1 SM
1 SM
1 SM
Abstract: Health workers, such as prospective nurses in disaster prone areas, have not good
knowledge and skills which is supported with positive, caring, and responsive attitude in providing
basic services of emergency disaster especially at the pre hospital. This study aims to analyze the
effectiveness between disaster prepared groups and Disaster preparedness groups before and after
training in improving student self-efficacy. This quantitative study was conducted for a month in
January 2017 at High Perintis Health College Padang. Intervention in the form of Prehospital
training was conducted on 40 students wich is divided into 2 groups, they are 20 stundents with
prepared disaster group with module (intervention group) and 20 stundents with non-prepared
disaster without module (control group). The analysis used t dependent statistical test. The results
showed that there was a significant increase of effectiveness of emergency pre hospital training in
self efficacy inprovement of disaster preparedness and non-disaster alert groups in high school
students of pioneer health science padang value (p = 0.000). This shows that pre-hospital training
intervention using module is more effective than lecture.Suggested training and simulation
activities shouldbe held regularly in improving skills and competence of disaster nurses.
Keywords: pre hospital training, nurse competence, self-efficacy
Abstrak: Mahasiswa perawat sebagai calon tenaga kesehatan yang ada didaerah rawan bencana
belum memiliki pengetahuan dan keterampilan yang baik serta didukung sikap positif, peduli, dan
responsif dalam memberikan pelayanan dasar gawat darurat bencana terutama pada saat pre
hospital, Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas antara kelompok siaga bencana
dan kelompok non siaga bencana sebelum dan sesudah pelatihan dalam peningkatan efikasi diri
mahasiswa. Penelitian bersifat kuantitatif ini dilaksanakan selama 1 bulan pada bulan Januari 2017
terhadap mahasiswa STIKes Perintis Padang. Intervensi berupa pelatihan Pre hospital dilakukan
terhadap 40 mahasiswa yang dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu 20 mahasiswa kelompok siaga
bencana yang diberi modul (kelompok intervensi) dan 20 mahasiswa non siaga bencana tanpa
modul (kelompok kontrol). Analisis menggunakan uji statistik t dependen. Hasil penelitian
menunjukkan terdapat efektivitas pelatihan Pre hospital gawat darurat dalam peningkatan efikasi
diri kelompok siaga bencana dan non siaga bencana pada mahasiswa STIKes Perintis Padang nilai
(p=0.000) ini mengambarkan bahwa intervensi pelatihan pre hospital dengan menggunakan modul
lebih efektif dibandingkan ceramah. Disarankan kegiatan pelatihan dan simulasi untuk dapat
berkelanjutan dalam meningkatkan keterampilan serta kompetensi perawat bencana.
Kata Kunci: pelatihan pre hospital, gawat darurat, kompetensi perawat, efikasi diri
atau yang disebut dengan stunami (BNPB, Keperawatan, yang sudah berjalan dari
2010). tahun 2014 sampai sekarang. Saat ini
Pemberian pelayanan yang sudah terbentuk kelompok siaga bencana.
diberikan selama korban pertama kali Setiap mahasiswa memasuki Semester V
ditemukan, selama proses transportasi diadakan pelatihan pre hospital gawat
hingga pasien rumah sakit. Penanganan darurat bencana dengan hal tersebut maka
korban selama pre hospital dapat menjadi di pandang perlu untuk melihat seberapa
penentu kondisi korban selanjutnya. percaya diri mahasiswa kelompok siaga
Pemberian perawatan pre hospital yang bencana dalam menghadapi bencana ke
tepat dan cepat dapat menurunkan angka depan dan kemampuan keterampilan pre
kecacatan dan kematian akibat trauma hospital gawat darurat tersebut, maka
(WHO, 2005). dilakukanlah pelatihan manajemen
Berdasarkan pengamatan penulis simulasi bencana. Tujuan penelitian
pada saat bencana gempa tahun 2009, menganalisis efektivitas pelatihan bencana
banyak korban dalam kondisi gawat pre hospital gawat darurat dalam
darurat tidak dapat ditangani dengan cepat peningkatan efikasi diri kelompok siaga
seperti pada daerah Kabupaten Pariaman bencana dan non siaga bencana pada
yang paling banyak memakan korban. mahasiswa STIKes Perintis Padang.
