Sistem Informasi Geografi Pada Interpret
Sistem Informasi Geografi Pada Interpret
Sistem Informasi Geografi Pada Interpret
SKRIPSI
OLEH :
WIRMAINI
1702067
Bukit Duabelas National Park is a place where the Orang Rimba lives in and
attaches their livelihood with. However, the forest degradation keeps increasing
each year due to illegal logging and land encroachment for plantation and
agriculture conducted by the companies, villagers and migrants. This will definitely
lead to devastating condition for the Orang Rimba and the ecosystem within TNBD
area. This study aimed at analyzing the degradation rates from 2000 to 2017,
predicting loss trend of deforestation, and mapping its change. Moreover, the
researcher employed several methodologies in this study consisting of problem
identification, field observation, primary/secondary data collection, need analysis,
literature review, interpreting process and analysis of Citra Imagery Satellite and
publication. In addition, the data entry process into the satellites used ArcGis 10.4
software, tools ArcMap, and Excel 2013 program. Technically, the researcher
defined a precise coordinate, color specification, interpretation,
digitation/delineation, and area estimation, as well its prediction. The result
indicated that the forest cover change rates were presented in tables, graphs, and
maps. They are expected to be able to provide and inform the TNBD authorities,
private sectors, academicians, and non-governmental organizations to make and
produce a policy of landscape management and use.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
COVER ................................................................................................................... i
ABSTRACK ........................................................................................................... ix
x
1.6.2. Visi, Misi dan Tujuan ...........................................................8
2.1. Definisi-definisi.............................................................................21
xi
2.2.3. Fungsi atau Manfaat Flowchart .........................................44
xii
BAB IV PERANCANGAN ..............................................................................66
xiii
5.5.1.1. Input Raster ...........................................................89
DAFTAR PUSTAKA
C. Surat Keterangan
E. Dokumentasi
F. Sertifikat
xiv
DAFTAR TABEL
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.6. Ilustrasi Koordinat Peta Pada Garis Bujur dan Garis Lintang ..........29
xvi
Gambar 5.2. Jendela/Lembar Kerja Arcmap..........................................................82
Gambar 5.14. Pesan Tidak Normal Data Input, Salah Satu Type Data Hilang .....91
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
tanggal 23 Agustus tahun 2000, tentang perubahan fungsi sebagian Hutan Produksi
Terbatas Serengam Hulu seluas 20.700 ha dan sebagian Hutan Produksi Tetap
Serengam Hilir seluas 11.400 ha, serta penunjukkan sebagian areal penggunaan
lainnya seluas 1.200 ha dan Cagar Biosfir Bukit Dua Belas seluas 27.300 ha yang
dan diberi nama Taman Nasional Bukit Duabelas (a. KKI WARSI, 2018).
bagian Utara Cagar Biosfer Bukit Dua Belas merupakan areal pencadangan HPHTI
PT Putra Sumber Utama Timber. Kawasan hutan Serenggam dan Cagar Biosfer
Bukit Dua belas yang disatukan dalam kawasan Taman Nasional merupakan
kawasan hutan dataran rendah yang masih tersedia di jantung Provinsi Jambi yang
kaya dengan flora dan fauna yang harus dilindungi. Dalam penelitian Biota Medika
1
2
Kerjasama LIPI, IPB dan WARSI, tahun 1998 dalam kawasan ini terdapat 101 jenis
tanaman yang digunakan untuk mengobati 54 jenis penyakit (b. KKI WARSI 2018).
Sebagai kawasan hutan yang tersisa di jantung Provinsi Jambi, kawasan ini
tangkapan air dari sejumlah sub-sub daerah aliran sungai (sub DAS) yang kemudian
suku adat marginal yang hidup di dalam hutan pedalaman Jambi. Lanskap Bukit
Duabelas dahulunya merupakan kawasan hutan yang sangat lebat dengan nilai
deforestasi yang begitu tinggi, sehingga mengurangi kualitas dan luasan hutan alam
yang ada di dalamnya dengan begitu cepat. Padahal, di dalam kawasan ini tinggal
lebih dari seribu jiwa Orang Rimba atau yang biasa disebut Suku Anak Dalam.
Seiring dengan hilangnya hutan alam sebagai sumber penghidupan, Orang Rimba
dan terpinggirkan oleh kepentingan kapitalis semata (d. KKI WARSI, 2018).
masyarakat menanam karet dan sawit dari hasil pembukaan hutan di kawasan ini.
Selain itu ilegal logging juga marak karena didukung akses jalan dan penegakan
hukum yang lemah, hal ini menyebabkan kualitas hutan menurun (Adi, 2013, h.1).
Dari hasil penelitian kerja praktek sebelumnya, interpretasi citra satelit yang
sudah diklasifikasi, menunjukan adanya perubahan tutupan hutan. Pada tahun 2000
hingga tahun 2017, terjadi perubahan dari 80.344 Ha menjadi 50.955 Ha, artinya
Lanskap TNBD mengalami penurunan tutupan hutan sekitar 29.389 Ha atau 2,2 %
tentang bagaimana laju deforestasi (kehilangan hutan) agar bisa dibuat prediksi
hutan akan habis jika tidak ada interpensi dan hutan akan terjaga jika ada interpensi,
namun untuk memperkecil ruang lingkup penelitian ini dan juga terbatasnya data,
dana, dan waktu maka penulis membatasi penelitian hanya hutan di sekitar Taman
Batanghari, dengan judul “Sistem Informasi Geografi Pada Interpretasi Citra Satelit
Duabelas”.
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah diatas, maka dapat diambil
berbasis Citra satelit, tools ArcGis, dan aplikasi excel untuk mengetahui
2. Berapa luas terjadinya laju kerusakan hutan dari tahun ke tahun di Taman
1. Hanya melakukan Interpretasi Citra Satelit tahun 2000, 2007, dan 2017.
3. Kriteria yang digunakan adalah Jalan, sungai, desa, dan sebaran orang rimba.
4. Informasi yang ditampilkan berupa peta perubahan hutan pada tahun 2000, 2007,
2017, grafik prediksi hutan akan habis jika tidak ada interpensi dan hutan akan
5. Proses model dan perhitungan mengunakan software ArcGis 10.4 sebuah Tools
GIS untuk meng-input, memproses, analisis dan publikasi dari data yang
(TNBD).
2. Menganalisis laju kerusakan hutan dalam periode tahun 2000, 2007, dan 2017.
1. Mendukung kelestarian flora dan fauna bernilai konservasi tinggi yang terdapat
Kawasan Bukit Duabelas yang sejak tahun 1984 diusulkan menjadi cagar
552.51/1973/1984 dengan luas 29.485 ha, tiga tahun yang lalu telah ditetapkan
60.500 ha.
laut (mdpl). Kawasan TNBD secara geografis terletak antara 102°31′37″ sampai
102°48′27″ Bujur Timur dan antara 1°44′35″ sampai 2°03′15″ Lintang Selatan, dan
dan Tebo.
