18050-Article Text-54564-62347-10-20220808

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

Juridikdas Vol. 5, No.

1, Bulan April, Tahun 2022


Jurnal Riset Pendidikan Dasar p-ISSN 1693-8577 e-ISSN 2599-0691

Penerapan Model Pembelajaran PBL


Berbantuan Media Powerpoint untuk
Meningkatkan Hasil Belajar pada
Pembelajaran Tematik Kelas IV SDN
171 Rejang Lebong
Asri Setya Ningrum
Universitas Bengkulu
[email protected]

Herman Lusa
Universitas Bengkulu
[email protected]

Hasnawati
Universitas Bengkulu
[email protected]

Abstract

This study aims to describe the application of the PBL model assisted by media
powerpoint and improve student learning of thematic learning for class IV SDN
171 Rejang Lebong. This research is a Classroom Action Research. Subjects in
the study were 18 students, with 9 males and 9 females. Data collection
techniques using observation and test techniques. The research instrument was
an observation sheet and a test sheet. The data analysis technique used
qualitative and quantitative techniques. In the PBL model there is a syntax in
the form of student orientation to problems, organizing students to learn,
guiding individual/group experiences, developing and presenting work,
analyzing and evaluating problem solving processes. In each syntax the teacher
has implemented it well and there is an increase in student learning outcomes.
In the cognitive aspect of the first cycle, Indonesian subjects obtained an average
of 69.72 classical learning completeness of 61.11% and increased in the second
cycle with an average of 77.5 classical learning completeness of 83.33%. Science
subjects in the first cycle obtained an average of 67.77 with classical learning
completeness 55.55%, increased in the second cycle with an average acquisition
of 78.33 classical learning completeness 88.88%. The affective aspect of the first
cycle obtained a class average of 4.91 with a sufficient category, increased in the
second cycle by obtaining a class average of 5.88 in a good category.
Psychomotor aspect in the first cycle the average grade obtained by 5 with
enough categories, increased in the second cycle to obtain an average grade of
5.86 for both categories. Hence, the implementation of PBL model using
powerpoint media enhanced the 4th grade students’ learning outcomes of SDN
171 Rejang Lebong.

Keywords : Problem Based Learning Model, Powerpoint, Learning Outcomes,


Thematic

77 Jurnal Riset Pendidikan Dasar, 5 (1) : 77 – 85


Ningrum, A.S., Lusa, H., Hasnawati.

