Jurnal Sisa Makanan Pasien
Jurnal Sisa Makanan Pasien
Jurnal Sisa Makanan Pasien
1 1 1
Hikmawati Masud , Siti Nur Rochimiwati , Sitti Sahariah Rowa
1
Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan Kemenkes, Makassar
Abstract
Beckground: The success of the food can be seen from the patient's leftovers indicator
of utilization of patient food costs. Ideally food served devour eaten by the patient and the
cost of used in accordance with the allocation of available funds. One indicator of hospital
food service is the amount of food left. The rest of the patients who required food in
minimum service standards hospital is <20%. Each hospital shall achieve these
standards are spaced in the Indonesian Ministry of Health's decision number 129/
Menkes / SK / II / 2008 and Minimum Standards Guidelines for Hospital food Services.
Objective: This study was designed to survey the descriptive approach, aims to
determine the amount of food residue class III patients and the cost of food is wasted in
the hospital Dr. Tadjuddin Chalid Makassar and Kota Makassar Hospital
Results: The results of this study are the costs of food grade III patients in both hospitals
is Rp.36.000, - with a 10-day cycle menu. Pattern menu 3 main meals and 2 snacks. The
average daily food residue of 59.9% with the largest proportion at breakfast that is 30.9%.
Large wasted food costs the average daily amount Rp.21.564, - and the proportion of
food in the morning at Rp.11.124, -. Class III patients in both hospitals still leaves a good
meal in the morning meals, lunches and evening meals. The largest proportion of the
remaining food is food wasted in the morning with a conversion fee of Rp.11.124, -
91
Media Gizi Pangan, Vol. XIX, Edisi 1, 2015 Sisa Makanan pasien, Biaya makanan pasien
mutu makanan seperti rasa, aroma,besar porsi dijadikan obyek penelitian adalah menu rumah
dan variasi menu, tekstur) , sikap petugas, sakit diambil secara acak (tidak berturut turut)
kesalahan pengriman makanan , ketidak selama 3 hari.
tepatan waktu makan atau jadwal makan, Instrument penelitian yang digunakan
suasana tempat perawatan (Rizani, Ahmad adalah kuisioner sisa makanan dan timbangan
2013 : Kemenkes RI, 2013). Dampak dari sisa makanan elektrik dengan kapasitas 2 kg. Data
makanan yang tinggi (>20%) bagi pasien primer sisa makanan dikumpulkan dengan
adalah risiko malnutrisi pasien , bertambah metode food weighting. Makanan ditimbang
lamanya hari rawat, penurunan daya tahan terlebih dulu sebelum disajikan kepada pasien
tubuh pasien sehingga pasien lama sembuh. dan setelah makan sisa makanan ditimbang
Penelitian yang dilakukan di rumah kembali dan dicatat. Besarnya biaya makanan
sakit Malaysia terhadap 300 pasien pasien dperoleh dari kepala Instalasi Gizi di
menunjukan ratarata jenis makanan yang kedua rumah sakit. Data lain seperti
disisakan oleh pasien adalah sayuran karaktristik responden, alas an tidak
sebanyak 77,92%, nasi sebanyak 43,18%, dan dihabiskannya makanan dengan metode
ikan 54,71%. (Zakiah, MD dkk 2005). wawancara.
