Brata & Soedianto, 2022

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

INTERNATIONAL JOURNAL OF SOCIAL AND MANAGEMENT STUDIES (IJOSMAS)

Vol. 3 No. 3 (2022) e-ISSN : 2775-0809

Total Quality Manufacturing (TQM) and


Recommendations for Its Application in the Defense
Industry: A Literature Review
Jun Suhada Hadie Brata 1, Dwi Soediantono2
1,2
Sekolah Staf Dan Komando Angkatan Laut, Indonesia
Corresponding email: [email protected]

Abstract - The method of writing this article is a literature review, which is a review by
collecting, understanding, analyzing and then concluding as many as 25 international journal
articles published from 2010 to 2021 regarding the application of Total Quality Manufacturing
(TQM) in various industrial sectors and the defense industry. The analysis used used 25 content
analyzes of journal articles, which had been collected and then looked for similarities and
differences and then discussed to draw conclusions. The results of the literature review analysis
state that the application of Total Quality Manufacturing (TQM) contributes to expanding
employee empowerment. Make employees more trained and have good skills. Employees feel
more valued. For product consumers, of course Total Quality Management will provide benefits
in the form of higher quality products received. Customers feel more cared for because their
needs are met by the company. Maintain customer satisfaction. TQM makes companies focus on
market demands, TQM inspires employees to provide the best quality in every activity, TQM
channels the procedures that are important to obtain superior results,TQM helps to continuously
test all processes to get rid of unnecessary and unproductive things, TQM supports companies to
really understand the existing competition and to build an effective war strategy,TQM helps to
establish good procedures for communication and reward good work. TQM helps to review what
processes are needed to build a continuous development strategy. Total Quality Manufacturing
(TQM) is recommended to be applied to the defense industry. Based on the literature review,
Total Quality Manufacturing (TQM) is recommended to be applied to the defense industry.

Keywords: Total Quality Manufacturing (TQM), Defense Industry, Literature Review

50
INTERNATIONAL JOURNAL OF SOCIAL AND MANAGEMENT STUDIES (IJOSMAS)
Vol. 3 No. 3 (2022) e-ISSN : 2775-0809

Total Quality Manufacturing (TQM) dan Rekomendasi


Penerapannya Pada Industri Pertahanan : A Literature
Review
Jun Suhada Hadie Brata 1, Dwi Soediantono2
1,2
Sekolah Staf Dan Komando Angkatan Laut, Indonesia
Corresponding email: [email protected]

Abstrak - Metode penulisan artikel ini adalah literature review yaitu mereview dengan
mengumpulkan, memahami, menganalisa lalu menyimpulkan sebanyak 25 artikel jurnal
international yang terbit tahun 2010 sampai 2021 tentang penerapan Total Quality
Manufacturing (TQM) berbagai sector industri dan industri pertahanan. Analisis yang
digunakan menggunakan 25 analisis isi artikel jurnal, yang sudah terkumpul kemudian dicari
persamaan dan perbedaannya lalu dibahas untuk menarik kesimpulan. Hasil analisis literature
review menyatakan bahwa penerapan Total Quality Manufacturing (TQM) memberikan kontribusi
Memperluas pemberdayaan karyawan. Membuat karyawan lebih terlatih dan memiliki skill
baik.Karyawan merasa lebih dihargai.Bagi konsumen produk, tentunya Total Quality
Management akan memberi manfaat berupa Produk yang diterima lebih berkualitas.Pelanggan
menjadi lebih merasa dipedulikan karena kebutuhan mereka dipenuhi perusahaan.Menjaga
kepuasan pelanggan. TQM membuat perusahaan berfokus pada keinginan pasar, TQM
menguinspirasi pekerja untuk memberikan mutu terbaik dalam setiap aktifitas,TQM
menyalurkan prosedur yang penting untuk memperoleh hasil yang unggul, TQM membantu
untuk secara kontinyu menguji semua proses untuk membuang hal yang tidak diperlukan dan hal
yang tidak produktif, TQM mendukung perusahaan untuk benar-benar mengerti persaingan
yang ada dan untuk membangun strategi perang yang efektif, TQM membantu untuk
membangun prosedur yang baik untuk komunikasi dan menghargai kerja yang baik.TQM
membantu untuk mengulas proses apa yang diperlukan untuk membangun strategi
perkembangan secara kontinyu. Total Quality Manufacturing (TQM) direkomedasikan untuk
diterapkan pada industri pertahanan.Berdasarkan kajian literature review tersebut maka Total
Quality Manufacturing (TQM) direkomedasikan untuk diterapkan pada industri pertahanan.

Kata kunci: Total Quality Manufacturing (TQM), Industri Pertahanan, Literature Review

Pendahuluan

Pertahanan dan keamanan adalah salah satu sektor yang sangat strategis. Lebih lanjut, pertahanan
negara merupakan segala usaha untuk mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan wilayah,
dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan

51
INTERNATIONAL JOURNAL OF SOCIAL AND MANAGEMENT STUDIES (IJOSMAS)
Vol. 3 No. 3 (2022) e-ISSN : 2775-0809

negara. Ancaman terhadap pertahanan dan keamanan negara bisa datang dari berbagai sudut
batas, udara, laut, darat angkasa hingga sekarang siber yang tidak mengenal wilayah. Alat dan
teknologi perang sudah semakin maju. Berbagai teknologi digital dan disrupsi sudah menyentuh
hampir semua aspek kehidupan seperti kesahatan, pemerintahan, industri hingga sektor
pertahanan dan keamanan. Masa depan industri pertahanan Indonesia banyak memiliki peluang
untuk ditingkatkan dan dikembangkan. Berbagai capaian dalam teknologi robot, pesawat tak
berawak, kapal tak berawak, roket dan rudal, pembuatan satelit militer, kendaraan lapis baja,
kapal perang dan pesawat merupakan peluang pengembangan industri pertahanan pada masa
datang.

