File KKP
File KKP
File KKP
Secara umum program dan kegiatan pembangunan kelautan dan perikanan pada
Tahun 2013 telah dilaksanakan dengan baik dan mencapai sasaran. Hal ini menjadi
modal dasar untuk lebih mengembangkan pembangunan kelautan dan perikanan di
tahun 2014 dan masa mendatang.
Dengan telah disusunnya Laporan Tahunan KKP Tahun 2013, diharapkan dapat
diperoleh umpan balik yang bermanfaat bagi perbaikan kinerja Kementerian
Kelautan dan Perikanan. Berkaitan dengan hal tersebut, masukan dan saran
perbaikan yang bersifat membangun sangat kami harapkan.
Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus disampaikan kepada semua pihak
atas tenaga dan pikirannya sehingga Laporan Tahunan KKP Tahun 2013 dapat
disusun dan diterbitkan.
BAB 9 | Capaian
Indikator Kinerja Utama 77
Opini BPK 79
Penilaian SAKIP 79
Pelayanan Publik 79
Penghargaan 79
BAB 10 | Permasalahan
Pelaksanaan program/kegiatan 82
Tindak lanjut 83
Penganggaran 84
BAB 11 | Penutup 86
lampiran 88
2
Gambar
Menteri KP
34 Kebijakan Industrialisasi Perikanan Tangkap 38
5 Paparan SAKIP KKP oleh Menteri KP 3
35 Strategi Industrialisasi Perikanan Tangkap 38
6 Perkembangan Jumlah Anggaran KKP Tahun
3 36 Produksi Tuna Tongkol Cakalang di 5 Lokasi
2010 – 2014 39
Percontohan
7 Menteri Kelautan dan Perikanan Melakukan
Penyerahan DIPA Tahun 2013 Kepada Selu- 4 37 Pemasaran TTC Kualitas Ekspor (atas) dan
40
ruh KPA pada 11 Desember 2013 TTC Pasar Lokal (bawah)
27 Lokasi Bantuan Sistem Rantai Dingin 26 55 Kegiatan Praktek Taruna Tahun 2013 59
29 Lokasi Pembangunan Pabrik Es dan Mesin 57 Kegiatan Sekolah Lapang (Teaching Factory) 59
28
Pembuat Es 58 Evakuasi Tsunami Mendaki Bukit di Kabu-
30 Lokasi Sarana Pemasaran Bergerak Roda paten Pacitan (atas); Infrastruktur Pelindung 66
29 Pantai di Kabupaten Cirebon (bawah)
Tiga
31 Alokasi PUMP Tahun 2011-2013 32 59 Konsep Pengembangan Koridor Ekonomi –
71
MP3I
32 Pembuatan Kolam Budidaya bantuan PUMP 34
60 Kawasan Perhatian Investasi (KPI) Koridor
33 Lokasi Percontohan Industrialisasi Perikanan 72
36 Ekonomi Sulawesi
Tangkap
61 Perkembangan Validasi MP3EI Koridor Eko-
72
nomi Sulawesi
LAPORAN Tahunan Kkp 2013 vii
Ringkasan
Tahun 2013 merupakan tahun keempat memasuki RPJMN tahun 2010 – 2014, satu tahun
sisa waktu menjelang periode akhir RPJMN dan masa kritis memasuki tahap akhir perode
pembangunan jangka menengah untuk mengevaluasi dan menilai hasil kinerja pembangunan
kelautan dan perikanan. Dengan sisa waktu yang ada diperlukan berbagai masukan untuk
menyiasati penuntasan target capaian RPJMN.
Secara ringkas dapat dilihat prestasi pembangunan kelautan dan perikanan tahun 2013 yang
telah dilaksanakan adalah:
1.2. Tujuan
Sebagai alat dokumentasi produk pembangunan KP yang telah dihasilkan selama tahun 2013,
yang diharapkan bisa menjadi informasi rujukan dan umpan balik perencanaan ke depan.
Sekaligus sebagai pembelajaran kepada masyarakat dengan menyerap dan mempelajari
informasi tentang kemajuan kelautan dan perikanan.
Ketiga: Pelaksanaan RB
Telah dicapai dari tahapan reformasi birokrasi di KKP meliputi:
• Perubahan Undang-undang Nomor 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah
Pesisir dan Pulau-pulau Kecil, sebagai Tindak Lanjut Putusan Mahkamah Konstitusi;
• Percepatan Penyelesaian Peraturan perundang-undangan di lingkungan KKP
sebanyak 348 buah.
