Bab Ii Pembahasan: Kesehatan Mental - Stress

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 18

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Stress
Stress adalah bentuk ketegangan dari fisik, psikis, emosi maupun mental.
Bentuk ketegangan ini mempengaruhi kinerja keseharian seseorang. Bahkan stress
dapat membuat produktivitas menurun, rasa sakit dan gangguan-gangguan mental.
Pada dasarnya, stress adalah sebuah bentuk ketegangan, baik fisik maupun mental.
Sumber stress disebut dengan stressor dan ketegangan yang di akibatkan karena
stress, disebut strain.
Menurut Robbins (2001) stress juga dapat diartikan sebagai suatu kondisi
yang menekan keadaan psikis seseorang dalam mencapai suatu kesempatan dimana
untuk mencapai kesempatan tersebut terdapat batasan atau penghalang. Dan apabila
pengertian stress dikaitkan dengan penelitian ini maka stress itu sendiri adalah suatu
kondisi yang mempengaruhi keadaan fisik atau psikis seseorang karena adanya
tekanan dari dalam ataupun dari luar diri seseorang yang dapat mengganggu
pelaksanaan kerja mereka.
Menurut Woolfolk dan Richardson (1979) menyatakan bahwa adanya system
kognitif, apresiasi stress menyebabkan segala peristiwa yang terjadi disekitar kita
akan dihayati sebagai suatu stress berdasarkan arti atau interprestasi yang kita
berikan terhadap peristiwa tersebut, dan bukan karena peristiwa itu
sendiri.Karenanya dikatakan bahwa stress adalah suatu persepsi dari ancaman atau
dari suatu bayangan akan adanya ketidaksenangan yang menggerakkan, menyiagakan
atau mambuat aktif organisme.
Sedangkan menurut Handoko (1997), stress adalah suatu kondisi ketegangan
yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang. Stress yang terlalu
besar dapat mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungannya.
3
Arti Penting Strees : Stress menurut Hans Selye 1976 merupakan respon tubuh yang
bersifat tidak spesifik terhadap setiap tuntutan atau beban atasnya.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat dikatakan stress apabila seseorang mengalami

Kesehatan Mental | Stress


beban atau tugas yang berat tetapi orang tersebut tidak dapat mengatasi tugas yang
dibebankan itu, maka tubuh akan berespon dengan tidak mampu terhadap tugas
tersebut, sehingga orang tersebut dapat mengalami stress. Respons atau tindakan ini
termasuk respons fisiologis dan psikologis.

B. Gejala dan Ciri - Ciri Stress


Reaksi Fisik – Psikologis
1.Reaksi fisik : sakit kepala, sakit lambung, darah tinggi, sakit jantung
(jantung berdebar-debar), mudah lelah, kurang selera makan, sering buang
air kecil, keluar keringat dingin, sulit tidur (insomnia). Hans Selye
(1946,1976) telah melakukan riset terhadap 2 respon fisiologis tubuh
terhadap stress : Local Adaptation Syndrome (LAS) dan General Adaptation
Syndrome (GAS).
a) Local Adaptation Syndrom (LAS)
Tubuh menghasilkan banyak respons setempat terhadap stress.
Respon setempat ini termasuk pembekuan darah dan
penyembuhan luka, akomodasi mata terhadap cahaya, dll.
Responnya berjangka pendek. Karakteristik dari LAS :
1) Respon yang terjadi hanya setempat dan tidak melibatkan
semua system
2) Respon bersifat adaptif; diperlukan stressor untuk
menstimulasikannya.
3) Respon bersifat jangka pendek dan tidak terus menerus.
4) Respon bersifat restorative.
b) General Adaptation Syndrom (GAS)
Gas merupakan respon fisiologis dari seluruh tubuh terhadap
stres. Respon yang terlibat didalamanya adalah sistem saraf
otonom dan sistem endokrin. Di beberapa buku teks GAS sering
disamakan dengan Sistem Neuroendokrin. Ada 3 fase GAS yaitu : 4
1) Fase Alarm ( Waspada)

