5648 Full Text
5648 Full Text
5648 Full Text
ARVIN ARIF
10595003 44 12
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Kehutanan Strata Satu (S-1)
2019
ANALISIS TINGKAT KEBERHASILAN TANAMAN
REBOISASI INTENSIF PADA KEGIATAN REHABILITASI
HUTAN DAN LAHAN DI DESA ONANG UTARA
KECAMATAN TUBO SENDANA KABUPATEN MAJENE
SKRIPSI
ARVIN ARIF
10595003 44 12
FAKULTAS PERTANIAN
Abstract, Arvin Arif, The Analysis of the Success Rate of Intensive Afforestation Plants in Forest
and Land Rehabilitation Activities in Onang Utara Village, Tubo Sendana District, Majene
Regency. Makassar: Faculty of Agriculture, University of Muhammadiyah Makassar, 2018,
Husnah Latifah. Sultan.
The objective of this research is to determine the success of percent of growing forest and land
rehabilitation plants in Onang Utara Village, Tubo Sendana District, Majene Regency. This
research method used the Systematic Sampling With Random Start method which is done through
sampling techniques. Namely the first sample plot is made intentionally and the next sample plot is
made systematically. Data and information on plant plots are collected, namely areas within the
forest area. Administrative areas of government (provinces, districts / cities, sub-districts,
villages), names of watersheds / sub-watersheds, area, functions of forest areas, names of block
registers and plot of plants. Data recorded and measured in each sample plot includes plant data
(plant species, number of living plants, plant height and plant health) and supporting data (land
physiography, understorey conditions, soil conditions and plant disturbances).
The result of this research reveals that: (1) Percent of plant growth in Onang Utara village which
planned to plant 1100 stems / ha, growing as many as 797 stems. Thus the average percentage of
plant growth is 72.4%. (2) the plant height at the reforestation site of Onang Utara village ranged
from 27.73 cm - 29.28 cm, (3) the evaluation of the average maintenance of plants under rare
conditions with fertile soil conditions and having a heavy intensity. And (4) the success rate of
plants is obtained by the average percentage of plant growth of 72.4%.
Keywords: reforestation plants, percent plant growth, plant height, plant maintenance, plant
success rate, and Systematic Sampling With Random Start, total benefits.
ABSTRAK
Kata kunci: tanaman reboisasi, persen tumbuh tanaman, tinggi tanaman, pemeliharaan tanaman,
tingkat keberhasilan tanaman, dan Systematic Sampling With Random Start, total manfaat.
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI
DAN SUMBER INFORMASI
pun kepada perguruan tinggi mana pun. Semua sumber data dan informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari Penulis
lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian
akhir skripsi.
ARVIN ARIF
10595003 44 12
@Hak Cipta Milik Unismuh Makassar, Tahun 2018
Muhammadiyah Makassar.
Muhammadiyah Makassar.
MOTO DAN PERSEMBAHAN
xi
8. Buat teman – teman Mahasiswa Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Makassar.
9. Buat adinda Mugniati Hasan atas do’a dan dukungannya sekaligus sebagai
11. Buat pemerintah daerah Kabupaten Majene atas bantuan selama penulis
Profesi.
13. Buat Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Barat atas bantuan dan
x
3. Ibunda Husnah Latifah, S.Hut.,M.Si.IPM Selaku pembimbing I. Dan
masukan berupa saran dan kritik kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini.
6. Bapak Ibu dosen serta staf tata usaha Fakultas Pertanian Universitas
bantuan, Do’a dan restunya bagi penulis sehingga bisa menyelesaikan studi.
Terkhusus buat saudaraku Adinda Andri arif Adinda Akram arif atas
ix
KATA PENGANTAR
Reboisasi Intensif Pada Kegiatan Rehabilitasi Hutan Dan Lahan Di Desa Onang
ilmu pengetahuan yang diperoleh selama proses perkuliahan dalam dunia nyata.
Penulis memohon maaf atas segala kekhilafan dan kealfaan yang telah dilakukan
skripsi ini juga tidak lepas dari bimbingan, dukungan, motivasi, saran, serta
bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin
kepada:
pembimbing I.