Dengan kebijakan pemerintah dan alokasi anggaran yang meningkat setiap tahunnya untuk
industri pertahanan, pengembangan dan peningkatan kemampuan industri pertahanan perlu
ditransfer menjadi sebuah kapabilitas pertahanan yang lebih mumpuni dan lebih andal pada masa
depan.Tantangan sekaligus peluang bagi industri pertahanan dalam negeri adalah meningkatkan
kualitas manajemen yang profesional dan kompetitif, sehingga memenuhi persyaratan kualitas,
waktu distribusi, dan harga yang bersaing. Tanpa ada profesionalisme dalam pengelolaan
perusahaan dan keuangan, semua peluang yang ada ini tidak akan bisa termanfaatkan bahkan
terlewat tanpa makna. Tantangan ini merupakan cambuk untuk meraih kapasitas produksi yang
maksimal.
Pengembangan industri pertahanan di Indonesia menjadi salah satu fokus pemerintah untuk
penguatan pertahanan dan keamanan yang diharapkan terpenuhinya kebutuhan alutsista dalam
mencapai Minimum Essential Force (MEF) pada tahun 2024, serta tercapainya kemandirian
dalam pengadaan alutsista di tahun 2029 sebagaimana tertuang dalam masterplan industri
pertahanan. Industri pertahanan sebagaimana termuat dalam RPJMN 2020–2024 dinilai belum
optimal. Capaian sebagaimana termuat dalam MEF, bahwa kontribusi industri pertahanan pada
triwulan IV 2018 hanya sebesar 35,9% dari target yang ditentukan sebesar 49%. Meskipun
beberapa kebutuhan alat peralatan pertahanan dan keamanan (alpalhankam) sudah mampu
dipenuhi oleh industri pertahanan dalam negeri, namun untuk beberapa jenis alutsista strategis
seperti: pesawat tempur, kapal perusak, roket, rudal, Unmanned Combat Aerial Vehicle
(UCAV), dan radar masih mengandalkan impor. Berdasarkan data Stockholm International
Peace Research Institute (SIPRI) (2020), selama tahun 2015-2019, Indonesia rata-rata berada
pada posisi 17 sebagai negara pengimpor terbesar alutsista, yakni sebesar 1,8% dari total dunia.
Pemasok alutsista nasional didominasi oleh Amerika sebesar 20%, Belanda 18%, dan Korea
Selatan 16% dari keseluruhan total impor alutsista

52
INTERNATIONAL JOURNAL OF SOCIAL AND MANAGEMENT STUDIES (IJOSMAS)
Vol. 3 No. 3 (2022) e-ISSN : 2775-0809

Menurut Abbas et al. (2020) Perkembangan tehnologi informasi yang berimplikasi pada
interaksi bisnis global, maka situasi bisnis ditandai dengan meningkatnya persaingan, biaya dan
krisis serta berubahnya selera konsumen, situasi ini memaksa manajemen perusahaan untuk
melakukan rekayasa ulang (reengineering) konsep dan proses produksinya untuk lebih
berorientasi pada kualitas, sehingga diyakini bahwa untuk memiliki keunggulan kompetitip,
perusahaan harus menerapkan konsep-konsep manajemen kualitas . Menurut Al-Qahtani et al.
(2015) Manajemen yang telah menerapkan konsep-konsep penilaian kualitas berarti telah
memiliki komitmen terhadap kualitas; perusahaan manufaktur dalam mengukur kualitas terbatas
pada kualitas produk saja, dimana pengukuran yang demikian hanya merupakan kemampuan
dalam memenuhi standard (conformance), sebab produk yang dihasilkan bersifat nyata/
berwujud, sedangkan untuk perusahaan jasa akan mengalami kesulitan dalam mengukur kualitas
dikarenakan produknya tidak berwujud. Sehingga Pengukuran kualitas tidak diukur dari hasil
akhir proses operasi, tetapi ditekankan pada manajemen organisasi secara komprehensif dengan
demikian lebih tepat digambarkan dalam suatu komitmen tentang kualitas, yaitu pengembangan
manajemen kualitas secara total (Total Quality Management/TQM). Menurut Abbas et al.
(2020); Al-Qahtani et al. (2015) Kaitan TQM perusahaan harus mengedepankan komitmen
kualitas, berapapun ukuran perusahaan itu. Di Amerika Serikat, semua perusahaan kecil maupun
besar didorong untuk meraih penghargaan dibidang kualitas yang dikenal dengan Baldrige
Award .

Menurut Aquilani et al. (2017);Bouranta et al. (2019);Benavides et al. (2014);Elshaer et al.


