PTK Ipa I
PTK Ipa I
BAB I
PENDAHULUAN
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa,
dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, rasa tanggung jawab
tujuan pendidikan yang bukan hanya dimensi pengetahuan (kognitif), tetapi juga
dimensi lainnya yaitu sikap (afektif) dan keterampilan (psikomotor). Maka dengan
selalu dihadapi oleh setiap orang yang bergelut dalam profesi keguruan
yang telah dicapai meskipun disadari bahwa apa yang telah dicapai sepenuhnya
pemikiran dan kerja keras untuk memecahkan masalah- masalah yang dihadapi
dapat belajar secara aktif dan menyenangkan sehingga siswa dapat meraih hasil
Menurut hasil observasi penulis, hasil belajar siswa pada mata pelajaran
IPA di kelas VIIIF 20 Kendari untuk materi Gaya dan Gerak masih cukup
rendah dari 24 orang siswa terdapat 14 orang siswa atau sekitar 58.33% siswa
tidak memiliki pemahaman yang baik pada materi Gerak dan Gaya pada
pelajaran IPA SMP dan hanya sekitar 10 atau sekitar 42.66% siswa yang memiliki
pemahaman yang baik sementara pencapaian nilai KKM yaitu 72. Dari data awal
tersebut maka dapat dikatakan bahwa nilai ketuntasan hasil belajar siswa VIIIF
20 Kendari untuk materi Gaya dan Gerak secara rata-rata siswa tidak memenuhi
model pembelajaran guru yang diterapkan yang masih bersifat konvensional yaitu
dengan menggunakan metode ceramah yang bersifat monoton dan hanya berpusat
3
kepada guru sehingga situasi pembelajaran menjadi kurang partisipatif dan siswa
siswa juga sangat rendah pada materi yang diajarkan oleh guru.
tetapi diselasaikan dalam kolaboratif grup. Dia juga berpendapat: “ The groups
presented and defended their solution strategies to their peers. The PCL approach
mathematics. PCL appeared useful with any curriculum if the teacher understood
and property implemented the components of the approach”. Dengan kata lain,
matematika. Selain itu, PCL juga dapat digunakan untuk kurikulum apapun, hanya
menyakini dapat meningkatkan hasil belajar siswa VIIIF 20 Kendari untuk materi
Gaya dan Gerak . Keyakinan ini di dasari pada karakteristik model pembelajaran PCl
berikut:
tersebut.
4
terdapat proses dimana siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif dan
kolaboratif.
eksperimen yang benar atau jawaban yang benar terhadap pertanyaan masalah
semata.
kehidupan sehari-hari.
menerima, mendengar, dan mencatat hal yang disampaikan guru sehingga siswa
Learning dianggap mampu meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
IPA di Kelas VIIIF 20 Kendari untuk materi Gaya dan Gerak. Maka untuk itu
agar dapat memperoleh hasil yang bersifat empirikal dan ilmiah maka perlu
VIIIF Pada Materi pokok Gerak dan Gaya di SMP Negeri 20 Kendari.
B. Rumusan Masalah
5
ini adalah:
1. Bagaimana deskripsi aktivitas belajar siswa di kelas VIIIF pada materi Gaya
Learning?
Learning?
kelas VIIIF pada materi Gaya dan Gerak SMP Negeri 20 Kendari ?
C. Tujuan Penelitian
kelas VIIIF pada materi Gaya dan Gerak SMP Negeri 20 Kendari?
kelas VIIIF pada materi Gaya dan Gerak SMP Negeri 20 Kendari
kelas VIIIF pada materi Gaya dan Gerak SMP Negeri 20 Kendari.
D. Manfaat Penelitian
6
BAB II
KAJIAN TEORI
Secara umum orang sering berpandangan bahwa belajar itu hanya menulis dan
usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengamatan sendiri dalam interaksi
potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat.
Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang
dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya.
Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus
dan output yang berupa respon.Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru
kepada pelajar, sedangkan respons berupa reaksi atau tanggapan pelajar terhadap
Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk
8
diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur, yang dapat
diamati adalah stimulus dan respons, oleh karena itu apa yang diberikan oleh guru
(stimulus) dan apa yang diterima oleh pelajar (respons) harus dapat diamati dan
yang telah melakukan belajar pasti akan mengalami banyak perubahan. Orang
yang belajar tentang moral, ia akan berusaha merubah sifatnya sesuai dengan apa
yang telah dia baca, misalnya menjadi seorang panutan ditengah masyarakat.
Kalau seorang telah membaca buku tentang cara bergaul dengan orang-orang
orang di kota.
dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan
untuk memperoleh tujuan tertentu. Dengan demikian, belajar itu bukan sekedar
perubahan perbuatan, akan tetapi termasuk yang terjadi akibat faktor-faktor yang
disengaja melalui kegiatan belajar dimana kegiatan belajar ini dilakukan untuk
Perubahan itu tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi
watak, penyesuaian diri yang dilakukan oleh tiap individu sejak lahir sampai
meninggal dunia dengan mempunyai tujuan tertentu. Jadi, dapat dikatakan bahwa
9
belajar itu sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga yang menuju perkembangan
pribadi manusia seutuhnya, akan suatu hal yang dipelajari dapat terus tersimpan
dalam pikiran individu terutama akan sesuatu yang selalu dilakukan berulang-
ulang.
capacity, which persists over a period of time, and which is not simple ascribable to
lama yang bukan berasal dari proses pertumbuhan yang sederhana. Pandangan lain
tentang belajar dikemukakan Muhibin Syah (2004:65) dikuti dari Kleden bahwa
belajar mencakup
Jika seseorang belajar bersepeda, maka ia akan langsung menaiki sepeda dan
Belajar inilah yang disebut sebagai proses pembelajaran yang sejati. Belajar hidup
bersama (learning to life together), yaitu bersosialisasi dengan teman sebaya dan
mempraktikannya, karena sudah menjadi terbiasa, maka hasil dari belajar itu
10
mampu memunculkan jati diri pembelajar tersebut. Dari beberapa definisi belajar
di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa belajar adalah perubahan tingkah
laku atau watak seseorang yang bersifat tetap sebagai hasil dari pengalaman dan
a. Belajar Responden.
