1 SM

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 15

ANALISIS BEBAN KERJA BIDANG PENGELOLAAN SAMPAH DINAS

LINGKUNGAN HIDUP DAN KEBERSIHAN KOTA PEKANBARU

Oleh : Suci Arischa


Pembimbing : Zulkarnain
Program Studi Administrasi Publik - Jurusan Ilmu Administrasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Riau
Kampus Bina Widya, Jl. H.R. Soebrantas Km 12,5 Simp. Baru, Pekanbaru 28293
Telp/Fax. 0761-63277

Abstract

The idea of the realization of good governance through bureaucratic


reform needs to be implemented. Bureaucratic reform is essentially an effort to
reform and fundamental changes to the system of governance, especially
concerning aspects of structuring and strengthening human resources,
strengthening organizations, and improving management. This research aims to
find out the optimal number of human resources and fleets to bear the workload
that is in the Department of Environment and Cleanliness of Pekanbaru City. To
overcome the problem of workload that occurred in the Waste Management
Sector of the City Environment and Hospital Office, the qualitative method was
used in this study. This method will provide information about the allocation of
human resources and facilities and infrastructure to complete the existing
workload. From the research conducted, it can be concluded that the waste in
Pekanbaru City still cannot be transported properly due to the lack of the number
of transport officers and garbage transport fleets owned by the Pekanbaru City
Environment and Hygiene Agency especially in the Field of Waste Management.
The high number of waste generation in the city of Pekanbaru is not in
accordance with the number of officers and transport fleets, so that the garbage
problems in the city of Pekanbaru still cannot be handled properly.

Keywords: Workload Analysis, Human Resources, garbage.

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 1


BAB I dengan pelayanan teknis dibidang
tata lingkungan, pengelolaa
PENDAHULUAN pengendalian pencemaran
lingkungan dan pengelolaan limbah
1.1. LATAR BELAKANG
bahan berbahayadan beracun serta
Pemikiran tentang perwujudan penataan dan peningkatan kapasitas
tata kelola pemerintahan yang baik lingkungan hidup. Selain itu menurut
(good governance) melalui reformasi peraturan Walikota kota Pekanbaru
birokrasi perlu dilaksanakan. No. 103 tahun 2016 pasal 30 tentang
Reformasi birokrasi pada hakikatnya Tata kerja, yaitu :
merupakan upaya untuk melakukan
pembaharuan dan perubahan 1. Dalam melaksanakan tugas dan
mendasar terhadap sistem fungsinya setiap pimpinan unit
penyelenggaraan pemerintahan organisasi dan kelompok
terutama menyangkut aspek-aspek tenaga fungsional dalam
yakni penataan dan penguatan lingkup Dinas Lingkungan
sumber daya manusia, penguatan Hidup dan Kebersihan kota
organisasi, dan pembenahan Pekanbaru wajib menerapkan
ketatalaksanaan. Salah satu area prinsip-prinsip koordinasi,
perubahan dalam reformasi birokasi integrasi, sinkronisasi, dan
adalah peningkatan sumber daya simplikasi secara vertikal dan
manusia aparatur. horizontal baik dalam
lingkungan masing-masing
Implementasi reformasi organisasi maupun antar satuan
birokrasi tentunya harus organisasi di lingkungan
dilaksanakan secara menyeluruh di pemerintah daerah serta
setiap birokrasi pemerintah daerah. dengan instansi lain diluar
Lembaga teknis adalah salah satu pemerintah daerah sesuai
unsur pendukung Walikota yang dengan serta dengan instansi
bertugas melaksanakan penyusunan lain diluar pemerintah daerah
dan pelaksanaan kebijakan daerah sesuai dengan tugas masing-
yang bersifat spesifik. Salah satu masing.
lembaga teknis daerah yaitu Dinas 2. Setiap pimpinan satuan
Lingkungan Hidup dan kebersihan. organisasi bertanggung jawab
Berdasarkan peraturan daerah kota memimpin,
Pekanbaru Nomor 9 Tahun 2016 mengkoordinasikan dan
tentang pembentukan dan susunan memberikan bimbingan serta
perangkat daerah Kota Pekanbaru petunjuk bagi pelaksanaan
(lembaran daerah kota Pekanbaru tugas bawahannya masing-
tahun 2016 nomor 9) dan peraturan masing.
Walikota Pekanbaru No. 103 tahun 3. Setiap pimpinan satuan
2016 tentang kedudukan, susunan organisasi wajib mengawasi
organisasi, tugas dan fungsi serta bawahannya masing-masing
Tata Kerja Dinas Lingkungan Hidup bila terjadi penyimpangan agar
dan Kebersihan kota Pekanbaru mengambil langkah-langkah
mempunyai tugas pokok membantu yang diperlukan sesuai dengan
Walikota Pekanbaru dalam peraturan perundang-
memberikan pelayanan umum undangan.

