Key Words: Cooperative Model, Learning Outcomes, Quick On The Draw Strategy, Scientific

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 15

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

DENGAN STRATEGI QUICK ON THE DRAW


UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI
SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 2 KUANTAN HILIR
TAHUN AJARAN 2011/2012

Rosmaini S, Mariani Natalina L. dan Riska Elvandari


Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP
Universitas Riau Pekanbaru 28293

ABSTRACT

This study aimed to enhance scientific attitudes and biology student learning outcomes
Senior High School Class XI IPA 2 Kuantan Lower School Year 2011/2012 through the
implementation of Cooperative Learning Model with the Quick on The Draw Strategy. This
research is a class action that was undertaken in January-March 2012. Research subject is a
class XI student of SMAN 2 Kuantan Downstream IPA totaling 21 people consisting of 4
students and 17 students. The parameters in this study is a scientific attitude, learning
outcomes, and teacher activities. The research instrument consisted of the study and data
collection instruments. The procedure consisted of the planning stage, the stage of the exercise
of, the stage of observation and reflection stages. Techniques of data analysis consisted of a
scientific attitude of students and student learning outcomes. Average of the scientific attitude
in the cycle I is 71.73% (enough) is increased in the second cycle with an average of 86.41%
which is the scientific attitude (very good). The average student absorption cycle is 65.52% I
(quite) and increased in the second cycle with an average 84.81% (good). Thoroughness of
student learning in the cycle I is 57.14% (complete) and 42.86% (not complete), and the
second cycle increased to 100% (complete) and 0% (not complete). I cycle a group award for
all the groups get great rewards. In the second cycle of all the super honored. I cycle activity
with the teacher on an average is 95.56% (very good) in the second cycle increased to 100%
(very good). From the research concluded with the application of models of cooperative
learning strategies Quick On The Draw can improve the attitude of biological science and
learning outcomes of students in Class XI IPA SMA Negeri 2 Kuantan Lower School Year
2011/2012.

Key words: Cooperative Model, Learning Outcomes, Quick On The Draw Strategy, Scientific
Attitude.

PENDAHULUAN memecahkan masalah kehidupan dan


Biologi adalah ilmu mengenai sosial. Menyadari pentingnya peranan
kehidupan. Objek kajiannya sangat luas biologi dalam dunia pendidikan dibutuhkan
dan mencakup semua makhluk hidup. peran guru dalam memilih model
Biologi merupakan salah satu cabang Ilmu pembelajaran yang akan digunakan dalam
Pengetahuan Alam (IPA) yang turut proses belajar mengajar. Model
memberikan peranan dalam usaha pembelajaran yang dipilih hendaknya
menciptakan manusia yang berkualitas. melibatkan siswa secara aktif dan efektif
Diharapkan agar lulusannya memiliki serta mampu memahami konsep-konsep
keterampilan dan pola pikir kritis dalam
52 Jurnal Biogenesis, Vol. 9, Nomor 1, Juli 2012

yang terdapat dalam pelajaran biologi tersebut, maka guru dituntut untuk dapat
tersebut. meningkatkan sikap ilmiah dan hasil
SMA Negeri 2 Kuantan Hilir belajar siswa dengan menggunakan
merupakan salah satu SMA di Kuantan berbagai macam model pembelajaran.
Hilir yang telah menerapkan Kurikulum Salah satu alternatif model pembelajaran
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dalam yang dapat digunakan dalam proses
penerapan kurikulum tersebut siswa pembelajaran adalah model pembelajaran
dituntut untuk lebih aktif dalam proses kooperatif dengan strategi Quick On The
pembelajaran dan guru sebagai motivator Draw.
dan fasilitator. Berdasarkan hasil Ginnis (2008) mengemukakan,
wawancara dengan guru biologi di SMA Quick On The Draw merupakan sebuah
Negeri 2 Kuantan Hilir pada bulan Oktober aktivitas untuk kerja tim dan kecepatan
tahun 2010, terdapat beberapa kendala yang dapat mendorong kerja kelompok.
dalam melaksanakan proses pembelajaran Aktivitas ini berupa pacuan antar
yaitu siswa kurang aktif dalam proses kelompok yang bertujuan mencari
pembelajaran Biologi. Siswa cenderung kelompok pertama yang dapat
hanya duduk diam dan menerima apa yang menyelesaikan satu set pertanyaan.
disampaikan guru tanpa ikut terlibat secara Untuk menjadi kelompok
aktif dalam proses pembelajaran. Siswa pemenang atau kelompok pertama yang
tidak berani bertanya, mengemukaan dapat menyelesaikan satu set pertanyaan
pendapat ataupun menjawab pertanyaan- dalam waktu paling singkat, maka perlu
pertanyaan yang diberikan oleh guru. Hal adanya saling ketergantungan positif dan
tersebut membuat kelas menjadi pasif dan komunikasi yang baik antar anggota
pembelajaran hanya berpusat pada guru kelompok. Setiap anggota kelompok juga
bukan berpusat pada siswa. Siswa juga harus aktif, bertanggung jawab pada tugas
tidak bekerjasama dan tidak bertanggung masing-masing, saling bekerjasama, dan
jawab dalam mengerjakan tugas yang perlu adanya sikap disiplin menuju
diberikan guru. Hal ini menunjukkan tercapainya keberhasilan kelompok.
bahwa sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, Berdasarkan uraian diatas, maka
sikap bekerjasama dan rasa tanggung penulis tertarik untuk melakukan penelitian
jawab masih kurang pada diri siswa. tindakan kelas dengan judul Penerapan
Kurangnya sikap ilmiah siswa berdampak Model Pembelajaran Kooperatif dengan
pada hasil belajar siswa. Tidak semua Strategi Quick On The Draw untuk
siswa mencapai kriteria ketuntasan Meningkatkan Sikap Ilmiah dan Hasil
minimal (KKM) yang ditetapkan yaitu 65. Belajar Biologi Siswa Kelas XI IPA SMA
Khususnya di kelas XI IPA dengan rata- Negeri 2 Kuantan Hilir Tahun Ajaran
rata ulangan harian sebelumnya pada 2011/2012.
pokok bahasan makanan dan Sistem
Pencernaan yaitu 61,71 dengan persentase BAHAN DAN METODE
ketuntasannya sebesar 38,09 %. Penelitian ini dilaksanakan di SMA
Penyebab dari masalah diatas salah Negeri 2 Kuantan Hilir kelas XI IPA
satunya bisa dilihat dari cara guru semester genap Tahun Ajaran 2011/2012
mengajar, guru kurang mengembangkan pada bulan Januari - Maret 2012. Subjek
model pembelajaran yang ada dan dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI
mengajar dengan cara yang masih IPA SMA Negeri 2 Kuantan Hilir yang
tradisional. Memperhatikan kondisi berjumlah 21 orang yang terdiri dari 4
Rosmaini S, Mariani Natalina L. dan Riska Elvandari- Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Quick On The Draw 53