Kesehatan Mental | Stress


Melibatkan pengerahan mekanisme pertahanan dari tubuh dan
pikiran untuk menghadapi stressor. Reaksi psikologis “fight or
flight” dan reaksi fisiologis. Tanda fisik : curah jantung
meningkat, peredaran darah cepat, darah di perifer dan
gastrointestinal mengalir ke kepala dan ekstremitas. Banyak organ
tubuh terpengaruh, gejala stress memengaruhi denyut nadi,
ketegangan otot dan daya tahan tubuh menurun. Fase alarm
melibatkan pengerahan mekanisme pertahanan dari tubuh seperti
pengaktifan hormon yang berakibat meningkatnya volume darah
dan akhirnya menyiapkan individu untuk bereaksi. Hormon
lainnya dilepas untuk meningkatkan kadar gula darah yang
bertujuan untuk menyiapkan energi untuk keperluan adaptasi,
teraktifasinya epineprin dan norepineprin mengakibatkan denyut
jantung meningkat dan peningkatan aliran darah ke otot.
Peningkatan ambilan O2 dan meningkatnya kewaspadaan mental.
Aktifitas hormonal yang luas ini menyiapkan individu untuk
melakukan “ respons melawan atau menghindar “. Respon ini bisa
berlangsung dari menit sampai jam. Bila stresor masih menetap
maka individu akan masuk ke dalam fase resistensi.
2) Fase Resistance (Melawan)
Individu mencoba berbagai macam mekanisme penanggulangan
psikologis dan pemecahan masalah serta mengatur strategi. Tubuh
berusaha menyeimbangkan kondisi fisiologis sebelumnya kepada
keadaan normal dan tubuh mencoba mengatasi faktor-faktor
penyebab stress. Bila teratasi à gejala stress menurun àtau normal
tubuh kembali stabil, termasuk hormon, denyut jantung, tekanan
darah, cardiac out put. Individu tersebut berupaya beradaptasi
terhadap stressor, jika ini berhasil tubuh akan memperbaiki sel –
sel yang rusak. Bila gagal maka individu tersebut akan jatuh pada 5
tahapa terakhir dari GAS yaitu : Fase kehabisan tenaga.
3) Fase Exhaustion (Kelelahan)

Kesehatan Mental | Stress


Merupakan fase perpanjangan stress yang belum dapat
tertanggulangi pada fase sebelumnya. Energi penyesuaian
terkuras. Timbul gejala penyesuaian diri terhadap lingkungan
seperti sakit kepala, gangguan mental, penyakit arteri koroner, dll.
Bila usaha melawan tidak dapat lagi diusahakan, maka kelelahan
dapat mengakibatkan kematian. Tahap ini cadangan energi telah
menipis atau habis, akibatnya tubuh tidak mampu lagi
menghadapi stres. Ketidak mampuan tubuh untuk mepertahankan
diri terhadap stressor inilah yang akan berdampak pada kematian
individu tersbut.
2. Reaksi psikologis : gelisah, cemas, tidak dapat berkonsentrasi dalam
pekejaan atau belajar, sikap pesimis, hilang rasa humor, malas, sikap apatis,
sering melamun, sering marah-marah bersikap agresif baik secara verbal
seperti berkata-kata kasar, suka menghina, mupun non verbal seperti
menendang-nendang, menempeleng, membanting pintu atau memecahkan
barang-barang.
a) Kecemasan
Respon yang paling umum merupakan tanda bahaya yang
menyatakan diri dengan suatu penghayatan yang khas, yang sukar
digambarkan adalah emosi yang tidak menyenangkan istilah
“kuatir,” “tegang,” “prihatin,” “takut”fisik antung berdebar, keluar
keringat dingin, mulut kering, tekanan darah tinggi dan susah tidur.
b) Kemarahan dan agresi
Yakni perasaan jengkel sebagai respon terhadap kecemasan yang
dirasakan sebagai ancaman. Merupakan reaksi umum lain terhadap
situasi stress yang mungkin dapat menyebabkan agresi, Agresi ialah
kemarahan yang meluap-luap, dan orang melakukan serangan secara
kasar dengan jalan yang tidak wajar. Kadang-kadang disertai
perilaku kegilaan, tindak sadis dan usaha membunuh orang. 6
c) Depresi

