Yuni,+06-Revisis +adinda

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

MAJALAH SAINSTEKES 5 (1) : 036-044 (2018)

Pengaruh Frekuensi Olahraga terhadap Indeks Massa Tubuh pada


Mahasiswa dan Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas YARSI
Angkatan 2013 dan 2014

Frequency Effect of Exercise on Body Mass Index of Medical Students of


YARSI University 2013 and 2014 Generations

Adinda Amalia Sholeha¹, Qomariyah²


1
Student of Faculty of Medicine, YARSI University, Jakarta
2
Faculty of Medicine Lecture, YARSI University, Jakarta
Jalan Letjen Suprapto, Cempaka Putih Jakarta, 10510
Correspondence Email: [email protected]

KEYWORDS Frequency of exercise, Sports, Body Mass Index

ABSTRACT The frequency of exercise is one of the factors that affect body mass index
(BMI). The frequency of exercise of each person is varies in a week. This
research discusses the effect of frequency of exercise on BMI on the
student of Faculty of Medicine YARSI Univeristy 2013 and 2014
generations. In this research, a sample of 86 people with cross sectional
research methods by filling out a questionnaire and measured the height
and weight then these data are processed using Chi Square statistical
test. From the results, the average frequency of exercise is in the medium
category which is 2-3 times a week. In the Chi Square statistical test
obtained P = 0.272 (p> 0.05) on the male student and P = 0649 (p>
0.05) on the female students. It was not statistically significant
relationship exists between the frequency of exercise on BMI. BMI is not
only influenced by the frequency of exercise per person. There are many
factors that affect that is genetic, nutritional, environmental, and disease.
Additional research can be expected to do further research to include
other factors that affect BMI.

PENDAHULUAN obat penting bagi obat tradisional


(Kusuma et al., 2005).
Indonesia menjadi salah satu pusat Dewasa ini penelitian dan
keanekaragaman hayati dunia dan dikenal pengembangan tumbuhan obat baik di
sebagai negara megabiodiversity. Terdapat dalam maupun luar negeri berkembang
38.000 jenis tumbuhan (55% endemik) di dengan pesat, terutama dalam bidang
Indonesia. 9.600 jenis telah diketahui khasiat farmakologisnya salah satunya
berhasiat obat. Dari jumlah tersebut sebagai depresan (obat penenang).
tercatat 283 jenis merupakan tumbuhan
037 ADINDA AMALIA SHOLEHA, QOMARIYAH