Adapun situasi ruang di sekitar TNBD terdiri dari berbagai areal peruntukan.
yaitu areal transmigrasi (transmigrasi Hitam Ulu dan Tanah Garo) dengan luas
sekitar 37.000 ha, areal perkebunan kelapa sawit yang dikelola oleh PT. Sari Aditya
Loka (SAL) seluas 3.520,24 ha, PT. Jambi Agro Wiyana (JAW) seluas 11.419,20
ha, PT. Era Mitra Agro Lestari (EMAL) berganti nama menjadi PT Bahana Karya
Semesta seluas 8.256 ha dan PT Sawit Desa Makmur (SDM) seluas 14.225 ha, dan
areal HPH/HTI yang dikelola oleh PT Wana Perintis seluas 6.900 ha dan PT
Selain itu kawasan TNBD juga dikelilingi oleh desa-desa etnis Melayu dan
Interaksi tersebut terutama dilihat dari segi penggunaan lahan dan pemanfaatan
sumber daya hutan, baik di sekitar maupun di dalam kawasan TNBD. Dari hasil
pengamatan lapangan maka diketahui ada 22 desa interaksi TNBD yang menjadi
7
wilayah kecamatan Bathin XXIV dan Maro Sebo Ulu (Kabupaten Batanghari),
Pauh (Kabupaten Sarolangun), dan Tebo Ilir (Kabupaten Tebo). Desa-desa ini dapat
dikelompokan menjadi dua kelompok yaitu desa transmigrasi dan desa asli Melayu.
Desa transmigrasi berada di sebelah selatan dan barat TNBD, sedangkan desa asli
1.6.1 Sejarah
pada bulan Januari 1992. Pendiriannya diprakarsai oleh 20 LSM dari empat provinsi
Bengkulu) yang peduli pada masalah konservasi sumber daya alam dan
WARSI merupakan forum diskusi untuk merespon secara kritis terhadap kebijakan
secara terus menerus dalam melihat kondisi internal dan eksternal. Pada awal
berdiri KKI WARSI berkantor di Kota Jambi. Selanjutnya, sejak April 1994, kantor
selatan selain dekat dengan pusat masalah konservasi, yaitu kawasan Bukit Barisan,
khususnya Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) yang sampai saat ini menjadi
Pada bulan Juli 2002 Yayasan Warsi berubah menjadi perkumpulan dengan
nama Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi. Warsi tidak lagi singkatan
Warung Informasi Konservasi tetapi sudah menjadi nama lembaga. Terhitung sejak
tanggal 6 Desember 2002, sekretariat Warsi pindah ke Kota Jambi lagi. Kepindahan
nasional, disamping kedekatan dengan para pihak lainnya yang telah terbangun
selama ini.
Visi:
Misi:
masyarakat lokal.
3. Memberi ruang kepada Anggota KKI WARSI untuk berpatisipasi dalam ranah
WARSI.
Tujuan
bersama masyarakat.
dan profesionalisme.
dari:
1. Dewan Anggota.
2. Dewan Pengawas.
3. Badan Pelaksana.
b. Menejer Keuangan.
c. Menejer Kantor.
d. Menejer Informasi.
g. Spesialist Multimedia.
h. Surveyor.
11
DEWAN PENGAWAS
Nurkholis
DEWAN ANGGOTA
Bening Sugiarto
DEWAN PELAKSANA
Direktur : Rudi Syaf
Wakil Direktur : Adi Junedi
Menejer Informasi
Rudi Syaf
Koordinator Divisi
SIG dan TI
Askarinta Adi
Spesialis Spesialis
SIG dan TI Multimedia
Wirmaini Andi Irawan
tugasnya adalah:
1. Dewan Anggota
a. Dewan Anggota membuat garis besar haluan organisasi, rencana strategis KKI
WARSI.
d. Dewan Anggota Melayani kebutuhan organisasi untuk mencapai visi dan misi
KKI WARSI.
2. Dewan Pengawas
e. Masa Jabatan Anggota Dewan Pengawas adalah 3 tahun dan dapat dipilih
Tugasnya:
e. Dalam pelaksanaan tugasnya jika dianggap perlu, dapat dibantu oleh pihak
ketiga.
anggota maupun Dewan Anggota dan memroses mosi tidak percaya dari
anggota.
3. Badan Pelaksana
Dewan Anggota.
b. Badan Pelaksana dipimpin oleh satu orang Direktur dan dapat dibantu oleh satu
c. Direktur dan Wakil Direktur dipilih, diangkat dan diberhentikan oleh Dewan
Anggota.
d. Masa jabatan Direktur dan Wakil Direktur adalah 3 tahun dan dapat dipilih
dalam struktur eksekutif KKI WARSI, terutama yang berkaitan dengan hubungan
antar lembaga termasuk dengan lembaga donor. Selain itu, Direktur Eksekutif
sangat membantu dalam melakukan lobby dan komunikasi tingkat tinggi dengan
Tugasnya:
Anggota.
b. Menejer Keuangan
g) Mendukung segala upaya untuk pencapaian Visi, Misi dan Renstra Komunitas
operasional proyek.
g) Mendukung segala upaya untuk pencapaian Visi, Misi dan Renstra Komunitas
peta digital.
raster dalam sistem manajemen basis data relasional. Dalam pengembangan basis
data, administrasi basis data, atau segala jenis konsultasi manajemen aset.
a) Melakukan pembuatan peta berupa pemetaan softcopy, pemetaan web atau peta
digital.
administrasi basis data, atau segala jenis konsultasi manajemen aset. GIS
g. Spesialis Multimedia
telah dihasilkan.
c) Layout, design grafis dan editor akan bekerja penuh waktu pada proyek.
h. Surveyor
b) Surveyor akan membantu masyarakat dalam pemetaan calon lokasi areal kerja
PHBM.
d) Surveyor akan membantu masyarakat dalam pemetaan calon lokasi areal kerja
PHBM.
19
bab. Setiap bab terdiri dari beberapa sub bab tersendiri. Bab tersebut secara
keseluruhan saling berkaitan satu sama lain, dimana diawali dengan bab pendahuluan
dan diakhiri dengan bab penutupan yang berupa kesimpulan dan saran. Sistematika
Pada Bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah,
objek penelitian yang terdiri dari sejarah, visi, misi, dan tujuan, struktur organisasi,
Pada bab ini akan membahas tentang definisi sesuai dengan teori yang dibahas
Pada bab ini akan membahas tentang pendekatan penelitian yang digunakan
Pada bab ini akan membahas tentang prosedur dalam melakukan kajian
interpretasi citra satelit, serta menyajikan peta hasil interpretasi citra satelit serta
perhitungan manual. Diantaranya input, edit, tabel, grafik dan layout peta.
Pada bab ini akan membahas tentang analisa prediksi tutupan hutan dari
interpretasi data citra satelit, perhitungan dalam tabel, grafik dan Peta, serta
rangkuman dari hasil analisis, serta saran yang dapat dijadikan sebagai bahan
LANDASAN TEORI
gabungan dari tiga unsur pokok yaitu sistem, informasi, dan geografis. Dengan
jelas GIS merupakan salah satu sistem informasi atau GIS merupakan suatu
merupakan bagian dari spasial (keruangan). Kedua istilah ini sering digunakan
secara bergantian atau tertukar hingga timbul istilah yang ketiga, geospasial.
Ketiga istilah ini mengandung pengertian yang sama di dalam konteks GIS.
bumi yang berarti permukaan dua atau tiga dimensi. Istilah informasi geografis
21
22
2018, h.28).
suatu kesatuan formal yang terdiri dari berbagai sumberdaya fisik dan logika yang
berkenaan dengan objek-objek yang terdapat di permukaan bumi. Jadi, GIS juga
berikut atribut-atributnya.
