Skripsi Tanpa Bab Pembahasan
Skripsi Tanpa Bab Pembahasan
Skripsi Tanpa Bab Pembahasan
KABUPATEN PRINGSEWU
(Skripsi)
Oleh
SITA VIRGIANA
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2018
ABSTRACT
By
SITA VIRGIANA
This research aims to know the procurement of corn production facilities, farm
performance, corn marketing, supporting institutions and index of agribusiness
system. This research was conducted in Adiluwih Subdistrict of Pringsewu
Regency. The data were collected on March - April 2018 by using survey
method. The results of this research showed that the procurement of production
facilities did not accord the criteria are price and quantity. The average income
from the corn agribusiness system was Rp9,973,527.8/ ha and it was profitable
because of the R/C ratio was more than one. The marketing of agribusiness
systems was inefficient because oligopsonic market structure, there was no
farmer’s power to determine the price and the profit margin ratio did not spread
evenly. The supporting institutions at Adiluwih Subdistrict were farmer groups,
extension agents, financial institutions, government policies, transportation and
markets. All supporting institutions were available but not fully utilized by
farmers. The supporting institutions which is related to the agribusiness system
were farmer groups, government policies and extension institutions. The
agribusiness index in terms of production facilities has been good, while the
agribusiness index in terms of farming and marketing performance has not been
good. Generally, the corn agribusiness index has been not good.
Oleh
SITA VIRGIANA
Oleh
SITA VIRGIANA
Skripsi
Pada
Jurusan Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Lampung
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2018
Judlil Skripsi
SISTEM AGRIBISNIS JAGUNG
DI KECAMATAN ADILUWIH KABUPATEN
Kania Mahasiswa
Kupang Kota tahun (2008), Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 3 Bandar
Universitas Lampung pada tahun 2014 melalu jalur Seleksi Bersama Masuk
melaksanakan Praktik Umum (PU) selama 30 hari di Horti Park Lampung Desa
dosen (asdos) mata kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi pada semester ganjil tahun
2017/2018 serta Perencanan dan Evaluasi Proyek pada semester ganjil tahun
2017/2018. Selain itu, penulis pernah menjadi salah satu bagian tim surveyor
Bismillahirahmanirrahim
Kabupaten Pringsewu” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
skripsi ini tidak akan terealisasi dengan baik tanpa adanya dukungan, bantuan, dan
bimbingan berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultas
Universitas Lampung yang telah memberikan saran dan arahan kepada penulis.
3. Bapak Prof. Dr. Ir. Bustanul Arifin, M.Sc., selaku Dosen Pembimbing Pertama
4. Ibu Ani Suryani, S.P, M.Sc., selaku Dosen Pembimbing Kedua yang telah
arahan dan nasihat yang telah diberikan untuk penyempurnaan skripsi ini.
6. Bapak Rio Tedi Prayitno, S.P., M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik
yang telah memberikan bimbingan, saran, dan arahan selama ini kepada
penulis.
apapun.
8. Keluarga besar ku yang telah memberikan semangat, motivasi, doa yang tidak
apapun.
9. Pak Jajik, Pak Narso, Pak David serta seluruh masyarakat Desa Srikaton dan
10. Seluruh Dosen Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian atas semua ilmu
Lampung.
11. Karyawan di Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Mba Iin, Mba Ayi, Mba
Tunjung, Mas Boim dan Mas Bukhari atas semua bantuan yang telah
diberikan.
12. Sahabat - sahabat seperjuangan yang ku cinta selama kuliah, Septi, Rosita,
Yani, Siska, Kia, dan Elpa terimakasih atas segala masukan, saran, dan
penulis.
14. Teman - teman Jurusan Agribisnis angkatan 2014: Vidya, Yolanda, Yudi,
Arum, Luvita, Adek dan Yunita serta teman - teman yang tidak bisa disebutkan
15. Rekan - rekan mahasiswa/i Jurusan Agribisnis angkatan 2012, 2013 dan
2015 (Titis, Reksi, Rina serta lain nya) terimakasih atas kebersamaannya.
17. Teman Praktik Umum di Horti Park yaitu Nuy, Fadli serta yang lain yang
tidak bisa disebutkan satu persatu terimakasih atas bantuannya selama ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga Allah SWT membalas kebaikan mereka
semua dan skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak serta almamater tercinta.