Dalam belajar ini, suatu respon dikeluarkan oleh suatu stimulus yang telah
Maya bisa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh gurunya dengan benar.
Akibatnya Maya semakin giat belajar. Senyum dan pujian guru ini merupakan
belajar.
b. Belajar Kontiguitas
Belajar dalam bentuk ini tidak memerlukan hubungan stimulus tak terkondisi
respons dapat menghasilkan suatu perubahan dalam perilaku individu. Hal ini
dilihat jika seseorang memberikan respon atas pertanyaan yang belum lengkap,
11
seperti ”dua kali dua sama dengan?” Maka pasti bisa menjawab”empat”.
Itu adalah contoh asosiasi berdekatan antara stimulus dan respon dalam waktu
yang sama.
c. Belajar Operant
Belajar bentuk ini sebagai akibat dari reinforcement, bukan karena adanya
Respon ini bisa berupa pernyataan, gerakan dan tindakan. Misalnya respon
ucapan guru “bagus sekali”, “kamu dapat satu poin”, dan sebagainya.
d. Belajar Observasional
mengamati orang lain melakukan apa yang akan dipelajari. Misalnya anak
kecil belajar makan itu dengan mengamati cara makan yang dilakukan oleh
e. Belajar Kognitif
siswa, insight, kognisi dari hubungan esensial antara unsur-unsur dalam situasi
ini. Jadi belajar tidak hanya timbul dari adanya stimulus-respon maupun
belajar.
bentuk belajar menjadi lima bentuk, yang merupakan inti dari teori belajar, yaitu
dengan respon. Kontiguitas sama dengan responden, akan tetapi untuk responden
yang paling sederhana karena individu hanya mengamati orang lain kemudian
bermain, berkebun.
mengambil keputusan.
13
bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku atau watak seseorang yang bersifat
tetap sebagai hasil dari pengalaman dan latihan bukan karena proses pertumbuhan
maupun kematangan
3. Konsep Pembelajaran
membantu seorang mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai yang baru.
membuat siswa belajar secara aktif, yang menekan pada penyediaan sumber
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar. Pembelajaran sebagai proses belajar yang di bangun oleh guru untuk
pelajaran.
dalam suasana interaksi edukatif, yaitu interaksi yang sadar akan tujuan, artinya
interaksi yang telah di canangkan untuk suatu tujuan tertentu setidaknya adalah
metodologis berakar dari pihak pendidik yaitu guru, dan kegiatan belajar secara
pedadogis terjadi pada diri peserta didik. Menurut Knirk dan Gustafson (1986:15)
yaitu guru (pendidik), siswa (peserta didik), dan kurikulum. Komponen tersebut
kegiatan yang dirancang oleh guru untuk membantu seseorang mempelajari suatu
kemampuan dan atau nilai yang baru dalam suatu proses yang sistematis melalui
didik dalam proses pembelajaran. Guru sebagai sumber belajar, penentu metode
belajar, dan juga penilai kemajuan belajar meminta para pendidik untuk
berpendapat bahwa pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk
Jadi didalam pembelajaran itu ditemukan dua pelaku yaitu pelajar dan
kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional untuk membuat siswa
pengajaran yang dibuat oleh guru secara konvensional disebut juga persiapan
perilaku peserta didik sebagai hasil interaksi antara dirinya dengan pendidik
16
kebutuhan hidupnya.
Dalam kegiatan belajar, selalu menginginkan hasil belajar yang lebih baik.
Dalam hal ini, hasil belajar diartikan sebagai suatu kemampuan atau tingkat
mengajar. Hasil belajar yang berkualitas dapat diketahui ke arah yang lebih baik
bersifat permanen.
adalah perubahan yang terjadi pada individu yang belajar. Dapat pula diartikan
bahwa hasil belajar adalah hasil yang dicapai akibat perubahan-perubahan karena
usaha sadar baik jasmani maupun rohani. Perubahan tingkah laku yang terjadi dan
Menurut Reigeluth (Jafar Ahiri, 2011:5) hasil belajar dapat diukur dari
miliki seseorang. Yang harus di ingat, hasil belajar adalah perubahan perilaku
secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja.
(Suyono,2011:7).