(2016) Total Quality Management (TQM) merupakan topik yang selalu aktual dalam kalangan
bisnis maupun akademisi, namun belum ada kesepakatan mengenai definisi dan bagaimana
konsep tersebut dalam praktik, disebabkan bahwa TQM selalu berevolusi dengan muculnya
konsep-konsep baru. Setiap organisasi berbeda dalam mentransformasikan TQM maupun dalam
metode pengembangannya, sehingga setiap organisasi membutuhkan bentuk TQM yang berbeda
. Menurut;Elshaer et al. (2016) mengemukakan bahwa Total Quality Management (TQM)
sendiri, sudah banyak dipraktikkan oleh perusahaan manufaktur namun tidak semua berjalan
dengan baik (kurang berhasil), bahkan ada yang tidak berguna sama sekali (gagal). Menurut
Benavides et al. (2014);Elshaer et al. (2016) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa TQM tidak
mudah dilaksanakan karena adanya faktor perubahan budaya yang sulit untuk dilakukan
perubahan, melakukan perubahan budaya sangat sulit sebab skill, staffs, hubungan, peran dan
struktur sudah terbiasa dengan pola budaya lama . Menurut Aquilani et al. (2017);Bouranta et al.
(2019);Benavides et al. (2014);Elshaer et al. (2016) dalam penelitiannya melakukakan
pengidentifikasian dimensi-dimensi yang diprediksi berpotensi sebagai faktor pendorong
suksesnya penerapan TQM. Menurut Aquilani et al. (2017);Bouranta et al. (2019)
Pengembangan kualitas menekankan pada strategi baru, tehnologi baru, ide-ide baru, apa yang
dipikirkan pelanggan dan apa yang diminta pasar, untuk itu program TQM membutuhkan
pendekatan dari atas ke bawah dan penerapannya memerlukan kesabaran untuk menjawab dari
kemungkinan ketidak jelasan terhadap masalah kualitas. Awalnya terjadi penolakan yang kuat
terhadap suatu perubahan, karena semua pekerja beranggapan bahwa datangnya perubahan
terlalu cepat, padahal mereka diharuskan mengerjakan, membutuhkan dan menginginkan

53
INTERNATIONAL JOURNAL OF SOCIAL AND MANAGEMENT STUDIES (IJOSMAS)
Vol. 3 No. 3 (2022) e-ISSN : 2775-0809

Banyak penelitian terdahulu Menurut Honarpour et al. (2018);Haque et al. (2014) meneliti
tentang penerapan TQM dikaitkan dengan kinerja perusahaan, secara umum belum tentu
penerapan TQM tersebut berhasil, akan tetapi langsung dikaitkan dengan pengukuran kinerja
perusahaan, artinya semua penelitian tersebut belum menyentuh pada aspek pengukuran
keberhasilan TQM. Faktor-faktor apa saja yang diprediksi dapat mempengaruhi keberhasilan
dalam penerapan TQM, sehingga pada akhirnya akan dapat meningkatkan kinerja perusahaan
yang diproksikan dalam perolehan laba atau meningkatnya omzet penjualan, karena produk yang
dihasilkan mempunyai kualitas yang baik dan dapat diterima konsumen akhir. Oleh karena itu
melihat kesenjangan tersebut, penelitian ini akan menguji faktor-faktor yang diprediksi dapat
mempengaruhi keberhasilan dalam penerapan TQM. Penelitian ini dapat dianggap. Menurut
Honarpour et al. (2018);Haque et al. (2014);Jalilvand et al. 2018);Jimoh et al. (2019)
menyebutkan bahwa keberhasilan penerapan TQM harus didukung adanya infrastruktur
perusahaan yang memadai. Mani, (1995) mengemukakan bahwa visi dan misi organisasi harus
dikomunikasikan kepada setiap anggota organisasi dan merupakan bagian dari program
penerapan TQM. Top-down manajerial commitment mendukung keberhasilan penerpan TQM .
Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian ini menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh
Jalilvand et al. 2018);Jimoh et al. (2019) yaitu faktor budaya dan pekerja, infrastruktur,
manajerial serta organisasional yang diidentifikasi sebagai faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi keberhasilan dalam penerapan TQM