Terutama daerah- daerah yang letaknya
jauh dari Kota Pariaman. Daerah-daerah METODE PENELITIAN
ini sangat sulit dijangkau oleh para petugas Di dalam artikel ini metode
kesehatan dalam rentang waktu pre penelitian ini didesain berdasarkan metode
hospital. Kondisi pre hospital tim medis penelitian true experimental design.
atau perawat dapat memberikan Bentuk eksperimen yang digunakan adalah
pengamanan segera pada korban seperti menggunakan dua perbandingan kelompok
bantuan hidup dasar sampai ke kondisi kontrol dan eksperimen Pretest-Posttest
korban aman perawat dapat melakukan Control Group Design (Martono, 2012).
tindakan segera pada korban luka-luka Penelitian ini dilaksanakan di
dengan cara melakukan balut bidai pada STIKes Perintis Padang. Adapun yang
korban gawat darurat sehingga upaya menjadi populasi dalam penelitian ini
penanggulangan menjadi efektif tapi adalah 20 mahasiswa kelompok siaga
kenyataan di lapangan masyarakat disana bencana dan 20 kelompok non siaga
mengeluh petugasnya tidak cepat dalam bencana STIKes Perintis Padang yang
penagganan korban gempa. telah masuk pada Semester V yang
Mengingat dari faktor risiko berjumlah 40 orang. Teknik pengambilan
tersebut diperlukan suatu bentuk kontribusi sampel menggunakan Simple Random
nyata dari tim kesehatan khususnya Sampling dalam penelitian ini 20 orang
pendidikan tinggi yang ada di lokasi kelompok siaga bencana (kelompok
(hazard) salah satunya adalah STIKes eksperimen) 20 orang kelompok non siaga
Perintis di Padang yang sudah mempunyai bencana (kelompok kontrol) Mahasiswa
kurikulum berbasis kebencanaan dan mata STIKes Perintis Padang. Teknik
ajaran penciri pada program Sarjana pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah angket, observasi, yang dilakukan pada 20 kelompok siaga
dokumentasi. Data yang akan dikumpulkan bencana dan 20 kelompok non siaga
adalah mengenai gambaran proses bencana sebelum dan sesudah pelatihan.
pelatihan bencana dengan mengunakan Berdasarkan analisis terdapat efektivitas
modul pelatihan bencana. pelatihan bencana pre hospital gawat
Teknik analisis data yang darurat dalam peningkatan efikasi diri
digunakan dalam penelitian kuanitatif, kelompok siaga bencana dan kelompok
merupakan kegiatan setelah data dari non siaga bencana ( p- value = 0,000).
seluruh responden atau sumber data lain Menurut Aswendo et al (2010)
terkumpul. Kegiatan dalam analisis data bahwa pelatihan berpikir positif memiliki
mengelompokkan data berdasarkan pengaruh dalam meningkatkan efikasi diri
variabel dari seluruh responden, akademik mahasiswa, efikasi diri
menyajikan data tiap variabel yang diteliti, akademik kelompok eksperimen terbukti
melakukan perhitungan untuk menjawab lebih tinggi dibandingkan dengan
rumusan masalah, dan melakukan kelompok kontrol. Menurut Emalia (2014)
perhitungan untuk menguji hipotesis yang Ada pengaruh bimbingan kelompok dan
telah diajukan. efikasi diri terhadap kesiapsiagaan siswa
dalam menghadapi bencana gempa bumi.
HASIL DAN PEMBAHASAN Sedangkan yang tidak mendapat
Berdasarkan hasil pengumpulan bimbingan kelompok, tidak ada pengaruh
data dari tanggal 28 Januari sampai dengan bimbingan kelompok dan efikasi diri
28 Febuari 2017, diketahui jumlah terhadap kesiapsiagaan siswa dalam
responden adalah 20 orang mahasiswa menghadapi bencana gempa bumi.