SIG tersusun atas enam subsistem utama, yaitu subsistem untuk input data,
penyimpanan data, queri data, manipulasi data, analisis data, dan visualisasi data
Manipulasi
Input Data
Data
Penyimpann Subsistem
Analisis Data
Data SIG
Visualisasi
Queri Data
Data
Secara mendasar, dalam teknologi SIG memanfaatkan dua jenis data, yaitu:
a. Data Spasial
Secara sederhana format dalam bahasa komputer berarti bentuk dan kode
penyimpanan data yang berbeda antara file satu dengan lainnya. Dalam SIG, data
spasial dapat direpresentasikan dalam dua format (PPPPTK, Medan 2016, h.20),
yaitu.
i. Data Vektor
kumpulan garis, area (daerah yang dibatasi oleh garis yang berawal dan berakhir
pada titik yang sama), titik dan nodes yang merupakan titik perpotongan antara
merepresentasikan fitur titik, batasan dan garis lurus. Hal ini sangat berguna untuk
analisa yang membutuhkan ketepatan posisi, misalnya pada basis data batas-batas
kadaster.
24
Data raster (atau disebut juga dengan sel grid) adalah data yang dihasilkan
dari sistem penginderaan jauh. Pada data raster, obyek geografis direpresentasikan
sebagai struktur sel grid yang disebut dengan pixel (picture element). Bentuk data
raster merupakan gambar (image) atau citra yang berbentuk digital. Resolusi dari
data ini adalah pixel. Semakin besar pixel yang dimiliki, maka semakin bagus
(besar) resolusinya.
permukaan bumi yang diwakili oleh setiap pixel pada citra. Semakin kecil ukuran
permukaan bumi yang direpresentasikan oleh satu sel, semakin tinggi resolusinya.
Data raster sangat baik untuk merepresentasikan batas-batas yang berubah secara
radual, seperti jenis tanah, kelembaban tanah, vegetasi, suhu tanah dan
sebagainya. Keterbatasan utama dari data raster adalah besarnya ukuran file.
Semakin tinggi resolusi pixel-nya, semakin besar pula ukuran filenya dan
tersedia.
25
Data raster diperoleh dari foto atau scanning. Ketika data raster dibuka
dalam ArcGIS, maka ada data yang belum memiliki patokan (referensi) kordinat,
namun ada juga yang sudah, oleh karenanya untuk menggunakannya lebih lanjut,
dengan letak (kordinat) sebenarnya. Dalam model data raster setiap lokasi
direpresentasikan sebagai suatu posisi sel. Sel ini diorganisasikan dalam bentuk
kolom dan baris sel-sel dan biasa disebut sebagai grid. Dengan kata lain, model
piksel atau sel ini memiliki atribut tersendiri, termasuk koordinatnya yang unik.
Setiap baris matrik berisikan sejumlah sel yang memiliki nilai tertentu yang
sel adalah angka yang menunjukan data nominal. Akurasi model data ini sangat
Pada model data raster, matriks atau array diurutkan menurut koordinat
kolom (x) dan barisnya (y). Pada sistem koordinat piksel monitor komputer, titik
asal sistem koordinat raster terletak di sudut kiri atas. Nilai absis (x) akan
meningkat ke arah kanan, dan nilai ordinat (y) akan membesar ke arah bawah.
sehingga titik asal sistem kordinat terletak di sudut kiri bawah, makin ke kanan nilai
absisnya (x) akan meningkat dan nilai ordinatnya (y) makin meningkat jika
bergerak ke arah atas. Entitas spasial raster disimpan di dalam layer yang secara
Contoh sumber-sumber entitas spasial raster antara lain adalah citra satelit,
misalnya NOAA. Spot, Landsad Ikonos, dan lain sebagainya. Selain itu juga bisa
berasal dari citra radar, dan model ketinggian digital seperti DTM atau DEM
dalam model data raster. Selain itu, model raster juga mampu memberikan
informasi spasial apa yang terjadi dan lokasi kejadian dalam bentuk gambaran
yang digeneralisasi. Dengan model ini, dunia nyata disajikan sebagai elemen
matriks atau sel grid yang homogen. Dengan model data raster, data geografi
ditandai oleb nilai-nilai elemen matriks persegi panjang dari suatu objek. Dengan
demikian, secara konseptual, model data raster merupakan model data spasial
referensi. Hal ini dapat dilakukan dengan cara meregistrasi sistem grid raster ke
sistem koordinat geo- referensi yang diinginkan. Dengan demikian setiap sel pada
grid memiliki posisi geo- referensi. Dengan adanya sistem georeferensi tersebut,
maka sejumlah set data raster dapat ditata sedemikian sehingga memungkinkan
Data Non Spasial yaitu data yang tidak memiliki orientasi keruangan
Pengumpulan Data non spasial atau data atribut adalah data berbentuk tabel
dimana tabel tersebut berisi informasi-informasi yang dimiliki oleh obyek dalam
data spasial seperti : anotasi, tabel, hasil pengukuran, kategori obyek, penjelasan
indikasi, atribut;
Dari uraian diatas, maka secara umum dapat dipahami bahwa baik data
vektor, raster, spasial maupun data non spasial masing-masing memiliki fungsi
tersendiri, dimana setiap data tersebut saling melengkapi dan terintegrasi untuk
Dari uraian diatas, maka secara umum dapat dipahami bahwa baik data
vektor, raster, spasial maupun data non spasial masing-masing memiliki fungsi
28
tersendiri, dimana setiap data tersebut saling melengkapi dan terintegrasi untuk
Bumi berdasarkan garis lintang (latitude) dan garis bujur (longitude) dalam satuan
derajat menit detik (Degrees Minutes Seconds-DMS). Garis lintang yaitu garis
horizontal yang mengukur sudut antara suatu titik dengan garis katulistiwa. Titik di
katulistiwa dinamakan Lintang Selatan. Garis bujur yaitu vertikal yang mengukur
yaitu Greenwich di London Britania Raya yang merupakan titik bujur 0° atau 360°
Gambar 2.6 Ilustrasi Koordinat Peta Pada Garis Bujur dan Garis Lintang
(Sumber: http://mariadilmu.blogspot.com)
bola untuk mendefinisikan lokasi di bumi. Dalam geometri, kita mengenal bangun
ruang bola (sphere) dan elipsoid (spheroid). Bola merupakan transformasi 3D dari
lingkaran elipsoid menupakan transformasi 3D dari elips. Pada dasarnya, bumi ini
berbentuk elipsoid, bukan bola, karena radius horizontal bumi lebih panjang dari
Untuk menampilkan peta di ArcGis 10.4, ada dua sistem koordinat yang
untuk menampilkan peta secara umum dan kedua Projected Coordinate System
geometri ellipsoid bumi serta orientasi sumbu koordinat terhadap tubuh bumi.
Datum geodetik diukur menggunakan metode manual hingga yang lebih akurat lagi
gambar, dan menilai arti penting sebuah objek dengan memberi keterangan yang
cukup dari hasil rekaman penginderaan jauh agar gambar yang di hasilkan bisa
permukaan bumi dari waktu ke waktu, baik perubahan yang disebabkan oleh alam
target didalam citra satelit untuk mendapat informasi yang berguna untuk
kepentingan kita. Target dalam citra satelit dapat berupa fitur atau objek yang dapat
terlihat dan memiliki karakteristik berupa fitur titik, garis, dan poligon. Fitur-fitur
31
tersebut harus memiliki koordinat, kontras, ukuran, tone, bentuk, dan pola supaya
dapat dibedakan ari objek lain yang ada di dalam citra satelit (Indarto 2017, h.33).
