Kelompok Ipi 9

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

MAKALAH

LEMBAGA PENDIIDIKAN ISLAM

OLEH KELOMPOK 9
KARLINA SARI (2314080009)
FITRI AFNAN (2314080015)

DOSEN PENGAMPU
Dr. Muhammad Kosim, Ma

JURUSAN TADRIS FISIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) PADANG
1445/2023
Abstrak
Organizational forms of educational institutions are relatively organized composed of behavioral
patterns, roles and directed relationships in binding individuals who have formal authority and
legal sanctions, in achieving the objectives of Islamic education. There are four educational
institutions that are used by Rasulullah SAW in teaching the Qur'an and As-Sunnah, namely: Dar
al-Arqam, Kuttab, Suffah and the mosque. Islamic education in Indonesia was initially carried
out informally, through personal contacts between preachers and surrounding communities, in
the trade process. Formal Islamic educational institutions in Indonesia today; (1) Islamic
boarding school, (2) madrasa, (Ibtidaiyah, Tsanawiyah and Aliyah), and (3) Higher Education.
Islamic educational institutions aim at increasing the faith, understanding, appreciation and
experience of students about the religion of Islam, so that they become people of faith and devote
to Allah SWT and have good character in their private lives, in a society of nationalism and state.
Quality pendidian culture will produce qualified human resources so that they have high
competitiveness.

Keywords: Format, Institutions, Islamic Education

Abstrak
Lembaga pendidikan bentuk organisasi tersusun relatif tetap terdiri atas pola-pola tingkah laku,
peranan-peranan dan relasi-relasi terarah dalam mengikat individu yang mempunyai otoritas
formal dan sangsi hukum, dalam mencapai tujuan pendidikan Islam. Terdapat empat lembaga
pendidikan yang digunakan Rasulullah SAW dalam mengajarkan al-Qur‟an dan As-sunah, yaitu:
Dar al-Arqam, kuttab, Suffah dan masjid. Pendidikan Islam di Indonesia pada mulanya
dilaksanakan secara informal, melalui kontak-kontak pribadi antara mubaligh dengan masyarakat
sekitar, dalam proses perdagangan. Lembaga pendidikan Islam formal di Indonesia saat ini; (1)
Pondok pesantren, (2) madrasah, (Ibtidaiyah, Tsanawiyah dan Aliyah), serta (3) Perguruan
Tinggi. Lembaga pendidikan Islam bertujuan meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan
dan pengalaman peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia beriman dan
bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat
berbangasa dan bernegara. Kultur pendidian yang berkualitas akan mengahasilkan SDM yang
berkualitas sehingga memiliki daya saing yang tinggi.
Kata Kunci: Format, Lembaga, Pendidikan Islam.

PENDAHULUAN
Pendidikan di indonesia sendiri sudah muncul sebelum terbentuknya republik indonesia
sendiri.bisa di katakan sejarah pendidikan indonesia cukup
panjang.Pendidikan islam pada umumnya muncul dan berkembang karena pengaruh
seorang tokoh agama, yang sering di sebut kiayi. Khusus di pulau jawa, tokoh agama itu

1
disebut wali. Pada umumnya para wali mendirikan sebuah pesantren untuk mengajarkan
agama islam.Pendidikan Islam semakin berkembang sejalan dengan adanya ide-ide
cemerlang dari para tokoh Islam itu sendiri dalam mengembangkan pendidikan Islam.
Pendidikan Islam di Indonesia telah muncul dan berkembang dalam berbagai bentuk
lembaga yang bervariasi, seperti pesantren, madrasah, surau, dan meunasah.