SITA VIRGIANA
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL.............................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR......................................................................................viii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Identifikasi Masalah..................................................................................7
1. Penggunaan sarana produksi belum optimal.............................................7
2. Pendapatan petani yang masih rendah.......................................................9
3. Pemasaran dan lembaga penunjang belum memilki kekuatan................11
4. Kelancaran sistem agribisnis...................................................................13
C. Tujuan.....................................................................................................14
D. Manfaat Penelitian..................................................................................14
A. Tinjauan Pustaka.....................................................................................15
1. Nilai Ekonomi Jagung.........................................................................15
2. Agribisnis............................................................................................16
a. Pengadaan dan penyaluran sarana produksi........................................18
b. Subsistem usahatani............................................................................19
c. Subsistem pengolahan hasil pertanian.................................................24
d. Subsistem pemasaran..........................................................................27
e. Subsistem jasa layanan penunjang......................................................30
B. Penelitian Terdahulu...............................................................................34
C. Kerangka Pemikiran................................................................................41
i
2. Analisis kinerja usahatani.................................................................54
3. Analisis pemasaran...........................................................................56
4. Analisis jasa layanan pendukung......................................................57
5. Indeks sistem agribisnis....................................................................57
ii
F. Indeks Agribisnis................................................................................116
1. Sarana Produksi..............................................................................116
2. Kinerja Usahatani...........................................................................119
3. Pemasaran.......................................................................................122
4. Indeks Agribisnis............................................................................123
A. Kesimpulan.........................................................................................126
B. Saran...................................................................................................127
DAFTAR PUSTAKA
iii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Luas lahan, produksi dan produktivitas usahatani jagung
di Provinsi Lampung tahun 2017....................................................................3
iv
15. Sebaran responden petani jagung berdasarkan pekerjaan sampingan
di Kecamatan Adiluwih Kabupaten Pringsewu tahun 2018.........................77
19. Rata - rata penggunaan benih jagung per usahatani jagung dan
per hektar di Kecamatan Adiluwih Kabupaten Pringsewu tahun 2018........88
20. Rata - rata penggunaan pupuk per usahatani jagung dan per hektar
di Kecamatan Adiluwih Kabupaten Pringsewu tahun 2018.........................88
23. Rata - rata penggunaan tenaga kerja usahatani jagung per hektar
di Kecamatan Adiluwih Kabupaten Pringsewu tahun 2018........................94
v
31. Indeks agribisnis tertimbang jagung segi kinerja usahatani
di Kecamatan Adiluwih Kabupaten Pringsewu tahun 2018.....................120
vi
47. Marjin pemasaran jagung di Kecamatan Adiluwih
Kabupaten Pringsewu MT I....................................................................188
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2. Sistem Agribisnis..........................................................................................17
viii
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
rumah tangga dalam kegiatan konsumsi yaitu sebagai bahan pangan dan pakan
bagi
2
hewan ternak. Jagung merupakan salah satu bahan baku utama dalam industri
Peran jagung lokal yang masih rendah dalam memenuhi kebutuhan industri
pakan ternak menjadikan jagung sebagai komoditas pangan dengan nilai impor
yang tinggi. Pada tahun 2014 nilai impor jagung Indonesia mencapai USD 807
juta dan periode Januari - April 2015 nilai impor jagug Indonesia adalah
sebesar USD 301 juta. Jumlah produksi jagung mencapai 19,03 juta ton pada
tahun 2014 dan Indonesia masih mengimpor jagung dengan volume mencapai
2017). Salah satu sebab belum tercukupinya kebutuhan jagung adalah belum
dengan mengimpor diatas 3 juta ton kecuali tahun 2012 hanya sebesar 1,81 juta
ton. Pada tahun 2014 volume impor jagung menjadi stabil sebesar 3,17 juta
ton dan mengalami kenaikan pada tahun 2015 menjadi 3,50 juta ton. Rata -
rata volume ekspor pada tahun 2011 - 2015 adalah 70,48 ribu ton dan
berbanding terbalik dengan volume impor sebesar 2,97 juta ton. Pada tahun
2015 volume ekspor sebesar 250,83 ribu ton. Berdasarkan data tersebut maka
terjadi defisit dari tahun 2011- 2015 dengan rata - rata 2,90 juta ton
juga dapat dijual sebagai sumber pendapatan. Jumlah luas panen, produksi dan
Adiluwih mencapai 4.340 ha dengan produksi sebesar 21.700 ton selama tahun
sebanyak 3.375 ton dan dengan luas panen 675 ha, kemudian diikuti oleh
Kecamatan Pagelaran dengan luas panen 30 ha dan produksi sebesar 1.575 ton.
2017).
Tabel 2. Luas panen, produksi dan produktivitas usahatani jagung di
Kabupaten Pringsewu tahun 2016
dengan anjuran dari pemerintah. Tidak sesuai anjuran yang dimaksud adalah
penggunaan benih dan pupuk tidak sesuai dengan anjuran yang menyebabkan
(Damiri, 2017). Berdasarkan pra survei yang telah dilakukan produksi yang
penyakit, curah hujan yang besar saat panen, rendahnya teknologi yang
digunakan dan harga penjualan yang menurun saat panen. Saat panen harga
sangat dimungkinkan dan dapat terlihat pada Tabel 3 bahwa produksi jagung di
umumnya diantara pelaku pemasaran jagung posisi petani adalah paling lemah
karena adanya keterbatasan modal dan informasi yang diterima petani terbatas
sehingga mendapatkan harga yang rendah. Selain itu petani masih menghadapi
tinggi marjin pemasaran maka akan semakin kecil pula peresentasi harga yang
diterima oleh petani (Firdaus, 2008). Lembaga penunjang yang ada yaitu
Keberhasilan suatu agribisnis juga dapat dilihat melalui empat subsistem yaitu
B. Identifikasi Permasalahan
Semua subsistem tersebut saling terkait satu dengan lainnya sehingga tidak ada
subsistem yang lebih penting dari subsistem lainnya karena apabila terjadi
gangguan pada salah satu subsistem akan mengganggu subsistem secara
kebutuhan jagung.
kabupaten lainnya yang ada di Provinsi Lampung. Data yang didapatkan dari
secara rutin pemerintah memberikan bantuan berupa benih jagung dan pupuk
yang dapat berlebih di sertai dengan harga yang murah dapat menyebabkan
adanya ketidaksesuaian anjuran dalam pemakaian. Ketidaksesuaian anjuran
yang dimaksud adalah penggunaan benih dan pupuk tidak sesuai dengan
penggunaan sarana produksi menjadi lebih atau kurang dalam pemakaian. Hal
Pringsewu?
memiliki manfaat yang luas mulai dari sebagai komoditas pangan dan industri
pakan untuk ternak. Kesejahteraan petani jagung salah satunya dapat diketahui
dari besarnya pendapatan yang diterima petani. Salah satu usaha untuk
meningkatkan pendapatan petani jagung adalah dengan meningkatkan
produksi. Produksi dan produktivitas adalah salah satu masalah yang sering
dihadapi petani dalam usahatani jagung. Data yang didapatkan dari BPS
masih dapat ditingkatkan sampai dengan produksi potensial yaitu 10-12 ton/ha
(Damiri, 2017).