Hal paling mendasar dari prinsip interpretasi citra satelit adalah penerapan
konsep yang dikenal sebagai Elemen Interpretasi Citra (EIC), yaitu: lokasi, warna,
ukuran, bentuk, tekstur, pola, bayangan, ketinggian dan ke dalama, isi, ketinggian,
situs, situasi dan asosiasi. Untuk lebih jelasnya, bisa dilihat pada tabel di bawah ini:
identifikasi, menjelaskan posisi, dan karakteristik objek yang diteliti dalam citra
satelit.
(Earth Resources Technology Satellite) pada tanggal 23 Juli 1972, menyusul ERTS-
2 pada tahun 1975, satelit ini membawa sensor RBV (Retore Beam Vidcin) dan
32
6 dan terakhir adalah Landsat 7 yang diorbitkan bulan Maret 1998, merupakan
bentuk baru dari Landsat 6 yang gagal mengorbit (Wikan, 2012, h.1).
2 dan 3 adalah sinar tampak (visible), band 4, 5 dan 7 adalah infra merah dekat,
infra merah menengah, dan band 6 adalah infra merah termal yang mempunyai
resolusi spasial 120 x 120 m. Luas liputan satuan citra adalah 175 x 185 km pada
sama pada permukaan bumi pada setiap 16 hari, pada ketinggian orbit 705 km.
dimulai tahun 1972 dengan satelit Landsat-1 yang membawa sensor MSS
MSS. MSS dan TM merupakan whiskbroom scanners. Pada April 1999 Landsat-7
sedang beroperasi.
33
Sistem Landsat-7
Orbit 705 km, 98.2o, singkron putaran matahari (sun-
synchronous), 10:00 AM crossing, rotasi 16 hari (repeat
cycle)
Sensor ETM+ (Enhanced Thematic Mapper)
Swath Width 185 km (FOV=15o)
• RBV
permukaan bumi sepanjang track lapangan satelit pada setiap selang waktu
tertentu.
• MSS
Merupakan suatu alat scanning mekanik yang merekam data dengan cara men-
• TM
Juga merupakan alat scanning mekanis yang mempunyai resolusi spectral, spatial
dan radiometric.
34
Tabel 2. 3 Band-band pada Landsat-TM dan kegunaannya (Lillesand dan Kiefer, 1997)
(Lihat, wikan 2012, h.3).
Terdapat banyak aplikasi dari data Landsat TM: pemetaan penutupan lahan,
permukaan laut dan lain-lain. Untuk pemetaan penutupan dan penggunaan lahan
data Landsat TM lebih dipilih daripada data SPOT multispektral karena terdapat
untuk studi proses-proses energi pada permukaan bumi seperti variabilitas suhu
Gambar 2.7 Kenampakan obyek permukaan pada Citra Landsat8, Band 1,2,3
resolusi 30 x 30 meter di Taman Nasional Bukit Duabelas tahun 2017
wahana satelit. Kini sudah banyak satelit mengorbit di luar angkasa dengan
fungsinya yang beragam misalnya satelit militer, satelit komunikasi, satelit inderaja
antar planet dan satelit inderaja sumber daya bumi. Oleh karena itu perkembangan
teknik inderaja sistem satelit lebih maju dibandingkan sistem foto udara (Wikan,
2012, h.1).
Saat ini zaman semakin canggih dengan teknologi yang tidak terbayangkan
dari sebelumnya. Jelas tidak heran jika banyak sekali jenis dan macam dari
Tentu akan menjadi hal yang membanggakan jika kita, Indonesia mampu
Indonesia untuk menjadi salah satu negara yang maju adalah citra satelit. Citra
dalam pembahasan ini dikenal sebagai masukan data atau pun hasil observasi dari
didefinisikan sebagai ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang suatu
objek, daerah atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh melalui suatu
alat yang dihasilkan tanpa kontak secara langsung dengan objek, daerah, atau
fenomena tersebut.
Citra juga dapat diartikan sebagai gambaran atau rekaman gambar yang
tampak dari suatu objek yang diamati, sebagai objek atau hasil liputan dari alat
pemantau atau sensor. Tentu citra memerlukan proses interpretasi atau penafsiran
dalam pemanfaatannya terlebih dahulu. Manakala citra satelit pula merupakan hasil
dari perekaman maupun pemotretan dari alat sensor yang dipasang tepat pada
wahana satelit ruang angkasa yang ketinggiannya mencapai lebih dari 400 km dari
permukaan bumi.
Sejauh ini kita dapat mengenal berbagai jenis citra satelit berdasarkan tingkat
sensor dalam melakukan perekaman pada objek terkecil di setiap pikselnya. Berikut
2. Citra satelit resolusi sedang; memiliki resolusi spasial yang mencapai 2.5m
3. Citra satelit resolusi tinggi; memiliki resolusi spasial yang mencapai 0.6 m
Tingkat dari setiap resolusi dari citra satelit ini dipengaruhi oleh kemampuan
dari sensor dalam melakukan perekaman pada objek yang paling kecil yang sedang
Selain itu, satelit Quickbird dipercaya mampu merekam objek yang paling kecil di
lapangan sebesar 0.6 x 0.6 m. Dengan resolusi yang beragam ini tentu membantu
Citra satelit ini dipercaya, terbentuk dari serangkaian matrik elemen gambar
yang biasa disebut dengan piksel. Piksel merupakan unit terkecil dari sebuah citra.
Piksel pada sebuah citra biasanya berbentuk persegi empat dan mewakili suatu area
pada citra. Apabila sensor yang dimiliki oleh citra memiliki resolusi spasial
mencapai 20 m dan citra dari sensor menampilkan objek secara menyeluruh. Maka
berarti masing-masing piksel mampu mewakili area dengan luas yang mencapai 20
x 20 m. Perlu dimengerti bahwa, citra satelit yang berhasil menampilkan objek area
dengan cakupan yang luas, diketahui bahwa ia hanya memiliki resolusi spasial yang
rendah. Sebaliknya, sebuah citra satelit yang didefinisikan memiliki resolusi spasial
satelit telah berkembang sejak puluhan tahun lalu dan telah merambah ke berbagai
Tutupan Hutan mengacu pada semua lahan yang luasnya lebih dari satu
hektar, dengan kerapatan kanopi pohon lebih dari 10 persen terlepas dari
Indonesia, seperti longsor, banjir, dan efek rumah kaca yang mengakibatkan suhu
di permukaan bumi. Manfaat itu dapat diambil karena adanya fungsi ekologi
kawasan hutan. Salah satu fungsi ekologi hutan adalah hidrologi, yaitu pengaturan
air tanah dan perlindungan tanah terhadap erosi (Oksana, 2012, h.29).
2.1.6 Lanskap
topografi, penutupan vegetasi, tata guna lahan dan pola pemukiman yang
membatasi proses alam dan budaya. Lanskap hutan dicirikan oleh karakteristiknya
39
sebagai bentang alam yang didominasi oleh adanya faktor biotik hutan yang
alam yang didominasi oleh adanya hutan yang wilayahnya meliputi dari daerah hulu
hingga ke bagian hilir. Lanskap hutan dapat dibatasi oleh suatu wilayah ekologi.
Wilayah ekologi yang sering dipakai sebagai batas adalah Daerah Aliran Sungai
(DAS). Lanskap DAS yang lebih komplek daripada lanskap hutan yang merupakan
interaksi antara struktur penyusun dan fungsinya, menjadi alasan sebagai basis
hutan sesuai dengan fungsinya, yaitu sebagai hutan produksi, hutan konservasi dan
ekologis saja yaitu ketinggian tempat, kelerengan, jenis tanah dan curah hujan.
