1 PB

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 14

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAM

ACHIEVEMENT DIVISIONPADA MATERI LOGIKA


MATEMATIKA KELAS X SMA

ARTIKEL PENELITIAN

OLEH
SEPRIYANTO
NIM F1041131064

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PONTIANAK
2019
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT
DIVISION PADA MATERI LOGIKA MATEMATIKA KELAS X SMA

Sepriyanto, Ade Mirza, Silvia Sayu


Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Untan Pontianak
Email:[email protected]

Abstract
This study aimed to determine the effectiveness of the application of the STAD type
cooperative learning model on mathematical logic material in class X Pontianak
Graduation High School. The method used is descriptive method. The chosen subjects
were 29 students of class X Graduation High School Pontianak. The aspect used to
determine the effectiveness of learning using the STAD type cooperative learning
model was student learning activities, the implementation of the teacher managing
learning, student responses and completeness of student learning outcomes. The data
collection techniques and tools used were direct observation techniques using
observation sheets of student learning activities and the implementation of teachers
managing learning, indirect communication techniques using student response
questionnaires and measurement techniques using student learning outcomes tests.
The research data obtained that student learning activities amounted to 49.88% with
fairly active criteria, the implementation of the teacher managing learning was 3.31
with good criteria,student responses amounted to 73.08% with good criteria and
completeness of results student learning in classics is 48% classified as unmet
criteria. The effectiveness of learning using the STAD type cooperative learning model
on mathematical logic material in class X Pontianak Graduation High School was
said to be ineffective.

Keywords: Cooperative, Effectiveness, STAD

PENDAHULUAN tujuan dari pendidikan nasional berdasarkan


Pendidikan merupakan hal penting Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
dalam kehidupan manusia. Menurut Undang- 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun Nasional Pasal 3 bahwa:
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, “berkembangnya potensi peserta didik
Pasal 1 ayat (1) menyatakan bahwa: agar menjadi manusia beriman dan
“Pendidikan adalah usaha sadar dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
terencana untuk mewujudkan suasana Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
belajar dan proses pembelajaran agar cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
peserta didik secara aktif warga negara yang demokratis serta
mengembangkan potensi dirinya untuk bertanggung jawab”.
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, Kemampuan guru dalam memilih model
pengendalian diri, kepribadian, pembelajaran dapat mempengaruhi
kecerdasan, akhlak mulia, serta pelaksanaan proses pembelajaran. Model
keterampilan yang diperlukan dirinya, pembelajaran yang dipilih guru diharapkan
masyarakat, bangsa dan negara”. bisa membangkitkan semangat dan keaktifan
Peranan pendidikan bagi manusia bisa siswa untuk mengikuti proses pembelajaran.
menjadikan manusia menjadi maju dan Ketika guru mampu untuk menerapkan
berkembang. Hal tersebut sejalan dengan model pembelajaran yang bisa

1
membangkitkan semangat dan keaktifan membangkitkan semangat dan keaktifan
siswa. Siswa menjadi aktif ketika siswa dalam proses pembelajaran.
pembelajaran berlangsung dan respon siswa Berdasarkan hasil observasi yang
juga baik dalam belajar materi logika menunjukkan bahwa masih rendahnya
matematika. Model pembelajaran yang partisipasi dan keaktifan siswa dalam
dipilih secara tepat juga bisa membuat siswa mengikuti proses pembelajaran pada materi
menjadi senang dalam belajar dan bisa logika matematika di kelas X SMA Wisuda
mengembangkan ide-ide serta kreativitas Pontianak. Peneliti menawarkan solusi
siswa sesuai dengan kemampuan siswa dengan menerapkan model pembelajaran
masing-masing. kooperatif tipe STAD (Student Team
Berdasarkan hasil observasi pada saat Achievement Division).
memberikan soal pra riset tentang materi Model pembelajaran kooperatif tipe
logika matematika pada tanggal 5 Mei 2018 Student Team Achievement Division (STAD)
di kelas X SMA Wisuda Pontianak terhadap adalah model pembelajaran yang bisa
29 siswa. Hasil observasi menunjukkan membangkitkan partisipasi dan keaktifan
bahwa masih rendahnya partisipasi dan siswa di dalam proses pembelajaran. Slavin
keaktifan siswa dalam mengikuti proses (2016: 12) menyatakan bahwa:
pembelajaran. Hal tersebut bisa terlihat dari “gagasan utama dari STAD adalah untuk
masih rendahnya keaktifan siswa dalam memotivasi siswa supaya dapat saling
aktivitas belajar selama pembelajaran mendukung dan mambantu satu sama
berlangsung dan masih rendahnya respon lain dalam menguasai kemampuan yang
siswa terhadap proses pembelajaran yang diajarkan oleh guru. Jika para siswa
disampaikan guru yang berakibat rendahnya ingin agar timnya mendapat
hasil belajar siswa yang tidak mencapai nilai penghargaan tim, mereka harus
KKM yang ditetapkan yaitu 70. membantu teman satu timnya untuk
Hal tersebut sejalan dengan hasil mempelajari materinya. Mereka harus
jawaban siswa dari soal pra riset tentang mendukung teman satu timnya untuk
materi logika matematika di kelas X SMA bisa melakukan yang terbaik,
Wisuda Pontianak, diperoleh informasi menunjukkan norma bahwa belajar itu
bahwa nilai siswa kebanyakan tidak tuntas penting, berharga, dan menyenangkan”.
yaitu sebanyak 89,66% siswa yang tidak Model pembelajaran kooperatif tipe
tuntas atau sebanyak 26 siswa dan hanya Student Team Achievement Division (STAD)
10,34% siswa tuntas atau hanya 3 siswa. adalah model pembelajaran yang
Karena pada proses pembelajaran ada siswa menekankan pada aktivitas belajar siswa
yang mencontek temannya tanpa mau secara berkelompok yang bersifat heterogen.
memahami maksudnya. Pada saat siswa Guru memantau aktivitas belajar siswa setiap
dalam menyelesaikan soal-soal tentang kelompok dan memberikan solusi ketika
materi logika matematika, siswa masih keliru siswa mengalami kesulitan dalam proses
dalam menyelesaikan soal atau jawaban soal pembelajaran.Model pembelajaran kooperatif
sehingga dapat mengakibatkan hasil belajar tipe STAD ini juga menekankan pada
rendah. kerjasama antar siswa dalam kelompok-
Kegagalan hasil pembelajaran tersebut kelompok kecil yang heterogen dan setiap
tidak hanya disebabkan oleh faktor siswa kelompok bertanggung jawab terhadap
saja, faktor yang lainnya disebabkan oleh anggotanya masing-masing.
kemampuan guru dalam memilih model Model pembelajaran kooperatif tipe
pembelajaran yang digunakan untuk Student Team Achievement Division (STAD)
menyampaikan materi pembelajaran. Guru memberikan penghargaan kepada
masih menggunakan model pembelajaran kelompok.Penghargaan diberikan supaya
konvensional yang belum bisa semua anggota dalam satu kelompok menjadi
lebih bersemangat dan aktif lagi dalam