Pada awal perkembangan Islam di Indonesia, masjid merupakan satu-satunya pusat


berbagai kegiatan. Baik kegiatan keagamaan, sosial kemasyarakatan, maupun kegiatan
pendidikan. Bahkan kegiatan pendidikan yang berlangsung di masjid masih bersifat
sederhana kala itu sangat dirasakan oleh masyarakat muslim. Awal mulanya masjid
mampu menampung kegiatan pendidikan yang diperlukan masyarakat. Namun karena
terbatasnya tempat dan ruang, mulai dirasakan tidak dapat menampung masyarakat yang
ingin belajar. Maka dilakukanlah berbagai pengembangan secara bertahap hingga
berdirinya lembaga pendidikan Islam yang secara khusus berfungsi sebagai sarana
menampung kegiatan pembelajaran sesuai dengan tuntutan masyarakat saat itu. Dari
sinilah mulai muncul beberapa istilah lembaga pendidikan di Indonesia.

A. PEMBAHASAN
Islam Menurut ensiklopedi Indonesia lembaga adalah wadah pendidikan yang dikelola
demi mencapai hasil pendidikan yang diinginkan, sedangkan Lembaga dalam kamus
besar bahasa Indonesia diartikan sebagai bakal dari sesuatu, asal mula yang akan menjadi
sesuatu, bentuk, wujud, rupa, acuan, ikatan, organisasi atau badan yang mempunyai
tujuan jelas terutama dalam bidang keilmuan. Lembaga Pendidikan adalah suatu sistem
peraturan yang bersifat mujarrad suatu konsepsi yang terdiri dari kode, norma-norma,
ideologi dan sebagainya, baik tertulis atau tidak termasuk perlengkapan material dan
organisasi simbolik serta kelompok manusia yang terdiri dari individu-individu yang
dibentuk dengan sengaja atau tidak, untuk mencapai tujuan tertentu dan tempattempat
kelompok itu melaksanakan peraturan-peraturan tersebut adalah: mesjid, sekolah, kuttab
dan sebagainya. Allah Swt berfirman dalam QS. al-Tahrim [66]: 6:
“Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya adalah malaikat-malaikat
yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-
Nya kepada mereka serta selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa lembaga pendidikan adalah suatu bentuk
organisasi yang tersusun relatif tetap terdiri atas pola-pola tingkah laku, peranan-peranan
dan relasi-relasi yang terarah dalam mengikat individu yang mempunyai otoritas formal
dan sangsi hukum, dalam mencapai tujuan pendidikan Islam.

2
B.Jenis-jenis Lembaga
A. Lembaga pendidikan islam dilihat dari ajaran islam sebagai azasnya
Dalam ajaran Islam perbuatan manusia disebut dengan amal yang telah melembaga
dalam jiwa seseorang muslim, baik amal yang berhubungan dengan Allah SWT maupun
amal yang berhubungan dengan manusia dan alam semesta. Sedangkan Mahmut Syaltut
mengemukakan bahwa ajaran Islam mencakup aspek akidah, syaria’ah dan mu’amalah
yang dapat membimbing manusia menuju kehidupan yang lebih baik. Asas seluruh ajaran
dan amal Islam adalah Iman. Islam telah menetapkan norma-norma dalam mengamalkan
ajarannya. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sidi Ghazalba, bahwa jenis lembaga
pendidikan Islam yang serba tetap dan tidak boleh berubah dan tidak mungkin berubah
adalah sebagai berikut:
a) Rukun Iman adalah asas ajaran dan amal Islam.
b) Ikrar, keyakinan atau pengucapan dua kalimat syahadat, adalah lembaga pernyataan.
Adapun lembaga-lembaga yang dapat berubah, karena perubahan norma adalah sebagai
berikut:
a) Ijtihad, lembaga berfikir.
b) Fikih, lembaga hukum yang dilakukan dengan metode ijtihad.
c) Akhlak, lembaga nilai-nilai tingkah laku (perbuatan).
d) Lembaga pergaulan masyarakat (Sosial).
e) Lembaga ekonomi.

