Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction (Arias)

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SOAL CERITA

PECAHAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN ASSURANCE,


RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, SATISFACTION (ARIAS)
Dita Maulyta Harsiwi 1, Endang Sri Markamah2, Sularmi3
1,2
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP UNS Surakarta, Indonesia
email:
1)
[email protected]
2)
[email protected]
3)
[email protected]

Abstract: The purpose of the research is to describe the result of the implementation of the ARIAS’s steps
(Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) learning model in the problem solving ability of the
fourth grade students of The Primary School of Muhammadiyah Maesan, Kulon Progo in the academic year of
2016/2017. This research took classroom action research (CAR) which was conducted in two cycles. Each cycle
consists of four phases, there are planning, acting, observing, and reflecting. The subjects of this research were
are the teacher and the students as many as 30 students of the fourth grade of The Primary School of
Muhammadiyah Maesan, Kulon Progo in the academic year of 2016/2017. The data collecting techniques were
observation, interview, test, and content analysis. The data validited used triangulation of resources,
trianguilation of technique, and validity of the content. The analysis techniques were critical analysis,
comparative descriptive and interactive analysis. Learning process by using the ARIAS learning model started
from the assurance stage so that students had confidence in their ability. Followed by the relevance stage,
learning was directed at things that were relevant to student life. In the interest stage, games and group
discussions were used to attract interest and students attention. The next stage was assessment which was used to
evaluate the ability of students. The last stage was satisfaction stage which was related with student satisfaction
because of the results achieved. The results of the research, showed an increased the problem solving ability
before action until the second cycle. The average value the problem solving ability among students was 53.13
with subject completion rate of 20%. In the first cycle, the average value increased to 72.75 with subject
completion rate of 60%. In the second cycle, the average value increased to 83.07 with subject completion rate
of 90% respectively. Based on the results of the research, it can be concluded that by applying the ARIAS
(Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) learning model can improve the problem solving
ability of the fourth grade students of Muhammadiyah Primary School of Maesan, Kulon Progo in the academic
year of 2016/2017.

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan hasil penerapan model pembelajaran ARIAS
(Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) pada kemampuan pemecahan masalah soal cerita
pecahan siswa kelas IV SD Muhamadiyah Maesan, Kabupaten Kulon Progo tahun ajaran 2016/2017. Bentuk
penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan dua siklus. Setiap siklus terdiri dari
empat tahap, dimulai dari perencanaan, tindalan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa yang
berjumlah 30 dan guru kelas IV SD Muhamadiyah Maesan, Kabupaten Kulon Progo tahun ajaran 2016/2017.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, tes, dan kajian dokumen. Validitas data
penelitian menggunakan triangulasi sumber,triangulasi teknik dan validitas isi. Teknik analisis data adalah teknik
analisis kritis, deskriptif komparatif dan analisis interaktif. Proses pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran ARIAS dimulai dari tahap assurance agar siswa memiliki rasa percaya diri terhadap kemampuan
yang dimilikinya. Dilanjutkan tahap relevance, pembelajaran diarahkan pada hal-hal yang relevan dengan
kehidupan siswa. Kemudian tahap interest, games dan diskusi kelompok digunakan untuk menarik minat dan
perhatian siswa. Dilanjutkan tahap assessment untuk mengetahui kemampuan siswa. Kemudian yang terakhir
adalah tahap satisfaction, hal ini berhubungan dengan rasa bangga, puas atas hasil yang dicapai. Hasil tindakan
penelitian menunjukkan adanya peningkatan kemampuan pemecahan masalah soal cerita pecahan dari
pratindakan hingga siklus II. Nilai rata-rata tes pratindakan yaitu 53,13 dengan ketuntasan klasikal 20%. Pada
siklus I nilai rata-rata kelas naik menjadi 72,75 dengan ketuntasan klasikal mencapai 60%. Pada siklus II nilai
rata-rata kelas meningkat menjadi 83,07 dan ketuntasan klasikal mencapai 90%. Dari hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,
Assessment, Satisfaction) dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah soal cerita pecahan pada siswa
kelas IV SD Muhamadiyah Mesan, Kabupaten Kulon Progo tahun ajaran 2016/2017.
Kata kunci: model pembelajaran ARIAS, kemampuan pemecahan masalah

Matematika adalah salah satu ilmu pengetahuan dan teknologi. Matematika me-
dasar yang memiliki ciri khas objek abstrak, rupakan sarana bagi manusia untuk dapat
pola pikir deduktif dan konsisten serta tidak memecahkan masalah sehari-hari meskipun
dapat dipisahkan dari perkembangan ilmu dianggap mata pelajaran yang sulit dipelajari,