Produktivitas yang belum optimal dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti
hama dan penyakit, curah hujan yang besar saat panen, rendahnya teknologi
yang digunakan dan harga penjualan yang menurun saat panen. Pendapatan
barang jadi atau barang setengah jadi. Namun sistem agribisnis jagung di
mengolah hasil panen jagung menjadi barang jadi atau setengah jadi seperti
pakan ternak agar memiliki nilai tambah yang berguna sebagai tambahan
menurun dan pendapatan yang diterima rendah. Pada tahun 2016 produksi
dan Juli tetapi terlihat harga jagung mengalami penurunan pada musim panen
tersebut. Permasalahan tersebut penting untuk diadakannya penelitian untuk
Pendapatan petani yang rendah dapat disebabkan oleh produksi yang belum
petani hanya sebatas menjual hasil panen kepada pedagang tanpa melakukan
pengolahan.
persentase bagian harga yang diterima petani semakin kecil (Firdaus, 2008).
umumnya diantara pelaku pemasaran jagung posisi petani adalah paling lemah
karena adanya keterbatasan modal dan informasi yang diterima petani terbatas
kekuatan dalam menentukan harga jual jagung. Saat petani hendak menjual
Persoalan lain terkait pemasaran adalah saat tejadi panen maka jagung akan
dihadapi petani jagung adalah bila petani akan mengolah jagung menjadi
pakan ternak, petani masih sulit untuk memasarkan hasil olahan. Hal tersebut
kerjasama dalam antar petani dalam kelompok tani masih rendah dikarenakan
sebagian besar petani tidak memiliki akses dalam pengadaan sarana produksi
atau input (Fitriani, 2015). Berdasarkan hal tersebut pemasaran dan lembaga
yang sangat penting dalam kegiatan sistem agribisnis. Apabila ke empat indeks
tersebut telah terpenuhi oleh standar maka kegiatan agribisnis dapat dikatakan
sebagai berikut:
Pringsewu?
3. Bagaimana efisiensi pemasaran jagung dan peranan lembaga penunjang
Kabupaten Pringsewu?
C. Tujuan
Berdasarkan permasalahan yang ada, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
Pringsewu
Kabupaten Pringsewu
D. Manfaat Penelitian
A. Tinjauan Pustaka
1. Ekonomi Jagung
Jagung sebagai salah satu komoditas pangan terus mengalami kenaikan dalam
sebagai bahan pangan juga mensuplai bahan baku energi nabati. Hal tersebut
dapat tercermin dari masih tingginya permintaan jagung dari beberapa importir
seperti India dan China sedangkan Amerika Serikat dan Australia sebagai
Hasil penelitian Rangkuti et al. (2014) bahwa jagung juga memiliki nilai
potensial yang tinggi karena dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan dan
setelah padi. Sebagai bahan pangan jagung mengandung 70% pati, 10%
pertanian kearah struktur produksi komoditas yang lebih beragam seperti pada
penelitian Sari et al. (2014). Bertanam jagung juga memiliki keuntungan besar
karena selain biji, batang jagung juga dapat dijadikan pakan ternak yang
potensial. Nilai ekonomis yang tinggi dari jagung dapat ditambahkan apabila
hampir semua jenis tanah. Risiko dalam penanaman jagung juga umumnya
jagung memiliki manfaat yaitu batang dan daun muda untuk pakan ternak,
batang dan daun tua sebagai pupuk hijau serta kompos, batang dan daun kering
untuk kayu bakar. Jagung selain bahan pangan juga dapat menjadi campuran
2. Agribisnis
vertikal dan horizontal serta subsistem lainnya seperti jasa - jasa yaitu finansial
Sistem Agribisnis
kesatuan usaha - usaha yang meliputi salah satu atau keseluruhan dari mata
Agribisnis adalah semua kegiatan ekonomi yang dimulai dengan seluruh sektor
Sistem pengadaan sarana produksi sering disebut dengan sektor hulu. Pada
kegiatan pabrik pupuk, usaha pengadaan bibit unggul pada tanaman pangan,
ini antara lain adalah koperasi, swasta, lembaga pemerintah, bank atau
kriteria tepat jumlah, tepat waktu, tepat mutu, tepat jenis dam tepat produk.
(Maulidah, 2012).
(Antara, 2010).
b. Subsistem usahatani
dan nelayan, dan termasuk dalam arti khusus yaitu kegiatan kehutanan
yang terlibat dalam subsistem ini adalah produsen yang terdiri dari petani,
Pada subsistem ini mencakup semua kegiatan terkait dengan pembinaan dan
Pendapatan suatu usahatani dipengaruhi oleh luas lahan, modal, tenaga kerja
dengan benih lain adalah kecil dalam risiko gagal panen sehingga
Agustian, 2014).
kali lipat dibandingkan dengan petani yang menggunakan non hibdrida. Hal
Pendapatan petani jagung dipengaruhi oleh luas lahan, jumlah benih, jumlah
al. (2014) menyatakan bahwa pendapatan petani jagung dapat lebih tinggi
koperasi.
1) Pendapatan tunai
usahatani.
2) Pendapatan kotor
waktu tertentu, baik yang dijual maupun tidak dijual. Pendapatan kotor
tidak tunai. Pendapatan kotor tunai didefinisikan sebagai nilai uang yang
bukan dalam bentuk uang misal nya pembayaran yang dilakukan dalam
3) Pendapatan bersih
penerimaan adalah perkalian dari total produksi dengan harga pasar yang
yang diperoleh dalam jangka waktu tertentu dan merupakan hasil perkalian
antara jumlah produksi total yang diperoleh dengan harga satuan dari hasil
produksi tersebut.
Seperti halnya dengan pendapatan, pada usahatani dikenal pula istilah
usahatani adalah nilai uang yang diterima dari penjualan produk usahatani
penerimaan tunai tidak mencakup yang berupa benda, sehingga nilai produk
tunai luar usahatani, adalah penerimaaan yang diperoleh dari luar aktivitas
usahatani seperti upah yang diperoleh dari luar usahatani, dan c) penerimaan
waktu, baik yang dijual (tunai) maupun yang tidak dijual (tidak tunai seperti
konsumsi keluarga, bibit, pakan, dan ternak ). Penerimaan kotor juga sama
Biaya dalam usahatani ada dua macam yaitu biaya tunai dan biaya tidak
tunai. Biaya tunai adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli input
seperti benih, pupuk, pestisida serta alat mesin pertanian dan untuk
dibedakan menjadi total fixed cost dan total variable cost. Total fixed cost
output berapa pun jumlah output yang dihasilkan. Contohnya adalah sewa
tanah,
pajak dan alat pertanian. Total variable cost adalah biaya yang besarnya
(Shinta, 2011).