2
belajar untuk mendapatkan predikat keterlaksanaan guru (peneliti) dalam
kelompok yang terbaik.Kelebihan model menggelola pembelajaran dengan model
pembelajaran STAD ini adalah siswa saling STAD tergolong kategori baik yaitu dengan
membantu dan memotivasi sesama siswa rata-rata 3,27, aktivitas belajar siswa selama
sehingga jika ada salah satu temannya yang pembelajaran dengan model STAD tergolong
belum paham, temannya yang lain wajib kategori aktif yaitu 79,5%, hasil belajar siswa
mengajarkan materi tersebut kepada setelah diterapkan model STAD dengan
temannya yang belum paham. ketuntasan secara klasikal (satu kelas)
Berdasarkan hasil penelitian Hutten dan sebesar 78,57% siswa yang tuntas dan respon
Madden De Vries, diperoleh hasil bahwa siswa dengan model STAD tergolong
dengan belajar kooperatif membuat anggota kategori sangat baik yaitu 84,33%.
kelompok bersemangat belajar (Silaban, Model pembelajaran kooperatif tipe
2006: 60). Berdasarkan hasil penelitian yang STAD ini bisa menjadi solusi karena di
dilakukan terkait dengan penerapan model dalam model pembelajaran STAD semua
pembelajaran kooperatif tipe Student Team siswa diajak untuk mendiskusikan materi
Achievement Division (STAD) terhadap pelajaran secara berkelompok sehingga
pembelajaran matematika terdahulu di diharapkan semua siswa bisa memahami
peroleh hasil sebagai berikut: (1) Hasil materi pelajaran khususnya materi logika
penelitian Suprayogi (2010) diperoleh hasil matematika. Ketika siswa belajar bersama
bahwa penerapan model pembelajaran dalam kelompoknya masing-masing akan
kooperatif tipe Student Team Achievement tercipta suasana belajar yang menyenangkan,
Division (STAD) efektif diterapkan pada aktivitas belajar siswa menjadi lebih aktif dan
materi Sistem Persamaan Linier Dua respon siswa terhadap proses pembelajaran
Variabel (SPLDV) di kelas VIII SMPN 2 menjadi lebih baik. Ketika semua siswa
Selimbau dengan ketuntasan hasil belajar sudah memahami materi dengan baik maka
secara klasikal sebesar 86,20%, aktivitas siswa akan paham terhadap materi yang telah
siswa di kelas dikategori aktif, respon siswa diajarkan dan siswa mampu untuk
dikategori baik dan guru melaksanakan menyelesaikan soal matematika yang
pembelajaran sesuai dengan tahapan pada diberikan oleh guru serta hasil belajar siswa
RPP; (2) Hasil penelitian Desyanti (2018) akan lebih baik lagi dari sebelumnya.
diperoleh hasil bahwa penerapan model Berdasarkan uraian-uraian di atas maka
pembelajaran kooperatif tipe Student Team peneliti ingin melakukan penelitian mengenai
Achievement Division (STAD) tidak efektif “Penerapan Model Pembelajaran
untuk diterapkan pada materi Teorema Kooperatif tipe Student Team Achievement
Pythagoras di kelas VIII SMP Negeri 2 Division (STAD) pada Materi Logika
Sungai Raya dengan indikator keterlaksanaan Matematika di Kelas X SMA Wisuda
pembelajaran menggunakan model STAD Pontianak”.
tergolong sangat baik, aktivitas siswa selama
pembelajaran menggunakan model STAD METODE PENELITIAN
pada kategori cukup aktif dan pencapaian Menurut Sugiyono (2014: 3) bahwa:
kemampuan pemahaman konsep siswa secara “secara umum metode penelitian
klasikal yaitu hanya 65,52% dari jumlah diartikan sebagai cara ilmiah untuk
siswa yang memperoleh nilai lebih dari atau mendapatkan data dengan tujuan dan
sama dengan 75 (KKM); (3) Hasil penelitian kegunaan tertentu”.
yang dilakukan oleh Inderi (2018) diperoleh Penelitian ini bertujuan untuk
hasil bahwa penerapan model pembelajaran mengetahui bagaimana efektivitas
kooperatif tipe Student Team Achievement pembelajaran dengan penerapan model
Division (STAD) efektif untuk diterapkan Student Team Achievement Division (STAD)
pada pokok bahasan fungsi di kelas VIII pada materi logika matematika di kelas X
SMP Negeri 07 Paloh dengan indikator SMA Wisuda Pontianak. Berdasarkan tujuan

