Jurnal Komunikasi Profesional: Vol 3, No 2 December 2019 Halaman 139 - 152
Jurnal Komunikasi Profesional: Vol 3, No 2 December 2019 Halaman 139 - 152
Jurnal Komunikasi Profesional: Vol 3, No 2 December 2019 Halaman 139 - 152
English Title: The influence of ayu ting ting's image as the brand
ambassador for the rexona deo lotion ad in purchasing decisions in the
village of Karangan, Trenggalek
Abstract
In an increasingly modern era like now, business competition that occurs
between one company and another is increasingly dynamic, complex and
presents various challenges that must be faced by the company to capture and
maintain market share. Taking top celebrities to become brand ambassadors
or advertising stars is an effective way to increase purchases. Ayu Ting Ting,
with all her popularity and controversy, has collaborated with Rexona to
become a star ambassador for Rexona deo lotion products. The image of a
brand ambassador becomes one of the considerations in choosing a brand
ambassador. A positive self-quality image and public trust from a celebrity who
is an advertisement star or brand ambassador will further obscure the
advertising products that star in it. The theory used in this study is
communication theory, marketing communication, advertising, theory brand
ambassadors, image and purchasing decisions. The method used in this study
is quantitative research with the type of correlational quantitative research. The
samples in this study were 100 female respondents in Karangan village of
Trenggalek, with a range of ages between 17 to 25. From the results of
statistical calculations, it was shown that there was a significant influence on
the image of Ayu Ting Ting as a brand ambassador for Rexona Deo lotion's
advertisement on purchasing decisions in the Karangan village of Trenggalek.
Keywords: image; purchasing decision
Abstrak
Di zaman yang semakin modern seperti saat ini, persaingan bisnis yang
terjadi antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya semakin
dinamis, kompleks dan memunculkan berbagai tantangan yang harus
dihadapi perusahaan untuk merebut dan mempertahankan pangsa pasar.
Menggandeng selebriti papan atas untuk menjadi brand ambassador atau
bintang iklan menjadi salah satu cara efektif untuk meningkatkan
pembelian. Ayu Ting Ting dengan segala kepopuleran dan kontroversi yang
dimilikinya digandeng perusahaan Rexona untuk menjadi bintang
ambassador produk Rexona deo lotion. Citra seorang brand ambassador
menjadi salah satu pertimbangan dalam memilih brand ambassador atau
bintang iklan. Citra kualitas diri yang positif serta kepercayaan publik dari
seorang selebriti yang menjadi bintang iklan atau brand ambassador akan
semakin menggerlapkan produk iklan yang dibintanginya. Adapun teori yang
dipakai dalam penelitian ini ialah teori komunikasi, komunikasi pemasaran,
iklan, brand ambasador, citra dan keputusan pembelian. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini ialah penelitian kuantitatif dengan tipe
penelitian kuantitatif korelasional. Yang menjadi sampel dalam penelitian ini
ialah remaja wanita di desa Karangan Trenggalek sebanyak 100 responden,
dengan jangkauan usia antara 17 hingga 25 tahun. Dari hasil perhitungan
statistik yang dilakukan menunjukkan bahwa secara signifikan terdapat
pengaruh citra Ayu Ting Ting sebagai brand ambassador iklan Rexona Deo
lotion terhadap keputusan pembelian di desa Karangan Trenggalek.