2010). Pada subsistem ini memiliki peranan yang penting bila ditempatkan
jadi atau setengah jadi. Pengolahan ini dapat berupa proses pengupasan,
Hayami (1987) dalam penelitian Winanti et al. (2016) nilai tambah adalah
adanya pertambahan nilai karena suatu komoditas mengalami proses
faktor teknis dan faktor non teknis. Informasi atau keluaran yang diperoleh
dari hasil analisis nilai tambah adalah besarnya nilai tambah, rasio nilai
tambah, marjin dan balas jasa yang diterima oleh pemilik-pemilik faktor
produksi.
Menurut Hardjanto (1991) dalam penelitian Cipta et al. (2016) faktor teknis
produksi, penggunaan unsur tenaga kerja, jumlah bahan baku, dan input
penyerta. Faktor pasar meliputi harga jual output, upah tenaga kerja, harga
bahan baku, informasi pasar, modal investasi teknologi, dan nilai (input)
1) Besar nilai tambah yang terjadi akibat perlakuan tertentu yang diberikan
4) Besarnya peluang serta potensi yang dapat diperoleh dari suatu sistem
Menurut Hayami (1987) dalam penelitian Cipta et al. (2016), tujuan dari
analisis nilai tambah adalah untuk menaksir balas jasa yang diterima oleh
sebagai berikut.
input.
satuan input.
d. Subsistem pemasaran
pusat - pusat produksi dengan konsumen memiliki jarak yang jauh satu
penciptaan kegunaan waktu, tempat, bentuk dan pengolahan hak milik oleh
Tujuan dari adanya pemasaran adalah membuat agar penjual lebih banyak
dan mengetahui konsumen dengan baik agar produk dan layanan yang
diberikan sesuai dengan selera konsumen dan dapat terjual. Pasar dalam arti
sempit adalah tempat barang atau jasa diperjual belikan, sedangkan secara
luas pasar adalah besarnya permintaan dan penawaran pada suatu jenis
menurut Hasyim (2012) adalah suatu arti secara umum yang mencakup
seluruh aspek suatu sistem tataniaga. Organisasi pasar dapat
hubungan antara para pembeli dan penjual, antara penjual satu dengan
penjual lain, serta penjual dipasar dengan penjual potensial yang akan
memasuki pasar.
bentuk - bentuk keputusan apa yang dibuat oleh manajer dalam struktur
struktur dan perilaku pasar yang berkenaan dengan harga, biaya, dan
volume produksi.
pasar dalam melakukan tataniaga oleh seluruh individu atau lembaga yang
perantara untuk mendapatkan harga yang tinggi dari petani sehingga petani
satu upaya dalam memperbaiki harga pada tingkat petani adalah melalui
membutuhkan ruang yang relatif besar. Hal tersebut juga termasuk kedalam
sarana transportasi dan lain - lain. Subsistem ini dapat dinyatakan secara
subsistem yang telah dijelaskan tersebut saling terkait dan tergantung satu
adalah semua jenis kegiatan yang berfungsi dalam mendukung dan melayani
(2017).
Aktif maupun pasif nya subsistem jasa layanan pendukung memiliki fungsi
intinya adalah agar dapat berbuat sesuatu untuk mengurangi beban dan
lembaga agribisnis yang terlibat seperti tingkat kepuasan tertinggi yang ada
Menurut Dinata et al. (2014) lembaga penunjang lain yang cukup penting
manfaat bagi petani yaitu berupa manfaat ekonomi. Harga pelayanan yang
diberikan dan sisa hasil usaha adalah manfaat ekonomi yang diterima
Pertanian dapat dilihat dengan cara pandang yang baru yaitu melalui agribisnis.
adalah cara pandang berubah dari hanya melihat subsistem menjadi sistem.
Bila agribisnis usahatani hanya dilihat dari segi susbsistem saja maka tidak
akan terlepas dari kegiatan non usahatani seperti agribisnis hulu dan hilir. Cara
2. agribisnis bersifat fleksibel dalam situasi yang berubah - ubah karena tidak
3. memiliki tenaga penjualan dan wirausaha yang tahan banting (yang tidak
4. adanya perubahan selera konsumen dari produk tahan lama ke produk baru
2010).
B. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan Tahir dan Suddin (2017) yang berjudul “Analisis
menunjukkan usahatani jagung pada lahan sawah dan tegalan layak dan
R/C lebih tinggi yang memiliki arti lebih efisien. Namun dari segi pendapatan
usahatani jagung lahan sawah lebih besar dibandingkan tegalan tetapi dari sisi
Selatan” menggunakan metode analisis pendapatan, analisis rasio R/C dan uji
koperasi adalah 2,59 dan 1,95 sedangkan nilai R/C yang diperoleh pada MT I
dari total pendapatan rumah tangga petani anggota koperasi per tahun.
mendapatkan profit yang lebih besar yaitu Rp 800,00 dan yang menjual kepada
atau II profit marjin yang diterima pedagang masih lebih besar dibandingkan
Penelitian Apriani et al. (2016) yang berjudul “Analisis Usahatani Jagung (Zea
terbagi menjadi dua yaitu biaya tetap dan biaya variabel dan didapatkan biaya
Rp 3.551.903,90. Hasil analisis rasio R/C sebesar 1,51 dan memiliki arti
pupuk dan tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap produksi jagung dengan
tingkat signifikan 90%. Penggunaan sarana produksi seperti benih dan pupuk
juga masih belum optimal dari anjuran yang telah diterapkan. Penggunaan
sebesar Rp 5.071.746,00/ha.
dipengaruhi oleh modal, luas lahan, tenaga kerja, pengalaman dan jumlah
tanggungaan. Luas lahan dan tenaga kerja merupakan variabel yang paling
jagung. Analisis rasio output/input (O/I) diperoleh sebesar 2,73 yang artinya
dari bidang off farm dan non farm. Kesejahteraan pada lokasi penelitian
sejahtera.