Pendekatan pengelolaan semacam ini kurang tepat karena masih terjadi proses
sebagai suatu kesatuan fungsi, dan pengelolaannya tidak dapat dipisahkan dari
tujuan untuk memenuhi kebutuhan yang beragam. Manajemen lanskap hutan dapat
menunjukkan agar proses perubahan yang dibentuk dan dipengaruhi kondisi hutan
dalam skala luas dan dalam waktu yang panjang dapat dipahami oleh perencana
pembangunan. Kajian lanskap hutan mencakup sebaran luas dan tutupan hutan serta
sebaran fungsi hutan dan perubahannya, yang diakibatkan oleh adanya dinamika
kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang
lainnya tidak dapat dipisahkan. Sementara itu, Kawasan Hutan diartikan sebagai
wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau ditetapkan oleh Pemerintah untuk
yaitu:
1. Konservasi;
2. Lindung;
3. Produksi.
dari:
3. Taman buru.
1. Taman Nasional
3. Taman Wisata
41
ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan
beserta ekosistemnya;
c. Untuk pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.
dibagi atas :
1. Zona inti;
2. Zona pemanfaatan;
3. Zona rimba; dan atau zona lain yang ditetapkan Menteri berdasarkan kebutuhan
Suatu kawasan ditunjuk sebagai Taman Nasional jika telah memenuhi kriteria
sebagai berikut:
1. Memiliki sumber daya alam hayati dan ekosistem yang khas dan unik yang
Pegelolaan Taman Nasional ditetapkan oleh Pemerintah dan dalam hal ini
4. Melakukan kegiatan usaha yang tidak sesuai dengan rencana pengelolaan dan
atau rencana pengusahaan yang telah mendapat persetujuan dari pejabat yang
berwenang.
penyangga mempunyai fungsi untuk menjaga Kawasan Suaka Alam dan atau
43
Kawasan Pelestarian Alam dari segala bentuk tekanan dan gangguan yang berasal
dari luar dan atau dari dalam kawasan yang dapat mengakibatkan perubahan
1. Secara geografis berbatasan dengan Kawasan Suaka Alam dan atau Kawasan
Pelestarian Alam;
2. Secara ekologis masih mempunyai pengaruh baik dari dalam maupun dari luar
3. Mampu menangkal segala macam gangguan baik dari dalam maupun dari luar
masyarakat.
2.2 Flowchart
urutan prosedur dari suatu program. Flowchart menolong analis dan programmer
rangkaian proses atau prosedur sehingga mudah dipahami dan mudah dilihat
adalah:
Dalam penulisan Flowchart dikenal dua model, yaitu Sistem Flowchart dan
Program Flowchart
System Flowchart :
Melalui flowchart ini terlihat jenis media penyimpanan yang dipakai dalam
pengolahan data.
1. Selain itu juga menggambarkan file yang dipakai sebagai input dan output.
masalah
Program Flowchart
Yaitu: Bagan yang memperlihatkan urutan dan hubungan proses dalam suatu
program.
secara global
(Saputra).
Digunakan untuk menghubungkan simbol satu dengan yang lain dan disebut
Simbol Keterangan
Simbol arus/flow, yaitu menyatakan jalannya arus suatu
proses
Simbol communication link, yaitu menyatakan transmisi
dari satu lokasi ke lokasi lain
Simbol connector, berfungsi menyatakan sambungan dari
proses ke proses lainnya dalam halaman yang sama
Simbol offline connector, menyatakan sambungan dari
proses ke proses lainnya dalam halaman yang berbeda
2. Processing symbols
Simbol Keterangan
Simbol process, yaitu menyatakan suatu tindakan (proses)
yang dilakukan oleh komputer
Simbol manual, yaitu menyatakan suatu tindakan (proses)
yang tidak dilakukan oleh komputer
Simbol decision, yaitu menunjukkan suatu kondisi tertentu
yang akan menghasilkan dua kemungkinanjawaban:
ya/tidak
Simbol predefined process, yaitu menyatakan penyediaan
tempat penyimpanan suatu pengolahan untuk memberi
harga awal
Simbol terminal, yaitu menyatakan permulaan atau akhir
suatu program
Simbol keying operation, Menyatakan segal jenis operasi
yang diproses dengan menggunakan suatu mesin yang
mempunyai keyboard
Simbol offline-storage, menunjukkan bahwa data dalam
simbol ini akan disimpan ke suatu media tertentu
Simbol manual input, memasukkan data secara
manualdengan menggunakan online keyboard
49
Simbol Keterangan
Simbol input/output, menyatakan roses input atau output
tanpa tergantung jenis peralatan.
Simbol punched card, menyatakan input berasal dari kartu
atau output ditulis ke kartu.
Simbol magnetic tape, menyatakan input berasal dari pita
magnetis atau ouput disimpan ke pita magnetis.
Simbol disk storage, menyatakan input berasal dari disk atau
output disimpan ke disk.
Simbol document, mencetak keluaran dalam bentuk
dokument (melalui printer)
Simbol display, mencetak keluaran dalam layar monitor
2.3.1 ArcGis
ArcGIS adalah Suatu sistem perangkat keras, perangkat lunak, dan prosedur
dari berbagai macam software GIS yang berbeda seperti GIS desktop, server, dan
GIS berbasis web. Software ini mulai dirilis oleh ESRI Pada tahun 2000. Produk
utama Dari ARCGIS adalah ARCGIS desktop, dimana arcgis desktop merupakan
komprehensif, pemetaan dan analisis), ArcEditor (lebih fokus ke arah editing data
spasial) dan ArcInfo (lebih lengkap dalam menyajikan fungsi-fungsi GIS termasuk
Software ArcGIS pertama kali diperkenalkan kepada publik oleh ESRI pada
tahun 1999, yaitu dengan kode versi 8.0 (ArcGIS 8.0). ArcGIS merupakan
terkenal sebelumnya yaitu ArcView GIS 3.3 (ArcView 3.3) dan Arc/INFO
Workstation 7.2 (terutama untuk tampilannya). Bagi yang sudah terbiasa dengan
kedua software tersebut, maka sedikit lebih mudah untuk bermigrasi ke ArcGIS.
Setelah itu berkembang dan ditingkatkan terus kemampuan si ArcGIS ini oleh ESRI
yaitu berturut turut ArcGIS 8.1, 8.2, 9.0, 9.1, 9.2, dan terakhir saat ini ArcGIS 10.5.
ArcCatalog dapat digunakan untuk melihat data. Bila ada data yang akan
data dari pihak lain, data tidak dapat langsung digunakan. Data tersebut mungkin
atau dihubungkan antara data geografis dengan atribut yang tersimpan pada tabel
terpisah. Pada saat data siap, isi dan struktur data sebagaimana halnya
perangkat lunak untuk GIS. Memulai debutnya dengan produk ArcInfo 2.0 pada
awal 1990 an, ESRI terus memperbaiki produknya untuk mengakomodasi berbagai
paling terkenal dan hingga saat ini masih banyak digunakan oleh pengguna GIS
adalah Arc/Info 3.51 dan ArcView 3.3. Kedua produk ini masih digunakan karena
sifatnya yang ringan, tidak haus memory dan kelengkapan fasilitasnya cukup
memadai. Saat ini, produk terakhir ESRI adalah ArcGIS versi 10 yang dirilis pada
28 Juni 2010 yang lalu. Dengan bervariasinya kalangan pengguna GIS, software
ArcGIS yang diproduksi oleh ESRI mencakup penggunaan GIS pada berbagai
skala:
maupun institusi)
2. ArcObjects, dibuat untuk para developer yang selalu ingin membuat inovasi dan
pengembangan.