• Percepatan ratifikasi WCPFC, ratifikasi CTI, ratifikasi PSM.
• Pelaksanaan audit/evaluasi organisasi tahun 2013 oleh tim konsultan independen.
• Penyusunan SOP KKP berjumlah 3.689 SOP.
• Pembangunan 11 modul sistem informasi kinerja dalam rangka percepatan
reformasi birokrasi KKP.
• Penerapan BSC
• Pembangunan Sistem Penilaian Kinerja Individu (Sipkindu) dengan menggabungkan
Sasaran Kerja Pegawai (SKP) dan BSC
• Rekrutmen PNSsecara terbuka dengan menggunakan Computer Assissted Test (CAT)
• Penerapan Open bidding untuk Pengisian Jabatan Eselon II
• Penyusunan Standar Kompetensi
• Penerapan Uji Kompetensi (Assessment Jabatan Struktural) untuk pejabat eselon II,
III, dan IV
LAPORAN Tahunan Kkp 2013 9
2.3. Pembinaan SDM
Untuk membentuk pegawai dengan performance yang tinggi dituntut kompetensitas dan
profesionalisme pegawai, untuk menjawab tuntutan tersebut KKP telah melakukan:
• Seleksi penerimaan CPNS
• Standar kompetensi jabatan struktural
• Uji kompetensi pejabat struktural Open bidding jabatan tertentu
• Pengembangan Jabatan Fungsional
• Upaya pemberantasan korupsi
• Persiapan penilaian prestasi kerja
• Disiplin pegawai
• Pengukuran budaya kerja
2.5. Keuangan
• Opini BPK atas Laporan Keuangan KKP tahun 2012 : Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)
• Penyelesaian Tuntutan Ganti Rugi (TGR)
• Penerapan sistem Tunjangan Kinerja pegawai KKP
• Penyelesaian aset
• Prioritas kerja sama antarlembaga T.A. 2012 s.d. 2013 terdapat 23 KB (Kesepakatan
Bersama) yang meliputi:38 MKS (Mitra Kerja Sama) dan 138 BKS (Bidang Kerja Sama);
• Dari 23 KB terlaksana 34 PKS (Perjanjian Kerja Sama) yang meliputi: 34 MKS dan 72 BKS;
• Khususnya T.A. 2013 sampai bulan November telah dihasilkan 14 KB dan 15 PKS yang
meliputi; 24 MKS dan 84 BKS;
• Reorganisasi dan Penajaman Tugas dan Fungsi kerja sama Antarlembaga PUSKITA
sebagaimana PERMEN KP No.PER.15/MEN/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja KKP;
• Tahun 2013 Sebagaimana Surat Edaran Sekretaris Jenderal yang merupakan penjelasan
PERMEN KP No. PER.06/MEN/2012 dilakukan registrasi terhadap semua Kerja Sama (KB
dan PKS) sebagai Tertib Administrasi Kerja Sama sebelum diimplementasikan.
Sampai dengan Bulan November 2013, KKP telah melakukan lelang melalui LPSE sebanyak
570 paket.Seluruh pagu yang dilelang mencapai Rp1,78 triliun dengan total panawaran
sebesar Rp1,53 triliun sehingga penghematan mencapai Rp212 miliar atau 12,16% dari pagu.
Gambar 12. Peta Lokasi Rencana Minapolitan Perikanan Tangkap Tahun 2011-2014
Pada tahun 2013 pelaksanaan Minapolitan bidang perikanan tangkap dilakukan di 57 kawasan
dengan jumlah dukungan anggaran sebesar Rp492,494 miliar dan didukung oleh 22 K/L.
Keberhasilan Minapolitan di beberapa daerah dengan mengukur capaian indikator-indikator
produksi, peneyerapan tenaga kerja, pendapatan nelayan dan PDRB pada table berikut.
Pengembangan minapolitan perikanan budidaya dimulai sejak tahun 2011 dan hingga
tahun 2013, telah terdapat 65 Kabupaten/Kota lokasi minapolitan percontohan perikanan
budidaya, yang dapat dikategorikan dalam 4 kriteria yaitu (i) Kriteria A sebanyak 11
Kabupaten/kota yaitu bagi Kab/kota yang telah memiliki persyaratan administrai lengkap,
koordinasi di tingkat Kab/kota berjalan baik, dan budidaya perikanan berkembang pesat;
(ii) Kriteria B sebanyak 21 Kab/Kota yaitu bagi yang telah memiliki persyaratan administrasi
lengkap/belum lengkap, koordinasi di tingkat Kab/Kota berjalan baik dan budidaya perikanan
berkembang; (iii) Kriteria C sebanyak 29 Kab/Kota yaitu bagi Kab/Kota yang persyaratan
administrasi lengkap/belum lengkap, kooedinasi di tingkat Kab/Kota berjalan dan budidaya
perikanan mulai berkembang; dan (iv) Kriteria D sebanyak 22 Kab/Kota yaitu Kab/Kota yang
persyaratan administrasi lengkap/belum lengkap, koordinasi di tingkat Kab/Kota berjalan
dan budidaya perikanan berjalan.
