5694 11626 1 SM

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

Jurnal PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Riau

Volume 2 Nomor 4 Juli 2018 | ISSN Cetak : 2580 - 8435 | ISSN Online : 2614 - 1337

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK


MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VIII SEMESTER II
SMPN 5 SIAK KECIL KECAMATAN SIAK KECIL KABUPATEN BENGKALIS

Salfilla Juliana
[email protected]
SMP Negeri 5 Siak Kecil Kecamatan Siak Kecil Kabupaten Bengkalis

ABSTRACT
This study is based on the low learning outcomes of students' science can be seen from the results of science
learning class VIII SMP Negeri 5 Siak Kecil, with grade grade average of 62.11. Therefore, the researchers
provide alternative learning with the application of guided inquiry model. SMP Negeri 5 Siak Kecil language
lesson year 2014/2015. This study aims to improve student learning outcomes of grade VIII SMP Negeri 5 Siak
Kecil Kecamatan Siak Kecil with the application of guided inquiry learning model. The form of research
conducted is Classroom Action Research (PTK) with 2 cycles. Based on the analysis of research data after
applying the guided inquiry learning model, the average percentage of teacher activity in cycle I 58.75%
increased to 85% in cycle II. The average percentage of student activity also increased ie 51.25% in the first
cycle increased to 81.25% in cycle II. Student learning outcomes on the basic score with the average class of
62.11 and in the first cycle increased with the average class of 67.42 with the percentage increase in learning
outcomes 8.54% and the percentage of students who completed 61.53%, and in the second cycle increased. . .
again with an average value of 75.80 with a percentage increase in learning outcomes by 22.04% and the
percentage of students who completed 84.61%. The results of this study indicate that the implementation of
guided inquiry learning model can improve the learning outcomes of science students of grade VIII SMP N 5
Siak Kecil.

Keywords : learning model, guided inquiry, the result of science

ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar IPA siswa ini dapat dilihat dari hasil belajar IPA
siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Siak Kecil, dengan nilai rata-rata kelas 62,11. Oleh karena itu, peneliti
memberikan alternatif pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing SMP Negeri 5
Siak Kecil tahun pelajaran 2014/2015. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa
kelas VIII SMP Negeri 5 Siak Kecil Kecamatan Siak Kecil dengan penerapan model pembelajaran inkuiri
terbimbing. Bentuk penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan 2 siklus.
Berdasarkan analisis data hasil penelitian setelah menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing, persentase
rata-rata aktivitas guru pada siklus I 58,75% meningkat menjadi 85% pada siklus II. Persentase rata-rata
aktivitas siswa juga meningkat yaitu 51,25% pada siklus I meningkat menjadi 81,25% pada siklus II. Hasil
belajar siswa pada skor dasar dengan rata-rata kelas 62,11 dan pada siklus I mengalami peningkatan dengan
nilai rata-rata kelas 67,42 dengan persentase peningkatan hasil belajar 8,54% dan persentase siswa yang tuntas
61,53%, dan pada siklus II meningkat lagi dengan rata-rata kelas 75,80 dengan persentase peningkatan hasil
belajar 22,04% dan persentase siswa yang tuntas 84,61%. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penerapan
model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas VIII SMP N 5 Siak
Kecil.

Kata kunci: model pembelajaran inkuiri terbimbing, hasil belajar IPA

PENDAHULUAN tepat sassaran, serta menggunakan


Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), yang prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran
sering disebut juga dengan istilah sehingga mendapat suatu kesimpulan
pendidikan sains. IPA merupakan salah satu (Ahmad Susanto, 2013). Pembelajaran IPA
mata pelajaran pokok dalam kurikulum atau sains didefenisikan sebagai ilmu
pendidikan di Indonesia. IPA atau sains tentang alam yang dalam bahasa Indonesia
adalah usaha manusia dalam memahami disebut dengan ilmu pengetahuan alam,
alam semesta melalui pengamatan yang dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian,
Salfilla Juliana | Inkuiri Terbimbing, Hasil Belajar IPA
Halaman | 530
Jurnal PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Riau
Volume 2 Nomor 4 Juli 2018 | ISSN Cetak : 2580 - 8435 | ISSN Online : 2614 - 1337