B.Lembaga Pendidikan Islam


Ditinjau Dari Aspek Penanggung Jawab Tanggung jawab kependidikan merupakan suatu
tugas yang wajib dilaksanakan, karena tugas ini satu dari beberapa instrumen masyarakat
dan bangsa dalam upaya pengembangan manusia sebagai khalifah di bumi. Tanggung
jawab ini dapat dilaksanakan secara individu dan kolektif. Secara individu dilaksanakan
oleh orang tua dan kolektif kerja sama seluruh anggota keluarga, masyarakat dan
pemerintah.
a. Lembaga Pendidikan In-Formal (keluarga) Keluarga sebagai unit terkecil dalam
masyarakat adalah persekutuan antar sekelompok orang yang mempunyai pola-pola
kepentingan masing-masing dalam mendidik anak yang belum ada di lingkungannya.
b. Lembaga Pendidikan Formal ( sekolah atau madrasah) Abu Ahmat dan Nur Uhbiyato
memberikan pengertian tentang lembaga pendidikan sekolah, yaitu bila dalam pendidikan
tersebut diadakan ditempat tertentu, teratur, sistematis, mempunyai perpanjangan dan

3
dalam kurun waktu tertentu, berlangsung mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan
tinggi, dan dilaksanakan berdasarkan aturan resmi yang telah ditetapkan.
c. Lembaga Pendidikan Non-Formal (masyarakat) Lembaga pendidikan non-formal
adalah lembaga pendidikan yang teratur namun tidak mengikuti peraturan-peraturan yang
tetap dan kuat. Masyarakat merupakan kumpulan individu dan kelompok yang terikat
oleh kesatuan bangsa, negara, kebudayaan, dan agama. Setiap masyarakat memiliki cita-
cita yang diwujudkan melalui peraturanperaturan dan sistem kekuasaan tertentu. Islam
tidak membebaskan manusia dari tanggung jawabnya sebagai anggota masyarakat, dia
merupakan bagian integral sehingga ia harus tunduk pada norma-norma yang berlaku dalam
masyarakat. Begitu juga dengan tanggung jawabnya dalam melaksanakan dalam tugas-tugas
kependidikan.

d. Lembaga Pendidikan Islam Ditinjau Dari Aspek Waktu dan Tempat Pada mulanya
pendidikan Islam dilaksanakan oleh Nabi SAW secara sembunyi dan disampaikan secara
sembunyi dan disampaikan melalui individu ke individu. Tetapi setelah pemeluk Islam
bertambah banyak diperlukan lembaga pendidikan supaya pelaksanaan pendidikan lebih
efektif dan efisien

C.Fungsi Lembaga
1) Dar al-Arqam
Lembaga pendidikan pertama dalam Islam adalah rumah. Pada fase Makkah Rasulullah SAW
dan para sahabatnya menjalankan aktivitas pendidikan dan pembelajaran di rumah Arqam Ibn
Abi Arqam. Rumah yang terpencil berada di atas bukit Safa, dipilih selain Arqam diusia 16 tahun
sudah masuk Islam, juga agar para sahabat tidak mudah tercium oleh pembesar serta antek-antek
Quraisy jahiliyah. Rasulullah SAW mengajarkan wahyu kepada para sahabatnya dengan sistem
halaqoh. Rasulullah SAW dan para sahabatnya belajar dan mengajar di rumah tersebut selama 13
tahun
2) Kuttab
Pada masa Pra-Islam sudah mengenal lembaga pendidikan yang bernama kuttab. Secara bahasa,
ُ
Kuttab/Maktab berasal dari akar ‫ُ ُب َكت‬- ‫َُ َب‬kata ‫ُكت َ ي‬- ‫ا ً اب َ ت ِك‬yang artinya menulis.
Secara Istilah, kuttab /maktab berarti tempat menulis, atau tempat di mana dilangsungkan
kegiatan untuk baca-tulis dan syair-syair Arab. Mayoritas para sejarawan pendidikan Islam
sepakat bahwa pendidikan Islam tingkat dasar yang mengajarkan membaca dan menulis bahasa
Arab kemudian meningkat pada jenjang pengajaran al-Qur‟an dan pengetahuan dasar agama
Islam. Namun Abdullah Fajar dalam bukunya Peradaban dan Pendidikan Islam berpendapat
bahwa maktab adalah istilah untuk zaman klasik, sedangkan kuttab adalah istilah untuk zaman
modern.

