Pengembangan Lks Berbasis Problem Based Learning Materi Aritmetika Sosial Kelas Vii
Pengembangan Lks Berbasis Problem Based Learning Materi Aritmetika Sosial Kelas Vii
Pengembangan Lks Berbasis Problem Based Learning Materi Aritmetika Sosial Kelas Vii
2 (2017)
ABSTRACT
This study aims to: (1) develop the student worksheets using problem based learning model in social
arithmetic which is valid and practical for the seventh grade students in junior high school, and
(2)determine the potential effects of the student worksheets on students learning outcomes. This study was
a qualitative research which used development study in design research method.The subjects were 32
students of VII class in SMPN 1 Indralaya Utara. There were two stages in this study, the preparation
stage and the formative evaluation stage which consisted of self-evaluation, development, and field test.
The techniques for collecting the data were walkthrough, observation, test, and interview. Based on the
result of study, this study had developed three student worksheets using problem based learning model in
social arithmetic which was valid and practical. The valid category was based on the validator review
about the content, construct, and language in prototype one. The practical category was based on the
result of the small group try out, which showed that the student have done all of the steps in the student
worksheet. Based on the commentary of the student, the worksheet was easy to do. This student worksheet
had potential effects on student learning outcomes such as cognitive aspect (knowledge), affective aspect
(attitude), and psychomotor aspect (skills). In cognitive aspect, the students which got the score higher
than 70 was about 78,125% students. In the affective aspect, all of the students showed a honesty and
responsive attitude based on the observation while the students doing the test, and based on the
performance of the students showed that they had some good skills in psychomotor aspect.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk : (1) menghasilkan LKS (Lembar Kerja Siswa) dengan model problem based
learning pada materi aritmetika sosial yang valid dan praktis di kelas VII, dan (2) mengetahui efek potensial
dari LKS terhadap hasil belajar siswa. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan metode
Design Research tipe Development Study. Subjek penelitian yaitu siswa kelas VII SMP Negeri 1 Indralaya
Utara yang berjumlah 32 siswa. Tahapan penelitian yang dilakukan meliputi tahap persiapan, tahap formative
evaluation terdiri dari self evaluation, pengembangan, dan field test. Teknik pengumpulan data adalah dengan
walkthrough, observasi, tes, dan wawancara. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh tiga LKS materi aritmetika
sosial berbasis problem based learning yang valid dan praktis. Valid terlihat dari hasil penilaian validator,
dimana validator mengomentari LKS prototype one dari segi konten, konstruk dan bahasa. Praktis terlihat dari
hasil ujicoba small group, dimana berdasarkan analisis lembar jawaban siswa didapat bahwa siswa sudah
mampu menyelesaikan setiap tahapan yang ada dan dari lembar komentar siswa didapat bahwa LKS yang
diberikan mudah dikerjakan. LKS yang dikembangkan>70 memiliki efek potensial terhadap hasil belajar dari
ranah kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), maupun psikomotorik
(keterampilan). Pada ranah kognitif sebanyak 25 siswa (78,125%) mendapat nilai , pada ranah afektif
semua siswa sudah menunjukkan sikap jujur dan responsif terlihat dari hasil observasi selama pengerjaan
LKS, serta pada ranah psikomotorik semua siswa sudah baik keterampilannya terlihat pada hasil unjuk
kerja siswa.
Kata kunci: Aritmetika Sosial, Lembar Kerja Siswa, Problem Based Learning.