Depresan adalah obat-obatan yang sumber obat depresan dengan uji


fungsinya menghambat dan panggung dan open field test.
memperlambat kerja sistem saraf pusat.
Obat-obatan jenis ini banyak digunakan
di dunia kedokteran secara luas, akan METODOLOGI
tetapi dalam lingkup di luar dunia medis,
depresan merupakan barang ilegal Penelitian ini dilakukan di
(kecuali alkohol). Contoh depresan Laboratorium Herbal lab Terpadu dan
adalah alkohol, opiat, kanabis/ganja dan Laboratorium Farmakologi Fakultas
barbiturat Kedokteran Universitas Yarsi. Waktu
Efek penggunaan depresan di penelitian dilakukan dari tanggal 26
antaranya adalah mengantuk, tenang, September sampai 10 Oktober 2016.
denyut jantung menurun, tidur, koma, Jenis penelitian ini adalah
hingga meninggal. Semua tergantung eksperimental dengan metode penelitian
pada dosis yang dipakai. Dosis yang menggunakan uji panggung dan open
besar bisa mengakibatkan kematian. field test. Total mencit yang digunakan
Semua bentuk depresan ini sangat adalah 48 ekor, dibagi kedalam enam
bersifat adiktif. kelompok, masing-masing kelompok
Dengan alasan ini, diperlukan terdiri dari 4 mencit. Kelompok I:
obat depresan dengan efek samping yang Kontrol (air); Kelompok II: Standar
lebih ringan, sehingga tumbuhan lebih (diazepam 10 mg/kg oral); grup III, IV, V
banyak dipilih sebagai alternatif alami dan VI (ekstrak etanol daun kelor 50,
untuk pengobatan penyakit (Madhavi et 100, 200, 400 mg/kg).
al., 2012). Langkah pertama adalah
Salah satu tanaman yang sudah mengumpulkan daun kelor segar untuk
digunakan secara empiris sebagai obat kemudian dikering anginkan lalu
tradisional adalah daun kelor (Moringa diblender sampai menjadi bubuk. Bubuk
oleifera). Ekstrak daun, biji dan akar dari diekstraksi dengan etanol 70%.
kelor telah dipelajari secara ekstensif Selanjutnya dilakukan penyaringan
untuk berbagai potensi penggunaan obat menggunakan kertas saring dan
termasuk antinflamasi, antitumor, dipekatkan dengan evaporator untuk
antihepatotoksik, analgesik, antioksidan, menghasilkan ekstrak etanol daun kelor.
diuretik dan depresan (Sashidhara et al., Ekstrak disimpan dalam oven pada suhu
2009; Pandey et al., 2012). 40’C dan ekstrak diberikan secara oral 1
Pandey et al., (2012) melaporkan jam sebelum dilakukan eksperimen.
bahwa ekstrak metanol daun kelor Uji panggung dilakukan dengan
memiliki aktivitas depresan terhadap cara tikus ditempatkan di tengah-tengah
sistem saraf pusat pada dosis 50 panggung yang bulat berdiameter 30 cm
mg/kgBB pada tikus albino dengan dan tinggi 45 cm. Uji panggung ini untuk
metode rotary road. mengamati siifat ingin tahu menciti dari
Berdasarkan uraian di atas ekstrak tindakan hewan menjengukkan kepala
etanol daun kelor memiliki aktivitas secara sempurna keluar tepi panggung.
depresan terhadap sistem saraf pusat Jumlah jengukan tiap menit dihitung dan
mencit, sehingga perlu dilakukan dibandingkan terhadap perilaku hewan
penelitian lanjutan untuk membuktikan control. Adanya perubahan aktivitas
potensi tumbuhan tersebut sebagai motorik dan rasa ingin tahu mencit yang
PENGARUH FREKUENSI OLAHRAGA TERHADAP INDEKS MASSA TUBUH PADA 038
MAHASISWA DAN MAHASISWI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
ANGKATAN 2013 DAN 2014

menurun merupakan gejala yang Penelitian dilakukan dengan uji


menunjukkan adanya aktivitas penenang, panggung untuk mengetahui efek
depresan saraf pusat, relaksan otot, depresan masing-masing dosis ekstrak
paralisis atau anestesi. daun kelor terhadap sistem saraf pusat
Open field test dilakukan dengan mencit.
cara mencit di tempatkan di dalam kotak Pengamatan aktifitas depresan
yang dikelilingi oleh dinding-dinding mencit pada berbagai konsentrasi daun
persegi dengan ukuran 60x40 cm. kelor dilakukan selama 5 menit per
Dinding maupun lantai berupa kayu. mencit. Adapun hasil uji dengan enam
Lantai nya dibagi-bagi menjadi 16 kotak dosis yang berbeda dapat dilihat pada
kecil sama panjang menggunakan selotip Gambar 4.1.
hitam. Mencit ditempatkan di kotak Gambar 4.1. menunjukkan bahwa
persegi tersebut dan dilihat perilaku nya jumlah jengukan berkurang pada dosis
sebelum dan setelah diberi ekstrak daun 50, 100, 200 dan 400 mg dan konrol
kelor. positif. Hasil pengukuran pada Gambar
Tes dilakukan selama 5 menit 4.1. juga menunjukkan bahwa pada
dengan cara melihat akitfitas motorik konsentrasi manapun pada daun kelor
mencit berupa kecendrungan mencit dengan empat kali replikasi
untuk berada di pinggir, dibandingkan menghasilkan jumlah jengukan yang
berada di tengah lantai kotak. lebih kecil dari kontrol negatif.
Pengamatan lain adalah perilaku Hal ini menunjukkan bahwa
mengangkat kaki belakang dan ekstrak daun kelor mempunyai efek
menggaruk tepi kotak. depressan terhadap sistem saraf pusat
Analisis data menggunakan mencit.
software SPSS Statistics Desktop versi Untuk melihat perbedaan
16.0. Data berupa mean + SD. Perbedaan jengukan konsentrasi ekstrak daun kelor
pengaruh kelompok-kelompok perlakuan dan membandingkan masing-masing
pada setiap kelompok dianalisis dengan konsentrasi, maka dilakukan pengolahan
one way anova untuk uji panggung dengan uji Anova.
karena distribusi data normal dan Setelah dilakukan uji Anova
mempunyai varian yang sama. Analisis terhadap data hasil penelitian pada taraf
one way anova dilanjutkan dengan α=0,05 diperoleh hasil uji yang hasilnya
Duncan dengan tingkat kepercayaan 95% adalah 0,011. Dengan pertimbangan hasil
(p< 0,05). Untuk open field test yang kurang dari 0,05 hal ini paling tidak
dilakukan uji Kruskal Wallis karena terdapat dua kelompok dosis yang
distribusi data tidak normal. memberikan efek penurunan aktfitas
jengukan yang berbeda nyata.
Selanjutnya dilakukan uji nilai
ISI signifikan perbandingan atau uji Duncan
untuk melihat besarnya perbedaan dari
Penelitian menggunakan dosis berbagai konsentrasi. Hasil uji Duncan
ekstrak daun kelor 50, 100, 200, 400 mg, dapat dilihat pada tabel 4.5.
diazepam 10 mg/kgBB dan air dengan Pada Tabel 4.2. terlihat adanya
masing-masing perlakuan dilakukan perbedaan bermakna antara kelompok
empat kali replikasi. negatif, 200 mg dan 400 mg, dan terdapat
039 ADINDA AMALIA SHOLEHA, QOMARIYAH