Dukungan ini untuk menumbuhkan Minapolitan perikanan tangkap, dalam upaya menjaga
kelestarian sumber daya perikanan melalui peningkatan pengawasan sumber daya perikanan
dari praktek illegal.
Penyusunan peta rencana zonasi WP3K utamanya untuk konservasi perairan sebagai bentuk
dukungan pada Minapolitan perikanan tangkap di kabupaten Buleleng, Bali.
Bentuk dukungan pengembangan SDM melalui penyuluhan, pendidikan dan pelatihan yang
telah dilaksanakan, yang diharapkan bisa memberikan sumbangan terhadap peningkatan
ketrampilan dan kemampuan bagi masyarakat di kawasan Minapolitan.
Pelaksanaan program PKN tahun 2013 telah dilaksanakan di 33 provinsi dan 200 PPI.
Pelaksanaan PKN oleh KKP diantaranya adalah Bantuan Kapal Inka Mina pada tahun 2013
sebanyak 75 unit yang tersebar di beberapa kab/kota, bantuan konversi dari BBM ke gas
tahun 2013 sebanyak 200 unit.
a) Pembangunan Kapal >30 GT
Pembangunan Kapal >30 GT yang dilakukan di lokasi PKN telah mendorong terjadinya
penigkatan armada penangkapan ikan oleh keluarga nelayan sehingga mampu
meningkatkan jumlah hasil tangkapan dan mendorong terjadinya peningkatan
pendapatan nelayan. Mulai tahun 2011 sudah terbangun kapal Inka Mina sebanyak
222 unit dan di tahun 2012 sebanyak 202 unit kapal. Pada tahun 2013 dibangun
sebanyak 45 unit kapal Inka Mina.
Disamping itu disalurkan bantuan kapal ikan ukuran 10 -15 GT sebanyak 13 unit kapal ikan.
b) Sarana Penangkapan Ikan
Sarana Penangkapan Ikan di lokasi PKN telah mendorong terjadinya peningkatan
teknologi penangkapan ikan sehingga mampu meningkatkan jumlah hasil tangkapan
dan mendorong terjadinya peningkatan pendapatan nelayan. Pada tahun 2012
bantuan Sarpras perikanan tangkap berjumlah 435 unit tersebar di beberapa
kabupaten/kota.
Pada tahun 2013 disalurkan pemberian peralatan rantai dingin sebanyak 95 paket.
Untuk bantuan sarana dan prasarana PPI lokasi PKN diantaranya adalah bantuan pembangunan
cold storage berjumlah 10 unit yang tersebar di 19 provinsi Indonesia, bantuan pembangunan
pabrik es dan mesin pembuat es berjumlah 25 unit yang tersebar di 25 provinsi Indonesia,
bantuan sarana pengangkut ikan bergerak roda-3 berinsulasi berjumlah 48 unit. BLM melalui
PUMP P2HP yang tersebar di 32 provinsi berjumlah 460 unit di 1.000 kelompok.
Anggaran
No Lokasi Kegiatan
(Rp 000)
1. Aceh Barat Daya Pengadaan SRD 30.000
2. Simalungun Pembangunan Pasar Ikan 964.460
3. Tapanuli Tengah Pembangunan Cold Storage 1.331.722
Pembangunan Cool Room 2.796.664
4. Serdang Bedagai Pengadaan SRD 30.000
5. Kota Padang Pengadaan SRD 50.000
Pembangunan Pusat Promosi Ikan Hias 500.000
6. Pesisir selatan Pembangunan cold storage 1.393.130
7. Kab. Pasaman Barat Pembangunan pabrik es 1.931.474
Pembangunan SRD 50.000
8. Kota Dumai Pembangunan pasar ikan 775.760
9. Indragiri Hilir Pembangunan cold storage 2.026.753
10. Kep. Meranti Pembangunan pasar ikan 406.080
11. Musi Banyuasin Pembangunan sentra pengolahan 406.460
Pengadaan SRD 50.000
12. Tanjung Jabung Timur Pengadaan SRD 30.000
13. Bangka Pengadaan SRD 50.000
14. Belitung Pengadaan sarana pemasaran 50.000
15. Bangka Selatan Pembangunan pabrik es 1.917.606
Pengadaan SRD 50.000
16. Belitung Timur Pembangunan cold storage 1.273.460
17. Cirebon Pengadaan SRD 50.000
29
b) Bantuan Sistem Rantai Dingin
Pelaksanaan Program PKN diantaranya telah berhasil mendorong keluarga nelayan
untuk meningkatkan mutu dan kualitas hasil tangkapan ikan melalui penggunaan
sistem rantai dingin. Di tahun 2013 untuk penyediaan angkutan nelayan murah roda
tiga berinsulasi sebanyak 25 unit.
