13646-Article Text-72974-2-10-20230111
13646-Article Text-72974-2-10-20230111
13646-Article Text-72974-2-10-20230111
Abstract
Business actors in an effort to protect consumers during the covid 19 period, every restaurant
business is required to have a Hygiene Worthy Certificate regulated in the Regulation of the
Minister of Health of the Republic of Indonesia Number 1096 / Menkes / Per / VI / 2011
concerning Jasaboga Sanitation Hygiene and Surabaya Mayor Regulation Number 28 of 2020
concerning New Normal Order Guidelines for Corona Virus Disease 2019 (Covid-19)
Pandemic Conditions in the City of Surabaya as an effort to protect consumers. Normative
juridical research with statutory and conceptual approaches. Analysis of legal materials was
carried out after this categorization. The legal materials used are primary legal materials in
the form of statutory regulations, secondary legal materials in the form of journals, books, and
legal materials from online media, as well as tertiary legal materials from dictionaries. After
the legal material is collected, it will be grouped, compiled and described for further analysis
to answer the problem formulation and achieve the research objectives. The implementation of
the proper hygiene certificate is in accordance with the theory of legal effectiveness, because
in it there are supporting rules, namely the Regulation of the Minister of Health of the Republic
of Indonesia Number 1096 / Menkes / PER / VI / 2011 concerning Jasaboga Sanitation Hygiene
supported by Circular number HK.02.01 / MENKES / 335/2020 Concerning the Protocol for
the Prevention of Corona Virus Disease Transmission in the Workplace of the Service and
Trade Sector (Public Area). Law enforcement is carried out by state civil servants and a task
force is formed which is applied to each region. The last factor is culture, which is related to
the existing human values of society to reduce or prevent transmission of Covid 19 so that it
can be applied in the roadmap. Sanctions for business actors in the field of food services are
administrative sanctions from the Head of the Regency / City Health Office in the form of a
warning, written warning or revocation of the Proper Hygiene Certificate as well as giving
compensation and / or regarding certain actions so that the losses suffered by consumers will
not be repeated.
Keywords: Hygiene Worthy Certificate; Start Up Coffee; New Normal Order
P-ISSN: 2656-534X, E-ISSN: 2656-5358
Jurnal Suara Hukum
Abstrak
Pelaku usaha dalam upaya melindungi konsumen pada masa pademi covid 19 maka
setiap usaha restoran wajib memiliki Sertifikat Laik Higiene diatur didalam Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1096/Menkes/Per/VI/2011 Tentang Higiene Sanitasi
Jasaboga serta Peraturan Walikota Surabaya Nomor 28 Tahun 2020 Tentang Pedoman
Tatanan Normal Baru Pada Kondisi Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di Kota
Surabaya sebagai upaya melindungi konsumennya. Penelitian Yuridis normatif dengan
pendekatan aturan perundang-undangan dan konseptual. Analisis bahan hukum dilakukan
setelah adanya pengkategorian tersebut. Bahan hukum yang digunakan adalah bahan hukum
primer yang berupa aturan perundang-undangan, bahan hukum sekunder yang berupa jurnal,
buku, dan bahan hukum yang berada dari media online, serta bahan hukum tersier yang
berada dari kamus. Setelah bahan hukum terkumpul, maka akan dikelompokkan, disusun lalu
dideskripsikan untuk untuk selanjutnya dianalisis untuk menjawab rumusan masalah serta
mencapai tujuan penelitian. Penerapan Sertifikat Laik Higiene telah sesuai dengan teori
efektivitas hukum, sebab di dalamnya telah terdapat aturan yang mendukung yaitu Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1096/Menkes/PER/VI/2011 Tentang Higieme
Sanitasi Jasaboga yang ditunjang oleh Surat Edaran nomor HK.02.01/MENKES/335/2020
Tentang Protokol Pencegahan Penularan Corona Virus Disease di Tempat Kerja Sektor Jasa
dan Perdagangan (Area Publik). Penegakan hukum dilakukan oleh paratur sipil negara serta
dibentuk gugus tugas yang diterapkan pada setiap wilayah. Faktor yang terakhir adalah
kebudayaan, yaitu terkait dengan nilai kemanusiaan yang ada dari masyarakat untuk
mengurangi atau mencegah penularan covid 19 sehingga bisa diterapkan dalam roadmap.