orang siswa dan 17 orang siswi. Parameter (LTS), Kartu soal Quick On The Draw,
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Lembar Post test dan Lembar Ulangan
sikap ilmiah dengan indikator tanggung Harian. Instrumen pengumpul data terdiri
jawab, keingintahuan, kerjasama dan dari Lembar observasi sikap ilmiah, Tes
disiplin. Hasil belajar yang meliputi daya Hasil Belajar (berupa post test dan ulangan
serap, ketuntasan belajar secara individual harian) serta Lembar observasi aktivitas
dan penghargaan kelompok. guru. Penelitian ini terdiri dari 2 siklus
Instrumen yang digunakan dalam yang masing-masing siklus terdapat 3 kali
penelitian ini yaitu perangkat pembelajaran pertemuan. Siklus I materi tentang Sistem
dan instrumen pengumpul data. Perangkat Pernapasan dan pada siklus II materi
pembelajaran yang digunakan terdiri dari tentang Sistem Ekskresi.
Silabus, Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), Lembar Tugas Siswa

HASIL DAN PEMBAHASAN


SIKLUS I

Tabel 1. Sikap Ilmiah Siswa pada Siklus I setelah Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif
dengan Strategi Quick On The Draw.

Siklus I
No Interval Kategori Pertemuan Rata-rata
1 2 3
85 -100 Amat baik - 4 (19,05) 5 (23,81)
75 84 Baik 6 (28,57) 6 (28,57) 8 (38,10)
65 -74 Cukup 5 (23,81) 7 (33,33) 6 (28,57)
< 65 Kurang 10 (47,62) 4 (19,05) 2 (9,52)
Rata-rata (%) 65,18 72,62 77,38 71,73
Kategori Cukup Cukup Baik Cukup

Dari Tabel 1, dapat dilihat bahwa pembelajaran, siswa masih keluar masuk
rata-rata sikap ilmiah siswa pertemuan I dan membuat keributan dengan bercerita
yaitu 65,18% (cukup), pertemuan II yaitu dengan teman sekelompoknya. Siswa tidak
72,62% (cukup) dan pertemuan III 77,38% serius dalam mengerjakan tugas yang
(baik). Pada pertemuan I dengan materi diberikan guru dan masih ada kelompok
Sistem Pernapasan Manusia dan pertemuan yang tidak menyelesaikan tugas kelompok
II dengan materi Mekanisme Pernapasan tepat waktu. Hal ini menunjukkan bahwa
Manusia, sikap ilmiah siswa masih sikap ilmiah bekerjasama dalam berbagi
dikategorikan cukup dikarenakan siswa tugas kelompok masih kurang pada diri
baru pertama kali belajar dengan siswa. Dikarenakan selama ini guru hanya
menggunakan model pembelajaran mengajar dengan cara yang masih
kooperatif dengan strategi Quick On The tradisional. Siswa hanya menerima
Draw. Siswa tidak serius mendengarkan informasi pembelajaran dari guru saja
informasi yang disampaikan guru tanpa terlibat aktif dalam proses
mengenai topik yang dibahas. Siswa juga pembelajaran, cara mengajar seperti itu
masih kurang disiplin dalam proses yang dilakukan oleh guru secara terus-
54 Jurnal Biogenesis, Vol. 9, Nomor 1, Juli 2012

menerus menyebabkan siswa menjadi pasif menjadi kategori baik dengan rata-rata
dalam proses pembelajaran. Siswa hanya 77,38% dan rata-rata sikap ilmiah siswa
cenderung duduk diam dan menerima apa pada siklus I dengan pokok bahasan Sistem
yang disampaikan guru tanpa ikut terlibat Pernapasan yaitu 71,73 % yakni masih
secara aktif dalam proses pembelajaran. termasuk dalam kategori cukup. Hal ini
Berbeda dengan pembelajaran kooperatif menunjukkan bahwa sikap ilmiah siswa
dengan strategi Quick On The Draw, dalam pembelajaran Biologi masih kurang.
dimana siswa dituntut untuk aktif dalam Sikap ilmiah siswa selama ini tidak terlatih
proses pembelajaran. dikarenakan cara mengajar guru yang
Kegiatan pembelajaran dengan masih tradisional. Guru hanya berceramah
strategi Quick On The Draw ini dapat di depan kelas dan tidak mengembangkan
membantu siswa untuk membiasakan diri model pembelajaran yang dapat melibatkan
belajar pada sumber bukan hanya pada siswa secara aktif ketika proses
guru saja. Permainan dalam Quick On The pembelajaran berlangsung, seperti bekerja
Draw dapat melibatkan siswa secara aktif kelompok, bertanya jawab dan lain
karena akan memberikan pengalaman sebagainya sehingga sikap ilmiah siswa
mengenai macam-macam keterampilan tidak terpupuk dengan baik. Menurut
membaca yang didorong oleh kecepatan Bundu (2006), sikap merupakan tingkah
aktivitas, ditambah belajar mandiri, laku yang bersifat umum dan menyebar
membaca pertanyaan dengan hati-hati, tipis diseluruh hal yang dilakukan siswa.
menjawab pertanyaan dengan tepat serta sikap merupakan salah satu yang
membedakan materi yang penting dan berpengaruh terhadap hasil belajar,
materi yang tidak penting (Ginnis, 2008). diantaranya yaitu sikap ilmiah. Jika siswa
Pada pertemuan ketiga dengan sudah memiliki sikap ilmiah yang baik
materi Sistem Pernapasan Hewan sikap terhadap suatu pelajaran, maka akan
ilmiah siswa sudah mulai meningkat meningkatkan hasil belajar siswa tersebut.