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 2


4. Setiap pimpinan satuan karena terdapat permasalahan
organisasi wajib mengikuti dan dilakukan pemutusan kontrak pada
mematuhi petunjuk dan bulan Juni 2016. Pada saat sekarang
bertangung jawab kepada semua pengangkutan sampah
atasan masing-masing dan dilaksanakan oleh Bidang
menyiapkan laporan berkala Pengelolaan Sampah Dinas
tepat pada waktunya. Lingkungan Hidup dan Kebersihan
5. Setiap laporan yang diterima Kota Pekanbaru. Dinas Lingkungan
oleh pimpinan satuan Hidup dan Kebersihan kota
organisasi dari bawahan, wajib Pekanbaru merupakan urusan wajib
diolah dan dipergunakan yang harus diselenggarakan oleh
sebagai kebahan untuk pemerintahan daerah karena
penyusunan laporan lebih termasuk dalam lingkup non
lanjut dan untuk memberikan pelayanan dasar sebagaimana diatur
petunjuk pada bawahan. dalam peraturan pemerintah Nomor
6. Dalam menyampaikan laporan 38 Tahun 2007 tentang pembagian
masing-masing kepada atasan, urusan pemerintahan daerah provinsi
tembusan laporan wajib dan pemerintahan daerah
disampaikan kepada satuan kabupaten/kota.
organisasi lain yang secara
fungsional mempunyai Permasalahan pewadahan
hubungan kerja. sampah sebagai penampung sampah
7. Dalam melaksanakan tugas sementara, baik itu tong sampah
setiap pimpinan satuan maupun TPS masih belum memadai.
organisasi dibawahnya dan Sistem pengankutan sampah melalui
dalam rangka pemberian proses pengangkutan sampah menuju
bimbingan kepada bawahan transfer depo atau kontainer belum
masing-masing wajib efektif dikarenakan masih kurangnya
mengadakan rapat berkala. pemahaman dan kesadaran
masyarakat dalam pengelolaan
Analisis beban kerja yaitu proses sampah. Kondisi saat ini jumlah TPS
untuk menentukan jumlah jam kerja yang dimiliki hanya berjumlah
orang yang digunakan atau sebanyak 17 TPS. Untuk
dibutuhkan untuk merampung suau pengangkutan sampah di kota
pekerjaan dalam waktu tertentu, atau Pekanbarudari TPS/bak – bak
dengan kata lain analisis beban kerja sampah menuju TPA masih belum
bertujuan untuk menentukan berapa maksimal. Sampah tidak dapat
jumlah personalia dan berapa jumlah terangkut seluruhnya ke TPA karena
tanggung jawab atau beban kerja keterbatasan armada dan sumber
yang tepat dilimpahkan kepada daya manusia. Tempat pembuangan
seorang petugas. akhir (TPA) yang dimiliki oleh
pemerintah koata Pekanbaru
Pada bidang pengelolaan sampah, sebanyak 2 unit, pertama TPA Muara
masih ditemukan beberapa Fajar I di Jl. Ikan Raya Kecamatan
permasalahan atau tugas yang belum Rumbai seluas 8,6 ha dan sebagia
terselesaikan dengan baik. Pada telah dijadikan sel sampah.
tanggal 16 November 2015 Selanjutnya TPA Muara Fajar 2
dilakukan kerjasama pengangkutan berlokasi di Kelurahan Muara Fajar
sampah dengan pihak mitra. Namun

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 3


Kecamatan Rumbai dengan luas sebagaimana yang telah dijelaskan
lahan 4,96 Ha. Selain kurangnya diatas maka peneliti tertarik untuk
jumlah TPS, faktor lain yang paling melakukan penelitian tentang
berperan penting dalam “Analisis Beban Kerja Bidang
permasalahan sampah ini adalah Pengelolaan Sampah Dinas
kurangnya sumber daya manusia dan Lingkungan Hidup dan
armada pengangkut. Tidak sesuainya Kebersihan Kota Pekanbaru”.
jumlah SDM dengan beban kerja
yang ditanggung dapat 1.2. RUMUSAN MASALAH
mengakibatkan beban kerja yang Berdasarkan latar belakang
tinggi dan menyebabkan kerja tidak yang sudah diungkapkan, maka
dapat terselesaikan dengan baik. rumusan permasalahan dalam kajian
Berikut tabel jumlah petugas ini adalah :
pengangkut sampah di kota
Pekanbaru. 1. Bagaimana beban kerja Bidang
Pengelolaan Sampah Dinas
Karena pada masing-masing Lingkungan Hidup dan
tugas pekerjaan memerlukan waktu Kebersihan kota Pekanbaru?
dan konsentrasi dalam melaksanakan 2. Apakah faktor yang
pekerjaan tersebut untuk selesai mempengaruhi beban kerja
secara maksimal. Dengan kata lain Bidang Pengelolaan Sampah
pegawai dapat bekerja secara efektif Dinas Lingungan Hidup dan
bila pegawai melakukan pekerjaan Kebersihan Kota Pekanbaru?
sesuai dengan beban kerja yang baik
serta sesuai dengan kemampuan dan 1.3. TUJUAN PENELITIAN
keahlian pegawai. Akibat dari beban
kerja yang tidak sesuai tersebut Berdasarkan latar belakang dan
menyebabkan pegawai tersebut tidak rumusan masalah diatas, dapat
dapat menyelesaikan pekerjaan dijabarkan tujuan dari penelitian ini
sesuai dengan waktu yang ditentukan adalah sebagai berikut :
karena sering terjadi penundaan
pekerjaan sehingga berdampak pada 1. Untuk mengetahui beban kerja
lambatnya pekerjaan yang Bidang Pengelolaan Sampah
seharusnya sudah diselesaikan. Dinas Lingkungan Hidup dan
Kebersihan Kota Pekanbaru.
Pelaksanaan analisis beban 2. Untuk mengetahui faktor-
kerja pada hakekatnya diharapkan faktor yang mempengaruhi
dapat terpenuhinya tuntutan beban kerja Bidang
kebutuhan untuk menciptakan Pengelolaan Sampah Dinas
efektifitas dan efisiensi serta Lingkungan Hidup dan
profesionalisme sumber daya Kebersihan Kota Pekanbaru.
manusia aparatur yang memadai
pada setiap unit kerja Bidang 1.4. MANFAAT PENELITIAN
Pengelolaan Sampah Dinas 1. Manfaat Akademis : sebagai
Lingkungan Hidup dan Kebersihan bahan masukan berupa
kota Pekanbaru. sumbangan pemikiran bagi
perkembangan Studi
Berdasarkan permasalahan- Administrasi Publik, terutama
permasalahan yang terjadi

