Hubungan Antara Penyakit Infeksi Dengan Status Gizi Pada Balita

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

HUBUNGAN ANTARA PENYAKIT INFEKSI DENGAN STATUS GIZI


PADA BALITA

Indah Jayani1

Abstract: Nutritional status is a condition of the body due to the consumption of


food and use of nutrients. The incidence of nutritional status of children less in
Puskesmas Jambon by (0.40%).Based on preliminary studies conducted in work
areas subdistrict health center Jambon Ponorogo about the nutritional status of 10
respondents who obtained less malnutrition status categories caused by the
consumption of food (0.02%), infectious diseases (0.05%), and parenting (0.03%).
The purpose of this study was to determine the relationship between infectious
diseases and nutritional status in children under five in sub-district health centers
Jambon Ponorogo 2014. The research design used was a correlational study. The
population under study was all children under five in sub-district Puskesmas
Jambon Ponorogo totaling 220 infants with a random sampling technique in
samples obtained 69 toddlers. Research instrument used was a data collection
sheet. The results of the study were analyzed by using Spearman rank. Results of
research conducted showed that the nutritional status in the area of Occupational
Health Center District of Jambon Ponorogo 2014 is still much less nutritional
status. From the analysis of the data obtained by the value of ρ = 0.000 <α = 0.05
followed by a t-test value of r = 0.681, which means having the strength of the
relationship "strong" and the direction of the relationship is positive, meaning that
the higher a toddler does not suffer from infectious diseases, the nutritional status
will be high in children under five in sub-district health centers Jambon Ponorogo
2014. The analysis showed an association between infection with nutritional status
of infants in sub-district health centers Jambon Ponorogo Year 2014 Based on the
results of research are expected to land is expected to increase counseling and
counseling on infectious diseases, nutrition so that good nutritional status.
Keywords: Nutritional Status, Infectious Diseases

PENDAHULUAN
Gizi merupakan salah satu makanan, perbaikan perilaku sadar
penentu kualitas sumber daya gizi dan peningkatan akses dan mutu
manusia yang berkualitas, sehat, pelayanan gizi dan kesehatan sesuai
cerdas dan produktif. Upaya dengan kemajuan ilmu dan teknologi.
perbaikan gizi masyarakat Pada Rencana Pembangunan
sebagaimana tercantum di dalam Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
Undang-undang Kesehatan No 36 2010- 2014 telah menetapkan empat
tahun 2009 bertujuan untuk sasaran pembangunan kesehatan,
meningkatkan mutu gizi yaitu diantaranya Meningkatkan
perseorangan dan masyarakat, antara Umur Harapan Hidup menjadi 72
lain melalui perbaikan pola konsumsi tahun, Menurunkan Angka Kematian

 

