KINETiKA ADSORPSI ISOTERMAL p-KAROTEN DARI OLEIN SAWIT KASAR DENGAN MENGGUNAKAN BENTON IT

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 1

KINETiKA ADSORPSI ISOTERMAL p-KAROTEN

DARI OLEIN SAWIT KASAR DENGAN MENGGUNAKAN BENTON IT

KINETICS OF ISOTHERMAL ADSORPTION OF P-CAROTENE FROM CRUDE PALM OLEIN

USING BENTONITE

Muslich, Prayoga Suryadarma dan R. Indri R. Hayuningtyas


Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor

Kampus IPB Darmaga, Bogor

E-mail: [email protected]

ABSTRACT

The adsorption of fJ-carotene from crude palm olein by using bentonite was investigated Another
adsorbent, which is activated carbons was used as a reference. The adsorption process offJ-carotene was done
using a mixed reactor. The objectives of this research are to obtain the equilibrium condition and the value of
kinetics parameters, which are adsorption rate constant (k) and activation energy (Ea) ofisothermal adsorption
of fJ-carotene from crude palm olein using bentonite and activated carbons. The achievement of equilibrium
condition was influenced by adsorption process temperature. Higher adsorption temperature led to faster
equilibrium time, but give the different influence for the value of fJ-carotene concentration in olein (pglml) for
each adsorbents. Bentonite showed a faster equilibrium time (minute) and lower fJ-carotene concentration in
olein (pglml) than activated carbons. For both adsorbents used. Freundlich isotherm model showed a goodjit to
the adsorption of fJ-carotene. The adsorption rate constant (k) was ascend by the higher of adsorption
temperature. The activation energy of adsorption (Ea) was determined as bentonite 74.28 keal marl and
activated carbons 30.04 kcal marl. Value of activation energy (Ea) indicates that adsorption process of fJ
carotene from crude palm olein by using activated carbon is more effective than that ofbentonite.
Keywords: adsorption, fJ-carotene, crude palm olein, bentonite.
PENDAHULUAN
Minyak sawit kasar merupakan salah satu
sumber penghasil karotenoid terkaya untuk
menghasilkan retinol (provitamin A). Minyak sawit
kasar mengandung 15 sampai 300 kali lebih retinol
dibandingkan dengan wortel, sayuran berdaull hijau
dan tomat (Latip et al., 2000). Karotenoid yang
terkandung pada olein sawit kasar sebesar 680-760
ppm dan berwama khas merah-kuning (Ong dan
Tee, 1992 dalam Zeb dan Mehmood, 2004).
j3-karoten sangat potensial sebagai sumber
provitamin. Berbagai metode pengambilan kembali
komponen karotenoid dari minyak kelapa sawit telah
dilakukan dengan cara saponifikasi, adsorpsi,
ekstraksi pelarut dan transesterifikasi dengan
pemisahan fase dan destilasi eter (Baharin et al.,
1998). Dalam penelitian ini, adsorpsi diterapkan
dalam upaya pengambilan kern bali komponen p
karoten yang terkandung dalam minyak sawit.
Bentonit atau biasa disebut lempung pemucat
telah digunakan secara luas sebagai adsorben.
Bentonit digunakan dalam pemisahan 'komponen
pengotor' dalam minyak dimana kemampuan
adsorpsinya memiliki peranan sangat besar dalam
industri minyak pangan. Arang aktif digunakan
sebagai adsorben pembanding pada penelitian ini.
Karakteristik
kemampuan
penyerapan
kompo-nen ~-karoten pada adsorben dapat dilihat
dari laju adsorpsinya. Laju adsorpsi dapat diketahui
dari konstanta laju adsorpsi (k) yang dihasilkan dari
suatu model kinetika adsorpsi. Model isoterm
Freundlich dan Langmuir digunakan untuk
93

menentukan parameter kinetika pada suatu proses


adsorpsi. Energi aktivasi (Ea) merupakan parameter
yang digunakan untuk mengetahui efektivitas dari
adsorben yang digunakan dalam proses adsorpsi.

METODE PENELITIAN
Bahan dan Metode
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah olein sawit kasar hasH fraksinasi dad minyak
sawit kasar.
Standar p-karoten (Sigma-Aldrich;
1.600.000 IU/gram), standar a-tokoferol (Sigma
Aldrich), adsorben (benton it, arang aktif dengan
ukuran partikel lolos saringan 150 mesh), heksan,
isopropanol, etanol dan BHT. Bahan yang digunakan
untuk analisis an tara lain alkohol netral 95%, kalium
hidroksida beralkohol (KOH), dan
indikator
phenolftalein.
Peralatan yang digunakan dalam penelitian
1m
antara lain reaktor berpengaduk, High
Performance Liquid Chromatrography (HPLC),
peralatan gelas, spektrofotometer dan refraktometer.
Penelitian ini terdiri dari lima tahap, yaitu (a)
karakterisasi olein sawit kasar dan adsorben yang
akan digunakan pada proses adsorpsi, (b) penentuan
kondisi kesetimbangan adsorpsi, (c) penentuan nilai
konstanta laju adsorpsi (k), (d) Penentuan nilai
energi aktivasi (Ea) dan (e) Penentuan kualitas
adsorpsi.
Perbandingan antara adsorben dengan olein
sawit kasar yang digunakan adalah 1:3. Campuran
adsorben (300 g) dengan olein (900 mL) disiapkan
di dalam suatu reaktor berpengaduk berkapasitas 2

J. Tek. Ind. Pert. Vol. 19(2), 93-100

You might also like