yaitu : ilmu pengetahuan alam sebagai banyak kendala yang ditemukan, pada
produk, proses, dan sikap. Dari ketiga umumnya guru hanya terpaku pada buku
komponen IPA ini, Sutrisno (dalam Ahmad teks sebagai satu-satunya sumber belajar
Susanto, 2013) menambahkan bahwa IPA mengajar. Pembelajaran hanya berlangsung
juga sebagai prosedur dan IPA sebagai satu arah (teacher center) saja tanpa
teknologi. IPA diperlukan dalam kehidupan melibatkan siswa dalam arti kata
sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan pembelajaran hanya dikuasai oleh guru saja.
hidup manusia melalui pemecahan masalah Penggunaan metode yang tidak sesuai
yang dapat diidentifikasikan. dengan materi pembelajaran sehingga hasil
IPA diajarkan di tingkat pendidikan belajar siswa masih tergolong rendah. Hal
dasar dan tingkat menengah. Menurut ini terlihat dari hasil nilai ulangan harian
kurikulum 2006 (Depdiknas, 2006), (UH) , dari 26 orang siswa hanya 11 orang
pembelajaran IPA bertujuan siswa (42, 30%) yang mencapai KKM yang
mengembangkan pemahaman konsep Ilmu telah ditetapkan sekolah 70, dan sisanya 15
Pengetahuan alam yang dipelajari, orang siswa (57,70%) yang tidak mencapai
menjelaskan keterkaitan antar konsep dan KKM. Dengan nilai rata-rata kelas 62,11.
mengaplikasikan konsep secara luwes, Berdasarkan permasalahan di atas
akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan maka penulis melakukan penelitian dengan
masalah. Sesuai dengan fungsi judul “Penerapan Model Inkuiri Terbimbing
pembelajaran IPA, maka peneliti sebagai untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
guru IPA di SMP N 5 Siak Kecil, Kelas VIII SMP Negeri 5 Siak Kecil
Kecamatan Siak Kecil merefleksi kegiatan Kecamatan Siak Kecil Kabupaten
dan hasil belajar IPA siswa kelas VIII. Bengkalis”.
Dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran IPA di kelas VIII, peneliti
telah melakukan kegiatan tanya jawab KAJIAN TEORETIS
dengan tujuan agar siswa lebih memahami Menurut Sanjaya (2008)
materi. Tidak jarang peneliti juga mengungkapkan bahwa menerapkan model
menggunakan beberapa media gambar yang pembelajaran Inquiri merupakan
menarik untuk menarik perhatian siswa pendekatan pembelajaran yang berupaya
selama proses pembelajaran. Gambar- menanamkan dasar-dasar berpikir ilmiah
gambar tersebut ditunjukkan kepada setiap pada diri siswa, sehingga dalam proses
siswa dengan tujuan siswa dapat pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar
mengembangkan maksud dan tujuan dari sendiri, mengembangkan kreativitas dalam
materi yang sedang dipelajari. Namun memecahkan masalah. Sanjaya (2008)
demikian, ada beberapa siswa yang tidak menyatakan bahwa pembelajaran inkuiri
mau menunjukkan keaktifan dalam mencari mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
jawaban terhadap permasalahan yang telah
dipaparkan oleh guru melalui kegiatan 1. Orientasi. Pada tahap ini guru
membaca buku sumber. Bahkan ada dari melakukan langkah untuk membina
siswa kelas VIII tersebut yang tidak mau suasana atau iklim pembelajaran yang
meminjam buku di perpustakaan sebagai kondusif. Hal yang dilakukan dalam
sumber belajar dalam menemukan tahap orientasi ini adalah:
pemecahan terhadap permasalahan yang a. Menjelaskan topik, tujuan, dan
dikemukakan guru. Siswa hanya pasif dan hasil belajar yang diharapkan dapat
menyalin jawaban teman lain yang telah dicapai oleh siswa.
berusaha mencari jawaban terhadap b. Menjelaskan pokok-pokok
pertanyaan guru. kegiatan yang harus dilakukan oleh
Berdasarkan analisis penulis bahwa siswa untuk mencapai tujuan. Pada
hasil belajar IPA dikelas VIII SMP Negeri tahap ini dijelaskan langkah-
5 Siak Kecil yang penulis asuh masih langkah inkuiri serta tujuan setiap