Perbandingan alokasi anggaran PUMP selama tiga tahun terakhir seperti pada grafik berikut,
masing-masing PUMP Eselon I berbeda perkembangannya, secara nasional jumlah alokasi
anggaran tahun 2013 dibanding tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 1,63%.
Strategi yang perlu dikembangkan dalam industrialisasi perikanan tangkap adalah sebagai
sebagai berikut:
(1) Integrasi Hulu Hilir
• Mengembangkan sentra produksi di wilayah yang potensial
• Mengoptimalkan industri pengolahan di sentra produksi dalam satu kesatuan
pengembangan
(2) Pengembangan Sistem Produksi
• Meningkatkan produksi komoditas pilihan utama untuk bahan baku industri dan
kebutuhan pangan dalam negeri
• Meningkatkan mutu dan kualitas produk serta menjaga kontinuitas produksi
(3) Peningkatan Sarana dan Prasarana
• Meningkatkan sarana dan prasarana pendukung produksi perikanan, termasuk
pengembangan pelabuhan perikanan, jalan produksi, angkutan dan jalur distribusi
• Meningkatkan dukungan sarana dan prasarana pengolahan dan pemasaran serta
promosi
Gambar 37. Pemasaran TTC Kualitas Ekspor (atas) dan TTC Pasar Lokal (bawah)
Gambar 41. Capaian Produksi TTC Berdasarkan Kelas Mutu di Lima Lokasi Percontohan
Pelaksanaan pengembangan industrialisasi rumput laut di bagian hulu pada tahun 2013 di
laksanakan di Sumenep (Prop. Jawa Timur), Morowali (Prop.Sulawesi Tengah), Rote Ndao (Prop.
NTT) dan Sumba Timur (Prop.NTT).Kegiatan yang mendukung pelaksanaan industrialisasi
rumput laut sebagai berikut (i) PUMP-PB untuk rumput laut untuk 291 pokdakan dan untuk 9
pokdakan dalam bentuk polikultur; (ii) Penyediaan kebun bibit dengan rincian Kab. Sumbawa,.
Jeneponto, Takalar, Parigi Moutong, Minahasa Utara, Sumba Timur, Morowali, Rote Ndaodan
Sumenep; (iii) Percontohan budidaya rumput laut di 6 Propinsi yaitu Propinsi NTB, NTT,
Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, dan Sulawesi Tenggara; (iv) Pengembangan
kawasan minapolitan, khususnya untuk komoditas rumput laut di 6 Propinsi yaitu Propinsi
NTB, NTT, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku Utaradan Maluku; (v) Pelatihan teknis
kegiatan budidaya rumput laut di 7 Propinsi yaitu Propinsi NTB, Sulawesi Selatan, Sulawesi
Tenggara, Maluku Utara, Maluku, NTT dan Sulawesi Tenggara. Rumput laut kualitas ekspor
dari jenis Gracilaria dan Euchema cotonii yang kualitas kadar airnya sesuai dengan standar
ekspor, dapat diekspor ke berbagai Negara tujuan seperti China, Taiwan, Jepang dan Eropa
sebanyak 500 – 1200 ton setiap bulannya.
