Makalah Homoseks Dan Lesbian

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 14

MAKALAH

HOMOSEKSUAL DAN LESBIAN

Disusun Oleh :

SUARTI

FAKULAS AGAMA ISLAM (FAI)


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BUTON
KAMPUS B PASARWAJO
2017

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat
dan hidayah-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.

Kami telah menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya dan semaksimal


mungkin. Namun tentunya sebagai manusia biasa tidak luput dari kesalahan dan
kekurangan. Harapan kami, semoga bisa menjadi koreksi di masa mendatang agar lebih
baik lagi dari sebelumnya.

Tak lupa ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Dosen Pembimbing atas
bimbingan, dorongan dan ilmu yang telah diberikan kepada kami. Sehingga kami dapat
menyusun dan menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya dan insya Allah sesuai
yang kami harapkan. Dan kami ucapkan terimakasih pula kepada rekan-rekan dan
semua pihak yang terkait dalam penyusunan makalah ini.

Mudah-mudahan makalah ini bisa memberikan sumbang pemikiran sekaligus


pengetahuan bagi kita semuanya. Amin.

Pasarwajo, Januari 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i


KATA PENGANTAR.............................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1


A. Latar Belakang............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ........................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................... 3
A. Pengertian Homoseksual dan Lesbian .......................................................... 3
B. Homoseksual dan Lesbian dalam Pandangan Islam...................................... 5
C. Pendapat Para Ulama tentang Hukuman Pelaku Homoseks dan Lesbian ..... 6

BAB III PENUTUP ................................................................................................. 9


A. Kesimpulan ................................................................................................... 9
B. Saran .............................................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang


Jika kita telaah sejarah peradaban manusia, sebenarnya fenomena
penyimpangan seksual sudah muncul jauh sebelum masa Nabi Muhammad SAW,
tepatnya pada masa Nabi Luth yang diutus untuk kaum Sadoum. Hampir semua
kitab tafsir mengabadikan kisah tersebut ketika menyingkap kandungan ayat-ayat
yang berkaitan dengan kisah nabi Luth.
Allah berfirman: “Dan Luth ketika berkata kepada kaumnya: mengapa
kalian mengerjakan perbuatan faahisyah (keji) yang belum pernah dilakukan oleh
seorangpun sebelum kalian. Sesungguhnya kalian mendatangi laki-laki untuk
melepaskan syahwat, bukan kepada wanita; malah kalian ini kaum yang
melampaui batas. Jawab kaumnya tidak lain hanya mengatakan: “Usirlah
mereka dari kotamu ini, sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang
berpura-pura mensucikan diri. Kemudian Kami selamatkan dia dan pengikut-
pengikutnya kecuali istrinya; dia termasuk orang-orang yang tertinggal
(dibinasakan). Dan Kami turunkan kepada mereka hujan (batu); maka
perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berdosa itu.” [QS Al-
A’raf:80-84].
Allah menggambarkan Adzab yang menimpa kaum nabi Luth : “Maka
tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke
bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang
terbakar dengan bertubi-tubi, yang diberi tanda oleh Tuhanmu, dan siksaan itu
tiadalah jauh dari orang-orang yang zalim” [Hud : 82-83]
Semua ayat di atas secara jelas mengutuk dan melaknat praktik
homoseksual karena bertentangan dengan kodrat dan kenormalan manusia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dari Homoseksual dan Lesbian ?
2. Bagaimana Homoseksual dan Lesbian dalam Pandangan Islam ?
3. Bagaimana Pendapat Para Ulama tentang Hukuman Pelaku Homoseks dan
Lesbian ?

1
B.Tujuan
1.     Tujuan Umum
Agar mahasiswa dapat menjelaskan tentang Homoseksual, Lebian, dan
Onani atau Masturbasi.
2.     Tujuan Khusus
a. Agar mahasiswa mampu memahami Homoseksual dan Lebian.
b. Agar mahasiswa mampu dan mengetahui hal - hal yang mengakibatkan
Homoseksual dan Lebian.
c. Agar Mahasiswa mengetahui bagaimana Islam memandang Homoseksual
dan Lebian.
d. Agar mahasiswa dapat menjelaskan tentang pendapat para ulama tentang
hokum Homoseksual dan Lebian.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A.   Pengertian Homoseksual dan Lesbian


Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan bahwa homoseks adalah
mengacu pada interaksi seksual dan atau romantis antara pribadi yang berjenis
kelamin sama. Pada penggunaan mutakhir, kata sifat homoseks digunakan untuk
hubungan intim dan atau hubungan sexual diantara orang-orang berjenis kelamin
yang sama, yang bisa jadi tidak mengidentifikasi diri merek sebagai gay atau
lesbian. Homoseksualitas, sebagai suatu pengenal, pada umumnya dibandingkan
dengan heteroseksualitas dan biseksualitas. Istilah gay adalah suatu istilah tertentu
yang digunakan untuk merujuk kepada pria homoseks. Sedangkan Lesbian adalah
suatu istilah tertentu yang digunakan untuk merujuk kepada wanita homoseks.
Definisi tersebut bukan definisi mutlak mengingat hal ini diperumit dengan
adanya beberapa komponen biologis dan psikologis dari seks dan gender, dan
dengan itu seseorang mungkin tidak seratus persen pas dengan kategori di mana ia
digolongkan. Beberapa orang bahkan menganggap ofensif perihal pembedaan
gender (dan pembedaan orientasi seksual).
Istilah homoseksual berasal dari bahasa Inggris "homosexual", yang berarti
sifat laki-laki yang senang berhubungan seks dengan sesamanya. Sedangkan
lesbian, berarti sifat perempuan yang senang berhubungan seks dengan sesamanya
pula. Istilah homoseks, dijumpai dalam Agama Islam sebagai istilah ُ‫اَللِ َواط‬, yang
pelakunya disebut ‫اَللُوْ ِط ُي‬, yang dapat diartikan secara singkat oleh Bangsa Arab
dengan perkataan: ‫( اَل َر ُج ُل يَْأتِى ال َر ُج َُل‬laki-laki yang selalu mengumpuli sesamanya).
ُ ‫ اَل َس َحا‬, yang
Sedangkan lesbian, juga dijumpai dalam agama Islam sebagai istilah ‫ق‬
ُ ‫اَل َسا ِح‬, yang dapat diartikan secara singkat oleh Bangsa Arab
pelakunya disebut ‫ق‬
dengan perkataan: َ‫رْ َأة‬XXXX‫ْأتِى ْال َم‬XXXXَ‫رْ َأةُ ت‬XXXX‫( اَ ْل َم‬perempuan yang selalu mengumpuli
sesamanya). Homoseks sering dimaknai dengan hubungan seks antara sesama
laki-laki baik dengan cara memasukkan alat kelamin kedalam dubur atau anus
sejenisnya. Dalam istilah medis dinamakan anal seks. Cara lain dapat juga dengan
memasukkan alat kelamin diantara dua pangkal paha sejenisnya yang disebut
mufakhadzoh. Maka dalam hal ini, dapat ditarik suatu pengertian, bahwa

3
homoseksual adalah kebiasaan seorang laki-laki melampiaskan nafsu seksualnya
pada sesamanya. Sedangkan lesbian adalah kebiasaan seorang perempuan
melampiaskan nafsu seksualnya pada sesamanya pula.
Homoseksualitas dapat mengacu kepada:

 Orientasi seksual yang ditandai dengan kesukaan seseorang dengan orang


lain mempunyai kelamin sejenis secara biologis atau identitas gender yang
sama.
 Perilaku seksual dengan seseorang dengan gender yang sama tidak peduli
orientasi seksual atau identitas gender.
Identitas seksual atau identifikasi diri, yang mungkin dapat mengacu kepada
perilaku homoseksual atau orientasi homoseksual
Dalam perkembangannya pun homoseksual diartikan sebagai hubungan
seksual antara orang-orang yang berkelamin sejenis, baik sesama pria, maupun
sesame wanita. Namun istilah homoseksual biasanya dipakai untuk hubungan seks
antar pria, sedangkan hubungan seks sesame wanita disebut lesbian. Homoseksual
merupakan dosa besar dalam Islam. Karena bertentangan dengan norma agama,
norma susila dan juga menyalahi fitrah manusia. Allah menjadikan manusia
terdiri dari pria dan wanita agar dapat berpasang-pasangan sebagai suami istri
untuk mendapatkan keturunan yang sah dan untuk memperoleh ketenangan dan
kasih sayang, sebagaimana tersebut dalam surat An-Nahl ayat 72:
”Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri dan
menjadikan bagimu dari isteri-isteri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu, dan
memberimu rezki dari yang baik-baik. Maka mengapakah mereka beriman
kepada yang bathil dan mengingkari nikmat Allah ?"
Dan firman Allah dalam Al-Qur’an surat Ar-Rum ayat 21:
 ”Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan
untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa
tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi
kaum yang berfikir”.
Menurut Dr. Muhammad Rashfi dalam kitab Al-Islam wa al-Thib,
sebagaimana dikutip oleh Sayyid Sabiq, bahwa Islam melarang keras homosex,