Kesehatan Mental | Stress


Yaitu keadaan yang ditandai dengan hilangnya gairah dan semangat.
Terkadang disertai rasa sedih
Ciri-ciri stress :
1. Ciri-ciri stres yang baik:
a) Mengahadapi sesuatu dengan penuh harapan untuk melawan rasa takut
dalam diri.
b) Memiliki jadwal yang sangat padat, tetapi didalam sela-sela jadwal yang
padat itu ada aktivitas yang sangat diharapkandan sangat dinikmati.
c) Memiliki komitmen yang lebih terhadap apa yang Anda sayangi.
Misalnya: pernikahan, menjadi seorang ayah/ibu, menjadi pekerja, atau
menjadi pegawai negeri.
d) Bekerja dengan tujuan tertentu dan Anda tahu kecepatan Anda saat
bergerak akan berkurang saat tujuan itu tercapai atau bahkan saat baru
akan tercapai.
e) Merasa tertantang, siap dan bersemangat untuk menerima dan
menyelesaikan tugas yang akan Anda hadapi.
f) Merasakan kondisi badan yang cukup lelah namun akhirnya akan
menikmati tidur yang lelap dan nyaman.

2. Ciri-ciri stres yang jahat:


a) Menghadapi segala sesuatu dengan perasan takut, resah, gelisah dan
khawatir.
b) Memiliki jadwal yang sangat padat, tetapi tak ada satupun yang dapat
Anda nikmati dan mau tidak mau, harus Anda penuhi kewajiban itu.
c) Merasa bahwa semua yang Anda lakukan tidaklah penting, tidak
memenuhi seluruh kebutuhan Anda, dan tak sebanding dengan tenaga,
pikiran dan waktu yang Anda curahkan.
d) Merasa tidak memegang kendali dan selalu merasa panic seakan-akan
tidak ada jalan keluar untuk menyelesaikan tugas, merasa tidak ada 7
selesainya, dan merasa tidak ada yang membantu menyelesaikannya.

Kesehatan Mental | Stress


e) Merasa lebih baik bekerja daripada berhenti/istirahat sejenak saat jam
kerja.
f) Memiliki tidur yang tidak lelap, tidur yang resah, sering sakit maag, sakit
punggung dan mempunyai sakit yang sifatnya menahun.

C. Faktor - Faktor Stress


Kondisi-kondisi yang cenderung menyebabkan stress disebut stressors.
Meskipun stress dapat diakibatkan oleh hanya satu stressors, biasanya karyawan
mengalami stress karena kombinasi stressors. Menurut Robbins (2001:565-567) ada
tiga sumber utama yang dapat menyebabkan timbulnya stress yaitu :
1. Faktor Lingkungan
Keadaan lingkungan yang tidak menentu akan dapat menyebabkan
pengaruh pembentukan struktur organisasi yang tidak sehat terhadap
karyawan. Dalam faktor lingkungan terdapat tiga hal yang dapat
menimbulkan stress bagi karyawan yaitu ekonomi, politik dan teknologi.
Perubahan yang sangat cepat karena adanya penyesuaian terhadap ketiga
hal tersebut membuat seseorang mengalami ancaman terkena stress. Hal
ini dapat terjadi, misalnya perubahan teknologi yang begitu cepat.
Perubahan yang baru terhadap teknologi akan membuat keahlian
seseorang dan pengalamannya tidak terpakai karena hampir semua
pekerjaan dapat terselesaikan dengan cepat dan dalam waktu yang
singkat dengan adanya teknologi yang digunakannya.
2. Faktor Organisasi
Di dalam organisasi terdapat beberapa faktor yang dapat
menimbulkan stress yaitu role demands, interpersonal demands,
organizational structure dan organizational leadership.
Pengertian dari masing-masing faktor organisasi tersebut adalah
8
sebagai berikut :
a) Role Demands