17
nilai atau hasil yang di peroleh siswa setelah melakukan aktivitas proses belajar
dengan melibatkan seluruh potensi yang di milikinya yang dapat di ukur melalui
tes hasil belajar pada mata pelajaran tertentu. Dalam sistem pendidikan nasional
menggunakan klasifikasi hasil belajar dan Benjamin Bloom yang ranah kognitif,
a. Aspek Kognitif
dilakukan melalui tes tertulis yang relevan dengan materi pokok tersebut. Aspek
kognitif oleh Bloom (1956) domain kognitif terdiri atas enam bagian sebagai
berikut:
1) Ingatan/recall
dipelajari dari yang sederhana sampai pada teori-teori yang sukar. Yang
2) Pemahaman
3) Penerapan
18
sudah dipelajari pada situasi yang baru dan menyangkut penggunaan aturan,
4) Analisis
bagian yang satu dengan yang lainnya, sehingga struktur dan aturannya dapat
5) Sintesis
komponen, sehingga membentuk suatu pola struktur dan bentuk baru. Aspek
6) Evaluasi
yang tinggi dalam menilai tingkat kemampuan siswa baik dalam aspek
dilangsungkan.
b. Aspek Afektif
penerimaan atau penolakan terhadap suatu objek. Evaluasi aspek afektif dalam hal
ini belum ada patokan yang pasti dalam penilaiannya. Klasifikasi tujuan afektif
1) Penerimaan
2) Pemberian respon
Satu tingkat di atas penerimaan. Dalam hal ini siswa menjadi tersangkut secara
3) Penilaian
Mengacu pada nilai atau pentingnya kita menterikatkan diri pada objek atau
apresiasi.
4) Pengorganisasian
suatu sistem nilai internal, mencakup tingkah laku yang tercermin dalam
falsafah hidup.
5) Karakterisasi
20
berkembang dengan teratur sehingga, tingkah laku menjadi lebih konsisten dan
lebih mudah diperkirakan. Tujuan dalam kategori ini bisa ada hubungannya
c. Aspek Psikomotor
mendapatkan hasil. Evaluasi dari aspek keterampilan yang dimiliki oleh siswa
bertujuan untuk mengukur sejauh mana siswa menguasai teknik praktikum. Aspek
ini menitikberatkan pada unjuk kerja siswa. Klasifikasi tujuan psikomotor terbagi
1) Peniruan
syaraf. Peniruan ini pada umumnya dalam bentuk global dan tidak sempurna.
2) Manipulasi
3) Ketetapan
4) Artikulasi
5) Pengalamiahan
ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang banyak dinilai oleh para guru di sekolah
karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan
1. Konsep Gerak
Benda dapat dikatakan bergerak apabila mengalami perubahan posisi dari
suatu titik acuan. Benda yang bergerak akan melalui suatu lintasan tertentu.
Lintasan dapat berupa lintasan yang lurus, melingkar atau parabola, ataupun tidak
beraturan. Benda yang bergerak pada suatu lintasan yang lurus, melibatkan waktu,
Setiap hari kamu berangkat dari rumah ke sekolah kemudian kembali lagi ke
rumah. Misalnya, jika diukur jarak rumah ke sekolah 2 km, maka jarak tempuh
yang kamu lakukan setiap hari adalah 4 km. Namun perpindahan yang kamu
lakukan bernilai nol km. Mengapa demikian? Ada perbedaan makna antara jarak
posisi awal dan akhir benda, atau dengan kata lain perpindahan merupakan jarak
tumpangi? Perhatikan Gambar 2.2 Jarak dan Waktu Tempuh Seorang Atlet yang
Sedang Berlari!
23
Gambar 2.2 Jarak dan Waktu Tempuh Seorang Atlet yang Sedang Berlari
beraturan mampu menempuh jarak 30 meter dalam waktu 6 sekon. Dengan kata
lain, atlet tersebut mampu menempuh jarak 5 meter setiap sekonnya. Kemampuan
atlet dalam menempuh jarak (s) tertentu setiap sekonnya (t) disebut sebagai
Dimana :
V = kecepatan, kelajuan (m/s)
sesaat? Berdasarkan gambar 2.3 kita dapat menentukan kelajuan sesaat mobil
pada saat 2 sekon, 4 sekon, dan 8 sekon. Pada mobil tertentu, biasanya dilengkapi
oleh alat yang disebut dengan Global Positioning System (GPS) untuk
Gambar 2.4, terlihat pada GPS mobil melaju dengan kelajuan yang tetap, yaitu 20
waktu (t).
Dimana :
ṽ = kelajuan rata-rata (m/s)
s = selisih perpindahan (m)
t = selisih waktu tempuh (s)
berbeda, namun pada Gerak Lurus Beraturan (GLB) besar kecepatan dan kelajuan
memiliki nilai, simbol (v), serta satuan yang sama (m/s). Gerak Lurus Beraturan
adalah gerak benda dengan lintasan garis lurus dan memiliki kecepatan setiap saat
tetap. Kecepatan tetap adalah saat benda menempuh perpindahan yang sama
selang waktu yang dibutuhkan juga sama. Salah satu contoh gerak lurus beraturan
adalah misalnya pada jalan lurus dan tidak ada hambatan, kendaraan dapat
Perhatikan gambar 2. 5!
lalu lintas akan dipercepat, sedangkan saat mendekati lampu lalu lintas akan
diamati dari adanya perubahan besar kelajuan mobil yang ditunjukkan oleh jarum
speedometer atau angka yang muncul pada GPS. Secara matematis, percepatan
dengan :
a = percepatan (m/s2 )
∆v = perubahan kecepatan (m/s)
∆t = perubahan waktu (s)
vt = kecepatan akhir (m/s)
vo = kecepatan awal (m/s)
bergerak secara horizontal, tetapi juga pada benda yang bergerak secara vertikal.
