Bab I

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu kondisi tekanan darah

seseorang berada di atas angka normal yaitu 120/80 mmHg atau lebih tinggi

dan tekanan darah diastoliknya mencapai nilai 80 atau lebih tinngi (Yekti

susilo, ari wulandari 2011). Hipertensi merupakan salah satu penyakit

pembuluh darah, dikenal sebagai silent killer karena sering tidak menimbulkan

gejala. Sebagian besar penderita hipertensi di Indonesia tidak terdeteksi,

sementara mereka yang terdeteksi umumnya tidak menyadari kondisi

penyakitnya dan hanya sebagian kecil yang berobat secara teratur (Helmanu.K

&Ulfa.N, 2014).

Seiring dengan bertambahnya umur dan berbagai macam faktor,

pembuluh darah yang tadinya lentur dan elastis akan mengeras dan kaku.

Pengembangan dan pengerutan pembuluh darah tidak lagi memadai untuk

memasok kebutuhan aliran darah masing-masing organ. Proses tersebut

berkembang dengan lambat. Penebalan dinding pembuluh darah sehingga

pembuluh darah menjadi kaku dan berkurang elastisitasnya. Hal ini disebabkan

oleh menempelnya molekul-molekul radikal bebas disepanjang pembuluh

darah seperti kolesterol. Selain itu pola dan gaya hidup masyarakat modern

yang cenderung lebih praktis juga tidak sehat seperti suka mengkonsumsi

makanan cepat saji, konsumsi alkohol dan rokok, kurang olah raga dan stress

akan mempercepat datangnya suatu penyakit yang mematikan seperti

hipertensi (Helmanu.K &Ulfa.N 2014).

1
Yundini (2006) mengatakan bahwa dari penelitian epidiomologi di

Indonesia menunjukkan sebanyak 1,8% sampai 28,6% penduduk yang

berusia di atas 20 tahun adalah penderita hipertensi. Hipertensi muncul pada

usia antara 20 sampai 55 tahun. Menurut Hart&Fahey (2010) prevalensi

hipertensi padaumur 18 tahun keatas sebesar 31,7% .

Data WHO (2013) menunjukkan di seluruh dunia, sekitar 972 juta

orang mengidap hipertensi, 333 juta berada di negara maju dan 639 sisanya

berada di negara berkembang termasuk Indonesia. Indonesia merupakan salah

satu negara berkembang yang memiliki masalahkesehatan hipertensi.Badan

Kesehatan Dunia, WHO memproyeksikan bahwa hipertensi tetap menjadi

ancaman bagi kehidupan manusia. Pasalnya, angka kejadian hipertensi di

dunia terus meningkat.Data terakhir WHO sebanyak 1 miliar penduduk dunia

mengalami hipertensi dengan 66% di antaranya berasal dari negara miskin

dan berkembang. Setiap tahun, sebanyak 7.6 juta orang didunia meninggal

akibat berbagai penyakit yang dipicu oleh hipertensi. Puncaknya, prevalensi

hipertensi diperkirakan akan mencapai titik pada tahun 2025, yakni sebanyak

1.5 miliar orang di dunia menderita hipertensi (WHO 2013 ).

MenurutAmerican Heart Association (AHA), penduduk Amerika yang

berusia diatas 20 tahun menderita hipertensi telah mencapai angka hingga

74,5 juta jiwa, namun hampir sekitar 90-95% kasus tidak diketahui

penyebabnya. Data statistik yang dikeluarkan WHO tahun 2012 juga

menyebutkan hipertensi dapat memicu stroke yang menyebabkan kematian

hingga 51% dan memicu jantung koroner yang menyebabkan kematian

hingga 45%.Prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 31,7%(WHO 2012 ).

2
Jumlah kasus hipertensi di Indonesia bisa dikatakan cukup tinggi.

Menurut data Riskesdas Kementerian Kesehatan RI, angka kejadian

hipertensi pada tahun 2011 sebanyak 17.3%, tahun 2012 meningkat menjadi

17.5% dan pada tahun 2013 terjadi peningkatan yang sangat signifikanya itu

mencapai 21.0%. Hal ini menunjukkan kasus hipertensi di Indonesia terus

meningkat disetiap tahunnya. Dari 33 provinsi di Indonesia terdapat 8

provinsi yang kasus penderita hipertensi melebihi rata-rata yaitu: Sulawesi

Selatan (27%), Sumatera Barat (27%), Jawa Barat (26%), JawaTimur (25%),

Sumatera Utara (24%), Sumatera Selatan (24%), Riau (23%), dan Kalimantan

Timur (22%) ( Riskesdas, 2013 ).