Kesehatan Mental | Stress


Peraturan dan tuntutan dalam pekerjaan yang tidak jelas
dalam suatu organisasi akan mempengaruhi peranan seorang
karyawan untuk memberikan hasil akhir yang ingin dicapai
bersama dalam suatu organisasi tersebut.
b) Interpersonal Demands
Mendefinisikan tekanan yang diciptakan oleh karyawan
lainnya dalam organisasi. Hubungan komunikasi yang tidak
jelas antara karyawan satu dengan karyawan lainnya akan
dapat menyeba bkan komunikasi yang tidak sehat. Sehingga
pemenuhan kebutuhan dalam organisasi terutama yang
berkaitan dengan kehidupan sosial akan menghambat
perkembangan sikap dan pemikiran antara karyawan yang
satu dengan karyawan lainnya.
c) Organizational Structure
Mendefinisikan tingkat perbedaan dalam organisasi dimana
keputusan tersebut dibuat dan jika terjadi ketidak jelasan
dalam struktur pembuat keputusan atau peraturan maka akan
dapat mempengaruhi kinerja seorang karyawan dalam
organisasi.
d) Organizational Leadership
Berkaitan dengan peran yang akan dilakukan oleh seorang
pimpinan dalam suatu organisasi. Karakteristik pemimpin
menurut The Michigan group (Robbins, 2001:316) dibagi
dua yaitu karakteristik pemimpin yang lebih mengutamakan
atau menekankan pada hubungan yang secara langsung
antara pemimpin dengan karyawannya serta karakteristik
pemimpin yang hanya mengutamakan atau menekankan
pada hal pekerjaan saja. Empat faktor organisasi di atas juga
akan menjadi batasan dalam mengukur tingginya tingkat 9
stress. Pengertian dari tingkat stress itu sendiri adalah
muncul dari adanya kondisi-kondisi suatu pekerjaan atau

Kesehatan Mental | Stress


masalah yang timbul yang tidak diinginkan oleh individu
dalam mencapai suatu kesempatan, batasan-batasan, atau
permintaan-permintaan dimana semuanya itu berhubungan
dengan keinginannya dan dimana hasilnya diterima sebagai
sesuatu yang tidak pasti tapi penting (Robbins, 2001:563).
3. Faktor Individu
Pada dasarnya, faktor yang terkait dalam hal ini muncul dari dalam
keluarga, masalah ekonomi pribadi dan karakteristik pribadi dari
keturunan. Hubungan pribadi antara keluarga yang kurang baik akan
menimbulkan akibat pada pekerjaan yang akan dilakukan karena akibat
tersebut dapat terbawa dalam pekerjaan seseorang. Sedangkan masalah
ekonomi tergantung dari bagaimana seseorang tersebut dapat
menghasilkan penghasilan yang cukup bagi kebutuhan keluarga serta
dapat menjalankan keuangan tersebut dengan seperlunya. Karakteristik
pribadi dari keturunan bagi tiap individu yang dapat menimbulkan stress
terletak pada watak dasar alami yang dimiliki oleh seseorang tersebut.
Sehingga untuk itu, gejala stress yang timbul pada tiap-tiap pekerjaan
harus diatur dengan benar dalam kepribadian seseorang.

Keadaan atau situasi yang dapat menimbulkan stress dibagi atas stressor fisik dan
stressor sosial.

1. Stresor fisik seperti panas berlebihan, suara yang mengganggu, kondisi


dan peralatan kerja yang buruk, dan lalu lintas yang hiruk pikuk.
2. Stresor sosial seperti keadaan sosial, ekonomi, dan politik yang buruk ;
jabatan atau karier yang tidak menyenangkan ; konflik keluarga ; dan
konflik dengan lingkungan sosial.

D. Klasifikasi Stress 10
1. Stres Akut (Acute Stress)

Kesehatan Mental | Stress


Merupakan reaksi terhadap ancaman yang segera, umunya dikenal dengan
respon atas pertengkaran atau penerbangan (fight or flight). Suatu ancaman
dapat terjadi pada situasi apa pun yang pernah dialami bahkan secara tidak
disadari atau salah dianggap sebagai suatu bahaya. Penyebab-penyebab stres
akut antara lain:
a) kebisingan,
b) keramaian,
c) pengasingan,
d) lapar,
e) bahaya,
f) infeksi, dan
g) bayangan suatu ancaman atau ingatan atas suatu peristiwa berbahaya
(mengerikan).
Pada banyak kejadian, suatu waktu ancaman akut telah dilalui, suatu
respon menjadi tidak aktif dan tingkat-tingkat hormon stres kembali normal,
suatu kondisi yang disebut respon relaksasi (relaxation response).