pula perbedaan bermakna kelompok 50 diazepam 10 mg/kgBB dan air dengan


mg, 200 mg dan 400 mg, juga terdapat masing-masing perlakuan dilakukan
perbedaan bermakana kelompok 100 mg empat kali replikasi.
dan 400 mg. Penelitian dilakukan untuk
Selanjutnya penelitian mengguna- mengetahui efek depressan masing-
kan open field test menggunakan dosis masing konsentrasi ekstrak daun kelor
ekstrak daun kelor 50, 100, 200, 400 mg, terhadap sistem saraf pusat mencit.

Jumlah Jengukkan
90
78
80 74
70 63 60
60
50
39
40
30 21
20
10
0
Kontrol (-) Kontrol (+) 50 mg 100 mg 200 mg 400 mg

Gambar 4.1 Perbandingan jengukkan kepala mencit pada uji panggung

Tabel 4.1 Uji one way Anova uji panggung


Perlakuan N Rerata jengukan* + s.b p
negatif 4 19.50c + 6.028
Positif 4 15.75b,c + 4.349
50 mg/bb 4 18.50c + 3.873
<0.05
100 mg/bb 4 15.00b,c + 5.099
200 mg/bb 4 9.75a,b + 7.411
400 mg/bb 4 5.25a + 4.787

Tabel 4.2. Uji Duncan efek depresan daun kelor


Jumlah Jengukan F hitung Sig.
4,113 0.011*
*Uji Post Hoc : a,b,c,d : huruf berbeda, berbeda nyata

Pengamatan aktifitas depresan mencit. Adapun hasil pengamatan dapat


mencit pada berbagai konsentrasi daun dilihat pada grafik dibawah ini.
kelor dilakukan selama 5 menit per
PENGARUH FREKUENSI OLAHRAGA TERHADAP INDEKS MASSA TUBUH PADA 040
MAHASISWA DAN MAHASISWI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
ANGKATAN 2013 DAN 2014

Latency Time
Durasi (s)
3 2,5
2 2,25 2,25
2 1,75 1,75

1
0
(-) (+) 50 mg 100 mg 200 mg 400 mg
Gambar 4.2. Perbandingan Latency Time (durasi mencit berpindah dari tengah kepinggir) masing-
masing dosis ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera).

Center Square Duration


Durasi (s)
10 9,25
8 7,25
5,25 6
5 4,25

0
(-) (+) 50mg 100mg 200mg 400mg
Gambar 4.3. Perbandingan center square duration (durasi mencit berada di tengah daripada
kotak) masing-masing dosis ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera).