Penelitian Thenu et al. (2014) yang berjudul “Analisis Usahatani Jagung dan
kuantitatif yang meliputi analisis keuntungan dan rasio B/C. Hasil analisis
produksi yang digunakan. Harga jagung juga ditentukan oleh musim tanam
Aspek ekologi dalam usahatani ini adalah bahwa petani memiliki kearifan lokal
dengan menghasilakan kestabilan sosial dan budaya pada setiap lembaga yang
nyata terhadap usahatani jagung. Hasil penelitian yang lain mengenai pupuk
menunjukkan bahwa penggunaan pupuk oleh petani relatif sedikit dari dosis
sebesar Rp 1.521.515,66.
Pemasaran Jagung (Zea mays L.) (Studi Kasus di Desa Segunung , Kecamatan
besar. Share yang didapatkan petani rendah dan menunjukkan bahwa petani
tidak cukup terlibat dalam proses pembentukan harga. Semakin tinggi
pustaka yang telah dilakukan terlihat bahwa apabila antar pelaku agribisnis
dalam peningkatan pendapatan. Harga jual hasil panen akan lebih baik dan
stabil apabila dijual langsung kepada pedagang besar yang bermitra karena
yaitu untuk mengetahui sistem agribisnis. Selain itu metode analisis yang
menjadi perbedaan adalah pada penelitian yang akan saya lakukan tidak adanya
nilai tambah dikarenakan tidak ada pengolahan pasca panen jagung. Selain itu
Perbedaan lainnya dalam penelitian yang saya lakukan adalah adanya indeks
mendapatkan nilai tambah dari produk yang dihasilkan sehingga tahap akhir
yang baik adalah pemasaran yang efisien. Apabila ketiga indeks tersebut telah
lancar. Berdasarkan uraian tersebut maka penelitian saya akan menyajikan hal
yang berbeda yaitu hasil penelitian dapat digunakan secara umum pada suatu
pengumpulan data dan metode analisis data yang digunakan dalam pengolahan
data.
C. Kerangka Pemikiran
petani belum optimal yakni penggunaan benih dan pupuk yang tidak sesuai
kegiatan yang berkaitan dengan pengadaan sarana produksi jagung serta biaya -
biaya yang dikeluarkan. Sarana produksi yang digunakan adalah lahan, benih,
pupuk, pestisida, alat dan mesin pertanian, dan tenaga kerja. Pelaksanaan
juga akan mempengaruhi produksi jagung yang dihasilkan. Jagung yang telah
didapatkan. Apabila hasil perhitungan rasio R/C >1 maka usahatani yang
dilakukan menguntungkan dan apabila R/C < 1 maka usahatani yang dilakukan
tidak menguntungkan.
Jagung yang dihasilkan adalah hasil produksi yang akan dijual oleh petani
Setiap lembaga pemasaran pada sistem agribisnis jagung memiliki fungsi yang
perilaku pasar dan keragaan pasar. Struktur pasar dan perilaku pasar
efisien.
kelancaran dari sistem agribisnis yang dapat terlihat dari indeks sistem
produksi atau input, usahatani yang dapat terlihat dari keberhasilan kinerja
efisiensi dari pemasaran. Apabila keempat indeks tersebut telah terpenuhi oleh
Analisis Deskriptif Kualitatif Analisis Keuntungan Efisiensi Pemasaran Analisis Deskriptif Kualitatif
Rasio R/C Struktur pasar
Perilaku pasar
Keragaan pasar
Gambar 3. Kerangka pemikiran sistem agribisnis jagung di Kecamatan Adiluwih Kabupaten Pringsewu 44
45
Agribisnis jagung adalah sistem usaha mulai dari pengadaan sarana produksi,
budidaya, panen dan pemasaran yang didukung oleh lembaga penunjang terkait
alam, tenaga kerja, modal yang sesuai dengan kondisi lingkungan untuk
Petani adalah seorang individu atau sekelompok orang yang melakukan usaha
Luas lahan adalah luas tempat yang digunakan petani untuk melakukan
Benih adalah bahan tanam yang digunakan petani dalam proses produksi untuk
Jumlah pupuk adalah banyaknya pupuk Urea, NPK, Phonska dan pupuk
kandang yang digunakan oleh petani dalam proses produksi selama satu musim
Jumlah tenaga kerja adalah banyaknya tenaga kerja yang digunakan selama
proses produksi dalam satu musim. Tenaga kerja dibedakan menjadi dua yaitu
tenaga kerja dalam keluarga dan tenaga kerja luar keluarga. Penggunaan
Jumlah obat - obatan adalah banyaknya bahan kimia yang digunakan untuk
Jumlah nilai saprodi adalah banyaknya nilai uang saprodi yang digunakan
petani dalam berusahatani jagung, dapat dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp).
Cara menghitungnya adalah setiap jenis saprodi yang digunakan oleh petani
Produksi jagung adalah jumlah hasil panen jagung yang dihasilkan dalam satu
Harga produk adalah harga jagung pada tingkatan petani dan dinyatakan dalam
Penerimaan adalah nilai hasil yang diterima petani yang diperoleh dari
perkalian antara jumlah hasil produksi jagung yang dihasilkan dengan harga
dikurangi biaya yang dikeluarkan selama proses produksi dalam satu kali
Biaya produksi adalah nilai uang dari faktor produksi yang dikorbankan oleh
petani pada proses produksi jagung selama satu musim tanam, mencakup biaya
tetap dan biaya variabel, diukur dalam satuan rupiah per unit (Rp/unit).
Biaya total adalah semua pengeluaran yang dikeluarkan dalam proses produksi
jagung, yang terdiri dari biaya tunai dan biaya yang diperhitungkan, diukur
Biaya tunai adalah biaya yang dikeluarkan secara tunai untuk mempelancar
petani dalam usahatani jagung, tetapi masuk dalam perhitungan biaya, dan
Biaya tetap adalah jumlah biaya yang bersifat tetap dan tidak tergantung oleh
Biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan dalam satu musim tanam yang
besarnya tergantung pada macam input yang digunakan, diukur dalam satuan
rupiah (Rp).