1) Mahasiswa Prodi PGSD FKIP UNS Didaktika Dwija Indria


2) 3) Dosen Prodi PGSD FKIP UNS ISSN : 2337-8786
setiap orang harus tetap mempelajarinya. adalah menyelesaikan soal cerita (Nafi’an,
Kegiatan pembelajaran bertujuan un- 2011). Pembelajaran yang dilakukan ma-
tuk seseorang mendapatkan pengalaman be- yoritas guru saat ini masih menggunakan
lajar yang bermakna serta dapat memperoleh metode ceramah dan sekedar memberi con-
kemampuan-kemampuan yang dapat di- toh penyelesaian soal cerita saja. Penggunaan
aplikasikan dalam perilaku sehari-hari. Ke- model maupun metode pembelajaran dalam
mampuan dapat diartikan sebagai daya yang kegiatan pembelajaran masih kurang ber-
dimiliki seseorang untuk melakukan tin- variasi. Hal ini membuat siswa merasa bosan
dakan-tindakan tertentu yang diperoleh dari karena mereka tidak dilibatkan secara aktif di
pembawaan dan latihan (Sunarto & Hartono, dalam pembelajaran. Materi pelajaran Ma-
2011: 120). tematika Sekolah Dasar (SD) kelas IV se-
Pemecahan masalah matematika se- mester genap salah satunya mengenai pe-
bagai salah satu tujuan penting yang harus mecahan masalah pada materi soal cerita
dicapai dalam pembelajaran matematika, bah- pecahan
kan proses dalam pemecahan masalah ma- Siswa SD umumnya mengalami ke-
tematika ini merupakan jantungnya ma- sulitan ketika mereka mendapat tugas dari
tematika (Branca dalam Hendriana & Soe- guru untuk mengerjakan soal cerita. Ber-
marmo, 2014: 23). Hal ini akan menjadikan dasarkan hasil pratindakan yang telah di-
pembelajaran pemecahan masalah sebagai lakukan pada siswa kelas IV SD Mu-
hal yang akan menentukan keberhasilan dari hammadiyah Maesan, Kabupaten Kulon
pendidikan matematika, sehingga bentuk Progo pada tanggal 26 November 2016, me-
pengintegrasian pemecahan masalah hen- nunjukkan bahwa dalam mata pelajaran ma-
daknya menjadi satu keharusan selama tematika dengan nilai Kriteria Ketuntasan
proses pembelajaran itu berlangsung (Shadiq, Minimal (KKM) sebesar 75, siswa yang
2014: 109). mendapat nilai ≥ 75 hanya sedikit. Ber-
Pemecahan masalah memiliki peranan dasarkan daftar nilai pratindakan siswa yang
yang begitu penting dalam aspek kognitif mendapatkan nilai ≥ 75 dari 30 siswa hanya
serta kemampuan bernalar siswa. Proses 6 siswa (20%) dan 24 siswa (80%) belum
pemecahan masalah dapat memberikan ke- tuntas. Adapun nilai rata-rata uji pratindakan
sempatan bagi siswa untuk berperan aktif pemecahan masalah soal cerita pecahan ini
dalam proses mempelajari, mencari, dan me- adalah 53,13. Dilihat dari hasil pratindakan
nemukan sendiri informasi/data untuk diolah tersebut dapat dianalisis bahwa kemampuan
menjadi konsep, prinsip, teori, atau ke- pemecahan masalah soal cerita pecahan pada
simpulan (Hamalik, 2010: 152). Hal ini di- siswa kelas IV di SD Muhammadiyah Ma-
perkuat oleh pendapat Holmes (Wardhani, esan, Kabupaten Kulon Progo masih rendah.
dkk, 2010: 7) yang menyatakan bahwa alasan Fakta di atas telah menunjukkan ku-
bagi seseorang perlu belajar memecahkan alitas proses dan hasil pembelajaran yang
masalah matematika adalah adanya fakta dilaksanakan guru masih kurang optimal.
dalam abad dua puluh satu ini bahwa orang Terkait rendahnya kemampuan pemecahan
yang mampu memecahkan masalah hidup masalah soal cerita pecahan, berikut ini di-
dengan produktif. Menurut Holmes, se- sajikan aspek yang menjadi indikator pada
seorang yang terampil memecahkan masalah rendahnya kemampuan pemecahan masalah
akan mampu berpacu dengan kebutuhan soal cerita pecahan tersebut, yaitu 1) le-
hidupnya, menjadi pekerja yang lebih pro- mahnya kemampuan siswa dalam me-
duktif, dan memahami isu-isu kompleks yang mahami bahasa soal, hal ini membuat banyak
berkaitan dengan masyarakat global. siswa yang salah untuk memilah antara hal
Soal cerita yang merupakan aplikasi yang diketahui dan yang ditanyakan, 2) siswa
permasalahan yang sering terjadi dalam ke- kesulitan membuat lambang matematika
hidupan sehari-hari selalu ada hampir dalam yang terdiri dari penggunaan tanda tambah
semua pokok bahasan mata pelajaran ma- dan kurang; 3) siswa mengalami kesulitan
tematika. Masalah yang sering dirasakan sulit untuk menentukan penyebut pecahan, 4)
oleh siswa dalam pembelajaran matematika siswa mengalami kesulitan dalam me-