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
Teks
1. Tally Sheet ........................................................................................... 37
2. Dokumentasi Penelitian .......................................................................
xvi
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
Teks
xv
DAFTAR TABEL
xiv
BAB III METODE PENELITIAN
BAB VI PENUTUP
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ ii
DAFTAR TABEL............................................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN
xii
Forest Science.Vol 6, No 1. http://jurnal.ugm.ac.id/jikfkt/article/vie
w/3307. Diakses 03 April 2018
Wahono. 2002. Budidaya Tanaman Jati (Tectona grandis L. F), Dinas Kehutanan
Dan Perkebunan Kabupaten Kapuas Hulu, Putussibau.
37
DAFTAR PUSTAKA
Manan, S., 1979, Pengaruh Hutan dan Managemen Daerah Aliran Sungai,
Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor, Bogor
Manan S. 1978. Evaluasi Hasil Kegiatan Program PHTA Pelita II dan Proyeksi
Pelita III; Fakultas Kehutanan IPB. Bogor.
36
6.2. Saran
masyarakat harus mampu menjaga dan merawat tanaman agar bermanfaat bagi
35
VI. PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Tubo Sendana Kabupaten Majene dengan luas lokasi kegiatan rehabilitasi hutan
dan lahan intensif yaitu 50 ha. Jumlah penduduk Desa Onang Utara sebanyak 318
kepala keluarga dengan jumlah penduduk keseluruhan 1.342 orang yang rata-rata
rehabilitasi hutan dan lahan meliputi persen tumbuh tanaman, tinggi tanaman,
tanaman sebanyak 797 batang adalah 72,4%, berdasarkan tinggi tanaman sesuai
dengan hasil pengukuran rata-rata tinggi tanaman pada lokasi reboisasi desa
Onang Utara berkisar antara 27,73 cm – 29,28 cm. analisis tingkat keberhasilan
buh 73,5%, keadaan tumbuhan bawah jarang dan kondisi tanah yang subur serta
reboisasi intensif pada kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan di Desa Onang Utara
34
Tabel 6. Rata-rata Hasil Penilaian Pemeliharaan Tanaman.
buhan bawah yang jarang dengan kondisi tanah subur serta memiliki intensitas
yang berat.
data tingkat keberhasilan tanaman dapat dilihat pada table di bawah ini.
33
Tabel 5. Rata-rata Tinggi Tanaman Desa Onang Utara
Jati Kemiri
2 29,28 -
perhatikan kriteria pemeliharaan tanaman yang terdiri dari 4 kriteria yaitu persen
tumbuh tanaman, keadaan tumbuhan bawah, kondisi tanah dan gangguan tana-
man. Dalam skala kualitatif di penilaian tanaman keadaan tumbuhan bawah yang
di catat adalah jenis utama dan kerapatannya (jarang, sedang atau rapat), kondisi
tanah gembur (kurang gembur, kurus, berbatu) dan gangguan tanaman (ada/tidak
ada). Berdasarkan hasil penilaian tanaman pembuatan tanaman pada setiap petak
32
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
tanaman yang ada pada suatu petak ukur dengan jumlah tanaman yang seharusnya
tanaman reboisasi murni, maka di peroleh data hasil persen tumbuh tanaman un-
tuk lokasi desa Onang Utara. Adapun rata-rata persen tumbuh tanaman di desa
Onang Utara yang rencana penanaman 1100 batang/ha, tumbuh tanaman sebanyak
797 batang. Dengan demikian rata-rata persen tumbuh tanaman adalah 72,4%.
lokasi reboisasi desa Onang Utara berkisar antara 27,73 cm – 29,28 cm. untuk
hasil keseluruhan tinggi tanaman setiap jenis tanaman perpetak dapat dilihat pada
tabel berikut.