3
penelitian tersebut maka metode penelitian angket respon siswa, dan lembar observasi
yang digunakan adalah metode penelitian keterlaksanaan guru mengelola
deskriptif. Melalui metode deskriptif, peneliti pembelajaran); (3) Melakukan seminar
akan mendeskripsikan keefektifan desain penelitian; (4) Merevisi desain
pembelajaran menggunakan model Student penelitian berdasarkan hasil seminar; (5)
Team Achievement Division (STAD) pada Melakukan validasi perangkat pembelajaran
materi logika matematika di kelas X SMA dan instrumen penelitian yang dilakukan oleh
Wisuda Pontianak dilihat dari empat aspek, dua orang ahli yaitu satu orang dosen
yaitu aktivitas belajar siswa, keterlaksanaan pendidikan matematika FKIP Untan dan satu
guru mengelola pembelajaran, respon siswa orang guru mata pelajaran matematika di
terhadap pembelajaran dan ketuntasan hasil SMA Wisuda Pontianak; (6) Melakukan
belajar siswa secara klasikal. revisi perangkat pembelajaran dan instrumen
Penelitian ini dilakukan di SMA Wisuda penelitian berdasarkan hasil validasi; (7)
Pontianak dan dilaksanakan pada semester Melakukan uji coba perangkat pembelajaran
ganjil tahun pelajaran 2018/2019. Subjek dan instrumen penelitian di SMA Kristen
dalam penelitian ini adalah siswa kelas X Maranatha Pontianak; (8) Menganalisis data
SMA Wisuda Pontianak yang berjumlah 29 hasil uji coba menggunakan rumus validitas
orang siswa. dan reliabilitas; (9) Merevisi perangkat
Teknik dan alat pengumpulan data yang pembelajaran dan instrumen penelitian
digunakan dalam penelitian ini adalah: 1) berdasarkan hasil uji coba; (10) Berdasarkan
teknik observasi langsung untuk mengamati uji coba perangkat pembelajaran dan
aktivitas belajar siswa dan keterlaksanaan instrumen penelitian, selanjutnya bisa
guru mengelola pembelajaran dengan digunakan sebagai alat pengumpulan data;
menggunakan lembar observasi aktivitas (11) Membuat surat perizinan dari fakultas
belajar siswa dan lembar observasi untuk melakukan penelitian.
keterlaksanaan guru mengelola pembelajaran;
2) teknik komunikasi tidak langsung untuk Tahap Pelaksanaan
mengambil data respon siswa terhadap Langkah-langkah yang dilakukan pada
pembelajaran dengan menggunakan angket tahapan pelaksanaan antara lain: (1)
respon siswa; 3) teknik pengukuran untuk Menentukan jadwal penelitian disesuaikan
mengukur hasil belajar siswa setelah dengan jadwal pelajaran matematika di
diterapkan model pembelajaran kooperatif sekolah tempat penelitian; (2) Memberikan
tipe Student Team Achievement Division perlakuan dengan melaksanakan
(STAD) dengan menggunakan tes hasil pembelajaran dengan menggunakan model
belajar siswa. pembelajaran kooperatif tipe STAD
Prosedur yang dilakukan dalam berdasarkan perangkat pembelajaran yang
penelitian ini ada tiga tahap, yaitu: 1) tahap telah dibuat; (3) Mengamati keterlaksanaan
persiapan; 2) tahap pelaksanaan; dan 3) tahap rencana pembelajaran (RPP) menggunakan
akhir. model pembelajaran kooperatif tipe STAD
yang dilakukan oleh guru mata pelajaran
Tahap Persiapan matematika SMA Wisuda Pontianak; (4)
Langkah-langkah yang dilakukan pada Mengamati aktivitas belajar siswa pada saat
tahapan persiapan antara lain: (1) Melakukan kegiatan belajar mengajar berlangsung yang
pra riset di kelas X SMA Wisuda Pontianak; dilakukan oleh dua orang pengamat; (5)
(2) Membuat instrumen dan perangkat Memberikan tes akhir berupa tes hasil belajar
pembelajaran (RPP, kisi-kisi soal tes hasil siswa untuk mengukur hasil belajar siswa
belajar, soal tes hasil belajar, kunci jawaban setelah diberikan perlakuan; (6) Memberikan
soal tes hasil belajar, kisi-kisi lembar angket respon siswa terhadap pembelajaran
observasi aktivitas siswa, lembar observasi menggunakan model pembelajaran kooperatif
aktivitas siswa, kisi-kisi angket respon siswa, tipe STAD yang telah dilakukan; (7)