Didaktika Dwija Indria
ISSN : 2337-8786
nuliskan langkah penyelesaian soal karena merupakan langkah atau sintaks dalam model
siswa kurang memperhatikan kejelasan lang- pembelajaran ARIAS (Rahman dan Amri,
kah jawabannya dan terbiasa menjawab lang- 2014: 2).
sung dengan menghitungnya; 5) siswa ku- Pembelajaran dengan menerapkan mo-
rang memahami konsep pecahan; 6) siswa del pembelajaran ARIAS ini dimaksudkan
kesulitan menarik kesimpulan dalam suatu agar siswa memiliki rasa percaya diri ter-
soal cerita pecahan. hadap kemampuan yang dimilikinya. Ke-
Menurut hasil pengamatan dan wa- mudian pembelajaran yang ada diarahkan
wancara dengan guru serta peserta didik di pada hal-hal yang relevan dengan kehidupan
SD Muhammadiyah Maesan, Kulon Progo siswa. Untuk menarik minat dan perhatian
dapat disimpulkan bahwa rendahnya ke- siswa bisa menggunakan beberapa kegiatan
mampuan siswa dalam pemecahan masalah seperti games, diskusi dan lain-lain, agar sis-
soal cerita pecahan disebabkan oleh beberapa wa dapat memiliki perhatian penuh terhadap
faktor, pertama siswa kurang terlibat aktif pembelajaran dan proses pembelajaran akan
selama pembelajaran. Kedua, siswa kurang berjalan dengan baik.
antusias mengikuti pelajaran matematika ka- Pembelajaran dilanjutkan dengan pe-
rena merasa dirinya kesulitan memahami laksanaan evaluasi terhadap siswa baik
materi pelajaran tersebut. Ketiga, dalam pem- evaluasi yang dilakukan oleh guru maupun
belajaran kurang memvariasikan kegiatan evaluasi yang dilakukan siswa sendiri se-
pembelajaran sehingga pembelajaran ter- hingga guru dapat mengetahui sejauh mana
kesan membosankan dan pembelajaran masih siswa menguasai materi yang disampaikan.
terpusat pada guru (teacher centered). Kemudian yang terakhir adalah satisfaction,
Salah satu cara yang dapat dilakukan hal ini berhubungan dengan rasa bangga,
untuk memperbaiki kondisi tersebut yaitu puas atas hasil yang dicapai sehingga pe-
dengan melakukan inovasi pembelajaran. nguatan yang diberikan bertujuan agar siswa
Salah satu model pembelajaran inovatif dan terus termotivasi untuk belajar.
menyenangkan untuk pembelajaran dengan Kelebihan yang ada pada model pem-
materi pecahan terutama untuk pembelajaran belajaran ARIAS yaitu 1) siswa sama-sama
materi soal cerita pecahan pada Sekolah Da- aktif dalam kegiatan belajar mengajar; 2) sis-
sar adalah model pembelajaran ARIAS. Mo- wa tertantang untuk lebih memperbaiki diri;
del pembelajaran ARIAS ini merupakan mo- 3) siswa termotivasi untuk berkompetisi yang
del pembelajaran yang dikembangkan oleh sehat antar siswa; 4) membantu siswa dalam
Djamaah Sopah dari model pembelajaran memahami materi pelajaran dari guru; 5)
ARCS (Attention, Relevance, Confidence, membangkitkan rasa percaya diri pada siswa
Satisfaction) dengan beberapa bentuk mo- bahwa mereka mampu (Umroh, 2013: 16).
difikasi. Pada model pembelajaran ARCS Pada penerapan model pembelajaran ARIAS
atau Attention, Relevance, Confidence, Sa- ini memungkinkan dipadukan dengan me-
tisfaction merupakan suatu model pem- tode, strategi, media pembelajaran apapun se-
belajaran yang dikembangkan oleh John M. hingga pembelajarannya tidak monoton dan
Keller pada tahun 1987. membosankan bagi siswa di dalam praktik
Pengembangan model pembelajaran pelaksanaannya. Perpaduan antara strategi,
yang dilakukan Djamaah Sopah ini me- metode dan media pembelajaran inilah mam-
rupakan cara yang digunakan untuk me- pu membuat penerapan pembelajaran ARIAS
rancang kegiatan pembelajaran yang dapat di kelas menjadi sebuah pembelajaran yang
mempengaruhi motivasi berprestasi dan hasil aktif, inovatif, kreatif, menyenangkan, me-
belajar siswa. Model pembelajaran ARIAS muaskan siswa sehingga menjadi pem-
memiliki lima komponen utama yaitu As- belajaran yang bermakna.
surance (percaya diri), Relevance (sesuai de- Mengingat peran penting dari mata
ngan kehidupan sekitar siswa), Interest (me- pelajaran matematika dalam kehidupan kita
narik minat dan perhatian siswa), Assessment sehari-hari, yakni matematika sebagai sarana
(evaluasi), Satisfaction atau penguatan. Lima untuk dapat memecahkan masalah sehari-hari
komponen utama model pembelajaran ini dan kompleksitas persoalan yang ada dalam

