Thermal Overload Relay
Thermal Overload Relay
Thermal Overload Relay
Abstract. PT. Sejin Lestari Furniture is a company engaged in the production of furniture
such as doors, tables, chairs, cabinets, bookcases and other interior equipment. As one
of the companies that have succeeded in producing finished goods in large quantities,
PT. Sejin Lestari Furniture relies on the help of an electric motor at every stage of its
production, including one of the wood pellet production machines, namely the biofuel
pelletizer molding machine which has four different types of motors. In order to work
optimally, electric motors need a protection system that can protect them from threats. In
this study, the protection system used is Thermal Overload Relay (TOR) which functions
as an overload controller so that the electric motor is not easily burned or damaged. In
this case, the TOR must be adjusted according to the capacity of each induction motor so
that when an overload occurs, the TOR will automatically cut off the current flowing in
the motor so that damage can be avoided. The TOR trip standards in this study uses the
NEMA (National Electrical Manufactures Association) standard with the method used,
namely Research and Development (R&D) where this method is carried out to produce
certain products and test the effectiveness of these products. The data collection was
obtained through journals and books.
Abstrak. PT. Sejin Furniture merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam
bidang produksi mebel seperti pintu, meja, kursi, lemari, rak buku, dan perlengkapan
interior lainnya. Sebagai salah satu perusahaan yang telah berhasil memproduksi barang
jadi dalam jumlah besar PT. Sejin Furniture ini mengandalkan bantuan motor listrik pada
setiap tahapan produksinya, termasuk pada salah satu mesin produksi pelet kayu, yaitu
mesin molding biofuel pelletizer yang memiliki empat jenis motor yang berbeda. Agar
dapat bekerja secara optimal, motor listrik membutuhkan suatu sistem proteksi yang dapat
melindunginya dari berbagai ancaman. Pada penelitian ini, sistem proteksi yang
digunakan yaitu Thermal Overload Relay (TOR) yang berfungsi sebagai pengontrol
beban berlebih agar motor listrik tidak mudah terbakar maupun mengalami kerusakan
ketika beroprasi. Dalam hal ini, TOR harus di setting sesuai dengan kapasitas masing-
masing motor induksi agar pada saat terjadi beban berlebih, TOR akan otomatis
Received April 07, 2023; Revised Mei 22, 2023; Accepted Juni 01, 2023
*Tiya Puspita, [email protected]
Thermal Overload Relay (TOR) Sebagai Sistem Proteksi Motor Induksi 3 Fasa Pada Mesin
Molding Biofuel Pelletizer Di PT. Sejin Lestari Furniture
memutuskan arus yang mengalir pada motor sehingga kerusakan dapat terhindari.
Adapun standar setting trip TOR pada penelitian ini menggunakan standar NEMA
(National Electrical Manufactures Ascosiaciation) dengan metode yang digunakan yaitu
Research and Development (R&D) dimana metode ini dilakukan untuk menghasilkan
produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. Adapun pengumpulan data
diperoleh melalui jurnal dan buku.
LATAR BELAKANG
Mesin listrik berperan penting dalam mendorong jalannya proses produksi di PT.
Sejin Lestari Furniture. Mesin listrik mampu memberikan hasil produksi yang maksimal
dalam waktu yang cenderung singkat. Selain itu, bantuan mesin listrik juga dapat
membuat para pekerja menjalankan tugasnya dengan lebih mudah. Mesin listrik yang
paling umum digunakan adalah motor induksi, salah satunya yaitu pada mesin molding
biofuel pelletizer.
Mesin molding biofuel pelletizer merupakan sebuah mesin yang digunakan untuk
membuat pelet kayu (wood pellet). mesin seri BSR-10 ini memiliki desain dan struktur
yang lebih kompleks, dapat bekerja dengan lebih stabil, konsumsi daya yang rendah,
memiliki efisiensi yang tinggi, memiliki kemampuan bekerja dalam waktu yang lama dan
dapat menghasilkan output produk pelet kayu dalam jumlah besar.