2. Stres Kronis (Chronic Stress).


Kehidupan modern menciptakan situasi stres berkesinambungan yang tidak
berumur pendek. Penyebab-penyebab umum stres kronis antara lain:
a) kerja dengan tekanan tinggi yang terus menerus,
b) problem-problem hubungan jangka panjang,
c) kesepian, dan
d) kekhawatiran finansial yang terus-menerus.

Dilihat dari efeknya, stress oleh para psikolog dibedakan menjadi dua, yaitu :

1. Eustress, yaitu hasil dari respon terhadap stress yang bersifat sehat, positif, dan
konstruktif (bersifat membangun). Hal tersebut termasuk kesejahteraan individu 11
dan juga organisasi yang diasosiasikan dengan pertumbuhan, fleksibilitas,
kemampuan adaptasi, dan tingkat performance yang tinggi.

Kesehatan Mental | Stress


2. Distress, yaitu hasil dari respon terhadap stress yang bersifat tidak sehat,
negative, dan destruktif (bersifat merusak). Hal tersebut termasuk konsekuensi
individu dan juga organisasi seperti penyakit kardiovaskular dan tingkat
ketidakhadiran (absenteeism) yang tinggi, yang diasosiasikan dengan keadaan
sakit, penurunan, dan kematian.

E. Tahapan Stress
Para pakar menyimpulkan bahwa stres memiliki tahapannya sendiri..adapun tahapan
stres :
1. Tahap I
Tahapan ini merupakan tahapan stres yang paling ringan dan biasanya
disertai dengan perasaan-perasaan semangat bekerja besar, over acting,
pengelihatan tajam tidak sebagaimana biasanya, merasa mampu
menyelesaikan pekerjaan lebih dari biasanya namun tanpa disadari cadangan
energy semakin menipis.
2.Tahap II
Dalam tahapan ini dampak stres yang semula menyenangkan sebagaimana
diuraikan tahap I diatas mulai menghilang, dan timbul keluhan-keluhan yang
disebabkan karena cadangan energy yang tidak lagi cukup sepanjang 3 hari.
3. Tahap III
Apabila seseorang tetap memaksakan disri dalam pekerjaannya tanpa
menghiraukan keluhan-keluhan pada stres tahap II, maka akan menunjukkan
keluhan –keluhan yang semakin nyata dan mengganggu.
4. Tahap IV
Adapun gejala stres tahap IV yakni untuk bertahan sepanjang hari saja sudah
terasa sangat sulit karena ketidak mampuan berkegiatan sehari-hari. Adapun
gejala seperti gangguan pola tidur, konsentrasi daya ingat menurun, timbul
perasaan kecemasan ketakutan yang tidak jelas apa penyebabnya.
5. Tahap V 12
Bila keadaan berlanjut, seseorang akan jatuh pada tahap V, dengan tanda-
tanda kelelahan fisik dan mental yang semakin mendalam, ketidak mampuan

Kesehatan Mental | Stress


untuk menyelesaikan pekerjaan ringan, gangguan system pencernaan
semakin berat, serta timbul perasaan ketakutan, kecemasan semakin
meningkat, mudah bingung, panic.
6. Tahap VI
Tahapan klimaks, dimana seseorang mengalami serangan panic dan
perasaan takut mati. Serangan panik dapat diumpamakan sebagai bola salju
dan menggelinding makin lama makin besar.pasien yang akan mengalami
serangan panic biasanya mulai ada perubahan sediki pada tubuhnya. Dari sini
timbul pikiran psikologis yang negative. Biasanya pasien mulai merasa
cemas dan bernafas cepat. Hal ini mengakibatkan kadar CO2 darah
meningkat dan PH darah menurun.akibat dari semuanya itu akan makin
menambah berat gejala bahkan menimbulkan gejala baru.dari sini pasien
merasa mengalami suatu serangan penyakit berat yang akut.