Rearing
Jumlah
24
22
22
20 20 20
20 19 19
18
16
(-) (+) 50mg 100mg 200mg 400mg
Gambar 4.4. Perbandingan rearing (jumlah mencit berdiri dengan dua kaki belakang) masing-
masing dosis ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera).
041 ADINDA AMALIA SHOLEHA, QOMARIYAH

Gambar 4.2., 4.3., 4.4. dan 4.5. signifikansi beberapa data yang diperoleh
menunjukkan bahwa pada dosis manapun lebih kecil dari 0.05.
pada daun kelor dengan empat kali Syarat untuk uji Anova tidak
replikasi meghasilkan durasi latency time, terpenuhi karena nilai signifikansi (p)
center square duration, jumlah rearing dari Uji Shapiro-Wilk yang kurang dari
dan grooming yang berbeda-beda. Hal ini 0.05. Karena itu digunakan uji Kruskal-
menunjukkan bahwa ekstrak daun kelor Wallis.
mempunyai efek depressan terhadap Pada uji Kruskal-Wallis diperoleh
sistem saraf pusat mencit namun tidak nilai p>0.05 maka diambil kesimpulan
cukup signifikan. H0 diterima. Tidak ada perbedaan
Data open field test dianalisis bermakna rata-rata perlakuan secara
lebih lanjut untuk mengetahui apakah statistik.
terdapat perbedaan yang bermakna. Hasil uji panggung (Gambar 4.3.)
Pertama dianalis dengan uji abnormalitas menunjukkan bahwa dosis 50, 100, 200
dengan uji Shapiro-Wilk untuk dan 400 sudah memperlihatkan efek
mengetahui apakah data terdistribusi depressan dengan adanya penurunan
normal atau tidak. Pada uji ini diperoleh aktifitas jengukan dibandingkan dengan
hasil bahwa data terdistribusi tidak kontrol negatif daun kelor.
normal yang dapat dilihat dari nilai

Grooming

Jumlah
2
1,5 1,5 1,5 1,5
1,5
1
1 0,75
0,5
0
(-) (+) 50 mg 100 mg 200 mg 400 mg
Gambar 4.5. Perbandingan grooming (jumlah menggaruk-garuk pinggir kotak mencari jalan
keluar) masing-masing dosis ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera).

Tabel 4.3. Hasil Analisis Uji Kruskal-Wallis.

Pengamatan N Rerata pengamatan* + s.b Min Max P


Latency time 24 2.08 + 1.176 1 6
Center duration 24 6.25 + 2.524 2 13
>0.05
Rearing 24 18.83 + 5.427 7 28
Grooming 24 1.21 + 1.021 0 3
PENGARUH FREKUENSI OLAHRAGA TERHADAP INDEKS MASSA TUBUH PADA 042
MAHASISWA DAN MAHASISWI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
ANGKATAN 2013 DAN 2014

Hasil yang didapat setelah dan motorik pada mencit namun tidak
dilakukan uji statistik One Way ANOVA signifikan.
dengan lanjutan Uji Duncan Hal ini sama halnya dengan
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan penelitian yang dilakukan Ray et al.,
kadar daun kelor yang bermakna antara (2003) menerangkan bahwa kelor
kelompok negatif, 200 dan 400 mg, dan mempunyai efek depresan dengan
terdapat perbedaan bermakna kelompok terdapatnya penurunan aktivitas
50, 200 dan 400 mg, juga pada kelompok lokomotor pada mencit.
100 mg dan 400 mg. Yang artinya pada Kemudian hasil uji open field
dosis 200 mg dan 400 mg memilki dosis tersebut dilakukan uji kruskal-wallis
yang berbeda nyata dengan kontrol (tabel. 4.3.) dan diperoleh nilai p>0.05
negatif. maka diambil kesimpulan H0 diterima.
Hal ini sesuai dengan penelitian Dimana yang berarti tidak terdapat
yang dilakukan Chakraborty et al., (2014) perbedaan yang bermakna rata-rata
menjelaskan bahwa daun kelor perlakuan.
mempunyai efek depresan yang
signifikan p<0,05 pada dosis 200 mg dan
400 mg dengan uji renang dan uji PENUTUP
perendaman ekor.
Efek depresan yang terjadi pada Berdasarkan hasil penelitian yang
SSP tersebut dikarenakan salah satu sudah dilakukan dapat ditarik kesimpulan
kandungan daun kelor yang mampu bahwa ekstrak etanol daun kelor
mempengaruhi sistem saraf pusat. mempunyai aktivitas depresan pada
Kandungan senyawa aktif pada daun sistem saraf pusat mencit dengan metode
kelor tersebut adalah flavonoid, uji panggung dan open field test.
triterpinoid, dan saponin.
Senyawa-senyawa tersebut
bekerja langsung pada reseptor kompleks DAFTAR PUSTAKA
GABAa yang cara kerjanya mirip dengan
obat golongan benzodiazepine,hingga Adavaitha, M.V. 2015. Screening of
menimbulkan efek depresan dan relaksasi Anxiolytic Agents in Drug
otot. Discovery.
Hal tesebut sesuai dengan Slideshare.http://www.slideshare.ne
penelitian yang dilakukan Bhattacharya t/AdvaithaMv/screening-of-
et al., (2014) menjelaskan bahwa anxiolytics-44529278 India
kandungan daun kelor dapat (Diakses 12 April 2016).
menimbulkan efek depresan yang Al-Quran dan Terjemahannya (Mushaf
signifikan pada dosis 400 mg dengan uji Fatimah). 2013. Departemen
aktivitas Actophometer. Agama Republik Indonesia.
Hasil open field test (Gambar 4.2., Penerbit Alfatih.
4.3., 4.4. dan 4.5) menunjukkan bahwa Bappenas. 2003. Indonesian Biodiversity
dosis 50, 100, 200 dan 400 mg sudah Strategy and Action Plan.
memperlihatkan efek depresan dengan Dokumen Nasional Bappenas.
adanya penurunan aktivitas lokomotor Jakarta.
043 ADINDA AMALIA SHOLEHA, QOMARIYAH