PENDAHULUAN
Di zaman yang semakin modern seperti saat ini, persaingan bisnis yang
terjadi antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya semakin
dinamis, kompleks dan munculnya berbagai tantangan yang harus dihadapi
perusahaan untuk merebut dan mempertahankan pangsa pasar. Tidak
hanya untuk memperkenalkan produknya saja suatu perusahaan harus
mampu mempertahankan produknya agar tetap eksis dan sesuai dengan
kebutuhan konsumen yang semakin kompleks. Belakangan ini industri
periklanan menunjukan perubahan orientasi yang sangat signifikan dari
yang semula iklan hanya menempatkan diri sebagai iklan berbayar kini
menjadi penentu dan pelaksana keputusan yang paling efektif untuk
berkomunikasi dengan konsumen. Iklan dapat mempengaruhi adanya
perilaku konsumen terhadap produk yang diiklankan. Pengaruh iklan
memunculkan perilaku konsumen pun sangat beragam, mulai dari
mendorong konsumen untuk membeli produk ataupun mendorong
konsumen untuk tetap loyal pada produk tersebut.
Iklan muncul diberbagai media baik media televisi, cetak maupun
online. Berdasarkan data yang diperoleh dari Nielsen Pertumbuhan belanja
iklan menunjukkan trend yang positif dari tahun ke tahun. Total belanja
iklan tahun 2017 meningkat 8% dari tahun sebelumnya dengan nilai yang
mencapai Rp 145 Triliun. Porsi belanja iklan sepanjang 2017 masih
140
didominasi oleh media TV sebesar 80% dari total belanja iklan yang tumbuh
12% dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Untuk sektor-sektor di Produk
Cepat Habis (FMCG), mengalami pertumbuhan belanja iklan yang positif.
Belanja iklan di kategori Perawatan Pribadi adalah yang terbesar yaitu
mencapai Rp 24,9 Triliun dan naik 21% dibandingkan periode sebelumnya
(Nielson.com, 2018). Salah satu cara yang digunakan oleh suatu perusahaat
untuk menarik konsumen yaitu dengan menggadeng seorang brand
ambassador dalam iklnanya. Mereka dipilih oleh perusahaan sebagai
simbolisasi atau penanda untuk mewakili keinginan dan kebutuhan dari
calon konsumen. Sebuah survei yang dilakukan oleh Crowdtap, perusahaan
yang bergerak di bidang branding di Amerika, menunjukkan bahwa 70%
konsumen cenderung akan lebih yakin membeli sebuah produk jika produk
tersebut direkomendasikan oleh orang terdekat atau individu yang ia
percayai (rappler.com diakses 29 desember 2017)
Citra dari seorang brand ambassador menjadi salah satu pertimbangan
penting dalam memilih brand ambassador atau bintang iklan. Hal ini
dikarenakan orang lebih cenderung untuk memperhatikan serta tertarik
untuk membeli produk yang digunakan oleh brand ambassador yang menjadi
wakilnya.
Salah satu produk deodoran unggulan di Indonesia menggunkan brand
ambassador selebriti ialah rexona. Rexona merupakan merek deodoran
pencegah keringat dan bau badan terkemuka di Indonesia, berbagai jenis
produknya laris manis dipasaran. Pada tahun 2015 rexona masih menjadi
produk deodoran nomer satu di Indonesia.
(http://mix.co.id/index.php?option=com_content&task=view&id=542&Ite
mid=149). Produk – produk rexona didesain sedemikian mungkin untuk
menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat di seluruh dunia
(https://www.unilever.co.id/brands/our-brands/rexona.html).
Adapun salah satu produk rexona yang laris dipasaran ialah Rexona
Deo Lotion, produk ini menggandeng Ayu Ting Ting sebagai brand
ambasador-nya. Ia dipilih untuk mewakili pesan yang ingin disampaikan
kepada khalayak mengenai keunggulan serta manfaat dari produk Rexona
Deo Lotion. Melalui iklan berdurasi 30 detik Ayu Ting Ting diharapkan
mampu memberikan pengaruh pada khalayak untuk membeli produk
tersebut.
Ayu Ting Ting menjadi salah satu selebriti yang sangat fenomenal,
kesuksesan yang diraih membuatnya dijadikan brand ambasador produk
rexona deo lotion, dibalik itu semua berbagai isu dan gosip negatif mengenai
dirinya seolah–olah tidak ada habisnya. Segala tingkah laku Ayu Ting Ting
selalu dikaitkan dengan Raffi Ahmad. Tentunya hal tersebut memunculkan
opini di masyarakat mengenai citra Ayu Ting Ting yang mulai memburuk.