Salfilla Juliana | Inkuiri Terbimbing, Hasil Belajar IPA


Halaman | 531
Jurnal PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Riau
Volume 2 Nomor 4 Juli 2018 | ISSN Cetak : 2580 - 8435 | ISSN Online : 2614 - 1337

langkah, mulai dari langkah pengembangan intelektual. Proses


merumuskan merumuskan masalah pemgumpulan data bukan hanya
sampai dengan merumuskan memerlukan motivasi yang kuat dalam
kesimpulan. belajar, akan tetapi juga membutuhkan
c. Menjelaskan pentingnya topik dan ketekunan dan kemampuan
kegiatan belajar. Hal ini dilakukan menggunakan potensi berpikirnya.
dalam rangka memberikan 5. Menguji hipotesis. Menguji hipotesis
motivasi belajar siswa. adalah menentukan jawaban yang
dianggap diterima sesuai dengan data
2. Merumuskan masalah. Merumuskan atau informasi yang diperoleh
masalah merupakan langkah berdasarkan pengumpulan data.
membawa siswa pada suatu persoalan Menguji hipotesis juga berarti
yang mengandung berbagai alternatif mengembangkan kemampuan berpikir
jawaban. Persoalan yang disajikan rasional. Artinya, kebenaran jawaban
adalah persoalan yang menantang yang diberikan bukan hanya
siswa untuk memecahkan berdasarkan argumentasi, akan tetapi
permasalahan tersebut. Pemecahan harus didukung oleh data yang
masalah yang dimaksud tentu saja ditemukan dan dapat
membutuhkan pemikiran siswa untuk dipertanggungjawabkan.
menentukan jawabannya, dan siswa 6. Merumuskan kesimpulan.
didorong untuk mencari jawaban yang Merumuskan kesimpulan adalah proses
tepat. Proses mencari jawaban itulah mendeskripsikan temuan yang
yang sangat penting dalam diperoleh berdasarkan hasil pengujian
pembelajaran Inquiri terbimbing, oleh hipotesis. Untuk mencapai kesimpulan
karena itu melalui proses tersebut siswa yang akurat sebaiknya guru mampu
akan memperoleh pengalaman yang menunjukkan pada siswa data mana
sangat berharga sebagai upaya yang relevan.
mengembangkan mental melalui proses
berpikir.
3. Merumuskan hipotesis. Hipotesis METODE PENELITIAN
adalah jawaban sementara dari suatu Penelitian ini dilaksanakan di SMP
permasalahan yang dikaji. Sebagai Negeri 5 Siak Kecil, Kecamatan Siak Kecil
jawaban sementara, hipotesis perlu Kabupaten Bengkalis. Penelitian ini
diuji kebenarannya. Salah satu cara dilaksanakan pada semester genap tahun
yang dapat dilakukan guru untuk pelajaran 2014/ 2015, yakni pada bulan
mengembangkan kemampuan menebak Februari sampai dengan Maret 2015.
(berhipotesis) pada setiap anak adalah Penelitian ini telah dilakukan dalam dua
dengan mengajukan berbagai siklus, dimana masing-masing siklus terdiri
pertanyaan yang dapat mendorong dari 2 pertemuan. Di akhir masing-masing
siswa untuk dapat merumuskan siklus juga diadakan evaluasi sebagai
jawaban sementara atau dapat ulangan harian siswa yang bertujuan untuk
merumuskan berbagai perkiraan mengetahui kemampuan siswa memahami
kemungkinan jawaban dari suatu materi yang telah disampaikan. Pelaksanaan
permasalahan yang dikaji. penelitian tindakan kelas yang akan
4. Mengumpulkan data. Mengumpulkan dilakukan ini terdiri dari empat tahapan,
data adalah aktifitas menjaring yang meliputi perencanaan, pelaksanaan
informasi yang dibutuhkan untuk tindakan, pengamatan dan refleksi.
menguji hipotesis yang diajukan. Pelaksanaan penelitian yang digunakan
Dalam pembelajaran inkuiri, berbentuk siklus yang mengacu pada model
mengumpulkan data merupakan proses berikut ini:
mental yang sangat penting dalam

Salfilla Juliana | Inkuiri Terbimbing, Hasil Belajar IPA


Halaman | 532
Jurnal PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Riau
Volume 2 Nomor 4 Juli 2018 | ISSN Cetak : 2580 - 8435 | ISSN Online : 2614 - 1337

Gambar 1. Siklus Penelitian (Kemmis dan Mc. Taggard dalam Suhardjono, 2006)