Tabel 11. Produksi Bibit Rumput Laut sampai dengan Bulan September 2013
No Provinsi Produksi
1 Bangka Belitung 20
2 Lampung 101
3 Banten 10.053
4 Jawa Tengah 104.328
5 Jawa Timur 42.966
6 Nusa Tenggara Barat 12.151
7 Nusa Tenggara Timur 23.367
8 Kalimantan Timur 50.703
9 Sulawesi Utara 57
10 Gorontalo 1.958
11 Sulawesi Tengah 88.574
12 Sulawesi Barat 49.341
13 Sulawesi Selatan 79.814
14 Sulawesi Tenggara 18.336
15 Maluku 5.730
JUMLAH 487.500
Dukungan kegiatan terhadap pelaksanaan industrialisasi patin pada tahun 2013 dilakukan
melalui (i) Pengembangan Usaha Mina Pedesaan bidang Perikanan Budidaya (PUMP-PB)
khusus untuk budidaya patin di 3 provinsi tersebut diatas sebanyak untuk 101 kelompok (4.451
orang); (ii) Bantuan mesin pelet di Kabupaten OKU Selatan sebagai lokasi industrialisasi patin
sebanyak 1 unit; (iii) Pengembangan kawasan minapolitan; (iv) Bantuan vaksin (Aeromonas
hydrophilla) sebanyak 2.300 ke Provinsi Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Timur,
dan Kalimantan Selatan; dan (v) pembangunan posikandu di Kota Jambi, Musi Rawas, Kota
Palembang, Bogor, Bekasi, Subang dan Banjar.
Sebagai contoh daerah kabupaten yang telah menjalankan industrialisasi perikanan budidaya
adalah Demfarm di Sulawesi Selatan
Farm budidaya udang milik pembudidaya Bapak Vinsen dengan luasan lebih kurang 10
ha namun yang baru dimanfaatkan 8 Ha, tambak tersebut menggunakan teknologi super
intensive dengan pemakaian plastik hitam yang tahan hingga 10 tahun lebih. Rata-rata
produksi udang per hektarnya mencapai 15 – 30 ton dan dikirim ke Surabaya. Tambak udang
milik bapak Vinsen ini sudah menggunakan pendekatan teknik blue economy dimana limbah
yang dihasilkan ditampung terlebih dahulu setelah itu baru dikembalikan ke alam melalui
saluran pembuangan.
Tabel 13. Rekapitulasi Kapal Ditangkap Melalui Operasi Mandiri Kapal Pengawas SDKP
maupun Operasi Bersama Instansi Terkait dan Negara lain Tahun 2005-2013
Jumlah
No Jenis Pelanggaran
Pelanggaran
1 Penangkapan ikan tidak memiliki dokumen (SIUP/SIPI/SIKPI) atau tanpa ijin 23
2 Penangkapan ikan menggunakan alat tangkap terlarang atau tidak sesuai 1
dengan perizinan (SIPI)
3 Penangkapan Ikan tidak memiliki dokumen (SIUP/SIPI/SIKPI)/tanpa ijin dan 28
menggunakan alat tangkap yang tidak sesuai dengan perijinan/alat tangkap
terlarang
4 Dokumen di atas kapal tidak lengkap 16
5 Penangkapan ikan dengan menggunakan bahan kimia, bahan biologis, bahan 3
peledak, alat dan/atau cara yang dapat merugikan dan/atau membahayakan
kelestarian sumber daya ikan dan/lingkungannya
6 Penangkapan ikan yang melanggar daerah penangkapan (fishing ground)/ 7
tidak sesuai izin
7 Melakukan kegiatan penangkapan ikan tanpa dokumen (SIUP/SIPI/SIKPI) di 3
daerah Unresolved Maritime Boundary Area dan penggunaan alat tangkap
terlarang, tetapi terkait dengan MoU dengan Malaysia sehingga harus dikem-
balikan ke negara Malaysia
8 Pengangkutan Ikan atau Ekspor ikan tidak dilengkapi dokumen yang sah dan/ 2
atau tidak sesuai dengan SIKPI
9 Bongkar muat ikan tidak sesuai dengan pelabuhan pangkalan 0
Jumlah 83
Peta prakiraan daerah penangkapan ikan (PPDPI) memberikan informasi tentang lokasi
potensi daerah penangkapan ikan pelagis kepada nelayan, perusahaan penangkapan ikan,
pelabuhan perikanan dan pengawas perikanan.Pembuatan didasarkan pada informasi
sebaran konsentrasi klorofil-a, suhu permukaan laut, dan anomali tinggi permukaan air laut
dari citra satelit; analisis data menggunakan metode analisis Sistem Informasi Geografi (SIG);
menampilkan informasi kecepatan angin dan tinggi gelombang yang bersumber dari BMKG;
pendistribusian informasi melalui website, e-mail, SMS, interactive voice respon (IVR) dan
facsimile.