Tabel 2. Rata-Rata Persentase Sikap Ilmiah Siswa pada Siklus I melalui Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif dengan Strategi Quick On The Draw untuk Setiap Indikator

Siklus I
Aspek Pertemuan Rata-rata Ket
1 2 3
I 69,05 70,24 72,62 70,64 C
II 57,14 65,48 71,43 64,68 K
III 66,67 75 80,95 74,21 C
IV 67,86 79,76 84,52 77,38 B
Rata-rata 65,18 72,62 77,38 71,73 C
Kategori C C B C

Dari Tabel 2 dapat dilihat rata-rata tanggung jawab siswa terhadap


persentase sikap ilmiah untuk setiap kelompoknya. Dimana rata-rata pada siklus
indikator pada pokok bahasan Sistem I dengan pokok bahasan Sistem Pernapasan
Pernapasan. Rata-rata indikator sikap ini adalah 70,64% (cukup). Pada siklus I
ilmiah yang pertama yaitu tanggung jawab, sikap ilmiah tanggung jawab siswa masih
yang menjadi acuan adalah sikap siswa dikategorikan cukup, dikarenakan masih
untuk dapat bertanggungjawab atas semua banyak siswa yang tidak bertanggung
pekerjaan yang dilakukannya dan juga jawab dalam kelompoknya. Sesuai dengan
Rosmaini S, Mariani Natalina L. dan Riska Elvandari- Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Quick On The Draw 55

pendapat Slavin (2009), bahwa apabila untuk setiap kali pertemuan sikap ilmiah
anggota tim sangat antusias untuk menjadi kerjasama siswa ini mengalami
super tim, mereka akan saling membantu, peningkatan. Namun rata-rata persentase
mendorong dan mengevaluasi kinerja satu sikap ilmiah siswa pada indikator sikap
sama lain dan apabila individu di dalam kerjasama pada siklus I dengan pokok
tim termotivasi untuk mencapai tujuan tim, bahasan Sistem Pernapasan ini masih
mereka akan melakukan yang terbaik untuk dikategorikan cukup. Hal ini terlihat dari
memenuhi tanggung jawab mereka dan kurangnya kerjasama siswa dalam
berkontribusi untuk tim mereka. berdiskusi kelompok. Jhonson (2007),
Rata-rata persentase sikap menyatakan bahwa kerjasama dapat
keingintahuan pada siklus I dengan pokok menghilangkan hambatan mental akibat
bahasan Sistem Pernapasan adalah 64,68% terbatasnya pengalaman dan cara pandang
(kurang). Pada indikator keingintahuan, yang sempit. Jadi akan lebih mungkin
yang dilihat adalah keaktifan siswa untuk untuk menemukan kekuatan dan
mendapatkan jawaban-jawaban yang dapat kelemahan diri, belajar untuk menghargai
memenuhi rasa ingin tahu siswa itu sendiri. orang lain, mendengarkan dengan pikiran
Pada siklus I siswa memiliki rasa ingin terbuka dan membangun persetujuan
tahu yang kurang dan belum mencapai bersama.
kategori baik ataupun amat baik. Hal ini Rata-rata persentase sikap ilmiah
dikarenakan selama ini guru tidak siswa pada indikator disiplin pada siklus I
memupuk sikap keingintahuan siswa dengan pokok bahasan sistem pernapasan
terhadap suatu materi pelajaran. Guru adalah 71,73% (baik). Meskipun sikap
hanya mnyampaikan materi secara ilmiah siswa pada indikator disiplin sudah
monoton, sehingga siswa merasa bosan dan dikategorikan baik. Tetapi pada siklus I ini
tidak terpancing untuk mengetahui lebih masih ada beberapa orang siswa yang
dalam tentang materi yang tengah masih kurang disiplin.
dipelajarinya. Menurut Anonimous (2008), Dengan meningkatnya sikap ilmiah
menyatakan bahwa keingintahuan siswa pada setiap pertemuan menunjukkan
merupakan keinginan untuk mengetahui bahwa penerapan model pembelajaran
secara alami, bila pada diri siswa telah ada kooperatif dengan strategi Quick On The
keinginan maka siswa akan memiliki Draw dapat meningkatkan sikap ilmiah
motivasi dalam belajar dan sikap ilmiah. siswa kelas XI IPA SMAN 2 Kuantan
Oleh karena itu dengan penerapan model Hilir. Sesuai dengan pendapat Isjoni
pembelajaran kooperatif dengan strategi (2007), pembelajaran kooperatif dapat
Quick On The Draw siswa akan memiliki membantu kemajuan besar pada siswa
rasa keingintahuan, dimana model kearah pengembangan sikap, nilai, dan
pembelajaran ini menuntut siswa yang tingkah laku yang memungkinkan siswa
terlibat aktif dalam pembelajaran sehingga dapat berpartisipasi dalam satu tujuan yaitu
bisa merangsang rasa ingin tahu siswa. sama-sama untuk membagi ide-ide, saran,
Rata-rata persentase sikap ilmiah saling menghargai pendapat orang lain,
siswa pada indikator sikap kerjasama pada saling mengoreksi kesalahan dan saling
siklus I adalah 77,38% (cukup). Meskipun membantu satu sama lain.
56 Jurnal Biogenesis, Vol. 9, Nomor 1, Juli 2012

Tabel 3. Daya Serap Siswa pada Siklus I setelah Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif
dengan Strategi Quick On The Draw

Pertemuan UH 1
No Interval Kategori Post test 1 Post test 2 Post test 3 Jumlah (%)
Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%)
1 85 -100 Amat baik - - - 1 (4,76)
2 75 84 Baik - 3 (14,28) 8 (38,10) 3 (14,28)
3 65 -74 Cukup 5 (23,81) 9 (42,86) 10 (47,62) 8 (38,10)
4 < 65 Kurang 16 (76,19) 9 (42,86) 1 (4,76) 9 (42,86)
Jumlah siswa 21 21 21 21
Rata-rata (%) 56,19 66,67 74,28 65,52
Kategori Kurang Cukup Baik Cukup

