774 1804 1 SM
774 1804 1 SM
774 1804 1 SM
Pengaplikasian Beton SELF COMPACTING CONCRETE (SCC) dengan dosis Sikament-NN 0,6% ,0,7%,
0,8% dan penggunaan Agregat asal Quarry Waisakula Ambon
Abstract
Self-compacting concrete (SCC) is an innovation in the construction world. to facilitate service, especially in areas
that are difficult to reach so there is no need to use a vibrator. This research was conducted to determine the
compressive strength of normal concrete and SCC concrete 0.6%, 0.7%, and 0.8%, as well as the performance ratio
for normal concrete and SCC concrete 0.6%, 0.7%, and 0. 8%. The research was carried out in the UKIM structure
laboratory with materials for making SCC concrete including sand and crushed stone produced by PT. BAKUNG
PERMAI ABADI, cement type 1 brand Tonasa, water from UKIM campus, and Sikament-NN added materials
produced by PT. SIKA INDONESIA. The experimental method used is guided by the concrete mix design procedure
according to SNI 03-2834-2000. The compressive strength results obtained by normal concrete 28 days = 22.71 MPa,
0.6% SCC concrete = 23.29 MPa, 0.7% SCC concrete = 23.29 MPa, concrete SCC 0.8% = 22.04MPa. Percentage of
achievement obtained for normal concrete = 114%, 0.6% concrete SCC = 116%, 0.7% concrete SCC = 116%, and
0.8% concrete SCC = 110%. Thus, the results of the research on the compressive strength of normal concrete and
SCC concrete with the addition of Sikament-NN met the planned compressive strength of 20 MPa.
42
JURNAL MANUMATA VOL 8, N0 1 (2022) ISSN 2087-5703
juga menambah kekuatan beton itu sendiri. Menurut Concrete yaitu memiliki nilai Slump berkisar antara
data teknis PT. Sika Indonesia (2011), dosis 500-700 mm. (Egziabher and Edwards, 2013)
penggunaan zat aditif Sikament-NN dianjurkan hanya Kriteria workability dari campuran beton yang baik
pada SCC adalah sebagai berikut :
sebanyak 0,30% - 2,30% terhadap berat semen.
a. Fillingability, kemampuan campuran beton
(‘Sikament NN - Dinamika Utama) untuk mengisi ruang bagesting sendiri.
Untuk daerah Maluku khususnya Kota Ambon b. Passingability, kemampuan beton untung
sendiri, Sikament-NN tergolong baru dan belum mengalir melewati struktur ruangan yang rapat.
pernah dipakai. Adapun ketertarikan penulis untuk c. Segregation resustance, ketahanan campuran
mengetahui efek persentase pemakaian Sikament-NN beton segar terhadap efek segregasi.
terhadap mutu beton. Untuk itu penulis ingin
melakukan penelitian dengan judul: “Pengaplikasian
Beton Self Compating Concrete (SCC) Dengan
Dosis Sikament-NN 0,6% , 0.7% , 0,8% Dan
Penggunaan Agregat Asal Quarry Wai-Sakula ,
Ambon”
2. KAJIAN PUSTAKA
2.1 Beton.
Beton adalah campuran dari agregat dengan
semen yang dipersatukan oleh air dalam perbandingan
tertentu (Wuryati Samekto,2001). Ini juga yang sering
disebut dengan beton normal (Plain Concrete). Beton Beton Memadat Sendiri (Self Compacting Concrete)
juga dapat didefenisikan sebagai bahan bangunan dan Sesuai gambar tabel diatas, adapun aturan batasan
konstruksi yang sifat-sifatnya dapat ditentukan berat dan batasan volume dari semua bahan penyusun
terlebih dahulu dengan mengadakan perencanaan dan beton SCC. Ada pula aturan untuk omposisi agregat
pengawasan yang teliti terhadap bahan-bahan yang halus dalam susunan beton SCC berkisar antara 48-
dipakai. Salah satu keunggulan dari beton yaitu 55% dari berat agregat total.