Dalam penelitian remaja di desa Karangan Trenggalek menjadi objek
penelitian. Berdasarkan hasil observasi sederhana yang dilakukan peneliti
diketahui di desa tersebut citra Ayu Ting Ting sebagai seorang brand
ambassador dari produk Rexona Deo lotion sangat kuat. Konsumen selalu
mengkait kaitkan Rexona Deo lotion dengan Ayu Ting Ting. Dengan adanya
berbagai pemberitaan dan fakta–fakta mengenai dirinya baik yang bersifat
negatif maupun positif apakah mampu mempengaruhi citranya sebagai
141
seorang brand ambassador yang sudah melekat di mata konsumen,
kemudian mampu mempengaruhi keputusan pembelian.
Adapun tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui seberapa
besar pengaruh Citra Ayu Ting Ting sebagai brand ambassador iklan Rexona
Deo lotion terhadap keputusan pembelian konsumen di desa Karangan,
Trenggalek.
Hipotesis penelitian awal ialah Ho = Tidak ada pengaruh yang signifikan
antara Citra Ayu Ting Ting sebagai brand ambasador dari iklan Rexona Deo
lotion terhadap keputusan pembelian di desa Karangan trenggalek. Hı = Ada
pengaruh yang signifikan antara Citra Ayu Ting Ting sebagai brand
ambasador dari iklan Rexona Deo lotion terhadap keputusan pembelian di
desa Karangan trenggalek.
Komunikasi menurut Deddy Mulyana, M.A., Ph.D. (2005:41). Ilmu
Komunikasi Suatu Pengantar, kata komunikasi atau communication dalam
bahasa inggris berasal dari kata latin communis yang “sama”. ¹ communico, ²
communicatio, atau ³ communicare yang berarti “membuat sama” (to make
common). Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang
menjelaskan siapa, mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa?
Dengan akibat atau hasil apa? (Who? Say what? In Which channel? To whom?
Whith what effect)” (Laswell, 1960). Ada beberapa sejumlah unsur yang
dicangkup, dimana merupakan persyaratan untuk terjadinya komunikasi.
Adapun komponennya menurut Effendy (2009:29) adalah sebagai berikut:
1. Komunikator yaitu orang yang menyampaikan pesan
2. Pesan yaitu pernyataan yang didukung oleh lambang
3. Komunikan yaitu orang yang menerima pesan.
4. Media yaitu sarana atau saluran yang mendukung pesan bila komunikan
jauh tempatnya atau banyak jumlahnnya.
5. Efek yaitu dampak dari pengaruh sebagai pesan.
Komunikasi Pemasaran menurut Blythe, 2008 (dalam Nur Khoisoh dan
Yenita, 2015: 7), mengatakan bahwa komunikasi pemasaran merupakan
suatu langkah menuju pendekatan terpadu dalam efisiensi untuk mencapai
sinergi yang melibatkan penggabungan dari fungsi komunikasi yang berbeda
dengan cara yang memungkikan organisasi untuk berbicara dengan satu
satu suara yang sama. Sedangkan menurut Agus Hermawan dalam bukunya
Komunikasi Pemasaran, pengertian komunikasi pemasaran dimulai dengan
pemenuhan kebutuhan manusia yang kemudian tumbuh menjadi keinginan
manusia. Proses pemenuhan kebutuhan dan keinginan manusia inilah yang
menjadi konsep pemasaran. Dalam dunia pemasaran dituntut untuk bisa
mencapai kinerja pemasaran. Kinerja pemasaran yang dapat dilihat dari
berbagai hal, mulai dari merek yang kuat, pangsa pasar yang besar,
penjualan yang tinggi, pelayanan yang prima, profit, loyalitas dan lain–lain
(2012 : 28). Dalam perkembangannya, strategi komunikasi pemasaran dapat
dilakukan secara teritegrasi dilengkapi dengan berbagai macam bauran
promosi (promotion mix) dengan jalan menyeimbangkkan kekuatan dan
kelemahan untuk mmenghasilkan program komunikasi yang efektif.