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 4


yang berkaitan dengan tenaga kerja masa kini dan masa
organisasi. depan sesuai dengan beban
2. Manfaat Praktis : sebagai pekerjaan, kekosong-kosongan dapat
bahan pertimbangan, masukan dihindari dan semua pekerjaan dapat
dan bahan informasi dalam dilaksanakan.
analisis beban kerja oleh Dinas 2.3. Analisis Beban Kerja.
Lingkungan Hidup Dan menurut Heizer dan Render
Kebersihan Kota Pekanbaru, (1996 : 98), standar tenaga kerja
khususnya pada Bagian adalah jumlah waktu yang
Pengelolaan Sampah. diperlukan rata-rata tenaga kerja,
untuk mengerjakan aktivitas kerja
khusus dalam kondisi kerja yang
BAB II normal, atau dengan kata lain standar
tenaga kerja dapat digunakan untuk
TINJAUAN PUSTAKA menetapkan jumlah personil, agar
2.1. Manajemen Sumber Daya mampu menghasilkan produksi yang
Manusia diharapkan perusahaan. Lebih jauh
Dalam suatu organisasi hal dikatakan, bahwa untuk menentukan
diperhatikan adalah sumber daya standar tenaga kerja dapat dilakukan
manusia yang menjadi pendukung dalam empat cara, yakni berdasarkan
utama tercapainya tujuan organisasi. pengalaman masa lalu, pengkajian
Sumber daya manusia menempati waktu, standar waktu sebelum
posisi strategis dalam organisasi. penentuan, dan pengambilan contoh
Sumber daya manusia menempati kerja.
posisi strategis dalam organisasi,
maka dari itu sumber daya manusia 2.4. Pengukuran Beban Kerja
yang paling penting yang perlu Menurut Suci R. Mar’ih
harus digerakkan secara efektif dan Koesomowidjojo (2017 : 33), untuk
efisien sehingga mempunyai tingkat mengetahui seberapa besar beban
hasil daya guna yang tinggi. kerja yang harus diemban oleh
Manajemen sumber daya manusia karyawan ada beberapa indicator
adalah serangkaian strategis, proses nya, yaitu :
dan aktivitas yang disesain untuk 1. Kondisi Pekerjaan
menunjang tujuan perusahaan Kondisi pekerjaan yang
dengan cara mengintegrasikan dimaksud adalah bagaimana seorang
kebutuhan perusahaan dan individu karyawan memahami pekerjaan
SDM nya (Rivai, 2009 : 1). tersebut dengan baik. Misalnya,
karyawan yang berada dalam divisi
2.2. Perencanaan Sumber Daya produksi tentunya akan berhubungan
Manusia dengan mesin-mesin produksi.
Perencanaan sumber daya Sejauh mana kemampuan dan
manusia merupakan proses pemahaman karyawan dalam
pengambilan keputusan dalam penguasaan mesin-mesin produksi
menyewa dan menempatkan untuk membantu mencapai target
karyawan dalam perusahaan produksi yang telah ditetapkan.
(Mangkuprawira, 2003 : 96).
Perencanaan kebutuhan tenaga kerja
atau sumber daya manusia (SDM)
dimaksudkan agar jumlah kebutuhan

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 5


2. Penggunaan Waktu Kerja dalam jenis penelitian survey dengan
Waktu kerja yang sesuai pendekatan deskriptif. Pendekatan
dengan SOP tentunya akan deskriptif adalah penelitian yang
meminimalisir beban kerja dilakukan terhadap variabel mandiri,
karyawan. Namun, ada kalanya suatu yaitu tanpa membuat perbandingan
organisasi tidak memiliki SOP atau atau menghubungkan dengan
tidak konsisten dalam melaksanakan variabel yang lain.
SOP, penggunaan waktu kerja yang 1.2. Lokasi Penelitian
diberlakukan kepada karyawan Lokasi penelitian dilakukan di
cenderung berlebihan atau sangat Dinas Lingkungan Hidup dan
sempit. Kebersihan Kota Pekanbaru. Alasan
3. Target Yang Harus Dicapai peneliti memilih lokasi tersebut
Target kerja yang ditentukan sebagai tempat penelitian, karena
oleh perusahaan tentunya secara peneliti menemukan beberapa
langsung akan mempengaruhi beban kesenjangan dalam beban kerja yang
kerja yang diterima oleh karyawan. terjadi pada Bidang Pengelolaan
Semakin sempit waktu yang Sampah Dinas Lingkungan Hidup
disediakan untuk melaksanakan Dan Kebersihan Kota Pekanbaru.
pekerjaan tertentu atau tidak Salah saatunya adalah masih adanya
seimbangnya antara waktu beberapa tugas yang belum bisa
penyelesaian target pelaksanaan dan terselesaikan dengan baik dan belum
volume kerja yang diberikan, akan bisa diselesaikan dalam waktu yang
semakin besar beban kerja yang sudah ditentukan.
diterima dan dirasakan oleh 1.3. Informan Penelitian
karyawan. Untuk memperoleh informan
penelitian, peneliti menggunakan
BAB III teknik purposive sampling. Menurut
METODE PENELITIAN Sugiyono (2010) purposive sampling
Menurut Sugiyono (2013:2), adalah teknik untuk menentukan
metode penelitian pada dasarnya sampel penelitian dengan beberapa
merupakan cara ilmiah untuk pertimbangan tertentu yang bertujuan
mendapatkan data dengan tujuan dan agar data yang diperoleh nantinya
kegunaan tertentu. Berdasarkan hal bisa lebih representatif. Informan
tersebut terdapat empat kata kunci dalam penelitian ini adalah :
yang perlu diperhatikan yaitu cara 1. Subbag umum Dinas
ilmiah, data, tujuan dan kegunaan. Lingkungan Hidup Dan
1.1. Jenis Penelitian Kebersihan Kota Pekanbaru.
Jenis penelitian yang 2. Kepala Bagian Pengelolaan
digunakan dalam penelitian ini Sampah Dinas Lingkungan
adalah penelitian deskriptif kualitatif. Hidup Dan Kebersihan Kota
Dalam penelitian ini, peneliti Pekanbaru.
berusaha mneggambarkan dan 3. Kepala Bagian Seksi Sarana
menjelaskan tentang fenomena yang Dan Prasarana Dinas
terjadi di Bidang Pengelolaan Lingkungan Hidup Dan
Sampah Dinas Lingkungan Hidup Kebersihan Kota Pekanbaru.
dan Kebersihan Kota Pekanbaru.
4. Beberapa Petugas Pengangkut
Dalam menganalisas beban kerja, Sampah Dinas Lingkungan
apabila dilihat dari tingkat
eksplanasinya maka dikelompokkan