31
- Gedung SMA/MA : - Unit
b. Tempat Ibadah
- Masjid : 5 Unit
- Mushollah : - Unit.
c. Olahraga
- Tennis Meja :1
- Lapangan Volly :5
- Lapangan Takraw :1
4.8. Agama
30
Table 4. Mata Pencaharian Masyarakat Desa Onang Utara
1 PNS 20 5%
2 Petani 988 61 %
3 Nelayan 65 1%
4 Tukang Batu 10 1%
5 Tukang Kayu 12 1%
6 Peternak 95 12 %
7 Sopir 7 1%
8 Sukarela 15 3%
9 Wirausaha 15 3%
maupun rohani. Ketersediaan sarana dan prasarana tersebut tentunya akan mem-
a. Pendidikan
- Gedung TK : 1 Unit
29
penduduk tidak begeser dari sector primer ke industri, penerapan tehnologi pada
ekonomi masyarakat dari 318 Kepala Keluarga yang ada, sebanyak 278 Kepala
Keluarga masih tergolong miskin (sumber data Jamkesmas dan Jamkesda) itupun
masih banyak kepala keluarga yang mengajukan Surat Keterangan Tidak Mampu
masih rendah juga disebabkan sumber mata pencaharian dan anggkatan kerja
28
Adapun kondisi Sumber Daya Manusia secara umum menurut latar
disemua dusun yang ada, untuk lebih akuratnya kondisi potensi Sumber
Daya Manusia (SDM) yang dimiliki oleh Desa Onang Utara dapat dilihat
JUMLAH PENDUDUK
JUMLAH
KEPALA JENIS KELAMIN JUMLA
NO DUSUN
KELUARGA H
(KK) LAKI- PEREMP
LAKI UAN (Jiwa)
Utara pada umumnya petani, peternak, nelayan dan pedagang mengingat keadaan
Desa Onang Utara kami analisa sebagai salah satu Desa Non swakarsa
bila melihat dari kondisi mata pencaharian masyarakat yaitu mata pencaharian
27
akan sangat mengharapkan bantuan Pemikiran dan bantuan Dana Anggaran yang
besar dalam setiap tahun untuk mengangkat harkat dan martabatnya dalam
ini menjadi pilar dan ikon kabupaten Majene sebagai Desa yang berhasil dalam
tatakelola pemerintahan Desa dimasa yang akan datang. Adapun potensi – potensi
sumber daya alam dan sumber daya manusia adalah sebagai berikut:
Daya Alam non hayati yaitu Air, Laut, Udara dan bahan galian, sedangkan
Sumber Daya Alam hayati yaitu Pertanian, Perkebunan, Perikanan, Flora dan
Fauna.
Sumber Daya air di Desa Onang Utara terdiri dari air tanah (aktifer)
termasuk mata air dan Air permukaan, berdasarkan atas besaran curah hujan
1. Dusun Labu-Labuang
3. Dusun Belalang
5. Dusun Onang
26
terendah terjadi pada bulan Agustus 0,001 mm dan curah hujan tertinggi terjadi
Dilokasi kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan terdapat 2 jenis tanaman di-
antaranya yaitu:
1. Kemiri
2. Jati
4.3. Aksesibilitas
Desa onang utara, secara letak administratif berada pada wilayah kecama-
tan Tubo Sendana. Lokasi desa Onang Utara dapat di tempuh sejauh 5 km dari ibu
kota kecamatan Tubo Sendana dengan menggunakan kendaraan roda 2 dan ken-
daraan roda 4.
4.4. Topografi
dana termasuk dalam kategori agak curam, dengan kelerengan paling dominan
Dalam kehidupan Masyarakat Desa Onang Utara sebagai Desa yang baru
kemasyarakatan seperti Jum’at Bersih dan lain-lain, disisi lain Desa Onang Utara
Alam (SDA), sehingga Desa Onang Utara sebagai Desa yang baru dimekarkan
25
Kondisi iklim di Desa Onang Utara tidak jauh berbeda dengan dengan
kondisi iklim Desa lain yang ada di Kecamatan Tubo Sendana yaitu Musim
Kemarau yang berlangsung antara bulan April hingga September dan Musim
2018 berkisar antara 21,00 º c sampai 31,45 º c, dengan suhu maksimum terjadi
pada bulan Agustus dengan suhu 32,20 º c dan suhu minimum 20,50 º c terjadi
udara maksimum terjadi pada bulan Juli dan Agustus berkisar sebesar 85,42 %
dan kelembaban udara minnimum tejadi pada bulan Nopember sampai Januari
sebesar 75,00 %.