4
3) Suffah
Al-Suffah merupakan ruang atau bangunan surau yang bersambung dengan masjid Nabawi.
Kegiatan pengajaran dan pembelajaran agama Islam dilakukan secara teratur dan sistematik.
Suffah juga menjadi tempat tinggal bagi para sahabat Rasulullah SAW, bentuk Suffah adalah
sebuah panggung luas beratapkan jerami, dimana mereka yang tinggal disini di sebut as-habul
Suffah. Ibnu Taimiyah mengatakan bahwa yang tinggal di Suffah berjumlah 400 orang, di mana
Ibnu Abbas, Abu Dzar Al-Ghifari termasuk salah satu yang menempati Suffah. Apa yang di
terapkan Rasulullah dalam lembaga pendidikan Suffah ini akhirnya melahirkan kader-kader
ulama‟ seperti Ibnu Abbas, Abu Dzar dan Salman al Fariz.
4) Masjid
Masjid pertama yang digunakan untuk kegiatan pendidikan adalah masjid Quba, di sana
Rasulullah membentuk halaqoh yaitu para sahabat duduk di sekeliling Rasulullah dan mereka
bertanya tentang berbagai masalah. Masjid dalam sejarah pendidikan Islam tidak hanya berfungsi
sebagai tempat beribadah saja, tetapi juga berfungsi sebagai pusat pendidikan dan kebudayaan.
Di masjid dilaksanakan berbagai proses pendidikan dan pembelajaran, dengan menggunakan
model klasikal atau balaghoh.

D.Lembaga Pendidikan Islam di Dunia Islam dan Indonesia


Bahwa pendidikan adalah sarana paling efektif dalam mendapatkan dan memberikan ilmu
pengetahui, wawasan dan keterampilan.8 Melalui pendidikan transmisi dan transformasi nilai-
nilai serta kebudayaan terjadi dari suatu generasi kegenerasi berikutnya. 9 Demikian pula halnya
dengan pendidikan Islam. Pendidikan bagi umat Islam sangat penting, karena pendidikan
merupakan salah satu bentuk manifestasi dari cita-cita hidup Islam dalam upaya melestarikan,
mengalihkan dan menanamkan nilai-nilai Islam kepada generasi penerusnya.
Agama Islam masuk ke Indonesia melalui jalur perdagangan. Kota-kota perdagangan
merupakan tempat terjadinya interaksi budaya dan agama disamping fungsinya sebagai pusat
kegiatan transaksi ekonomi. Kelompok pertama yang memeluk agama Islam adalah kelompok
yang sering melakukan interaksi perdagangan yaitu kelompok pedagang. Karenanya sangat
mungkin jika pemeluk agama Islam pertama adalah kelompok pedangan yang juga kaum
bangsawan. Dengan kata lain dapat dikatakan para pemeluk agama Islam pertama di Nusantara
adalah para intelektual, dan karenanya bersamaan dengan perdagangan tersebut proses
pendidikanpun terjadi. Pada awal masa perkembangan Islam, pendidikan yang bersifat formal
dan sistematis belum dilaksanakan, namun demikian pendidikan dengan tujuan memberikan
pengetahuan dan wawasan keislaman kepada anak-anak dan cucu-cucu mereka,beserta nilai-nilai
dan budaya,yang dianggap baik diusahakan untuk diwariskan,dan usaha untuk itu melalui
pendidikan.
Dengan masuknya Agama Islam ke Indonesia yang berlangsung dengan damai dibawa oleh
pedagang dan mubaligh, yang berasal dari Gujarat India, awal abad ke - 12, disertai dengan
terbentuknya masyarakat Muslim di beberapa wilayah di Nusantara.11 Masyarakat Muslim
tersebut selanjutnya melahirkan sejumlah kerajaan Islam di Nusantara, seperti kerajaan Perlak,