Gambar 52. Penebaran dan panen Kantong Rumput Laut Berkarbon (KRLB)
Berbagai penelitian dan pengembangan telah dilakukan di bidang pengolahan ikan, salah
satunya diversifikasi produk olahan ikan. Aneka olahan rumput laut (alginat, es krim, agar
kertas, selai, sirup, tablet), olahan udang (shrimp roll, pop shrimp), olahan ikan (kerupuk ikan,
abon ikan, bakso ikan, ikan asap)
Gambar
Gambar 57. 57. KegiatanSekolah
Kegiatan Sekolah Lapang (Community
Lapang College)
(Community College).
Luas
Rencana Kategori Luas Proyeksi
No Lokasi Provinsi Pencadangan
Kawasan (Ha)
B09 2013 (Ha)
1 Kab. Gunung Kidul DIY Taman Pesisir 3,400 3,388
2 Kab. Bantul DIY Taman Pesisir 175 -
3 Kab. Tanggamus Lampung Taman Pesisir 20,000 -
4 Kab. Polman Sulawesi Barat Taman Wisata Perairan 34,000 33,880
5 Prov. Sultra Sulawesi Tenggara Taman Wisata Perairan 130,000 -
6 Kab. Tasikmalaya Jawa Barat Taman Wisata Perairan 483 -
7 Kab. Jember Jawa Timur Taman Pulau Kecil 200 -
8 Kab. Trenggalek Jawa Timur Taman Pulau Kecil 75 -
9 Kab. Belitung Timur Bangka Belitung Taman Wisata Perairan 662 133,759
10 Kab. Halmahera Tengah Maluku Utara Taman Wisata Perairan 18 192
11 Kab. Sambas Kalimantan Barat Taman Wisata Perairan 43,600 -
12 Kab. Tidore Kepulauan Maluku Utara Taman Wisata Perairan 2,000 -
13 Kab. Kolaka Sulawesi Tenggara Suaka Alam Perairan 10,000 60,400
14 Kab. Agam Sumatera Barat Taman Wisata Perairan 10 11
15 Kab. Bungo Jambi Taman Wisata Perairan 10 3
16 Kab. Situbondo Jawa Timur Taman Wisata Perairan 1,000 775
17 Kab. Lembata NTT Taman Wisata Perairan 200,000 225,264
18 Kab. Badung Bali Taman Wisata Perairan 50,000 -
19 Kab. Toli-toli Sulawesi Tengah Taman Wisata Perairan 50,000 -
20 Kab. Maluku Tenggara Maluku Taman Wisata Perairan 50,000 -
Barat
21 Kab. Flores Timur NTT Taman Wisata Perairan 50,000 150,000
22 Kab. Konawe Sulawesi Tenggara Taman Wisata Perairan 5,000 10,430
23 Kab. Lombok Barat NTB Taman Wisata Perairan 5,000 21,556
24 Kab. Kep. Natuna Kepri Taman Wisata Perairan 10,000 9,230
Total 665,633 648,888
Tabel 16. Luas dan Tipe Kawasan Konservasi Perairan s.d Tahun 2013
Salah satu outcome yang dirasakan dari kegiatan PDPT yaitu terciptanya kembali semangat
gotong royong masyarakat desa dalam membangun desa serta inisiatif musyawarah untuk
mencapai mufakat dalam merencanakan pembangunan dan memecahkan permasalahan di
desa yang akhir-akhir ini dirasakan oleh masyarakat sudah mulai luntur.
Tabel 18. Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Papua Barat Tahun 2012-2013
Selama tahun 2013 telah berhasil dilaksanakan program dan kegiatan P4B seperti tertuang
dalam rangkuman berikut.
Peran KKP dalam MP3I sebagai koordinator koridor ekonomi wilayah Sulawesi yang mempunyai
51 KPI. Sesuai potensi dan karakteristik sumberdaya alamnya wilayahnya, Koridor Sulawesi
ini diprioritaskan sebagai simpul investasi untuk produksi dan pengolahan hasil pertanian,
perkebunan, perikanan, minyak dan gas serta pertambangan nasional.
Semenjak K E Sulawesi diluncurkan pada 27 Mei 2011 dengan indikasi nilai investasi dan
jumlah proyek untuk sector riil dan infrastruktur, pasca berjalan tiga tahun di tahun 2013
dilakukan validasi dapat divisualisasikan seperti gambarkan berikut.