82
Resty Neli Prisiska, Hapziah dan Muhammad Yusuf
A. PENDAHULUAN
Aritmatika sosial merupakan bagian itu, hasil penelitian Amalia (2011),
dari matematika yang disebut ilmu hitung. menunjukkan bahwa pembelajaran
Dalam ilmu hitung dibicarakan tentang sifat- matematika menggunakan LKS yang valid
sifat bilangan, dasar-dasar pengerjaan seperti lebih efektif dibanding pembelajaran tanpa
menjumlah, mengurang, membagi, menggunakan LKS. Pada pembelajaran
mengalikan, menarik akar dan lainnya matematika terdapat salah satu pokok
(Harahap, 2010). Banyak siswa yang masih bahasan aritmetika sosial, maka dapat
mengalami kesulitan untuk menyelesaikan disimpulkan pembelajaran aritmetika sosial
persoalan yang berkaitan dengan harga beli, juga dapat menggunakan LKS. Akan tetapi,
harga jual, laba dan diskon (Yuliastuti, 2014). LKS yang ada saat ini masih berupa
Siswa mengalami kesulitan dalam memahami ringkasan materi dan kumpulan soal saja
aritmetika sosial dikarenakan siswa masih (Novitasari, 2013). Selama ini sering
kurang teliti dalam perhitungan dan terdengar keluhan bahwa LKS hanya berisi
penyelesaian soal pada materi aritmetika soal-soal, dan siswa diminta
sosial (Hayungingtyas, 2012). Kemudian mengerjakannya pada saat jam kosong atau
siswa pada umunya dalam pembelajaran untuk PR (Muhammad & Amri, 2013:96)
cenderung hanya dihadapkan pada suatu soal LKS biasa selama ini masih
yang harus dikerjakan dengan suatu rumus menyajikan materi yang padat sehingga
tertentu yang membuat siswa bosan sehingga tidak mendorong siswa untuk
menjadi kurang memahami materi (Nilasari, mengembangkan kemampuan berpikirnya
2011) seperti kesulitan dalam menentukan (Fannie & Rohati, 2014). LKS yang
laba, rugi, rabat, bruto, neto, dan tara karena mendukung proses pembelajaran
siswa hanya menghafalkan rumus seharusnya dapat mendorong siswa untuk
(Purwaningsih dkk, 2014). mampu berpikir sendiri, menganalisis
Materi aritmetika sosial lebih sendiri, dan menyusun sendiri hasil akhir
menekankan pada kemampuan siswa dalam dari kegiatannya (Pradipta & Hernawati,
memahami konsep matematika kontekstual 2015). Maka dari itu diperlukan LKS yang
yang menggambarkan kehidupan sehari-hari, mampu menggiring siswa dalam berpikir
soal-soal yang diberikan menuntut siswa dan menyelesaikan masalah. LKS berbasis
untuk mampu memecahkan masalah yang model Problem Based Learning merupakan
berbentuk soal cerita (Siswanto, Hudiono & LKS yang dapat membantu menggiring
Satria, 2013). Namun, kenyataan dilapangan siswa dalam berpikir dan menyelesaikan
menunjukkan bahwa tidak sedikit siswa SMP masalah.
yang kurang memiliki pemahaman pada Problem based learning adalah suatu
materi aritmetika sosial (Siswanto, Hudiono model pembelajaran yang dirancang untuk
& Satria, 2013). membantu siswa mengembangkan
LKS memuat sekumpulan kegiatan keterampilan berfikir dan keterampilan
mendasar yang harus dilakukan oleh siswa mengatasi masalah, mempelajari peran-peran
untuk memaksimalkan pemahaman dalam orang dewasa, serta menjadi pelajar yang
upaya pembentukan kemampuan dasar sesuai mandiri (Arends, 2008). PBL merupakan
indikator pencapaian hasil belajar yang harus suatu model pembelajaran yang berfokus
ditempuh (Trianto, 2009: 222). Melalui LKS pada siswa dengan menggunakan masalah
peserta didik merasa diberi tanggung jawab dalam dunia nyata yang bertujuan untuk
untuk menyelesaikan tugas dan merasa harus menyusun pengetahuan siswa, melatih
mengerjakannya terlebih lagi jika guru kemandirian dan rasa percaya diri, serta
memberikan perhatian penuh terhadap hasil mengembangkan keterampilan berpikir siswa
pekerjaan mereka sehingga peserta didik dalam pemecahan masalah (Trianto, 2007:68).
terlibat aktif dalam pembelajarannya (Pariska Problem Based Learning merupakan salah
dkk, 2012). Selain satu model pembelajaran
83
Pengembangan LKS Berbasis Problem Based Learning
B. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah design pelajaran matematika di SMP Negeri 1
research tipe development study, yang Indralaya Utara. Selanjutnya, melakukan
bertujuan untuk menghasilkan LKS persiapan-persiapan, seperti mengatur
berbasis problem based learning yang valid jadwal penelitian dan prosedur kerjasama
dan praktis serta memiliki efek potensial dengan guru kelas yang akan dijadikan
terhadap hasil belajar. Menurut Tessmer tempat penelitian, atau menentukan siapa
dalam Zulkardi (2006), penelitian saja yang nantinya terlibat dalam penelitian.