3. Server GIS (ArcIMS, ArcSDE, lokal), dibuat bagi pengguna awam yang
4. Mobile GIS, diciptakan bagi pengguna GIS yang dinamis, software ini
Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa ArcGIS adalah salah satu
GIS yang berbeda seperti GIS desktop, server, dan GIS berbasis web.
ArcView
ArcMap
ArcEditor
ArcInfo
ArcCatalog
dengan rumus :
(R1 – R2)
W = ---------------- ....................................... (II-1)
(T2 – T1)
Ket: W = Laju hutan rusak (ha/tahun); T2 = tahun pada waktu akhir; T1 = tahun pada waktu awal;
R2 = luas hutan pada waktu akhir; R1 = luas hutan pada waktu awal.
Ket: P = laju hutan rusak(%/tahun); R1 = luas hutan tahun pertama; R2 = luas hutan tahun kedua;
R2 = tahun pada waktu akhir; R1 = tahun pada waktu awal.
R
Q = --------------------- x P ..................................... (II-3)
S
Ket: Q= Persentasi Tahunan, R= Laju tahunan, S= Total laju (2000-2017), P= Persentase laju
Perubahan hutan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Ada dua metode yang dilakukan dalam penelitian ini, pertama metode
penggunaan angka, tabel, grafik, dan diagram untuk menampilkan hasil data/
informasi yang diperoleh. Kedua metode deskriptif adalah metode penelitian yang
bertujuan untuk menjelaskan suatu peristiwa yang sedang berlangsung pada masa
Landsat tahun 2000, Landsat tahun 2007 dan Landsat tahun 2017, melakukan
sekunder, pemilihan lokasi, pengaturan band dan penajaman citra lansat, interpetasi
yang meliputi; identifikasi objek hutan, klasifikasi, dan terakhir penyajian peta
55
56
informasi geografi. Sehingga peneliti dapat mengetahui perubahan luas hutan dari
Kerangka kerja adalah rangkaian dari suatu tata kerja yang berurut, tahap
demi tahap serta jelas menunjukkan jalan atau arus (flow) yang harus ditempuh dari
mana pekerjaan berasal, kemana diteruskan dan kapan atau di mana selesainya.
Agar lebih mudah dalam memahami, adapun kerangka kerja dalam penelitian ini
Menganalisa
Pengumpulan
Identifikasi Survei Kebutuhan Pada
Data Sekunder
Masalah Lapangan Peta dan Citra
dan Primer
Satelit
Layout/Publikasi
Analisis Data Hasil
Hasil Interpreasi
Interpretasi Citra
Citra Sateli
Peta Interpretasi
Citra Satelit dan Laporan/
Skripsi
1. Identifikasi masalah
menyajika data yang tepat dan akurat dalam mengatasi masalah yang sedang
berlangsung di masyarakat.
bahwa masalah utama yang dihadapi saat ini adalah penurunan tutupan hutan.
baik secara ekologis, sosial dan ekonomi. Terutama masyarakat yang tinggal
2. Survei Lokasi
sekunder dari pusat data tempat penelitian dan juga dari internet. Tahapan
data primer dan sekunder serta mendapatkan informasi yang lebih akurat
dan real
analisa pada kebutuhan data, input data, proses data, output data untuk
hasil yang diharapkan. Tahap analisis merupakan tahap yang paling penting,
Pada tahap ini dilakukan desain analisa yang dilakukan pada tahap
a. Desain database yaitu tahap menentukan kriteria data yang digunakan dalam
media penyimpanan.
b. Desain proses yaitu tahap menentukkan alur kerja interpretasi yang akan
dilakukan.
c. Desain Layout atau publikasi yaitu tahap menentukan tampilan output yang
bertujuan agar data yang dihasilkan terlihat bisa tersaji secara visual tidak
Pada tahap ini adalah proses penyusunan data input, edit, dan
Membuat dan mengatur data mana saja yang akan digunakan sebagai
output dari proses atau analisis GIS yang digunakan serta bagaimana data
peta dan memperindah secara tampilan, selain itu tujuan yang lebih penting
adanya layout, sebuah peta tidak akan berarti apa-apa, dan hanya bermakna
Pada tahap ini peneliti memberikan hasil sebuah peta dalam bentuk data
digital dan data Cetak sehingga KKI Warsi dapat mengunakan sesuai
Pada tahap ini peneliti menulis laporan hasil kerja dan penelitian yang
Data spasial adalah data yang bersifat keruangan meliputi peta rupa bumi,
citra Landsat, peta batas administrasi, peta jalan, peta batas kawasan TNBD didapat
dari KKI Warsi, sedangkan data citra landsat tersebut diperoleh dari situs resmi
di bawah ini.
61
Data atribut adalah data yang menunjukkan tulisan atau angka-angka yang
dalam perangkat lunak, yang meliputi kebutuhan input, proses, output, antarmuka
3.3.2.1 Digitasi
informasi sistem secara cepat dan tepat. Adapun kebutuhan masukan pada sistem
3.3.2.2 Editing
tutupan hutan tahun 2000, 2007 dan 2017 dan menghitung luasan masing-masing.
perubahan penutupan hutan yang terjadi pada tahun 2000, 2007 dan 2017.
maka didapatkan data prediksi perubahan tutupan hutan dalam bentuk tabel dan
grafik.
b. Layout peta perubahan tutupan hutan di Taman Nasional Bukit Duabelas tahun
2000.
c. Layout peta perubahan tutupan hutan di Taman Nasional Bukit Duabelas tahun
2007.
d. Layout peta perubahan tutupan hutan di Taman Nasional Bukit Duabelas tahun
2017.
e. Layout peta Analisis tutupan hutan di Taman Nasional Bukit Duabelas tahun
Pada tahapan ini dilakukan perancangan basis data dan antarmuka yang
terkandung di dalam SIG. Secara umum proses fungsional yang ada dalam sistem
Informasi Geografis ini bersifat user friendly artinya pengguna(User) dapat dengan
mudah menggunakan sistem ini di dalam melihat perubahan tutupan hutan yang
1. Halaman view. Yaitu halaman pertama yang tampil pada SIG program ArcGis
10.4, menampilkan data input berupa data vektor, data raster, dan data atribut.
2. Halaman layout yaitu halaman kedua yang menampilkan data vektor, data
raster, data atribut dan analisis data dalam tampilan berupa peta, tabel, dan
Dalam Interpretasi Citra Satelit dalam melihat perubahan tutupan hutan, serta
e. Citra Satelit, dalam penelitian ini penulis memilih citra satelit landsat4 dan citra
pembangunan sistem tata kelola surat masuk dan surat keluar ini adalah sebagai
berikut:
c. RAM 8 GB
d. Hardisk 500 GB
f. Mouse.
g. Plotter/printer
BAB IV
PERANCANGAN
terhadap proses yang telah dilakukan, tahap ini berupa cara memahami proses
Warsi.
4. 2 Analisis Data
Sistem Informasi Geografi dalam Interpretasi Citra Satelit untuk Melihat Perubahan
Tutupan Hutan di Lanskap Taman Nasional Bukit Duabelas. Metode ini berupa
interpretasi secara visual melalui digitasi on screen. Citra yang digunakan dalam
Sebelum interpretasi citra proses yang dilakukan adalah: pemasukan data (input)
landsat.