Kecepatan angin rata-rata yang terjadi selama tahun 2018 sebesar 210/8
knot, kecepatan maksimum terjadi pada bulan Agustus yaitu 272/10 knot,
sedangkan kecepatan minimum terjadi pada bulan Desember sebesar 125/8 knot.
Tekanan udara yang ditandai dengan dua musim yaitu musim kemarau dan
musim hujan berkisar antara 1.112,50 mbs sampai 1.119,60 mbs, sedangkan
keadaan curah hujan pada tahun 2018 sebesar 155,30 mm dengan curah hujan
24
IV. KEADAAN UMUM LOKASI
Desa Onang Utara merupakan salah satu Desa dari 7 Desa yang ada di
pemekaran dari Desa Onang . Sebelum mengalami Pemekaran Desa Onang Utara
Kecamatan Tubo Sendana dan dipesisir pantai selat Makassar dan sangat strategis
karena dilalui jalan poros trans Sulawesi yang menghubungkan beberapa Ibukota
Provinsi antara lain Ibu Kota Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara,
Wilayah Desa Onang Utara diapit oleh Pengunungan dan Lautan yaitu
Gunung Ombo dan Lautan Selat Makassar sebagai batas wilayah dengan Desa
Kabiraan Kecamatan Ulumanda dan Selat Makassar sebagai batas wilayah dengan
Pulau kalimantan yang mana kedua Potensi alam tersebut harus dikembangkan
23
Kerangka Pikir
Hutan
Hutan
Hutan
DAS
RHL
Reboisasi
Evaluasi Tanaman
RHL
Tingkat Keberhasilan
Tanaman
22
3.6.3. Intensitas Pemeliharaan
Kriteria
Intensitas Keadaan Ket
% Tumbuh Kondisi Gangguan
Pemeliharaan Tumbuhan
Tanaman Tanah Tanaman
Bawah
Ringan >90% Tidak ada – Gembur/ Tidak ada Kriteria
jarang Subur
Sedang 80-90% Sedang Kurang Ada
gembur
Berat <80% Lebat/ Rapat Kurus- Ada
berbatu
Sumber :
persen tumbuh tanaman, keadaan tumbuhan tambah, kondisi tanah, dan gangguan
yang dicatat adalah jenis utama dan kerapatannya (jarang, sedang atau rapat),
kondisi tanah gembur (kurang gembur, kurus, berbatu) dan gangguan tanaman
21
3.6. Analisis Data
dalam plot yang sebelumnya telah ditetapkan dan termasuk dalam areal kawasan
rehabilitasi satu persatu setiap tinggi tanaman kemudian di tulis dalam tally sheet
yang telah disiapkan sebagai acuan atau dasar untuk melakukan pengukuran
tanaman yang seharusnya ada di dalam suatu petak contoh yang dinilai. Adapun
T = ( ∑ hi/ni ) x 100%
Dimana =
20
Tabel 1
CONTOH TALLY SHEET PENILAIAN TANAMAN
Propinsi : Nama KT :
Kabupaten : Jml Anggota :
Kecamatan : LSM :
Desa :
No. Petak Contoh :
Petak/Lokasi: Intensitas Sampling : 5 %
DAS/Sub DAS : Koordinat :
Kegiatan :
Luas (ha) :
Kondisi Tanaman
No. Jenis Tinggi
Kurang Ket.
Tanaman Sehat Merana
Tanaman Sehat (cm)
(S) (M)
(KS)
....