Pada saat dioperasikan, limbah potongan kayu akan dihancurkan hingga membentuk
serbuk kayu yang sangat halus yang selanjutnya akan ditampung pada Cylo dan kemudian
akan jatuh pada belt konveyor bagian atas mesin. berikutnya serbuk kayu tersebut akan
berjalan dan kemudian masuk pada penampungan mesin (shelter). Serbuk kayu kering
selanjutnya akan diberi sedikit air agar serbuk tersebut menjadi sedikit lembab. Langkah
berikutnya serbuk kayu ini akan diaduk beberapa saat kemudian didorong oleh bagian
mesin yang digerakan oleh sebuah motor dan direkatkan menuju bagian rol cetakan cincin
(DIES Molding Pelletizer). Setelah perekatan mencapai batas maksimal, maka kayu akan
keluar melalui lubang-lubang kecil pada rol cincin dengan berbentuk silinder panjang
dengan dimeter 0,8 cm dan panjang 3 cm.
KAJIAN TEORITIS
Pada saat bekerja mesin molding biofuel pelletizer mengandalkan bantuan motor
induksi pada setiap tahapannya. Menurut Siswoyo (2008) beberapa alasan penggunaan
motor induksi pada mesin listrik yaitu karena memiliki bentuk yang sederhana, kontruksi
yang kuat, lebih mudah dalam pemeliharaan, memiliki harga yang relatif murah,
mempunyai efisiensi yang tinggi serta tidak memerlukan starting tambahan.
Motor induksi 3 fasa memiliki kontruksi yang hampir sama dengan motor listrik jenis
lainnya. Motor ini memiliki dua bagian utama, yaitu stator dan rotor yang dipisahkan
oleh celah udara yang sempit dengan jarak berkisar dari 0,4 mm sampai 4 mm. Motor
induksi bekerja berdasarkan induksi elektromagnetik dari kumparan stator kepada
kumparan rotornya. Pada dasarnya motor induksi tiga fasa memiliki dua pengendalian,
yakni hubungan bintang dan hubungan delta (Pratama, 2021).
Dalam menjalankan proses produksi, motor induksi akan digunakan secara terus
menerus sehingga rawan mengalami gangguan. Untuk mengatasi hal tersebut maka
dibutuhkan suatu sistem proteksi yang dapat melindunginya dari berbagai ancaman.
Secara umum proteksi didefinisikan sebagai pengamanan atau perlindungan suatu sistem
tertentu untuk mencegah kerusakan atau hal-hal yang tidak diharapkan dan berpotensi
merugikan sistem tersebut. Adapun gangguan yang sering terjadi pada motor induksi 3
fasa diantaranya arus lebih (over current) dan beban berlebih (overload). Arus lebih atau
over current adalah sebuah gangguan arus dimana arus yang mengalir pada rangkaian
melebihi arus normal pada saat motor dibeban penuh atau Full Load Amps (FLA). Arus
nominal atau FLA merupakan jumlah maksimum dari arus normal yang dapat diterima
motor tanpa mengalami gangguan. Sedangkan kenaikan temperatur menurut National
Electrical Manufacturers Association (NEMA) adalah kenaikan temperatur diatas
ambient temperatur atau suhu ruangan (Aulia, 2021).
Tujuan lain dari sistem proteksi pada motor induksi yaitu untuk mencegah timbulnya
beberapa kerugian seperti kerugian panas internal motor listrik, dimana panas pada
motor listrik ditimbulkan oleh adanya rugi-rugi daya yang dihasilkan oleh motor listrik
itu sendiri. Untuk mengatasi beberapa kerugian dan gangguan yang sering terjadi pada
motor induksi, maka sistem proteksi memiliki peran yang sangat penting. Adapuan
beberapa komponen sistem proteksi yang paling umum digunakan pada motor induksi
yaitu thermal overload relay (Hartono, 2020).
Thermal Overload Relay (TOR) merupakan salah satu peralatan proteksi yang bekerja
berdasarkan pengaruh suhu panas (temperature) dimana arus yang mengalir akan
dikonversi menjadi panas untuk mempengaruhi bimetal. Bimetal inilah yang kemudian
akan menggerakan tuas untuk menghentikan aliran arus ketika terjadi over current (Naim,
2021).
Menurut Hayusman (2020) penomoran pada TOR meliputi nomor 1-3-5 yang
merupakan kontak input sumber tegangan atau input dari kontaktor pada rangkaian utama
(380V) dan nomor 2-4-6 yang merupakan kontak output menuju ke motor listrik pada
rangkaian utama seperti terlihat pada gambar 2.
