332-Article Text-1193-1-10-20210828
332-Article Text-1193-1-10-20210828
332-Article Text-1193-1-10-20210828
M. Yusuf1
Abstract:
In this paper, we will examine how non-formal education contributes to
reviving and implementing the concept of life long education, because it is a
part of the education system which has a very important role in the service of
life long education, which is very much needed now and in the future. Non-
formal education units consist of course institutions, training institutions,
study groups, community learning centers (PKBM), and majelis taklim, and
similar education units. As is well known, students learn about the world of
formal education and their learning is limited to certain times, at that time
also, students in learning control, meaning that all academic activities are
monitored directly by the teachers or educators.
But as stated at the outset, the learning time is limited, after school, the
teacher's task seems to have been completed in escorting the learners, the only
one who can be relied upon is parents who are tasked with controlling and
supervising them in learning. But with various reasons that emerged such as
busyness, educational background and so on. So education must always get
serious escort while the student lives, the education control relay baton must
not break up only during school hours, but must also be passed on to parents,
if parents are unable, then it can be thrown at tutors who located in non-formal
institutions that are now popping up by including students in these institutions.
The concept of lifelong education by utilizing non-formal educational
institutions will supply energy and enthusiasm that humans should not stop
learning even though age has begun to increase, because in this concept
education does not recognize age and place, because humans are created as
human learners who must not be bored and stop to learn.
Keyword: non formal education, life long education
A. Pendahuluan
Pendidikan luar sekolah yang biasa disebut sebagai pendidikan non formal dan
juga informal, merupakan sebuah bagian dari sistem pendidikan memiliki peran yang
sangat penting dalam rangka pelayanan pendidikan sepanjang hayat, yang sangat
dibutuhkan saat ini dan ke depan. Pendidikan luar sekolah dianggap sebagai
pendidikan yang mampu memberikan jalan serta pemecahan bagi persoalan-persoalan
layanan pendidikan masyarakat, terutama masyarakat yang tidak terlayani oleh
pendidikan formal. Ahmed (Wahyudi Ruwiyanto, 1994: 40) menjelaskan bahwa
dalam konteks sosio-ekonomi bagi individu dari suatu program pendidikan (termasuk
pendidikan luar sekolah) adalah memberikan kebermanfaatan atau perbaikan dari segi
penghasilan, produktivitas, kesehatan dan partisipasi.2
Undang-Undang Nomor 20, Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(UU 20/2003) pasal 13 ayat 1 menegaskan bahwa jalur pendidikan terdiri atas
pendidikan formal, nonformal dan informal yang dapat saling mengganti dan
memperkaya. Berdasarkan definisi dari pasal 1 ayat 11, 12, dan 13 masing- masing
jalur pendidikan mempunyai kejelasan makna dan pengertian. Pendidikan formal
merupakan jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas
pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Pendidikan non
formal merupakan jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat
dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang, sedangkan pendidikan informal
adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.3 Dari penjelasan ini, peran dan
fungsi dari pendidikan non formal memang tidak bisa dianggap remeh.
Dan kini, layanan pendidikan non formal memang tengah memiliki tempat di
hati masyarakat, karena dengan adanya layanan pendidikan itu, seolah menjadi
penyempurna peningkatan keterampilan peserta didik yang tidak dapat diperoleh di
bangku sekolah yang dalam hal ini adalah lembaga pendidikan formal.
Satuan pendidikan non formal terdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan,
kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM), dan majelis taklim,
serta satuan pendidikan yang sejenis. Kursus dan pelatihan diselenggarakan bagi
masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup,
2I Ketut Sudarsana, “Peningkatan Mutu Pendidikan Luar Sekolah Dalam Upaya Pembangunan
Sumber Daya Manusia” Jurnal Penjamin Mutu, (N.D.), 1–14.
3Ida Kintamani, Dewi Hermawan, And Sekretariat Jenderal Kemdikbud, “The Performance Of
Equality Education As A Type Of Non Formal,” No. September 2011 (2012), 65–84.