Pendahuluan

Pendidikan merupakan rangkaian aktivitas yang perlu untuk dijalani oleh


setiap individu. Pendidikan dapat diperoleh melalui non-formal, informal ataupun
formal. Pendidikan formal adalah kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh
lembaga-lembaga pendidikan seperti sekolah pada umumnya. Dalam hal ini guru
sangat berperan penting dalam memberikan materi atau melakukan kegiatan
pembelajaran, agar mendapatkan hasil belajar yang lebih baik. Hasil belajar dapat
berupa aspek kognitif, afektif dan psikomotor.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilaksanakan pada tanggal 12 Oktober –
18 Desember 2020 di kelas IV SDN 171 Rejang Lebong, hasil belajar peserta didik
masih tergolong rendah baik pada aspek kognitif, afektif maupun psikomotor. Pada
hasil belajar aspek kognitif peserta didik pada mata pelajaran Bahasa Indonesia
terdapat 8 orang peserta didik (44,44%) dinyatakan tuntas, dan 10 orang lainnya
tidak tuntas. Kemudian pada mata pelajaran IPA terdapat 6 orang peserta didik
(33,33%) dinyatakan tuntas, dan lainnya tidak tuntas. Aspek afektif peserta didik
pada sikap percaya diri hanya terdapat 6 orang peserta didik dengan kategori baik,
sementara 9 orang pada kategori cukup dan 3 orang pada kategori kurang. Hal ini
terlihat ketika peserta didik diberikan pertanyaan ataupun kesempatan untuk
menjawab pertanyaan dari guru di depan kelas hanya beberapa peserta didik yang
berkeinginan untuk mengungkapkan jawaban atau pertanyaannya. Kemudian pada
sikap kerjasama hanya terdapat 8 orang peserta didik dengan kategori baik, 8 orang
dengan kategori cukup dan 2 orang lainnya dengan kategori kurang. Hal ini terlihat
ketika pembelajaran berlangsung beberapa peserta didik tersebut belum
menunjukkan bekerjasama dalam menyelesaikan tugas atau diskusi bersama
kelompoknya masing-masing. Pada aspek psikomotor dalam mata pelajaran Bahasa
Indonesia terdapat 9 orang peserta didik (50%) dengan kategori baik, 7 orang peserta
didik (38,88%) dengan kategori cukup dan 2 orang lainnya dalam kategori kurang.
Kemudian pada mata pelajaran IPA terdapat 6 orang peserta didik (33,33%) dengan
kategori baik, 5 orang dengan kategori cukup dan 7 orang (38,88%) dengan kategori
kurang.
Hal ini terjadi karena penggunaan model pembelajaran yang belum maksimal
dan belum sesuai dengan sintaks ataupun langkah-langkah pembelajaran yang telah
dibuat sebelumnya, sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai. Pembelajaran
perlu melibatkan peserta didik secara aktif, sehingga peserta didik dapat mencapai
tujuan pembelajarannya, dalam penerapan model pembelajaran juga guru di sekolah
tersebut belum menggunakan model pembelajaran yang lebih variatif. Mereka hanya
menggunakan model pembelajaran Discovery Learning. Dimana dapat diketahui
bahwa model-model pembelajaran cukup banyak untuk diterapkan, hal ini juga
dapat melatih kreativitas seorang guru tentang bagaimana memperlakukan peserta
didiknya berdasarkan karakteristik yang telah dilihat selama pembelajaran
berlangsung.
Dalam pembelajaran di kelas, guru juga kurang memanfaatkan media
pembelajaran yang berfungsi untuk membantu guru dalam mentransfer ilmu kepada
peserta didik, terutama media yang berkaitan dengan Information and
Communication Technologies (ICT). Hal ini dikarenakan kemampuan guru di SD
Negeri 171 Rejang Lebong yang tidak begitu fasih atau paham terhadap media yang
berkaitan dengan ICT. Oleh sebab itu, peneliti menerapkan juga media berbasis ICT
untuk menunjang keberhasilan dalam penerapan model yang digunakan. Oleh
karena itu, dalam melakukan suatu pembelajaran guru musti lebih kreatif dengan
menggunakan bermacam-macam model pembelajaran, maupun media pembelajaran
agar pembelajaran dapat berjalan lebih maksimal.

78 Jurnal Riset Pendidikan Dasar, 5 (1) : 77 – 85


Penerapan Model PBL untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Berdasarkan hasil pengamatan tersebut dapat disimpulkan bahwa kebutuhan


akan model pembelajaran yang variatif dengan berbantuan media ICT sangat
diperlukan, agar hasil belajar peserta didik dapat meningkat. Hal ini dapat
berdampak terhadap pemahaman peserta didik mengenai apa yang dipelajari. Oleh
karena itu, dalam melakukan suatu pembelajaran guru musti lebih kreatif dengan
menggunakan bermacam-macam model pembelajaran.
Salah satu model ataupun media ICT yang dapat diterapkan mengingat
permasalahan yang muncul yaitu rendahnya hasil belajar peserta didik yaitu Model
Problem Based Learning (PBL) berbantuan media powerpoint. Model PBL dengan
berbantuan media powerpoint ini dapat diterapkan, karena dapat dilihat dari
beberapa kelebihannya menurut Rusman (2012:232) yaitu dapat menjadikan
pembelajaran yang bermakna, membantu peserta didik dalam mentransfer
pengetahuan dengan situasi baru, dan mengembangkan hubungan antar individu
dalam kerja kelompok. Dan dengan digunakannya media powerpoint dapat membuat
presentasi dalam bentuk slide yang menarik dan disenangi dengan dukungan fitur
audio, video, gambar, dan animasi serta template/ desain yang digunakan (Yunita,
2020:3). Oleh sebab itu, melalui model PBL berbantuan media powerpoint ini
diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dengan melihat
permasalahan yang ada. Alasan peneliti memilih menggunakan model pembelajaran
PBL karena tipe ini dianggap dapat mengatasi masalah yang terjadi pada peserta
didik berdasarkan kelebihan dari model PBL tersebut.
Model ini memiliki beberapa langkah–langkah yang meliputi, 1) orientasi
peserta didik pada masalah; 2) mengorganisasikan peserta didik untuk belajar; 3)
membimbing pengalaman individual/ kelompok; 4) mengembangkan dan menyajikan
hasil karya; dan 5) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah”
(Rusman, 2012:243).
Penelitian ini diperkuat juga dengan hasil penelitian yang ditulis oleh Nuraini,
Fivi dan Firosalla Kristin (2017) tentang penerapan model pembelajaran Problem
Based Learning untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD. Dalam
artikelnya, mengungkapkan bahwa penggunaan model pembelajaran Problem Based
Learning dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada kelas 5 SD.
Surya, Yenni Fitra (2017) mengenai penerapan model pembelajaran Problem
Based Learning untuk meningkatkan hasil belajar Matematika siswa kelas IV SDN
016 Langgini Kabupaten Kampar. Dalam penelitiannya tersebut, Surya
mengungkapkan bahwa model pembelajaran PBL mampu meningkatkan hasil
belajar pada mata pelajaran Matematika dengan materi menyelesaikan masalah
yang melibatkan uang.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Penerapan Model Problem Based Learning Berbantuan
Media Powerpoint untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Pembelajaran Tematik
Kelas IV SDN 171 Rejang Lebong”.