Penelitian yang dilakukan Ahmad Rizani Analisis dan penyajian data dilakukan
terhadap 42 pasien rawat inap di Rumah Sakit secara diskriptif dan disajikan dengan cara
Bayangkara Palembang menunjukan 61,90% membandingkan hasil penelitian ini
pasien menyisakan makanan dengan kategori denganhasil penelitian lain dankajian teori
banyak. Hasil observasi pada 6 orang pasien yang relevan
di rumah sakit Haji Makassar menunjukan
ratarata sisa makanan makan pagi 29,16%, HASIL PENELITIAN
makan siang 37,50% dan makan malam Gambaran respoden
32,50%. (Jurusan Gizi Makassar, 2014)
Makanan pasien yang tersisa Tabel 1
berkaitan pula dengan pemakaian biaya Diskripsi responden
makanan pasien. Semakin banyak makanan
yang tersisa akan mengakibatan banyak pula Karakteristik n %
biaya makanan yang terbuang sehingga Jenis kelamin
pengelolaan biaya makanan pasien menjadi Laki laki 15 42,9
kurang maksimal. (Kemenkes RI,2013) Permpuan 20 57,1
Belum banyak dilakukan penelitian Jumlah 35 100
tentan sisa makanan pasien di rumah sakit Pendidikan
dihubungkan dengan penggunaan atau Tidak tamat SD 4 11,5
pemakaian biaya makanan pasien. SD 13 37,3
Berdasarkan uraian diatas maka telah SMP 5 14,4
dilakukan penelitian tentang sisa makanan dan SLTA 12 34,5
besarnya biaya makanan yang terbuang di Pergurun tinggi 1 2,3
RSK dr Tadjuddin Chalik dan RSUD Kota Jumlah 35 100
Makassar. Pekerjaan
Buruh 9 25,7
METODE PENELITIAN Swasta/wirausaha 4 15,4
Rancangan penelitian ini adalah Pelajar/mahasiswa 5 14,4
survey dengan pendekatan diskriptif untuk Ibu rumah tangga 12 34,5
mengetahui gambaran besarnya sisa makanan Tidak bekerja 5 14,4
pasien dan besarnya biaya makanan pasien Jumlah 35 100
yang terbuang di rumah sakit. Sumber biaya
Penelitian telah dilaksanakan di RSK perawatan 2 5,7
dr Tajuddin Chalik dan RSUD Kota Makassar Umum 0 0
di Makassar pada bulan November sampai Askes 9 25,7
Desember 2014. Subyek pada penelitian ini Jamkesmas 14 40,0
adalah makanan biasa yang disajikan kepada Jamkesda 10 28,6
pasien kelas III di kedua rumah sakit. BPJS 35 100
Sedangkan respondennya adalah pasien kelas Jumlah
III dan mendapat makanan biasa dari rumah Lama dirawat 2-11
sakit. Jumlah responden sebanyak 35 pasien hari
yang terpilih secara purposif. Makanan yang
92
Media Gizi Pangan, Vol. XIX, Edisi 1, 2015 Sisa Makanan pasien, Biaya makanan pasien
93
Media Gizi Pangan, Vol. XIX, Edisi 1, 2015 Sisa Makanan pasien, Biaya makanan pasien
19,9% , hal ini sudah mecapai standar minimal mencapai standar minimum pelayanan
< 20 % . Hal sejalan dengan penelitian yang makanan yang dipersyaratkan dengan
dilakukan Zakiah (2005) bahwa banyak pasien proporsi terbesar pada makanan pagi. Jika
yang menyisakan sayuran (77,92%), nasi diambil nilai ratarata sisa makanan setiap kali
(43,18%) dan ikan (54,47%). Sedangkan makan mencapai nilai batas minimum standar
Ahmad Rizani menyatakan 61,90% pasien yaitu, siang mencapai 14,1 % ( Rp.5.076,- )
menyisakan makanan dengan kategori dan malam 15,7 % ( Rp.5.652,) telah tercapai,
banyak. tetapi untuk makan pagi sebesar 30,9%
Penerimaan makanan pasien (Rp.11.124,- ) yang belum mencapai standar.
dipengaruhi oleh berbagai factor seperti factor Pasien kelas III di kedua rumah sakit
internal pasien (kondisi fisiologi dan patologi) ini masih menyisakan makanan baik makan
seperti rasa sakit, mual muntah, gangguan pagi, siang dan malam. Proporsi sisa makanan
menelan, perubahan nafsu makan. Factor luar terbanyak adalah makan pagi. Status social
antara lain makanan ( rasa makanan, bentuk ekonomi mengacu pada sumber biaya
makanan,variasi menu, jenis masakan dan perawatan terbanyak dari jamkesda.