Angka penderita hipertensi di Sumatra Barat dinyatakan termasuk

tertinggi di indonesia. Dari hasil penelitian enam kabupaten/kota yang

tertinggi angka penderita hipertensinya adalah Kota Bukittinggi (41,8%),

Kota Padang (29,5%), Kota Solok (25%), serta Kabupaten Padang Pariaman

(20,2%). Tiga daerah yang kurang penderita hipertensi adalah Kota

Payakumbuah (10%) Kabupaten Mentawai (12,5%), dan Kabupaten Pesisir

Selatan (13%) ( Depkes sumbar,2010).

Berdasarkandata dariDinasKesehatan Kota Bukitinggi (2016) terdapat

6 puskesmas yang berada di Kota Bukitinngi yang memiliki kasus hipertensi

cukup tinggi, yaitu Puskesmas Tigo baleh sebanyak 1690 kasus, Puskesmas

Nilam Sari sebanyak 860 kasus, Puskesmas Gulai Bancah sebanyak 361

kasus, Puskesmas Mandiangin sebanyak 455 kasus. Puskesmas Rasimah

Ahmad Sebnyak 1079 kasus. Puskesmas Guguak panjang 1855 Berdasarkan

3
penjabaran tersebut, Puskesmas Guguak Panjang merupakan puskesmas

dengan kasus hipertensi tertinggi di Kota Bukitinggi.

Data hipertensi yang didapatkan dari survey awal yang dilakukan

peneliti pada tanggal 9 Januari 2017 diperoleh rekapitulasi dari Puskesmas

guguak panjang tahun 2014 sebanyak 1022 kasus, pada tahun 2015 sebnyak

1822 kasus, dan pada tahun 2016 seabnyak 1855 kasus dan setiap tahun

terjadinya peningkatan. Dan pada tahun 2016 terdapatnya hipertensi pada usia

produktif sebnyak 923 kasus di wilayah kerja puskesmas guguak panjang.

Pengobatan yang diberikan pada penderita hipertensi ada duacara

yaitu dengan menggunakan obat-obatan (farmakologis), dan tanpa oabat-

obatan (non farmakologis). Pengobatan farmakologis dapat diberikan obat-

obatan yang terbukti dapat menurunkan hipertensi yaitu obat antihi pertensi

sedangkan, pengobatan non farmakologis dapat dilakukan dengan

berolagaraga diantaranya :gerak jalan, bersepeda, berenang dan senam

(Widharto 2007).

Pengobatan hipertensi sendiri harus dilakukan oleh pasien sepanjang

hidup. Berbagai metode pengobatan telah banyak dilakukan oleh masyarakat.

Selain dengan mengkonsumsi obat antihipertensi sebagai pendekatan

farmakologis bisa dilakukan dengan pendekatan non farmakologis yaitu,

buah-buahan yang kaya akan kalium (WHO, 2010).

Salah Satunya melakukan olahraga dan aktifitas fisik, Aktivitas fisik

secara teratur tidak hanya dapat ,menurunkan tekanan darah, tetapi juga dapat

menyebabkan perubahan yang signifikan seperti meningkakan aliran darah ke

jantung, kelenturan arteri, fungsi arterial, melambatkan aterosklerosis serta

4
dapat menurunkan resiko serangan jantung dan stroke ( Kowalski 2010 ).

Alternatif yang dapat melakukan untuk menurunkan tekanan darah tinggi

yaitu senam ergonomis.

Senam ergonomis adalah segala bentuk gerak dan pergerakan manusia

disesuaikan dengan potensi manusia itu sendiri. Gerakan yang terdapat dalam

senam ergoniomis merupakan gerakan yang sangat efektif, efisien dan logis

karena rangkaian gerakannya dilakukan manusia sejak dulu sampai sekarang

(Wratsongko 2010).