Menurut Panuwatwanich et al. (2017) Perkembangan perusahaan sangat pesat pada masa
perdagangan bebas seperti saat sekarang. Persaingan global ini memberikan banyak pilihan
kepada konsumen, dimana konsumen akan mempertimbangkan, biaya, nilai, dan manfaat sebuah
produk. Perkembangan perdagangan dunia menuntut perusahaan perusahaan yang sudah ada
untuk tetap dapat bertahan agar dapat bersaing dengan perusahaan perusahaan yang akan
bermunculan, dan tetap terus memperoleh keuntungan. Perusahaan yang dulu bersaing hanya
pada tingkat lokal regional dan nasional, kini harus pula bersaing dengan perusahaan perusahaan
dari seluruh dunia. Menurut Sader et al. (2017);Sadikoglu et al. (2014);Suwandej et al. (2015)
Dalam bersaing perusahaan dapat menggunakan tiga ide dasar untuk menghasilkan produk yang
berkualitas, yaitu : (1) setiap tindakan perusahaan dalam menghasilkan produk selalu berorientasi
pada pelanggan, (2) melibatkan seluruh entitas yang berkaitan dengan jalannya perusahaan baik
pihak internal (karyawan) dan pihak eksternal ( pemasok dan pelanggan), (3) menggunakan data
dan alasan yang ilmiah dalam memperbaiki kinerja yang efeknya akan memberikan keuntungan
untuk perusahaan. Sampai saat ini sistem yang paling cocok sebagai alat untuk membuat
perusahaan tetap going concern adalah Total Quality Management (TQM) atau di indonesia
dikenal dengan istilah pengendalian mutu terpadu (PTM). Menurut Panuwatwanich et al.
(2017);Pantouvakis et al. (2016);Pambreni et al. (2019) Total quality management merupakan
suatu pendekatan dalam menjalankan usaha untuk memaksimumkan daya saing organisasi
melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa, manusia, proses dan lingkungannya.
Kompetisi yang semakin ketat ini, menyebabkan setiap pelaku bisnis yang ingin memenangkan
kompetisi dunia industri, akan memberikan perhatian yang penuh pada kualitas. Perhatian penuh
pada kualitas akan memberikan dampak positif kepada dampak bisnis melalui dua cara yaitu,
dampak kepada biaya produksi dan dampak kepada pendapatan. Dampak terhadap biaya

54
INTERNATIONAL JOURNAL OF SOCIAL AND MANAGEMENT STUDIES (IJOSMAS)
Vol. 3 No. 3 (2022) e-ISSN : 2775-0809

produksi terjadi melalui proses pembuatan produk yang memiliki derajat konfirmasi
(conformance) yang tinggi terhadap standar standar sehingga bebas dari tingkat kerusakan yang
mungkin terjadi. Total Quality Management atau manajemen mutu adalah sistem terstruktur
dengan serangkaian alat, teknik dan filosofi yang di desain untuk menciptakan budaya
perusahaan yang memiliki fokus terhadap pelanggan, melibatkan partisipasi aktif para pekerja,
dan perbaikan kualitas yang berkesinambungan, yang menunjang tercapainya kepuasan
pelannggan secara total dan terus menerus. Menurut;Suwandej et al. (2015) Dengan demikian
Total Quality Management merupakan sistem akuntansi manajemen yang mengangkat kualitas
strategi usaha, dan berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan melihat seluruh anggota
organisasi. Selain itu penerapaan Total Quality Managemet perlu ada dalam perusahaan agar
supaya sistem akuntansi manajemen sebagai suatu mekanisme untuk memotivasi dan
mempengaruhi perilaku karyawan dalam berbagai cara untuk memaksimmalkan kinerja
karyawan. Dengan kemudahan tersebut maka perusahaan akan mampu meningkatkan kinerja
karyawanyanya agar mampu memberikan peyanan yang terbaik kepada konsumen, karena perlu
kita ketahui bahwa perusahaan jasa tersebut adalah kepercayaan pelayanan. Maka diperlukan
keberhasilan sistem perusahaan dalam menumbuhkan usaha termasuk menumbuhkan minat
kepercayaan masyarakat

Metode
Metode penulisan artikel ini adalah literature review yaitu mereview dengan mengumpulkan,
memahami, menganalisa lalu menyimpulkan sebanyak 25 artikel jurnal international yang terbit
tahun 2010 sampai 2021 tentang penerapan penerapan Total Quality Management (TQM)
berbagai sector industry dan industry pertahanan. Analisis yang digunakan menggunakan 25
analisis isi artikel jurnal, kemudian dilakukan koding terhadap isi jurnal yang direview, Data
yang sudah terkumpul kemudian dicari persamaan dan perbedaannya lalu dibahas untuk menarik
kesimpulan.

Penelitian kepustakaan atau kajian literatur merupakan penelitian yang mengkaji atau meninjau
secara kritis pengetahuan, gagasan, atau temuan yang terdapat di dalam tubuh literatur
berorientasi akademik, serta merumuskan kontribusi teoritis dan metodologisnya untuk topik
tertentu, Literature review tidak hanya bermakna membaca literatur, tapi lebih ke arah evaluasi
yang mendalam dan kritis tentang penelitian sebelumnya pada suatu topik.

Artikel jurnal international tentang penerapan Total Quality Management yang akan direview
adalah Abbas et al. (2020);Al-Dhaafri et al. (2016);Ahmad et al. (2015);Al-Qahtani et al.
(2015);enurut Aquilani et al. (2017);Bouranta et al. (2019);Benavides et al. (2014);Elshaer et al.
(2016);Honarpour et al. (2018);Haque et al. (2014);Jalilvand et al. 2018);Jimoh et al.
(2019);Luburić et al. (2014);Leong et al. (2014) ;Nair et al. (2016);Ross et al.
(2017);Panuwatwanich et al. (2017);Pantouvakis et al. (2016);Pambreni et al. (2019);
Pourchangiz et al.. (2021);Rashid et al. (2016);Sabet et al. (2016); Sader et al. (2017);Sadikoglu
et al. (2014);Suwandej et al. (2015); Talib et al. (2015);Topalović,et al. (2015);Vrellas et al.
(2015);Zaidin et al. (2018).

55
INTERNATIONAL JOURNAL OF SOCIAL AND MANAGEMENT STUDIES (IJOSMAS)
Vol. 3 No. 3 (2022) e-ISSN : 2775-0809

Hasil dan Pembahasan

Menurut Abbas et al. (2020);Al-Dhaafri et al. (2016);Ahmad et al. (2015);Al-Qahtani et al.


