5694 11626 1 SM
5694 11626 1 SM
5694 11626 1 SM
Volume 2 Nomor 4 Juli 2018 | ISSN Cetak : 2580 - 8435 | ISSN Online : 2614 - 1337
Salfilla Juliana
[email protected]
SMP Negeri 5 Siak Kecil Kecamatan Siak Kecil Kabupaten Bengkalis
ABSTRACT
This study is based on the low learning outcomes of students' science can be seen from the results of science
learning class VIII SMP Negeri 5 Siak Kecil, with grade grade average of 62.11. Therefore, the researchers
provide alternative learning with the application of guided inquiry model. SMP Negeri 5 Siak Kecil language
lesson year 2014/2015. This study aims to improve student learning outcomes of grade VIII SMP Negeri 5 Siak
Kecil Kecamatan Siak Kecil with the application of guided inquiry learning model. The form of research
conducted is Classroom Action Research (PTK) with 2 cycles. Based on the analysis of research data after
applying the guided inquiry learning model, the average percentage of teacher activity in cycle I 58.75%
increased to 85% in cycle II. The average percentage of student activity also increased ie 51.25% in the first
cycle increased to 81.25% in cycle II. Student learning outcomes on the basic score with the average class of
62.11 and in the first cycle increased with the average class of 67.42 with the percentage increase in learning
outcomes 8.54% and the percentage of students who completed 61.53%, and in the second cycle increased. . .
again with an average value of 75.80 with a percentage increase in learning outcomes by 22.04% and the
percentage of students who completed 84.61%. The results of this study indicate that the implementation of
guided inquiry learning model can improve the learning outcomes of science students of grade VIII SMP N 5
Siak Kecil.
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar IPA siswa ini dapat dilihat dari hasil belajar IPA
siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Siak Kecil, dengan nilai rata-rata kelas 62,11. Oleh karena itu, peneliti
memberikan alternatif pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing SMP Negeri 5
Siak Kecil tahun pelajaran 2014/2015. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa
kelas VIII SMP Negeri 5 Siak Kecil Kecamatan Siak Kecil dengan penerapan model pembelajaran inkuiri
terbimbing. Bentuk penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan 2 siklus.
Berdasarkan analisis data hasil penelitian setelah menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing, persentase
rata-rata aktivitas guru pada siklus I 58,75% meningkat menjadi 85% pada siklus II. Persentase rata-rata
aktivitas siswa juga meningkat yaitu 51,25% pada siklus I meningkat menjadi 81,25% pada siklus II. Hasil
belajar siswa pada skor dasar dengan rata-rata kelas 62,11 dan pada siklus I mengalami peningkatan dengan
nilai rata-rata kelas 67,42 dengan persentase peningkatan hasil belajar 8,54% dan persentase siswa yang tuntas
61,53%, dan pada siklus II meningkat lagi dengan rata-rata kelas 75,80 dengan persentase peningkatan hasil
belajar 22,04% dan persentase siswa yang tuntas 84,61%. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penerapan
model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas VIII SMP N 5 Siak
Kecil.
yaitu : ilmu pengetahuan alam sebagai banyak kendala yang ditemukan, pada
produk, proses, dan sikap. Dari ketiga umumnya guru hanya terpaku pada buku
komponen IPA ini, Sutrisno (dalam Ahmad teks sebagai satu-satunya sumber belajar
Susanto, 2013) menambahkan bahwa IPA mengajar. Pembelajaran hanya berlangsung
juga sebagai prosedur dan IPA sebagai satu arah (teacher center) saja tanpa
teknologi. IPA diperlukan dalam kehidupan melibatkan siswa dalam arti kata
sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan pembelajaran hanya dikuasai oleh guru saja.