Dst
Total
Sumber :
19
penelitian, luas areal, serta data yang berhubungan dengan permasalahan yang
diteliti.
yang dinyatakan dalam luas areal yang ditanam dalam satuan Ha dan
kecamatan, desa), nama DAS/Sub DAS, luas, fungsi kawasan hutan, nama
Data yang dicatat dan diukur pada setiap petak contoh meliputi data
tanaman (jenis tanaman, jumlah tanaman yang hidup, tinggi tanaman dan
Data tanaman yang hidup pada setiap petak contoh dicatat pada tally sheet
18
Gambar 1. Peta Plot Dalam Petak Penanaman
tanaman, di lapangan diberi tanda berupa patok pengenal pada semua titik
a) Data Primer
lapangan yaitu data mengenai; tinggi tanaman, persentase tumbuh tanaman dan
Tubo Sendana Kabupaten Majene yang menjadi lokasi reboisasi pada kegiatan
b) Data Sekunder
17
Sebagai panduan dalam pembuatan petak contoh pelaksanaan penilaian
tanaman perlu dibuat diagram skema penarikan contoh petak tanaman yang
berikut:
a) Siapkan peta hasil pengukuran luas tanaman skala 1 : 5.000 s/d 1 : 10.000.
b) Tentukan pada peta tersebut titik petak contoh pertama secara acak.
c) Buat garis transek melalui titik petak contoh pertama tersebut, yaitu garis
vertikal dan garis horisontal yang berpotongan pada titik petak contoh
pertama dengan jarak antar garis vertikal 2 cm dan jarak antar garis
horisontal 1 cm.
e) Buat petak contoh ukuran 4 x 2,5 mm pasda garis transek tersebut dengan
titik potong garis transek sebagai titik pusatnya, sehingga penyebaran letak
petak contoh tersebut dapat mewakili seluruh areal tanaman yang dinilai.
16
secara acak dan petak contoh selanjutnya dibuat secara sistematik. Intensitas
Sampling (IS) 5 % yaitu, dengan menempatkan petak contoh seluas 0,1 ha,
berbentuk persegi panjang (40 m x 25 m). Jarak antar titik pusat petak contoh
adalah 100 m arah Utara – Selatan dan 200 meter arah Barat – Timur. Untuk
memperoleh kualitas hasil pengukuran, jarak antar contoh terluar dengan batas
berikut:
IS = n/N x 100%
Dimana :
IS = Intensitas Sampling
N = Luas Areal
IS = n/50 x 100 %
n = 50 x 5 %
= 2.5 ha
Jadi Jumlah Plot 2,5/0,1 = 25. Sehingga, jumlah sampel atau plot dalam penelitian
15
III. METODE PENELITIAN
Sendana Kabupaten Majene Provinsi Sulawesi Barat. Lokasi dipilih atas dasar
tersebut merupakan areal bagi kegiatan Rehabilitasi Hutan Lahan yang telah
dilaksanakan.
Random Start yang dilakukan melalui tekhnik sampling. Yaitu petak contoh
pertama dibuat secara sengaja dan petak contoh selanjutnya dibuat secara
sistematik.
atau tidak terbatas. Maksud terbatas dalam hal ini adalah suatu obyek atau
individu yang dapat diukur atau diketahui dengan jelas jumlah maupun batasnya.
Sedangkan tidak terbatas adalah suatu individu maupun obyek yang sulit
yang dijadikan populasi adalah seluruh satuan lahan areal lokasi penelitian yaitu
seluas 50 Ha.
Systematic Sampling With Random Start, yaitu petak contoh pertama dibuat
14
produksi dapat mengembangkan penanaman satu jenis. (Peraturan Direktur
13
Berdasarkan kondisi kerapatan tegakan awal, maka reboisasi dibedakan
banyak 200 batang per ha, sedangkan pengayaan tanaman untuk menambah
populasi pada hutan yang memiliki tegakan awal berupa anakan, pancang, tiang,
dan pohon sejumlah 200-400 batang per Ha, dan apabila populasi lebih besar dari
menjadi hutan kembali secara suksesi alami. Reboisasi dilaksanakan pada LMU
Terpilih yang terbagi menjadi 2 (dua) prioritas yaitu Prioritas I dan Prioritas II.