Menurut Four As (The America Assosiation of Advertising Agency), Integrated
Marketing communication (IMC) adalah konsep perencanaan komunikasi
pemasaran yang mengakui nilai tambah dari perencanaan komprehensif –
142
misalnya iklan, respon langsung, promosi penjualan, dan humas serta
memadukannya untuk meraih kejelasan pesan, konsistensi, dan dampak
komunikasi maksimal melalui terintegrasi maksimal (Agus Hermawan, 2012
: 52).
Brand Ambassador menurut Lea - Greenwood, dalam Muhammad
Iksan Putra dkk (2014:4), A brand ambassador is a tool used by companies to
communicate and connect with the public, regarding how them actually
enhances sales. Brand ambassador adalah ikon budaya atau
identitas,dimana mereka bertindak sebagai alat pemasaran yang mewakili
pencapaian individualisme kejayaan manusia serta komodifikasi dan
komersialisasi suatu produk.
Dalam buku dasar – dasar Public Relation Drs. Soleh Soemirat, M.S. dan
Drs. Elvinaro Ardianto, M.Si. (2010:114), citra adalah kesan yang diperoleh
seseorang berdasarkan pengetahuan dan pengertian tentang fakta–fakta atau
kenyataan. Kesan ini diciptakan dari secara sengaja dari suatu obyek, orang
atau organisasi. Untuk mengetahui citra seseorang terhadap suatu obyek
tersebut. Proses pembentukan citra dalam struktur kognitif yang sesuai
dengan pengertian sistem komunikasi dijelaskan oleh John S. Nimpeono,
dalam laporan penelitian tentang Tingkah Laku Konsumen, seperti yang
dikutip Dana saputra, sebagai berikut:
Kognisi
Stimulus Persepsi Sikap Respon
Respon Perilaku
Motivasi
Gambar 1
Menurut Moore, 2004 dalam Nur Kholisoh dan Yenita (2015:6) citra
bersifat abstrak namun dan tidak dapat diukur tetapi wujudnya bisa
dirasakan berdasarankan penelitian baik dan buruk dari publiknya. Proses
pembentukan citra pada akhirnya akan menghasilkan sikap, pendapat,
tanggapan atau perilaku tertentu. Untuk mengetahui bagaimana citra suatu
obyek tertentu di benak publiknya dibutuhkan adanya suatu penelitian.
Dalam pembentukan citra, ada beberapa hal yang perlu dipahami sebelum
citra tersebut dikenal oleh masyarakat luas. Salah satu hal yang perlu jadi
perhatian adalah adanya informasi yang memadai. Menurut Horisson (1995)
dalam Tri Indah Dimasningtias (2012:9), informasi yang lengkap mengenai
citra meliputi empat elemen sebagai berikut:
1. Personality, keseluruhan karakteristik yang dipahami publik sasaran
seperti kejujuran, kepercayaan, dan kredibilitas.
143
2. Reputasi, hal yang telah dilakukan diyakini publik sasaran berdasarkan
pengalaman sendiri maupun pihak lain.
3. Value, nilai – nilai yang dimiliki dengan kata lain kebudayaan dan
kepedulian terhadap sesama.
4. Corporate Identity, merupakan komponen yang mempermudah
pengenalan terhadap publik sasaran. Identitas merupakan salah satu
faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan citra, dimana identitas
yang baik merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan citra yang baik
pula. Karena identitas membentuk kesan pertama yang timbul di
masyarakat. Dengan anggapan bahwa kesan merupakan awal mula dari
adanya sebuah persepsi.