 
  Java Health Journal, Jilid 2, Nomor 1, April 2015
2

Bayi menjadi 24 per 1000 kelahiran kelompok usia balita (Sihadi, 2005).
hidup, Menurunkan Angka Kematian Keadaan gizi kurang dan buruk dapat
Ibu menjadi 228 per 100.000 menurunkan daya tahan tubuh
kelahiran hidup dan Menurunkan terhadap berbagai penyakit, terutama
prevalensi balita gizi kurang menjadi penyakit infeksi yang mengganggu
15% serta menurunkan prevalensi pertumbuhan dan perkembangan
balita pendek menjadi 32% fisik, mental dan jaringan otak yang
(Kemenkes, 2012). akan mengurangi kualitas sumber
Pencapaian pembangunan MDGs daya manusia Indonesia (Sihadi,
(Millennium Development Goals) 2000).
terkait upaya peningkatan Berdasarkan data Provinsi
kelangsungan hidup anak di masa Jawa Timur tahun 2012 tentang
mendatang, pada tahun 2015 setiap status gizi pada balita menurut BB/U
Negara harus berupaya terus untuk yaitu Gizi buruk 480 (4,8%), gizi
menurunkan separuh jumlah kurang 1230 (12,3%), gizi baik 7530
penduduk miskin dan kelaparan. (75,3%), gizi lebih 760 (7,6%).
Selain itu tujuan MDGs Menurut TB/U yaitu sangat pendek
menempatkan manusia sebagai fokus 2090 (20,9%), pendek 1490 (14,9%),
utama pembangunan yang mencakup dan Normal 6410 (64,1%). Menurut
semua komponen kegiatan, termasuk BB/TB yaitu sangat kurus 730
kesehatan, yang tujuan akhirnya ialah (7,3%), kurus 680 (6,8%), normal
kesejahteraan masyarakat dan 6880 (68,8%), dan gemuk 1710
mengurangi dua per tiga tingkat (17,1%). Menurut TB/U dan BB/TB
kematian anak-anak usia di bawah yaitu pendek kurus 160 (1,6%),
lima tahun (Kemenkes, 2012). pendek normal 2420 (24,2%), pendek
MDGs (Millenium Development gemuk 970 (9,7%), normal-kurus
Goals) ditingkat ASEAN AKABA 1240 (12,4%), normal 4640 (46,4%)
(Angka Kematian Balita) di dan normal-gemuk 570 (5,7%) (Profil
Indonesia masih tergolong tertinggi Kesehatan Indonesia, 2012).
yaitu jumlahnya 44 kematian Berdasarkan data Kabupaten
perseribu kelahiran hidup. United Ponorogo tahun 2012 jumlah balita
Nations Children’s Fund (UNICEF) keseluruhan 44.449, tentang status
melaporkan Indonesia berada di gizi pada balita menurut BB/U yaitu
peringkat kelima dunia untuk Negara Gizi sangat kurang 191 (1,91%),
dengan jumlah anak yang terhambat kurang 2288 (22,88%), normal 3932
pertumbuhannya paling besar dengan (39,32%), dan lebih 551 (5,51%).
perkiraan sebanyak 7,7juta balita Menurut BB/TB yaitu sangat kurus
(Kemenkes, 2012). 82 (0,82%), kurus 243 (2,43%),
Masalah gizi memiliki dimensi normal 2751 (27,51%), dan 110
luas, tidak hanya masalah kesehatan (1,1%) (Dinkes Ponorogo, 2012).
tetapi juga masalah sosial, ekonomi, Berdasarkan data Kecamatan
budaya, pola asuh, pendidikan, dan Jambon Kabupaten Ponorogo tahun
lingkungan. Faktor pencetus 2012 tentang status gizi pada balita
munculnya masalah gizi dapat menurut BB/U yaitu Gizi sangat
berbeda antar wilayah ataupun antar kurang 25 (0,25%), kurang 40
kelompok masyarakat, bahkan akar (0,40%), normal 1876 (19,17%), dan
masalahnya dapat berbeda antar lebih 0 (0%). Menurut BB/TB yaitu

 
 