Bergquist, S.A.M. Gertsson, U.E. Hansen, J.T. 2010. Netter's Clinical


Knuthsen, P. dan Olsson, M.E. Anatomy 2nd Edition. Saunders
2005. Flavonoids in baby spinach Elsevier: Philadelphia, PA.
(spinacia oleracea l.): changes Kasolo, J.N., G. S. Bimenya., L. Ojok and
during plant growth and storage. J. W. Ogwal-okeng. 2011.
Journal of Agricultural and Food Phytochemicals and acute toxicity
Chemistry53: 945-9464. of Moringa oleifera roots in mice.
http://pubs.acs.org/doi/abs/10.1021/ Journal of Pharmacognosy and
jf051430h (Diakses 15 Febuari Phytotherapy Vol. 3(3), pp. 38-42.
2016). http://dspace.mak.ac.ug/bitstream/1
Bhattacharya., et al. 2014. CNS Depressant 23456789/1882/1/Kasolo-chs-
and Muscle Relaxant effect of res.pdf (Diakses tanggal 25
Ethanolic Leaf Extract of Moringa Februari 2016)
Oleifera on Albino Rats. Kuntari, T. 2012. Prinsip-Prinsip
International Journal of PharmTech Pengobatan dalam Islam.
Research. Vol.6, No.5, pp 1441- Elearning Pendidikan Klinik Stase
1449. Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Budijianto, D. 2015. Populasi, Sampling, http://fk.uii.ac.id/upload/klinik/elea
Besar Sampel. Pusdatin rning/ikm/prinsip-prinsip-
Kemkes RI. pengobatan-dalam-islam-fkuii-
http://www.risbinkes.litbang.depke tk.pdf (Diakses 01 Desember
s.go.id/2015/wpcontent/uploads/20 2016).
13/02/SAMPLING-DAN-BESAR- Madhavi., et al. 2012. Evalution of Anti-
SAMPEL.pdf (Diakses tanggal 12 Inflammatory Activity of Citrullus
Maret 2016). Lanatus Seed Oil by In-vivo and In-
Chakraborty., et al. 2014. Evaluation of vitro Models. International Reserch
Analgesic, Sleep Enhancing and Journal of Pharmaceutical and
Depressant Activities of Moringa Applied Sciences 2(4); 104-108.
Oleifera Lam in Experimental Majelis Ulama Indonesia (MUI). 2009.
Animal Models. International Jurnal Fatwa Majelis Ulama Indonesia
of Drug Formulation and Research. Nomor 11 Tahun 2009 Tentang
Claudia., et al. 2006. Mechanism of action Hukum Alkohol.
of benzodiazepines on GABAa Naiborhu, P. E. 2002. Ekstraksi dan
receptors. Manfaat Ekstrak Mangrove
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/a (Sonneratia alba dan Sonneratia
rticles/PMC1751932/ PMC US caseolaris) Sebagai Bahan Alami
National Library of Medicine Antibakterial: Pada Patogen
National Institutes of Health Udang Windu, Vibrio harveyi.
(Diakses 28 Mei 2016). Institut Pertanian Bogor.
Craig, R.Craig And Robert E.Stitzel. http://repository.ipb.ac.id/handle/12
2007. Modern Pharmacology 3456789/20041 (Diakses 27 Maret
With Clinical Application-6th 2016).
Ed. Lippncott Williams & Wilkin. Navie, S dan Steve C. 2010. Horseradish
Virginia. Tree (Moringa Oleifera). Weed
Gunawan, S. G. 2007. Farmakologi Risk Assessment. Brisbane:
dan Terapi. FKUI. Jakarta. Queensland Government.
PENGARUH FREKUENSI OLAHRAGA TERHADAP INDEKS MASSA TUBUH PADA 044
MAHASISWA DAN MAHASISWI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
ANGKATAN 2013 DAN 2014