Semua benda yang ada di permukaan bumi mengalami gaya gravitasi bumi. Gaya
gravitasi yang dimaksud adalah gaya tarik benda oleh bumi sehingga benda
26
menjadi 10 m/s2 .
2. Konsep Gaya
Gaya adalah tarikan atau dorongan. Gaya dapat mengubah bentuk, arah,
dan kecepatan benda. Misalnya pada plastisin, kamu dapat melempar plastisin,
plastisin dengan memberikan gaya. Tahukah kamu, gaya apakah yang diberikan
Ada berapa jenis gaya yang dapat kita temukan dalam kehidupan sehari-
hari? Gaya dapat dibedakan menjadi gaya sentuh dan gaya tak sentuh. Gaya
sentuh contohnya adalah gaya otot dan gaya gesek. Gaya otot adalah gaya yang
hendak memanah dengan menarik mata panah ke arah belakang (Gambar 2.6a).
Gaya gesek adalah gaya yang diakibatkan oleh adanya dua buah benda yang
saling bergesekan. Gaya gesek selalu berlawanan arah dengan gaya yang
diberikan pada benda. Contohnya adalah gaya gesekan antara meja dengan lantai.
Meja yang didorong ke depan akan bergerak ke depan, namun pada waktu yang
bersamaan meja juga akan mengalami gaya gesek yang arahnya berlawanan
Gaya tak sentuh adalah gaya yang tidak membutuhkan sentuhan langsung
dengan benda yang dikenai. Contohnya seperti saat kita mendekatkan ujung
magnet batang dengan sebuah paku besi. Seketika paku besi akan tertarik dan
27
menempel pada magnet batang. Hal tersebut disebabkan oleh adanya pengaruh
gaya magnet yang ditimbulkan magnet batang. Selain gaya magnet, gaya gravitasi
pada orang yang sedang terjun payung juga merupakan contoh gaya tak sentuh.
Lebih lanjut tentang gaya dan interaksinya terhadap gerak benda akan dibahas
1. Hukum Newton
A. Hukum I Newton
Saat berada di dalam bus yang sedang melaju kencang dan tiba-tiba bus
direm badan kita akan terdorong ke depan. Demikian halnya Pada percobaan sifat
kelembaman suatu benda, ditemukan fakta bahwa gelas akan tetap diam saat
keadaan diam atau geraknya dengan kecepatan tetap yang disebut sebagai inersia
atau kelembaman benda. Contoh lain yang menunjukkan inersia benda adalah saat
kamu berada di dalam sebuah mobil yang sedang melaju kencang kemudian tiba-
tiba di rem. Badan akan terdorong ke depan karena badan ingin mempertahankan
Newton menyatakan sifat inersia benda bahwa benda yang tidak mengalami
resultan gaya (∑F=0) akan tetap diam atau bergerak lurus beraturan. Hal ini
B. Hukum II Newton
Di dalam kehidupan sehari-hari kita sering menemui fakta bahwa pada saat
memindahkan balok (Gambar 2.8), akan lebih cepatjika gaya yang dikenakan
semakin besar. Hal ini dikarenakan gaya berbanding lurus dengan percepatan.
Jadi, dengan gaya yang besar maka akan didapatkan percepatan yang lebih besar
juga. Contoh lainnya adalah saat memindahkan meja yang ringan akan lebih cepat
daripada memindahkan lemari yang berat jika kita menggunakan besar gaya
dorong yang sama. Hal ini disebabkan massa meja yang lebih kecil daripada
massa lemari dan massa berbanding terbalik dengan percepatan benda. Semakin
kecil massa benda, maka semakin besar percepatan benda tersebut. Percobaan
dengan gaya yang diberikan, namun berbanding terbalik dengan massanya atau
A = percepatan (m/s2)
F = gaya yang bekerja pada benda (N)
m = massa benda (kg)
angkasa? Roket yang terdorong ke atas diakibatkan oleh semburan gas ke bawah.
29
Perhatikan Gambar 2.9 Semakin kuat semburan gas ke bawah, maka roket akan
semakin cepat terdorong ke atas. Berdasarkan fakta tersebut, apa yang sebenarnya
terjadi pada roket yang sedang diluncurkan? Gaya-gaya apa saja yang
memengaruhi gerak roket tersebut? Apakah gaya-gaya pada gerak roket saat
pertama kali diluncurkan sama seperti gaya-gaya roket saat sudah lepas dari
landasannya?
gaya (F aksi) pada benda kedua, maka benda kedua tersebut akan memberikan
gaya (F reaksi) yang sama besar ke benda pertama namun berlawanan arah atau
F aksi = −F reaksi.
Jadi gaya aksi reaksi selalu bekerja pada dua benda yang berbeda dengan
besar yang sama. Contoh gaya aksi dan reaksi tersebut misalnya pada peristiwa
orang berenang. Gaya aksi dari tangan perenang ke air mengakibatkan gaya reaksi
dari air ke tangan dengan besar gaya yang sama namun arah gaya berlawanan,
ke belakang. Karena massa air jauh lebih besar daripada massa orang, maka
30
percepatan yang dialami orang akan jauh lebih besar daripada percepatan yang
dialami air. Hal ini mengakibatkan orang tersebut akan melaju ke depan.