Dari Tabel 3 dapat dilihat daya siswa yaitu 65,52 dengan kategori cukup.
serap siswa pada pertemuan I rata-rata nilai Rata-rata nilai ulangan harian siswa pada
post test yaitu 56,19 (kurang), pertemuan II siklus I ini meningkat dibandingkan
yaitu 66,67 (cukup) dan pertemuan ke III dengan rata-rata nilai ulangan harian
74,28 (cukup) dengan rata-rata nilai sebelum penerapan model pembelajaran
ulangan harian siklus I yaitu 65,52 (cukup). kooperatif dengan strategi Quick On The
Pada pertemuan I dengan materi pelajaran Draw yakni 61,71. Dengan penerapan
Sistem Pernapasan Manusia, nilai rata-rata model pembelajaran kooperatif dengan
post test 56,19 (kurang), pada pertemuan I strategi Quick On The Draw siswa diberi
siswa masih dalam tahap penyesuaian kesempatan untuk saling bertukar fikiran
dengan model pembelajaran kooperatif dan membagikan ide-ide dalam menjawab
dengan strategi Quick On The Draw. pertanyaan LTS, siswa juga harus serius
Model pembelajaran kooperatif dengan dan bersungguh-sungguh dalam berdiskusi
strategi Quick On The Draw siswa akan kelompok. Selain itu siswa harus aktif
mengerjakan tugas kelompok secara dalam mencari dan menjawab soal tentang
kooperatif yang ditambah dengan game materi yang sedang dipelajari dalam kartu
yang akan membantu siswa untuk lebih Quick On The Draw yang telah disiapkan
memahami materi pelajaran sehingga oleh guru. Pada siklus I ini siswa belum
tujuan pembelajaran akan tercapai. mengikuti proses pembelajaran dengan
Pada pertemuan II dengan materi baik, sehingga pada siklus I ini daya serap
Mekanisme Pernapasan Manusia dan siswa masih tergolong cukup. Untuk dapat
pertemuan III dengan materi Sistem meningkatkan daya serap siswa, dituntut
Pernapasan Hewan, rata-rata nilai post test kreativitas guru sebagai salah satu faktor
siswa mengalami peningkatan tetapi masih yang cukup menentukan keberhasilan
dalam kategori cukup dengan jumlah rata- siswa untuk meningkatkan kualitasnya
rata nilai post test pada pertemuan II 66,67 dalam melaksanakan proses belajar
dan rata-rata nilai post test pertemuan III mengajar. Sesuai dengan pendapat Slameto
74,28. Pada pertemuan ke II dan ke III ini (2003), peran dan fungsi guru sangat
sikap ilmiah siswa juga masih tergolong menentukan serta mempunyai pengaruh
rendah. yang sangat besar terhadap peningkatan
Pada siklus I dengan materi Sistem hasil belajar dan mampu mendorong siswa
Pernapasan, rata-rata nilai ulangan harian untuk senantiasa belajar dalam berbagai
kesempatan melalui berbagai sumber dan
media.
Rosmaini S, Mariani Natalina L. dan Riska Elvandari- Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Quick On The Draw 57

Tabel 4. Ketuntasan Belajar Siswa pada Ulangan Harian Siklus I melalui Model Pembelajaran
Kooperatif dengan Strategi Quick On The Draw.

Ketuntasan belajar
Siklus Pertemuan Nilai Rata-Rata Tuntas Tidak Tuntas
Jumlah (%) Jumlah (%)
Ulangan Harian I 65,52 12 (57,14) 9 (42,86)

Dari Tabel 4 dapat dilihat pada atau tidak mampu mencapai kriteria
ulangan harian I dengan pokok bahasan ketuntasan minimal.
Sistem Pernapasan dari 21 orang siswa Menurut Mulyasa (2002), belajar
yang dinyatakan tuntas 12 orang siswa tuntas merupakan strategi pembelajaran
(57,14%), sedangkan yang tidak tuntas ada yang dapat dilaksanakan di dalam kelas
9 orang siswa (42,86%). Tidak tuntasnya 9 dengan asumsi bahwa di dalam kondisi
orang siswa pada siklus I disebabkan yang tepat semua peserta didik akan
karena siswa tersebut tidak mengikuti mampu belajar dengan baik dan
proses pembelajaran dengan baik. Hal ini memperoleh hasil belajar secara maksimal
mengakibatkan pemahaman siswa terhadap terhadap seluruh bahan yang dipelajari.
materi menjadi rendah dan hasil yang Agar seluruh peserta didik memperoleh
diperoleh pada ulangan harian pada siklus I hasil belajar yang maksimal, pembelajaran
juga rendah, sehingga mereka tidak tuntas harus dilaksanakan secara sistematis.

Tabel 5. Penghargaan Kelompok pada Siklus I Berdasarkan Nilai Ulangan Harian di Kelas XI
SMA Negeri 2 Kuantan Hilir Tahun Pelajaran 2011/2012.

Siklus I
Kelompok Rata-rata Perkembangan Kelompok Penghargaan Kelompok
1 12,5 Hebat
2 13,75 Hebat
3 20 Hebat
4 20 Hebat
5 20 Hebat

Dari Tabel 5 terlihat skor tergantung satu sama lain untuk mencapai
perkembangan individu pada siklus I pada satu penghargaan bersama. Jadi dengan
pokok bahasan sistem pernapasan dari 5 adanya penghargaan kelompok ini dapat
kelompok, semua kelompok memperoleh meningkatkan semangat siswa dalam
penghargaan hebat. belajar sehingga dengan model
Menurut Ibrahim et al. (2000), pembelajaran kooperatif dengan strategi
pembelajaran kooperatif dicirikan oleh Quick On The Draw siswa termotivasi
struktur tugas, tujuan dan penghargaan untuk mendapatkan penghargaan, sehingga
kelompok. Dalam penerapan pembelajaran berupaya untuk aktif dalam belajar yang
kooperatif, dua atau lebih individu saling akan mempengaruhi nilai siswa.
58 Jurnal Biogenesis, Vol. 9, Nomor 1, Juli 2012

Tabel 6. Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Siklus I selama Proses Belajar Mengajar
Dengan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif dengan Strategi Quick On The
Draw.

Aktivitas Guru Persentase Rata-Rata Kategori


Pertemuan I 85,71
Siklus I Pertemuan II 100 95,24 Amat Baik
Pertemuan III 100

Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat Pernapasan Hewan meningkat menjadi


rata-rata persentase aktivitas guru pada 100% (amat baik).
siklus I dengan pokok bahasan Sistem Menurut Slameto (2003), bahwa
Pernapasan yaitu 95,24% (amat baik). dalam proses pembelajaran guru
Persentase aktivitas guru pada pertemuan I mempunyai tugas untuk mendorong,
dengan materi sistem pernapasan manusia membimbing dan memberi fasilitas belajar
adalah 85,71% (baik). Hal ini dikarenakan bagi siswa untuk mencapai tujuan.
pada kegiatan penutup guru tidak Guru mempunyai tanggung jawab
membimbing siswa untuk menyimpulkan untuk melihat segala sesuatu yang terjadi
materi dikarenakan keterbatasan waktu dan dalam kelas untuk membantu proses
guru lupa memberikan tindak lanjut kepada perkembangan siswa. Jadi peran guru
siswa. Pada pertemuan II dengan materi sangat penting dalam proses pembelajaran,
mekanisme Pernapasan Manusia dan tanpa peran aktif guru hasil belajar yang
prtemuan ke III dengan materi sistem dicapai siswa akan tidak optimal.