Metode

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Penelitian


Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian Tindakan Kelas merupakan
penelitian yang dilakukan di dalam kelas untuk memperbaiki suatu proses
pembelajaran. Melalui tindakan tersebut disesuaikan dengan rumusan masalah dan
tujuan pembelajaran, yaitu hasil belajar peserta didik dapat meningkat dalam proses
pembelajaran di kelas. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam
dua siklus yang mencakup 4 komponen, yaitu 1) perencanaan; 2) pelaksanaan; 3)
observasi; 4) refleksi (Arikunto, 2017:42). Subjek dalam penelitian ini yaitu guru dan

Jurnal Riset Pendidikan Dasar, 5 (1) : 77 – 85 79


Ningrum, A.S., Lusa, H., Hasnawati.

peserta didik kelas IV SDN 171 Rejang Lebong, dengan jumlah peserta didik 18
orang, 9 orang laki-laki dan 9 orang perempuan.
Instrumen pada penelitian ini menggunakan lembar observasi dan soal tes.
Lembar observasi digunakan untuk memperoleh data pada penerapan model PBL
berbantuan media powerpoint, aspek afektif dan psikomotor. Sedangkan soal tes
digunakan untuk memperoleh data pada aspek kognitif peserta didik. Menurut
Winarni (2018:80) observasi adalah pengumpulan data yang digunakan dengan
mengamati objek penelitian. Tes merupakan latihan yang digunakan untuk
mengukur kemampuan pada setiap individu atau kelompok.
Teknik analisis data dalam penelitian ini pada lembar observasi menggunakan
rumus skor tertinggi, skor terendah, selisih skor dan kisaran nilai pada setiap
kriteria. Pada pengolahan data tes menggunakan rumus rata-rata skor dan
persentase ketuntasan belajar klasikal.

Hasil

Berdasarkan pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan


sebanyak dua siklus, peneliti memperoleh data bahwa dengan menerapkan model
PBL berbantuan media powerpoint hasil belajar peserta didik mengalami
peningkatan, baik pada aspek kognitif, afektif maupun psikomotor. Di bawah ini
adalah grafik hasil observasi model PBL berbantuan media powerpoint.

60
50
40
30
20
10
0
SIKLUS I SIKLUS II

Gambar 1 Hasil Analisis Penerapan Model


Pada lembar observasi penerapan model PBL berbantuan media powerpoint
didapatkan skor rata-rata hasil pengamatan pada siklus I memperoleh 40 dengan
kategori cukup. Kemudian meningkat pada siklus II memperoleh 52 dengan kategori
baik.
Hasil penelitian dalam aspek kognitif dengan menerapkan model PBL
berbantuan media powerpoint pada siklus I mapel Bahasa Indonesia memiliki rata-
rata sebesar 69,72 dengan ketuntasan belajar klasikal 61,11%, sedangkan pada
mapel IPA memiliki rata-rata sebesar 67,77 dengan ketuntasan belajar klasikal
55,55%. Kemudian mengalami peningkatan pada siklus II mapel Bahasa Indonesia
memperoleh rata-rata 77,5 dengan ketuntasan belajar klasikal 83,33% dan mapel
IPA memperoleh rata-rata 78,33 dengan ketuntasan belajar klasikal 88,88%.

80 Jurnal Riset Pendidikan Dasar, 5 (1) : 77 – 85


Penerapan Model PBL untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Tabel 1 Data Hasil Observasi Aspek Afektif


Siklus ke- Siklus I Siklus II
Rata-rata Pertemuan
88,5 106
1 dan Pertemuan 2
Nilai rata-rata kelas 4,91 5,88
Kategori Cukup Baik

Berdasarkan tabel 1, hasil penelitian aspek afektif peserta didik dengan aspek
pengamatan yaitu kerjasama dan percaya diri pada siklus I memperoleh rata-rata
kelas sebesar 4,91 dengan kategori cukup. Dan mengalami peningkatan pada siklus
II dengan rata-rata kelas sebesar 5,88 kategori baik.