pengembangan difokuskan pada 2 tahap Pada tahap formative evaluation,
yaitu tahap preliminary dan tahap formative tahap pertama yang dilakukan adalah self
evaluation yang meliputi self evaluation yaitu peneliti menganalisis dan
evaluation,expert review dan one-to-one, mendesain. Pada tahap menganalisis,
small group, serta field test. peneliti melakukan analisis yang meliputi
Pada tahap preliminary, tahap ini analisis siswa, analisis kurikulum, analisis
adalah tahap penentuan tempat dan subjek kompetensi inti dan kompetensi dasar yang
penelitian, dalam hal ini peneliti sesuai dengan Kurikulum 2013 SMP,
menghubungi kepala sekolah dan guru mata analisis indikator kompetensi dasar, analisis
84
Resty Neli Prisiska, Hapziah dan Muhammad Yusuf
materi, dan analisis kriteria penilaian. Pada LKS prototipe kedua yang merupakan
tahap mendesain, peneliti mendesain LKS hasil revisi LKS prototipe pertama akan
berbasis Problem Based Learning materi dilanjutkan ke tahap small group. Pada tahap
aritmetika sosial dan RPP. Kemudian hasil small group, LKS prototipe kedua
desain LKS yang telah diperoleh akan diujicobakan kepada enam orang siswa yang
divalidasi oleh pakar (expert). Hasil terbagi kedalam tiga kelompok yang
pendesainan ini disebut sebagai prototipe beranggotakan 2 orang diminta untuk
pertama. Masing-masing prototipe fokus mengerjakan dan memberikan tanggapan
pada tiga kriteria, yaitu: konten (isi), pada LKS. Selama proses pengerjaan LKS
konstruks dan bahasa. Dari tahap pada tahap ini akan dilakukan observasi untuk
pendesaian ini didapatkan LKS prototipe 1. melihat gambaran kepraktisan dari
Prototipe 1 ini akan diujikan dalam tahap penggunaan LKS. Lembar komentar dan
expert review dan one-to-one. saran siswa digunakan juga sebagai bahan
Pada tahap expert review, LKS pertimbangan untuk merevisi LKS.
prototipe pertama dikonsultasikan kepada Pada tahap field test, LKS prototipe
para pakar (expert review) dan dievaluasi ketiga yang merupakan hasil revisi LKS
berdasarkan kriteria validasi konten, prototipe kedua diujicobakan pada subjek
konstruk, dan bahasa. Hasil evaluasi dari penelitian untuk melihat efek potensial dari
validasi pakar ditulis di lembar validasi LKS yang dikembangkan oleh peneliti
sebagai bahan pertimbangan untuk merevisi terhadap hasil belajar siswa.
LKS prototipe pertama. Teknik pengumpulan data yang
LKS prototipe pertama juga diberikan digunakan dalam penelitian ini adalah
ke tahap one-to-one. Pada tahap ini, LKS walkthrough, tes yang digunakan untuk
prototipe pertama diujicobakan kepada tiga melihat efek potensial terhadap hasil belajar
orang siswa dimana selama proses ranah kognitif dan psikomotorik dari LKS,
pengerjaannya akan dilakukan observasi observasi untuk melihat efek potensial
untuk melihat gambaran kerja siswa serta terhadap hasil belajar ranah afektif (sikap)
wawancara untuk melihat kesulitan siswa. ketika siswa mengerjakan LKS pada tahap
Kemudian siswa juga diminta untuk field test, dan wawancara untuk melihat
memberikan tanggapan dan komentarnya kesulitan siswa tahap one-to-one dan
tentang LKS tersebut. Hasil yang didapat kemudahan siswa dalam mengerjakan LKS
pada tahap one-to-one juga dijadikan bahan tahap small group.
untuk merevisi prototipe pertama.
85
Pengembangan LKS Berbasis Problem Based Learning
langkah yang dilakukan oleh peneliti antara masalah (Defining the Problem), (3)
lain: pembelajaran mandiri (Self
a. Mengumpulkan bahan tentang materi Learning), (4) pertukaran
aritmetika sosial, bahan yang pengetahuan (Exchange knowledge),
dikumpulkan berasal dari buku (5) penilaian (Assessment)
matematika kelas VII SMP pada d. Menghubungkan materi dengan
kurikulum 2013 dari internet. langkah-langkah operasional
b. Menyusun Struktur LKS, pada tahap problem based learning, pada bagian
ini peneliti menetapkan judul-judul ini peneliti memasukkan materi pada
LKS, petunjuk siswa, kompetensi langkah-langkah problem based
yang akan dicapai, informasi learning sehingga siswa mampu
pendukung memecahkan sendiri permasalahan
c. Menyusun langkah-langkah pada dalam materi aritmetika sosial.