SIKLUS II
Tabel 7. Sikap Ilmiah Siswa pada Siklus II setelah Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif
dengan Strategi Quick On The Draw.

Siklus I
No Interval Kategori Pertemuan Rata-rata
1 2 3
85 -100 Amat baik 7 (33,33) 10 (47,62) 16 (76,19)
75 84 Baik 12 (57,14) 11 (52,38) 5 (23,81)
65 -74 Cukup 2 (9,52) - -
< 65 Kurang - - -
Rata-rata (%) 82,14 86,61 90,48 86,41
Kategori Baik Amat Baik Amat Baik Amat Baik

Pada Tabel 7 dapat dilihat rata-rata pertemuan II dengan materi Organ-Organ


persentase sikap ilmiah siswa siklus II Ekskresi Manusia dan pertemuan III
dengan pokok bahasan Sistem Ekskresi dengan materi Sistem Ekskresi Pada
mengalami peningkatan dari pada siklus I Hewan rata-rata sikap ilmiah siswa
dengan pokok bahasan Sistem Pernapasan. mengalami peningkatan dengan kategori
Pada pertemuan I dengan materi Sistem amat baik yaitu dengan rata-rata 86,61%
Ekskresi Manusia, rata-rata persentase pada pertemuan II dan 90,48% pada
sikap ilmiah siswa 82,14% (baik), pada pertemuan ke III, hal ini menunjukkan
Rosmaini S, Mariani Natalina L. dan Riska Elvandari- Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Quick On The Draw 59

bahwa siswa sudah terlibat aktif dalam kooperatif dengan strategi Quick On The
belajar dan sikap ilmiah siswa sudah dapat Draw, sehingga berpengaruh terhadap
dikategorikan menjadi amat baik. Siswa- sikap imiah siswa. Meningkatnya sikap
siswa yang awalnya kurang disiplin, ilmiah siswa setelah pembelajaran
kurang bekerjasama, tidak bertanggung kooperatif dengan strategi Quick On The
jawab dan berkeingintahuan yang rendah Draw ini juga dipengaruhi oleh langkah-
sudah meningkatkan sikap ilmiahnya. langkah yang ada dalam pembelajaran
Menurut Kholil (2009), model kooperatif dengan strategi Quick On The
pembelajaran kooperatif merupakan Draw.
strategi belajar yang menuntut keaktifan Dengan meningkatnya sikap ilmiah
siswa dalam kelompok dan memungkinkan siswa pada setiap siklus menunjukkan
siswa saling membantu dalam memahami bahwa penerapan model pembelajaran
konsep, memeriksa dan memperbaiki kooperatif dengan strategi Quick On The
jawaban teman sebagai masukan yang Draw dapat meningkatkan sikap ilmiah
bertujuan untuk mencapai hasil belajar siswa kelas XI IPA SMAN 2 Kuantan
yang lebih baik. Selain itu Quick On The Hilir. Sesuai dengan pendapat Isjoni
Draw merupakan salah satu aktivitas (2007), pembelajaran kooperatif dapat
pembelajaran yang dibutuhkan oleh guru membantu kemajuan besar pada siswa
dan siswa untuk menumbuhkan konsentrasi kearah pengembangan sikap, nilai dan
dan motivasi. Adakalanya suasana kelas tingkah laku yang memungkinkan siswa
menjadi jenuh dan membosankan, saat-saat dapat berpartisipasi dalam satu tujuan yaitu
seperti ini guru bisa membangkitkan sama-sama untuk membagi ide-ide, saran,
motivasi dan semangat belajar siswa saling menghargai pendapat orang lain,
dengan menerapkan strategi Quick On The saling mengoreksi kesalahan dan saling
Draw. membantu satu sama lain. Suasana
Rata-rata sikap ilmiah siswa dari permainan seperti permainanan pada Quick
siklus I ke siklus II mengalami On The Draw dalam pembelajaran akan
peningkatan, dimana rata-rata persentase menarik dan menimbulkan efek rekreatif
sikap ilmiah siswa pada siklus I dengan dalam belajar. Aktivitas belajar dengan
pokok bahasan Sistem Pernapasan adalah permainan yang dirancang dalam strategi
71,73% (cukup) kemudian pada siklus II pembelajaran ini memungkinkan siswa
dengan pokok bahasan Sistem Ekskresi dapat belajar lebih rileks disamping
meningkat menjadi 86,41% (amat baik). menumbuhkan tanggung jawab dan
Peningkatan ini disebabkan karena siswa kerjasama (Fitriansyah, 2011).
dituntut aktif dengan model pembelajaran

Tabel 8. Rata-Rata Persentase Sikap Ilmiah Siswa Siklus II melalui Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif dengan Strategi Quick On The Draw Setiap Indikator

Siklus II
Aspek
Pertemuan Rata-rata Ket
1 2 3
I 76,19 83,33 88,10 82,54 B
II 78,57 79,76 82,14 80,16 B
III 82,14 89,29 94,05 88,49 AB
IV 91,67 94,05 97,62 94,45 AB
Rata-rata 82,14 86,61 90,48 86,41 AB
Kategori B AB AB AB
60 Jurnal Biogenesis, Vol. 9, Nomor 1, Juli 2012