Sedangkan menurut Freddy Rangkuti (2010:23), Periklanan adalah
komunikasi non individu dengan sejumlah biaya, melaluiberbagai media
yang dilakukan oleh perusahaan, lembaga nirlaba, serta individu. Periklanan
diartikan sebagai bentuk prestasi non personal yang dibayar oleh sponsor
untuk mempresentasikan gagasan atau ide promosi dari barang atau jasa
tertentu. Menurut Terence A Shimp dalam Nuraini Putri (2015:23) fungsi
dari iklan yaitu memberikan informasi, membujuk, dan mempengaruhi,
mengingatkan memberikan nilai tambah dan mendampingi. Iklan
merupakan salah satu bentuk promosi yang baling efektif dibandingkan
yang lainnya karena iklan yang paling banyak dibahas oleh orang, karena
mungkin iklan memiliki jangkauan yang paling luas. Iklan di media massa
dapat digunakan untuk menciptakan citra merek dan daya tarik simbolis
bagi suatu perusahaan atau merek tertentu.
Konsumen melakukan berbagai keputusan dalam pencarian,
pembelian, penggunaan beragam produk, dan merek. Sebelum seseorang
melakukan tindakan pembelian, maka ia akan membuat keputusan
pembelian. Proses pembelian baik pada pasar konsumen maupun pasar
organisasi dipandang sebagai serangkaian tahap yang dilalui pembeli dalam
membeli suatu produk atau jasa. Pada suatu titik pada proses pembelian
konsumen harus berhenti mencari dan berhenti melakukan evaluasi untuk
membuat keputusan pembelian. Sebagai hasil dari kegiatan evaluasi
alternative, konsumen mulai mengarah pada niat atau keinginan untuk
membeli. Keputusan pembelian adalah tahap selanjutnya setelah adanya
niat atau keinginan membeli, namun keputusan pembelian tidak sama
dengan pembelian sebenarnya. Ketika konsumen memilih untuk membeli
suatu produk/merek, ia harus melaksanakan keputusan pembelian dan
pembelian yang sebenarnya (Morissan, 2010:111). Menurut Kotler (2009)
terdapat lima proses keputusan pembelian yang dilalui oleh setiap individu
dalam melakukan suatu proses pembelian:
1. Pengenalan kebutuhan
Tahap awal keputusan membeli, konsumen mengenali adanya
masalah kebutuhan akan produk yang dibeli. Konsumen merasa adanya
perbedaan antara keadaan nyata dan keadaan yang diinginkan.
Kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal (kebutuhan) dan
eksternal (pengaruh penggunaan produk serupa sesuai dengan
kebutuhan.
144
2. Pencarian informasi
Tahap keputusan pembelian yang dapat merangsang konsumen
untuk mencari informasi lebih banyak. Konsumen mungkin hanya
meningkatkan perhatian atau mungkin aktif mencari informasi.
3. Evaluasi alternative
Proses yang dilakukan konsumen untuk menggunakan informasi
yang didapat untuk mengevaluasi alternative yang ada, proses memilih
produk yang akan dibeli.
4. Keputusan pembelian
Konsumen merencanakan untuk membeli sebuah produk dan
kemudian membeli produk tertentu untuk pemenuhan kebutuhan.
5. Tingkah laku pasca pembelian
Tindak lanjut setelah membeli berdasarkan pada rasa puas tidaknya
konsumen pada produk yang digunakan.
Tipe penelitian yang digunakan adalah Kuantitatif Korelasional yaitu
penelitian yang digunakan untuk mencari, menjelaskan dan menguji 2 buah
variabel yang memakai uji statistik dengan mengukur variabel X (variabel
bebas) dan variabel Y (variabel terikat). Yang dapat digambarkan sebagai
berikut:
Variabel X Variabel Y
Gambar 2
Variabel Penelitian
Keterangan:
n : Ukuran sampel
N : Ukuran Populasi
145
e : Batas Kesalahan yang ditolelir
I : Angka Konstan
n= 436
1 + 436 (0,1)2
= 436
4,37
= 99,9
Uji Reliabilitas adalah teknik analisis yang kedua. Uji reliabilitas yang
bertujuan untuk mengetahui konsistensi hasil pengukuran variabel.