LKS, pada bagian ini langkah- Setelah melakukan langkah-langkah
langkah yang diambil yaitu langkah- diatas maka didapatlah desain awal dari
langkah operasional problem based LKS dengan model problem based learning
learning. Menurut Kemendikbud pada materi aritmetika sosial yang dibuat
(2013) langkah-langkahnya adalah oleh peneliti. Desain awal dari LKS dapat
sebagai berikut : (1) konsep dasar dilihat pada gambar 1.
(Basic Concept), (2) pendefenisian
86
Resty Neli Prisiska, Hapziah dan Muhammad Yusuf
87
Pengembangan LKS Berbasis Problem Based Learning
88
Resty Neli Prisiska, Hapziah dan Muhammad Yusuf
(100%) telah memiliki keterampilan dalam pertanyaan dengan tepat. Selain itu untuk
menyelesaikan masalah yaitu pada aspek keterampilan menjelaskan prosedur terlihat
keterampilan perhitungan dan keterampilan dari siswa sudah mampu mengerjakan soal
menjelaskan prosedur jawaban. Siswa sudah secara prosedural dan memberikan alasan
mampu dalam berhitung dengan baik terlihat dalam pengerjaannya.
dari jawaban mereka pada soal pemahaman
Tabel 3 Persentase Hasil Observasi Ranah Afektif (Sikap)
No Nilai Kategori Frekuensi Persentase
1 4 Sangat Baik 9 28,125%
2 3 Baik 23 71,875%
89
Pengembangan LKS Berbasis Problem Based Learning
review terhadap LKS prototype pertama kelompok terdiri dari 2 orang. Berdasarkan
yang diberikan kepada dua dosen analisis jawaban siswa pada LKS sebagian
pendidikan matematika dan satu guru besar siswa dapat menyelesaikan setiap
matematika SMP N 1 Indralaya Utara. tahapan yang ada pada LKS dengan baik.
Berdasarkan komentar dan saran expert Selain itu, komentar siswa juga menyatakan
review,dihasilkan LKS yang sudah dapat bahwa LKS yang diberikan mudah
digunakan dilihat dari segi konten dikerjakan oleh siswa. Berdasarkan hasil
(kesesuaian kompetensi dasar dan indikator wawancara juga diperoleh bahwa siswa
kurikulum 2013 serta teori pembelajaran sudah mampu mengerjakan LKS.
materi aritmetika sosial), konstruk (LKS Setelah dilakukan tahap small group
yang dikembangkan telah sesuai dengan didapatlah LKS dengan model problem based
tujuan pembelajaran, langkah-langkah learning yang valid dan praktis yang disebut
operasional problem based learning, dan prototype ketiga. Prototype ketiga kemudian
sesuai dengan RPP) dan bahasa yang sesuai diuji cobakan pada tahap field test untuk
dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), melihat efek potensial LKS terhadap hasil
menggunakan bahasa yang komunikatif dan belajar siswa. Pada tahap field test prorotype
kalimat yang tidak rancu). ketiga diujicobakan kepada 32 siswa kelas
Tahap expert review dan one-to-one VII-A SMP N 1 Indralaya Utara yang terdiri
bertujuan untuk mendapatkan LKS dengan dari 17 siswa laki-laki dan 15 siswa
model problem based learning yang valid. perempuan. Tahap field test dilakukan
Kevalidan dilihat dari segi konten, konstruk, sebanyak tiga kali pertemuan. Pertemuan
dan bahasa. Dari segi konten, LKS berbasis pertama LKS 1 (harga jual, harga beli, untung
problem based learning yang dikembangkan dan rugi), pertemuan kedua LKS 2 (bunga
peneliti sudah sesuai dengan kompetensi inti tunggal) dan pertemuan ketiga LKS 3
dan kompetensi dasar pada kurikulum 2013. (diskon, bruto, tara dan neto). Dari pertemuan
Dari segi konstruk, LKS yang dikembangakn pertama sampai pertemuan ketiga diadakan
telah sesuai dengan tujuan pembelajaran, observasi untuk melihat efek potensial LKS
langkah-langkah operasional model problem terhadap hasil belajar ranah afektif (sikap)
based learning dan sesuai dengan RPP. Dari yaitu sikap jujur dan responsif. Pertemuan
segi bahasa, LKS telah menggunakan bahasa keempat diadakan tes untuk melihat efek
sesuai dengan EYD, menggunakan bahasa potensial LKS terhadap hasil belajar ranah
yang komunikatif, dan kalimat yang tidak kognitif (pengetahuan) dan psikomotorik
rancu. Langkah-langkah operasional yang (keterampilan) melalui unjuk kerja
diguakan dalam LKS yang dikembangkan menyelesaikan soal.