hidup manusia melalui pemecahan masalah Penggunaan metode yang tidak sesuai
yang dapat diidentifikasikan. dengan materi pembelajaran sehingga hasil
IPA diajarkan di tingkat pendidikan belajar siswa masih tergolong rendah. Hal
dasar dan tingkat menengah. Menurut ini terlihat dari hasil nilai ulangan harian
kurikulum 2006 (Depdiknas, 2006), (UH) , dari 26 orang siswa hanya 11 orang
pembelajaran IPA bertujuan siswa (42, 30%) yang mencapai KKM yang
mengembangkan pemahaman konsep Ilmu telah ditetapkan sekolah 70, dan sisanya 15
Pengetahuan alam yang dipelajari, orang siswa (57,70%) yang tidak mencapai
menjelaskan keterkaitan antar konsep dan KKM. Dengan nilai rata-rata kelas 62,11.
mengaplikasikan konsep secara luwes, Berdasarkan permasalahan di atas
akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan maka penulis melakukan penelitian dengan
masalah. Sesuai dengan fungsi judul “Penerapan Model Inkuiri Terbimbing
pembelajaran IPA, maka peneliti sebagai untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
guru IPA di SMP N 5 Siak Kecil, Kelas VIII SMP Negeri 5 Siak Kecil
Kecamatan Siak Kecil merefleksi kegiatan Kecamatan Siak Kecil Kabupaten
dan hasil belajar IPA siswa kelas VIII. Bengkalis”.
Dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran IPA di kelas VIII, peneliti
telah melakukan kegiatan tanya jawab KAJIAN TEORETIS
dengan tujuan agar siswa lebih memahami Menurut Sanjaya (2008)
materi. Tidak jarang peneliti juga mengungkapkan bahwa menerapkan model
menggunakan beberapa media gambar yang pembelajaran Inquiri merupakan
menarik untuk menarik perhatian siswa pendekatan pembelajaran yang berupaya
selama proses pembelajaran. Gambar- menanamkan dasar-dasar berpikir ilmiah
gambar tersebut ditunjukkan kepada setiap pada diri siswa, sehingga dalam proses
siswa dengan tujuan siswa dapat pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar
mengembangkan maksud dan tujuan dari sendiri, mengembangkan kreativitas dalam
materi yang sedang dipelajari. Namun memecahkan masalah. Sanjaya (2008)
demikian, ada beberapa siswa yang tidak menyatakan bahwa pembelajaran inkuiri
mau menunjukkan keaktifan dalam mencari mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
jawaban terhadap permasalahan yang telah
dipaparkan oleh guru melalui kegiatan 1. Orientasi. Pada tahap ini guru
membaca buku sumber. Bahkan ada dari melakukan langkah untuk membina
siswa kelas VIII tersebut yang tidak mau suasana atau iklim pembelajaran yang
meminjam buku di perpustakaan sebagai kondusif. Hal yang dilakukan dalam
sumber belajar dalam menemukan tahap orientasi ini adalah:
pemecahan terhadap permasalahan yang a. Menjelaskan topik, tujuan, dan
dikemukakan guru. Siswa hanya pasif dan hasil belajar yang diharapkan dapat
menyalin jawaban teman lain yang telah dicapai oleh siswa.
berusaha mencari jawaban terhadap b. Menjelaskan pokok-pokok
pertanyaan guru. kegiatan yang harus dilakukan oleh
Berdasarkan analisis penulis bahwa siswa untuk mencapai tujuan. Pada
hasil belajar IPA dikelas VIII SMP Negeri tahap ini dijelaskan langkah-
5 Siak Kecil yang penulis asuh masih langkah inkuiri serta tujuan setiap
Gambar 1. Siklus Penelitian (Kemmis dan Mc. Taggard dalam Suhardjono, 2006)
dua siklus dengan 6 kali pertemuan. Siklus I dari konsep untuk menyelesaikan LKS.
terdiri dari dua kali pertemuan dan I kali Setelah semua kelompok selesai
ulangan harian sedangkan siklus II terdiri mengejakan LKS, maka masing-masing
dari dua kali pertemuan dan I kali ulangan kelompok membacakan hasil diskusinya ke
harian. Setiap pertemuan di laksanakan depan kelas.