Selanjutnya, berdasarkan pelaksanaan penelitian yang dilakukan dalam dua


siklus, peneliti juga memperoleh data peningkatan pada aspek psikomotor peserta
didik. Peningkatan aspek psikomotor menggunakan model PBL berbantuan media
powerpoint dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2 Data Hasil Observasi Aspek Psikomotor
Siklus ke- Siklus I Siklus II
Rata-rata Pertemuan
91,5 105,5
1 dan Pertemuan 2
Nilai rata-rata kelas 5 5,86
Kategori Cukup Baik

Berdasarkan tabel 2, menunjukkan bahwa pada aspek psikomotor siklus I


memperoleh rata-rata kelas sebesar 5 dengan kategori cukup. Kemudian mengalami
peningkatan pada siklus II dengan memperoleh rata-rata kelas sebesar 5,86 dengan
kategori baik.

Pembahasan

Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan pada latar belakang


penelitian ini. Maka dilaksanakan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan
model problem based learning berbantuan media powerpoint untuk meningkatkan
hasil belajar pada pembelajaran tematik kelas IV SDN 171 Rejang Lebong. Setelah
dilaksanakan penelitian selama dua siklus, hasil yang diperoleh dengan menerapkan
model problem based learning berbantuan media powerpoint dapat meningkatkan
hasil belajar peserta didik, baik pada aspek kognitif, afektif maupun psikomotor. Hal
ini terlihat dari peningkatan skor pada setiap aspek yang diperoleh dari siklus I dan
siklus II.

1. Penerapan model problem based learning berbantuan media powerpoint.


Dalam peningkatan hasil belajar peserta didik tersebut sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Nuraini dan Firosalla (2017) “penerapan model
problem based learning untuk meningkatkan hasil belajar IPA peserta didik kelas 5
SD”. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa penerapan model problem based
learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar IPA, baik dalam aspek kognitif,
afektif dan psikomotor.

Pada siklus pertama terlihat bahwa hasil belajar peserta didik yang diperoleh
belum mencapai kriteria baik, karena guru masih kurang maksimal dalam
menerapkan langkah-langkah dalam model problem based learning dengan
berbantuan media powerpoint. Berikut adalah langkah-langkah dalam model

Jurnal Riset Pendidikan Dasar, 5 (1) : 77 – 85 81


Ningrum, A.S., Lusa, H., Hasnawati.

problem based learning dengan berbantuan media powerpoint sebagai berikut: (1)
orientasi peserta didik pada masalah; (2) mengorganisasikan peserta didik untuk
belajar; (3) membimbing pengalaman individu/kelompok; (4) mengembangkan dan
menyajikan hasil karya; dan (5) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan
masalah.

2. Hasil belajar kognitif


Hasil belajar pada aspek kognitif siklus I pada mata pelajaran Bahasa Indonesia
memperoleh rata-rata 69,72 dengan ketuntasan belajar klasikal sebesar 61,11%,
kemudian meningkat pada siklus II dengan memperoleh rata-rata sebesar 77,7
dengan ketuntasan belajar klasikal sebesar 83,33%. Kemudian pada mata pelajaran
IPA siklus I memperoleh rata-rata sebesar 67,77 dengan ketuntasan belajar klasikal
55,55%, kemudian meningkat pada siklus II dengan memperoleh rata-rata 78,33 dan
ketuntasan belajar klasikal 88,88%.

Hal ini sejalan dengan penelitian Mandasari (2021) dengan judul “penerapan
model pembelajaran berbasis masalah berbantuan media powerpoint untuk
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa SDN Pandean Lamper 02
Semarang”. Penelitian tersebut dilaksanakan dalam tiga siklus, dimana pada siklus
terakhir penerapan model pembelajaran berbasis masalah berbantuan media
powerpoint dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada kelas III,
dengan memperoleh persentase keberhasilan yaitu 90%.