lain lain ), waktu penyajian makanan, dan Perlu dipertimbangkan untuk membuat
adanya makanan dari luar rumah sakit yang modifikasi atau perbaikan menu focus pada
menyebabkan rasa kenyang sebelum pasien makan pagi dan dukungan edukasi (
makan. Obat yang diterima pasien juga ada penyuluhan/konseling ) gizi pentingnya
yang memberikan efek seperti rasa mual dan menghabiskan makanan.
rasa mau muntah di waktu pagi sehingga
pasien enggan makan pagi. Hal ini terlihat dari KESIMPULAN
besarnya proporsi sisa makan pagi yang tinggi 1. Sisa makanan pasien di kedua rumah
( 30,9% ). Sedangkan sisa makanan pada sakit tersebut proporsi terbesar pada
waktu makan siang adalah 14,1 % dan waktu makan pagi (30,9% )
makan malam sebesar 15,7%. Jika 2. Besar biaya makanan yang terbuang
diakumulasikan sisa makanan dalam sehari secara akumulasi sebesar Rp.21.564,-
sehari menjadi sangat tinggi yaitu 59,8 %. Jika dengan proposi terbesar pada makan pagi
dibandingkan dengan standar minimal Rp.11.124,-
pelayanan rumah sakit maka makan pagi yang
belum mencapai standar ( nilai yang dicapai SARAN
30,9% dan yang distandarkan <20%). Akan 1. Perlu modifikasi makanan/masakan pagi
tetapi jika dilihat secara ratarata sisa makanan dengan mempertimbangkan dana tersedia
dalam sehari maka nilai yang dicapai sebesar khusunya masakan sayur dan ikan
19,9% dan mencapai nilai yang distandarkan 2. Perlu dilakukan edukasi gizi ( penyuluhan
yaitu <20%. Keadaan ini berkaitan dengan dan konseling ) tentang pentingnya
menu yang disajikan, waktu penyajian menghabiskan makanan yang disajikan
khususnya pagi mungkin sudah dingin saat oleh rumah sakit dalam menunjang
mau dimakan atau adanya rasa mual, rasa penyembuhan penyakit pasien.
mau muntah dan pusing saat bangun pagi.
Tingginya sisa makanan terkait juga DAFTAR PUSTAKA
pemahaman atau pengetahuan yang dimiliki Almatsier Sunita ,2010. Penuntun Diit.
pasien, dimana tingkat pendidikan terbanyak Gramedia
adalah SD (37,3% ), pekerjaan pasien Aritonang,Irianto,2012. Penyelenggaraan
terbanyak ibu rumah tangga yang secara Makanan , Manajemen Sistem
umum tidak memiliki penghasilan serta sumber Pelayanan Gizi Swakelola dan
pembiayaannya adalah 40% dari Jamkesda. Jasaboga di Instalasi Gizi Rumah Sakit.
Jadi secara social ekonomi termasuk Yogyakarta, Luetika
masyarakat kurang mampu. . Aristi,Dela 2010. Faktor factor yang
Banyaknya makanan yang tidak berhubungan dengan sisa makanan
dimakan oleh pasien secara langsung biasa pada pasien pasca melahirkan
berhubungan dengan banyaknya biaya yang kelas 3 di RSU Kabupaten Tangerang
terbuang. Sisa makanan ini tidak dapat tahun 2010. Skripsi . online diakses 20
dikembalikan dalam bentuk uang. Pada April 2014
penelitian diperoleh bahwa akumulasi sisa Kemenkes RI 2013. Pedoman Pelayanan Gizi
makanan sehari besarnya mencapai 59,9 % Rumah Sakit (PGRS)
telah menghabiskan lebih dari setengah biaya
makanan tersedia ( Rp.21.564,- ) yang belum
94
Media Gizi Pangan, Vol. XIX, Edisi 1, 2015 Sisa Makanan pasien, Biaya makanan pasien
95