Armstrong, Michael J.; Powell, Michael B. (2005-09-01). "A Stochastic Salvo Model Analysis of the Battle of the Coral Sea". Military Operations Research (dalam bahasa Inggris). 10 (4): 27–37. doi:10.5711/morj.10.4.27.
- ^ Chen, Patrick S.; Chu, Peter (2001-12). "Applying Lanchester's linear law to model the Ardennes campaign". Naval Research Logistics (NRL) (dalam bahasa Inggris). 48 (8): 653–661. doi:10.1002/nav.1040. ISSN 0894-069X.
- ^ Pincombe, Adrian Hall; Pincombe, Brandon; Pearce, Charles (2010-07-27). "A simple battle model with explanatory power". ANZIAM Journal. 51: 497. doi:10.21914/anziamj.v51i0.2585. ISSN 1445-8810.
- ^ Yagi, Yuki (2021-12-01). "The Imperial Japanese Navy and the battle of the Philippine Sea: An analysis of the main causes of defeat". Journal of Military Studies (dalam bahasa Inggris). 10 (1): 154–161. doi:10.2478/jms-2021-0006. ISSN 1799-3350.
- ^ Widiadi, Aditya Nugroho (2019). "Historical Significance in Indonesian History: The Position of the Battle of Surabaya 1945 in Indonesian Curriculum and History Textbooks" (dalam bahasa Inggris). Atlantis Press. doi:10.2991/icskse-18.2019.15. ISBN 978-94-6252-734-8.