Hipnotik PDF

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

Efek Hipnotik Biji Seledri (Apium Graveolens L.

) pada Mencit Jantan


Galur Ddv dan Penp;aruhnva terhadav Waktu Reaksi Sederhana
-
(WRS) pada ~ a k s i a
Sugiarto Puuadisastra, Rosnaeni, dan Iwan Budiman
Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha, Bandung
Abstract
People in their I@ have ever eqerienced sleep disorder (insomnia). In order to overcome sleep disorder
pharmacologically, hypnotic sedative drugs can be administered. These dnrgs have hazardom side effects such as
habituation, tolerance, and addiction. Tvaditional medicines can be ued as an alternative hypnotic sedative drugs
which have less side eficts, and one of them is celery seed (Apium graveoh L,), The aims of this research are to
detminethe hypnot~~effectofceleryseed andits i nf uen~eo~si rn~f e reaction timeXhe method used in this research
wnr bv testing the water extracted-celerv seed with various dose on DDYstrain male mice. These mice were inducted
~, "
bv Phenobarbital. The measured data were the omet and the duration of sleeping time compared with control. The
measurements of simple reaction time was done with red, yellow, green, andblue ~ ~ h t o n 10 research subjects, before
and afrer inpestion of water extracted-celerv seed. These results s u m t that the onset of mice sleeuinn time with 4
2 - -
human dose (4 ~ ~ j o f water extvactedcele& seed doesn't sign$cantly &Brent with ~ i a z q a m, but& durntion ir
. .
dflerent (thesame as control). The measurements of simple reaction time on human suggest that celery seed can
prolong the duration. In addition it also celery seedprolong the simple reaction time on human.
Keywords: Celery seed, Hypnotic effect, Simple reaction time
Pendahuluan
Semua mahluk hidup termasuk
tumbuh-tumbuhan mengalami pola
pergantian kegiatan antara aktif dan
beristirahat'. Mahluk hidup juga
mengalami perubahan biokimia, fisiologi
dan kebiasaan siklus tidur - terjaga yang
tejadi pada waktu sama setiap 24 ja&.
Tidur merupakan salah satu
aktivitas otak, dan pada waktu tidur
otak menjadi pasif tidak memberikan
respon terhadap rangsangan dari ha+.
Pengaturan siklus keadaan tidur -
siaga melibatkan hubungan antara
beberapa nukleus di batang otak. Suatu
kelompok nukleus yang terletak di bagian
atas formation ~tikularis egmenttrm dorsale)
mensekresi norepinefrin beke rja memacu
Reticular Activating System (RAS) dan
menimbulkan keadaan siaga serta
waspada. RAS merupakan jaringan
retikuler batang otak yang berbatas
kurang tegas dan tersebar antara
hipotalamus sampai medulla oblongata
dengan pusat rangsangan terkuat
terdapat di bagian mesensefalon RAS4.
Kelompok nukleus lain yang
terletak di bagian bawah (tegrnmtum
ventrale) mensekresi serotonin, menekan
aktivitas RAS dan menimbulkan
keadaan tidur yang dalam. Kedua
kelompok nukleus yang salimg berpacu
ini terdapat di serebrum, hipotalamus,
pons dan nzedulla obl~ngata4,-~.
Proses tidur dimulai dengan rasa
kantuk dengan perubahan pola Electro
Encephalo Gram (EEG) kortikal yang
normal. Rasa kantuk yang dihasilkan
dari transeksi otak tengah, berhubungan
dengan penghambatan formatio retikularid.
Manusia dalam hidupnya pemah
mengalami gangguan tidur (insomnia).
dimasukkan ke dalam kapsul untuk
sekali minum.
Alat yang dipergunakan :
Stopwatch dan Chronoscope dengan
lampu berwarna merah, kuning, hijau
dan biru.
B. Cara kerja 2 dengan manusia:
Subjek Penelitian : terdiri 10
orang mahasiswi FK-UKM, berumur 19 -
22 tahun, menjadi Subjek Pcnelitian
secara sukarela.
Cara keja : Penelitian bersifat
prosfektif eksperimental sungguhan,
menggunakan Rancangan Acak
Lengkap (RAL) bersifat komparatif
dengan pre-test dan post-test.
Subjek Penelitian duduk istirahat
selama 10 menit.
Ukur WRS secara berturut-turut
untuk cahaya warna merah, kuning,
hijau dan biru masing-masing sebanyak
10 kali, kemudian diambil rata-ratanya.
Subjek Penelitian diberi biji
seledri sebanyak 5 gram dalam kapsul
untuk sekali makan.
Setelah 15 menit ukur lagi WRS
secara berturut-turut untuk cahaya
warna merah, kuning, hijau dan biru
masing-masing sebanyak 10 kali.
Setiap 10 mcnit ukur WRS secara
berturut-turut untak cahaya warna
merah, kuning, hijau dan biru masing -
masing sebanyak 10 kali, kemudian
masing - masing warna diambil rata -
ratanya.
Pengukuran parameter penelitian :