3. Hasil belajar afektif


Hasil observasi pada aspek afektif terdiri dari dua aspek pengamatan, yaitu
aspek kerjasama dan percaya diri. Perolehan rata-rata pada siklus I pertemuan 1
dan 2 yaitu 4,91 dengan kategori cukup, dan meningkat pada siklus II dengan
memperoleh rata-rata 5,88 kategori baik. Dari hasil observasi pada kedua siklus
tersebut, hasil belajar aspek afektif dengan menerapkan model problem based
learning berbantuan media powerpoint dapat meningkat pada setiap siklusnya. Hal
ini sejalan dengan pendapat Kurniasih (2015) mengenai salah satu kelebihan dari
model problem based learning yaitu, dapat mengembangkan hubungan antar
individu dalam kerja kelompok.

4. Hasil belajar psikomotor


Hasil belajar aspek psikomotor peserta didik terdapat dua aspek pengamatan
berupa aspek menentukan informasi baru yang terdapat pada teks bacaan dan aspek
mempraktikkan gaya melalui benda di sekitar. Pada siklus I kedua aspek tersebut
memperoleh rata-rata kelas 5 dengan kategori cukup, kemudian menigkat pada
siklus II dengan memperoleh rata-rata kelas 5,86 pada kategori baik. Maka dengan
demikian, penerapan model problem based learning berbantuan media powerpoint
dapat meningkatkan hasil belajar pada aspek psikomotor. Hal ini sejalan dengan
penelitian Sodikun (2019) dengan judul penelitian “upaya meningkatkan hasil
belajar pada materi pokok peraturan perundang-undangan yang berlaku di
Indonesia dengan model problem based learning berbantuan media powerpoint di
kelas V semester 1 tahun pelajaran 2016/2017. Dalam penelitian tersebut
menunjukkan hasil belajar PKn tentang peraturan perundang-undangan yang
berlaku di Indonesia mengalami peningkatan dengan memperoleh hasil pada siklus
kedua yaitu, 78,1%. Hal ini sesuai dengan pendapat Kurniasih (2015) yang
menyebutkan bahwa salah satu kelebihan dari model problem based learning yaitu
dapat mengembangkan keterampilan peserta didik.

82 Jurnal Riset Pendidikan Dasar, 5 (1) : 77 – 85


Penerapan Model PBL untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan sebanyak dua siklus dengan


menerapkan model PBL berbantuan media powerpoint, dapat terlihat pada kegiatan
orientasi peserta didik pada masalah, mengorganisasikan peserta didik untuk
belajar, membimbing pengalaman individu, mengembangkan dan menyajikan hasil
karya, dan menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah, mengalami
peningkatan hasil belajar pada peserta didik. Hal ini terbukti dengan meningkatnya
juga hasil observasi mengenai proses pembelajaran di kelas. Pada siklus I
memperoleh rata-rata 40 dengan kategori baik, kemudian meningkat pada siklus II
dengan memperoleh rata-rata 52 dengan kategori baik.

Pada kegiatan orientasi peserta didik pada masalah guru telah


melaksanakannya dengan baik, dengan menampilkan media dengan lebih jelas dan
dalam kegiatan tanya jawab peserta didik pun telah anusias. Kemudian pada
kegiatan mengorganisasikan peserta didik untuk belajar guru telah membagikan
kelompok sesuai dengan keaktifan dan kemampuan setiap peserta didik atau telah
membagikan kelompok secara heterogen.

Kegiatan selanjutnya yaitu membimbing pengalaman individu, pada kegiatan


ini guru telah melaksanakan dengan baik, terlihat dari guru yang dapat
memberikan arahan dengan baik dalam kerja kelompok yang akan dilaksanakan
oleh peserta didik. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan mengembangkan dan
menyajikan hasil karya, pada kegiatan ini peserta didik telah melaksanakan dengan
baik dalam diskusi maupun persentasi dan percobaan mengenai gaya. Kegiatan
berikutnya adalah menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah, guru
dan peserta didik membuat kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari
bersama-sama, serta peserta didik telah mengerjakan lembar evaluasi dengan baik.