Didaktika Dwija Indria


ISSN : 2337-8786
matematika tersebut maka perlu dilakukan HASIL
sebuah usaha perbaikan dalam pembelajaran Sebelum melaksanakan penelitian tin-
matematika. Usaha ini bertujuan untuk mem- dakan kelas, dilakukan kegiatan wawancara
perbaiki keadaan di dalam proses pem- tes pratindakan, dan observasi. Berdasarkan
belajaran matematika dimulai dari pem- kegiatan tersebut diperoleh hasil bahwa nilai
benahan pada proses pembelajaran yang kemampuan pemecahan masalah siswa ter-
dilakukan oleh guru dengan usaha mem- golong rendah karena 6 dari 30 siswa yang
variasikan kegiatan pembelajaran yang ada mencapai nilai KKM yang ditetapkan yaitu
serta menggunakan model pembelajaran 75. Pencapaian kompetensi tersebut dapat
yang bisa membuat siswa aktif dalam pem- dilihat pada Tabel 1 berikut ini:
belajaran sehingga pembelajaran akan lebih
bermakna bagi siswa pada umumnya serta Tabel 1. Nilai Kemampuan Pemecahan Ma-
meningkatkan kemampuan pemecahan ma- salah Pratindakan
Interval Frekuensi Persentase (%)
salah soal cerita khususnya. Salah satu cara
30 - 37 6 20
yang dapat digunakan yaitu dengan me- 38 - 45 6 20
laksanakan model pembelajaran ARIAS. 46 - 53 3 10
54 - 61 6 20
METODE 62 - 69 2 6,67
Penelitian ini dilaksanakan di SD Mu- 70 - 77 7 23,33
hamadiyah Maesan, Kabupaten Kulon Progo. Jumlah 31 100
Nilai Rata-rata Klasikal 53,13
Waktu penelitian dimulai bulan Desember Ketuntasan Klasikal 20%
2016 hingga Juni 2017. Penelitian ini meng-
gunakan pendekatan penelitian kualitatif, Berdasarkan data pada Tabel 1 di atas
jenis penelitian tindakan kelas (PTK). Pe- menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan
nelitian ini merupakan penelitian tindakan masalah siswa masih rendah. Dari tabel di
kelas dengan 2 siklus mengikuti model Kem- atas menunjukkan nilai rata-rata kelas yakni
mis-McTaggart dengan proses setiap siklus 53,13. Jumlah siswa yang mencapai KKM
yang terdiri dari tahapan pretreatment, plan- ≥75 sebanyak 6 siswa (20%) sedangkan 24
ning, acting, observating and evaluating siswa (80%) belum mencapai KKM.
serta reflecting.
Subjek penelitian adalah guru dan siswa Siklus I dan Siklus II
kelas IV yang terdiri dari 21 siswa laki-laki Pembelajaran soal cerita pecahan pada
dan 9 siswa perempuan. Dalam pelaksanaan siklus I dilaksanakan selama dua kali per-
penelitian tindakan kelas ini ada dua jenis temuan dengan alokasi waktu setiap per-
data yang dikumpulkan yakni berupa data temuan 3 x 35 menit atau satu siklus ber-
kauntitatif maupun bentuk data kualitatif. langsung selama 6 x 35 menit. Pelaksanaan
Data kuantitatif berupa data nilai ke- tindakan pada siklus I dengan menerapkan
mampuan pemecahan masalah. Dan data model pembelajaran ARIAS (Assurance, Re-
yang kualitatif berasal dari silabus, RPP, levance, Interest, Assessment, Satisfaction)
hasil wawancara dan observasi guru serta sis- ini telah berhasil menunjukkan adanya pe-
wa, serta catatan lapangan selama kegiatan ningkatan kemampuan pemecahan masalah
penelitian. pada siswa kelas IV SD Muhamadiyah
Teknik pengumpulan data yang di- Maesan. Adanya peningkatan ini terlihat dari
gunakan adalah observasi, wawancara, tes, adanya peningkatan perolehan nilai hasil
dan kajian dokumen. Validitas data pe- evaluasi siswa selama siklus I. Perolehan
nelitian menggunakan triangulasi sumber, tri- nilai tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.
angulasi teknik dan validitas isi. Teknik ana- Berdasarkan sajian tabel 2 berikut ini,
lisis data adalah teknik analisis kritis, des- menunjukkan bahwa hasil evaluasi ke-
kriptif komparatif dan analisis interaktif. mampuan pemecahan masalah pada siklus I
Indikator kinerja penelitian ini sebanyak 25 mencapai rata-rata 72,75 dan diketahui bahwa
dari 30 siswa atau 83% siswa mencapai nilai dari 30 siswa, sebanyak 18 siswa (60%) men-
KKM ≥75. dapat nilai ≥ 75 (nilai KKM), sedangkan 12