5
Pasai, Aceh Darussalam, Banten, Demak, dan Mataram. Tumbuhnya pusat-pusat kekuasaan
Islam di Nusantara ini jelas sangat berpengaruh sekali bagi proses Islamisasi di Indonesia.
Kekuatan politik bergabungkan dengan semangat jihad para mubaligh dan da‟i, untuk
mengajarkan Islam merupakan dua instrument utama yang mempercepat tersebarnya Islam ke
berbagai wilayah Indonesia. Terdapat beberapa saluran proses Islamisasi di Indonesia, yaitu
perdagangan, perkawinan, kesenian, sufisme, dan pendidikan.
Setelah masyarakat muslim terbentuk, maka perhatian pertama kali ialah mendirikan rumah
ibadat (masjid, langgar atau mushalla). Karena kaum Muslimin diwajibkan shalat lima waktu dan
dianjurkan untuk berjamaah, kemudian sekali seminggu diwajibkan untuk melaksanakan sholat
Jum‟at. Berbarengan dengan pendirian masjid, diyakini sejak saat itu dimulainya proses
pendidikan Islam secara nonformal.
Pendidikan Islam di Indonesia yang pada mulanya dilaksanakan secara informal, melalui
kontak-kontak pribadi antara mubaligh dengan masyarakat sekitar, dalam proses perdagangan,
ternyata pada saat yang bersamaan terjadi proses pendidikan. Dengan semakin banyaknya
masyarakat yang beragama Islam, maka pendidikan Islam, meskipun masih bersifat non formal,
ternyata semakin intensif dilaksanakan, terutama di masjid-masjid atau langgar.
Pada zaman pemerintahan Sultan Agung, agama Islam berkembang dengan sangat pesat, ini
dapat diketahui dari buktibukti sejarah tentang keinginan Sultan Ageng, agar di setiap
kawedanan ada masjid kawedanan, dan ia kemudian membangun masjid raya, yang disebut
masjid Ageng. Selain itu upaya Sultan Agung dalam membesarkan agama Islam, tampak dari
upayanya dalam menyatukan atau memasukkan nilai-nilai Islam dalam unsur budaya lama,
seperti:
(1) Gerebeg, disesuaikan dengan hari raya Idul Fitri dan Maulid Nabi, sehingga terkenal istilah
Gerebeg Poso (puasa) dan Gerebeg Maulid,
(2) Gamelan sekaten, yang hanya dibunyikan pada gerebeg Maulid, atas kehendak Sultan Ageng
dipukul dihalaman masjid besar,
(3) Perhitungan tahun saka (Hindu) pada mulanya berdasarkan perjalanan matahari, diganti
berdasarkan perhitungan matahari, tetapi dengan hitungan perjalanan bulan. Sesuai dengan tahun
Hijriyah.
Lembaga pendidikan islam di indonesia abad 20
1. Pondok Pesantren Pondok pesamtren berarti tempat tinggal/menginap (asrama),
dan pesantren berarti tempat para santri mengkaji agama Islam dan sekaligus di
asramakan.Menurut M.Arifin dikutip oleh Mujamil Qomar, pondok pesantren
merupakan suatu lembaga pendidikan Islam yang tumbuh serta diakui oleh
masyarakat sekitar, dengan sistem asrama (komplek).
dimana santri-santri menerima pendidikan agama melalui sistem pengajianyang
sepenuhnya berada dibawah kedaulatan dari seorang kiai dengan ciri-ciri khas yang
bersifat kharismatik serta independen dalam segala hal. Penggunaan gabungan

6
kedua istilah antara pondok dengan pesantren menjadi pondok pesantren, sebenarnya
lebih mengakomodasikan karakter keduanya.
a. Elemen-elemen PesantrenDhofier mengungkapkan bahwa lembaga pendidikan
pesantren memiliki beberapa elemen dasar yang merupakan ciri khas dari
pesantren itu sendiri, elemen itu adalah:
1) Pondok atau asrama
2) Tempat belajar mengajar, biasanya berupa Masjid dan bisa berbentuk lain.
3) Santri
4) Pengajaran kitab-kitab agama, bentuknya adalah kitab-kitab yang
berbahasa arab dan klasik atau lebih dikenal dengan istilah kitab
kuning.
5) Kiai dan ustadz.