RTk RHL DAS dan lahan kritis mikro/sasaran tanaman RHL dengan luasan
kurang dari 25 Ha yang ditetapkan dalam RP RHL dengan kondisi lahan terbuka
Agak Kritis menurut Peta RTk RHL DAS dan lahan kritis mikro/sasaran tanaman
RHL dengan luasan kurang dari 25 Ha yang ditetapkan dalam RP RHL dengan
kondisi lahan identik dengan hutan sekunder atau kebun campuran dengan
rehabilitasi hutan dilaksanakan pada hutan konservasi, hutan lindung dan hutan
produksi yang tidak dibebani hak atau tidak dalam proses perijinan/pencadangan
menanam berbagai jenis. Hal ini dimaksudkan agar fungsi konservasi atau fungsi
12
reboisasi adalah membangun hutan baru atau penanaman kembali kawasan hutan
hutan. Reboisasi adalah penanaman kembali hutan yang telah gundul atau tandus,
tindakan reboisasi ini untuk menanami hutan yang gundul akibat di tebang atau
akibat bencana alam. Tujuan dari reboisasi ini yaitu untuk meningkatkan kualitas
lingkungan hidup dari polusi udara, kembalinya ekosistem dan dengan reboisasi
lahan yang kosong atau gundul, tentunya hutan yang dimaksud adalah hutan yang
telah ditentukan oleh peraturan. Dengan demikian, membuat hutan yang baru pada
area bekas tebang habis, bekas tebang pilih, lahan gundul ataupun pada lahan
kosong lainnya yang terdapat di dalam kawasan hutan itu termasuk kedalam
lebih sejuk, ketersediaan air tanah akan terjamin dan dapat meningkatnya
kesuburan tanah. selain itu reboisasi juga dapat menurunkan pemanasan global
atau global warming. Bandingkan saja jika pegunungan atau hutan tandus, pinggir
jalan raya tanpa kerindangan pepohonan hijau, tentu saja lingkungan akan terasa
panas, air tanah-pun untuk kebutuhan pertanian akan menjadi terbatas, dan juga
akan menimbulkan rusaknya ekosistem hutan yang dihuni oleh berbagai macam
hewan.
11
atau generasi penerus bangsa kita wajib menjaga serta melestarikan alam kita.
salah satunya dengan reboisasi atau penanaman kembali. Reboi (bahasa Inggris:
gundul). Jadi secara umum Reboisasi adalah Upaya penanaman jenis pohon hutan
pada kawasan hutan rusak yang berupa lahan kosong, alang-alang atau semak
atau permudaan pohon-pohon dan/atau jenis tanaman lain dan berbagai kegiatan
penunjang di dalam kawasan hutan (hutan negara) dan areal lain yang berdasarkan
rencana tata ruang atau tata guna hutan diperuntukkan sebagai hutan (hutan tetap)
produktivitas kawasan hutan yang kondisinya rusak, kosong dan kritis serta tidak
produktif dengan cara menanam pohon-pohon agar dapat berfungsi secara optimal
sebagai unsur pengatur tata air serta sebagai perlindungan alam lingkungan
pohon lainnya di area hutan negara dan area lain sesuai rencana tata guna lahan
pada area bekas tebang habis, bekas tebang pilih, atau pada lahan kosong lain
yang terdapat di dalam kawasan hutan termasuk reboisasi (Kadri dkk, 1992). Jadi,
10
Reboisasi atau rehabilitasi hutan didefinisikan sebagai kegiatan menanam pohon
kembali dan meningkatkan kondisi lahan yang rusak agar dapat berfungsi secara
optimal baik sebagai unsur produksi, media pengatur tata air, maupun sebagai
fungsi hutan dan lahan sehingga daya dukung, produktifitas dan peranannya
dilakukan pada tanah kritis dan areal bekas pembalakan. Kedua kegiatan tersebut
memerlukan bibit dalam jumlah besar dan berkualitas baik. Kegiatan reboisasi
dilakukan berdasarkan dua jenis kegiatan yaitu; Reboisasi Intensif dan Reboisasi
Pengayaan. Terkait dengan hal tersebut, maka kegiatan ini dilakukan termasuk
lindung.