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 6


Hidup Dan Kebersihan Kota Menurut Maryadi dkk (2010 :
Pekanbaru. 14), teknik pengumpulan data yang
1.4. Sumber Data digunakan dalam penelitian kualitatif
Menurut Arikunto (1998 : adalah teknik yang memungkinkan
144), sumber data adalah subjek dari memperoleh data detail dengan
mana suatu data dapat diperoleh. waktu yang relatif lama. Menurut
Menurut Sutopo (2006 : 56-57) Sugiyono (2006 : 62) “teknik
sumber data adalah tempat data pengumpulan data merupakan
diperoleh dengan menggunakan langkah yang paling strategis dalam
metode tertentu baik berupa manusia, penelitian, karena bertujuan utama
artefak, ataupun dokumen-dokumen. dari penelitian adalah mendapatkan
Menurut Moleong (2001 : 112), data”.
pencatatan sumber data melalui Teknik pengumpulan data yang
wawancara atau pengamatan digunakan dalam penelitian ini
merupakan hasil gabungan dari adalah teknik observasi, teknik
kegiatan melihat, mendengar dan wawancara dan teknik dokumentasi.
bertanya. Pada penelitian kualitatif, 1. Teknik Observasi
kegiatan-kegiatan ini dilakukan Menurut Nawawi dan Martini
secara sadar, terarah dan senantiasa (1992 : 74) “observasi adalah
bertujuan untuk memperoleh suatu pengamatan dan pencatatan secara
informasi yang diperlukan. Berbagai sistematik terhadap unsur-unsur yang
sumber data yang akan dimanfaatkan tampak pada suatu gejala-gejala pada
dalam penelitian ini sebagai berikut : objek penelitian”. Adanya observasi
1. Data Primer peneliti dapat mengetahui bagaimana
Data primer adalah sumber gejala-gejala permasalahan yang
data yang langsung memberikan data terjadi pada Bidang Pengelolaan
kepada pengumpul data (Sugiyono, Sampah Dinas Lingkungan Hidup
2007:156). Data primer adalah data dan Kebersihan kota Pekanbaru. Dari
yang diperoleh langsung dari uraian tersebut dapat ditarik
sumbernya. Data ini didapat dari kesimpulan bahwa observasi
hasil observasi dan wawancara yang merupakan kegiatan pengamatan
berkaitan dengan analisis beban kerja yang dilakukan oleh peneliti guna
di Bidang Pengelolaan Sampah menyempurnakan penelitian agar
Dinas Lingkungan Hidup Dan mencapai hasil yang maksimal.
Kebersihan Kota Pekanbaru. 2. Teknik Wawancara
2. Data Sekunder Menurut Sugiyono (2010 :
Data sekunder dalm penelitian 194), wawancara digunakan sebagai
ini adalah data yang diperoleh bukan teknik pengumpulan data apabila
secara langsung dari sumbernya. peneliti akan melaksanakan studi
Penelitian ini sumber data sekunder pendahuluan untuk menentukan
yang dipakai adalah sumber tertulis permasalahan yang harus diteliti, dan
seperti sumber buku, jurnal, dan juga peneliti ingin mengetahui hal-
dokumen-dokumen seperti data hal yang responden yang lebih
Renstra dan data Lakip dari Dinas mendalam dan jumlah respondennya
Lingkungan Hidup dan Kebersihan sedikit. Dalam wawancara, peneliti
Kota Pekanbaru. meminta informasi kepada Subbag
1.5. Teknik Pengumpulan Data umum dan Subbag program, serta
Kepala Bagian Pengelolaan Sampah