(2015) Penerapan Total Management System (TQM) membantu organisasi dalam merampingkan
proses dan memastikan sistem kerja proaktif yang siap untuk mengatasi penyimpangan dari
kondisi ideal. TQM membahas bidang masalah utama seperti kesalahan dalam proses kerja,
proses yang berlebihan, tugas yang tidak perlu, serta pekerjaan yang terduplikasi.Manfaat jangka
panjang dari Total Management System (TQM) berkaitan dengan kepuasan pelanggan. Menurut
Aquilani et al. (2017);Bouranta et al. (2019);Benavides et al. (2014);Elshaer et al. (2016) Ketika
diterapkan secara konsisten dari waktu ke waktu, TQM dapat mengurangi biaya di seluruh
organisasi, terutama di bidang scrap, rework, layanan lapangan, dan pengurangan biaya
garansi.Karena perusahaan memiliki produk dan layanan yang lebih baik dibandingkan
kompetitor, dan interaksinya dengan pelanggan relatif bebas dari kesalahan, seharusnya lebih
sedikit keluhan. Tingkat kepuasan pelanggan yang lebih tinggi dapat menyebabkan peningkatan
pangsa pasar.

Menurut Talib et al. (2015);Topalović,et al. (2015);Vrellas et al. (2015);Zaidin et al. (2018).
TQM memiliki penekanan kuat pada peningkatan kualitas dalam suatu proses, daripada
memeriksa kualitas menjadi suatu proses. Sehingga dapat mengurangi waktu yang diperlukan
untuk memperbaiki kesalahan.Keberhasilan TQM yang dapat terus dirasakan, karena partisipasi
karyawan dalam keberhasilan tersebut dapat mengarah pada peningkatan yang nyata dalam
moral karyawan. Menurut Sader et al. (2017);Sadikoglu et al. (2014);Suwandej et al. (2015)
TQM sangat membantu dalam memahami persaingan dan juga mengembangkan strategi yang
efektif dalam menghadapi kompetisi. TQM membantu dalam memahami pelanggan serta pasar.
Ini memberikan kesempatan kepada perusahaan untuk memenuhi kompetisi dengan
menggunakan teknik TQM.

Menurut Abbas et al. (2020);Al-Dhaafri et al. (2016) Manfaat jangka panjang utama dari Total
Quality Management berkaitan dengan kepuasan pelanggan. TQM bertujuan untuk
meningkatkan kualitas, dan mengidentifikasi ukuran kualitas terbaik sesuai harapan pelanggan
dalam hal layanan, produk, dan pengalaman pelanggan. Hal ini tentu juga akan
meningkatkan competitive advantage perusahaan di mata pelanggan dibandingkan dengan para
kompetitor. Menurut Ahmad et al. (2015);Al-Qahtani et al. (2015) TQM dapat mengurangi biaya
di seluruh organisasi, terutama di bidang scrap, rework, layanan lapangan, dan pengurangan
biaya garansi. Karena pengurangan biaya ini mengalir langsung kepada laba bottom-line tanpa
biaya tambahan yang dikeluarkan, TQM kemungkinan akan memberikan peningkatan
profitabilitas yang mengejutkan.

Menurut Aquilani et al. (2017);Bouranta et al. (2019) Karena perusahaan memiliki produk dan
layanan yang lebih baik dibandingkan kompetitor, dan interaksinya dengan pelanggan relatif
bebas dari kesalahan, seharusnya ada lebih sedikit keluhan pelanggan. Lebih sedikit keluhan juga
dapat berarti bahwa sumber daya yang ditujukan untuk layanan pelanggan dapat dikurangi.

56
INTERNATIONAL JOURNAL OF SOCIAL AND MANAGEMENT STUDIES (IJOSMAS)
Vol. 3 No. 3 (2022) e-ISSN : 2775-0809

Menurut Benavides et al. (2014);Elshaer et al. (2016)Tingkat kepuasan pelanggan yang lebih
tinggi juga dapat menyebabkan peningkatan pangsa pasar, karena pelanggan yang ada bisa jadi
bertindak atas nama perusahaan untuk mendatangkan lebih banyak pelanggan. Anda tentu tahu,
penjualan melalui words of mouth pelanggan yang puas akan lebih efektif dibandingkan upaya
penjualan konvensional yang dilakukan perusahaan.Menurut Luburić et al. (2014);Leong et al.
(2014) TQM memiliki penekanan kuat pada peningkatan kualitas dalam suatu proses, daripada
memeriksa kualitas menjadi suatu proses. Ini tidak hanya mengurangi waktu yang diperlukan
untuk memperbaiki kesalahan, tetapi membuatnya kurang perlu untuk mempekerjakan tim
personel jaminan kualitas. Menurut;Nair et al. (2016);Ross et al. (2017)Keberhasilan TQM yang
terus dirasakan dan terbukti—khususnya karena partisipasi karyawan dalam keberhasilan itu—
dapat mengarah pada peningkatan yang nyata dalam moral karyawan. Hal ini pada gilirannya
mengurangi pergantian karyawan, dan karenanya mengurangi biaya untuk mempekerjakan dan
melatih karyawan baru.