Reboisasi adalah suatu bentuk kepedulian kita terhadap alam, alam yang
seluas ini apabila tidak dijaga dan dimanfaatkan sebaik-baiknya maka suatu saat
akan mengalami banyak permasalahan terhadap alam ini. Sebagai generasi muda
9
menghasilkan hasil air (water yield) untuk kepentingan pertanian, kehutanan,
timbal balik antara sumberdaya alam dengan manusia di dalam DAS dan segala
regenerasi pohon, baik secara alami dan atau buatan, pada padang rumput, semak
belukar, atau wilayah tandus yang dulunya merupakan hutan, dengan tujuan untuk
lingkungan (Tim CIFOR 2003 dalam Nawir et all, 2008). Sedangkan menurut
hutan dan lahan sehingga daya dukung, produktivitas dan peranannya dalam
merupakan upaya pengembangan fungsi sumberdaya hutan dan lahan, baik fungsi
Kehutanan, rehabilitasi terdiri atas dua kategori yaitu reboisasi dan penghijauan.
8
II. TINJAUAN PUSTAKA
Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu wilayah daratan yang secara
menyimpan air hujan untuk kemudian disalukan ke laut melalui sungai utama.
merupakan suatu ekosistem dengan unsur utamanya terdiri atas sumberdaya alam
(air, tanah dan vegetasi) dan sumberdaya manusia sebagai pemanfaat sumberdaya
alam. DAS terbagi ke dalam tiga bagian yaitu: bagian hulu, tengah dan bagian
hilir. Ekosistem bagian hulu merupakan daerah tangkapan air utama dan pengatur
air, ekosistem bagian tengah merupakan pembagi dan pengatur air, sedangkan
ekosistem bagian hilir merupakan daerah pemakai air. Hubungan antara ekosistem
tersebut menjadikan DAS sebagai satu kesatuan fungsi hidrologis. Wilayah DAS
di dalamnya terdiri dari kondisi fisik, biologi dan manusia yang satu sama lain
alam yang baik juga (renewable) seperti tanah, air dan vegetasi dengan tujuan
7
1.3. Tujuan Penelitian
a) Sebagai bahan masukan agar tetap menjaga kelesatrian hutan dan lahan
d) Sebagai bahan pembanding bagi penulis lain untuk meneliti masalah yang
6
yang tidak sedikit. Konsekuensi dari kompleksitas tersebut adalah rumitnya
manajerial serta tingginya risiko kegagalan pencapaian tujuan RHL. Dalam upaya
sistematis, dan menyeluruh. Evaluasi RHL yang sudah pernah dilakukan sampai
ukuran persentase hidup tanaman, tinggi pohon, dan tingkat kesehatan tanaman
hasil RHL, yang belum cukup untuk mengevaluasi secara total tingkat
RHL sebagai sebuah sistem, maka diperlukan penelitian yang lebih mendalam dan
menyeluruh dengan kriteria dan indikator yang lebih lengkap, mencakup seluruh
sistem RHL.
hutan dan lahan di Desa Onang Utara Kecamatan Tubo Sendana Kabupaten
Majene ?
5
membangkitkan rasa tanggung jawab dan tindakan untuk kelestarian hutan. Untuk
produksi. Degradasi hutan yang terjadi serta banyaknya lahan kritis memberikan
berbagai macam efek buruk, sehingga diperlukan upaya rehabilitasi hutan dan
lahan untuk menekan degradasi hutan dan memperbaiki lahan kritis tersebut
(Brown, 1994). Rehabilitasi Hutan dan Lahan yang selanjutnya disingkat RHL
hutan dan lahan sehingga daya dukung, produktivitas dan peranannya dalam
Hutan dan Lahan (RHL) bertujuan pulihnya kondisi hutan dan lahan sehingga
dapat berfungsi kembali secara normal dan lestari sebagai sistem penyangga
kehidupan. Dalam kegiatan RHL ini tentunya salah satu yang di kerjakan adalah
kegiatan reboisasi. Kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah reboisasi
intensif.
kawasan hutan dan lahan yang di maksud dapat berfungsi sebagai perlindungan
daerah aliran sungai (DAS), mencegah terjadinya bencana banjir, tanah longsor,
erosi dan sekaligus untuk mendukung produktifitas sumberdaya hutan dan lahan
4
70.181.762 Ha yang terdiri dari 24.303.294 Ha kategori Sangat Kritis sampai
dengan Kritis dan 45.878.468 Ha kategori Agak Kritis. Kerusakan hutan dan
lahan sudah tersebar di semua fungsi kawasan sehingga menjadi ancaman yang
cukup serius bagi daya dukung DAS baik fungsinya sebagai penyangga kehidupan
yang melanda di sebagian besar wilayah Indonesia pada dekade ini. Dalam upaya
hutan pada semua fungsi hutan serta areal penggunaan lain, pembagian
daerah serta pemegang ijin kawasan mengalokasikan kegiatan RHL dari berbagai
ini.