4
Melakukan analisis dan pengolahan data dilaksanakan selama empat kali pertemuan
dengan perhitungan uji statistik yang sesuai; pada tanggal 23 November, 24 November, 28
(8) Mendeskripsikan hasil pengolahan data November dan 30 November 2018, data yang
dan menarik kesimpulannya. diperoleh meliputi data observasi aktivitas
belajar siswa, data observasi keterlaksanaan
Tahap Akhir guru dalam mengelola pembelajaran
Langkah-langkah yang dilakukan pada menggunakan model pembelajaran kooperatif
tahapan akhir antara lain: (1) Menyusun tipe STAD, data angket respon siswa
laporan penelitian. terhadap model pembelajaran kooperatif tipe
STAD dan data tes hasil belajar siswa.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN 1. Aktivitas Belajar Siswa
Hasil Penelitian Kategori aktivitas belajar siswa yang
Pada pelaksanaan pembelajaran dengan diamati ada 5 yaitu visual activities, oral
menggunakan model pembelajaran kooperatif activities, listening activities, writing
tipe Student Team Achievement Division activities dan emotional activities. Hasil
(STAD) pada materi logika matematika di pengamatan aktivitas belajar siswa dapat
kelas X SMA Wisuda Pontianak dilihat pada Tabel 1 :

Tabel 1. Rekapitulasi Aktivitas Belajar Siswa Pertemuan I dan Pertemuan II


Kategori Aktivitas Persentase Persentase
No Rata-rata Kriteria
Belajar Siswa Pertemuan I Pertemuan II
1. Visual activities 79,63% 77,14% 78,39% Aktif
2. Oral activities 21,18% 22,76% 21,97% Pasif
3. Listening activities 78,54% 80,76% 79,65% Aktif
4. Writing activities 35,42% 31,92% 33,67% Pasif
5. Emotional activities 35,42% 36,06% 35,74% Pasif
Rata-rata Total 49,88% Cukup Aktif
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa tergolong pasif dan emotional activities
persentase rata-rata aktivitas belajar siswa sebesar 35,74% yang tergolong pasif.
secara keseluruhan sebesar 49,88% yang
tergolong kategori cukup aktif. Persentase 2. Keterlaksanaan Guru Mengelola
rata-rata aktivitas belajar siswa secara Pembelajaran
keseluruhan dilihat dari 5 kategori aktivitas Keterlaksanaan guru (peneliti) dalam
belajar siswa yang persentasenya dirata- mengelola pembelajaran diamati selama
ratakan dari pertemuan I dan pertemuan II, proses kegiatan belajar mengajar berlangsung
yaitu visual activities sebesar 78,39% yang dan dilaksanakan pada dua kali pertemuan.
tergolong aktif, oral activities sebesar Berikut hasil pengamatan terhadap
21,97% yang tergolong pasif, listening keterlaksanaan guru (peneliti) dalam
activities sebesar 79,65% yang tergolong mengelola pembelajaran yaitu:
aktif, writing activities sebesar 33,67% yang

5
Tabel 2. Hasil Pengamatan Keterlaksanaan Guru Mengelola Pembelajaran
Pertemuan 1 dan Pertemuan 2
Skor
No Aspek Penilaian Proses Pembelajaran Keterlaksanaan
Pertemuan
I II
Kegiatan Pendahuluan
1. Mengucapkan salam 4 4
2. Mengajak siswa untuk berdoa sebelum memulai pembelajaran dan 4 4
mengecek kehadiran siswa
3. Memberikan apersepsi 3 3
Fase 1 : Menyampaikan Tujuan dan Memotivasi Siswa
4. Menyampaikan informasi tentang materi yang akan dipelajari 3 4
5. Menyampaikan tujuan pembelajaran 4 4
6. Menjelaskan model pembelajaran yang akan digunakan 3 3
Fase 2 : Pembagian Kelompok
7. Membagi siswa kedalam beberapa kelompok kecil yang heterogen 3 4
8. Menjelaskan terkait cara belajar di dalam kelompok 3 3
Fase 3 : Presentasi dari Guru
9. Menyajikan materi secara garis besar 4 4
10. Memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya tentang 2 3
materi yang disajikan
Fase 4 : Kegiatan Belajar dalam Kelompok
11. Guru membagikan LKS kepada siswa 4 4
12. Meminta siswa untuk mendiskusikan masalah yang ada pada LKS 3 3
13. Berkeliling mengamati siswa dalam menyelesaikan masalah yang 3 4
ada pada LKS
14. Memberikan bimbingan kepada kelompok yang mengalami 4 4
kesulitan dalam menyelesaikan masalah yang ada pada LKS
15. Guru menunjuk salah satu siswa dari perwakilan beberapa 3 3
kelompok untuk mempersentasikan hasilnya di depan kelas
Fase 5 : Kuis Individual
16. Meminta siswa mengerjakan soal secara individu untuk mengukur 2 3
kemampuan masing-masing siswa
Fase 6 : Menghitung Skor Perkembangan tiap Individu dan Kelompok
17. Guru mengoreksi pekerjaan siswa dan menghitung skor 3 3
perkembangan setiap individu dan kelompok
Kegiatan Penutup
18. Mengajak siswa untuk menyimpulkan materi pembelajaran yang 2 3
telah dipelajari bersama-sama
19. Mengingatkan siswa untuk mempelajari materi pertemuan 4 3
selanjutnya
Fase 7 : Penghargaan Prestasi Kelompok Belajar
20. Memberikan penghargaan kepada kelompok yang terbaik 3 3
21. Menutup pembelajaran dengan berdoa dan mengucapkan salam 3 3
Total skor yang diperoleh pada setiap pertemuan 67 72
Rata-rata skor yang diperoleh pada setiap pertemuan 3,19 3,43
Keterangan angka Baik Baik