Menurut Talib et al. (2015);Topalović,et al. (2015) TQM sangat membantu dalam memahami
persaingan dan juga mengembangkan strategi yang efektif dalam menghadapi kompetisi. Karena
kompetisi yang ketat, kelangsungan hidup banyak organisasi telah menjadi masalah yang sangat
vital. TQM membantu dalam memahami pelanggan serta pasar. Ini memberikan kesempatan
kepada organisasi untuk memenuhi kompetisi dengan menggunakan teknik TQM. Menurut
Zaidin et al. (2018). Sistem komunikasi yang salah dan tidak memadai serta prosedur yang tidak
tepat adalah hambatan pengembangan organisasi ke arah yang benar. Hambatan komunikasi
menghasilkan kesalahpahaman, produktivitas rendah, kualitas buruk, duplikasi upaya dan
semangat kerja rendah. Teknik TQM mengikat staf dari berbagai bagian, departemen dan tingkat
manajemen untuk membentuk komunikasi dan interaksi yang efektif.

Menurut Honarpour et al. (2018);Haque et al. (2014) TQM membantu untuk meninjau proses
yang diperlukan untuk mengembangkan strategi perbaikan tanpa henti. Upaya peningkatan
kualitas harus dilakukan terus menerus untuk memenuhi tantangan yang dinamis. Menurut
Jalilvand et al. 2018);Jimoh et al. (2019) Dari berbagai pembahasan di atas, dapat disimpulkan
bahwa TQM menghasilkan keuntungan baik yang berwujud maupun tidak berwujud.
Keuntungan nyata adalah dalam bentuk kualitas produk yang lebih baik, peningkatan
produktivitas, peningkatan pangsa pasar dan profitabilitas. Sedangkan keuntungan tidak
berwujud adalah, kerja tim yang efektif, peningkatan minat kerja, peningkatan hubungan
manusia, budaya partisipatif, kepuasan pelanggan, peningkatan komunikasi dan membangun
citra perusahaan yang lebih baik.

Menurut Talib et al. (2015);Topalović,et al. (2015) Namun, TQM juga membutuhkan periode
pelatihan yang signifikan bagi karyawan yang terlibat di dalamnya. Karena pelatihan dapat
membawa orang menjauh dari pekerjaan rutin mereka, ini sebenarnya dapat memiliki efek
jangka pendek negatif pada biaya. Perusahaan harus menganggap hal ini sebagai investasi untuk
mengejar keuntungan yang jauh lebih besar.Selain itu, karena TQM cenderung menghasilkan
serangkaian perubahan inkremental yang berkelanjutan, TQM dapat menghasilkan reaksi
penolakan karyawan yang lebih suka sistem saat ini, atau yang merasa bahwa mereka mungkin
dapat kehilangan pekerjaan karena TQM. Menurut Vrellas et al. (2015);Zaidin et al. (2018)TQM

57
INTERNATIONAL JOURNAL OF SOCIAL AND MANAGEMENT STUDIES (IJOSMAS)
Vol. 3 No. 3 (2022) e-ISSN : 2775-0809

bekerja paling baik di perusahaan yang memperoleh dukungan penuh manajemen untuk inisiatif
perbaikan, yang juga didukung oleh karyawan, dan ada fokus terus menerus pada peningkatan
proses yang mencegah kesalahan terjadi.Jika perusahaan sudah menjalankan TQM dan
mendapatkan hasil, bukan tidak mungkin perusahaan bisa mendaftar untuk nominasi Deming
Prize. Seperti diketahui, selain bergengsi, penghargaan Deming Prize memberikan keuntungan
sangat besar bagi penerimanya.

Menurut Talib et al. (2015);Topalović,et al. (2015);Vrellas et al. (2015);Zaidin et al. (2018)
Berikut adalah beberapa manfaat aplikasi Total Quality Management yang bisa didapatkan oleh
perusahaan, Perubahan kualitas produk atau jasa ke arah lebih baik,Karyawan perusahaan lebih
termotivasi sehingga perusahan lebih maju,Membantu terwujudnya kerja tim.Mempermudah
komunikasi antar staf yang berbeda divisi.Bisa menurunkan biaya produksi. Meningkatkan
produktivitas.Menjadikan perusahaan lebih sensitif dalam membaca kebutuhan
pelanggan.Mengurangi produksi akan barang cacat.Memperefisienkan penyelesaian masalah
yang timbul dalam aktivitas produksi. Menjadikan perusahaan lebih siap untuk
beradaptasi.Menghindari penyimpangan dalam proses produksi akibat produk yang tidak sesuai
standar.Karyawan yang memiliki komitmen akan membuat kinerja perusahaan juga semakin
baik.