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 7


dan Kepala Seksi Sarana Dan kualitatif. Adapun tujuan dari
Prasarana yang dianggap mengerti penelitian ini adalah untuk
tentang permasalahan yang diteliti di mengungkapkan kejadian atau fakta,
Bidang Pengelolaan Sampah Dinas keadaan, fonomena, variabel dan
Lingkungan Hidup dan Kebersihan keadaan yang terjadi saat penelitian
Kota Pekanbaru. berlangsung di Bidang Pengelolaan
3. Teknik Dokumentasi Sampah Dinas Lingkungan Hidup
Menurut Sugiyono (2013 : dan Kebersihan Kota Pekanbaru.
240), dokumentasi bisa berbentuk Kemudian dibandingkan dengan
tulisan, gambar atau karya-karya konsep maupun teori-teori yang
monumentel dari seseorang. Menurut mendukung pembahasan terhadap
Arikunto (2002:206) menyebutkan permasalahan dalam penelitian ini,
dokumentasi yaitu mencari data dan kemudian mengambil
mengenai hal-hal atau variabel yang kesimpulan yang berlaku umum.
berupa catatan, transkip, buku, surat Untuk menyajikan data agar
kabar,jurnal, majalah, prasasti, mudah dipahami, maka langkah-
notulen rapat, agenda, dan langkah analisis data yang digunakan
sebagainya. dalam penelitian ini adalah analysis
Berdasarkan kedua pendapat interactive model dari Miles dan
para ahli diatas dapat ditarik Huberman yang menbagi langkah-
kesimpulan, bahwa pengumpulan langkah dalam kegiatan analisis data
data dengan cara dokumentasi dengan beberapa bagian yang
merupakan suatu hal yang dilakukan pengumpulan data (data collection),
oleh peneliti guna mengumpulkan reduksi data (data reduction),
data dari berbagai hasil media cetak penyajian data (data display), dan
membahas mengenai narasumber penarikan kesimpulan atau verifikasi
yang akan diteliti. Penelitian ini (conclutions).
menggunakan metode dokumentasi 1. Pengumpulan Data
untuk mencari data tentang Bidang Pada analisis model pertama
Pengelolaan Sampah Dinas dilakukan pengumpulan data hasil
Lingkungan Hidup dan Kebersihan wawancara, hasil observasi, dan
Kota Pekanbaru. berbagai dokumen berdasarkan
kategoriasi yang sesuai dengan
3.6. Analisis Data masalah penelitian kemudian
Menurut Sugiono (2017 : 244) dikembangkan penajaman data
analisis data adalah proses mencari melalui pencarian data selanjutnya.
dan menyusun secara sistematis data 2. Reduksi Data
yang diperoleh dari hasil wawancara, Reduksi data adalah suatu
catatan lapangan dan dokumentasi bentuk analisis yang menajamkan,
dengan cara mengorganisasikan data menggolongkan, mengarahkan
kedalam kategori, menjabarkan sehingga simpulan final dapat ditarik
kedalam unit-unit, memilih mana dan diverivikasi (Miles dan
yang penting dan yang akan Huberman, 2007 : 16).
dipelajari, dan membuat kesimpulan 3. Penyajian Data
sehingga mudah dipahami oleh diri Sajian data merupakan suatu
sendiri maupun orang lain. rangkaian organisasi informasi yang
Analisis data yang digunakan memungkinkan kesimpulan riset
dalam penelitian ini adalah deskriptif dapat dilakukan. Penyajian data

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 8


dimaksudkan untuk menemukan maka harus dilihat dulu dari segi
pola-pola yang bermakna serta kondisi pekerjaan yang akan
memberikan kemungkinan adanya dilakukan dan keahlian yang
penarikan kesimpulan serta dimiliki, karena pada masing-masing
memberikan tindakan (Miles dan tugas pekerjaan memerlukan
Huberman, 2007 : 84). konsentrasi dan keahlian dalam
4. Penarikan Kesimpulan melaksanakan pekerjaan tersebut
Penarikan kesimpulan untuk selesai secara maksimal.
merupakan bagian dari suatu Dengan kata lain pegawai dapat
kegiatan konfigurasi yang utuh bekerja secara efektif bila pegawai
(Miles dan Huberman, 2007 : 18). melakukan pekerjaan sesuai dengan
Kesimpulan-kesimpulan juga beban kerja yang baik serta sesuai
diverifikasi selama penelitian dengan kemampuan dan keahlian
berlangsung. Kesimpulan ditarik pegawai. Pada hakikatnya, indikator
semenjak peneliti menyusun beban kerja yang dilihat dari segi
pencatatan, pola-pola, pernyataan- kondisi pekerjaan ini adalah untuk
pernyataan, konfigurasi, arahan, memudahkan evaluasi atas setiap
sebab-akibat, dan berbagai proposisi proses kerja yang telah ditetapkan
(Harsono, 2008 : 169). oleh suatu lembaga. Tapi pada
kenyataannya, beban kerja yang
BAB V ditanggung oleh petugas pengangkut
HASIL PENELITIAN DAN Bidang Pengelolaan Sampah Dinas
PEMBAHASAN Lingkungan Hidup dan Kebersihan
Adapun data yang diolah Kota Pekanbaru masih belum bisa
dalam penelitian ini adalah data dikendalikan dengan baik karena
tentang pengukuran beban kerja serta jumlah beban kerja dengan jumlah
faktor-faktor yang mempengaruhi armada pengangkut belum sesuai.
beban kerja pegawai dan petugas Jumlah beban yang harus diangkut
pengangkut sampah di Bidang oleh armada pengangkut berbeda-
Pengelolaan Sampah Dinas beda, sesuai dengan jenis armadanya.
Lingkungan Hidup dan Kebersihan Jumlah sampah yang
Kota Pekanbaru. Setelah data ditanggung oleh Bidang Pengelolaan
terkumpul diseleksi dan diolah Sampah Dinas Lingkungan Hidup
berdasarkan ketentuan, maka dan Kebersihan Kota Pekanbaru
hasilnya dapat disajikan sebagai memang cukup banyak. Jumlah
berikut : sampah yang ada tersebut menjadi
beban kerja yang ditanggung oleh
5.1. Analisis Beban Kerja Bidang Pengelolaan Sampah Dinas
Bidang Pengelolaan Sampah Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan
Lingkungan Hidup Dan Kota Pekanbaru. Tingginya jumlah
Kebersihan Kota Pekanbaru beban kerja yang ditanggung
1. Kondisi Pekerjaan membuat Bidang Pengelolaan
Kondisi pekerjaan yang Sampah Dinas Lingkungan Hidup
dimaksud adalah bagaimana seorang dan Kebersihan Kota Pekanbaru
karyawan memahami pekerjaan menjadi kewalahan. Itu disebabkan
tersebut dengan baik. Untuk karena jumlah armada pengangkut
mengetahui seberapa berat beban yang terbatas sedangkan jumlah
kerja yang diemban oleh pegawai, sampah makin hari semakin