4
karena mempunyai dampak negatif terhadap kehidupan pribadi dan masyarakat,
antara lain:
a. Tidak tertarik kepada lawan jenis. Akibatnya jika si homo itu menikah dengan
wanita, maka istrinya akan merana karena ia tidak dapat melaksanakan tugas
sebagai suami, sehingga pasangannya hidup tanpa ketenangan dan kasih
sayang, dan tidak akan dapat mempunyai keturunan
b. Kelainan jiwanya akibat mencintai sesama jenis, akan membuat jiwanya tidak
stabil, dan timbul tingkah laku yang aneh-aneh. Misalnya jika ia seorang
homo, akan bergaya seperti wanita dalam berpakaian dan berhias. Dan jika ia
seorang lesbian maka ia akan bertingkah dan berpakaian seperti laki-laki.
c. Gangguan syaraf otak yang dapat melemahkan daya fikir, kemauan dan
semangat.
d. Terkena penyakit AIDS, yang menyebabkan penderitanya kehilangan daya
tahan tubuh. Penyakit ini belum ditemukan obatnya.
B.   Homoseks dan Lesbian dalam Pandangan Islam
Dalam pandangan Islam kaum homoseksual hukumnya adalah haram
dipandang dari segi apapun, dan yang paling mengerikan adalah adzab dan laknat
yang akan Allah berikan bagi para pelakunya. Adapun yang mendasari tentang
pelarangan aktivitas homoseks dan lesbian ini diterangkan dalam Al-Qur’an dan
Al-Hadits.
1.     Ayat-ayat Al-Qur’an
Qur an Surat Al-A’raf () ayat 181 :
"Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada
mereka), bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui
batas,"
Qur an Surat An-Naml () ayat 55 :
"Mengapa kamu mendatangi laki-laki untuk (memenuhi) nafsu (mu), bukan
(mendatangi) wanita? Sebenarnya kamu adalah kaum yang tidak mengetahui
(akibat perbuatanmu),"
Qur an Surat Al-‘Ankabut () ayat 29 :
Apakah sesungguhnya kamu patut mendatangi laki-laki, menyamun dan
mengerjakan kemungkaran di tempat-tempat pertemuanmu? Maka jawaban

5
kaumnya tidak lain hanya mengatakan: "Datangkanlah kepada kami azab
Allah, jika kamu termasuk orang-orang yang benar,"
2.     Sabda Nabi Muhammad Saw.
Diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah r.a, ia berkata, "Rasulullah saw.
bersabda, "Sesungguhnya perkara yang paling aku takutkan atas ummatku
adalah perbuatan kaum Luth (homoseksual)," (Hasan, HR at-Tirmidzi [1457])
Diriwayatkan dasri Abdullah bin Abbas r.a, "Bahwasanya Rasulullah saw.
bersabda, 'Allah melaknat orang yang melakukan perbuatan kaum Luth, Allah
melaknat orang yang melakukan perbuatan kaum Luth, Allah melaknat orang
yang melakukan perbuatan kaum Luth'," (Shahih, HR Ahmad [I/3090]).
Sebagai contoh adalah kaum luth yang telah dibinasakan Allah karena
kelakuannya tersebut didalam alquran banyak diceritakan dengan sangat
mengerikan dan homoseksual adalah hal yang paling ditakuti rosul SAW
kepada umatnya sekarang ini beliau SAW berharap umat islam menjauhi
perilaku ini.
C.   Pendapat Para Ulama tentang Hukuman Pelaku Homoseks dan Lesbian
Para ulama fikih setelah menyepakati haramnya praktik homoseksual dan
lesbian, mereka hanya berbeda pendapat mengenai hukuman yang layak
diberlakukan kepada pelaku. Perbedaan hanya menyakut dua hal;
Pertama, perbedaan sahabat dalam menentukan jenis hukuman, sebagaimana
tersebut di atas.
Kedua, perbedaan ulama dalam mengkategorikan perbuatan tersebut, apakah
dikategorikan zina atau tidak, dan itu berimplikasi terhadap kadar atau jenis
hukuman yang dikenakan.
Adapun pendapat para fuqoha tentang hukuman bagi pelaku homoseks dan
lesbian adalah sebagai berikut :
a. Imam Abu Hanifah (pendiri mazhab Hanafi) berpendapat : praktik
homoseksual tidak dikategorikan zina dengan alasan: Pertama: karena tidak
adanya unsur (kriteria) kesamaan antara keduanya. Unsur menyia-nyiakan
anak dan ketidakjelasan nasab (keturunan) tidak didapatkan dalam praktik
homoseksual. Kedua: berbedanya jenis hukuman yang diberlakukan para
sahabat (sebagaimana di atas). Berdasarkan kedua alasan ini, Abu Hanifah