a. Tujuan Pesantren
Tujuan pesantren merupakan bagian terpadu dari faktor-faktor pendidikan.
Tujuan merupakan rumusan hal-hal yang diharapkan dapat tercapai melalui
metode, sistem dan strategi yang diharapkan. Dalam hal ini tujuan
menempati posisi yang amat penting dalam proses pendidikan sehingga
materi, metode dan alat pengajaran harus disesuaikan dengan tujuan yang
diharapkan.
2. Madrasah Institusi pendidikan ini lahir pada permulaan abad 20 yang dianggap
sebagai awal periode pertumbuhan madrasah dalam sejarah pendidikan Islam di
Indonesia.Memasuki abad ke-20 M, banyak dari dari kalangan Islam Indonesia
yang menyadari bahwa mereka tidak akan mungkin berkompetensi dengan
kekuatan-kekuatan yang menantang dari pihak kolonilisme Belanda, penetrasi
Kristen, dan perjuangan untuk maju di bagian-bagian lain di Asia apabila
mereka terus melanjutkan kegiatan dengan cara-cara tradisional dalam
menegakkan Islam.
Menjelang akhir abad ke-19, para anggota dari generasi baru ulama Hindia mulai
menyadari bahwa metode dan tatanan berfikir (mindset) tradisional dalam Islam
tidak akan sanggup menghadapi tantangan kolonialisme dan peradaban modern.
Terilhami oleh bangkitnya reformisme-modernisme Islam di Timur Tenggah serta
introduksi pendidikan dan asosiasi bergaya Barat di Tanah Air, mereka
mulai mempromosikanmodernism atas sekolah-sekolah Islam. Dengan
mengkombinasikan antara pelajaran-pelajaran agama dan pelajaran umum, dan
mengadopsi metode dan teknologi pendidikan dari sekolah-sekolah Barat, sekolah
Islam ini mempresentasikan suatu bentuk baru sistem pendidikan Islam yang
dinamakan dengan madrasah

3. Sekolah Islam TerpaduSekolah Islam Terpadu merupakan pendatang baru dalam lanskap
pengembangan model lembaga pendidikan di Indonesia. Meskipun baru berdiri
pertama kali pada akhir abad ke-20, sekolah ini telah berkembang ke seluruh
wilayah Indonesia. Dalam waktu yang relatif singkat, jumlah sekolah Islam terpadu

7
telah mencapai 10.000 sekolah di seluruh wilayah Indonesia.19Kemunculan
sekolah ini dilatarbelakangi oleh adanya ketidakpuasan sebagian besar aktor gerakan
Islam
di Indonesia terhadap perkembangan sistem pendidikan nasional.20Adanya
dikotomi ilmu antara ilmu agama dan umum di sekolah telah menyebabkan
lembaga pendidikandi Indonesia tidak mampu menciptakan lulusan yang berkepribadian
utuh. Dikotomi ilmu akhirnya melembaga dalam bentuk dualisme sistem
pendidikan nasional (Azra, 1998). Di satu sisi, ada sekolah-sekolah agama yang
berada di bawah Kementerian Agama, mulai dari RA, MI, MTs, MA, hingga
Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI). Di sisi lain, ada sekolah-sekolah umum yang
berada di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mulai dari TK, SD,
SMP, SMA, hingga Perguruan Tinggi Umum (PTU).21Dua model lembaga
pendidikanini diangggap oleh para pendiri Sekolah Islam Terpadu tidak mampu
menjawab tantangan dan kebutuhan zaman. Lembaga pendidikan umum hanya
membekali siswa tentang ilmu-ilmu umum yang jauh dari nilai-nilai tauhid. Hasilnya,
meskipun para siswa memiliki kemampuan penguasaan sains dan teknologi, mereka
tidak memiliki basic pendidikan moral yang kokoh sehingga dapat terjerumus ke
dalam penyakit budaya modern, semisal; free seks, penggunaan narkoba, kenakalan
remaja, dan lainlain. Sebaliknya, lembaga pendidikan Islam hanya membekali siswa
tentang ilmu-ilmu agama ansich, sehingga mereka tidak mampu menguasai sains
dan teknologi