Biaya pemasaran adalah semua biaya yang diperlukan untuk mendistribusikan
dan memasarkan jagung meliputi biaya transportasi, biaya karung, biaya sopir
dan biaya tenaga kerja yang diukur dalam satuan rupiah (Rp).
ditujukan untuk memindahkan barang atau jasa dari tangan produsen ke tangan
(pabrik).
Pabrik adalah salah satu lembaga pemasaran yang membeli jagung dari
tingkat produsen atau jumlah marjin di tiap lembaga pemasaran, diukur dalam
keuntungan pada setiap lembaga pemasaran dan biaya yang dikeluarkan pada
kegiatan pemasaran.
Harga di tingkat produsen adalah harga jagung yang diterima petani saat
transaksi jual beli, diukur dalam satuan rupiah per kilogram (Rp/kg).
Volume jual adalah jumlah jagung yang dijual saat transaksi jual beli, diukur
dalam kilogram (kg). Volume beli adalah jumlah jagung yang dibeli oleh
Saluran pemasaran adalah semua pihak yang terlibat dalam memasarkan suatu
jagung yang dihasilkan dari produsen sampai pada pabrik olahan sehingga
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei.
sampel dari sebuah populasi yang relatif besar. Sebelum melakukan survei ke
tempat penelitian maka diperlukan perencanaan yang matang serta diperhatikan
secara benar agar tujuan dapat tercapai. Data yang diteliti adalah data primer
berupa daftar pertanyaan yang telah disiapkan dan pengamatan serta pencatatan
tingkat pusat maupun daerah seperti Badan Pusat Statitisk, Dinas Pertanian,
Teknik pengumpulan data tergantung dari jenis data yang akan dikumpulkan.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Pengamatan langsung
merupakan salah satu cara yang efektif untuk mempelajari masalah dalam
waktu yang singkat. Pada kasus tertentu, studi lapangan dapat menyajikan
dilakukan.
produksi jagung dengan produksi tertinggi serta dengan jumlah petani jagung
semua petani yang tergabung dalam kelompok tani, memiliki pola tanam
Penentuan jumlah sampel dilakukan dengan rumus perhitungan pada Issac dan
Keterangan:
n = jumlah sampel
N = Jumlah populasi
Z = Distribusi Z atau Z-score dari unit populasi (95% = 1,96)
S2 = tingkat kepercayaan (5% = 0,05)
d = simpangan baku (5% = 0,05)
()( )
n= ()()( )
= 72,96 ≈ 73
na =
x nab
Keterangan:
n = x 73
a
=28
b n = x 73
= 45
yang diberikan tersebut. Setelah melakukan pra survei secara umum saluran
pengadaan pupuk dan pestisida melalui 6 T yaitu tepat jenis, tepat harga,
Analisis data yang digunakan untuk menjawab tujuan ini adalah metode
usahatani jagung didapatkan dari selisih antara penerimaan dan biaya yang
π = TR – TC
Dimana
π = Pendapatan usahatani
TR = Penerimaan usahatani
TC = Biaya usahatani
TR = Y.Py
Dimana:
Sedangkan total biaya diperoleh dari seluruh biaya yang dikeluarkan dalam
TC = FC+VC
Dimana:
Layak atau tidak nya suatu usahatani dapat menggunakan analisis rasio R/C.
dengan biaya total usahatani selama proses produksi. Rasio R/C juga dapat
menunjukkan besar penerimaan yang akan diperoleh dari setiap rupiah yang
R/C =
Dimana:
b. Jika R/C = 1, maka usahatani yang dilakukan berada pada titik impas
dikeluarkan.
3. Analisis pemasaran
selain itu digunakan analisis rasio keuntungan marjin untuk keragaan pasar.
(Hasyim, 2012).
πi = Mji – bti
RPM =
Menurut Hasyim (2012) nilai RPM yang relatif menyebar merata pada
pemasaran tidak sama dengan nol, maka sistem pemasaran tersebut tidak
efisien.
dan pasar dalam kelancaran sistem agribisnis jagung dalam mendukung dan
beda. Berjalan baik atau belum nya sistem agribisnis diperlukan indeks
Harisudin, 2013).
Jumlah 16 0
Indikator yang digunakan merupakan perpaduan dalam panduan
Agricultural Practices)”.
Jumlah 8 0
1 = petani dapat
menentukan harga
(tidak ada tawar
menawar)
Efisiensi 0,1 1 0 0 = belum efisien
pemasaran 1 = sudah efisien
Jumlah 6 0
Indikator tersebut digunakan untuk melihat baik atau tidak nya sistem
(2013).
( )
=
k
Keterangan:
Z = Interval kelas
X = Nilai
tertinggi Y =
Nilai terendah
penilaiannya adalah (0,00 - 8,00) belum baik dan (8,01 - 16,00) baik.
sehingga penilaiannya adalah (0,00 - 4,00) belum baik dan (4,01 - 8,00)
adalah 0, sehingga penilainnya adalah (0,00 - 3,00) belum baik dan (3,01 -
dilakukan dengan cara skor masing - masing indikator dibagi dengan skor
berada pada indeks baik atau belum baik. Setelah setiap subsistem
ditimbang, maka untuk melihat keseluruhan indeks agribisnis dapat
(16 16) (8 8) (6 6)
i=
16 8 6
i= 11,86
Keterangan:
wi = bobot data ke i
n = jumlah data
Kabupaten Pringsewu terletak pada posisi 104o42’ - 105o8’ Bujur Timur dan
antara 5o8’ - 6o8’ Lintang Selatan. Luas wilayah daratan Kabupaten Pringsewu
sebesar 625 km2 yang hampir seluruhnya berupa wilayah daratan. Wilayah
Potensi sumber daya alam yang ada pada Kabupaten Pringsewu sebagian besar
diresmikan pada tanggal 3 April 2009. Pada tahun 2013 jumlah kecamatan di
memiliki curah hujan rata - rata 225,75 mm/bulan dan rata - rata jumlah hari
65
mb.