memberikan gaya aksi ke udara. Udara yang massanya jauh lebih besar daripada
burung, memberi gaya reaksi yang nilainya sama besar dengan gaya aksi namun
depan
oleh Cobb pada tahun 1986 di sekolah dasar dan pada saat itu disebut Problem-
siswa di kelas tetapi diselasaikan dalam kolaboratif grup. Dia juga berpendapat: “ The
groups presented and defended their solution strategies to their peers. The PCL
towards mathematics. PCL appeared useful with any curriculum if the teacher
understood and property implemented the components of the approach”. Dengan kata
kemampuan matematika. Selain itu, PCL juga dapat digunakan untuk kurikulum
apapun, hanya saja jika para guru mengerti dan mengimplementasikannya dengan
dengan cara memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan aktivitas yang
potensial.
a. Mengerjakan Tugas
Guru memberikan tugas kepada siswa berupa soal yang menantang, yang
siswa tidak diberi prosedur terlebih dahulu oleh guru untuk menyelesaikannya.
b. Kegiatan Kelompok
Pada proses ini, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok kecil berdasarkan
dari masalah.
c. Berbagi (Sharing)
kelas dan menjadi diskusi kelas dengan menemukan solusi dari permasalahan
32
yang berbeda. Peran guru pada proses ini hanyalah sebagai fasilitator,
membantu diskusi kelas, dan tidak bersifat menilai, tetapi hanya bersifat
mendorong.
dengan dirinya sendiri, dengan gurunya, dan dengan temannya. Komunikasi yang
mereka untuk:
mereka sendiri
b. Saling tukar ide, pandangan atau gagasan solusi yang diperkuat dari
Learning adalah aktivitas antara anggota kelompok yang saling bertukar ide dan
adalah pembelajaran guru dan siswa dimana mereka bersama-sama membahas hasil kerja
kelompok dan mempertahankannya. Yackel (Lestari, 2014, hlm. 14) membagi aktivitas
ini menjadi tiga bagian, yaitu kerja berpasangan, negosiasi dalam kelas dan kesepakatan.
33
memecahkan masalah.
d) Siswa didorong untuk bersikap setuju atau tidak setuju terhadap gagasan orang
lain.
e) Siswa mencapai kesepakatan atau persetujuan sebagai suatu solusi yang benar
tetapi belajar menggali bahwa terdapat berbagai cara untuk mencapai suatu
solusi.
tersebut.
terdapat proses dimana siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif dan
kolaboratif.
masalah semata.
sehari-hari.
agar guru dapat menugaskan siswa untuk mengerjakan tugas secara individu
b. Siswa bekerja atau sharing dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari
kemampuan siswa dan diusahakan dalam kelompok tersebut tidak ada siswa
yang mendominasi diskusi. Pada langkah kedua ini, guru berperan sebagai
didepan kelas kepda kelompok lainnya. Jika kelompok lain tidak setuju,
d. Peran guru dalam diskusi ini adalah sebagai fasilitator dan setiap usahan di
buat untuk tidak bersifat menilai tetapi hanya bersifat mendorong siswa untuk
utama diskusi kelas adalah menciptakan kesempatan bagi para siswa untuk
berbeda.
belajar potensial telah terjadi belajar potensial yang dimaksud adalah ketika
logis tugas, anggota-anggota yang lain juga berusaha membuat logis metode atau
bahwa, Mengidentifikasi lima kategori jenis atau gaya pembelajaran, yaitu reaksi
memuat ketentuan bagi siswa agar aktivitas pembelajaran yang berpusat pada
lingkungan
berpartisipasi secara kolaboratif untuk mencari solusi terhadap tugas siswa, dan
kelompok. Siswa harus berusaha untuk membuat logis pemahaman tugasnya dan
secara rinci atau membenarkan suatu model, siswa juga diberikan kesempatan
kelompok berbagi mengenai cara dalam menafsirkan dan membuat logis tugas,
potensial lainnya yang muncul. Tujuan utama diskusi kelas adalah untuk
Hasil belajar adalah segala kemampuan yang dapat dicapai siswa melalui
keterampilan yang berguna bagi siswa dalam kehidupan sehari-hari serta sikap
dan cara berpikir kritis dan kreatif dalam rangka mewujudkan manusia yang
berkualitas, bertanggung jawab bagi diri sendiri, masyarakat, bangsa dan Negara
serta bertanggung jawab kepada tuhan yang maha Esa. Untuk meningkatkan hasil
siswa sebagai subjek belajar. Selain itu, diperlukan situasi dan strategi
pembelajaran yang tepat untuk melibatkan siswa secara aktif baik pikiran,
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu Penelitian
Lokasi penelitian yang telah dilakukan di SMP 20 Kendari tepatnya di
kelas VIIIF SMP SMP Negeri 20 Kendari. Penelitian ini akan dilaksanakan pada
mata pelajaran IPA tentang Siswa pada smester ganjil tahun ajaran 2020/2021.
B. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) menurut Hobri
(2007:31) penelitian tindakan kelas adalah suatu penyelidikan atau kajian secara
ditimbulkannya. Model yang digunakan pada penelitian ini adalah model skema
Hopkins yaitu model skema yang menggunakan prosedur yang dipandang sebagai
suatu siklus spiral dari perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi yang
C. Subyek penelitian
Penelitian yang telah dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran
2020/2021 SMP 20 Kendari kelas VIIIF. Penetapan kelas VIIIF SMP Negeri 20
belajar pada materi mata pelajaran IPA tentang materi gerak dan gaya akan di
Learning (PCL). Adapun yang menjadi subyek penelitian dalam penelitian ini
adalah siswa-siswi kelas VIIIF SMP Negeri 20 Kendari yang akan dilakukan
Tindakan penelitian ini terdiri dari 2 (dua) siklus. Tiap siklus dilaksanakan
2 kali pertemuan yang sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai dalam
penelitian tindakan kelas ini. Menurut wardani (2003:21), langkah dalam PTK
1) perencanaan (planning);
4) refleksi (reflection)
Untuk lebih jelasnya siklus penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan oleh
(PCL) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi
Terselesaikan Pelaporan
Gambar 3.1 Bagan alur penelitian tindakan kelas (Wardani, 2003 :32
1. Perencanaan
masing-masing kelompok.
f. Mendesain alat evaluasi berupa penilaian hasil belajar untuk mengetahui hasil
menggunakan tes.
2. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini meliputi pelaksanaan tindakan pada tiap siklus yang
kelompoknya, guru mengamati bagaimana siswa bertingkah laku dan adanya rasa
tanggung jawab pada diri setiap siswa, setiap kelompok menyelesaikan soal atau
observasi berupa pengamatan aktivitas siswa dan aktivitas guru selama kegiatan
pembelajaran.
43
4. Refleksi
memerlukan perbaikan dan bagaimana yang sudah sesuai dengan tujuan yang
ingin di capai. Dalam melakukan refleksi, peneliti harus bekerjasama dengan guru
kesimpulan apakah penelitian yang dilakukan berhasil atau tidak sehingga dapat
1. Jenis data
Learning pada materi gerak dan Gaya dari hasil belajar siswa dengan
44
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari siswa dan guru yang berupa
hasil observasi tentang keadaan hasil proses belajar mengajar dan hasil evaluasi
siswa.
G. Analisis Data
untuk menghitung nilai siswa, rata-rata nilai siswa, dan ketuntasan belajar siswa.
a. Ketuntasan individu
pada setiap siklus, siswa dikatakan tuntas jika nilai yang diperolehsiswa adalah 72
b. Ketuntasan klasikal
ketuntasan.
45
H. Indikator Kinerja
2. Indikator Siswa
Indikator kinerja yang berkaitan dengan peningkatan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran IPA materi Gerak dan Gaya yaitu minimal ≥80% siswa telah
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
dengan materi Gerak dan Gaya, menyiapkan soal diskusi kelompok, menyiapkan
soal pre test dan post test, membentuk kelompok diskusi belajar dari 24 siswa
persentasi, tanya jawab, dan diskusi serta kerja kelompok dengan model Problem
Centered Learning. Penilaian yang digunakan adalah hasil pre test, post test dan
pada siklus I pertemuan pertama dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Februari 2020 dan Kamis, 17 februari 2020 selama 2 jam pelajaran dengan
alokasi waktu 2 X 45 menit tepatnya pukul 9.45 – 11.15 WIB. Materi yang
pokok Gerak dan gaya dengan metode pembelajaran yang digunakan adalah
menuntaskan indicator pembelajaran yaitu 1). siswa mampu menjelaskan apa itu
gaya dan gerak. 2) Siswa mampu memahami gerak dan gaya. Adapun lebih
a) Kegiatan Awal
dan menyelesaikan persoalan yang diberikan oleh guru tentang Gerak dan
gaya.
mereka
c) Kegiatan Penutup
ruangan.
pokok Gerak dan gaya dengan metode pembelajaran yang digunakan adalah
dan gaya. Adapun lebih jelasnya secara umum tentang pelaksanaan tindakan
kelas pertemuan Kedua siklus I dapat dijabarkan seperti tabel sebagai berikut:
49
a) Kegiatan Awal
Guru memberikan motivasi kepada siswa bahwa mata pelajaran yang akan
c) Kegiatan Akhir
Guru mengajak siswa untuk mereview materi yang baru saja disampaikan.
kesimpulan.
ruangan.
c. Observasi Siklus I
disediakan. Hal-hal yang diamati dan dicatat oleh observer adalah keaktivan dan
d. Refleksi Siklus I
tindakan serta hasil observasi dapat dilakukan hasil refleksi. Peneliti dan
1) Aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan belajar sebagian besar masih pasif.
pendapat
pembelajaran pada siklus I belum menunjukkan hasil maksimal. Untuk itu perlu
materi pokok Gerak dan gaya di SMP Negeri 20 Kendari dimulai pukul 10.15
WITA. Materi yang digunakan adalah tentang Pengertian Gerak dan gaya. Tujuan
dari pembelajaran ini adalah siswa mampu memahami dan menjelaskan tentang
1) Pertemuan 1 Siklus II
a) Kegiatan Awal
guru memberikan soal pre test II untuk mengetahui kemampuan siswa tentang
Setelah selesai mengerjakan soal pre test II, guru menyampaikan materi
persentase.
c) Kegiatan Penutup
ruangan.
2) Petemuan 2 Siklus II
materi Gerak dan gaya di SMP Negeri 20 Kendari dimulai pukul 10.15 WITA.