8
Kesimpulan
1. Lembaga pendidikan Islam adalah suatu wadah berlangsungnya penyelenggaraan pendidikan
Islam dengan berbagai sarana, peraturan, dan penanggung jawab pendidikan yang dijiwai oleh
semangat ajaran dan nilai-nilai Islam dengan niat untuk mengejawantahkan ajaran-ajaran Islam.
2. Lembaga pendidikan Islam secara umum bertujuan untuk meningkatkan keimanan,
pemahaman, penghayalan danpengalaman peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi
manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam
kehidupan pribadi, bermasyarakat berbangsa dan bernegara.
3. Lembaga pendidikan Islam berfungsi sebagai pengembangan jasmani, akal, emosi, rohani, dan
akhlak manusia dan peserta didiknya.
4. Jenis lembaga pendidikan Islam di dilihat dari Aspek ajaran Islam sebagai asasnya terbagi dua,
yakni yang tidak berubah dan yang berubah. lembaga pendidikan islam ditinjau dari aspek
penanggung jawab terbagi menjadi 3 yakni Lembaga pendidikan in-formal (keluarga), lembaga
pendidikan formal (sekolah/madrasah) dan lembaga pendidikan non-formal (masyarakat).
5. Strategi yang perlu ditawarkan dalam mengelola dan mengembangkan lembaga pendidikan
Islam baik berupa pesantren, madrasah, sekolah, serta perguruan tinggi, yaitu pertama,
Merumuskan visi, misi dan tujuan lembaga secara jelas serta berusaha keras mewujudkannya
melalui kegiatan-kegiatan riil sehari-hari. Kedua. Membangun kepemimpinan yang benar-benar
professional (terlepas dari intervensi ideology, politik, organisasi, dan mazhab dalam menempuh
kebijakan lembaga). Ketiga, Menyiapkan pendidik yang benar-benar berjiwa pendidik sehingga
mengutamakan tugas-tugas pendidikan dan bertanggung jawab terhadap kesuksesan peserta
didiknya.Keempat,Merumuskankurikulum yang sesuai dengan kebutuhan perta didik dan
masyarakat.

Saran
Setelah penulis dapat menyelesaikan makala ini,kami harapkan saran dan kritik dari bapak
pembingbing dan teman-teman sekalian demi kesempurnaan makalah ini.Dan semoga makala ii
bermanfaat bagi yang membaca,Aamiin..

9
DAFTAR PUSTAKA

Bafadhol, Ibrahim. "Lembaga pendidikan islam di indonesia." Edukasi Islami: Jurnal


Pendidikan Islam 6.11 (2017): 14.
Akhiruddin, K. M. "Lembaga Pendidikan Islam di Nusantara." TARBIYA: Jurnal Ilmu Pendidikan
Islam 1.1 (2015): 195-219.
Basyit, Abdul. “Format Lembaga Pendidikan Perspektif Pendidikan Islam.”Islamika:Jurnal
agama,Pendidikan,dan Sosial Budaya Vol. 14,No 1(2002),hlm.12-28
Subhan, Arief. Lembaga pendidikan Islam Indonesia: abad ke-20. Kencana, 2012.
Rahman, Kholilur. "Perkembangan lembaga pendidikan islam di indonesia." Jurnal Tarbiyatuna:
Kajian Pendidikan Islam 2.1 (2018): 1-14.
.Suryadi, Rudi Ahmad. Ilmu Pendidikan Islam. Deepublish, 2018.

10
11

You might also like