Jumlah penduduk Pringsewu tahun 2016 sebesar 390.486 jiwa yang terdiri dari
besar penduduk Kabupaten Pringsewu berada pada usia produktif yaitu pada
Luas panen terluas tanaman pangan di Kabupaten Pringsewu adalah padi dan
35.002 jiwa yang terdiri dari 17.933 jiwa penduduk laki - laki dan 17.069 jiwa
penduduk perempuan.
Luas Kepadatan
Penduduk
No Pekon Wilayah Penduduk
(jiwa)
(km2) (jiwa/km2)
1 Sinarwaya 978 2,66 268
2 Bandung Baru 5.396 7,91 682
3 Waringinsari Timur 5.054 9,34 541
4 Tritunggal Mulya 2.011 6,66 302
5 Sukoharum 1.750 7,52 233
6 Enggal Rejo 1.273 3,46 368
7 Adiluwih 3.802 9,48 401
8 Purwodadi 2.886 5,43 531
9 Bandung Barat 1.914 2,90 660
10 Totokarto 2.533 4,31 588
11 Kutawaringin 2.924 5,48 534
12 Srikaton 2.893 5,94 487
13 Tunggul Pawenang 1.588 3,73 426
Jumlah 35.002 74,82 468
sawah, ladang jagung dan pepohonan. Pasar Bandung Baru termasuk dalam
Kecamatan Adiluwih. Keadaan pasar ini cukup besar dan ramai. Jalan dari
kendaraan sendiri, karena tidak adanya angkutan umum menuju desa. Jalan
yang ditempuh juga cukup sulit dikarenakan jalan yang rusak dan berlubang.
Selain itu, sebagian besar jalan juga masih berbatu. Perjalanan tersebut
melewati perumahan warga serta usaha pertanian seperti ladang jagung, sawah,
yang dibudidayakan antara lain adalah padi, jagung, kedelai, ubi kayu, kacang
tanah dan kacang hijau. Berikut adalah luas panen dan produksi tanaman
dengan produksi sebesar 21.700 ton dan produktivitas sebesar 5,00 ton/ha.
serta tanaman perkebunan lain yaitu karet, lada, kopi dan lain - lain. Hasil
produksi dari masing - masing tanaman tersebut adalah 798 ton/ha, 562 ton/ha,
326 ton/ha dan 316 ton/ha. Tanaman rempah - rempahan yang dibudidayakan
pada Kecamatan Adiluwih adalah kencur, jahe, kunyit dan lengkuas. Tanaman
hortikultura yang menjadi unggulan adalah cabai merah, terong, tomat, kacang
1. Desa Srikaton
Desa Srikaton memiliki luas wilayah seluas 594 ha. Desa Srikaton memiliki
sebelah selatan yaitu Desa Enggalrejo, sebelah barat yaitu Desa Adiluwih dan
ketinggian tanah 450 m dpl. Desa Srikaton memiliki suhu udara rata - rata
laki - laki sebanyak 1.470 jiwa dan penduduk wanita sebesar 1.423 jiwa. Desa
jarak dari desa menuju kabupaten ± 22 km. Perjalanan menunju Desa Srikaton
dari sebelah barat yang berbatasan dengan Desa Adiluwih adalah jalan aspal.
Jalan utama Desa Srikaton di penuhi dengan perumahan dan lahan kosong
yang biasanya ditanami tumbuhan. Warga desa juga banyak yang memiliki
Jalan aspal hanya ada pada jalan utama sedangkan untuk jalan menuju desa
atau tempat lain masih tanah dan berbatu. Keadaaan jalan tersebut
keluar dari desa. Jalan selain jalan utama yakni jalan tanah dan berbatu
Perjalanan menuju ladang dan sawah adalah berbatu tajam dan tanah sehingga
sedikit menyulitkan bagi orang baru yang akan menuju ladang. Ladang jagung
antar petani satu dengan lain biasanya saling berdekatan karena dapat
mengurangi terjadinya serangan hama penyakit pada tanaman lain. Hal ini
juga menjadi salah satu faktor pemilihan varietas jagung sama. Berikut adalah
pertanian, sehingga desa ini memiliki potensi lahan pertanian. Lahan pada
desa Srikaton juga cocok untuk usaha pertanian. Data pada Tabel 9
basah dan lahan kering. Lahan basah digunakan untuk sawah dalam menanam
padi. Lahan ladang digunakan untuk menanam jagung, ubi kayu dan sayur.
Terlihat pada data bahwa luas lahan terluas adalah ladang. Ladang pada desa
Desa Waringinsari Timur memiliki luas wilayah seluas 934 ha. Desa
sebelah barat yaitu Desa Waringisari Barat dan sebelah timur yaitu Desa Tri
Tunggal Mulyo dan Desa Enggal Rejo. Desa Waringinsari Timur memiliki pH
tanah sebesar 4,5 - 5. Kemiringan tanah untuk tanah datar adalah 15 persen,
sebesar 5.054 jiwa dengan komposisi penduduk laki - laki sebanyak 2.603 jiwa
dikarenakan desa ini salah satu desa terujung yang ada pada Kecamatan
Adiluwih. Jarak dari desa menuju kabupaten atau pusat adalah ± 15 km dan
pintas menuju kabupaten. Jalan menuju Desa Waringinsari Timur cukup sulit
karena berbatu tajam apabila ditempuh dari Desa Srikaton. Apabila ditempuh
dari Desa Waringinsari Barat jalan beraspal namun tidak panjang dan
selanjutnya jalan masi berbatu tajam. Jalan menuju desa ini cukup sulit, selain
dikarenakan infrastruktur yang belum baik juga lokasi desa yang cukup jauh
Perjalanan menuju Desa Waringinsari Timur dari Desa Srikaton melewati Desa
Enggal Rejo. Perbatasan Desa Enggal Rejo dengan Desa Waringinsari Timur
dibatasi oleh tugu selamat datang. Sepanjang perjalan dari perbatasan desa
tersebut melalui perladangan petani yaitu jagung, sayur dan kakao. Memasuki
pemukiman warga terdapat beberapa warga yang memiliki usaha dirumah nya
mulai dari berdagang kebutuhan rumah tangga, bengkel dan pengisian bahan
bakar. Pada pemukiman ini suasana pada siang hari cukup sepi dikarenakan
pada siang hari masyarakat yang sebagian besar petani pergi ke ladang.