kelompok siaga bencana dan 20 orang Menurut Bandura (2004) Individu yakin
mahasiswa kelompok non siaga bencana akan kemampuannya dalam menyelesaikan
total responden 40 orang mahasiswa tugas dengan tingkat kesulitan, keluasan,
STIKes Perintis Padang. Penelitian yang kekuatan yang berbeda sesuai dengan
dilakukan pada mahasiswa kelompok siaga kemampuan yang dimiliki. Individu
bencana STIKes Perintis Padang dengan dengan keyakinan diri yang tinggi akan
dilakukan pret test dan post test sebelum menganalisis tugas yang dicoba,
pelatihan dinilai berdasarkan efikasi diri menghindari tugas yang dirasa berada di
yaitu: kesulitan, keluasan, dan kekuatan luar batas kemampuanya dan mengerjakan
serta pelatihan bencana prehospital. tugas yang dirasa sesuai kemampuanya dan
keterampilan yang dimiliki.
Efektivitas Efikasi Diri Pada Tingkat Menurut asumsi peneliti
Kesulitan, Keluasan, Kekuatan berdasarkan beberapa penelitian yang
Kelompok Siaga Bencana Dan mendukung dan teori yang berkaitan
Kelompok Non Siaga Bencana bahwa efikasi diri seseorang harus
Hasil analisis statistik menunjukan didukung oleh pengetahuan dan
bahwa terdapat peningkatan nilai rata-rata keterampilan dalam bentuk pelatihan-
(Mean) pada pre test dan post test efikasi pelatihan kebencanaan dan kegiatan
diri dengan pelatihan bencana pre hospital bimbingan kelompok kebencanaan
semangkin banyak kegiatan tersebut maka bagaimana melakukan sistem rujukan saat
meningkatkan kepercayaan mahasiswa bencana, pengkajian, triase dan lain-lain.
dalam melakukan suatu tindankan, seorang Kondisi ini disebabkan hubungan nya
perawat ketika terjadi kegawat daruratan dengan pelatihan keterampilan perawat dan
terutama saat terjadi bencana pastikan tenaga kesehatan khusus nya tanggap
bersikap tenang dan melakukan darurat saat bencana. Menurut Magnaye et
pertolongan dengan cepat dan tepat, al (2011) Pengalaman perawat dalam
kesiapsiagaan mahasiswa lebih tinggi melakukan pelayanan pre hospital
efikasi diri nya apabila mahasiswa didapatkan masalah tema insufiensi
dilakukan bimbingan kelompok atau kompetensi partisipan merasa bahwa
berupa pelatihan tentang bencana sangat kemampuan yang dimiliki kurang
berpengaruh positif dengan cara berpikir kompeten dalam melakukan tindankan
mahasiswa. ditempat kejadian, partisipan merasa masih
mengalami kekurangan dalam hal
Efektivitas Pelatihan Bencana Pre keterampilan melakukan tindakkan dan
Hospital Gawat Darurat penilaian awal perawat.
Hasil analisis statistik menunjukan Menurut asumsi peneliti
bahwa terdapat peningkatan nilai rata-rata kompetensi perawat gawat darurat bencana
(Mean) pada pre test dan post test yang yaitu proses keperawatan krisis yang salah
dilakukan pada 20 kelompok siaga bencana satu kegiatan tersebut yaitu pengkajian,
dan 20 kelompok non siaga bencana Triase penilaian awal yang akan dilakukan
sebelum dan sesudah pelatihan bencana pada korban bencana, kegiatan pelatihan
pre hospital gawat darurat dengan yang dilakukan pada mahasiswa kelompok
menggunakan modul pelatihan bencana siaga bencana dan kelompok non siaga
pada tingkat pengkajian, tingkat bantuan bencana terdapat peningkatan setelah
jalan napas, tingkat triase, tingkat dilakukan pelatihan saat pre dan post test
perawatan luka, tingkat transportasi dan mahasiswa kelompok siaga bencana dalam
evakuasi, pemasangan tenda. Berdasarkan melakukan tindankan pengkajian pelatihan
analisis terdapat efektivitas pelatihan bencana pre hospital gawat darurat
bencana pre hospital gawat darurat dalam berbeda dengan kelompok non siaga
peningkatan efikasi diri kelompok siaga bencana yang tidak diberikan pelatihan
bencana dan kelompok non siaga bencana tampak kurang terlatih.
(p -value = 0,000).