selama 2 jam pelajaran dengan waktu 2 x Pada kegiatan akhir guru
35 menit. Untuk mengamati aktivitas siswa memberikan evaluasi secara individu, untuk
dan guru selama proses belajar mengajar pemantapan pemahaman siswa terhadap
pada setiap kali pertemuan dibantu oleh materi yang telah diajarkan. Proses
seorang observer. Observer melakukan pembelajaran yang terakhir adalah kegiatan
observasi terhadap dua aspek yaitu aktivitas penutup. Guru bersama siswa
guru dan aktivitas siswa dalam pelaksanaan menyimpulkan materi pelajaran yang telah
pembelajaran model pembelajaran inkuiri dipelajari selama proses pembelajaran
terbimbing selama proses pembelajaran berlangsung. Guru mengingatkan kembali
berlangsung. Dalam melakukan observasi kepada siswa untuk mengulang pelajaran di
seorang observer menggunakan lembar rumah. Guru bersama siswa menutup
observasi yang bertujuan untuk melihat pelajaran dengan doa dan salam.
kelemahan dalam proses pembelajaran yang
harus diperbaiki. Analisis Hasil Penelitian
Pada kegiatan awal proses Analisis hasil penelitian ini adalah
pembelajaran diawali dengan salam dan analisis data aktivitas guru, siswa dan
doa, guru meminta siswa untuk menyiapkan analisis hasil belajar IPA dalam dua siklus
kelas dengan merapikan tempat duduk dan selama penerapan model pembelajaran
meminta ketua untuk memimpin doa inkuiri terbimbing. Aktivitas guru selama
sebelum pelajaran dimulai. Kemudian guru proses pembelajaran berlangsung diamati
mengabsen siswa serta memberikan dengan berpedoman pada lembar observasi
apersepsi kepada siswa. Guru membagi yang dilakukan oleh seorang observer. Data
siswa ke dalam lima kelompok untuk hasil pengamatan terhadap aktivitas guru
menyelesaikan masalah pada LKS. Guru pada siklus I dan siklus II diperoleh data
menginformasikan kepada siswa untuk aktivitas guru seperti yang disajikan pada
membaca buku teks. Melalui tanya jawab tabel berikut ini:
guru membimbing siswa menemukan
konsep. Melalui curah pendapat
memfasilitasi siswa menemukan ide utama
Dari rekapitulasi data hasil selama berada dalam kelas guru masih
pengamatan terhadap aktivitas siswa belum terlihat menguasai kelas, belum
berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan membimbing siswa secara keseluruhan dan
bahwa aktivitas siswa pada setiap dalam menyampaikan materi tidak
pertemuan dan setiap siklus mengalami sistematis dan belum maksimal masih ada
peningkatan. Pertemuan pertama siklus I yang tidak sesuai dengan indikator,
persentase aktivitas guru adalah 50%, sehingga pada proses pembelajaran
proses pembelajaran yang dilakukan guru berlangsung suasana kelas menjadi ribut.
Berdasarkan tabel di atas dapat Hal ini dapat dilihat dari tabel aktivitas
diketahui perolehan skor aktivitas siswa siswa dengan penerapan model
dalam setiap kali pertemuan selalu pembelajaran inkuiri terbimbing dapat
mengalami peningkatan. Pertemuan meningkatkan hasil belajar siswa karena
pertama siklus I persentase aktivitas siswa dari setiap pertemuan siswa sudah
adalah 42,5% meningkat sebanyak 17,5% memahami model pembelajaran inkuiri
menjadi 60%, pada pertemuan kedua. terbimbing.
Pertemuan pertama siklus II Meningkat Data hasil belajar IPA siswa sebelum
sebanyak 15% menjadi 75%. Pertemuan tindakan dan sesudah tindakan (siklus I dan
kedua siklus II meningkat sebanyak 12,5% siklus II) dengan penerapan model
menjadi 87,5%. pembelajaran inkuiri terbimbing pada siswa
Dari hasil data di atas dapat kelas VIII SMP Negeri 5 Siak Kecil. Data
disimpulkan bahwa aktivitas siswa dalam tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
setiap pertemuan mengalami peningkatan.