Peningkatan proses pembelajaran tersebut berdampak juga pada hasil belajar


peserta didik. Pada aspek kognitif pada siklus II dengan mata pelajaran Bahasa
Indonesia mendapat rata-rata 77,5 dan ketuntasan belajar klasikal sebesar 83,33
dengan kategori baik. Pada mata pelajaran IPA memperoleh rata-rata 78,33 dan
ketuntasan belajar klasikal 88,88% dengan kategori sangat baik. Kemudian pada
aspek afektif siklus II peserta didik memperoleh kategori baik. Hal ini terlihat pada
lembar observasi aspek kerjasama terdapat dua orang peserta didik pada kategori
cukup, 12 orang dengan kategori baik dan 4 orang peserta didik pada kategori sangat
baik. Kemudian pada aspek percaya diri terdapat tiga orang peserta didik pada
kategori cukup, 11 orang peserta didik dengan kategori baik dan 4 orang peserta
didik pada kategori sangat baik. Dan pada aspek psikomotor peserta didik
memperoleh kategori baik. Hal ini terlihat pada aspek pengamatan “menentukan”
terdapat dua orang peserta didik pada kategori cukup, 12 orang dengan kategori
baik dan 4 orang peserta didik pada kategori sangat baik. Kemudian pada aspek
pengamatan “mempraktikkan” terdapat dua orang peserta didik pada kategori
cukup, 13 orang dengan kategori baik dan tiga orang peserta didik pada kategori
sangat baik.

Jurnal Riset Pendidikan Dasar, 5 (1) : 77 – 85 83


Ningrum, A.S., Lusa, H., Hasnawati.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka peneliti mengemukakan beberapa


saran sebagai berikut.

1. Dalam menerapkan model problem based learning berbantuan media powerpoint


guru diharapkan agar lebih optimal dalam menganalisis pemecahan masalah,
sehingga memperoleh hasil yang lebih baik.
2. Dalam penyampaian materi menggunakan media guru harus lebih maksimal
dalam mempersiapkan materi yang akan disampaikan, agar hasil belajar peserta
didik dapat meningkat, baik pada aspek kognitif, afektif maupun psikomotor.
3. Guru diharapkan lebih memberikan perhatian kepada peserta didik ketika
mengembangkan maupun menganalis masalah dalam proses pembelajaran, agar
peserta didik dapat lebih maksimal dalam menyelesaikan tugasnya.

Referensi

Arikunto, S., dkk. 2017. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Huda, M. 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran: Isu-isu Metodis dan


Paradigmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kurniasih, I dan Berlin Sani. 2015. Ragam Pengembangan Model Pembelajaran


untuk Peningkatan Profesionalitas Guru. Jakarta: Ragam Pena.

Majid, A. 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mandasari, NA. 2021. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah


Berbantuan Media Powerpoint untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil
Belajar Siswa SDN Pandean Lamper 02 Semarang. Jurnal Penelitian dan
Pengembangan Pendidikan. Vol 8. No 3. Halaman 328-337.

Nuraini, F dan Firosalla K. 2017. Penggunaan Model Problem Based Learning (PBL)
untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA SD Siswa Kelas 5 SD. Jurnal Mitra
Pendidikan. Vol 1. No 4. Halaman 369-379.

Rusman. 2012. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru.


Jakarta: Rajawali Pers.

Sa’dulloh, M. 2021. Implementasi Problem Based Learning berbantuan Media Power


Point untuk Meningkatkan Hasil Belajar tentang Hak dan Kewajiban
terhadap Tumbuhan pada Siswa Kelas IV Semester I SDN Sutopati 5
Tahun Ajaran 2020/2021. Jurnal Educatif: Journal of Education Research.
Vol 3. No 1. Halaman 90-99.

Sinar. 2018. Metode Active Learning – Upaya Peningkatan Keaktifan dan Hasil
Belajar Siswa. Yogyakarta: Deepublish.

Sodikun, D. 2019. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Pada Materi Pokok Peraturan
Perundang-undangan yang Berlaku di Indonesia dengan model Problem
Based Learning Berbantuan Media Powerpoint di Kelas V Semester I
Tahun Pelajaran 2016/2017. Jurnal Dialektika Jurusan PGSD. Vol 9. No 1.
Halaman 32-44.

Sudjana, N. 2016. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

84 Jurnal Riset Pendidikan Dasar, 5 (1) : 77 – 85


Penerapan Model PBL untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Surya, YF. 2017. Penerapan model problem based learning untuk meningkatkan
hasil belajar matematika siswa kelas IV SDN 016 Langgini Kabupaten
Kampar. Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika. Vol 1. No 1.
Halaman 38-53.

Susanto, A. 2016. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:


Prenadamedia Group.

Susilana, R dan Cepi. R. 2011. Media Pembelajaran: Hakikat, Pengembangan,


Pemanfaatan, dan Penilaian. Bandung: Wacana Prima.

Winarni, E.W. 2018. Teori dan Praktik Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, PTK, R&D.
Jakarta: Bumi Aksara.

Yunita, S. 2020. Media Pembelajaran Matematika Berbasis TIK. Malang: Ahlimedia


Press.

Jurnal Riset Pendidikan Dasar, 5 (1) : 77 – 85 85

You might also like