 
Jayani,Hubungan Antara Penyakit Infeksi.... 3

sangat kurus 10 (0,01%), kurus 4 infeksi (Latinulu, 2000). Di sisi lain


(0,04%), normal 9 (0,09%), dan karena kesediaan bahan pangan tidak
gemuk 0 (0%) (Dinkes Ponorogo, ada dan kurangnya kesadaran
2012). Dari data diatas menunjukkan masyarakat dengan status gizi
masih tingginya angka balita yang anaknya. Akibatnya adanya
status gizi kurang. Faktor penyebab hubungan yang sangat kuat antara
teoritis yang mempengaruhi Status malnutrisi dan kematian anak balita
gizi pada balita yaitu konsumsi gizi, dikarekan anak menderita gizi kurang
penyakit infeksi, pola asuh, disertai penyakit infeksi. Penyakit
pendidikan, pengetahuan, pekerjaan, infeksi antara lain penyakit diare,
jumlah anak, sanitasi air bersih, campak, ISPA, malaria, dan lain-lain
umur, dan jenis kelamin. (Schroeder, 2001).
Studi pendahuluan yang Status gizi memberikan dampak
dilakukan di Wilayah kerja mikro yaitu malnutrisi, pembentukan
Puskesmas Jambon Kecamatan tubuh seluler terganggu, terjadi
Jambon Kabupaten Ponorogo tentang peningkatan derajat penyakit infeksi
status gizi kurang didapat 10 yang diderita dan tidak tercapainya
responden yang kategori status gizi MDG’S 2015 sedangkan dampak
kurang di sebabkan oleh konsumsi makro dari status gizi pada balita
makanan 2 balita (0,02%), penyakit yaitu angka kematian balita
infeksi 5 balita (0,05%), dan pola (AKABA) meningkat.
asuh 3 balita (0,03%). Berdasarkan fenomena di atas
Terjadinya penyakit infeksi pada bahwa balita yang mengalami
balita menyebabkan menurunnya penyakit infeksi masih banyak
status gizi pada balita, status gizi dijumpai. Penelitian tentang penyakit
balita dipengaruhi oleh dua faktor infeksi dengan status gizi pada balita
utama yaitu jumlah pangan yang di Puskesmas Jambon Kecamatan
dikonsumsi dan keadaan kesehatan Jambon Kabupaten Ponorogo belum
yang bersangkutan. Kekurangan pernah dilakukan penelitian, maka
konsumsi pangan khususnya energi peneliti tertarik mengungkap tentang
dan protein dalam jangka waktu hubungan antara penyakit infeksi
tertentu akan menyebabkan berat dengan status gizi pada balita di
badan anak yang bersangkutan Puskesmas Jambon Kecamatan
menurun sehingga daya tahan tubuh Jambon Kabupaten Ponorogo.
menurun dan mudah terkena penyakit
METODE
Desain penelitian ini merupakan dengan teknik sampling simple
penelitian cross sectional dengan random sampling didapatkan sampel
inferensial kuantitatif dan data yang sebanyak 69 balita. Bahan penelitian
digunakan adalah data skunder. yang digunakan dalam penelitian ini
Populasi dalam penelitian ini adalah adalah data berat badan, umur, data
semua balita yang berobat di balita yang mengalami penyakit
Puskesmas Jambon Kecamatan infeksi dan yang tidak menderita
Jambon Kabupaten Ponorogo pada penyakit infeksi kurun waktu 1 bulan.
bulan Januari sampai Maret 2014 Penelitian dilaksanakan pada bulan
yaitu sebanyak 220 balita dan September 2014 di Puskesmas

 
 
 
Java Health Journal, Jilid 2, Nomor 1, April 2015 4

Jambon Kecamatan Jambon dilakukan tabulasi. Data dianalisa


Kabupaten Ponorogo. dengan 2 metode, yaitu menggunakan
Pengumpulan data dilakukan analisa deskriptif atau univariat dan
setelah mendapatkan izin penelitian bivariat. analisis univariat digunakan
dari dari KESBANG dan Dinkes dengan mengumpulkan data status
Ponorogo ke Puskesmas Jambon. gizi balita, dan penyakit infeksi pada
Data yang diambil yaitu data balita balita. Sedangkan analisa bivariat
yang menderita infeksi dan yang digunakan untuk mencari atau
tidak menderita penyakit infeksi dan melihat hubungan antara penyakit
Status Gizi balita di Kecamatan infeksi dengan status gizi pada balita
Jambon. Setelah data terkumpul dengan menggunakan uji statistik
dilakukan pengkodean dan kemudian Spearmen Rho.
besar adalah menderita penyakit
HASIL DAN PEMBAHASAN infeksi yaitu sebanyak 45 responden
Hasil dengan persentase 65,2%.
Tabel 1.1 Distribusi Frekuensi
Penyakit infeksi di Puskesmas Tabel 1.2 Distribusi Frekuensi status
Jambon Kecamatan Jambon gizi di Desa Sidoarjo Kecamatan
Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Jambon
Kategori No Status Gizi Frekuensi Persentase
No Frek. Persentase 1 Buruk 23 33,3%
keluarga
2 Kurang 34 49,3%
Menderita 3 Baik 12 17,4%
1 penyakit 45 65,2% 4 Lebih 0 0%
infeksi Jumlah 69 100,0%
Tidak Kabupaten Ponorogo Tahun 2014
menderita Sumber: Data skunder penelitian
2 24 34,8%
penyakit 2014
infeksi
Jumlah 69 100,0% Berdasarkan tabel 1.2
Sumber: Data sekunder penelitian menunjukkan bahwa status gizi pada
2014 balita respondennya hampir
setengahnya adalah kurang yaitu
Berdasarkan tabel 1.1 sebanyak 34 responden dengan
menunjukkan bahwa distribusi persentase 49,3%.
penyakit infeksi responden sebagian

 
 
 
Jayani,Hubungan Antara Penyakit Infeksi.... 5

Tabel 1.3 Distribusi Frekuensi Penyakit Infeksi dengan Status Gizi di Puskesmas
Jambon Kecamatan Jambon Kabupaten Ponorogo Tahun 2014