oleh peneliti disesuaikan dengan lnagkha- Selanjutnya dilakukan analisis untuk
langkah operasioanl model mengetahui apakah LKS memiliki efek
problem based learning. Menurut potensial terhadap hasil belajar. Pada
Kemendikbud (2013) langkah-langkah kurikulum 2013 hasil belajar meliputi
operasional problem based learning yaitu kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan
(1) konsep dasar (Basic Concept), (2) psikomotorik (keterampilan) (kemendikbud
pendefenisian masalah (Defining the 2013). Untuk hasil belajar siswa ranah
mendapat ,
Problem), (3) pembelajaran mandiri (Self
90 < ≤ 100 ,
sebanyak 9 siswa
(28,125%)
(Assessment). nilai
Sementara dari kepraktisan, LKS
dapat dikatakan praktis dengan melihat
70 < ≤ 80 (21,875%)
hasil dari tahap small group. Pada tahap ini
LKS diuji cobakan ke 6 orang siswa yang ≤ 70 sebanyak 7 siswa (21,875%). Untuk
mendapat nilai
dibentuk ke dalam 3 kelompok, tiap
90
Resty Neli Prisiska, Hapziah dan Muhammad Yusuf
91
Pengembangan LKS Berbasis Problem Based Learning
D. KESIMPULAN
1. Penelitian ini telah menghasilkan 2. LKS yang peneliti kembangkan adalah
LKS dengan model problem based LKS dengan model problem based
learning yang valid dan praktis. learning yang terbukti memiliki efek
Kevalidan LKS berdasarkan konten, potensial terhadap hasil belajar,
konstruk, dan bahasa. Dari segi baikdariranahkognitif
(pengetahuan), afektif (sikap), maupun psikomotorik
konten, LKS dengan model problem (keterampilan). Untuk hasil belajar >70siswa ranah kognitif
based learning yang peneliti (pengetahuan) siswa yang
<mendapatkan70nilai sebanyak 25 siswa (78,125%), dan
kembangkan sudah sesuai dengan KI mendapat nilai sebanyak 7 siswa (21,875%).
dan KD dalam kurikulum 2013 serta Pada ranah afektif, didapat semua
sesuai dengan teori pembelajaran siswa sudah menunjukkan sikap jujur
aritmetika sosial. Dari segi konstruk, dan responsif. Sikap jujur dari siswa
LKS yang dikembangkan sudah tidak mencontek serta tidak menjadi
tersusun dengan baik sesuai dengan plagiat dalam mengerjakan LKS,
tujuan pembelajaran dari materi terlihat bahwa siswa mengerjakan LKS
aritmetika sosial. Sedangkan dari segi secara berkelompok dan tidak melihat
bahasa, LKS yang dikembangkan pengerjaan kelompok lain. Siswa juga
telah menggunakan bahasa yang baik sudah membuat laporan berdasarkan
dan benar sesuai dengan Ejaan Yang data atau informasi apa adanya, hal ini
Disempurnakan (EYD), terlihat siswa sangat bersemangat
menggunakan kalimat komunikatif, mengerjakan LKS serta ada yang
serta tidak rancu dan mudah mencari informasi dari buku
dipahami siswa, hal ini terlihart matematika lain. Serta siswa juga telah
ketika siswa mengerjakan LKS tidak mengungkapkan perasaan apa adanya,
salah pengertian terhadap informasi hal ini terlihat siswa berdiskusi dengan
serta perintah langkah yang harus kelompok dengan menjelaskan yang
dikerjakan di dalam LKS. Keprkatisan mereka mengerti maupun yang mereka
terlihat dari hasil uji coba pada tahap tidak mengerti. Pada indikator
small group, pada analisis jawaban responsif, siswa sudah menunjukkkan
siswa pada LKS sebagian besar siswa sikap aktif dalam pembelajaran, hal ini
dapat menyelesaikan setiap tahapan terlihat siswa sudah aktif dalam