Didaktika Dwija Indria


ISSN : 2337-8786
siswa (40%) mendapat nilai dibawah KKM. bawah KKM. Sesuai indikator kinerja yang
Sesuai indikator kinerja yang ditetapkan pada ditetapkan pada penelitian ini yaitu 83% (25
penelitian ini yaitu 83% (25 siswa) dari 30 siswa) dari 30 siswa memperoleh nilai ≥ 75
siswa memperoleh nilai ≥ 75 (nilai KKM). (nilai KKM). Kinerja guru pada pertemuan
Kinerja guru pada pertemuan ke-1 mencapai ke-1 mencapai 3,4 dengan interpretasi sangat
2,86 dengan interpretasi baik dan pada per- baik dan pada pertemuan ke-2 mencapai
temuan ke-2 mencapai nilai 2,93 dengan in- angka 3,67 dengan interpretasi sangat baik.
terpretasi baik. Siklus I pada kinerja guru Siklus II ini kinerja guru memperoleh 3,53
memperoleh nilai 2,9 dan tergolong dalam dan tergolong dalam kategori sangat baik.
kategori baik. Aktivitas siswa pada pertemuan ke-1
Aktivitas siswa pada pertemuan ke-1 mencapai 3,47 dengan interpretasi sangat ba-
mencapai 2,60 dengan interpretasi baik dan ik dan pada pertemuan ke-2 nilai rata-rata ak-
pada pertemuan ke-2 nilai rata-rata aktivitas tivitas siswa ini mencapai 3,69 dengan inter-
siswa mencapai 2,85 dengan interpretasi baik. pretasi baik. Dari kedua pertemuan tersebut
Dari kedua pertemuan tersebut dapat di- dapat diperoleh nilai rata-rata aktivitas siswa
peroleh nilai rata-rata aktivitas siswa pada pada siklus II yaitu 3,58 dengan interpretasi
siklus I yaitu 2,73 dengan interpretasi baik. sangat baik. Pencapaian pada siklus II di atas
sudah mencapai indikator kinerja sehingga
Tabel 2. Nilai Kemampuan Pemecahan Ma- tindakan yang diberikan selama dua siklus ini
salah Siklus I telah berhasil meningkatkan kemampuan pe-
Interval Frekuensi Persentase (%) mecahan masalah siswa, penelitian diakhiri
30 - 41 1 3,33 pada siklus II.
42 - 53 2 6,67
54 - 65 4 13,33
66 - 77 11 36,67 PEMBAHASAN
78 - 89 10 33,33 Model pembelajaran ARIAS ini di-
90 - 101 2 6,67 kembangkan sebagai salah satu alternatif
Jumlah 30 100 yang dapat digunakan oleh guru sebagai
Nilai Rata-rata Klasikal 72,75 dasar melaksanakan kegiatan pembelajaran
Ketuntasan Klasikal 60%
dengan baik. Ahmadi, dkk (2011: 70) me-
Pencapaian pada siklus I di atas masih
ngemukakan bahwa model pembelajaran
belum mencapai indikator kinerja sehingga
ARIAS ini dikembangkan berdasarkan teori
perlu direfleksi dan dilakukan perbaikan pada
nilai harapan (expectancy value theory) yang
siklus II. Hasil tindakan pada siklus II dapat
mengandung 2 komponen yaitu nilai (value)
dilihat pada tabel 3 berikut ini:
dari tujuan yang akan dicapai dan harapan
Tabel 3. Nilai Kemampuan Pemecahan Ma- (expectancy) agar berhasil mencapai tujuan
salah Siklus II itu.
Interval Frekuensi Persentase (%) Berdasarkan analisis data yang di-
41 - 50 1 3,33 peroleh dari kegiatan pratindakan, siklus I
51 - 60 0 0 dan siklus II, diperoleh bahwa kegiatan pem-
61 - 70 1 3,33 belajaran matematika tentang pemecahan
71 - 80 4 13,33 masalah soal cerita pecahan dengan me-
81 - 90 18 60
91 - 100 6 20
nerapkan model pembelajaran ARIAS (As-
Jumlah 30 100 surance, Relevance, Interest, Assessment, Sa-
Nilai Rata-rata Klasikal 83,07 tisfaction) telah dapat meningkatkan ke-
Ketuntasan Klasikal 90% mampuan pemecahan masalah soal cerita
Berdasarkan sajian pada tabel 3 di atas, pecahan. Disamping itu, kinerja guru aktivitas
menunjukkan bahwa perolehan hasil evaluasi siswa serta proses pembelajaran menjadi
kemampuan pemecahan masalah pada siklus lebih baik, efektif, kondusif dan bermakna.
II mencapai rata-rata 83,07 dan diketahui Hal ini dibuktikan dengan perbandingan hasil
bahwa dari 30 siswa, sebanyak 27 siswa sebelum dan sesudah tindakan yang dapat
(90%) mendapat nilai ≥ 75 (nilai KKM), sed- dilihat pada tabel 4 berikut ini:
angkan 3 siswa (10%) mendapatkan nilai di-
Didaktika Dwija Indria
ISSN : 2337-8786
Tabel 4. Perbandingan Nilai Kemampuan Pe- dari masih ada beberapa siswa yang belum
mecahan Masalah antar Siklus menerapkan prinsip-prinsip pemecahan ma-
Kondisi salah soal cerita ke dalam pekerjaannya. Ber-
Keterangan Pra- Siklus I Siklus II dasarkan kendala tersebut, dilakukanlah per-
tindakan