Adapun penyettingan atau pengaturan rele beban lebih pada TOR yaitu sama dengan
arus nominal motor, dimana persamaan untuk menghitung besar In (arus nominal) adalah
sebagai berikut :
𝐼 = ………………………………………...………………………(1)
√
Dimana :
V = Tegangan (V)
P = Daya masuk (W)
In = Arus nominal (A)
Sedangkan untuk menghitung arus nominal penyetingan pada TOR untuk arus lebih
dapat digunakan persamaan sebagai berikut:
𝐼 = 𝐾 𝑥 𝐼𝑛………………………………………………………………..……(2)
Dimana :
𝐼 = Penyetelan arus
K = Konstanta pada rele beban lebih (110%)
In = Arus nominal (A)
Pada dasarnya Thermal overload relay mempunyai tingkat proteksi yang lebih efektif
dan ekonomis, sebab dapat difungsikan sebagai pelindung beban lebih (Overload),
melindungi dari ketidakseimbangan phasa (Phase failure imbalance) dan melindungi dari
kerugian atau kehilangan tegangan phasa (Phase Loss). Adapun cara untuk mengatur
besarnya arus maksimum yang dapat melewati TOR, dapat diatur dengan memutar
penentu arus dengan menggunakan obeng sampai didapat harga yang diinginkan.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian lapangan ini mengacu pada metode
Research and Development (R&D) yaitu metode penelitian dan pengembangan adalah
metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji
keefektifan produk tersebut. Teknik pengambilan data ini bersumber dari jurnal dan buku.
Instrumen yang digunakan berupa wawancara langsung selama proses penelitian
dilakukan. Adapun alur penelitian dapat dilihat pada Gambar 5 dan uraian kegiatan pada
setiap tahapannya dapat dilihat pada Tabel 1.
Table 2. Analisis Data Perhitungan Thermal Overload Relay (TOR) Pada Motor
Induksi Mesin Molding Biofuel Pelletizer
Berdasarkan data pada tabel 2, dapat dilihat bahwa semakin besar kapasitas motor
induksi yang digunakan maka akan semakin besar pula setting trip yang digunakan pada
TOR. Apabila terdapat ketidaksesuaian antara kapasitas motor- dengan nilai seting trip
pada TOR maka motor akan cenderung mengalami kerusakan ketika terjadi arus berlebih
(over current). Untuk memperjelas data tersebut, maka di bawah ini disajikan grafik hasil
analisis TOR yang memuat nilai tegangan (V), arus nominal (A), daya masukan (W) dan
nilai setting trip pada TOR.
2.713,26
2.013,96
1.130,06
727,26
380
380
380
380
4,85
5,82
4,32
1,56
2,02
2,24
3,6
1,3
Broadband Three- Three-Phase Three-Phase Broadband Three-
Phase Induction Motor Induction Motor Phase
Asynchronous YX3-90L-4 Asynchronous
GS90L-2 GS8024
Berdasarkan Gambar 3 dapat dilihat bahwa semakin besar nilai arus nominal pada
setiap motor induksi yang digunakan maka semakin besar pula nilai seting trip yang
diperoleh. Hal ini dikarenakan pada kenyataannya nilai seting trip tersebut telah
disesuaikan dengan kapasitas dari setiap motor. Oleh karena TOR berperan sebagai
proteksi motor induksi, maka agar motor tidak mengalami arus berlebih dan over heat
ataupun lonjakan arus maka settingan pada TOR harus berada di atas nilai arus normal
motor.
Adapun data setting trip pada TOR yang disajikan diperoleh dari hasil perhitungan
pada masing-masing motor induksi yang digunakan. Untuk mengetahui nilai setting trip
yang tepat pada thermal overload relay (TOR) maka perlu dicari terlebih dahulu nilai
daya masukan (P ) dan arus nominal motor ( I ).