yang ada pada LKS dengan baik. mengrejakan LKS. Siswa juga sudah
Kemudian berdasarkan komentar siswa aktif dalam diskusi kelompok, terlihat
juga menyatakan siswa sangat antusias bertanya antar
LKS yang diberikan mudah anggota kelompok maupun kepada
dikerjakan oleh siswa. Berdasarkan guru atau peneliti jika ada yang mereka
hasil wawancara juga diperoleh belum pahami. Serta siswa sudah aktif
bahwa siswa sudah mampu dalam menjawab pertanyaan, terlihat
mengerjakan LKS. Karakteristik dari dari siswa yang menjawab pertanyaan
LKS dengan model problem based antar anggota kelompok, ataupun jika
learning yang peneliti kembangkan guru atau peneliti yang bertanya. Pada
adalah (1) LKS yang peneliti ranah psikomotorik didapat bahwa
kembangkan berisi langkah-langkah
operasional problem based learning. semua siswa telah memiliki
(2) LKS yang peneliti kembangkan keterampilan yang baik dalam
membuat siswa aktif dalam menyelesaikan masalah yaitu pada
pembelajaran. (3) LKS yang peneliti
kembangkan membantu siswa dalam
memecahkan masalah dalam materi
aritmetika sosial.
92
Resty Neli Prisiska, Hapziah dan Muhammad Yusuf
DAFTAR PUSTAKA
93
Pengembangan LKS Berbasis Problem Based Learning
Universitas Muhammadiyah
Nugroho, N. B. 2014. Pengembangan RPP Purworejo.
dan LKS Berbasis Problem Based
Learning pada Materi Himpunan untuk Siswanto, Hudiono & Satria. 2013. Tahapan
Siswa Kelas VII. Universitas Negeri Penyelesaian Soal Aritmetika Sosial
Yogyakarta.Prastowo, A. 2013. Panduan Ditinjau dari Tahapan O’Neil
Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Berdasarkan Tingkat Kemampuan
Yogjakarta : Siswa SMP. Jurnal Program Studi
DIVA Press. Pendidikan Matematika FKIP Untan.
Pontianak.
Pariska, dkk. 2012. Pengembangan Lembar
Kerja Siswa Matematika Berbasis Tessmer, M. 1993. Planning and
Masalah. Jurnal Pendidikan Conducting Formative
Matematika Hal. 75-80 Vol: 1 No: 1 Evaluations. London: Kogan Page.
(2012). Tersedia pada
http://ejournal.unp.ac.id/students/inde Trianto. 2009. Mendesain Model
x.php/pmat/article. Pembelajaran Inovatif-Progresif.
Surabaya : Kencana.
Pradipta, D & Hernawati, K. 2015.
Pengembangan Lembar Kerja Siswa Yuliastuti, M. 2014. Pengembangan Bahan
Materi Garis dan Sudut dengan Ajar Aritmatika Sosial pada Siswa
Pendekatan Inquiry Berbantuan SMP Kelas VII dengan Pendekatan
Software Wingeom. Seminar Nasional Saintifik. Karya Ilmiah Universitas
Matematika dan Pendidikan Negeri Malang.
Matematika UNY: Universitas Negeri
Yogyakarta. Zaduqisti, E. 2010. Problem Based Learning
(Konsep Ideal Model Pembelajaran
Prawesti, R.A. 2013. Uji Coba Pembelajaran untuk Peningkatan Prestasi Belajar
IPA Terpadu dengan LKS dan Motivasi Berprestasi. Forum
Berorientasi Guided Discovery Untuk Tarbiyah Vol: 8 No: 2 Desember
Melatih Ketrampilan Berpikir Ilmiah. 2010. Tersedia pada http://e-
Jurnal Pendidikan SAINS, Vol: 01 journal.stain-
No: 02. Tersedia pada pekalongan.ac.id/index.php/forumtar
http://ejournal.unesa.ac.id/article/395 biyah/article.
8/37/article.pdf.
Zulkardi. 2006. Formative Evaluation :
Purwaningsih, dkk. 2014. Eksperimentasi What, why, when, and how.
Model Numbered Heads Together http://www.oocities.org/zulkardi/boo
(Nht) Dan Talking Stick pada Materi ks.html. Diakses Maret 2016.
Aritmetikam Sosial Siswa SMP. Jurnal
94