F. Dampak Stress
1. Dampak Postif Stress :
a) Membuat lebih kreatif
Kita mungkin pernah mengalami saat-saat dimana kita kehabisan ide kreatif
dan kita terus memikirkannya dalam waktu yang cukup lama, hingga tiba-
tiba ada sebuah ide cemerlang yang terlintas di benak kita. Hal itu juga sering
terjadi ke para seniman atau penulis buku ternama. Hal ini disebabkan karena
jika pikiran kita selalu tenang dan santai, maka pikiran kita tidak akan pernah
melihat suatu hal dalam sudut pandang yang berbeda. Berbeda halnya saat
kita mengalami stres karena berusaha menemukan pemikiran kreatif, pikiran
kita akan berusaha melihat semua alternatif yang ada dalam sudut pandang
yang berbeda-beda dari pemikiran kita biasanya.
b) Baik Untuk Sistem Kesehatan Tubuh
Penelitian lain membuktikan bahwa stres jangka pendek dapat meningkatkan
ketahanan tubuh kita. Pada saat kita mengalami stres, tubuh kita akan merilis 13
sebuah hormon yang dikenal dengan nama cortisol (hormon stres), hormon
ini akan meningkatkan ketahanan tubuh kita. Di sisi lain, jika kita terlalu

Kesehatan Mental | Stress


sering mengalami stres dan tekanannya sangat tinggi (stres kronis), hal ini
akan berdampak sebaliknya. Anda akan mengalami kelebihan
hormon cortisol yang akan mengarah ke penyakit seperti obesitas dan
diabetes.
c) Membuat Kita Lebih Sehat
Olahraga sebenarnya merupakan salah satu bentuk memberikan stres jangka
pendek (good stress) ke tubuh Anda? Mengangkat beban, berlari, bersepeda
dan olahraga lainnya merupakan bentuk nyata "good stress." yang jika
dilakukan secara berkala pada akhirnya akan mengurangi tingkat stres dan
meningkatkan hormon endhorphin yang akan membuat kita merasakan
sensasi 'rasa enak (segar)' pada tubuh kita.
d) Membuat Kita Lebih Termotivasi
Tingkat stres yang optimal dan tepat dapat membuat kita lebih bersemangat,
terfokus dan termotivasi. Tanpa adanya stres yang cukup, kita tidak akan
memberikan upaya sepenuhnya dan akan sering melakukan kesalahan. Jika
kita terlalu santai, itu berarti kita tidak berusaha mendorong diri kita keluar
dari zona aman dan mengambil resiko untuk meningkatkan karir kita.
Berhasil menangani stres adalah cara nomor satu untuk meningkatkan
kepercayaan diri kita dalam kerja dan lingkup kehidupan lainnya.
2. Dampak Negatif Stress :
a) Dampak Secara Fisik :
1) Dapat menyebabkan menurunnya sistem kekebalan tubuh seseorang dan
fungsi tubuh lainnya.
2) Penuaan dini.
3) Menyebabkan peningkatan resiko serangan jantung atau stroke.
4) Dapat mengakibatkan infertilitas atau ketidaksuburan sistem reproduksi.
5) Menyebabkan keluhan kulit, seperti jerawat, radang kulit dan luka
dingin, stres juga memicu masalah kulit seperti eksim dan gatal-gatal.
6) Sakit kepala. 14
7) Nyeri sendi.
8) Tekanan darah tinggi.

Kesehatan Mental | Stress


9) Masalah pada pencernaan.

b) Dampak Secara Psikis :


1) Cenderung mudah marah dan murung.
2) Mengalami ketidakseimbangan dalam fungsi psikologis.
3) Mudah cemas dan susah.
4) Menyebabkan penurunan fungsi psikologis. Hal ini bahkan dapat
menyebabkan depresi.

Selain dapat menyebabkan dampak seperti yang telah disebutkan diatas, stress juga dapat
berakibat 6 efek yang bisa ditimbulkan akibat stres seperti dikutip dari News Max Health,
Sabtu (24/8/2013) antara lain kanker dan gangguan imun, penyakit jantung, masalah berat
badan, depresi dan kecemasan, rambut rontok, serta sindrom metabolik.