Kegiatan yang dilakukan pada setiap proses pembelajaran. Lembar observasi


tahap adalah sebagai berikut: perencanaan, disusun berdasarkan komponen
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. pembelajaran model pembelajaran
Subjek penelitian pada penelitian ini adalah Inkuiri terbimbing.
siswa kelas VII SMP Negeri 5 Siak Kecil
sebanyak 26 orang yaitu 14 siswa Analisis data penelitian dilakukan
perempuan dan 12 orang siswa laki-laki. dengan analisis deskriptif. Analisis ini
Instumen yang digunakan dalam penelitian bertujuan untuk menggambarkan data
ini adalah: 1) Perangkat pembelajaran yang tentang pengelolaan pembelajaran dan hasil
terdiri dari silabus, rencana pelaksanaan belajar siswa. Adapun analisis yang
pembelajaran dan lembar kerja siswa; dan dilakukan dalam penelitian ini adalah
2) Instrumen pengumpulan data terdiri dari sebagai berikut :
tes hasil belajar IPA dan lembar
pengamatan. 1. Analisis hasil belajar.
Data yang diperlukan pada penelitian Hasil belajar secara individu dapat
ini adalah data tentang aktivitas guru dan dihitung dengan rumus sebagai berikut:
siswa dalam proses pembelajaran dan hasil
belajar IPA siswa selama proses S = x 100 (Purwanto dalam
pembelajaran. Data yang diperlukan oleh
peneliti dikumpulkan dari: Syahrilfuddin, 2011), dimana S= Nilai yang
diharapkan, R= Skor yang diperoleh siswa,
1. Tes hasil belajar. Data tentang hasil dan N= Skor Maksimum
belajar IPA siswa dikumpulkan dengan
melakukan ulangan harian . Ulangan 2. Analisis peningkatan hasil belajar.
harian dilakukan dua kali yaitu ulangan Adapun data kuantitatif peningkatan
harian I dan ulangan II. Soal-soal pada hasil belajar dianalisis dengan rumus
ulangan harian dibuat berdasarkan sebagai berikut:
indikator yang ingin dicapai. P = x 100% (Zainal Aqib,
2. Pengamatan. Untuk mengetahui apakah
peneliti telah melaksakan pembelajaran
sesuai dengan proses pembelajaran yang 2008), dimana P = Persentase peningkatan
telah direncanakan, maka dibuat lembar hasil belajar, Post Rate = Nilai rata-rata
observasi untuk memperoleh data sesudah tindakan, dan Base Rate = Nilai
tentang aktivitas guru dan siswa selama rata-rata sebelum tindakan.
Salfilla Juliana | Inkuiri Terbimbing, Hasil Belajar IPA
Halaman | 533
Jurnal PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Riau
Volume 2 Nomor 4 Juli 2018 | ISSN Cetak : 2580 - 8435 | ISSN Online : 2614 - 1337

belajar IPA. setelah penerapan Model


Pembelajaran Inkuiri Terbimbing. Selisih
3. Analisis data ketercapaian KKM. skor yang diperoleh disesuaikan dengan
Analisis data tentang ketercapaian nilai perkembangan individu yang
KKM dilakukan dengan membandingkan berpedoman kriteria yang ditetapkan
persentase jumlah siswa yang mencapai sebelumnya.
KKM pada skor dasar dan persentase
jumlah siswa yang mencapai KKM pada tes 5. Analisis aktifitas guru dan siswa.
hasil belajar IPA setelah menerapkan model Analisis data tentang aktifitas siswa
pembelajaran inkuiri terbimbing yaitu dan guru didasarkan dari hasil lembaran
ulangan harian I dan ulangan harian II. pengamatan selama proses pembelajaran
Persentase jumlah siswa yang mencapai dan dibandingkan antara perencanaan
KKM dapat dihitung dengan menggunakan dengan pelaksanaan tindakan. Pelaksanaan
rumus sebagai berikut: tindakan dikatakan sesuai jika model
pembelajaran inkuiri terbimbing terlaksana
sebagaimana mestinya. Data tersebut
Persentase = x 100%
dianalisis sebagai refleksi untuk perbaikan
pada siklus berikutnya.
Tindakan dikatakan berhasil apabila Aktivitas guru dan siswa selama
persentase jumlah siswa yang mencapai kegiatan belajar mengajar dibukukan pada
KKM meningkat dari sebelum dilakukan observasi dengan rumus:
tindakan dengan setelah dilakukan NR= x 100 % (KTSP,2007:367),
tindakan.
dimana NR = persentase rata-rata aktivitas
4. Analisis perkembangan siswa.
(guru/siswa), JS = Jumlah skor aktivitas
Analisis data perkembangan siswa
yang dilakukan, dan SM = Skor maksimal
yaitu analisis data perkembangan
yang didapat dari aktivitas guru / siswa.
individual. Analisis data perkembangan
Kriteria aktivitas guru dan siswa
individual ditentukan dengan melihat nilai
dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
perkembangan siswa yang diperoleh dari
selisih skor awal dengan skor hasil tes
Tabel 1. Kriteria Aktivitas Guru dan Siswa
Nilai Kategori
 81 Sangat Baik
61 - 80 Baik
51 - 60 Cukup
< 50 Kurang
(KTSP, 2007)