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 9


bertambah. Berdasarkan data hasil 3. Target Yang Harus Dicapai
inventarisasi yang dilakukan oleh
Dinas Lingkungan Hidup dan Target yang harus dicapai atau
Kebersihan Kota Pekanbaru tahun yang sudah ditetapkan oleh suatu
2014 adalah sebagian besar sampah lembaga tentunya secara langsung
di kota Pekanbaru bersumber dari akan mempengaruhi beban kerja
sampah rumah tangga, pasar, daerah yang diterima oleh pegawai maupun
komersial, perkantoran, tempat petugas. Semakin sempit waktu yang
wisata dan tempat umum lainnya. disediakan untuk melaksanakan
pekerjaan tertentu atau tidak
seimbangnya antara waktu
2. Penggunaan Waktu Kerja
Waktu kerja yang sesuai dengan SOP penyelesaian target pelaksanaan dan
tentunya akan meminimalisir beban volume kerja yang diberikan, maka
kerja pegawai. Namun, ada kalanya akan semakin besar beban kerja yang
suatu organisasi tidak memiliki SOP diterima atau dirasakan oleh pegawai
atau tidak konsisten dalam atau petugas. Bidang Pengelolaan
melaksanakan SOP, penggunaan Sampah Dinas Lingkungan Hidup
waktu kerja yang diberlakukan dan Kebersihan kota Pekanbaru
kepada pegawai kadang cenderung menargetkan kota Pekanbaru bisa
berlebihan atau sangat sempit. Dalam menjadi kota yang bersih dan bebas
menyelesaikan suatu pekerjaan dari sampah. Tapi pada
tentunya akan membutuhkan energi, kenyataannya, jumlah sampah masih
baik fisik maupun psikis. Waktu saja bertambah dari waktu ke waktu.
kerja yang diberikan kepada pegawai Hal ini menyebabkan jumlah beban
akan mempengaruhi berapa banyak kerja yang dirasakan oleh pegawai
beban kerja yang dapat diselesaikan dan petugas semakin bertambah.
oleh pegawai tersebut. Untuk 5.2. Faktor Yang
menyelesaikan pekerjaan Mempengaruhi Beban Kerja
pengangkutan sampah di tiap-tiap Bidang Pengelolaan Sampah Dinas
kecamatan di Pekanbaru Bidang Lingkungan Hidup dan
Pengelolaan Sampah Dinas Kebersihan Kota Pekanbaru
Lingkungan Hidup dan Kebersihan Dalam menjalani suatu
Kota Pekanbaru memberikan waktu pekerjaan ada beberapa faktor yang
melalui ritasi kepada petugas mempengaruhinya, baik dari segi
pengangkut sampah. Ritasi yang mental maupun fisik. Semua itu akan
diberikan oleh Bidang Pengelolaan berdampak pada hasil kerja yang
Sampah Dinas Lingkungan Hidup dijalani. Sama dengan Bidang
dan Kebersihan Kota Pekanbaru ada Pengelolaan Sampah Dinas
3 ritasi, yaitu ritasi pagi, ritasi siang Lingkungan Hidup dan Kebersihan
dan ritasi malam. Kota Pekanbaru juga memiliki
Beban kerja yang tinggi dapat faktor-faktor penunjang yang dapat
mengakibatkan pegawai maupun mempengaruhi beban kerja para
petugas menjadi stress kerja, minim pegawainya.
konsentrasi, bahkan kenaikan tingkat Menurut Soleman (2001:85),
absensi sehingga mengakibatkan faktor-faktor yang mempengaruhi
beban kerja yang ditanggung akan beban kerja adalah sebagai berikut:
menjadi terbengkalai. 1. Faktor Eksternal

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 10


Faktor eksternal adalah beban pembuangan sampah yaitu dari jam 7
kerja yang berasal dari luar tubuh malam sampai jam 5 pagi, lewat dari
pekerja, antara lain yaitu : jam yang telah ditentukan akan
a. Tugas (task) dikenakan sanksi yang berlaku.
Sesuai dengan Perda tersebut petugas
Faktor eksternal berupa tugas pengangkut sampah diberi tugas
yang dimaksud adalah hal-hal yang pengangkutan sesuai dengan ritasi.
berhubungan dengan alat-alat dan Ritasi terbagi menjadi tiga, yaitu
sarana bantu dalam menyelesaikan ritasi pagi, ritasi siang dan ritasi
pekerjaan, bahkan hingga tingkat malam.
kesulitan yang dihadapi dalam
menyelesaikan pekerjaan. tugas yang Ritasi malam tidak semua
bersifat seperti kondisi lingkungan dilakukan pada setiap kecamatan.
kerja, stasiun kerja, sikap kerja, cara Ada beberapa kecamatan yang hanya
angkut, dan beban yang akan melakukan 2 kali pengangkutan yaitu
diangkat. Jika dilihat dari pekerja ritasi pagi dan ritasi siang.
Bidang Pengelolaan Sampah Dinas Kecamatan yang selalu melakukan
Lingkungan Hidup dan Kebersihan ritasi malam adalah kecamatan yang
Kota Pekanbaru khususnya pada memiliki jalan-jalan protokol, seperti
bagian pengelolaan sampah yaitu jalan Sudirman, jalan Nangka, dan
para petugas pengangkut sampah. jalan Soebrantas.
Petugas tersebut bekerja di tengah-
tengah masyarakat. Para petugas 2. Faktor Internal
sudah ditugaskan pada bagiannya Faktor internal beban kerja
masing-masing. Yaitu tiap
adalah faktor yang berasal dari dalam
kecamatan memiliki beberapa tubuh itu sendiri sebagai akibat dari
petugas dengan beberapa armada.
adanya reaksi dari beban kerja
Selain itu banyak nya jumlah eksternal. Reaksi tersebut dikenal
armada juga disesuaikan dengan dengan strain. Beban kerja internal
banyak nya ritasi atau jam dapat dilihat dari faktor somatis,
pengangkutan sampah. Para petugas yaitu faktor yang dilihat dari kondisi
mengangkut sampah dari beberapa kesehatan
TPS secara manual, yaitu satu
Pada Bidang Pengelolaan
armada memiliki satu sopir dan
Sampah Dinas Lingkungan Hidup
selebihnya petugas pengangkut.
dan Kebersihan Kota Pekanbaru
Pengangkutan masih menggunakan
terdapat sebanyak 226 petugas
tangan atau dengan alat lain seperti
pengangkut sampah, lalu pada bulan
sekop.
Januari ditambah lagi sebanyak 72
b. Organisasi Kerja orang petugas. Rata-rata umur
petugas pengangkut sampah adalah
Faktor eksternal berupa sekitar 30-50. Untuk rata-rata umur
organisasi kerja yaitu meliputi tersebut sepertinya sudah sesuai
lamanya waktu kerja, waktu istirahat, dengan beban kerja yang di tanggung
shift kerja, sistem kerja dan oleh petugas. Untuk umur yang
sebagainya. Sesuai dengan UU sudah 40 ke atas biasanya di angkat
tentang pengelolaan sampah yang sebagai sopir pengangkut dan untuk
diatur oleh Perda No. 8 tahun 2014 umur 40 kebawah di tugaskan
yang menyatakan bahwa jam