G. Cara Mengatasi Stress


Menurut ardani (2013) ada dau strategi yang bisa digunakan dalam menghadapi
stress, yaitu;
1. Strategi dalam menghadapi stress dalam perilaku.
a) Memecahkan persoalan secara tenang .
Yaitu mengevaluasi kekecewaan atau stress dengan cermat kemudian
menentukan langkah yang tepat untuk diambil, setelah itu mereka
mempersiapkan segala upaya dan daya serta menurunkan kemungkinan
bahaya.
b) Agresi
Stress sering berpuncak pada kemarahan atau agresi. Sebenarnya agresi
jarang terjadi namun apabila hal itu hanyalah berupa respon penyesuaian diri.
Contohnya adalah mencari kambing hitam, menyalahkan pihak lain dan
kemudian melampiaskan agresunya kepada sasaran itu.
c) Regresi
Yaitu kondisi ketika seseorang yang menghadapi stress kembali lagi kepada 15
perilaku yang mundur atau kembali kemasa yang lebih muda (memberikan
respon seperto orang depan usia yang lebih muda).

Kesehatan Mental | Stress


d) Menarik diri
Merupakan respon yang paling umum dalam mengambil sikap. Bila seorang
menarik diri maka dia memilih untuk tidak mengambil tindakan apapun.
Respon ini biasanya disertai dengan depresi dan sikap apatis.
e) Mengelak
Seseorang yang mengalami stress yang terlalu lama, kuat dan terus menerus
maka ia cenderung akan mengelak. Contohnya mengelak adalah mereka
melakukan perilaku tertentu secara berulang-ulang. Hal ini sebgai
pengelakan diri dari masalah demi mengalahkan perhatian. Dalam usaha
mengelakkan diri, prang amerika biasanya menggunakan alcohol, obat
penenang, heroin, dan obat-obatan dari bahan kimia lainnya.
2. Strategi menghadapi stress secara kognitif
a) Represi
Adalah upaya untuk menyingkirkan frustasi, stress dan semua yang
menimbulkan kecemasan.
b) Menyangkal kenyataan
Menyangkal kenyataan mengandung unsur penipuan diri. Bila seorang
menyangkal kenyataan maka ia menganggap tidak adanya pengalaman yang
tidak menyenangkan dengan maksud untuk melindungi dirinya sendiri.
c) fantasi
Dengan befantasi orang sering merasa dirinya mencapai tujuan dan dapat
menghindarkan dari frustasidan stress. Orang yang sering melamun kadang-
kadang menemukan bahawa kreasi lamunannya itu lebih menarik dari pada
kenyataan yang sesungguhnya. Bila fantasi dilakukan secara sedang-sedang
dan dalam pengendalian kesadaran yang baik, maka frustasi menjadi cara
yang sehat untuk mengatasi stress.
d) Rasionalisasi
Rasionalisasi ini dimaksudkan segala usaha seseorang untuk mencari alasan
yang dapat menerima secara social untuk membenarkan atau 16
meneymbunyikan perilaku yang bururk. Rasionalisasi juga bisa muncul

Kesehatan Mental | Stress


ketika seorang menipu dirinya sendiri dengan pura-pura menganggapnya
buruk adalah baik sebaliknya
e) intelektualisasi
Seseorang yang menggunakan taktik ini maka yang menjadi masalah akan
dipelajari atau mencari tahu tujuan sebenarnya supaya tidak terlalu terlibat
dengan persoalan secara emosional. Dengan intelektualisasi seseorang
setidakny dapat sedikit mengurangi hal-hal yang pengaruhnya tidak
menyenangkan bagi dirinya dan memberikan kesempatan pada dirinya untuk
meninjau permasalahan secara subjektif.
f) pembentukan reaksi
Seseorang dikatakan berhasil menggunakan metode ini bila dia berusaha
menyembunyikan motif dana perasaan sesungguhnya baik represi atau
supresi dan menampilkan wajah yang berlawanan dengan kenyataan yang
dihadapi.
g) proyeksi
Seseorang yang menggunakan teknik ini biasanya sangat cepat dalam
memperlihatkan ciri pribadi orang lain yang tidak ia sukai dengan sesuatu
yang dia perhatikan itu akan diperbesar-besarkannya lagi. Teknik ini
mungkin dapat digunakan untuk mengurangi kecemasan karena dia harus
menghadapi kenyataan akan keburukan dirinya.