Variabel respon adalah Waktu Reaksi
Sederhana (WRS) untuk warna merah,
kuning, hijau dan biru, adalah waktu
dari mulai diberikannya rangsang
cahaya warna merah, kuning, hijau dan
biru sampai terjadinya respon motorik
berupa penekanan tomb01 stop oleh
subjek penelitian. Data yang diukur
WRS sebelum diberi biii seledri dan
sesudah diberi biji seledri dalam
milidetik.
Metode analisis : Analisis data
dengan t-testberpasangan dengana=0.05.
Perhitungan statistik dalam
penelitian ini menggunakan Program
SPSSversi 11.00. Kemaknaanditentukan
berdasarkan nilai p < 0.05.
Hasil Penelitian dan pembahasan
Efek Hipnotik biji seledri :
Kandungan zat aktif dalam biji
seledri antara lain mengandung minyak
atsiri senyawa monoterpen (a-pinendan
p-pinel) dan senyawa phthalid yang
diduga memiliki efek hipnotik. Hasil
penelitian bahan uji ekstrak biji seledri
terhadap mula tidur pada mencit
dengan kekuatan 1 DM, 2 DM dan 4 DM
dibandingkan dengan diazepam sebagai
pembanding dan aqundest sebagai
kontrol dapat dilihat dalam Grafik 1.
Hasil ANOVA untuk mula tidur
memperlihatkan ada perbedaan yang
bermakna antara kelompok perlakuan
(p < 0.05).
Mula tidur rata-rata untuk
pembanding 19.67 menit, sedangkan
mula tidur untuk ekstrak biji seledri 4
DM adalah 24.17 menit, yang secara uji
rentang Duncan tidak menunjukkan
perbedaan yang bermakna, dengan kata
lain ekstrak biji seledri 4 DM
mempunyai potensi yang sama dengan
pembanding.
Mula tidur rata-rata dari Ekstrak
Biji Seledri 1 DM dan 2 DM masing -
masing 29.50 menit dan 26.00 menit,
dengan uji rentang Duncan tidak
menunjukkan perbedaan dengan kontrol
(aquadest), tetapi menunjukkan perbedaan
dibandingkan dengan pembanding,
dengankata lain ekstrak biji seledri 1 DM
dan 2 DM potensinya lebih rendah dari
pembanding dan mempunyai potensi
yang sama dengan kontrol (Tabel 1).
Efek Hipnotik Biji Seledri (Apium Graueolens L.) pada Mencit Jantan Galur Ddy dan
Pengmlnnya terhadap Waktu Reaksi Sederhana ( WE) pada Manusia
(Sugiarto Puradisastra, Rosnaeni, dan Iwan Budiman)
63
JKM. Vol.7Na.l Juli 2007: 60-67 .
Tabel 2. Waktu Reaksi Sederhana (WRS) untuk cahaya merah, kuning, hijau dan biru sebelum
dan sesudah pemberian biji seledri berdasarkan Uji- t berpasangan
Kelompok n WRS (milidetik) k P
Sebelum Sesudah
Merah 10 217.70 (6.36)*" 264.70 (3.47)*" -39.72 0.01
Kuning 10 218.30 (6.61)*"
Keterangan :
WRS = W a h Reaksi Sederhana
*" harga rata-rata dan standar deviasi
Daftar Pustaka
1. Silverthorn DU, Brain Function.
Human Physiology : an integrated
approach. 2nd edition New Jersey:.
Pentrice Hall, 2001.
2. National Sleep Foundation..
Melatonin : the fact.
httm / /www.sleepfoundation.org.,
1997; 10 Februari 2004.
3. Guyton AC, Hall JE. Brain
Activities-Sleep in Textbook of Medical
Physiology. 10th edition. Philadelphia:
WB Saunders Company, 2000.
4. Martini FH. Neural Integration 11:
The Autonomic Nervous System
Higher-Order Functions. In
Fundamentals of Anatomy and
Phys~ology. 6th edition. San Fransisco:
Pearson Education Inc, 2004; 554-556.
5. Guyton & Hall. Aktivitas otak-tidur,
gelombang otak; epilepsi; psikosis.
Buku ajar Fisiologi Kedokteran, EGC,
Jakarta : 1996; 946-947
6. Morgan CT. Physiological Psychology.
3 th edition. Tokyo: McGraw Hi 11
Kogakusha Ltd., 1965; 346- 350.
7. Bowman WC, Rand J. Humoral
Mechanism in The Central Nervous
System. Textbook of Pharmacology. 2nd
edition. Oxford London: Blackwell
ScientificPublications, 1985.
8. Tan Hoay Tjay, Kirana Rahardja.
Obaf-Obat Penting : Khasiat,
Penggunaan dun Efek-efek sampinpya,
Edisi kelima. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo, 2002; 358.
9. Hunt CE. Insomnia National Center
on Sleep Disorder Research.
h~://www.4woman.ora/faq/inso
mnia.htm., 2002.
10. Winter M. Insomnia? 30 Simple Tips
to Help You Get to Sleep.
http://&vw.well.com/user/~ickji
nsomnia, 2003
11. Mvcek MI, Harvev RA, Champe PC.
06at-obat ~ n s i o h i k dan hipnotik.
Farmakologl Ulasan Bergambar. Edisi 2.
Jakarta: 2001; 89-95.
12. Jacob L.S. National Medical Series for
Independent Study. 4th edition,
Philadelphia: A Waferly Company,
1999; 50-53.
13.Dalimartha S. Atlas Tumbuhan Obat
Indonesia. Jilid 2. Jakarta:Trubus
Agriwidya, 2000; 171-177.
14.Sudarson0, Pudjoarianto A, dkk.
Tumbuhalt Obat. Yogyak&ta:Pusat
penelitian Obat Tradisional
Universitas Gajah Mada, 1996; 44-45.

You might also like