mempunyai kekuatan yang besar, tetapi sebelum
material-material penyusun beton mengeras, 2.3 Material Penyusun Beton SCC Agregat
campuran beton merupakan campuran plastis yang Agregat ialah butiran mineral alami yang
sering disebut sebagai beton segar. Selain beton berfungsi sebagai bahan pengisi dalam campuran
normal, adapun beton menggunakan admixture yang beton. Agregat ini kira-kira menempati sebanyak 70%
diberi nama lebih spesifik sesuai spesifikasinya, dari volume beton. Walaupun namanya hanya sebagai
misalnya beton mutu tinggi, beton mengalir, dan lain bahan pengisi, akan tetapi agregat sangat berpengaruh
sebagainya.(Polii, Sumajouw and Windah, 2015) terhadap beton. Adapun peraturan yang mengatur
tentang agregat yaitu SNI 03-2461-1991 tentang
2.2 Beton Self Compacting Concrete (SCC) Spesifikasi Agregat Ringan, dan ASTM C 33 tentang
Beton Self Compacting Concrete (SCC) Spesifikasi Agregat untuk Beton. Agregat harus
merupakan campuran beton yang dapat memadat memiliki bentuk yang baik (bulat atau mendekati
sendiri tanpa menggunakan alat pemadat (vibrator) kubus), bersih, keras, kuat, dan gradasinya baik. (Polii,
untuk memperoleh kualitas beton yang baik. Dengan Sumajouw and Windah, 2015)
kata lain SCC merupakan beton yang mampu mengalir a. Semen
dibawah beratnya sendiri dan mampu memnuhi atau Semen merupakan bahan pengikat hidrolis berupa
mengisi begisting dan mencapai kepadatan tertinggi. bubuk halus yang dihasilkan dengan cara
Beton Self Compacting Concrete sendiri diteliti di menghaluskan Klinker (bahan ini terdiri dari silikat-
Jepang pada tahun 1990-an sebagai alternatif yang silikat kalsium yang bersifat hidrolis), dengan batu
dapat digunakan dalam pengecoran bangunan dengan gips sebagai bahan tambahan. Fungsi semen sendiri
tingkat pengerjaan yang rumit. (EFNARC, 2005) adalah sebagai pengikat butir-butir agregat baik halus
Beton dapat dikategorikan Self Compacting maupun kasar. (Indonesia and Nasional, 2000)
Concrete apabila memiliki sifat tertentu. Salah satunya b. Air
memiliki Slump yang menunjukan campuran atau Air merupakan bahan dasar pembuat beton yang
pasta beton yang memiliki kuat geser dan lentur yang penting namun harganya yang paling murah. Dalam
rendah sehingga dapat masuk dan mengalir dalam pembuatan beton air diperlukan untuk bereaksi dengan
celah ruang begisting. Karakteristik Self Compacting semen Portland dan sebaagai bahan pelumnas antar
butir-butir agregat agar dapat mudah dikerjakan
43
JURNAL MANUMATA VOL 8, N0 1 (2022) ISSN 2087-5703
(diaduk, dituang, dan dicetak) Air yang digunakan pun 2.6 Faktor Air Semen (FAS)
tidak boleh yang mengandung kotoran yang berlebih Faktor air semen ialah perbandingan berat air
karena akan mengganggu proses pengerasan atau dan berat semen yang digunakan dalam adukan beton.
ketahanan beton. Air yang dipakai dalam pembuatan Faktor air semen yang tinggi dapat menyebabkan
beton haruslah sesuai dengan masa agregat dan semen beton yang dihasilkan mempunyai kuat tekan yang
karena kelebihan air akan membuat proses perkerasan rendah dan semakin rendah faktor air semen maka
semakin panjang dan kualitas beton yang dihasilkan kuat tekan beton semakin tinggi. Namun demikian,
pun semakin menurun.(Badan Standardisasi Nasional, nilai faktor air semen yang semakin rendah tidak
2002) selalu berarti bahwa kekuatan beton semakin tinggi.