Pandey., et al. 2012. Moringa Oleifera Departemen Farmasi FMIPA ITB.


Lam. (Sahijan) - A Plant with a Bandung
Plethora of Diverse Therapeutic Sudarmo, U. 2013 KIMIA: Untuk SMA/MA
Benefits: An Updated Kelas XI, Kelompok Peminatan
Retrospection. Medicinal and Matematika dan Ilmu Alam.
Aromatic Plants Open Access. Erlangga: Jakarta
http://www.omicsgroup.org/journal Suhartini. 2009. Peran Konservasi
s/2167-0412/2167-0412-1- Keanekaragaman Hayati Dalam
101.php?aid=3562 (Diakses 14 Menunjang Pembangunan yang
Febuari 2016). Berkelanjutan. Prosiding Seminar
Ray., et al. 2003. Central Inhibitory Effect Nasional Penelitian Pendidikan dan
of Moringa oleifera Root Extract: Penerapan MIPA.Fakultas MIPA
Possible Role of Neurotransmitters. UNY. Yogyakarta.
Indian Journal of Eksperimental Syarif., et al. 2011. Farmakologi dan
Biology Vol. 41. pp. 1279-1284. Terapi Edisi 5. Jakarta: Badan
Rossidy, I. 2008. Fenomena Flora dan Penerbit FKUI
Fauna dalam Perspektif Al-Quran, Tausikal MA. 2015. Salah Kaprah dengan
Islam dan Sains. Malang: UIN- Alkohol dan Khomr. Kenalilah
Malang Press Islam.
Sadler, T.W. 2013. Embriologi Kedokteran https://kenalilahislam.com/belajar-
Langman Edisi ke-10. Jakarta: islam/aqidah-islam/salah-kaprah-
Penerbit Buku Kedokteran EGC. dengan-alkohol-dan-
Sashidhara., et al. 2009. Rare dipeptide khomr/singlepost (Diakses 27
and urea derivatives from roots of Desember 2016).
Moringa oleifera as potential anti- Triyono K. 2013. Keanekaragaman Hayati
inflammatory and antinociceptive dalam Menunjang Ketahanan
agents. National Center for Bio- Pangan. Jurnal Inovasi Pertanian
technology Information 44:432-36. Vol. 11, No. 1.
Sheila, L.V. 2001. Buku Ajar Keperawatan http://ejurnal.unisri.ac.id/index.php/
Jiwa. Jakarta: Penerbit Buku innofarm/article/download/576/509
Kedokteran EGC. (Diakses 25 Januari 2016).
Sherwood L. 2011. Fisiologi Manusia dari USDA (United States Department of
Sel ke Sistem Edisi Ke-6. Jakarta: Agriculture). 2013. Natural
EGC. Resources Conservation Service:
Singh G P, Rakesh Garg, Sudeep B, S PLANTS Profile Moringa Oleifera
Kumar S. 2012. Anti-inflammatory Lam. Horseradishtree.
Evaluation of Leaf Extract of http://plants.usda.gov (Diakses 07
Moringa oleifera. Journal of April 2016).
Pharmaceutical and Scientific Walujo EB. 2011. Keanekaragaman
Innovation, 1(1): 22-24. Hayati Untuk Pangan. Makalah
Soemardji, et al. 2002. Toksisitas Akut dan Kipnas.
Penentuan DL50 Oral Ekstrak Air http://www.opi.lipi.go.id/data/1228
Daun Gandarusa 964432/data/130867103213208417
(Justiciagendarussa Burm. F.) 70.makalah.pdf (Diakses 25 Januari
pada Mencit Swiss Webster. Jurnal 2016.
Matematika dan Sains Vol. 7 No. 2.

You might also like