Rata-rata persentase sikap ilmiah pelajaran dapat mempengaruhi hasil belajar


untuk indikator tanggung jawab mengalami siswa. Sebagai contoh sikap ilmiah rasa
peningkatan, dimana pada siklus II dengan ingin tahu, jika rasa ingin tahu siswa
pokok bahasan Sistem Ekskresi dengan dipancing terlebih dahulu dengan
rata-rata persentase sikap ilmiah untuk menggunakan model pembelajaran yang
indikator tanggung jawab adalah 82,54% dirancang khusus oleh seorang guru, maka
(baik) dibandingkan siklus I dengan pokok siswa tersebut akan lebih antusias untuk
bahasan Sistem Pernapasan rata-rata mengikuti proses pembelajaran.
persentase sikap ilmiah untuk indikator Proses pembelajaran yang banyak
tanggung jawab adalah 70,64% (cukup). mengikutsertakan siswa dalam kegiatan
Pada siklus II siswa sudah memiliki belajar akan bersifat menantang bagi siswa
tanggung jawab. Tanggung jawab dapat dan pada akhirnya siswa diharapkan
menambah motivasi siswa dalam memiliki sikap ingin tahu yang tinggi,
berdiskusi kelompok. Diskusi yang dimana hal ini merupakan penggerak bagi
dilakukan, dijadikan bahan untuk persiapan keberhasilan siswa (Sardiman, 2007).
dalam permainan. Sesuai dengan pendapat Rata-rata persentase sikap ilmiah
Slavin (2009), apabila anggota tim sangat siswa pada indikator sikap kerjasama pada
antusias untuk menjadi super tim, mereka siklus II dengan pokok bahasan Sistem
akan saling membantu, mendorong dan Ekskresi adalah 88,49% (amat baik).
mengevaluasi kinerja satu sama lain dan Dibandingkan dengan siklus I yakni
apabila individu di dalam tim termotivasi dengan rata-rata persentase 74,21%, sikap
untuk mencapai tujuan tim, mereka akan ilmiah kerjasama siswa pada siklus II juga
melakukan yang terbaik untuk memenuhi mengalami peningkatan. Pada siklus II
tanggung jawab mereka dan berkontribusi sikap ilmiah siswa pada indikator sikap
untuk tim mereka. kerjasama sudah bisa dikatakan baik.
Rata-rata persentase sikap Meskipun belum semua siswa yang mampu
keingintahuan pada siklus II dengan materi bekerjasama dengan baik dalam
Sistem Ekskresi adalah 80,16% (baik), kelompoknya, tetapi jika dibandingkan
dibandingkan siklus I yakni dengan rata- dengan siklus I, sikap ilmiah kerjasama
rata persentase 64,68% (kurang). Sikap siswa pada siklus II ini sudah mengalami
ilmiah keingintahuan pada siklus II ini juga peningkatan menjadi lebih baik lagi dengan
mengalami peningkatan. Jika dibandingkan menggunakan model pembelajaran
dengan siklus I, pada siklus II ini siswa kooperatif dengan strategi Quick On The
sudah memiliki keingintahuan yang tinggi. Draw. Jhonson (2007) juga menyatakan
Meskipun peningkatan sikap ilmiah bahwa kerjasama dapat menghilangkan
keingintahuan di siklus II ini belum hambatan mental akibat terbatasnya
mencapai 100%, tetapi peningkatan sikap pengalaman dan cara pandang yang sempit.
ilmiah dengan indikator keingintahuan Jadi akan lebih mungkin untuk menemukan
seperti yang tergambar di atas kekuatan dan kelemahan diri, belajar untuk
menunjukkan perubahan ke arah yang lebih menghargai orang lain, mendengarkan
baik pada sikap siswa. sehingga akan dengan pikiran terbuka dan membangun
mempengaruhi hasil belajar siswa itu persetujuan bersama.
sendiri. Menurut Bundu (2006), Sikap Rata-rata persentase sikap ilmiah
ilmiah merupakan salah satu bentuk siswa pada indikator disiplin juga
kecerdasan yang dimiliki oleh setiap mengalami peningkatan yakni pada siklus
individu. Sikap ilmiah siswa terhadap suatu II dengan pokok bahasan Sistem Ekskresi
Rosmaini S, Mariani Natalina L. dan Riska Elvandari- Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Quick On The Draw 61

adalah 94,45% (amat baik) dibandingkan pengembangan sikap, nilai dan tingkah
dengan siklus I pada pokok bahasan sistem laku yang memungkinkan siswa dapat
pernapasan 71,73% (baik). Hal ini terlihat berpartisipasi dalam satu tujuan yaitu
dari kedisiplinan siswa dalam sama-sama untuk membagi ide-ide, saran,
menyelesaikan tugas kelompok tepat saling menghargai pendapat orang lain,
waktu, tidak meninggalkan kelompok saling mengoreksi kesalahan dan saling
selama pelaksaan pembelajaran, dan tidak membantu satu sama lain.
membuat keributan. Suasana permainan seperti
Dengan meningkatnya sikap ilmiah permainanan pada Quick On The Draw
siswa pada setiap pertemuan menunjukkan dalam pembelajaran akan menarik dan
bahwa penerapan model pembelajaran menimbulkan efek rekreatif dalam belajar.
kooperatif dengan strategi Quick On The Aktivitas belajar dengan permainan yang
Draw dapat meningkatkan sikap ilmiah dirancang dalam strategi pembelajaran ini
siswa kelas XI IPA SMAN 2 Kuantan memungkinkan siswa dapat belajar lebih
Hilir. Isjoni (2007) menyatakan bahwa rileks disamping menumbuhkan tanggung
pembelajaran kooperatif dapat membantu jawab dan kerjasama (Fitriansyah, 2011).
kemajuan besar pada siswa ke arah

Tabel 9. Daya Serap Siswa pada Siklus II setelah Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif
dengan Strategi Quick On The Draw.

Pertemuan UH 1
No Interval Kategori Post test 1 Post test 2 Post test 3 Jumlah (%)
Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%)
1 85 -100 Amat baik 1 (4,76) 6 (28,57) 15 (71,43) 12 (57,14)
2 75 84 Baik 9 (42,86) 9 (42,86) 6 (28,57) 7 (33,33)
3 65 -74 Cukup 10 (47,62) 6 (28,57) - 2 (9,52)
4 < 65 Kurang 1 (4,76) - - -
Jumlah siswa 21 21 21 21
Rata-rata 74,76 80 89,05 84,81
Kategori Cukup Baik Amat Baik Baik

Berdasarkan Tabel 9 dapat dilihat Pada post test I dengan materi


daya serap siswa setelah penerapan Sistem Ekskresi Manusia jumlah siswa
pembelajaran kooperatif dengan strategi yang kategori kurang hanya 1 orang
Quick On The Draw pada siklus II dengan (4,76%), kategori cukup 10 orang (47,62),
pokok bahasan Sistem Ekskresi mengalami baik 9 orang (42,86%) dan amat baik 1
peningkatan pada setiap pertemuan. Pada orang (4,76%). Dengan rata-rata daya serap
pertemuan I rata-rata nilai post test yaitu siswa adalah 74,76% (cukup). Pada post
74,76% (cukup), pertemuan II rata-rata test II dengan materi Organ-Organ
nilai post test yaitu 80% (baik) dan Ekskresi Manusia jumlah siswa yang
pertemuan III rata-rata nilai post test yaitu kategori cukup 6 orang (28,57%), kategori
89,05% (amat baik), sedangkan rata-rata baik 9 orang (42,86%) dan amat baik 6
nilai ulangan harian pada siklus II yaitu orang (28,57%). Dengan rata-rata daya
84,8% (baik). serap siswa pada pertemuan II adalah 80%
(baik). Dan pada post test III dengan materi
Sistem Ekskresi pada Hewan jumlah siswa
62 Jurnal Biogenesis, Vol. 9, Nomor 1, Juli 2012