Analisis keberhasilan tindakan siswa


ketuntasan Individu digunakan rumus: HASIL DAN PEMBAHASAN
PK = x 100% (Purwanto dalam Deskripsi Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas
VIII SMP Negeri 5 Siak Kecil kecamatan
Syahrilfuddin, 2004:102), dimana PK = Siak Kecil pada semester II (genap) tahun
Persentase ketuntasan Individu, SP = Skor pelajaran 2014/2015 dengan jumlah siswa
yang diperoleh siswa, dan SM = Skor 26 orang yang terdiri dari 12 orang siswa
maksimum. laki-laki dan 14 orang siswa perempuan.
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal
13–29 April 2015. Penelitian ini terdiri dari

Salfilla Juliana | Inkuiri Terbimbing, Hasil Belajar IPA


Halaman | 534
Jurnal PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Riau
Volume 2 Nomor 4 Juli 2018 | ISSN Cetak : 2580 - 8435 | ISSN Online : 2614 - 1337

dua siklus dengan 6 kali pertemuan. Siklus I dari konsep untuk menyelesaikan LKS.
terdiri dari dua kali pertemuan dan I kali Setelah semua kelompok selesai
ulangan harian sedangkan siklus II terdiri mengejakan LKS, maka masing-masing
dari dua kali pertemuan dan I kali ulangan kelompok membacakan hasil diskusinya ke
harian. Setiap pertemuan di laksanakan depan kelas.
selama 2 jam pelajaran dengan waktu 2 x Pada kegiatan akhir guru
35 menit. Untuk mengamati aktivitas siswa memberikan evaluasi secara individu, untuk
dan guru selama proses belajar mengajar pemantapan pemahaman siswa terhadap
pada setiap kali pertemuan dibantu oleh materi yang telah diajarkan. Proses
seorang observer. Observer melakukan pembelajaran yang terakhir adalah kegiatan
observasi terhadap dua aspek yaitu aktivitas penutup. Guru bersama siswa
guru dan aktivitas siswa dalam pelaksanaan menyimpulkan materi pelajaran yang telah
pembelajaran model pembelajaran inkuiri dipelajari selama proses pembelajaran
terbimbing selama proses pembelajaran berlangsung. Guru mengingatkan kembali
berlangsung. Dalam melakukan observasi kepada siswa untuk mengulang pelajaran di
seorang observer menggunakan lembar rumah. Guru bersama siswa menutup
observasi yang bertujuan untuk melihat pelajaran dengan doa dan salam.
kelemahan dalam proses pembelajaran yang
harus diperbaiki. Analisis Hasil Penelitian
Pada kegiatan awal proses Analisis hasil penelitian ini adalah
pembelajaran diawali dengan salam dan analisis data aktivitas guru, siswa dan
doa, guru meminta siswa untuk menyiapkan analisis hasil belajar IPA dalam dua siklus
kelas dengan merapikan tempat duduk dan selama penerapan model pembelajaran
meminta ketua untuk memimpin doa inkuiri terbimbing. Aktivitas guru selama
sebelum pelajaran dimulai. Kemudian guru proses pembelajaran berlangsung diamati
mengabsen siswa serta memberikan dengan berpedoman pada lembar observasi
apersepsi kepada siswa. Guru membagi yang dilakukan oleh seorang observer. Data
siswa ke dalam lima kelompok untuk hasil pengamatan terhadap aktivitas guru
menyelesaikan masalah pada LKS. Guru pada siklus I dan siklus II diperoleh data
menginformasikan kepada siswa untuk aktivitas guru seperti yang disajikan pada
membaca buku teks. Melalui tanya jawab tabel berikut ini:
guru membimbing siswa menemukan
konsep. Melalui curah pendapat
memfasilitasi siswa menemukan ide utama

Tabel 2. Analisis Lembar Pengamatan Aktivitas Guru


Persentase
Siklus Pertemuan Jumlah % Kategori
persiklus
I Pertemuan I 20 50% Kurang
58,75%
Pertemuan 2 27 67,5% Baik
II Pertemuan I 32 80% Baik
85%
Pertemuan 2 36 90% Amat Baik
Data olahan, 2015.

Dari rekapitulasi data hasil selama berada dalam kelas guru masih
pengamatan terhadap aktivitas siswa belum terlihat menguasai kelas, belum
berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan membimbing siswa secara keseluruhan dan
bahwa aktivitas siswa pada setiap dalam menyampaikan materi tidak
pertemuan dan setiap siklus mengalami sistematis dan belum maksimal masih ada
peningkatan. Pertemuan pertama siklus I yang tidak sesuai dengan indikator,
persentase aktivitas guru adalah 50%, sehingga pada proses pembelajaran
proses pembelajaran yang dilakukan guru berlangsung suasana kelas menjadi ribut.