Nilai faktor air semen yang rendah akan menyebabkan
2.4 Bahan Tambah (Admixture Superplasticizer) kesulitan dalam pengerjaan, yaitu kesulitan dalam
Bahan tambah (admixture) adalah suatu bahan pelaksanaan pemadatan yang akhirnya akan
berupa bubuk atau cairan yang ditambahkan kedalam menyebabkan mutu beton menurun. Oleh sebab itu
campuran adukan beton selama pengadukan, dengan ada suatu nilai faktor air semen optimum yang
tujuan untuk mengubah sifat adukan atau betonnya. menghasilkan kuat tekan maksimum. Umumnya nilai
(SNI 03-1968, 1990). Superplasticizer ialah polimer faktor air semen minimum untuk beton normal sekitar
linear yang mengandung Sulfonic Acid (asam 0,4 dan maksimum 0,65. .(Indonesia and Nasional,
sulfonat). Perkembangan superplasticizer bermula 2000)
dari Jepang dan Jerman pada tahun 1960-an dan
menyusul kemudian di Amerika Serikat pada tahun 2.7 Metode Perancangan Campuran Beton
1970-an. Fungsi asam sulfonat pada plasticizer yaitu Pada pengujian kuat tekan beton ini metode
menghilangkan gaya permukaan pada partikel semen perancangan campuran beton mengacu kepada
sehingga lebih menyebar, melepaskan air yang terikat pedoman ‘Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran
pada kelompok partikel semen , untuk menghasilkan Beton Normal’ dalam SNI 03-2834-2000. Dibawah ini
viskositas/kekentalan adukan pasta semen atau beton adalah bagan alur proses perancangan campuran beton
segar yang lebih rendah. normal dalam SNI 03-2834-2000 :
44
JURNAL MANUMATA VOL 8, N0 1 (2022) ISSN 2087-5703
P=F/A
45
JURNAL MANUMATA VOL 8, N0 1 (2022) ISSN 2087-5703
46
JURNAL MANUMATA VOL 8, N0 1 (2022) ISSN 2087-5703
Berdasarkan hasil pengujian slump diatas didapat nilai Beton SCC 0,6 %
slump untuk beton normal yaitu 11 cm, untuk beton Tabel 7 . Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton SCC
SCC dengan tambahan Sikament-NN 0,6% yakni 40 0,6 %
cm, untuk beton SCC dengan tambahan Sikament-NN Konversi
Tegangan
Umur Berat Beban Max ke 28
0,7% yakni 43 cm, dan untuk beton SCC dengan No Kode Tgl.Cor Tgl.Uji Hancur
Hari
tambahan Sikament-NN 0,8% yakni 47 cm. sesuai (Hari) (Kg) (KN) MPa MPa
dengan pedoman SNI 1972:2008 dimana beton 1 B.S (0,6%) 1 12,21 220 12,70 31,76
2 B.S (0,6%) 2 21-Aug-21 24-Aug-21 3 12,22 215 12,42 31,04
dengan nilai slump < 15 mm mungkin tidak cukup 230
3 B.S (0,6%) 3 12,35 13,28 33,21
plastis dan beton yang slumpnya > 230 mm mungkin
Tegangan Hancur Rata- Rata 12,80 32,00
tidak cukup kohesif untuk pengujian, maka hasil
pengujian slump diatas memenuhi standar yang di 1 B.S (0,6%) 1 12,00 280 16,17 24,88
2 B.S (0,6%) 2 21-Aug-21 28-Aug-21 7 12,12 270 15,59 23,99
anjurkan SNI 1972:2008. 3 B.S (0,6%) 3 12,30 270 15,59 23,99
Tegangan Hancur Rata- Rata 15,78 24,28
4.3 Pembuatan Benda Uji
1 B.S (0,6%) 1 11,91 350 20,21 22,97
Pembuatan benda uji (silinder) sesuai dengan
2 B.S (0,6%) 2 21-Aug-21 04-Sep-21 14 12,27 390 22,52 25,59
hasail perhitungan (Mix Design) diatas. Untuk 3 B.S (0,6%) 3 12,04 370 21,37 24,28
material penyusun beton normal seperti agregat halus, Tegangan Hancur Rata- Rata 21,37 24,28
agregat kasar, semen dan air sesuai hasil koreksi
1 B.S (0,6%) 1 12,09 410 23,68 23,68
campuran pada perhitungan Mix Design . Sedangkan
2 B.S (0,6%) 2 21-Aug-21 18-Sep-21 28 11,94 400 23,10 23,10
untuk penentuan kadar Sikament-NN 0,6% , 0,7% , 3 B.S (0,6%) 3 12,19 400 23,10 23,10
dan 0,8% diperoleh dari persentase terhadap
Tegangan Hancur Rata- Rata 23,29 23,29
penggunaan semen dalam pembuatan beton normal.