Reliabilitas dilakukan untuk menguji apakah kuesioner yang disebarkan ke
responden dapat diandalkan sebagai alat ukur. Untuk mengukur reliabilitas
atau tidaknya suatu data bisa diuji menggunakan Alpha Cronbach. Alpha
Cronbach memiliki rumus sebagai berikut:
146
model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai koefisien
determinasi adalah antara nol dan satu. Uji penelitian yang terakhir
menggunakan Uji T. Uji T pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam
menerangkan variasi variabel dependen. Apabila t hitung > t tabel maka H0
ditolak, artinya ada pengaruh positif. Apabila t hitung < t tabel maka H0
diterima, artinya tidak ada pengaruh.
DISKUSI
147
Tabel 2
Uji validitas Keputusan Pembelian (Y)
Reliabilitas
Variabel
Koefisien
Alpha Angka kritik Keterangan
148
Uji Normalitas
Tabel 4
Uji Normalitas
B Std. Beta
Error
Berdasarkan hasil analisa regresi yang disajikan dalam Tabel 3.21 maka
didapatkan persamaan sebagai berikut : Y= 5.141 + 0,826 X
Persamaan regresi menunjukkan hubungan positif antara Citra Ayu
Ting Ting sebagai brand ambassador Rexona Deo lotion (X) dengan keputusan
149
pembelian (Y) artinya semakin tinggi Citra Ayu Ting, maka keputusan
pembelian konsumen pada produk Rexona Deo lotion juga mengalami
peningkatan dan sebaliknya.
Tabel 7
Nilai Determinasi (R2)
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Std. Error of
Square the Estimate
a. Predictors: (Constant), X
Tabel 6
Hasil pengujian hipotesis dengan uji t
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardiz T Sig.
Coefficients ed
Coefficient
s
B Std. Error Beta
(Consta
5.141 .922 5.578 .000
nt)
1
X .826 .042 .894 19.778 .000
a. Dependent Variable: Y
Berdasarkan tabel 3.23, Nilai t hitung citra Ayu Ting Ting terhadap
keputusan pembelian oleh remaja di dessa Karangan Trenggalek 19.778,
150
sementara untuk t tabel dengan sig. α = 0,010 dan df = n-k, yaitu 100-1 =
99 maka didapat t tabel satu sisi sebesar 1.660. Nilai t hitung lebih besar
dibandingan t tabel, hal ini menunjukkan diterimanya Hal yang menyatakan
ada pengaruh positif dan signifikan antara citra Ayu Ting Ting terhadap
keputusan pembelian oleh remaja di desa Karangan Trenggalek.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Freddy Rangkuti. (2009). Strategi Promosi Yang Kreatif Dan Analisis Integrated
Marketing Communications. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Hermawan, Agus. (2012). Komunikasi Pemasaran. Jakarta :Erlangga.
http://mix.co.id/index.php?option=com_content&task=view&id=542&Ite m
id=149
151
Kotler, Philip. (2009). Manajemen Pemasaran, Edisi 13. Jilid 1. Jakarta :
Erlangga.
Nuraini, P., Fitriyah, N., & Nurjuman, H. (2015). Pengaruh Kredibilitas Brand
Ambassador Band NOAH Dalam Iklan Vaseline Men Terhadap Keputusan
Membeli Produk (Survei Pengaruh Brand Ambassador Band Noah Dalam
Iklan Vaseline Men Terhadap Keputusan Membeli Produk Yang Dilakukan
Oleh Fans Club Noah “Sahabat Serang”) (Doctoral dissertation,
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa).
152