Salfilla Juliana | Inkuiri Terbimbing, Hasil Belajar IPA


Halaman | 535
Jurnal PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Riau
Volume 2 Nomor 4 Juli 2018 | ISSN Cetak : 2580 - 8435 | ISSN Online : 2614 - 1337

Pada pertemuan kedua siklus I Pertemuan kedua siklus II meningkat


aktivitas guru meningkat menjadi 67,5% lebih baik dengan persentase 90%.
guru sudah mengajar dengan baik, Pelaksanaan proses pembelajaran sudah
meskipun ada terlihat penguasaan kelas berlangsung dengan baik dan tertib.
yang belum maksimal masih terlihat siswa Pemberian apersepsi kepada siswa sudah
bermain-main ketika guru menyampaikan sesuai materi pelajaran, penyampaian
materi pelajaran. Penyampaian tujuan motivasi dan tujuan pembelajran sudah
pelajaran dan motivasi siswa masih belum jelas. Saat membimbing siswa dalam
sesuai dengan materi pelajaran, serta belum kelompok sudah dilakukan secara
maksimal dalam membimbing siswa dalam menyeluruh dan menyimpulkan materi
kelompok. pelajaran sudah sesuai dengan materi yang
Pertemuan pertama siklus II aktivitas diajarkan.
guru adalah 80% guru sudah melaksanakan Hasil pengamatan tentang aktivitas
proses pembelajaran dengan baik. siswa yang dilakukan oleh seorang observer
Penguasaan kelas sudah terlihat ketika selama proses pembelajaran dengan
berada dalam kelas. Penyampaian materi menggunakan model pembelajaran inkuiri
sudah sistematis dan sudah sesuai dengan terbimbing dengan menggunakan lembar
indikator pembelajaran yang akan dicapai. pengamatan dapat dilihat pada tabel berikut
Guru sudah membimbing siswa dalam ini:
kelompok bekerja dan belajar dan
menyimpulkan materi sudah sesuai dengan
materi yang diajarkan.

Tabel 3. Analisis Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa


Persentase
Siklus Pertemuan Jumlah % Kategori
persiklus
I Pertemuan I 17 42,5% Kurang
51,25%
Pertemuan 2 24 60% Cukup
II Pertemuan I 30 75% Baik
81,25%
Pertemuan 2 35 87,5% Amat Baik
Data olahan, 2015.

Berdasarkan tabel di atas dapat Hal ini dapat dilihat dari tabel aktivitas
diketahui perolehan skor aktivitas siswa siswa dengan penerapan model
dalam setiap kali pertemuan selalu pembelajaran inkuiri terbimbing dapat
mengalami peningkatan. Pertemuan meningkatkan hasil belajar siswa karena
pertama siklus I persentase aktivitas siswa dari setiap pertemuan siswa sudah
adalah 42,5% meningkat sebanyak 17,5% memahami model pembelajaran inkuiri
menjadi 60%, pada pertemuan kedua. terbimbing.
Pertemuan pertama siklus II Meningkat Data hasil belajar IPA siswa sebelum
sebanyak 15% menjadi 75%. Pertemuan tindakan dan sesudah tindakan (siklus I dan
kedua siklus II meningkat sebanyak 12,5% siklus II) dengan penerapan model
menjadi 87,5%. pembelajaran inkuiri terbimbing pada siswa
Dari hasil data di atas dapat kelas VIII SMP Negeri 5 Siak Kecil. Data
disimpulkan bahwa aktivitas siswa dalam tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
setiap pertemuan mengalami peningkatan.

Tabel 4. Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar IPA Siswa dari Skor Dasar,
Siklus I dan Siklus II
Peningkatan
No Data Jumlah Siswa Rata-rata
SD- Siklus I SD- Siklus II
1 Skor Dasar 26 62,11
8,54% 22,04%
2 UH I 26 67,42

Salfilla Juliana | Inkuiri Terbimbing, Hasil Belajar IPA


Halaman | 536
Jurnal PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Riau
Volume 2 Nomor 4 Juli 2018 | ISSN Cetak : 2580 - 8435 | ISSN Online : 2614 - 1337