6
berpendapat bahwa hukuman terhadap pelaku homoseksual adalah ta’zir
(diserahkan kepada penguasa atau pemerintah). [al hidayah syarhul bidayah
7/194-196, fathul qadir juz : 11 hal : 445-449 dan al mabsuth juz :11 hal : 78-
81].
b. Menurut Muhammad Ibn Al Hasan As Syaibani dan Abu Yusuf (murid Abu
Hanifah) : praktik homoseksual dikategorikan zina, dengan alasan adanya
beberapa unsur kesamaan antara keduanya, seperti: Pertama, tersalurkannya
syahwat pelaku. Kedua, tercapainya kenikmatan (karena penis dimasukkan ke
lubang dubur). Ketiga, tidak diperbolehkan dalam Islam. Keempat,
menumpahkan (menya-nyiakan) air mani. Berdasarkan alasan-alasan tersebut,
Muhammad Ibn Al Hasan dan Abu Yusuf berpendapat bahwa hukuman
terhadap pelaku homoseksual sama seperti hukuman yang dikenakan kepada
pezina, yaitu: kalau pelakunya muhshan (sudah menikah), maka dihukum
rajam (dilempari dengan batu sampai mati), kalau gair muhshan (bujang),
maka dihukuman cambuk dan diasingkan selama satu tahun. [dalam al
hidayah syarhul bidayah 7/194-196, fathul qadir juz : 11 hal : 445-449 dan al-
Mabsuth juz: 11 hal : 78-81].
c. Menurut Imam Malik praktek homoseksual dikategorikan zina dan hukuman
yang setimpal untuk pelakunya adalah dirajam, baik pelakunya muhshan
(sudah menikah) atau gair muhshan (perjaka). Ia sependapat dengan Ishaq bin
Rahawaih dan As Sya’bi. [minahul jalil, juz : 19 hal : 422-423].
d. Menurut Imam Syafi’i, praktik homoseksual  merupakan hubungan seksual
terlarang dalam Islam. Hukuman untuk pelakunya: kalau pelakunya muhshan
(sudah menikah), maka dihukum rajam. Kalau gair muhshan (bujang), maka
dihukum cambuk 100 kali dan diasingkan selama satu tahun. Hal tersebut
sama dengan pendapat Said bin Musayyib, Atha’ bin Abi Rabah, An Nakha’I,
Al Hasan dan Qatadah. [al majmu’ juz : 20 hal : 22-24 dan al hawi al kabir,
juz : 13 hal : 474-477]
e. Menurut Imam Hambali, praktik homoseksual dikategorikan zina. Mengenai
jenis hukuman yang dikenakan kepada pelakunya beliau mempunyai dua
riwayat (pendapat): Pertama, dihukum sama seperti pezina, kalau pelakunya
muhshan (sudah menikah) maka dihukum rajam. kalau pelakunya gair

7
muhshan (bujang), maka dihukum cambuk 100 kali dan diasingkan selama
satu tahun. (pendapat inilah yang paling kuat). Kedua, dibunuh dengan
dirajam, baik dia itu muhshan atau gair muhshan. [al furu’, juz :11 hal : 145-
147, al mughni juz : 10 hal : 155-157 dan al inshaf juz : 10 hal : 178]
Sebagaimana disebutkan di atas bahwa di antara landasan hukum yang
mengharamkan praktik homoseksual dan lesbian adalah Ijma’. untuk mengetahui
lebih jelas peran Ijma’ dalam menentukan suatu hukum, kita akan membahasnya
secara sederhana.