54
Materi yang digunakan adalah tentang Gerak dan gaya. Tujuan dari pembelajaran
ini adalah siswa mampu memahami dan menjelaskan tentang Gerak dan gaya.
c. Observasi Siklus II
disediakan. Hal-hal yang diamati dan dicatat oleh observer adalah keaktivan dan
dan partisipasi dalam proses pembelajaran. Situasi ini terlihat dengan hampir
semua siswa telah mulai berani memberikan tanggapan tentang materi yang
penyaji.
d. Refleksi Siklus II
tindakan serta hasil observasi dapat dilakukan hasil refleksi. Peneliti dan
siswa sebelum tindakan (pre test) siklus I digunakan untuk mengetahui nilai siswa
sebelum dilaksanakan tindakan siklus 1 dan post test I untuk mengukur sejauh
Tabel 5 Hasil Pre Test dan Post Tes Siklus I (Pertemuan 1 dan 2)
No Nama-Nama Siswa Nilai
Pre Test Post Test
1. ANJAS FARDILLA 65 75
2 ARIL SUPRIADI 74 80
3 Armansyah Alwi 80 85
4 ASBIL ASYARULLAH 68 75
5 ASKAR APRIAMAN IMPO 70 80
56
6 BIMA SAKTI 80 85
7 Faradea Mariesta 50 75
8 FERDIYANSYAH 56 70
9 FIKIH FAHREZA 65 70
10 FIKRI 75 80
11 HADIJAH 50 70
12 HERLIVA MARCLECYA M 67 75
13 MAJID NASRULLAH 60 70
14 MUH. ALFATIH 65 70
15 MUH. AMIN ABDILLAH 70 75
16 MUH. SYAURAN AUDANI 50 65
17 MUHAMMAD ARDIANSYAH 60 70
18 MUHAMMAD ARIEL 60 70
19 Muhammad Bintang Fahrisky 70 75
20 MUHAMMAD ZULHAM 67 70
21 NUR AIN NIHMA NASIR 60 70
22 NUR HAZANAH S. 65 70
23 NURHANI 60 75
24 NURUL IZAH 50 70
25 Rona Rahmatia 75 80
Jumlah 1612 1850
Nilai Rata-Rata 64.48 74
Sumber : Hasil Olahan Pre Tes dan Post Tes
Dari tabel 5 di atas maka dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa sebelum
tindakan siklus I menunjukkan bahwa nilai pre test I adalah minimum 50 dan nilai
tertinggi 80. Dan hasil belajar siklus I setelah dilakukan tindakan menunjukkan
bahwa nilai post test I minimum 65 dan nilai tertinggi 85. Nilai rata-rata hasil
belajar siswa siklus I sebesar 74 diperoleh melalui rumus nilai rata-rata. Dari data
diatas dapat ditentukan frekuensi dan persentase hasil belajar siswa pada siklus I
dibagi menjadi 5 kategori yang dapat dilihat pada Tabel 6 berikut ini.
21-40 Rendah 0 0 0 0
41-60 Sedang 9 0 36 0
61-80 Tinggi 16 23 64 92
81-100 Sangat Tinggi 0 2 0 8
Jumlah 25 25 100 100
Tabel 6 . Frekuensi dan Persentase Kategori Hasil Belajar Siswa Pre test Siklus I
Sumber Hasil Pre test & Post Test
terperinci tidak ada siswa yang mempunyai nilai dengan kategori sangat rendah
dan rendah. Jadi dapat dikatakan bahwa hasil belajar siswa kelas VIIIF SMP
Negeri 20 Kendari pada siklus I sebagian besar memiliki nilai hasil belajar pada
kategori nilai rata-rata sedang dan nilai rata-rata tinggi. sehingga dapat
25
20
15
10
0
Sedang Tinggi
dan post test II diberikan untuk mengukur sejauh mana keberhasilan setelah
dilakukan tindakan siklus II yang dapat dilihat dalam tabel 10 berikut ini:
58
Tabel 7 Hasil Pre Test dan Post Tes Siklus II (Pertemuan 1 dan
2)
No Nama-Nama Siswa Nilai
Pre Test Post Test
1. ANJAS FARDILLA 80 85
2 ARIL SUPRIADI 90 95
3 Armansyah Alwi 85 100
4 ASBIL ASYARULLAH 75 80
5 ASKAR APRIAMAN IMPO 80 87
6 BIMA SAKTI 85 100
7 Faradea Mariesta 80 95
8 FERDIYANSYAH 80 90
9 FIKIH FAHREZA 80 85
10 FIKRI 80 97
11 HADIJAH 75 80
12 HERLIVA MARCLECYA M 80 85
13 MAJID NASRULLAH 75 80
14 MUH. ALFATIH 70 80
15 MUH. AMIN ABDILLAH 75 85
16 MUH. SYAURAN AUDANI 75 80
17 MUHAMMAD ARDIANSYAH 80 85
18 MUHAMMAD ARIEL 75 80
19 Muhammad Bintang Fahrisky 80 85
20 MUHAMMAD ZULHAM 80 85
21 NUR AIN NIHMA NASIR 80 87
22 NUR HAZANAH S. 75 80
23 NURHANI 85 90
24 NURUL IZAH 70 80
25 Rona Rahmatia 85 100
Jumlah 1975 2176
Nilai Rata-Rata 79 87.04
Sumber : Hasil Olahan Pre Tes dan Post Tes
Dari tabel 10 di atas maka dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa
sebelum tindakan siklus I menunjukkan bahwa nilai pre test I adalah minimum
70 dan nilai tertinggi 90. Dan hasil belajar siklus II setelah dilakukan tindakan
menunjukkan bahwa nilai post test I minimum 80 dan nilai tertinggi 100. Nilai
rata-rata hasil belajar siswa siklus II sebesar 87.04 diperoleh melalui rumus nilai
59
persentase hasil belajar siswa siklus II dibagi menjadi 5 kategori yang dapat
dilihat pada Tabel 8 berikut ini Tabel 8 . Frekuensi dan Persentase Kategori
terperinci setelah dilakukan tindakan kelas pada siklus II tidak ada siswa yang
mempunyai nilai dengan kategori sangat rendah dan rendah. Dengan kata lain
bahwa dapat dikatakan bahwa hasil belajar siswa kelas VIIIF SMP Negeri 20