dengan kategori baik ada 6 orang (28,57%) Berdasarkan rata-rata nilai ulangan
dan kategori amat baik ada 15 orang harian siklus II dengan pokok bahasan
(71,43%). Adapun rata-rata daya serap Sistem Ekskresi melalui penerapan model
pada pertemuan ke III siswa adalah 89,05% pembelajaran kooperatif dengan strategi
(amat baik). Rata-rata daya serap siswa Quick On The Draw mengalami
pada pertemuan II dan pertemuan III sudah peningkatan yaitu 84,81 (baik)
mulai meningkat. Jika dibandingkan dibandingkan dengan siklus I pada pokok
dengan daya serap siswa pada siklus I, bahasan Sistem Pernapasan rata-rata nilai
pada siklus II ini siswa sudah ulangan harian siswa adalah 65,52 dengan
melaksanakan dengan baik tahap-tahap kategori cukup. Meningkatnya nilai
pembelajaran dan lebih aktif dalam ulangan harian ini tidak terlepas dari peran
berdiskusi maupun dalam menjawab guru dan keaktifan siswa dalam belajar.
pertanyaan dari guru saat game Quick On Siswa terlibat aktif dalam proses
The Draw berlangsung. Siswa merasa pembelajaran, pertanyaan-pertanyaan dari
senang dan bersemangat dengan penerapan guru yang membangkitkan motivasi siswa
model pembelajaran kooperatif dengan untuk belajar, yang meningkatkan
strategi Quick On The Draw, dimana guru pemahaman siswa terhadap materi
juga aktif memberikan motivasi kepada pembelajaran yang berdampak positif pada
siswa, sehingga proses pembelajaran daya serap siswa pada siklus II. Socrates
menjadi lancar dan baik. Sesuai dengan dalam Ayub (2006), menjelaskan bahwa
pendapat Sardiman (2007), yang dengan mengajukan pertanyaan yang
menyatakan bahwa untuk dapat belajar berarti dan tajam, maka apa yang dipelajari
dengan baik diperlukan proses motivasi siswa akan menjadi lebih jelas. Jadi
yang baik pula. Selain itu kegiatan dalam seorang guru harus bisa memberikan atau
Quick On The Draw membantu siswa memancing siswa dengan memberikan
untuk membiasakan diri belajar pada pertanyaan sehingga lebih mudah
sumber bukan hanya pada guru (Ginnis, mengingat materi yang telah disampaikan.
2008).

Tabel 10. Ketuntasan Belajar Siswa pada Ulangan Harian Siklus II melalui Model
Pembelajaran Kooperatif dengan Strategi Quick On The Draw.

Ketuntasan belajar
Siklus Pertemuan Nilai Rata-Rata Tuntas Tidak Tuntas
Jumlah (%) Jumlah (%)
Ulangan Harian I 84,81 21 (100) 0

Pada siklus II dengan pokok belum tuntas. Hal ini dikarenakan pada
bahasan Sistem Ekskresi, ketuntasan siklus II baik pada pertemuan I, pertemuan
belajar siswa mengalami peningkatan II dan pertemuan III siswa sudah serius
dibandingkan dengan siklus I. Dimana dalam mengikuti proses pembelajaran.
pada siklus II semua siswa tuntas yakni 21 Mudjiman (2007), menyatakan bahwa
siswa (100%), sedangkan pada siklus I belajar merupakan tindakan dan prilaku
hanya 12 orang siswa yang dinyatakan yang kompleks. Walaupun sebagian besar
tuntas sementara 12 orang siswa lainnya siswa memiliki motivasi yang tinggi,
namun masih ada beberapa orang siswa
Rosmaini S, Mariani Natalina L. dan Riska Elvandari- Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Quick On The Draw 63

yang masih belum menyadari akan mengajar. Salah satunya adalah strategi
pentingnya belajar. pembelajaran Quick On The Draw. Strategi
Strategi pembelajaran sangat pembelajaran Quick On The Draw adalah
penting karena dapat memotivasi siswa sebuah aktivitas siswa dengan suasana
untuk lebih tertarik dalam mengikuti proses permainan yang mengarah pada kerja
pembelajaran sehingga siswa tidak merasa kelompok. Dengan suasana permainan
bosan. Hilda Taba dalam Fitriansyah dalam pembelajaran maka akan menarik
(2011), menyatakan bahwa strategi dan menimbulkan efek rekreatif dalam
pembelajaran adalah cara yang dipilih oleh belajar siswa. aktivitas belajar dengan
guru dalam proses pembelajaran yang permainan yang dirancang dalam strategi
dapat memberikan kemudahan atau pembelajaran ini memungkinkan siswa
fasilitas bagi siswa menuju tercapainya dapat belajar lebih rileks disamping itu
tujuan pembelajaran. menumbuhkan tanggung jawab dan
Banyak strategi pembelajaran yang kerjasama (Fitriansyah, 2011).
dapat diterapkan dalam proses belajar

Tabel 11. Penghargaan Kelompok pada Siklus II Berdasarkan Nilai Ulangan Harian di Kelas
XI SMA Negeri 2 Kuantan Hilir Tahun Pelajaran 2011/2012.

Siklus II
Kelompok Rata-rata Perkembangan Kelompok Penghargaan Kelompok
1 30 Super
2 30 Super
3 27,5 Super
4 30 Super
5 30 Super

Pada siklus II dengan pokok Menurut Ibrahim et al. (2000),


bahasan Sistem Ekskresi, terlihat bahwa pembelajaran kooperatif dicirikan oleh
skor perkembangan dari 5 kelompok struktur tugas, tujuan dan penghargaan
adalah sama yaitu memperoleh kelompok. Dalam penerapan pembelajaran
penghargaan super. Dibandingkan dengan kooperatif, dua atau lebih individu saling
siklus I dengan pokok bahasan Sistem tergantung satu sama lain untuk mencapai
Pernapasan semua kelompok mendapat satu penghargaan bersama. Penghargaan
penghargaan hebat. Pada siklus II skor kelompok sangat baik diberikan kepada
dasar diambil dari ulangan harian I dengan siswa agar memotivasi siswa untuk lebih
pokok bahasan Sistem Pernapasan yang berfikir dan belajar yang giat untuk meraih
akan dibandingkan dengan nilai ulangan hasil yang lebih baik lagi. Jadi dengan
pada siklus II dengan pokok bahasan adanya penghargaan kelompok ini dapat
Sistem Ekskresi sehingga diperoleh nilai meningkatkan semangat siswa dalam
perkembangan individu untuk belajar sehingga dengan model
disumbangkan sebagai skor kelompok. pembelajaran kooperatif dengan strategi
Pada siklus II ini semua kelompok Quick On The Draw siswa termotivasi
mendapat penghargaan super tim. untuk mendapatkan penghargaan, sehingga
berupaya untuk aktif dalam belajar yang
akan mempengaruhi nilai siswa.
64 Jurnal Biogenesis, Vol. 9, Nomor 1, Juli 2012

Tabel 12. Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Siklus II selama Proses Belajar Mengajar
dengan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif dengan Strategi Quick On The
Draw.