Menurut Kristiana (2013) Sumber Efektivitas modul pelatihan
daya manusia pada saat pelayanan keperawatan bencana pada kelompok
kesehatan tanggap darurat bencana, tenaga siaga bencana dan kelompok non siaga
yang ada tidak dapat bekerja maksimal bencana sebelum sesudah pelatihan
karena kurangnya pemahaman dan bencana pre hospital gawat darurat
kemampuan bagaimana harus bertindak STIKES Perintis Padang.
dan mengambil keputusan dengan cepat Berdasarkan analisis Tabel 4.1 dan
dan tepat, pelayanan kesehatan apa yang Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa terdapat
perlu diprioritaskan untuk korban bencana perbedaan nilai rata-rata (Mean) pada pre
test dan post test yang dilakukan terhadap Asumsi peneliti bahwa modul
40 mahasiswa, 20 kelompok siaga bencana gawat darurat bencana khusunya pada saat
pre test mean 7,2 (25,7%) post test nilai pre hospital, pada mahasiswa perawat
mean 5 (93,2%) dan 20 kelompok non sangat diperlukan dan di modifikasi sesuai
siaga bencana pre test 8,6(30,7%) post test dengan perkembangan ilmu kebencanaan
mean 12,45(44,5%). Uji statistik saat ini, modul tersebut dilihat sesuai
menunjukkan terdapat nilai probabilitas (p- dengan kompetensi keperawatan kegawat
value 0.000). berdasarkan analisa terdapat daruratan dengan keperawatan pada
efektivitas modul pelatihan keperawatan bencana selain di sosialisasikan juga dapat
bencana pada kelompok siaga bencana dan dijadikan modul pelatihan untuk melihat
kelompok non siaga bencana sebelum apakah modul tersebut layak untuk
sesudah pelatihan modul bencana pre digunakan atau tidak seperti beberapa hasil
hospital gawat darurat STIKes Perintis penelitian yang mendukung menunjunkan
Padang. Menurut Widiyastari (2015) terdapat perbedaan pengetahuan yang
Sosialisasi modul sanitasi tanggap darurat signifikan sebelum dan sesudah sosialisasi
pada 50 mahasiswa kesehatan lingkungan modul sanitasi tanggap darurat terhadap
sebelum dan sesudah sosialisasi modul pengetahuan mahasiswa kesehatan,
sanitasi tanggap darurat, menunjunkan hubungan positif tingkat pengetahuan
terdapat perbedaan pengetahuan yang perawat bahwa faktor pendidikan dan
signifikan sebelum dan sesudah sosialisasi pelatihan kebencanaan sangat
modul sanitasi tanggap darurat terhadap mempengaruhi perlunya perawat untuk
pengetahuan mahasiswa kesehatan melatih kompetensi perawat kususnya
lingkungan kebencanaan. Menurut kompetensi bencana dengan modul
AWHOMM (2012). Tanggapan perawat pembelajaran disusun secara sistematis dan
darurat cina dan faktor dampak menarik yang mencakup isi materi, metode
keperawatan bahwa kompetensi bencana dan evaluasi yang dapat digunakan secara
pada perawat darurat harus memperbaiki mandiri untuk mencapai kompetensi yang
kemampuan komfrehensif keperawatan diharapkan.
bencana dengan pendidikan keperawatan
bencana yang sistematis dan pelatihan KESIMPULAN
profesional. Menurut Anam et al, (2013) Berdasarkan hasil penelitian dan
Modul pembelajaran disusun secara pembahasan yang telah diuraikan, maka
sistematis dan menarik yang mencakup isi dapat dibuat kesimpulan bahwa: Terdapat
materi, metode dan evaluasi yang dapat peningkatan pada tingkat pengkajian,
digunakan secara mandiri untuk mencapai tingkat triase, tingkat bantuan jalan napas,
kompetensi yang diharapkan, fokus mata tingkat perawatan luka, evakuasi dan
kuliah keperawatan disaster yang transportasi, pemasangan tenda dan modul
membahas tentang konsep dasar bencana, pelatihan bencana pre hospital gawat
faktor-faktor dalam bencana, struktur darurat sebelum dan sesudah pelatihan
operasi tanggap darurat (sistem manajemen pada kelompok siaga bencana dan non
keadaan darurat, manajemen berbasis siaga bencana dengan peningkatan efikasi
komunitas).