6
Berdasarkan Tabel 2, dari 21 aspek yang 3. Respon Siswa
diamati pada pertemuan I dan pertemuan II Angket respon siswa ini bertujuan untuk
dengan skor maksimal pada setiap aspek mengetahui tanggapan siswa terhadap model
adalah 4, diperoleh rata-rata skor pada pembelajaran kooperatif tipe Student Team
pertemuan I sebesar 3,19 dan pertemuan II Achievement Division (STAD).Angket terdiri
sebesar 3,43. Berdasarkan dari hasil dari 28 pernyataan yang terbagi menjadi dua
pengamatan pertemuan I dan pertemuan II bagian, yaitu pernyataan positif sebanyak 18
diperoleh rata-rata skor keterlaksanaan guru pernyataan dan pernyataan negatif sebanyak
(peneliti) dalam mengelola pembelajaran 10 pernyataan. Hasil pengamatan respon
sebesar 3,31 yang tergolong kriteria baik. siswa dapat dilihat pada Tabel 3 :

Tabel 3. Hasil Angket Respon Siswa terhadap Pembelajaran dengan Model Pembelajaran
STAD
Banyak Siswa yang
No Pernyataan Memilih
SL KK JR TP
1. Saya memperhatikan ketika guru mengajar 12 11 2 1
2. Saya memperhatikan ketika teman mengemukakan pendapat, 11 12 2 1
bertanya atau saat teman menjelaskan materi di depan kelas
3. Saya membaca buku matematika atau sumber buku lain yang 3 15 7 1
mendukung materi yang sedang dipelajari
4. Saya mengemukakan pendapat saat proses pembelajaran di 4 16 5 1
kelas
5. Saya mengemukakan pendapat saat berdiskusi dengan teman 6 12 7 1
dalam kelompok mengenai materi yang sedang dipelajari
6. Saya bertanya kepada guru mengenai materi yang sedang 10 11 4 1
dipelajari
7. Saya bertanya kepada teman mengenai materi yang sedang 15 7 2 2
dipelajari
8. Saya menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru mengenai 5 16 4 1
materi pembelajaran
9. Saya menjawab pertanyaan yang diberikan oleh teman 6 13 5 2
mengenai materi pembelajaran
10. Saya mendengarkan ketika guru menjelaskan materi 14 10 1 1
pembelajaran
11. Saya mendengarkan ketika teman saya mengemukakan 10 13 1 2
pendapat saat diskusi di dalam kelompok mengenai materi
yang dipelajari
12. Saya mencatat mengenai materi pelajaran yang penting yang 13 8 4 1
disampaikan oleh guru atau teman
13. Saya menuliskan jawaban dari soal-soal yang diberikan oleh 12 10 3 1
guru
14. Saya mengerjakan soal-soal yang ada di dalam LKS saat 16 5 2 3
diskusi di dalam kelompok saya
15. Saya terlibat aktif dalam menyelesaikan soal-soal LKS saat 9 12 2 3
diskusi di dalam kelompok
16. Saya terlibat aktif dalam menyelesaikan soal yang diberikan 4 15 5 2
oleh guru saat proses pembelajaran
17. Saya tidak memperhatikan ketika guru memberikan penjelasan 2 14 4 6

7
di depan kelas
18. Saya cenderung pasif (hanya diam) ketika proses pembelajaran 3 12 8 3
berlangsung
19. Saya cenderung pasif (hanya diam) ketika proses diskusi di 3 12 6 5
dalam kelompok saya
20. Saya tidak mendengarkan ketika guru menjelaskan materi di 1 12 3 10
depan kelas
21. Saya tidak mencatat materi pelajaran yang sedang dipelajari 4 9 4 9
22. Saya tidak menuliskan jawaban dari soal yang diberikan oleh 2 12 6 6
guru
23. Saya tidak membaca buku matematika atau sumber lain yang 4 12 5 5
berkaitan dengan materi pelajaran
24. Saya hanya diam ketika saya menemui kesulitan mengenai 3 13 3 7
materi yang sedang dipelajari
25. Saya sangat bersemangat saat pembelajaran berlangsung 10 12 3 1
26. Saya sangat tenang atau tidak ribut saat pembelajaran 7 17 2 0
berlangsung
27. Saya ribut atau mengobrol dengan teman saya ketika 3 11 10 2
pembelajaran sedang berlangsung
28. Saya tidak bersemangat untuk mengikuti proses pembelajaran 1 10 7 8
Jumlah Skor Total Respon Siswa 76
Skor Kriterium 104
Persentase Respon Siswa 73,08%
Berdasarkan Tabel 3, diperoleh hasil matematika.Jumlah siswa yang mengikuti tes
bahwa respon siswa dari 26 siswa yang yaitu sebanyak 23 siswa dari 29 siswa. Data
mengisi angket yang berisi 28 pernyataan, diolah dengan memberi skor pada setiap
maka tingkat respon siswa terhadap model jawaban yang diberikan siswa berdasarkan
pembelajaran Student Team Achievement pedoman penskoran yang telah dibuat,
Division (STAD) berada pada skor 73,08% kemudian skor tersebut diubah ke dalam
yang tergolong pada kriteria baik. bentuk nilai berskala 1 sampai 100.
Selanjutnya, dihitung jumlah siswa yang
4. Tes Hasil Belajar Siswa mendapat nilai lebih dari atau sama dengan
Tes yang diberikan kepada siswa berupa 70. Perolehan skor dan nilai siswa dapat
soal uraian yang berjumlah 11 soal yang dilihat pada Gambar 1 berikut:
terdiri dari soal-soalmengenai materi logika