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 11


sebagai petugas yang mengangkut membuang sampah
sampahnya. Karena dilihat dari sembarangan atau tidak
umur, untuk yang 40 kebawah itu membuang sampah pada
masih dianggap muda dan masih TPS yang sudah disediakan,
memiliki tenaga lebih untuk selain itu beberapa
mengangkut beban pengangkutan masyarakat masih
sampah. membuang sampah diluar
waktu yang sudah
BAB VI ditentukan.
PENUTUP
1.1. KESIMPULAN 1.2. SARAN
Dari hasil penelitian terhadap 1. Perlu adanya penambahan
beban kerja di Bidang Pengelolaan SDM/petugas pengangkut
Sampah Dinas Lingkungan Hidup sampah serta penambahan
dan Kebersihan Kota Pekanbaru, sarana dan prasarana oleh
penulis dapat menyimpulkan bahwa : Bidang Pengelolaan Sampah
1. Beban kerja Bidang Dinas Lingkungan Hidup dan
Pengelolaan Sampah Dinas Kebersihan kota Pekanbaru
Lingkungan Hidup dan untuk mendukung pelayan
Kebersihan Kota Pekanbaru kebersihan. Dengan
tinggi. Ini dapat dilihat dari mengetahui jumlah tenaga
masih banyaknya jumlah kerja optimal dan komposisi
sampah yang harus diangkut yang dibutuhkan, diharapkan
oleh Bidang Pengelolaan akan mengurangi jumlah
Sampah Dinas Lingkungan sampah yang ada di Kota
Hidup dan Kebersihan Kota Pekanbaru.
Pekanbaru sedangkan jumlah 2. Perlunya penambahan jumlah
SDM pengangkutnya masih armada pengangkut sampah
dibilang kurang mencukupi serta TPS dan TPA oleh
untuk mengangkut jumlah Bidang Pengelolaan Sampah
sampah yang ada. Dinas Lingkungan Hidup dan
2. Faktor-faktor yang Kebersihan Kota Pekanbaru
mempengaruhi beban kerja : guna mengangkut dan
a. Faktor internal : kurangnya menampung banyak sampah
jumlah armada pengangkut yang ada di Kota Pekanbaru,
sampah yang tersedia pada serta memberikan sosialisasi
Dinas Lingkungan Hidup kepada masyarakat agar
dan Kebersihan Kota membuang sampah pada waktu
Pekanbaru, Selain itu yang sudah ditentukan .
kurangnya waktu yang
disediakan untuk DAFTAR PUSTAKA
mengangkut sampah juga
menjadi salah satu faktor Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur
yang mempengaruhi Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
penumpukan sampah di Jakarta. Rineka Cipta.
Kota Pekanbaru. Azhar, Kasim. 1993. Pengukuran
b. Faktor eksternal : masih Efektifitas Dalam Organisasi. FEUI.
adanya masyarakat yang Jakarta

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 12


Dessler, Gary. 2011. Manajemen Sumber Mangkuprawira. 2002. Manajemen
Daaya Manusia. Edisi Kesembilan. PT Sumber Daya Manusia Strategik. Ghalia
Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta. Indonesia. Jakarta

Fathoni, Abdurrahman. 2006. Mangkunegara, A.A Anwar Prabu. 2013.