Tabel 4. Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar IPA Siswa dari Skor Dasar,
Siklus I dan Siklus II
Peningkatan
No Data Jumlah Siswa Rata-rata
SD- Siklus I SD- Siklus II
1 Skor Dasar 26 62,11
8,54% 22,04%
2 UH I 26 67,42
3 UH II 26 75,80
Data olahan, 2015.
Dari tabel di atas dapat disimpulkan setelah penerapan model pembelajaran
bahwa penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Perbandingan
inkuiri terbimbing dapat meningkatkan ketuntasan secara individu dan klasikal
hasil belajar IPA siswa kelas VIII SMP pada skor dasar, siklus I, dan siklus II
Negeri 5 Siak Kecil. Hal ini dapat dilihat dengan penerapan model pembelajaran
dari hasil ulangan harian sisiwa siklus I inkuiri terbimbing pada siswa kelas VIII
mengalami peningkatan dari skor dasar SMP Negeri 5 Siak Kecil dapat dilihat dari
sebesar 8,54%. Dari ulangan harian siswa hasil belajar IPA siswa, yaitu jumlah siswa
siklus II mengalami peningkatan sebesar yang mencapai KKM pada skor dasar dan
22,04% dari skor dasar. Jadi pada setiap dibandingkan dengan ulangan harian I, II
siklus mengalami peningkatan hasil belajar dapat dilihat pada tabel berikut:
Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa dengan rata-rata kelas 62,11, dari 26 orang
peningkatan ketuntasan secara individu dan siswa, siswa yang mencapai KKM
persentase secara klasikal meningkat dari sebanyak 11 orang (42,30%) sedangkan
skor dasar, ulangan harian I, ulangan harian siswa yang tidak mencapai KKM 15 orang
II. Siklus I jumlah siswa yang tuntas (57,70%). Ini dikarena siswa tidak tertarik
meningkat 5 orang dari skor dasar. untuk belajar IPA, siswa tidak aktif ketika
Persentase ketuntasan meningkat 18,23% proses belajar IPA berlangsung, banyak
dikategori belum tuntas secara klasikal. Hal siswa yang tidak dapat mengerjakan
ini disebabkan karena siswa masih belum pekerjaan rumah, rasa ingin tahu siswa
terbiasa dalam mengikuti langkah-langkah tentang pelajaran IPA yang rendah, terlihat
pembelajaran pembelajaran model dari sedikit sekali siswa yang bertanya dan
pembelajaran inkuiri terbimbing. menjawab pertanyaan, siswa merasa
Siklus II jumlah siswa yang tuntas kesulitan menjawab tes evaluasi belajar.
juga mengalami peningkatan dengan siswa Ketika proses belajar mengajar berlangsung
yang tuntas sebanyak 22 orang dengan pembelajaran berpusat pada guru (teacher
persentase ketuntasan secara klasikal yaitu centered), pembelajaran di dalam kelas
84,61% dikategorikan tuntas. Hal ini dengan metode ceramah, dan kurangnya
disebabkan karena siswa sudah mulai melibatkan siswa dalam proses belajar
mengerti dengan langkah-langkah mengajar.
pembelajaran model pembelajaran inkuiri Berdasarkan hasil penelitian yang
terbimbing. telah dilaksanakan selama dua siklus dan
dari hasil analisis data, penerapan model
Pembahasan Hasil Penelitian pembelajaran inkuiri terbimbing dapat
Hasil belajar sebelum diterapkan meningkatkan aktivitas guru dan siswa
model inkuiri terbimbing sangat rendah. dalam proses belajar mengajar yang
Dilihat dari nilai skor dasar siswa, masih dilakukan dalam kelas. Hal ini ditunjukan
banyak siswa yang belum tuntas pada dengan persentase aktivitas guru pada
pelajaran IPA. Hal ini terbukti dari nilai pertemuan pertama 50% pada pertemuan
yang diperoleh siswa pada skor dasar kedua meningkat menjadi 67,5%. Namun