N Kesadaran Gizi keluarga Total


o Buruk Kurang Baik Lebih

n % n % n % N % n %
1 Tidak menderita 0 0% 12 17,4 12 17,4 0 0% 24 34,8
penyakit infeki % % %
2 Menderita 23 33,3 22 31,9 0 0% 0 0% 45 65,2
penyakit infeksi % % %
Total 23 33,3 34 49,3 12 17,4 0 0% 69 100%
% % %
p Value = 0,01 α=0,05 koefisien korelasi = 0,681
Sumber: Data sekunder penelitian 2014

Berdasarkan tabel 1.3 diatas penelitian ini menunjukkan bahwa


didapatkan hasil, bahwa sebagian mayoritas responden menderita
besar dari responden yaitu sebanyak penyakit infeksi yang berakibat
45 responden (65,2%) menderita status gizi yang bermasalah.
penyakit infeksi dengan status gizi Pencapaian pembangunan
balita adalah kurang (49,3%). MDGs (Millennium Development
Berdasarkan hasil uji statistik non Goals) terkait upaya peningkatan
parametric yaitu menggunakan kelangsungan hidup anak di masa
Spearman Rank, didapatkan bahwa p mendatang, pada tahun 2015 setiap
value = 0,01 atau p value < α (0,05), Negara harus berupaya terus untuk
maka H1diterima dan H0 ditolak menurunkan separuh jumlah
berarti terdapat hubungan antara penduduk miskin dan kelaparan.
penyakit infeksi dengan Status Gizi Selain itu tujuan MDGs
balita di Puskesmas Jambon menempatkan manusia sebagai fokus
Kecamatan Jambon Kabupaten utama pembangunan yang mencakup
Ponorogo Tahun 2014. Dengan nilai semua komponen kegiatan, termasuk
r = 0,681 yang berarti memiliki kesehatan, yang tujuan akhirnya
kekuatan hubungan “kuat” dan arah ialah kesejahteraan masyarakat dan
hubungan positif, artinya semakin mengurangi dua per tiga tingkat
tinggi seorang balita tidak menderita kematian anak-anak usia di bawah
penyakit infeksi, maka status gizi lima tahun (Kemenkes, 2012).
akan semakin tinggi pada balita di Hubungan yang sangat kuat
Puskesmas Jambon Kecamatan antara malnutrisi dan kematian anak
Jambon Kabupaten Ponorogo Tahun balita dikarenakan anak menderita
2014. gizi kurang disertai dengan penyakit
infeksi. Beberapa penyakit yang
Pembahasan menyebabkan terjadinya malnutrisi
Berdasarkan hasil penelitian antara lain adalah penyakit diare,
dapat diketahui bahwa sebagian campak, ISPA, malaria dan lainnya
besar adalah menderita penyakit (Schroeder, 2001).
infeksi yaitu sebanyak 45 responden Penyakit infeksi sangat erat
dengan persentase 65,2%. Hasil hubungannya dengan status gizi yang

 
 