Siswa yang
Siswa yang tuntas
tidak tuntas 48%
52%

Gambar 1. Diagram Persentase Tes Hasil Belajar Siswa

8
Berdasarkan Gambar 1, diperoleh hasil dengan menggunakan model pembelajaran
bahwa persentase siswa tuntas dengan kooperatif tipe Student Team Achievement
memperoleh nilai lebih dari atau sama Division (STAD) berada pada kriteria baik.
dengan 70 (KKM) adalah 48% dan Hal ini ditunjukkan dari skor rata-rata
persentase siswa tidak tuntas dengan keterlaksanaan guru mengelola pembelajaran
memperoleh nilai kurang dari 70 adalah 52%. selama dua kali pertemuan sebesar 3,31 yang
Siswa dikatakan tuntas belajar secara klasikal tergolong kriteria baik. Hal ini disebabkan
jika dalam suatu kelas terdapat lebih dari atau oleh beberapa hal yaitu: guru (peneliti) pada
sama dengan 85% siswa memperoleh nilai saat mulai memberikan apersepsi kepada
lebih dari atau sama dengan 70. Karena siswa dan memberikan motivasi serta diakhiri
persentase siswa tuntas adalah 48% yang dengan menyimpulkan pembelajaran,
berarti kurang dari 85% maka dapat termasuk dalam kategori baik karena guru
disimpulkan bahwa ketuntasan hasil belajar (peneliti) melaksanakan langkah-langkah
siswa secara klasikal tidak terpenuhi. pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah
yang terdapat di dalam RPP.
Pembahasan Penelitian Sedangkan hasil dari respon siswa
Berdasarkan hasil penelitian di atas terhadap pembelajaran dengan menggunakan
diperoleh bahwa pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Student
menggunakan model pembelajaran kooperatif Team Achievement Division (STAD)
tipe Student Team Achievement Division tergolong pada kriteria baik. Hal ini
(STAD) pada materi logika matematika di ditunjukkan dari persentase respon siswa
kelas X SMA Wisuda Pontianak dikatakan terhadap pembelajaran sebesar 73,08% yang
tidak efektif. Hal ini terlihat dari aktivitas tergolong kriteria baik. Hal ini dikarenakan
belajar siswa yang tergolong pada kategori cara pembelajaran dengan model STAD
cukup aktif, keterlaksanaan guru mengelola dapat membuat siswa senang dan semangat
pembelajaran tergolong pada kriteria baik, belajar, serta materi logika matematika yang
respon siswa tergolong pada kriteria baik dan dipelajari dapat mereka pahami karena
hasil belajar siswa yang tidak mencapai mereka bisa belajar bersama dan sharing
ketuntasan secara klasikal. pengetahuan dengan teman-teman satu
Berdasarkan persentase dari aktivitas kelompok.
belajar siswa pada pembelajaran dengan Berdasarkan tes hasil belajar siswa
menggunakan model Student Team tentang materi logika matematika diperoleh
Achievement Division (STAD) berlangsung persentase ketuntasan hasil belajar siswa
cukup aktif mulai dari pendahuluan sampai secara klasikal sebesar 48% artinya terdapat
penutup pembelajaran. Hal ini ditunjukkan 11 siswa dari 23 siswa yang mencapai nilai
dari persentase rata-rata dari aktivitas yang lebih dari atau sama dengan 70 (KKM) dan
muncul selama dua kali pertemuan sebesar tidak mencapai ketuntasan secara klasikal
49,88% yang tergolong cukup aktif. Hal ini yaitu lebih dari atau sama dengan 85%. Hal
disebabkan oleh beberapa hal yaitu: siswa ini dikarenakan oleh beberapa hal yaitu
masih suka ribut sendiri dan membicarakan jumlah soal tes yang diberikan terlalu banyak
hal di luar materi pelajaran dengan temannya sehingga waktu untuk mengerjakan soal
serta inisiatif siswa untuk mengajukan tersebut tidak cukup dan siswa juga
pertanyaan kepada guru dan menjawab mengerjakan soal dengan tergesa-gesa.
pertanyaan dari guru masih sangat kurang. Sedangkan jika dilihat dari jawaban siswa
Sehingga aktivitas belajar di dalam kelompok diperoleh: siswa memberikan jawaban yang
hanya cukup aktif yang mengakibatkan oral kurang lengkap, siswa hanya menjawab
activities, writing activities dan emotional seadanya, siswa memberikan alasan dari
activities menjadi rendah. jawaban yang mereka berikan tidak jelas dan
Berdasarkan hasil dari keterlaksanaan tidak dimengerti, serta siswa menjawab
guru (peneliti) mengelola pembelajaran