Organisasi Dan Manajemen Sumber Manajemen Sumber Daya Manusia.
Daya Manusia. Jakarta : PT Rineka cetakan pertama. Bandung : PT. Remaja
Cipta. Rosdakarya.
Gomes, Fustino Cardoso. 2002. Manulang. 1996. Manajemen Sumber
Manajemen Sumber Daya Manusia. Daya Manusia. Jakarta : Ghalia
Yogyakarta : Penerbit ANDI. Indonesia.
Hasibuan, M. 2004. Manajemen Sumber Miftah, Thoha. 1998. Prilaku
Daya Manusia. (Edisi Revisi). Bumi Organisasi. Penerbit : Alumni Bandung.
Aksara, Jakarta.
Moekijat. 2008. Manajemen Personalia
Hasibuan, Malayu S.P. 2005. Dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta
Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi : BFFE
Revisi. PT Bumi Aksara, Jakarta.
Munandar, A. S. 2001. Stress dan
Harsono. 2008. Pengelolaan Perguruan Keselamatan Kerja Psikologi Industri
Tinggi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar dan Organisasi. Penerbit : Universitas
Indonesia.
Hendrayanti, Endang. 2012. Analisis
Beban Kerja Sebagai Dasar Muskamal. 2010. Analisis Beban Kerja
Perencanaan Kebutuhan Sumber Daya Organisasi Pemerintah Daerah.
Manusia. Tugas Akhir Institut Makasar.
Teknologi. Bandung.
Siagian, S. P. 2007. Manajemen Sumber
Heizer, Jay., dan Barry Render. 1996. Daya Manusia. PT Bumi Aksara,
Manajemen Operasi. Jakarta: Salemba Jakarta.
Empat, Edisi Ketujuh Buku 1
Siagian, S. P. 2008. Manajemen
Istijanto. 2006. Riset Sumber Daya Strategik. PT Bumi Aksara, Jakarta.
Manusia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama Racky Achmad. 2001. Sistem
Manajemen Kinerja. Jakarta : Gramedia.
Koesomowidjojo, Suci R. Mar’ih. 2017.
Analisis Beban Kerja. Jakarta : Penerbit Retnowati, Pranoto Hardi. 2016. Analisis
Raih Asa Sukses. Beban Kerja Sumer Daya Manusia
Perusahaan. Jakarta : PPM.
Komarudin. 1996. Manajemen Sumber
Daya Manusia. Bandung : Kappa Sigma Rivai, Veithzal dan Sagala, Ella Jauvani.
2009. Manajemen Sumber Daya
Malayu S.P. Hasibuan, 2008, Manusia untuk Perusahaan dari Teori ke
Manajemen Sumber Daya Manusia. Praktik. Jakarta: PT Raja Grafindo.
Edisi Revisi, Bumi Aksara, Jakarta.
Rivai, Veithzal., dan Ella Sagala. 2013.
Manajemen Sumber Daya Manusia

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 13


Untuk Perusahaan. Jakarta : Rajawali Dhania, Dhini Rama. 2010. Pengaruh
Pers Stres Kerja, Beban Kerja Terhadap
Kepuasan Kerja (Studi Pada Medical
Siagian, S. P. 2000. Management Representatif Di Kota Kudus). Jurnal
Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara. Psikologi Universitas Muria Kudus
Jakarta. Volume 1, Desember 2010. Jurusan
Psikologi. Universitas Muria Kudus.
Sugiono. 2016. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Realdo Vino Yudinta. 2015. Analisis
Bandung: Alfabeta Beban Kerja Dalam Penentuan Jumlah
Pekerja Optimal Dan Pengaruhnya
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian
Terhadap Kineja Karyawan (Studi
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Kasus Di PT Asia Trade Perkasa Jalan
Bandung: Alfabeta
Lingkar Bantul, Ngimbang,
Thomas H. Stone. 2011. Manajemen Pendowoharjo, Sewon, Bantul,
Sumber Daya Manusia Dalam Yogyakarta). Yogyakarta : Artikel
Organisasi Publik dan Bisnis. Edisi Skripsi Universitas Islam Negeri Sunan
kedua.Penerbit ALFABETA.cv Kalijaga.

Umar, Husein. 2008. Riset Sumber Singgih, Moses Laksono Dan Dewita
Daya Manusia. Jakarta : Gramedia. Ellyn. 2008. Analisis Beban Kerja
Karyawan Pada Departemen Umum
Jurnal Dan Logistik Dengan Metode Work
Load Analysis Di Perusahaan
Anggraeini, Linanda Eka Dan Roy Percetakan. Surabaya : Isntitut Sepuluh
Prabowo. 2015. Analisis Beban Kerja November Surabaya.
Untuk Menentukan Jumlah Karyawan
Optimal (Studi Kasus : PT. Sanjayatama Skripsi Dan Tesis
Lestari Surabaya). Jurnal Teknik
Industri. Institut Teknologi Adhi Tama Solihan, Muhammad. 2011. Analisis
Surabaya. Beban Kerja Pegawai Pada Kantor
Camat Tambang, Kabupaten Kampar.
Ariza Dewi Nur Asita. 2017. Analisis Pekanbaru : Universitas Sultan Syarif
Pengaruh Beban Kerja, Disiplin Kerja, Kasim
Dan Lingkungan Kerja Terhadap
Produktivitas Kerja Karyawan Pt. Rukun Reanoldo, Yudinta Vino. 2015. Analisa
Bersama Sentosa Kediri. Kediri : Artikel Beban Kerja Dalam Penentuan Jumlah
Skripsi Universitas Nusantara PGRI Pekerja Optimal Dan Pengaruhnya
Kediri. Terhadap Kinerja Karyawan (Studi
Kasus Di PT Asia Trade Perkasa Jalan
Asri, Raras Mayang Dan Sri Gunani Lingkar Bantul, Ngimbang,
Partiwi. 2012. Analisis Beban Kerja Pendowoharjo, Bantul, Yogyakarta).
Untuk Menentukan Jumlah Optial Yogyakarta : Universitas Islam Negeri
Karyawan Dan Pemetaan Kompesensi Sunan Kalijaga.
Karyawan Berdasarkan Pada Job
Description (Studi Kasus : Jurusan Undang-undang
Teknis Industri, ITS, Surabaya). Jurnal
Peraturan Walikota Pekanbaru No. 103
Teknik ITS Vol. 1, No 1 . Jurusan
2016 Tentang Kedudukan, Susunan
Teknik Industri. Institut Teknologi
Organisasi, Tugas Dan Fungsi Serta Tata
Sepuluh Novenber Surabaya

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 14


Kerja Dinas Ligkungan Hidup Dan
Kebersihan Kota Pekanbaru.

Internet
Riadi, Muchlisin. 2018. Pengertian,
Dimensi Dan Pengukuran Beban Kerja.
Tersedia :
https://www.kajianpustaka.com

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 15

You might also like