1 B.S (0,6%) 1 12,10 450 25,99 -
Jumlah total benda uji silinder yang dibuat sesuai tabel
2 B.S (0,6%) 2 21-Aug-21 16-Oct-21 56 12,03 460 26,56 -
3.1 adalah 60 benda uji silinder. Dimana untuk beton 3 B.S (0,6%) 3 11,99 445 25,70 -
normal (tanpa tambahan Sikament-NN) 15 buah,
Tegangan Hancur Rata- Rata 26,08 -
beton SCC dengan tambahan Sikament-NN 0,6% 15
buah, beton SCC dengan tambahan Sikament-NN
0,7% 15 buah, dan beton SCC dengan tambahan Beton SCC 0,7 %
Sikament-NN 0,8% 15 buah. Masing-masing untuk Tabel 8 . Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton SCC
umur pemeliharaan beton 3,7,14,28,dan 56 hari. 0,7 %
Konversi
Tegangan
Umur Berat Beban Max ke 28
Beton Normal No Kode Tgl.Cor Tgl.Uji Hancur
Hari
Tabel 6 . Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton Normal (Hari) (Kg) (KN) MPa MPa
Tegangan Konversi 1 B.S (0,7%) 1 12,24 200 11,55 28,87
Umur Berat Beban Max
No Kode Tgl.Cor Tgl.Uji Hancur ke 28 Hari 2 B.S (0,7%) 2 23-Aug-21 26-Aug-21 3 12,25 210 12,13 30,32
(Hari) (Kg) (KN) MPa MPa 3 B.S (0,7%) 3 12,23 200 11,55 28,87
1 B.N 1 12,11 190 10,97 27,43 Tegangan Hancur Rata- Rata 11,74 29,36
2 B.N 2 19-Aug-21 22-Aug--21 3 12,08 190 10,97 27,43
3 B.N 3 12,12 180 10,39 25,99 1 B.S (0,7%) 1 12,16 250 14,44 22,21
Tegangan Hancur Rata- Rata 10,78 26,95 2 B.S (0,7%) 2 23-Aug-21 30-Aug-21 7 12,28 280 16,17 24,88
3 B.S (0,7%) 3 12,41 230 13,28 20,43
1 B.N 1 12,09 290 16,75 25,76
2 B.N 2 19-Aug-21 26-Aug-21 7 12,12 300 17,32 26,65 Tegangan Hancur Rata- Rata 14,63 22,51
3 B.N 3 11,29 240 13,86 21,32
1 B.S (0,7%) 1 12,03 310 17,90 20,34
Tegangan Hancur Rata- Rata 15,98 24,58
2 B.S (0,7%) 2 23-Aug-21 06-Sep-21 14 12,33 395 22,81 25,92
1 B.N 1 11,97 360 20,79 23,62 3 B.S (0,7%) 3 12,26 400 23,10 26,25
2 B.N 2 19-Aug-21 2-Sep-2021 14 12,05 380 21,94 24,94
3 B.N 3 12,02 370 21,37 24,28 Tegangan Hancur Rata- Rata 21,27 24,17
Tegangan Hancur Rata- Rata 21,37 24,28 1 B.S (0,7%) 1 12,01 390 22,52 22,52
1 B.N 1 12,13 380 21,94 21,94 2 B.S (0,7%) 2 23-Aug-21 20-Sep-21 28 12,08 410 23,68 23,68
2 B.N 2 19-Aug-21 ######### 28 12,08 400 23,10 23,10 3 B.S (0,7%) 3 12,03 410 23,68 23,68
3 B.N 3 12,03 400 23,10 23,10
Tegangan Hancur Rata- Rata 23,29 23,29
Tegangan Hancur Rata- Rata 22,71 22,71
1 B.S (0,7%) 1 12,26 530 30,61 -
1 B.N 1 11,91 395 22,81 -
2 B.S (0,7%) 2 23-Aug-21 18-Oct-21 56 12,19 500 28,87 -
2 B.N 2 19-Aug-21 ######### 56 12,00 400 23,10 -
3 B.N 3 11,98 420 24,25 -
3 B.S (0,7%) 3 12,38 505 29,16 -
Tegangan Hancur Rata- Rata 23,39 - Tegangan Hancur Rata- Rata 29,55 -
47
JURNAL MANUMATA VOL 8, N0 1 (2022) ISSN 2087-5703
48
JURNAL MANUMATA VOL 8, N0 1 (2022) ISSN 2087-5703
Divisi 10 tahun 2017). Namun karena penelitian ini SNI 03-1968 (1990) ‘Metode Pengujian Tentang
menggunakan metode eksperimen maka semua hasil Analisis Saringan Agregat Halus dan Kasar’,
yang didapat di lapangan tetap diambil. Selain itu Badan Standar Nasional Indonesia, pp. 1–5.