3 UH II 26 75,80
Data olahan, 2015.
Dari tabel di atas dapat disimpulkan setelah penerapan model pembelajaran
bahwa penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Perbandingan
inkuiri terbimbing dapat meningkatkan ketuntasan secara individu dan klasikal
hasil belajar IPA siswa kelas VIII SMP pada skor dasar, siklus I, dan siklus II
Negeri 5 Siak Kecil. Hal ini dapat dilihat dengan penerapan model pembelajaran
dari hasil ulangan harian sisiwa siklus I inkuiri terbimbing pada siswa kelas VIII
mengalami peningkatan dari skor dasar SMP Negeri 5 Siak Kecil dapat dilihat dari
sebesar 8,54%. Dari ulangan harian siswa hasil belajar IPA siswa, yaitu jumlah siswa
siklus II mengalami peningkatan sebesar yang mencapai KKM pada skor dasar dan
22,04% dari skor dasar. Jadi pada setiap dibandingkan dengan ulangan harian I, II
siklus mengalami peningkatan hasil belajar dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5. Ketuntasan Individu dan Klasikal


Ketuntasan Individu Ketuntasan Klasikal
Jumlah
Pertemuan Siswa Tidak Persentase
Siswa Siswa Tuntas Kategori
Tuntas ketuntasan
Skor Dasar 26 11 15 42,30% TT
Siklus I 26 16 10 61,53 % TT
Siklus II 26 22 4 84,61% T
Data olahan, 2015.

Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa dengan rata-rata kelas 62,11, dari 26 orang
peningkatan ketuntasan secara individu dan siswa, siswa yang mencapai KKM
persentase secara klasikal meningkat dari sebanyak 11 orang (42,30%) sedangkan
skor dasar, ulangan harian I, ulangan harian siswa yang tidak mencapai KKM 15 orang
II. Siklus I jumlah siswa yang tuntas (57,70%). Ini dikarena siswa tidak tertarik
meningkat 5 orang dari skor dasar. untuk belajar IPA, siswa tidak aktif ketika
Persentase ketuntasan meningkat 18,23% proses belajar IPA berlangsung, banyak
dikategori belum tuntas secara klasikal. Hal siswa yang tidak dapat mengerjakan
ini disebabkan karena siswa masih belum pekerjaan rumah, rasa ingin tahu siswa
terbiasa dalam mengikuti langkah-langkah tentang pelajaran IPA yang rendah, terlihat
pembelajaran pembelajaran model dari sedikit sekali siswa yang bertanya dan
pembelajaran inkuiri terbimbing. menjawab pertanyaan, siswa merasa
Siklus II jumlah siswa yang tuntas kesulitan menjawab tes evaluasi belajar.
juga mengalami peningkatan dengan siswa Ketika proses belajar mengajar berlangsung
yang tuntas sebanyak 22 orang dengan pembelajaran berpusat pada guru (teacher
persentase ketuntasan secara klasikal yaitu centered), pembelajaran di dalam kelas
84,61% dikategorikan tuntas. Hal ini dengan metode ceramah, dan kurangnya
disebabkan karena siswa sudah mulai melibatkan siswa dalam proses belajar
mengerti dengan langkah-langkah mengajar.
pembelajaran model pembelajaran inkuiri Berdasarkan hasil penelitian yang
terbimbing. telah dilaksanakan selama dua siklus dan
dari hasil analisis data, penerapan model
Pembahasan Hasil Penelitian pembelajaran inkuiri terbimbing dapat
Hasil belajar sebelum diterapkan meningkatkan aktivitas guru dan siswa
model inkuiri terbimbing sangat rendah. dalam proses belajar mengajar yang
Dilihat dari nilai skor dasar siswa, masih dilakukan dalam kelas. Hal ini ditunjukan
banyak siswa yang belum tuntas pada dengan persentase aktivitas guru pada
pelajaran IPA. Hal ini terbukti dari nilai pertemuan pertama 50% pada pertemuan
yang diperoleh siswa pada skor dasar kedua meningkat menjadi 67,5%. Namun

Salfilla Juliana | Inkuiri Terbimbing, Hasil Belajar IPA


Halaman | 537
Jurnal PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Riau
Volume 2 Nomor 4 Juli 2018 | ISSN Cetak : 2580 - 8435 | ISSN Online : 2614 - 1337