Berdasarkan perhitungan tersebut, maka dapat diketahui bahwa arus nominal pada
motor Three-Phase Induction Motor YX3-90L-4 adalah sebesar 3,6 A. Jadi, setting
thermal overload relay (TOR) yang sesuai untuk motor Broadband Three-Phase
Induction Motor YX3-90L-4 adalah 3,6 x 120% = 4,32 A. Pada motor ini dipasang
sebuah thermal overload relay (TOR) jenis LRN16 dengan batas arus pada setting
trip sebesar 9 – 13 A.
dikonversi menjadi panas untuk mempengaruhi bimetal. Bimetal inilah yang kemudian
akan menggerakan tuas untuk menghentikan aliran arus ketika terjadi arus berlebih (over
current) pada motor induksi. Sebagai komponen yang berfungsi untuk mengamankan
motor induksi, TOR harus disetting sesuai dengan kapasitas motor yang digunakan. Oleh
karena TOR berperan sebagai pengaman, maka nilai setting arus trip pada TOR harus
lebih besar dari nilai arus nominal pada motor, hal ini dilakukan untuk menghindari
lonjakan arus yang sewaktu-waktu dapat terjadi pada motor.
DAFTAR REFERENSI
Arisandi, Dwi. (2014). Proteksi Motor Induksi Tiga Fasa Dengan Thermal Overload
Rangkaian Direct On Line (DOL) PT. Pupuk Sriwidjaja, Palembang, Politeknik
Negeri Sriwijaya, 43-44.
Aulia, S. L., Toto, T., & Kartono, W. (2021). Simulasi Aplikasi PLC Sebagai Sistem
Proteksi Arus Dan Temperatur Lebih Pada Motor Induksi Tiga Fasa. Prosiding
The 12th Industrial Research Workshop and National Seminar Bandung, 18-23.
Budiyanto., Almira., Genta, B. P., et al. (2020). Kontrol Relay dan Kecepatan Kipas
Angin Direct Current (DC) dengan Sensor Suhu LM35 Berbasis Internet of
Things. Jurnal Ilmiah Elektroteknika, 19, 43 -54.
Darmadi, I. P. Y., Wijaya, I. W. A., & Rinas, I. W. (2021). Pengaruh Filter Pasif Untuk
Menekan Harmonisa (THD) Terhadap Unjuk Kerja Motor Induksi 3 Phase
Menggunakan Matlab. Jurnal SPEKTRUM, 8, 216-221
Darsini., & Bayu, P. (2021) Perawatan Mesin Sucker Muller Di Pt. DLH. Indonesian
Journal of Mechanical Engineering Vocational (INJECTION), 1, 22-28.
Hartono., Praharto YB., & Fitrizawati. (2020). Analisa Thermal Overload Relay (TOR)
Type Lrd08c Pada Sistem Proteksi Motor 3 Fasa Belt Conveyor (L3B1C1) 37 KW.
Jurnal ITEKS, 12, 79-90.
Indartono, K., Tama, T. J. L. G., & Mushthofa, A. J. (2019). Emergency Button Wireless
Berbasis Arduino Uno. Jurnal Techno, 20, 17-22.
Ishak, L. F., & Bayu, I. K. (2021). Rancang Bangun Panel Automatic Transfer Switch
(ATS) Untuk Daya Satu Phasa Berbasis Web Server. jurnal LITEK : Jurnal
Listrik Telekomunikasi Elektronika, 18, 71-77.
Kintoro. (2019). Rancang Bangun Statting Star Delta Pada Motor Induksi Tiga Fasa
Dengan Monitoring Arus, Tegangan dan Setting Timer Dengan
MenggunakannArduino Mega 2560. Undergraduate thesis, Universitas
Diponegoro, Jawa Tengah.
Naim, Muhammad. (2021). Sistem Control Dan Kelistrikan Mesin. Jawa Tengah : NEM-
IKAPI.
Pratama, gusti. (2021). Aplikasi Matlab Sebagai Simulasi Pengaturan Kecepatan Putaran
Motor Induksi 3 Fasa Menggunakan VSD (Variable Speed Drive) Acs 800.
Electro national conference (ENACO) politeknik negeri sriwijaya, , 42-48.
Rasmini, N. W., I ketut, T., I nyoman, M., et al. (2019) . Rancang bangun automatic
transfer switch (ATS) PLN-Genset 3 Phasa 10 kVa. Jurnal Matrix, 9, 42-46.