Hasil pelaksanaan validasi pelaksanaan MP3EI pada kemajuan proyek investasi di koridor
ekonomi Sulawesi mulai pada pekerjaan tahap perencanaa, pelaksanaan dan sudah selesai
terbangun, didapatkan hasil sebagai berikut:
Sektor
Kategori Penilaian Perhubungan Total
Bandaran Pelabuhan Jalan Karet Energi SDA ICT Logistik
Darat
Masalah 1 2 1 10 1 15
Persiapan dan
Perencanaan Tidak
2 0 4 2 22 2 3 1 35
Masalah
Masalah 1 1
Berjalan Tidak
4 2 8 18 22
Masalah
Selesai 6 6 12
Belum ada
10 8 5 18 1 9 46
status
Keterangan: RM: Rupiah Murni; PLN:Pinjaman Luar Negeri; RMP: Rupia Murni Pendamping; PNBP: Pendapatan
Negara Bukan Pajak; HL2N: Hibah Langsung Luar Negeri.
Dari tabel di atas memperlihatkan terdapat beberapa proyek/kegiatan yang didanai dengan
pinjaman dan atau hibah luar negeri tingkat penyerapannya belum menggembirakan,
yang berpengaruh pada performance kinerja keuangan KKP tahun 2013. Penjelasan singkat
kegiatan-kegiatan yang didanai oleh pinjaman ataupun hibah luar negeri adalah:
Kedua: proyek SAFVER (Sustainable Aquaculture Development for Food Security And
Poverty Reduction)
Proyek ini terlaksana dengan dana pinjaman dari ADB (Asia Development Bank) yang
bertujuan untuk megurangi kemiskinan dan meningkatkan ketahanan pangan berlokasi di
5 kabupaten. Total anggaran yang dialokasikan sebesar $33.330.000 (Rp299.970.000.000)
dengan masa efektif pinjaman mulai tahun 2007 sampai dengan 2013 (closed).
2013
No. Indikator Kinerja Utama %
Target Realisasi *
1. Pertumbuhan Produk Domestik
7,00 6,45 ** 93
Bruto (PDB) Perikanan (%/thn)
2. Produksi Kelautan dan Perikanan
17,49 19,56 112
( juta ton)
• Perikanan tangkap 5,862 5,862 100
• Perikanan budidaya 11,63 13,70 117
• Garam rakyat 0,545 1,041 191
3. Nilai Tukar Nelayan/Pembudidaya
110 104,84 95
Ikan
4. Tingkat Konsumsi Ikan Dalam
35,14 35,62 101
Negeri (kg/kapita/thn)
5. Nilai Ekspor Hasil Perikanan (US$
4,5 4,16 92
miliar)
6. Jumlah kasus penolakan ekspor
hasil perikanan per negara mitra < 10 < 10 100
(kasus)
7. • Luas Kawasan Konservasi Perairan
3,6 juta ha 101
(KKP) yang dikelola secara 3,647 juta ha
berkelanjutan ( juta ha)
• Jumlah penambahan kawasan
500 ribu ha 689 ribu ha 138
konservasi perairan (ha)
8. Jumlah pulau-pulau kecil, termasuk
pulau-pulau terluar yang dikelola 60 62 103
(pulau)
9. Wilayah Perairan bebas IUU Fishing
dan kegiatan yang merusak SDKP 41 46,35 113
(%)
9.5. Penghargaan
• Penghargaan Presiden R.I. berupa Penghargaan Karya IPTEK Anak Bangsa untuk
Penemuan vaksin Hydrovac dan Streptovac dan Anugerah Parahita Ekapraya.
• Herudi Technical Committee Award 2013 dari Badan Standarisasi Nasional (BSN) untuk
perumusan SNI produk perikanan
2. Program Minapolitan:
• Koordinasi Pokja Pusat/Daerah kurang optimal,
• Masterplan belum didistribusikan kepada SKPD dan tidak terintegrasi antara
kegiatan tangkap dan budidaya;
• Realisasi dukungan anggaran dari KKP relatif kecil,
• Belum adanya payung hukum untuk integrasi kegiatan lintas sektor,
• Penerapan cara penanganan ikan yang baik (CPIB/Good Handling Practices) di
atas kapal, penanganan mutu hasil perikanan tangkap di pelabuhan perikanan,
unit pengolah dan pemasar, khususnya pengolah dan pemasar skala UMKM
belum konsisten,
• Tidak semua lokasi Minapolitan Perikanan Tangkap juga merupakan lokasi
percontohan minapolitan Perikanan Budidaya;
• Rendahnya komitmen dari daerah dalam melaksanakan rencana yang tertuang
dalam RPIJM yang telah disusun;
• Belum adanya dokumen yang dapat menjadi acuan bersama bagi daerah
dalam menyusun RPIJM dan belum adanya komitmen dari masing-masing
stakeholders untuk melaksanakan RPIJM;
3. Program CBIB
Permasalahan mengenai CBIB diantaranya adalah:
• Kurangnya kesadaran dan pemahaman pembudidaya tentang standar CBIB;
4. PUGAR:
Beberapa kendala dan permasalahan yang ditemukan sepanjang tahun 2012
adalah: (1) Produksi garam mengalami penurunan produktivitas dikarenakan
anomali cuaca (2) Inovasi teknologi produksi garam baru diimplementasikan di
beberapa Kabupaten/Kota (3) Infrastruktur yang kurang memadai mengakibatkan
tingginya biaya produksi; (4) tergantungan petambak garam terhadap tengkulak
yang masih tinggi, dan kurangnya fasilitasi koperasi dalam hal permodalan dan
pemasaran 6) Harga garam yang masih anjlok, tidak memperhitungkuan kualitas
garam dimana harga garam disamakan baik kualitas 1 dan 2.