baikan pada siklus II.
Nilai Terendah 30 30 44
Nilai Tertinggi 75 97 100 Berdasarkan sajian pada tabel 3 di atas,
Nilai Rerata 53,13 72,75 83,07 menunjukkan adanya peningkatan nilai ke-
Ketercapaian 20% 60% 90% mampuan pemecahan masalah pada siklus II
yang mencapai rata-rata 83,07 dan dari 30
Pada kegiatan pratindakan, nilai rata- siswa, sebanyak 27 siswa (90%) mendapat
rata kemampuan pemecahan masalah siswa nilai ≥ 75 (nilai KKM), sedangkan 3 siswa
adalah 53,13 dengan siswa yang mencapai (10%) mendapat nilai dibawah KKM.
KKM ≥75 sejumlah 6 siswa (10%). Ren- Adanya peningkatan tersebut menunjukkan
dahnya pencapaian kompetensi siswa ter- bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan
sebut disebabkan kurang efektifnya model model pembelajaran ARIAS dapat me-
pembelajaran yang diterapkan oleh guru, ningkatkan kemampuan pemecahan masalah
guru belum menggunakan media pem- siswa. Dari pemaparan hasil penelitian yang
belajaran serta motivasi belajar siswa pada diperoleh selama pembelajaran dengan me-
mata pelajaran matematika rendah. Setelah nerapkan kelima komponen pembelajaran
adanya pelaksanaan tindakan siklus I, terjadi ARIAS yang terdiri dari tahap assurance,
peningkatan jumlah siswa yang mencapai relevance, interest, assessment, satisfaction
nilai KKM yakni sejumlah 18 siswa (60%) ini menjadikan pembelajaran lebih memiliki
dengan nilai rata-rata kelas 72,75. Meski de- kebermaknaan dalam diri siswa sehingga
mikian, pencapaian pada siklus I belum men- menjadikan siswanya mampu mengingat
capai indikator kinerja penelitian. pembelajaran tersebut dengan baik dalam
Hal ini terjadi karena kinerja guru pada memori ingatannya. Pada penerapan model
kegiatan pembelajaran diperlukan beberapa pembelajaran ARIAS di dalam penelitian ini
perbaikan antara lain lebih mempersiapkan dilakukan pada kelas IV kurikulum KTSP
ruang, alat dan media pembelajaran, pem- dan telah mampu menumbuhkan antusiasme
belajaran dilakukan sesuai tahapan dari dan motivasi belajar matematika siswa se-
model pembelajaran ARIAS, pembelajaran hingga mereka terlibat aktif selama proses
sesuai alokasi waktu yang direncanakan, guru pembelajaran.
lebih bisa menumbuhkan keceriaan dan an- Selain hal itu, penerapan model pem-
tusiasme dari siswa selama pembelajaran, da- belajaran ARIAS atau Assurance, Relevance,
lam melakukan refleksi dan membuat rang- Interest, Assessment, Satisfaction yang juga
kuman pembelajaran itu dengan melibatkan menggunakan pendekatan strategi pe-
siswa. Sebagian besar siswa belum aktif ber- mecahan masalah milik Polya ini telah
tanya tentang materi kepada guru maupun memudahkan siswa dalam memahami soal
teman, siswa masih kurang berani me- yang telah diberikan, menyusun rencana pe-
ngeluarkan pendapat, sebagian besar siswa nyelesaian, melaksanakan penyelesaian da-
belum berperan aktif dalam diskusi. lam proses pemecahan masalah soal cerita
Masih ada beberapa siswa yang kurang pecahan hingga dapat mengecek kembali
semangat dalam mengikuti pembelajaran, sis- kebenaran jawaban yang dihasilkan dengan
wa kurang berani mengeluarkan pendapat, merunut kembali soal yang ada. Sehingga
siswa masih gugup dan malu-malu saat men- dengan penerapan model pembelajaran ini
jawab pertanyaan dari guru. Masih banyak telah dapat menumbuhkan rasa percaya diri
siswa yang kurang aktif selama pembelajaran, siswa bahwa mereka mampu dalam me-
tanggung jawab siswa dan kerjasama siswa lakukan sesuatu dalam hal ini ketika me-
dalam mengerjakan tugas juga masih kurang. mecahkan masalah soal cerita matematika
Masih ada siswa yang belum dapat me- dan kreatif (berani berbeda) ketika me-
lakukan proses pemecahan masalah soal ngerjakan soal cerita pecahan yang diberikan
cerita pecahan dengan baik. Hal ini terlihat sehingga terlihat bahwa siswa-siswa selalu
Didaktika Dwija Indria
ISSN : 2337-8786
tertantang untuk memperbaiki diri mereka Dengan demikian, penerapan kelima
saat belajar. komponen pembelajaran ARIAS yang ter-
Dari lembar kerja siswa dan evaluasi diri dari tahap assurance, relevance, interest,
setiap pertemuan ini terlihat siswa membuat assessment, satisfaction menjadikan pem-