penulis lebih terfokus pada kekuatan beton yang Available at:
dihasilkan oleh beton normal dan beton SCC 0,6%, http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendi
0,7%, dan 0,8%. dikan/dr-slamet-widodo-st-mt/sni-03-1968-
1990.pdf.
5.2 Saran SNI, 2847:2013 (2013) ‘Persyaratan Beton Struktural
Saran dari penulis sesuai dengan hasil untuk Bangunan Gedung’, Bandung: Badan
pengujian kuat tekan beton baik beton normal maupun Standardisasi Indonesia, pp. 1–265.
beton SCC dengan tambahan Sikament-NN dosis SNI1974-2011 (2011) ‘Cara Uji Kuat Tekan Beton
0,6% ; 0,7% ; dan 0,8% yaitu : dengan Benda Uji Silinder’, Badan
1. Sebelum masuk pada proses mix design Standardisasi Nasional Indonesia, p. 20
khususnya untuk beton memadat sendiri (SCC),
peneliti harus mempelajari dengan seksama
langkah yang tertera pada SKh-1.10.14
(Spesifikasi Khusus Divisi 10 tahun 2017) agar
tidak keliru pada saat proses mix beton SCC
dilaksanakan.
2. Untuk pihak yang ingin meneliti lebih lanjut
diharapkan mengecek kembali baik dari segi
penambahan air atau tidak untuk mengejar angka
slump flow yang dianjurkan dalam SKh-1.10.14
(Spesifikasi Khusus Divisi 10 tahun 2017).
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standardisasi Nasional (2002) ‘Tata Cara
Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan
Gedung. SNI 03-2847-2002’, Bandung:
Badan Standardisasi Nasional, p. 251.
Concrete, S. C. ‘2.studi pustaka 2.1.’, pp. 5–18.
EFNARC (2005) ‘The European Guidelines for Self-
Compacting Concrete’, The European
Guidelines for Self Compacting Concrete,
(May), p. 63. Available at:
http://www.efnarc.org/pdf/SCCGuidelinesM
ay2005.pdf.
Egziabher, T. B. G. and Edwards, S. (2013)’, Africa’s
potential for the ecological intensification of
agriculture, 53(9), pp. 1689–1699.
Indonesia, S. N. and Nasional, B. S. (2000) ‘Tata cara
pembuatan rencana campuran beton normal’.
Indonesian National Standardization (2012) ‘SNI
7656:2012 “The procedure of selecting
proportion for normal, heavyweight, and
mass concrete”’, Badan Standardisasi
Nasional.
Polii, R. A., Sumajouw, M. D. J. and Windah, R. S.
(2015) ‘Kuat Tekan Beton Dengan Variasi
Agregat Yang Berasal Dari Beberapa Tempat
Di Sulawesi Utara’, Jurnal Sipil Statik, 3(3),
pp. 206–211.
‘Sikament NN - Dinamika Utama - Solusi Bangunan -
Supply Material Dan Applikator _ Produk
Sika’.
49