Menurut Panuwatwanich et al. (2017);Pantouvakis et al. (2016);Pambreni et al. (2019) Manfaat


Total Quality Management untuk Karyawan , Bagi karyawan perusahaan, Total Quality
Management juga memberikan manfaat yakni Memperluas pemberdayaan karyawan. Membuat
karyawan lebih terlatih dan memiliki skill baik.Karyawan merasa lebih dihargai.Menurut Talib et
al. (2015);Topalović,et al. (2015);Vrellas et al. (2015);Zaidin et al. (2018). Bagi konsumen
produk, tentunya Total Quality Management akan memberi manfaat berupa Produk yang
diterima lebih berkualitas.Pelanggan menjadi lebih merasa dipedulikan karena kebutuhan mereka
dipenuhi perusahaan.Menjaga kepuasan pelanggan. Menurut Luburić et al. (2014);Leong et al.
(2014) Manfaat: TQM membuat perusahaan berfokus pada keinginan pasar, TQM
menguinspirasi pekerja untuk memberikan mutu terbaik dalam setiap aktifitas, TQM
menyalurkan prosedur yang penting untuk memperoleh hasil yang unggul, TQM membantu
untuk secara kontinyu menguji semua proses untuk membuang hal yang tidak diperlukan dan hal
yang tidak produktif, TQM mendukung perusahaan untuk benar-benar mengerti persaingan
yang ada dan untuk membangun strategi perang yang efektif, TQM membantu untuk
membangun prosedur yang baik untuk komunikasi dan menghargai kerja yang baik.TQM
membantu untuk mengulas proses apa yang diperlukan untuk membangun strategi
perkembangan secara kontinyu.

Menurut Panuwatwanich et al. (2017);Pantouvakis et al. (2016);Pambreni et al. (2019) Tujuan


utama TQM adalah untuk dapat bersaing dan unggul dalam persaingan global dengan
mengoptimalkan kemampuan dan sumber-sumber yang dimiliki perusahaan secara
berkesinambungan, sehingga dapat memperbaiki kualitas barang dan jasa. Secara umum TQM
merupakan suatu sistem manajemen dengan tujuan untuk dapat meningkatkan produktivitas
karyawan, atau dengan kata lain TQM dimaksudkan untuk dapat memproduksi barang dan atau
jasa yang berkualitas tinggi dengan metode yang memadukan keterampilan manajerial dan

58
INTERNATIONAL JOURNAL OF SOCIAL AND MANAGEMENT STUDIES (IJOSMAS)
Vol. 3 No. 3 (2022) e-ISSN : 2775-0809

operasional secara efektif dan efisien, sehingga dapat menimbulkan kepuasan bagi semua pihak
yaitu tenaga kerja, perusahaan, dan pelanggan.

Kesimpulan

Hasil analisis literature review menyatakan bahwa penerapan Total Quality Manufacturing
(TQM) memberikan kontribusi Memperluas pemberdayaan karyawan. Membuat karyawan
lebih terlatih dan memiliki skill baik.Karyawan merasa lebih dihargai.Bagi konsumen produk,
tentunya Total Quality Management akan memberi manfaat berupa Produk yang diterima lebih
berkualitas.Pelanggan menjadi lebih merasa dipedulikan karena kebutuhan mereka dipenuhi
perusahaan.Menjaga kepuasan pelanggan. TQM membuat perusahaan berfokus pada keinginan
pasar, TQM menguinspirasi pekerja untuk memberikan mutu terbaik dalam setiap aktifitas,
TQM menyalurkan prosedur yang penting untuk memperoleh hasil yang unggul, TQM
membantu untuk secara kontinyu menguji semua proses untuk membuang hal yang tidak
diperlukan dan hal yang tidak produktif, TQM mendukung perusahaan untuk benar-benar
mengerti persaingan yang ada dan untuk membangun strategi perang yang efektif, TQM
membantu untuk membangun prosedur yang baik untuk komunikasi dan menghargai kerja yang
baik.TQM membantu untuk mengulas proses apa yang diperlukan untuk membangun strategi
perkembangan secara kontinyu. Total Quality Manufacturing (TQM) direkomedasikan untuk
diterapkan pada industri pertahanan.Berdasarkan kajian literature review tersebut maka Total
Quality Manufacturing (TQM) direkomedasikan untuk diterapkan pada industri pertahanan

Daftar Pustaka

Abbas, J. (2020). Impact of total quality management on corporate sustainability through the
mediating effect of knowledge management. Journal of Cleaner Production, 244, 118806.

Al-Dhaafri, H. S., & Al-Swidi, A. (2016). The impact of total quality management and
entrepreneurial orientation on organizational performance. International Journal of Quality &
Reliability Management.

Ahmad, M. F., Zakuan, N., Rasi, R. Z. R., Hisyamudin, M. N. N., & Takala, J. (2015). Mediator
effect of total productive maintenance between total quality management and business
performance: Survey result in Malaysia automotive industry. Advanced Science Letters, 21(12),
3723-3725.

Al-Qahtani, N. D., Alshehri, S. S. A., & Aziz, A. A. (2015). The impact of Total Quality
Management on organizational performance. European Journal of Business and
Management, 7(36), 119-127.

59
INTERNATIONAL JOURNAL OF SOCIAL AND MANAGEMENT STUDIES (IJOSMAS)
Vol. 3 No. 3 (2022) e-ISSN : 2775-0809

Aquilani, B., Silvestri, C., Ruggieri, A., & Gatti, C. (2017). A systematic literature review on
total quality management critical success factors and the identification of new avenues of
research. The TQM Journal.

Bouranta, N., Psomas, E., Suárez-Barraza, M. F., & Jaca, C. (2019). The key factors of total
quality management in the service sector: a cross-cultural study. Benchmarking: An International
Journal.