Gerakan senam ergonomis yang dapat digunakan untuk menurunkan

tekanan darah yaitu gerakan duduk perkasa, gerakan di awali dengan

menjatuhkan kedua lutut ke lantai, posisi kedua telapak kaki berdiri dan jari-

jari menekuk kearah depan, kedua tangan memegang pergelangan kaki sambil

menarik nafas dala-dalam. Gerakan selanjutnya seperti akan sujud tetapi

kepala menghadap ke depan sambil membuang nafas pelan-pelan sampai

dengan hampir menyentuh lantai, sisakan separuh nafas dan tahan di dada,

kemudian ke posisi duduk perkasa sambil membuang nafas (Sagiran 2007).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mayani Syahfitri, Safri,

dan Jumaini, Universitas riau tentang Efektifitas Senam jantung sehat dan

senam ergonemik Kombinasi relaksasi nafas dalam, menunjukkan bahwa

senam jantung sehat dan senam ergonemik menujukan perubahan signifikan

mengurangi tekanan darah pada pasien hipertensi, tetapi senam ergonemik

lebih banyak menurunkan rata- rata tekanan darah. Karena dengan senam

ergonomik kombinasi nafas dalam responden menjadi rileks.

5
Hasil penelitian Gayatri dan setia ningsih (2012) dengan judul

pengaruh senam ergonemis terhadap perubahan tekanan darah pada klien

hipertensi di Kelurahan Bendan Pekalongan, menyatakan bahwa ada

pengaruh yang signifikan senam ergonemis terhadap perubahan tekanan

darah klien hipertensi. Dari hasil penelitian saraswati dwi gayatri, nur izzah

priyogo, nana nafiah. Dengan judul Pengaruh senam ergonemik terhadap

perubahan tekanan darah pada klien hipertensi di kelurahan bendan kota

pekalongan, hasil penenlitian menujukan ada nya perubahan signifikan senam

ergonomik terhadap penurunan tekanan darah pada klien hipertensi di

kelurahan bendan kota pekalongan.

Berdasarkan hasil wawancara sementara pada tanggal 9 Januari 2017

yang dilakukan peneliti kepada 5 orang pada penderita hipertensi di wilayah

kerja Puskesmas Guguk Panjang, diajukan beberapa pertanyaan dari peneliti

didapatkan jawaban dari 5 penderita hipertensi mereka tidak mengetahui

bahwa senam ergonomik dapat menurunkan tekanan darah. Didapatkan

kesimpulan dari jawaban mereka yang menderita hipertensi dikarenakan

faktor genetik, gaya hidup yang tidak sehat, serta pola makan yang

sembarangan.

Berdasarkan fenomena di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti

tentang pengaruh senam ergonomik terhadap perubahan tekanan darah pata

penderita hipertensi di wilayah kerja puskesmas Guguak panjang tahun 2017

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian masalah pada latar belakang diatas, maka masalah

penelitian dapat dirumuskan yaitu “Adakah pengaruhs enam ergonemik

6
terhadap perubahan tekanan darah pada penderita hipertensi di wilayah kerja

puskesmas Guguak Panjang tahun 2017

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh senam ergonemik terhadap perubahan

tekanan darah penderita hipertensi wilayah kerja puskesmas Guguak

Panjang Bukittinngi tahun 2017

2. Tujuan Khusus

a) Diketahuinya distribusi frekunsi tekanan darah sebelum diberikan

senam ergonemik terhadap penderita hipertensi di wilayah kerja

puskesmas Guguak Panjang 2017

b) Diketahui distribusi frekunsi tekanan darah setelah diberikan senam

ergonemik terhadap penderita hipertensi di wilayah kerja Guguak

Panjang Bukitinggi 2017

c) Diketahui pengaruh tekanan darah sebelum dan setelah senam

ergonemik terhadap penderita hipertensi di wilayah kerja puskesmas

Guguak Panjang Bukitinggi 2017

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Tempat Penelitian (Puskesmas)

Menambah informasi tentang terapi alternatif terhadap pengaruh

senam ergonomik terhadap penurunan tekanan darah pada penderita

hipertensi di wilayah kerja Guguk Panjang tahun 2017.

7
2. Bagi Institusi Pendidikan

Menambah literatur atau bacaan di perpustakaan dan selanjutnya

dapat berperan aktif dalam mengatasi penurunan tekanan darah pada

penderita hipertensi

3. Bagi Lahan Penelitian

Memberikan alternatif kepada responden untuk menurunkan

tekanan darah terhadap pengaruh senam ergonomik terhadap penurunan

tekanan darah pada penderita hipertensi.

Dapat dijadikan sebagai data dasar untuk memberikan pendidikan

dan promosi kesehatan tentang pengaruh pengaruh senam ergonomik

terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi bahwasanya

ada pengobatan non farmakologi sebagai alternatif non farmakologi

menurunkan kadar tekanan darah.

4. Bagi peneliti selanjutnya

Dapat dijadikan sebagai referensi dan sebuah rekomendasi untuk

mengembangkan penelitian selanjutnya.

You might also like