Aktivitas Guru Persentase Rata-Rata Kategori


Pertemuan I 100
Siklus II Pertemuan II 100 100 % Amat Baik
Pertemuan III 100

Pada siklus II pertemuan I dengan kelas XI IPA SMAN 2 Kuantan Hilir tahun
materi pelajaran Sistem Ekskresi Manusia, ajaran 2011/2012. Hal ini dapat dilihat pada:
pertemuan II dengan materi Organ-Organ 1. Sikap ilmiah siswa meningkat pada setiap
Ekskresi Manusia dan pertemuan ke III siklus. Dari rata-rata siklus I yaitu
dengan materi Sistem Ekskresi pada Hewan 71,73% (cukup) kemudian meningkat
rata-rata aktivitas guru adalah 100% (amat pada siklus II menjadi 86,41% (amat
baik) dibandingkan dengan siklus I rata-rata baik).
aktivitas guru 95,24% (amat baik). Hal 2. Rata-rata daya serap siswa siklus I yaitu
tersebut menandakan bahwa pada siklus II 65,52% (cukup) dan meningkat pada
guru sudah melaksanakan semua langkah- siklus II dengan rata-rata 84,81% (baik).
langkah model pembelajaran kooperatif 3. Ketuntasan belajar siswa secara individu
dengan strategi Quick On The Draw dalam pada siklus I (ulangan harian I) yaitu
proses pembelajaran. Sehingga aktivitas 57,14% (tuntas) dan 42,86% (tidak
guru dapat dikategorikan menjadi amat baik tuntas), dan pada siklus II meningkat
dalam proses pembelajaran. menjadi 100% (tuntas) dan 0% (tidak
Aktivitas guru ikut menentukan tuntas).
keberhasilan siswa dalam proses 4. Penghargaan kelompok siklus I semua
pembelajaran, sesuai dengan pendapat kelompok memperoleh penghargaan
Slameto (2003), bahwa dalam proses hebat. Pada siklus II semua kelompok
pembelajaran guru mempunyai tugas untuk mendapatkan penghargaan super.
mendorong, membimbing dan memberi 5. Aktivitas guru dalam proses belajar
fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai mengajar pada siklus I yaitu 95,24%
tujuan. Guru mempunyai tanggung jawab (amat baik) pada siklus II meningkat
untuk melihat segala sesuatu yang terjadi menjadi 100% (amat baik).
dalam kelas untuk membantu proses
perkembangan siswa. Jadi peran guru sangat DAFTAR PUSTAKA
penting dalam proses pembelajaran, tanpa Anonimus. 2007. Sikap Ilmiah.
peran aktif guru hasil belajar yang dicapai http://blogbahrul.wordpress.com (22
siswa akan tidak optimal. Februari 2011).
Anonimus. 2008. Penilaian Hasil Belajar.
KESIMPULAN Online.
Berdasarkan hasil penelitian, maka http://ocw.unnes.ac.id/ocw/kurikulum-
dapat disimpulkan bahwa penerapan model dan-teknologi-pendidikan/teknologi-
pembelajaran kooperatif dengan strategi pendidikan/tpk116-media-
Quick On The Draw dapat meningkatkan pembelajaran. (1 Oktober 2011)
sikap ilmiah dan hasil belajar biologi siswa
Rosmaini S, Mariani Natalina L. dan Riska Elvandari- Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Quick On The Draw 65

Ayub, N. D. 2006. Belajar Teori Belajar Terjemahan Nurulita. Bandung.


Dalam Pembelajaran. Pekanbaru. Penerbit Nusa Media.
Universitas Riau. Sudjana, Nana. 2005. Penilaian Hasil
Bundu, Patta. 2006. Penilaian Proses Belajar Mengajar. Bandung.
Keterampilan Proses Dan Sikap PT. Remaja Rosda Karya..
Ilmiah. Jakarta.Direktorat Jendral Suprijono, A. 2009. Cooperatife Learning,
Pendidikan Tinggi Teori dan Aplikasi Paikem.
Fitriansyah. 2011. Upaya Meningkatkan Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Hasil Belajar Matematika Siswa SMP Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran
Negeri 3 Malang Melalui Strategi Inovatif Berorientasi Kontruktiviktik.
Pembelajaran Quick On The Draw. Jakarta. Prestasi Pustaka.
Jurnal pendidikan matematika. . 2010. Mendesain Model
Ginnis, Paul. 2008. Trik dan Taktik Pembelajaran Inovatif Progresif.
Mengajar. Indonesia. PT Indeks. Jakarta. Kencana.
Ibrahim, M., Rachmadiarti, F., Nur, M.,
dan Ismono. 2000. Pembelajaran
Kooperatif. Surabaya. UNESA
University Press.
Irianti. 2005. Dasar-Dasar Pendidikan
MIPA UNRI. Pekanbaru. UNRI Press.
Isjoni. 2007. Cooperative Learning
Efektivitas Pembelajaran Kelompok.
Bandung. Alfabeta.
Kholil, A. 2009. Hakikat Pembelajaran
IPA.http://anwarkholil.blogspot.com/2
009/01/hakikat-pembelajaran-ipa. (27
September 2011).
Mudjiman, A. 2007. Belajar Mandiri.
Surakarta. Universitas Sebelas Maret
Pers.
Mulyasa. 2002. Kurikulum Berbasis
Kompetisi, Konsep, Karakteristik, Dan
Implementasi. Bandung. Remaja
Rosdakarya.
Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi
Belajar Mengajar. Jakarta. PT. Raja
Grafindo Persada.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor
yang Mempengaruhinya. Jakarta. Bina
Aksara.
. 2010. Belajar dan Faktor-faktor
yang Mempengaruhinya. Jakarta.
Rineka Cipta.
Slavin, E.R. 2009, Cooperatif Learning
Theory Research and Practice,

You might also like