8
 BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan
Kalau kita telaah referensi-referensi yang menjadi sumber dasar penetapan
hukum Islam, maka di antara instrument hukum tersebut adalah Ijma’. Posisi
kekuatannya sebagai sumber hukum menempati urutan ketiga setelah Al-Quran
dan As-Sunah. Ijma’ lahir dan muncul setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW.
Ijma’ merupakan kesepakatan para mujtahid (ahli ijtihad) setelah wafatnya
Rasulullah terhadap suatu kasus hukum dalam suatu masa.
Jadi yang menentukan suatu hukum sudah menjadi Ijma’ atau belum adalah
para mujtahid (ahli ijtihad) yang berkompeten dalam bidangnya. Dus, bukan
orang-orang sembarangan. Mereka adalah orang-orang memiliki syarat-syarat
baku yang mendukungnya untuk memahami nash-nash (Al-Quran dan As-Sunah)
dan mengaitkannnya dengan realita, seperti menguasai ilmu-ilmu seperti bahasa
Arab, maqasidus syari’ah, fikih dan ushul fikih, ilmu tafsir dan lain sebagainya
disebutkan dalam ushul fikih.
Sekalipun pintu ijtihad selalu terbuka, tetapi untuk urusan hukum, tidak
semua orang bisa mengklaim dirinya mujtahid atau menganggap siapa saja boleh
berijtihad. Apalagi merubah hukum yang sudah pasti kebenarannya.
Haramnya homoseksual dan lesbian ini, sudah menjadi Ijma’ (ketetapan )
ulama Islam. Artinya, tak ada diantara mereka yang berselisih. Jadi, tidak ada
seorang ulamapun yang berpendapat tentang kehalala nya. Dan itu sudah menjadi
ketetapan hukum sejak masa Nabi, sahabat sampai hari kemudian. Jadi tidak bisa
diotak- atik –apalagi-- dengan justifikasi rasional.
Islam meyakini bahwa segala perintah dan larangan Allah –baik berupa
larangan atau perintah—tak lain bertujuan untuk menciptalan kemaslahatan hidup
manusia di dunia dan akhirat. Hatta, termasuk tujuan pelarangan praktik
homoseksual dan lesbian yang dimaksudkan untuk memanusiakan manusia dan
menghormati hak-hak mereka.
Sangat terlalu lengkap --kalau tidak boleh disebut kaya-- hanya untuk
menelusuri haram dan tidaknya soal homoseksual dan lesbian dalam Islam.

9
B.    Kritik Dan Saran
Agar dimasa yang akan datang bisa jauh lebih baik lagi, kita haruslebih ba
nyak belajar dan terus melatih ilmu yang kita peroleh. Kami sadaridalam penulisa
n makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, baik dalamsegi penulisan maup
un susunan kalimatnya. Maka dari itu, sangatlahdibutuhkan kritik dan saran yang 
membangun dari pembaca. Agar penulisanmakalah dilain kesempatan bisa jauh le
bih baik lagi. Pesan kami janganpernah berhenti untuk belajar, karena kunci kesuk
sesan adalah dengan carabelajar dan terus berusaha.
Dengan demikian, dalil-dalil yang telah ada mengisyaratkan tentang
betapa Allah dan Rasul Nya amat sangat membenci perbuatan seks yang
menyimpang karena hal ini akan berdampak pada kehidupan social yang tidak
sehat dan yang paling penting adalah bahwa dari setiap ajaran syari’at terdapat
banyak sekali ibrah bagi kita semua.
Semoga kita bisa menjaga diri kita dengan senantiasa menyadari bahwa
kita senantiasa diawasi oleh Allah Swt. Dan senantiasa saling berwashiyat dalam
taqwa dan kebaikan. Karena kita semua adalah umat terbaik di akhir zaman yang
senantiasa menyeru pada yang makruf dan mencegah dari yang munkar.
Wallâhu a‘lam bi ash – shawâb …

10
 DAFTAR PUSTAKA

Al Baghdadi, Abdurrahman, 1998, Emansipasi Adakah Dalam Islam, Gema Insani


Press, Jakarta

Hasan, M. Ali, 1995, Masail Fiqhiyah Al Haditsah Pada Masalah-Masalah


Kontemporer Hukum Islam, RajaGrafindo Persada, Jakarta

Mahjuddin, 1990, Masailul Fiqhiyah Berbagai Kasus Yang Yang Dihadapi Hukum
Islam Masa Kini, Kalam Mulia, Jakarta

Uman, Cholil, 1994, Agama Menjawab Tentang Berbagai Masalah Abad Modern,
Ampel Suci, Surabaya

Zallum, Abdul Qadim, 1998, Beberapa Problem Kontemporer Dalam Pandangan


Islam : Kloning, Transplantasi Organ, Abortus, Bayi Tabung, Penggunaan Organ
Tubuh Buatan, Definisi Hidup dan Mati, Al-Izzah, Bangil

Zuhdi, Masjfuk, 1993, Masail Fiqhiyah Kapita Selekta Hukum Islam, Haji Masagung,
Jakarta

11

You might also like