 
Java Health Journal, Jilid 2, Nomor 1, April 2015 6

kurang. Hal ini dapat dijelaskan daya manusia Indonesia (Sihadi,


melaui mekanisme pertahanan tubuh 2006).
yaitu pada balita yang kekurangan Status gizi pada balita sangat
konsumsi makanan di dalam tubuh penting untuk diperhatikan karena
sehingga kemampuan tubuh untuk akan mempengaruhi perkembangan
membentuk energi baru berkurang. dan pertumbuhan balita. Gizi kurang
Hal ini kemudian menyebabkan pada balita masih banyak dijumpai
pembentukan kekebalan tubuh dan penyebabnya karena tingkat
terganggu, sehingga tubuh rawan pendidikan ibu balita yang hampir
serangan infeksi. Pada umumnya setengahnya pendidikan dasar
keluarga telah memiliki pengetahuan sehingga mempengaruhi
tentang penyakit infeksi pada anak. pengetahuan ibu tentang nutrisi bagi
Namun demikian banyak masyarakat balitanya, pekerjaan ibu balita yang
yang beranggapan penyakit bisa hampir setengahnya IRT
sembuh dengan sendirinya dan selain mengakibatkan ibu balita sering
itu akibat keterbatasan ekonomi dan menghabiskan waktu di rumah
geografi membuat masyarakat dengan mengurusi suami dan
mengurungkan niat untuk anaknya yang berakibat kurangnya
memeriksakan anaknya ke tenaga informasi tentang pola makan yang
kesehatan. Padahal hal tersebut baik untuk balita, selain itu sebagian
sangat penting untuk pemantauan warga masyarakat memiliki riwayat
kesehatan balita. Hal ini perkawinan sedarah yang
menyebabkan penyakit infeksi di mengakibatkan banyak anggota
Puskesmas Jambon masih belum keluarga yang keterbelakangan
mencapai target Indonesia sehat. mental sehingga pengetahuan dan
Berdasarkan hasil penelitian informasi tidak bisa di terima dengan
bahwa status gizi pada balita baik perlu pelatihan khusus sehingga
respondennya hampir setengahnya berakibat pada kebutuhan nutrisi
adalah kurang yaitu sebanyak 34 pada balita yang kurang salah satu
responden dengan persentase 49,3%. faktor yang membuat status gizi
Status gizi merupakan suatu keadaan balita di wilayah Puskesmas Jambon
tubuh sebagai akibat konsumsi masih tinggi dengan angka kejadian
makanan dan penggunaan zat gizi status gizi kurang. Di tambah dengan
(Almatseir, 2009). Status gizi yang balita yang menderita penyakit
kurang atau terbatas akan infeksi sulit untuk diberikan asupan
memengaruhi pertumbuhan, makanan, hal tersebut menyebabkan
perkembangan, fungsi organ tubuh, kekurangan konsumsi pangan
dan proses hormonal dalam tubuh. khususnya energy dan protein dalam
Hal ini akan berdampak pada jangka waktu tertentu sehingga
gangguan pertumbuhan dan mengakibatkan berat badan balita
perkembangan pada balita. Selain itu yang bersangkutan menurun
keadaan gizi kurang dan buruk dapat sehingga mempengaruhi status
menurunkan daya tahan tubuh gizinya.
terhadap berbagai penyakit, terutama Berdasarkan hasil uji statistik
penyakit infeksi yang mengganggu dengan menggunakan uji korelasi
pertumbuhan dan perkembangan Spearman’s Rank (Rho) diperoleh
fisik, mental dan jaringan otak yang nilai ρ = 0,01 dengan tingkat
akan mengurangi kualitas sumber kepercayaan 95% (α = 0,05) dapat

 
 
 

Jayani,Hubungan Antara Penyakit Infeksi.... 7

dikatakan ρ < α Ho ditolak dan H1 pendampingan, pemberian Makanan


diterima, maka ada Hubungan Antara Pendamping ASI (MP-ASI) atau
Penyakit infeksi Dengan Status Gizi Pemberian Makanan Tambahan
Pada Balita Di Puskesmas Jambon (PMT), peningkatan akses, mutu
Kecamatan Jambon Kabupaten pelayanan gizi melalui tata laksana
Ponorogo Tahun 2014. Hal ini sesuai gizi buruk di Puskesmas Perawatan
dengan terjadinya penyakit infeksi dan Rumah Sakit, penanggulangan
pada balita menyebabkan penyakit menular, pemberdayaan
menurunnya status gizi pada balita, masyarakat, pelatihan untuk warga
status gizi balita dipengaruhi oleh masyarakat yang keterbelakangan
dua faktor utama yaitu jumlah mental dengan keterampilan yang
pangan yang dikonsumsi dan bisa menghasilkan uang untuk biaya
keadaan kesehatan yang kehidupan sehari – hari.
bersangkutan. Kekurangan konsumsi  
pangan khususnya energi dan protein
dalam jangka waktu tertentu akan SIMPULAN
menyebabkan berat badan anak yang Sebagian besar balita di
bersangkutan menurun sehingga Puskesmas Jambon Kecamatan
daya tahan tubuh menurun dan Jambon Kabupaten Ponorogo Tahun
mudah terkena penyakit infeksi 2014 adalah menderita penyakit
(Latinulu, 2000). Di sisi lain karena infeksi dan status gizi balita hampir
kesediaan bahan pangan tidak ada setengahnya adalah kurang.
dan kurangnya kesadaran masyarakat Sehingga ada hubungan antara
dengan status gizi anaknya. penyakit infeksi dengan status gizi
Akibatnya adanya hubungan yang pada balita di Puskesmas Jambon
sangat kuat antara malnutrisi dan Kecamatan Jambon Kabupaten
kematian anak balita dikarekan anak Ponorogo Tahun 2014.
menderita gizi kurang disertai Dari hasil penelitian ini
penyakit infeksi (Schroeder, 2001). diharapkan dapat meningkatkan
Dari hasil tabulasi diatas pemberian informasi tambahan
bahwa sebagian besar dari responden tentang penyakit infeksi dan tentang
yaitu sebanyak 45 responden status gizi serta pencegahan tentang
(65,2%) menderita penyakit infeksi masalah gizi terutama pada balita,
dengan status gizi balita adalah penanganan gizi pada balita dan
kurang 34 responden (49,3%). pencengahan terhadap masalah
Penyelesaian masalah status gizi penyakit infeksi pada balita.
tidak dapat dilakukan dengan
pemenuhan kebutuhan nutrisi yang DAFTAR RUJUKAN
berlebihan tentunya pemenuhan Almatsier, Sunita. (2009). Prinsip
kebutuhan nutrisi tersebut haruslah Dasar Ilmu Gizi. Jakarta :
seimbang . PT Gramedia Pustaka
Gizi kurang merupakan Utama
masalah yang perlu penanganan Arikunto. Suharsimi. (2010).
serius. Berbagai upaya telah Prosedur Penelitian
dilakukan pemerintah antara lain Suatu Pendekatan
melalui revitalisasi Posyandu dalam Praktik. Jakarta : Rineka
meningkatkan cakupan penimbangan Cipta
balita, penyuluhan dan