66
67
hutan dan non hutan, digitasi untuk mendeliniasi hasil dari identifikasi, klasifikasi,
4.2.1 Flowchart
Cek Lapangan
Penyesuaian Warna
Hutan dan Bukan Ya
Hutan
Gambar 4. 1 Flowchart
68
Nasional Bukit Buabelas. Dimana, ada dua input data yaitu data raster citra satelit
landsat TM (Thematic Mapper) tahun 2000, 2007, dan 2017) dan data vektor
sebaran orang rimba, sungai, jalan, batas administasi, batas taman nasional bukit
duabelas.
lahan hutan dan non hutan dari tahun 2000 sampai tahun 2017.
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam mengolah data secara benar
dan tepat dalam sebuah program aplikasi adalah merancang database. Database
adalah kumpulan dari berbagai data atau informasi yang saling berhubungan satu
sama lain, database disimpan di dalam perangkat keras komputer secara sistematis
digunakan untuk mengolah dan memanggil query basis data disebut sistem
penelitian (TNBD), baik sungai besar maupun sungai kecil, adapun tabel ini sebagai
berikut
Berisikan data kondisi jalan yang ada dalam wilayah TNBD, adapun tabel ini
sebagai berikut:
Berisikan data wilayah kabupaten yang berada di TNBD, adapun tabel ini
sebagai berikut:
Keterangan: Type data Short Interger digunakan seluruh angka. Termasuk positif
dan negatif, sedangkan Text adalah seluruh karakter termasuk
alphanumeric, maximum 255 karakter
yang melayani sistem basis data yang entitas utamanya terdiri dari tabel-tabel yang
mempunyai relasi dari satu tabel ke tabel yang lain. Seluruh data terdiri dari baris
dan kolom untuk menggambarkan sebuah berkas data, penyimpanan data unik
berupa koordinat-koordinat peta dijital. Di bawah ini gambar relasi antar tabel pada
database.
72
Tabel_Orang
Rimba
Tabel_Jalan
Id_Or*
Id_Batas**
Keterangan Id_Kec
Id_Kab
Id_2000**
Tabel_Sungai Id_2007**
Id_2017**
Nama_Unsur Latitude
Toponim Longitude
Kelompok
Pesaken
Jiwa
Tumengggung
Lokasi
informasi pengolahan data tidak menyimpang dari apa yang telah ditetapkan
sebelumnya sehingga hasil rancangan yang sudah dirancang dapat berhasil dengan
baik
73
mengklasifikasi atau memisahkan antara lahan terbuka bukan hutan yang berwarna
merah muda, kuning kehijauan sedangkan yang berwarna hijau muda sampai hijau
screen atau visual dengan mendeliniasi batas antara bukan hutan dan hutan.
objek yang diwakili dengan piksel dan menilai warnanya. Unsur interpretasi yang
digunakan pada lokasi penelitian hanya unsur rona/warna, yaitu tingkat kegelapan
atau kecerahan objek pada citra dan perbedaan warna yang tampak oleh mata.
74
Data yang dianalisa adalah citra satelit Landsat Thematic Mapper (TM) yang
digunakan adalah citra satelit TM tahun 2000, 2007 dan TM 8 tahun 2017. Band
karakteristik kekontrasan antara air, vegetasi, dan lahan terbuka. Sebagian besar
objek dapat diamati secara detail karena objek ditampilkan pada kisaran gelombang
tampak dengan true color pada tampilan yang bisa diamati mata manusia. Seperti
yang ditampilkan pada gambar citra dan hasil digitasi/deliniasi di bawah ini:
(a) Citra Satelit Tahun 2000 (b) Hasil Digitasi Tutupan Hutan Tahun 2000
(c) Citra Satelit Tahun 2007 (b) Hasil Digitasi Tutupan Hutan Tahun 2007
(e) Citra Satelit Tahun 2017 (f) Hasil Digitasi Tutupan Hutan Tahun 2017
Gambar 4.4 (a,b,c,d,e,f) Data Citra dan Hasil Digitasi Klasifikasi Hutan
di Taman Nasional Bukit Duabelas
75
Hasil digitasi klasifikasi Citra Satelit tahun 2000, tahun 2007, dan tahun 2017
(R1 – R2)
W = ---------------- ......................................................... (IV-1)
(T2 – T1)
(64.197-50.955) 13.242
W = --------------------- = --------------- = 1.324,2
( 2017-2007) 10
menggunakan rumus:
R
Q = ------------------------ x P .................................... (IV-3)
S
2.306
Q = ------------------------ x 2,1517 = 0.1688 %
29.389
5.1 Pembahasan
Pada bab ini akan dijelaskan tentang perangkat lunak yang digunakan dalam
pembuatan peta, aplikasi Sistem Informasi Geografi (SIG) yang dipakai oleh
peneliti adalah ArcGis 10.4 dan Excel 2013, dalam melakukan Interpretasi Citra
Satelit dengan Sistem Informasi Geografi untuk Melihat Perubahan Tutupan Hutan
Keunggulan yang paling terlihat dari sistem ini adalah waktu yang
dibutuhkan untuk memproses data spasial dapat lebih singkat, hal ini
komputer memakan waktu jauh lebih singkat dibandingkan dengan proses data
manual. Keunggulan SIG tersebut membuat hasil yang diharapkan juga menjadi
77
78
Pada umumnya data spasial yang dikenal dicetak dalam bentuk peta
berskala. Peta tersebut biasanya hanya tersedia dalam bentuk fisik dan tidak
yang digunakan pada peta tersebut pun akan lebih fleksibel dan bisa dipilih
Sebelum era sistem informasi digital, pengolahan data spasial jauh lebih
kaku dan membutuhkan banyak langkah. Akan tetapi dengan adanya SIG ini
proses pertukaran data tersebut menjadi lebih mudah, karena sifat data digital
yang juga mudah untuk ditransfer terutama via jaringan internet. Data spasial
bidang geospasia milik pemerintah, bahkan lembaga yang berasal dari luar
negeri, seperti USGS (United States Geological Survey) milik Amerika Serikat
untuk menyediakan data citra landsat untuk melihat kondisi hutan di sekitar
TNBD. Dengan keunggulan SIG yang satu ini, maka akan didapatkan data secara
cepat dan dapat diinformasikan ke berbagai pihak dengan lebih cepat dan
tersebar luas.
79
digital untuk sistem informasi geografis tergolong mahal, namun investasi ini
tinggi, hingga alat output data yang tak kalah banyak. Begitu pula dengan
perangkat lunak seperti software olah data ataupun Data Base Management
System (DBMS). Tetapi, pada kedepannya dalam pengambilan data akan lebih
mudah karena memanfaatkan data satelit, data digital, atau data-data lain yang
pemanggilan kembali data lebih cepat. Keunggulan dari SIG tersebut dapat
penghitungan langsung.
manual, perhitungan dengan komputer akan lebih tepat analisisnya. Hal ini
kesalahan, hal itu disebabkan oleh operator ataupun manusia (human error) yang
keunggulan SIG selanjutnya. Mengolah data dengan komputer saat ini tentunya
sudah tersedia banyak pilihan aplikasi yang dapat mempersingkat langkah dan
waktu dalam mengolah data. Tidak hanya dalam pengolahan data, dalam
bagian tak terpisahkan dari data. Karena sifatnya digital, maka tentunya
Banyak software pengolah data SIG sudah mendukung fitur ekspor ataupun
digunakan dalam berbagai keperluan. Salah satu contohnya adalah untuk prediksi
bencana alam yang real time, penentuan strategi penjualan, hingga perencanaan
pembangunan.