dan mencari penyelesaian dari soal cerita belajaran lebih me-miliki kebermaknaan di
yang mereka buat sendiri, dengan begitu sis- dalam diri siswa yang membuat siswa
wa termotivasi untuk berkompetisi secara mampu mengingat pembelajaran sebut de-
sehat dengan teman-temannya. Pelaksanaan ngan baik dalam memori ingatannya. Pe-
kegiatan refleksi serta penilaian kemampuan nerapan model pembelajaran ARIAS (As-
pemecahan masalah soal cerita pecahan su- surance, Relevance, Interest, Assessment, Sa-
dah terlaksana dengan baik dan mendapatkan tisfaction) tidak hanya bisa diterapkan pada
hasil yang sangat memuaskan. Seluruh lang- materi pelajaran matematika tetapi juga pada
kah pembelajaran yang ada di model pem- mata pelajaran yang lain dengan modifikasi
belajaran ARIAS (Assurance, Relevance, In- sesuai yang diperlukan. Pembelajaran harus
terest, Assessment, Satisfaction) sudah ber- diawali dengan tahap assurance, kemudian
hasil dilaksanakan selama proses pem- dilanjutkan merelevansikan materi dengan
belajaran yang menjadikan kegiatan pem- kehidupan sehari-hari, melakukan tahap in-
belajaran matematika di SD Muhamadiyah terest dengan variasi media maupun kegiatan
maesan, Kulon Progo semakin baik lagi belajar, dilanjutkan evaluasi untuk me-
(student centered learning), variatif dan tidak ngetahui kemampuan yang dimiliki siswa
membosankan serta pada kemampuan pe- dan terakhir diberikan penguatan untuk me-
mecahan masalah soal cerita pecahan siswa motivasi siswa belajar lebih giat belajar.
kelas IV semakin meningkat. Berdasarkan pemaparan di atas, dapat
Dari pemaparan hasil penelitian yang disimpulkan bahwa penelitian ini telah
di-peroleh selama pelaksanaan pembelajaran berhasil dan diperoleh hasil tindakan dengan
de-ngan menerapkan model pembelajaran menerapkan model pembelajaran ARIAS
ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, As- (Assurance, Relevance, Interest, Assessment,
sessment, Satisfaction) terdapat kecocokan Satisfaction) telah dapat meningkatkan ke-
dengan teori yang diungkapkan oleh Umroh mampuan pemecahan masalah soal cerita
(2013: 16-17) model pembelajaran ARIAS pecahan pada siswa kelas IV di SD Mu-
memiliki kelebihan antara lain: (1) siswa hamadiyah Maesan, Kulon Progo tahun
sama-sama aktif dalam kegiatan belajar me- ajaran 2016/2017.
ngajar; (2) siswa tertantang untuk lebih mem-
perbaiki diri; (3) siswa termotivasi untuk SIMPULAN
berkompetisi yang sehat antar siswa; (4) Setelah diterapkannya model pem-
membantu siswa dalam memahami materi belajaran ARIAS ini dalam pembelajaran
pelajaran; (5) membangkitkan rasa percaya matematika telah meningkatkan kemampuan
diri pada siswa bahwa mereka mampu. De- pemecahan masalah soal cerita pecahan sis-
ngan menerapkan model pembelajaran ini wa kelas IV di SD Muhamadiyah Maesan,
dapat memberikan stimulus bagi siswa untuk Kulon Progo dengan baik. Peningkatan pada
dapat memecahkan masalah matematika me- kemampuan pemecahan masalah soal cerita
lalui pemahamannya terhadap masalah pecahan ini dibuktikan dengan meningkatnya
dengan menggunakan prinsisp pemecahan nilai kemampuan pemecahan masalah soal
masalah sehingga kemampuan berpikir kritis, cerita pecahan mulai dari tahap pratindakan
analitis dan logis siswa ini dapat meningkat. dengan perolehan nilai rata-rata kemampuan
Sejalan dengan hal itu, pe-nerapan model pemecahan masalah soal cerita pecahan sis-
pembelajaran ini melibatkan siswa secara wa sebesar 53,13 dengan persentase ke-
aktif selama proses pembelajarannya baik tuntasan klasikal siswa sebesar 20% atau
dalam kegiatan diskusi maupun games se- sebanyak 6 dari 30 siswa tuntas.
hingga dapat dikatakan siswa telah sama- Siklus I ini nilai rata-rata kemampuan
sama aktif dalam proses pembelajaran. pemecahan masalah soal cerita pecahan sis-
wa telah mengalami peningkatan sebanyak
19,62 menjadi 72,75 dengan ketuntasan 60%
Didaktika Dwija Indria
ISSN : 2337-8786
atau 18 dari 30 siswa tuntas. Siklus II nilai 10,32 menjadi 83,07 dengan ketuntasan 90%
rata-rata kemampuan pemecahan masalah atau 27 dari 30 siswa tuntas.
soal cerita pecahan siswa meningkat sebesar

DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, I. K., Amri, S., & Elisah, T. (2011). Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu
Pengaruhnya Terhadap Konsep, Mekanisme dan Proses Pembelajaran Sekolah
Swasta dan Negeri. Jakarta: Prestasi Pustakaraya
Hamalik, O. (2010). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara .
Hendriana, H., & Sumarmo, U. (2014). Penilaian Pembelajaran Matematika. Bandung:
Refika Aditama.
Nafi'an, M. I. (2011). “Kemampuan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita ditinjau dari
Gender di Sekolah Dasar. Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan
Matematika (hal. 571-577)”. Yogyakarta: FMIPA Universitas negeri Yogyakarta.
Rahman, M., & Amri, S. (2014). Model Pembelajaran ARIAS Terintegratif . Jakarta: Prestasi
Pustakaraya.
Shadiq, F. (2014). Pembelajaran Matematika Cara Meningkatkan Kemampuan Berpikir
Siswa. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sunarto, & Hartono, A. (2011). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta.
Umroh, S. M. (2013). “Efektivitas Model ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,
Assessment dan Satisfaction) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Motivasi
Berprestasi Peserta Didik Kelas X MA Miftahussalam Demak Tahun Ajaran
2012/2013 Materi Pokok Stoikiometri”. Semarang: Skripsi Tidak Dipublikasikan
Wardhani, S., Purnomo, S. S., & Wahyuningsih, E. (2010). PEMBELAJARAN KEMAMPUAN
PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DI SD. Yogyakarta: Pusat Pengembangan
dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Matematika.

Didaktika Dwija Indria


ISSN : 2337-8786

You might also like