 
 
 
Java Health Journal, Jilid 2, Nomor 1, April 2015 8

Baliwati, Yayuk Farida, dkk. (2006). Penelitian Ilmu


Pengantar Pangan dan Keperawatan. Jakarta :
Gizi. Jakarta : Penebar Salemba Medika
Swadaya Pratiknya, Ahmad Watik. (2008).
Gizi, Departemen, dkk. (2007). Gizi Dasar-dasar Metodologi
dan Kesehatan Penelitian Kedokteran
Masyarakat. Jakarta : PT dan Kesehatan. Jakarta :
Raja Grafindo Persada PT Raja Grafindo Persada
Hidayat, Aziz Alimul. (2007). Riset Santoso, Soegeng, dkk. (2009).
Keperawatan dan Teknik Kesehatan dan Gizi.
Penulisan Ilmiah. Jakarta: Jakarta : PT Ineka Cipta
Salemba Medika Sediaoetama, Achmad Djaeni.
Hidayat, Aziz Alimul. (2008). (2006). Ilmu Gizi untuk
Metode Penelitian Mahasiswa dan Profesi.
Kebidanan & Teknik Jilid II. Jakarta : Dian
analisis data. Jakarta : Rakyat
Salemba Medika Soegianto, Benny, dkk. (2007).
Hidayat, Aziz Alimul. (2012). Riset Penilaian Status Gizi dan
Keperawatan dan Teknik Buku Antropometri Who-
Penulisan Ilmiah. Jakarta: NCHS . Surabaya : CV.
Salemba Medika Duta Prima Airlangga
Kartasapoetra, G, dkk. (2008). Ilmu Supariasa, I Dewa Nyoma, dkk.
Gizi (Korelasi Gizi, (2002). Penilaian Status
Kesehatan dan Gizi. Jakarta : Buku
Produktivitas Kerja). Kedokteran EGC
Jakarta : PT Rineka Cipta
Mubarak, Wahid Iqbal, dkk. (2009). 1
Dosen Program Studi Ilmu
Ilmu Kesehatan Keperawatan Fakultas Ilmu
Masyarakat : Teori dan Kesehatan Universitas Kadiri
Aplikasi. Jakarta :
Salemba Medika
Nawawi, Hadari .(2008). Metode
Penelitian Bidang Sosial.
Yogyakarta : Gadjah
Mada University Press
Nazir, Moh Ph.D. (2003). Metode
Penelitian. Jakarta :
Ghalia Indonesia
Notoatmodjo. Soekidjo.(2007).
Kesehatan Masyarakat
Ilmu dan Seni. Jakarta :
PT Rineka Cipta
Notoatmodjo. Soekidjo. (2010).
Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta : PT
Rineka Cipta
Nursalam. (2011). Konsep dan
Penerapan Metodologi

 
 

You might also like