9
pertanyaan berdasarkan hasil pekerjaan dimiliki oleh siswa melalui proses berfikir
temannya yang tidak benar. bersama dan mengeluarkan pendapat secara
Berdasarkan pendapat Ruseffendi individu.
(dalam Susanto, 2013: 14) menyatakan Dalam pelaksanaan pembelajaran,
bahwa: model pembelajaran kooperatif tipe Student
“faktor-faktor yang mempengaruhi hasil Team Achievement Division (STAD)
belajar ada sepuluh macam yaitu memiliki beberapa keunggulan dan
kecerdasan, kesiapan anak, bakat anak, kelemahan. Berikut ini adalah beberapa
kemauan belajar, minat anak, model keunggulan dari model STAD yaitu: (1)
penyajian materi, pribadi dan sikap guru, siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan
suasana belajar, dan kondisi dengan menjunjung tinggi norma-norma
masyarakat”. kelompok, (2) siswa aktif membantu dan
Dari kesepuluh faktor yang dapat memotivasi semangat untuk berhasil
mempengaruhi hasil belajar siswa, dapat bersama, (3) aktif berperan sebagai tutor
dilihat bahwa aktivitas belajar siswa sebaya untuk lebih meningkatkan
mempengaruhi hasil belajar siswa. keberhasilan kelompok dan (4) interaksi antar
Kurangnya aktivitas belajar siswa pada aspek siswa seiring dengan peningkatan
oral activities yaitu sebesar 21,97% yang kemampuan mereka dalam berpendapat.
tergolong pasif. Oral activities meliputi Selain keunggulan, model pembelajaran
kegiatan siswa menanggapi pertanyaan guru, kooperatif tipe STAD juga memiliki
memberikan pendapat saat diskusi kelemahan yaitu: (1) membutuhkan waktu
berlangsung, mengajukan pertanyaan kepada yang lebih lama bagi siswa sehingga sulit
guru dan temannya serta memberikan mencapai target kurikulum, (2)
pendapat mengenai kesimpulan dari membutuhkan waktu yang lebih lama bagi
pembelajaran dapat menyebabkan minat dan guru sehingga pada umumnya guru tidak mau
rasa ingin tahu siswa terhadap materi menggunakan pembelajaran kooperatif, (3)
pelajaran tidak terjawab. Hal tersebut sejalan membutuhkan kemampuan khusus guru
dengan pendapat Suhito (1987, 36) bahwa: sehingga tidak semua guru dapat melakukan
“rasa ingin tahu merupakan dorongan pembelajaran kooperatif dan (4) menuntut
atau rangsangan yang efektif untuk sifat tertentu dari siswa, misalnya sifat suka
belajar dan menantang untuk memberi bekerja sama.
jawaban”. Berdasarkan pendapat Yusuf (2018: 16)
Sedangkan jika dilihat dari skor mengatakan bahwapembelajaran dengan
kelompok yang diperoleh dari nilai awal menggunakan model pembelajaran kooperatif
(nilai sebelum diberikan perlakuan) yaitu tipe Student Team Achievement Division
nilai UTS dan nilai kuis pada pertemuan (STAD) dinyatakan efektif jika semua
pertama dan nilai akhir (nilai setelah indikator dalam pembelajaran tersebut seperti
diberikan perlakuan) yaitu nilai kuis aktivitas belajar siswa, keterlaksanaan guru
pertemuan pertama dan nilai kuis pertemuan mengelola pembelajaran, respon siswa
keduaterdapat beberapa siswa yang memiliki terhadap pembelajaran dan ketuntasan hasil
nilai skor perkembangan yang dapat belajar siswa terletak pada kategori minimal
dikatakan baik.Hal ini menunjukkan bahwa baik.
model pembelajaran kooperatif tipe Student Oleh karena terdapat dua indikator yang
Team Achievement Division (STAD) tidak terletak pada kategori minimal baik
berpengaruh baik dalam peningkatan hasil yaituaktivitas belajar siswa hanya 49,88%
belajar siswa. Hal ini disebabkan karena atau hanya terletak pada kriteria cukup aktif
model pembelajaran kooperatif tipe Student dan ketuntasan hasil belajar siswa secara
Team Achievement Division (STAD) saling klasikal tidak terpenuhi karena hanya 48%
menguatkan dan memotivasi untuk siswa yang tuntas, maka penerapan model
meningkatkan kemampuan kognitif yang pembelajaran kooperatif tipe Student Team