35
M. Yusuf
4Ibid.
5Asmal May, “Melacak Peranan Tujuan Pendidikan Dalam Perspektif Islam” Tsaqafah, Jurnal
Peradaban Islam, vol 2, no. 2 (2015), 209–222.
6Zulhaini, “ Peranan Keluarga Dalam Menanamkan Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam Kepada
36
Urgensi Pendidikan Non Formal Dalam Konsep Pendidikan Sepanjang Hayat
realization) atau menampilkan diri sebagai pribadi yang utuh (Muslim sejati). Proses
pencapaian realisasi diri tersebut dalam istilah psikologi disebut becoming, yakni
proses menjadikan diri dengan keutuhan pribadi. Sedangkan untuk sampai pada
keutuhan pribadi diperlukan proses perkembangan tahap demi tahap yang disebut
proses development. Tercapainya self realization yang utuh itu merupakan tujuan
umum pendidikan Islam yang proses pencapaiannya melalui berbagai lingkungan
atau lembaga pendidikan, seperti yang dikatakan Ramayulis: (a) pendidikan keluarga,
(b) sekolah, dan (c) masyarakat, secara formal, non-formal, maupun informal.7
Pendidikan agama dan spiritual termasuk bidang-bidang pendidikan yang harus
dapat perhatian penuh dari keluarga terhadap anak-anaknya. Pendidikan agama dan
spritual ini berarti membangkitkan kekuatan dan kesediaan spritual yang bersifat
naluri yang ada pada anak-anak melalui bimbingan agama dan pengamalan ajaran-
ajaran agama.8 Dari segi kegunaan, pendidikan agama dalam rumah tangga berfungsi
sebagai berikut:
a. Penanaman nilai dalam arti pandangan hidup yang kelak mewarnai
perkembangan jasmani dan akalnya.
b. Penanaman sikap yang kelak menjadi basis dalam menghargai hidup dan
pengetahuan di sekolah.
Dengan kedua fungsi tersebut, pelaku pendidikan akan dengan senantiasa siap
menghadapi segenap problematika kehidupan karena telah ditempa pendidikan agama
yang baik di tengah-tengah keluarga mereka.
B. Pembahasan
1. Pendidikan non Formal
a. Pengertian Pendidikan non Formal
37
M. Yusuf
38
Urgensi Pendidikan Non Formal Dalam Konsep Pendidikan Sepanjang Hayat
39
M. Yusuf
40
Urgensi Pendidikan Non Formal Dalam Konsep Pendidikan Sepanjang Hayat
kursus computer, lembaga kursus bahasa asing, lembaga kursus seni musik,
lembaga kursus kerajinan tangan, dan sebagainya.
3) Kelompok Belajar
Kelompok belajar adalah pendidikan non formal yang terdiri dari
sekelompok masyarakat yang saling berbagi pengalaman dan kemampuan satu
sama lain. Tujuan dari kelompok belajar ini adalah untuk meningkatkan mutu
dan taraf hidup setiap anggota kelompok belajar.
4) Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat
Menurut Sutaryat, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat adalah pendidikan
non formal yang berfungsi sebagai tempat untuk belajar dari/oleh/dan untuk
masyarakat, tujuannya adalah untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan,
sikap, hobi, dan bakat anggota masyarakat sehingga bermanfaat bagi
masyarakat dan lingkungannya.
5) Majlis Ta’lim
Majlis Ta’lim adalah pendidikan non formal yang diselenggarakan oleh
masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap hidup,
yang berhubungan dengan agama Islam, seperti kelompok yasinan, kelompok
pengajian, pengajian kitab kuning, salafiah, dan sebagainya.