81
5.2 Implementasi
Tujuan dari tahap implementasi ini adalah untuk memastikan apakah Sistem
Melihat Perubahan Tutupan Hutan di Lanskap Taman Nasional Bukit Buabelas ini
Digitasi merupakan proses pembentukan data yang berasal dari data raster
menjadi data vektor. Dalam sistem informasi geografis dan pemetaan digital,
data vektor banyak digunakan sebagai dasar analisis dan berbagai proses.
b. Klik dua kali icon gambar bola dunia dan kaca pembesar untuk membuka
aplikasi ArcMap, maka akan muncul tampilan seperti di bawah ini, silakan di
klik Close
View merupakan jendela yang menampilkan area utama dari aplikasi ArcMap.
e. Lanjutkan dengan Klik Catalog, untuk membuat data keruangan yang akan di
digitasi.
f. Klasifikasi tampilan citra yang berwarna merah muda dan kuning masuk dalam
kategori bukan hutan sedangkan hijau muda sampai hijau tua adalah hutan.
Gambar di bawah ini merupakan tampilan data input dalam proses didigitasi
tabel.
berkisar 2.307 hektar per tahun dalam kurun waktu 2000-2007, dan menurun sekitar
85
1,324 hektar per tahun selama 2007-2017. Meskipun terjadi penurunan laju tutupan
hutan 983 hektar per tahun bukan berarti ancaman terhadap lanskap TNBD
berdampak pada upaya mencari sumber ekonomi baru, yang berbasis lahan.
Kondisi ini bisa memicu pembukaan hutan untuk menjadi areal perkebunan dan
akan berpengaruh pada hilangnya tutupan hutan. Faktor lain yang bisa
lemah.
Lebih jelasnya laju penurunan tutupan hutan, bisa dilihat dari gambar dan
Gambar 5.8 Perubahan Tutupan Hutan di TNBD dari Tahun 2000 ke 2017
86
Apabila laju kehilangan hutan ini terus bertahan tanpa ada pencegahan atau
action dari pemerintah, maka diprediksi tahun 2034 tutupan hutan di lanskap
Taman Nasional Bukit Duabelas tinggal kenangan alias tidak tersisa sama sekali
(Lihat Grafik). Hilangnya hutan di tengah-tengah Provinsi Jambi ini tentunya akan
berdampak terhadap hilangnya habitat flora dan fauna. Kehilangan flora dan fauna
keanekaragaman hayati hutan kita. Kondisi ini dalam jangka panjang akan
banjir, hilangnya mata air dan sumber air, serta tentunya hilangnya sumber
penghidupan orang Rimba. Dampak lain yang mungkin timbul adalah preseden
buruk dan citra yang tidak baik bagi Pemerintah Provinsi Jambi.
87
Dan apabila laju kehilangan tutupan hutan ini dapat dicegah atau dikurangi
lahan yang ada, dan bantuan bibit unggul maka bukan hanya dampak negatif akan
Degradation ). Insentif akan dibayarkan bila kita dapat menunjukkan kinerja bahwa
hutan berdasarkan periode rujukan awal) dan tentunya dalam kurun waktu yang
disepakati.
88
Layout merupakan seni dalam menyajikan peta agar terlihat menarik, indah,
tidak rumit, serta membuat pengguna mudah mengerti dan memahami pesan yang
disajikan.
yang menunjukkan posisi peta, tahun pembuatan, dan identitas pembuat peta.
Pengujian ini merupakan pengujian yang dilakukan untuk melihat data yang
dimasukkan, apabila langsung tampil di jendela lembar kerja, maka data yang
Pada pengujian ini, apabila user menginputkan data dari Citra Satelit yang
sudah dilakukan koreksi koordinat, maka aplikasi akan menampilkan gambar Citra
Pada pengujian ini, apa bila user menginput data vektor (misalkan data
berupa sungai) yang sudah terkoreksi koordinat, maka aplikasi akan mengeluarkan
yang diinput ke aplikasi sudah terkoreksi koordinatnya, jika data yang digunakan
belum memiliki koordinat sistem geografi maka akan mengakibatkan data tidak
bisa ditampilkan pada layer aplikasi, selain itu data juga tidak bisa diproses untuk
membuat sebuah peta. Pesan yang akan ditampilkan seperti gambar 5.12 berikut:
Gambar 5.13 Pesan Tidak Normal Data Input Belum Ada Titik Koordinat
91
Pengujian berikut adalah infut data vektor. Dalam sebuah data ArcGIS,
memiliki delapan type data, yaitu: CPG, DBF, PRJ, SBN, SBX, SHP, XML, dan
SHX. Apabila salah satu type data terhapus, maka pesan yang akan ditampilkan,
Gambar 5.14 Pesan Tidak Normal Data Input Apabila Salah Satu Type
Data Hilang
BAB VI
6.1 Kesimpulan
terbuka berwarna merah muda, belukar berwarna kuning dikategorikan bukan hutan
sedangkan warna hijau muda sampai hijau tua kategori hutan. Dari analisis yang
dilakukan pada Citra TNBD yang merupakan kawasan tempat hidup dan
1. Hasil digitasi citra satelit, telah terjadi pembukaan hutan yang secara terus-
menerus.
2. Laju pengurangan tutupan hutan terjadi 2.307 hektar pertahun dalam kurun
waktu 2000-2007, dan menurun sekitar 1,324 hektar pertahun selama 2007-2017
3. Diprediksikan tutupan hutan di lanskap TNBD pada tahun 2034 akan habis jika
4. Dengan adanya aplikasi Sistem Informasi Geografi maka data Citra Satelit yang
92
93
6.2 Saran
memberikan beberapa saran, sebagai bentuk implementasi dari hasil penelitian ini
sebagai berikut:
2. Diperlukanp penegakan hukum yang kuat dari pengelola Taman Nasional Bukit
Duabelas
3. Untuk mendapatkan data interpretasi citra yang akurat sangat dipengaruhi oleh
ketelitian, ketersediaan data citra satelit yang bersih, data sekunder, data primer
4. Penggunaan Citra Satelit Landsat hanya untuk kawasan yang memiliki luas di
atas 50.000 hektar, jika dibawah 50.000 hektar sebaiknya mengunakan citra
Indarto. 2017. Penginderaan Jauh Metode Analisis dan Interpretasi Citra Satelit.
Yogyakarta: Penerbit Andi
Junaidi, Edi. 2013. Pengaruh Dinamika Spasial Sosial Ekonomi Pada Suatu
Lanskap Daerah Aliran Sungai (DAS) Terhadap Keberadaan Lanskap Hutan
(Studi Kasus Pada DAS Citanduy Hulu dan DAS Ciseel, Jawa Barat).
(Jurnal,Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan Vol. 10 No. 2 Juni 2013, Hal.
123)
Oksana. 2012. Pengaruh Alih Fungsi Lahan Hutan Menjadi Perkebunan Kelapa
Sawit Terhadap Sifat Kimia Tanah. (Jurnal Agroteknologi, Vol. 3 No. 1, Agustus
2012: 29)
USGS. 2018. The United States Geological Survey is a scientific agency of the
United States government. dilihat 15 September 2018:
https://earthexplorer.usgs.gov/
UU No. 5 Tahun 1990. Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan
Ekosistem
PP No. 28 Tahun 2011. Tentang Pengelolaan Kawasan Suaka Alam dan Kawasan
Pelestarian Alam
Warsi, KKI. 2019. Laporan Internal Proyek Suku Adat Marjinal di Taman Nasional
Bukit Duabelas.