Benavides-Velasco, C. A., Quintana-García, C., & Marchante-Lara, M. (2014). Total quality


management, corporate social responsibility and performance in the hotel industry. International
Journal of Hospitality Management, 41, 77-87.

Elshaer, I. A., & Augustyn, M. M. (2016). Direct effects of quality management on competitive
advantage. International Journal of Quality & Reliability Management.

Honarpour, A., Jusoh, A., & Md Nor, K. (2018). Total quality management, knowledge
management, and innovation: an empirical study in R&D units. Total Quality Management &
Business Excellence, 29(7-8), 798-816.

Haque, A., Sarwar, A., Azam, F., & Yasmin, F. (2014). Total quality management practices in
the Islamic banking industry: comparison between Bangladesh and Malaysian Islamic
bank. International Journal of Ethics in Social Sciences, 2(1).

Jalilvand, M. R., Pool, J. K., Jamkhaneh, H. B., & Tabaeeian, R. A. (2018). Total quality
management, corporate social responsibility and entrepreneurial orientation in the hotel
industry. Social Responsibility Journal.

Jimoh, R., Oyewobi, L., Isa, R., & Waziri, I. (2019). Total quality management practices and
organizational performance: the mediating roles of strategies for continuous
improvement. International Journal of Construction Management, 19(2), 162-177.

Luburić, R. (2014). Total quality management as a paradigm of business success. Journal of


Central Banking Theory and Practice, 3(1), 59-80.

Leong, T. K., Zakuan, N., & Saman, M. Z. M. (2014). Review of quality management system
research in construction industry. International Journal of Productivity and Quality
Management, 13(1), 105-123.

Nair, G. K., & Choudhary, N. (2016). Influence of critical success factors of total quality
management on financial and non-financial performance of hospitality industry: an empirical
study. International Journal of Productivity and Quality Management, 17(4), 409-436.

60
INTERNATIONAL JOURNAL OF SOCIAL AND MANAGEMENT STUDIES (IJOSMAS)
Vol. 3 No. 3 (2022) e-ISSN : 2775-0809

Ross, J. E. (2017). Total quality management: Text, cases, and readings. Routledge.

Ong, F., Purwanto, A., Supono, J., Hasna, S., Novitasari, D., & Asbari, M. (2020). Does Quality
Management System ISO 9001: 2015 Influence Company Performance? Anwers from
Indonesian Tourism Industries. Test Engineering & Management, 83, 24808-24817.

Panuwatwanich, K., & Nguyen, T. T. (2017). Influence of total quality management on


performance of Vietnamese construction firms. Procedia Engineering, 182, 548-555.

Pantouvakis, A., & Psomas, E. (2016). Exploring total quality management applications under
uncertainty: A research agenda for the shipping industry. Maritime Economics &
Logistics, 18(4), 496-512.

Pambreni, Y., Khatibi, A., Azam, S., & Tham, J. J. M. S. L. (2019). The influence of total quality
management toward organization performance. Management Science Letters, 9(9), 1397-1406.

Pourchangiz, M. S. (2021). THE effect of applying Total Quality Management (TQM) model on
financial performance trend of the company: A case study. Management Research in Iran, 18(3),
113-132.

Purwanto, A., Asbari, M., & Santoso, P. B. (2020). Effect of integrated management system of
ISO 9001: 2015 and ISO 22000: 2018 implementation to packaging industries quality
performance at Banten Indonesia. Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, & Akuntansi),
4(1), 17-29.

Rashid, F., & Taibb, C. A. (2016). Total quality management (TQM) adoption in Bangladesh
ready-made garments (RMG) industry: a conceptual model. American Journal of Industrial and
Business Management, 6(11), 1085-1101.

Sabet, E., Adams, E., & Yazdani, B. (2016). Quality management in heavy duty manufacturing
industry: TQM vs. Six Sigma. Total Quality Management & Business Excellence, 27(1-2), 215-
225.

Sader, S., Husti, I., & Daróczi, M. (2017, October). Total quality management in the context of
Industry 4.0. In Synergy International Conferences-Engineering, Agriculture and Green Industry
Innovation (pp. 16-19).

Sadikoglu, E., & Olcay, H. (2014). The effects of total quality management practices on
performance and the reasons of and the barriers to TQM practices in Turkey. Advances in
Decision Sciences.

Suwandej, N. (2015). Factors influencing total quality management. Procedia-Social and


Behavioral Sciences, 197, 2215-2222.

61
INTERNATIONAL JOURNAL OF SOCIAL AND MANAGEMENT STUDIES (IJOSMAS)
Vol. 3 No. 3 (2022) e-ISSN : 2775-0809

Talib, F., & Rahman, Z. (2015). Identification and prioritization of barriers to total quality
management implementation in service industry: an analytic hierarchy process approach. The
TQM Journal.

Topalović, S. (2015). The implementation of total quality management in order to improve


production performance and enhancing the level of customer satisfaction. Procedia
Technology, 19, 1016-1022.

Vrellas, C. G., & Tsiotras, G. (2015). Quality management in the global brewing
industry. International Journal of Quality & Reliability Management.

Zaidin, N. H. M., Diah, M. N. M., Yee, P. H., & Sorooshian, S. (2018). Quality management in
industry 4.0 era. Journal of Management and Science, 8(2), 82-91.

62

You might also like