Kendari pada siklus II mata pelajaran IPA materi Gerak dan gaya mengalami
peningkatan sehingga sebagian besar siswa memiliki nilai hasil belajar pada
kategori nilai Tinggi dan nilai Sangat tinggi. Dengan hasil ini maka untuk
lebih jelasnya tentang hasil belajar siswa pada siklus II setelah dilakukan
tindakan kelas dapat ditentukan berdasarkan grafik statistik seperti pada gambar
berikut ini
60
25
20
15
10
5 1 2 3 Tin4ggi Sangat
Ti5nggi
0
IPA pada materi pokok Gerak dan gaya dengan menggunakan pendekatan
Centered Learning (PCL) pada materi pokok Gerak dan gaya dapat dilihat pada
pada setiap kategori meningkat dari siklus I ke Siklus II. Aktifitas siswa yaitu
Listening activities 74% pada siklus I dan menjadi 92% pada siklus II, aktifitas
siswa Oral activities pada siklus I sebesar 58% menjadi 76% pada siklus II,
Visual activities sebesar 66% pada siklus I menjadi 82 pada siklus II, Writing
activities sebesar 80 pada siklus I menjadi 86% pada siklus II, Drawing
activities sebesar 40% pada siklus I menjadi 66% pada siklus II, Motor activities
sebesar 52% pada siklus I menjadi 64% pada siklus II dan Mental activities
sebesar 72% pada siklus I menjadi 90% pada siklus II, serta Emotion activities
sebesar 70% dan menjadi 84% pada siklus II. Peningkatan aktifitas siswa ini
disebabkan karena siswa sudah dapat beradaptasi dengan metode PCL dalam
pembelajaran IPA.
dari tiga komponen, yaitu: mengerjakan tugas, kegiatan kelompok, dan berbagi
masalah dan guru dapat menugaskan siswa untuk mengerjakan tugas yang dapat
kedua dilanjutkan dengan langkah yang terakhir yaitu siswa memparkan hasil
terhadap materi yang diajarkan. Dengan demikian inti dari aktivitas model
proses pembelajaran sehingga kelas dapat tetap aktif dan hidup. Berdasarkan
diorientasikan pada siswa. Guru hanya sebagai fasilitator dan mediator dalam
Learning (PCL) juga tetap penting untuk tetap memberikan stimulus dan
pendapat dan juga tanggapan atas persoalan atau materi yang sementara dikaji
baik secara kelompok maupun secara individu. Oleh karena itu, pada model
(RPP) dan media yang ada. Ini berarti kegiatan siswa diarahkan dengan
memanfaatkan berbagai sumber dan media yang tersedia. Pada bagian ini, salah
satu media yang akan digunakan adalah Lembar Latihan Soal tersebut berisikan
dipelajari. Melalui RPP dan Latihan Soal yang dibuat oleh guru, diharapkan
kegiatan pembelajaran.
sebelumnya, dapat dikatakan bahwa rata-rata hasil belajar siswa kelas VIIIF SMP
1. Pada siklus I tingkat hasil belajar siswa mengalami peningkatan yaitu sebesar
2. Pada siklus II juga menunjukan adanya peningkatan sebesar dari nilai rata-rata
dalam pembelajaran IPA khususnya pada materi Gerak dan gaya . Pembelajaran
Disisi lain bahwa angka rata-rata nilaisiswa yang berada pada nilai 87.04 juga
telah berada di atas nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) dari hasil belajar
yaitu 72. Selanjutnya analisis lebih lanjut bahwa peningkatan hasil belajar siswa
di atas disebabkan karena siswa mudah menyerap materi dengan metode belajar
serta mendorong peserta didik untuk melakukan pembelajaran yang lebih kritis
dan aktif. Metode PCL juga memberikan tantangan pada siswa sehingga mereka
sendiri.
Data diatas juga diperkuat dengan hasil observasi aktifitas siswa diperoleh
visual, writing, motor, mental, dan visual. Hal ini menunjukkan bahwa siswa
mulai memberikan respon yang positif terhadap pelajaran yang diikutinya. Baik
ataupun dalam bertanya tentang materi yang belum dimengerti maupun didalam
menjadi lebih mudah memahami materi karena mereka diajak belajar melalui
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan
(PCL) pada mata pelajaran IPA pada materi pokok Gerak dan gaya
aktifitas listening, oral, emotional, visual, writing, motor, mental, dan visual.
Hal ini menunjukkan bahwa siswa mulai memberikan respon yang positif
pendapat.
66
sehingga kelas dapat tetap aktif dan hidup sebagai wujud dari siswa sebagai
pusat belajar.
siswa pada mata pelajaran IPA pada materi pokok Gerak dan gaya. Sehingga
dalam penelitian ini terjadi peningkatan hasil belajar sebesar 9.52% siswa
dari nilai 64.8 menjadi 74 pada siklus I dan terjadi peningkatan 8.04% pada
B. Saran
a. Pihak Guru
b. Pihak Sekolah
Agar terus memberikan dukungan kepada guru dan peneliti untuk terus
c. Akademisi
pendidikan
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, Ari Prima. 2013. PPKn SMA/MA Kelas X1. Erlangga. Surabaya
2018.