17

Kesehatan Mental | Stress


BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Stress adalah bentuk ketegangan dari fisik, psikis, emosi maupun mental.
Reaksi stress ada dua yaitu reaksi fisik dan psikologis. Adapun, terdapat dua ciri
ciri stress yaitu ciri ciri positif dan negatif. Faktor stress yaitu ada tiga, faktor
pribadi, faktor lingkungan, dan faktor organisasi. Ada dua klasifikasi stress yaitu
stress akut dan stress kronis. Dilihat dari efeknya, stress dibagi menjadi dua yaitu
eustress dan distress. Tahapan stress ada enam. Dampak stess terbagi menjadi
dua yaitu dampak positif dan dampak negatif. Strategi mengatasi stress ada dua
yaitu dalam bentuk perilaku dan kognitif.

B. Saran
 Jangan terlalu menganggap hal- hal sepele menjadi hal- hal yang berat,
karena akan menambah beban pikiran bagi kita.
 Jagalah kesehatan dengan rajin berolahraga agar tubuh tetap sehat dan
bugar
 Apabila anda merasa stress, hindari aktivitas yang dapat menyebabkan
kejenuhan dalam berfikir, dan sebaiknya anda harus melakukan liburan
bersama orang- orang terdekat anda
 Hindari mengkonsumsi obat- obatan yang dapat mempengaruhi system
kerja saraf otak yang akan menimbulkan stress.
 Anda harus memiliki dukungan yang bagus terhadap karir atau pekerjaan
anda.

18

Kesehatan Mental | Stress


DAFTAR PUSTAKA

Annaz. 2011. Makalah “Stress”,


http://annazyusinta.blogspot.com/2011/03/makalah-stress.html
(Diakses hari Sabtu, 8 September 2018, pukul 14:48)

Anonim. 2017. Dampak Negative Stress,


http://terapiotak.com/dampak-negatif-stres.htm
(Diakses hari Minggu, 9 September 2018, pukul 11:38)

Astuti, Indah Dwi. 2017. Makalah Kesehatan Mental,


http://whiteblue12.blogspot.com/2016/10/makalah-kesehatan-mental-stres.html
(Diakses hari Sabtu, 8 September 2018, pukul 10:40)

Gustriani, Mike. 2013. Dampak Positif Dari Stress,


http://mikegustriani98.blogspot.com/2013/10/dampak-positif-dari-stres.html
(Diakses hari Minggu, 9 September 2018, pukul 12:15)

Herdiyani, Dedeh. 2013. Pengertian Stress,


http://dedeh89-psikologi.blogspot.com/2013/04/pengertian-stress.html
(Diakses hari Sabtu, 8 September 2018, pukul 08:40)

Hestianingsih. 2013. 5 Penyakit Fisik dan Mental yang Disebabkan Stress Berkepanjangan,
https://wolipop.detik.com/-penyakit-disebabkan-stres-berkepanjangan
(Diakses hari Sabtu, 8 September 2018, pukul 17:15)

Kartika, Sari Dewi. 2012. Buku Ajar Kesehatan Mental. Semarang : UPT UNDIP Press.

Mahsun. 2004. Bersahabat Dengan Stres’.Yogyakarta : Prisma Media.

Naura, Hied. 2013. Makalah Tentang Stress,


http://cahayarochmat.blogspot.com/2013/12/makalah-tentang-stres.html
(Diakses hari Sabtu, 8 September 2018, pukul 13:15)
19
Wangsa, Teguh. 2009. Menghadapi Stres dan Depresi. Yogyakarta : Tugu Publisher.

Kesehatan Mental | Stress


20

Kesehatan Mental | Stress

You might also like