kekeringan, tanah longsor dan sebagainya. Akar penyebabnya antara lain diawali
oleh kurangnya pemahaman dan atau kepedulian berbagai pihak terhadap fungsi
hutan dan penerimaan manfaat oleh masyarakat setempat sehingga tidak mampu
3
sayur- sayuran atau padi- padian yang hidup bertahun- tahun , jadi tentu berbeda
dengan sayur- sayuran atau padi-padian semusim saja. Pohon juga berbeda karena
sangat mencolok, memiliki sebatang pokok tegak berkayu yang cukup panjang
dan bentuk tajuk (mahkota daun) yang sangat jelas, Suatu kumpulan pepohonan
dianggap hutan jika mampu menciptakan iklim dan kondisi lingkungan yang khas
setempat, yang berbeda daripada daerah luarnya. Jika kita berada di hutan hujan
tropis, rasanya seperti masuk kedalam ruangan sauna yang hangat dan lembab,
berlainan. Ini berarti segala tumbuhan lain dan hewan (hingga yang sekecil-
kecilnya), serta beraneka unsur tak hidup lain termasuk bagian- bagian penyusun
yang tidak hanya menyimpan sumber daya alam berupa kayu, tetapi masih banyak
potensi non kayu yang dapat diambil manfaatnya oleh masyarakat melalui
Sebagai fungsi ekosistem hutan sangat berperan dalam berbagai hal seperti
penyedia sumber air, penghasil oksigen, tempat hidup berjuta flora dan fauna, dan
Sebagai fungsi penyedia air bagi kehidupan hutan merupakan salah satu kawasan
yang sangat penting, hal ini dikarenakan hutan adalah tempat tumbuhnya berjuta
tanaman.
Kerusakan fungsi hutan dan lahan yang diidentifikasi sebagai lahan kritis di
Indonesia berdasarkan Penetapan Peta dan Data Hutan dan Lahan Kritis Tahun
2
I. PENDAHULUAN
Hutan merupakan salah satu sumber kekayaan alam di negara kita yang
hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya
satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan. Berdasarkan fungsinya hutan dibagi
menjadi tiga yaitu; hutan Produksi, hutan Konservasi dan hutan Lindung.
Hutan adalah sebuah kawasan yang ditumbuhi dengan lebat oleh pepohonan
wilayah yang luas di dunia dan berfungsi sebagai penampung karbon dioksida
(carbon dioxide sink ), habitat hewan, modulator arus hidrologika, serta pelestari
tanah , dan merupakan salah satu aspek biosfer bumi yang paling penting. Hutan
adalah bentuk kehidupan yang tersebar di seluruh dunia. Kita dapat menemukan
hutan baik di daerah tropis maupun daerah beriklim dingin. Di dataran rendah
suatu kumpulan tumbuhan dan juga tanaman, terutama pepohonan atau tumbuhan
berkayu lain, yang menempati daerah yang cukup luas. Pohon itu sendiri adalah
tumbuhan cukup tinggi dengan masa hidup bertahun- tahun, jadi berbeda dengan
1
Dokumentasi penelitian
RIWAYAT HIDUP
memulai pendidikan Pada Sekolah Dasar (SD) Negeri 13 Kabiraan pada tahun
1999 dan tamat pada tahun 2005. Kemudian pada tahun yang sama Penulis
dan tamat pada tahun 2008. Selanjutnya pada tahun yang sama pula penulis
melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Mamuju dan tamat pada
tahun 2011. Pada tahun 2012 penulis melanjutkan studi kesalah satu perguruan
Universitas Muhammadiyah Makassar dan tamat pada tahun 2019. Sekian Billahi
Taufiq walhidayah.