10
Achievement Division (STAD) pada materi Achievement Division (STAD) yang ditinjau
logika matematika di kelas X SMA Wisuda tidak terpenuhi. Sehingga dapat disimpulkan
Pontianak dinyatakan tidak efektif. secara umum bahwa pembelajaran
menggunakan model pembelajaran kooperatif
SIMPULAN DAN SARAN tipe Student Team Achievement Division
Simpulan (STAD) tidak efektif diterapkan pada materi
Berdasarkan hasil penelitian dan logika matematika di kelas X SMA Wisuda
pembahasan yang telah diuraikan Pontianak.
sebelumnya maka dari keempat aspek
keefektifan penerapan model pembelajaran Saran
kooperatif tipe Student Team Achievement Berdasarkan temuan-temuan di lapangan
Division (STAD) diperoleh kesimpulan pada saat penelitian, saran yang dapat
bahwa: (1) Aktivitas belajar siswa pada diberikan dalam penelitian ini adalah sebagai
materi logika matematika dengan berikut: (1) Sebaiknya guru (peneliti) ketika
menggunakan model pembelajaran Student membuat rencana pelaksanaan pembelajaran
Team Achievement Division (STAD) terletak mempertimbangkan waktu jam pelajaran
pada kriteriacukup aktif yaitu dengan matematika di sekolah tempat penelitian; (2)
persentase 49,88%; (2) Keterlaksanaan guru Sebaiknya guru (peneliti) menyediakan dan
(peneliti) dalam mengelola pembelajaran membawa alat tulis sendiri untuk
menggunakan model pembelajaran Student menghindari kekurangan alat tulis di dalam
Team Achievement Division (STAD) pada kelas tempat penelitian; (3) Sebaiknya guru
materi logika matematika terletak pada (peneliti) dalam membuat soal tes untuk
criteria baik yaitu sebesar 3,31; (3) Respon penelitian mempertimbangkan waktu jam
siswa terhadap pembelajaran dengan pelajaran matematika di sekolah tempat
menggunakan model pembelajaran Student penelitian; (4) Akan lebih baik apabila
Team Achievement Division (STAD) terletak penerapan pembelajaran dilakukan oleh guru
pada criteria baik yaitu dengan persentase mata pelajaran agar siswa tidak perlu
73,08%; (4) Ketuntasan hasil belajar siswa melakukan penyesuaian lagi; (5) Kepada
pada materi logika matematika di kelas X peneliti yang ingin menindaklanjuti
SMA Wisuda Pontianak dengan model penelitian ini disarankan untuk
pembelajaran Student Team Achievement meminimalisir kelemahan-kelemahan
Division (STAD) tidak terpenuhi secara penelitian ini agar diperoleh hasil yang lebih
klasikal yaitu hanya terdapat 11 siswa atau akurat.
sebesar 48% siswa yang mencapai nilai
ketuntasan minimal (KKM). UCAPAN TERIMA KASIH
Berdasarkan kesimpulan di atas, secara Peneliti mengucapkan terima kasih
umum peneliti menyimpulkan bahwa kepada pihak Community Development and
aktivitas belajar siswa terletak pada criteria Outreaching Universitas Tanjungpura yang
cukup aktif, keterlaksanaan guru mengelola telah memberikan bantuan dana riset untuk
pembelajaran menggunakan penerapan model penelitian.
Student Team Achievement Division (STAD)
terletak pada criteria baik, respon siswa DAFTAR RUJUKAN
terhadap pembelajaran terletak pada criteria Desyanti, F. P. (2018). Penggunaan Model
baik dan ketuntasan hasil belajar siswa dalam Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
satu kelas secara klasikal tidak terpenuhi.Hal (Student Teams Achievement Division)
ini berarti ada dua aspek efektivitas Pada Materi Teorema Pythagoras di
penerapan model pembelajaran Student Team Kelas VIII SMP Negeri 2 Sungai Raya.
Achievement Division (STAD) yang ditinjau Skripsi: FKIP Universitas Tanjungpura.
terpenuhi dan dua aspek efektivitas Inderi. (2018). Penerapan Model
penerapan model pembelajaran Student Team Pembelajaran Kooperatif tipe Student

11
Teams Achievement Divisions pada Suhito. (1987). Strategi Belajar Mengajar.
Pokok Bahasan Fungsi di Kelas VIII Semarang: Institut Keguruan dan Ilmu
SMP Negeri 07 Paloh. Skripsi: FKIP Pendidikan (IKIP) Semarang.
Universitas Tanjungpura. Suprayogi. (2010). Upaya Meningkatkan
Kemendikbud. (2003). Undang-Undang Hasil Belajar Siswa Melalui
Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Pembelajaran Kooperatif Model STAD
Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Untuk Pokok Bahasan Metode Eliminasi
Jakarta: Kemendikbud. Pada Sistem Persamaan Linier Dua
Silaban, B. (2006). Model Pembelajaran Variabel Pada Siswa Kelas VIII SMPN
Kooperatif tipe “STAD” Salah Satu 2 Selimbau Kabupaten Kapuas Hulu.
Alternatif dalam Mengajarkan Sains IPA Skripsi: FKIP Universitas Tanjungpura.
yang Menggunakan Kurikulum Berbasis Susanto, A. (2013). Teori Belajar dan
Kompetensi. Jurnal Akademia, Vol. 10 Pembelajaran di Sekolah Dasar: Edisi
No. 2 Agustus 2006:58-66. Pertama. Jakarta: Prenada Media Group.
Slavin, R. E. (2016). Cooperative Learning: Yusuf, B. B. (2018). Konsep dan Indikator
Teori, Riset dan Praktik. Terjemahan Pembelajaran Efektif. Jurnal Kajian
Narulita Yusron. Bandung: Nusa Media. Pembelajaran dan Keilmuan, Vol. 1 No.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian 2, Oktober 2017– Maret 2018: 13-20.
Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R & D. Bandung:
Alfabeta.

12

You might also like