1. Telah dilakukan upaya percepatan operasional kapal Inka Mina, dengan cara
mendorong kontraktor pelaksana pembangunan kapal dan Dinas Perikanan
dan Kelautan Provinsi/Kabupaten/Kota diminta agar segera menyelesaikan
kelengkapan teknis, dokumen serta administrasi kapal dan mengupayakan agar
Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi/Kabupaten/Kota agar dapat mencarikan
partner/mitra untuk membantu masalah permodalan hingga pemasaran;
2. Untuk CBIB:
• Daerah lebih proaktif melaksanan kegiatan sertifikasi CBIB (apresiasi/pelatihan,
sosialisasi CBIB dan penilaian pendahuluan) dengan mengoptimalkan
penggunaan anggaran yang tidak saja fokus pada teknik-teknik budidaya
tetapi juga terkait dengan mengenai penyusunan Doksistu (catatan, SOP dll)
dan Administrasi;
• Daerah diharapkan dapat mengalokasikan anggaran dalam pelaksanaan
penerapan dan sertifikasi CBIB.
4. PUGAR:
Perlunya: (1) Inovasi Teknologi produksi garam baru untuk dikembangkan (2)
perbaikan infrastruktur yang kurang memadai meliputi jalan produksi, saluran
irigasi dan gudang mengakibatkan tingginya biaya produksi; (5) Pembangunan
gudang dan UPG harus terus diupayakan agar kualitas produksi garam rakyat
5. IGT
Integrasi data spasial sumber daya pesisir dan laut secara vertikal dan horisontal
saat ini dalam rangka mengoptimalkan pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-
pulau kecil.
10.3. Penganggaran
Dari segi penganggaran, permasalahan yang terjadi selama tahun 2013 yang umum
dihadapi:
1. Pengaruh kebijakan:
• Terjadinya revisi Dipa beberapa kali sehingga tertundanya kegiatan dan
realisasi tidak sesuai dengan target,
• Penghematan tahun anggaran 2013.
2. PHLN:
• Dana pinjaman dan hibah luar negeri yang tidak terserap semuanya karena
turunnya hibah terlambat sehingga menghambat proses jadwal kegiatan.
Jika dilihat dari prestasinya pembangunan KP telah berhasil mendapatkan penilaian yang
cukup membanggakan melalui:
1. Akuntabilitas kinerja KKP meningkat dibandingkan tahun sebelumnya berdasarkan
penilaian LAKIP KKP tahun 2013 yang meraih kriteria A (sangat baik), ini memberikan
bukti bahwa output dan outcome nya telah dapat dirasakan oleh masyarakat.
2. Opini BPK mendapat WTP dengan catatan, yang menggambarkan kualitas
penganggaran cukup baik dan pembelanjaannya sesuai dengan ketentuan.
Meskipun demikian dari semua hasil-hasil pembangunan yang telah diraih tersebut, masih
terdapat beberapa catatan kelemahan yang dapat menjadi bahan evaluasi untuk perencanaan
pembangunan kelautan dan perikanan ke depannya, lebih utama lagi diharapkan hasilnya
bisa dirasakan dan dimanfaatkan oleh masyarakat, untuk merubah tingkat kehidupan yang
lebih baik.
Laporan ini ini mudah-mudahan dapat menjadi sarana penyampaian informasi kepada
masyarakat tentang kebijakan program kegiatan yang telah dilaksanakan, hasil-hasil yang
dicapai, serta permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan kelautan dan perikanan
selama tahun 2013.
Provinsi Jambi
Provinsi Banten
PROVINSI BALI