2. Konsep Pendidikan sepanjang hayat
a. Pengertian Pembelajaran sepanjang hayat
Pembelajaran sepanjang hayat atau yang biasa dikenal istilah
pendidikan seumur hidup (Life Long Education) adalah pendidikan yang
menekankan bahwa proses pembelajaran serta pendidikan berlangsung
terus menerus sejak seseorang dilahirkan hingga meninggal dunia, baik
dilaksanakan di jalur pendidikan formal, non formal maupun informal.12
Karena memang Pendidikan sebagai semua pengalaman belajar yang
berlangsung dalam segala lingkungan (dalam keluarga/sekolah dan atau
12 Fathul Jannah, “Pendidikan Seumur Hidup Dan Implikasinya” 13, No. 1 (2013), 1–16.
41
M. Yusuf
13Ibid.
42
Urgensi Pendidikan Non Formal Dalam Konsep Pendidikan Sepanjang Hayat
14Hatta Moh, Alam Pikiran Yunani (Jakarta: Tinta Mas, 1961), 28 15.
15Wawan Wahyudin, Pendidikan Sepanjang Hayat Menurut Perspektif Islam (Kajian Tafsir
Tarbawi) M (2016), 191–208.
16Ibid.
43
M. Yusuf
44
Urgensi Pendidikan Non Formal Dalam Konsep Pendidikan Sepanjang Hayat
20Ibid.
45
M. Yusuf
21Abdul Rohman Et Al., “Pendidikan Multikultural : Penguatan Identitas Nasional Di Era,” No.
September (2018), 44–50.
22Banu Prasetyo, Umi Trisyanti, “Revolusi Industri 4.0 Dan Tantangan Perubahan Sosial” (N.D.),
22–27.
23Erfan Gazali, “Pesantren Di Antara Generasi Alfa Dan Tantangan” 2, No. 2 (2018), 94–109.
46
Urgensi Pendidikan Non Formal Dalam Konsep Pendidikan Sepanjang Hayat
47
M. Yusuf
Daftar Pustaka
Gazali. Erfan, “Pesantren di Antara Generasi Alfa Dan Tantangan” 2, No. 2 (2018):
94–109.
Jannah, Fathul. “Pendidikan Seumur Hidup Dan Implikasinya” 13, No. 1 (2013).
Journal, Ijis Indonesian. “Data Processing Information System For Non-Formal
Students” 2, No. April 2017 (N.D.).
Kintamani, Ida, Dewi Hermawan, And Sekretariat Jenderal Kemdikbud. “The
Performance Of Equality Education As A Type Of Non Formal,” No. September
2011 (2012): 65–84.
Hatta, Moh. “Alam Pikiran Yunani , (Jakarta: Tinta Mas, 1961), Hal. 28 15” (1961):
15–32.
May, Asmal. “Melacak Peranan Tujuan Pendidikan Dalam Perspektif Islam” 2, No. 2
(2015): 209–222.
Mulyono, Dinno. “Menegaskan Karakter Pendidikan Nonformal” 1, No. 1 (2012):
63–68.
Prasetyo, Banu. dan Umi Trisyanti, “Revolusi Industri 4.0 Dan Tantangan Perubahan Sosial”
(N.D.).
Qulub, Siti Tatmainul. “1000 Hari Pertama Kehidupan Perspektif Hukum Islam” 2
(2016).
Rohman, Abdul, Yenni Eria Ningsih, Magister Pendidikan Sejarah,
Universitassebelasmaret Surakarta, Kota Surakarta, And Identitas Nasional.
“Pendidikan Multikultural : Penguatan Identitas Nasional Di Era,” No.
September (2018): 44–50.
Sudarsana, I Ketut. “Peningkatan Mutu Pendidikan Luar Sekolah Dalam Upaya
Pembangunan Sumber Daya Manusia” (N.D.): 1–14.
Wahyuddin, Wawan. “Pendidikan Sepanjang Hayat Menurut Perspektif Islam (
Kajian Tafsir Tarbawi )” M (2016): 191–208.
Zulhaini, “Peranan Keluarga Dalam Menanamkan Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam
Kepada Anak” Jurnal al Hikmah, vol. 1, No. 1, 2019 (N.D.): 1–15.
48
Urgensi Pendidikan Non Formal Dalam Konsep Pendidikan Sepanjang Hayat
49