dalam proses tindakan yang berlangsung Berdasarkan penelitian yang sudah


masih terdapat kekurangan-kekurangan peneliti lakukan, maka peneliti mengajukan
pada peneliti dalam penerapan model beberapa saran yang berhubungan dengan
pembelajaran inkuiri terbimbing, peneliti penerapan model pembelajaran inkuiri
merasa kurang maksimal dalam terbimbing yaitu: model pembelajaran
pengelolaan kelas ketika pembentukan inkuiri terbimbing dapat menjadi salah satu
kelompok sehingga suasana kelas menjadi alternatif dalam pembelajaran IPA yang
ribut. Siklus II pertemuan keempat dapat diterapkan di dalam kelas, karena
persentase aktivitas guru mengalami model pembelajaran inkuiri terbimbing
peningkatan yang baik dari siklus I yaitu adalah model pembelajaran yang
80%, sedangkan pada pertemuan kelima memudahkan peserta didik untuk
meningkat menjadi amat baik dengan mengingat dan melibatkan siswa secara
persentase 90%. Persentase aktivitas siswa langsung sehingga dapat meningkatkan
pada pertemuan pertama 42,5% pada hasil belajar siswa. Diharapkan kepada
pertemuan kedua meningkat menjadi 60%. peneliti harus terampil dalam
Siklus II pertemuan keempat persentase memanajemen pembelajaran dan dalam
aktivitas siswa mengalami peningkatan mengelola waktu karena dalam menyusun
yang baik dari siklus I yaitu 75%, model pembelajaran inkuiri terbimbing
sedangkan pada pertemuan kelima membutuhkan waktu yang cukup lama
meningkat menjadi amat baik dengan sedangkan waktu yng tersedia di kelas
persentase 87,5%. sangat terbatas. Diharapkan kepada guru
Dari hasil observasi aktivitas siswa untuk dapat menerapkan model
juga mengalami peningkatan pada setiap pembelajaran inkuiri terbimbing dalam
siklus. Namun masih terdapat kekurangan- proses pembelajaran yang berlangsung
kekurangan. Dalam bekerja dalam didalam kelas tidak hanya dalam
kelompok siswa masih kurang serius dan pembelajaran IPA, namun pada mata
masih banyak yang bercerita dan bermain, pelajaran yang lain karena model
dan kurang memperhatikan guru ketika pembelajaran inkuiri terbimbing dapat
menyampaikan materi pelajaran. meningkatkan hasil belajar siswa.
Dari hasil analisis hasil belajar siswa
dapat diperoleh fakta bahwa terjadi
peningkatan hasil belajar IPA setelah DAFTAR PUSTAKA
diterapkan model pembelajaran inkuiri Asri Budiningsih, 2005. Belajar dan
terbimbing. Hal ini dapat dilihat dari skor Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka
dasar ke siklus I meningkat sebesar 8,47%. Cipta.
Dari skor dasar ke siklus II meningkat Oemar Hamalik. 2004. Proses Belajar
sebesar 20,67%. Mengajar. Cet. ke-3. Jakarta: PT
Berdasarkan analisis data proses Bumi Aksara.
pembelajaran siklus I dan siklus II dapat Krismanto, 2003. Beberapa Teknik, Model
disimpulkan bahwa tindakan penelitian dan Strategi dalam Pembelajaran
telah berhasil. Hal ini terlihat dari Matematika. Yogyakarta: PPPG
ketercapaian kriteria keberhasilan tindakan Matematika.
yang mendukung hipotesis tindakan “Jika Nana Sudjana, 2001. Penilaian Hasil
diterapkan model pembelajaran inkuiri Proses Belajar Mengajar.
terbimbing maka dapat meningkatkan Bandung: Remaja Rosdakarya
hasil belajar IPA siswa kelas VIII SMP Ngalim Purwanto, 2002. Administrasi Dan
Negeri 5 Siak Kecil, semester genap tahun Supervisi Pendidikan. Bandung:
pelajaran 2014/2015” PT. Remaja Rosdakarya.
Rostiyah, 2001. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Bina Aksara.
SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Salfilla Juliana | Inkuiri Terbimbing, Hasil Belajar IPA


Halaman | 538
Jurnal PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Riau
Volume 2 Nomor 4 Juli 2018 | ISSN Cetak : 2580 - 8435 | ISSN Online : 2614 - 1337

Ruly Rakhmawati, 2012. Penerapan metode


inkuiri terbimbing untuk
peningkatan pembelajaran IPA
siswa kelas V Sekolah Dasar
Panjer Kebumen. Skripsi. Tidak
diterbitkan.
Suhardjono, 2006. Kumpulan Tulisan
mengenai Penelitian Tindakan
Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Sardiman, 2004. Interaksi dan Motivasi
Belajar Mengajar. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Slameto, 2003. Belajar dan Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Wina, Sanjaya. 2008. Perencanaan dan
Desain Sistem Pembelajaran.
Jakarta: Prenada Media Group.

Salfilla Juliana | Inkuiri Terbimbing, Hasil Belajar IPA


Halaman | 539

You might also like