Pasar Jati Rejo merupakan pasar di tengah Desa Waringinsari Timur. Jarak
antara Pasar Jati Rejo dengan balai desa ± 500 meter. Jalan antara pasar dan
balai desa cukup baik dikarenakan sudah beraspal. Pasar ini hanya buka pada
hari Sabtu, sehingga pada hari lain jalan di pasar ini juga cukup sepi.
Perjalanan menuju ladang di desa ini juga harus melalui jalan tajam berbatu.
Selain itu jalan menuju ladang lebih sepi dibandingkan dengan Desa Srikaton.
Namun wilayah Desa Waringinsari Timur luas. Wilayah yang cukup luas pada
Tabel 10. Penggunaan lahan pertanian di Desa Waringinsari Timur tahun 2016
No Luas Lahan
Jenis Lahan (ha)
1 Sawah 25,00
2 Ladang 572,54
3 Hutan rakyat 0,00
4 Perkebunan 250,73
5 Kolam 0,25
Jumlah 848,52
dua yaitu lahan basah dan lahan kering. Lahan basah digunakan oleh petani
digunakan untuk menanam jagung, ubi kayu, kakao serta tanaman sayur.
Terlihat pada data bahwa penggunaan lahan terbanyak adalah ladang yang
monokultur. Selain jagung komoditas unggulan pada desa ini adalah sayuran
yaitu cabai, tomat, terong dan kacang panjang. Lahan basah digunakan untuk
menanam padi.
126
A. Kesimpulan
responden mengharapkan harga benih turun dan harga sarana produksi lain
pemerintah kecuali penggunaan pupuk Urea yang lebih dan pupuk NPK
menguntungkan karena nilai R/C atas biaya tunai dan biaya total lebih dari
satu.
3. Pemasaran jagung ini belum efisien karena struktur pasar oligopsoni pada
tingkat pertama dan kedua, belum adanya kekuatan penentuan harga jagung
dari petani, nilai keuntungan marjin dan pangsa yang belum merata.
agribisnis segi kinerja usahatani dan pemasaran belum baik. Indeks rata-
B. Saran
jagung.
DAFTAR PUSTAKA
Apriani, A.E., Soetoro dan M.N. Yusuf. 2016. Analisis Usahatani Jagung (Zea
mays L) (Suatu kasus di Desa Pancawangi Kecamatan Pancatengah
Kabupaten Tasikmalaya). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agroinfo Galuh, Vol.
2 (3) Mei 2016. Pp: 145-150.
https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/agroinfogaluh/article/download/277/2
77. Diakses pada tanggal 25 Oktober 2017.
Cipta, P., S. Widjaya dan E. Kasymir. 2016. Analisis Kelayakan Finansial dan
Nilai Tambah Agroindustri Serat Kelapa (Cocofiber) di Kecamatan
Katibung Kabupaten Lampung Selatan. Jurnal Ilmu - Ilmu Agribisnis
(JIIA),Vol 4 (4), Oktober 2016. Pp: 359-366.
http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JIA/article/view/1517/1371. Diakses
pada tanggal 25 Oktober 2017.
Dinas Pertanian Kabupaten Pringsewu. 2017. Produksi dan Luas Panen Jagung
di Kabupaten Pringsewu. Pringsewu.
Hariyadi, A. 2011. Jagung sebagai Bahan Pangan, Pakan Ternak dan Bahan
Baku Industri. Kementerian Pertanian.
http://cybex.pertanian.go.id/materipenyuluhan/detail/11106/jagung-
sebagai-bahan-baku-industri. Diakses pada tanggal 28 Januari 2017.
Sari, D.K., D. Haryono dan N. Rosanti. 2014. Analisis Pendapatan dan Tingkat
Kesejahteraan Rumah Tangga Petani Jagung di Kecamatan Natar
Kabupaten Lampung Selatan. Jurnal Ilmu - Ilmu Agribisnis (JIIA),Vol 2
(1), Januari 2014. Pp: 64-70.
jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JIA/article/view/562 . Diakses pada tanggal
28 Desember 2017.
Soegiri, H. 2009. Prospek Indeks Tendensi Bisnis Jawa Timur. Jurnal Riset
Ekonomi dan Bisnis, Vol 9 (2), September 2009. Pp: 66 - 79.
http://ejournal.upnjatim.ac.id/index.php/rebis/article/viewFile/30/20.
Diakses pada tanggal 10 November 2018.
Susanti, S., D. A. H. Lestari dan E. Kasymir. 2017. Sistem Agribisnis Ikan Patin
(Pangasius Sp) Kelompok Budidaya Ikan Sekar Mina di Kawasan
Minapolitan Patin Kecamatan Kota Gajah Lampung Tengah. Jurnal Ilmu
- Ilmu Agribisnis (JIIA),Vol 5 (2), Mei 2017. Pp: 116-123.
http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JIA/article/view/1648/1474. Diakses
pada tanggal 27 Oktober 2017.
Tahir, A.G. 2017. Analisis Pendapatan Usahatani Jagung pada Lahan Sawah dan
Tegalan di Kecamatan Ulaweng, Kabupaten Bone Sulawesi Selatan.
Jurna Galung Tropika, Vol 6 (1), April 2017. Pp: 1-11.
http://jurnalpertanianumpar.com/index.php/jgt/article/view/208. Diakses
pada tanggal 9 Maret 2018.
Winanti, P.A., S. Widjaya dan L. Marlina. 2016. Kelayakan Usaha dan Nilai
Tambah Agroindustri Tempe. Jurnal Ilmu - Ilmu Agribisnis (JIIA), Vol 5
(2), Mei 2017. Pp: 124-133.
http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JIA/article/view/1649/1475. Diakses
pada tanggal 20 Desember 2017.