Sanksi bagi pelaku usaha di bidang jasaboga adalah sanksi administrasi dari Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota yang berupa teguran, teguran tertulis atau pencabutan Sertifikat
Laik Higiene serta pemberian ganti rugi dan/atau mengenai tindakan tertentu sehingga
kerugian yang diderita oleh konsumen tidak akan terulang kembali.
Kata Kunci: Sertifikat Laik Higiene, Kopi Start Up, Tatanan Normal Baru
A. PENDAHULUAN
Bisnis UMKM rintisan yang pada saat ini popular disebut sebagai usaha start up.
Menurut Paul Graham yang merupakan pendiri salah satu akselerator start up yang
merupakan terbaik di dunia Start up adalah perusahaan yang ada pada tahap berkembang dan
baru didirikan kurang lebih 3 (tiga) bulan, yang belum memiliki modal besar dan didirikan
oleh beberapa orang yang mempunyai idealisme, semangat tinggi dalam berkarya dan
Suardy 2021).
341
Penerapan Sertifikat Laik…340-356
Kegiatan ekonomi kreatif sebagai prakarsa dengan pola pemikir dengan modal kecil
tetapi memiliki pangsa pasar perdagangan yang luas. konsep ekonomi kreatif mendorong
dikalangan kaum milenial membuka usaha startup bidang usaha kuliner khusus kopi kekinian
(Wijaya and Aini 2020). Istilah kopi kekinian, menjadi label bagi orang-orang di sekitar saya
untuk mengistilahkan layanan pemesanan kopi berbasis aplikasi mobile dengan mengunakan
internet sebagai media operasional dan pemasaran. Meskipun demikian, terminologi ini
sebetulnya agak rancu juga karena berbenturan dengan pemaknaan kedai kopi indie atau distro
kopi. Di era milenial bisnis kopi kekinian di Indonesia semakin tren dan ada dimana-mana,
sehingga semakin hari banyak juga bermunculan usaha start up kopi kekinian dengan
bermacam- macam konsep yang ditawarkan kepada konsumen, yaitu seperti konsep kedai kopi
yang gaya modern maupun konsep kedai kopi yang bernuansa jaman dahulu. Bahkan mulai
dari skala kedai kopi yang modal besar hingga skala kedai kopi yang modal kecil. Bisnis start
up kopi kekinian di era sekarang ini sangat menjanjikan. Kemunculan bisnis start up kopi
kekinian ini tidak lepas semakin konsumtif masyarakat kelas menengah ke atas. Karena di kedai
kopi kekinian tidak lepas masyarakat suka menghabiskan waktu lama lama di kedai kopi
dikarena pengemar kopi maupun berbagai aktivitas, seperti berkumpul bersama teman-teman,
belajar, mengerjakan tugas kantor maupun sekolah dan adapun datang ke kedai kopi sekedar
foto foto yang lalu dibagi (share) di halaman media sosial supaya terlihat lagi terkinian. Faktor–
faktor itulah yang membuat bisnis start up kopi kekinian semakin diminati oleh para pelaku
Untuk mendukung keberlangsungan sektor bisnis start up pada masa pandemi COVID-19,
sektor bisnis start up sekarang ini yang menjadi prioritas untuk diselamatkan sebab
UMKM atau bisnis start up sekarang ini sebagai tulang punggung perekonomian
P-ISSN: 2656-534X, E-ISSN: 2656-5358
Jurnal Suara Hukum
Indonesia. Di masa pandemi COVID-19 banyak UMKM atau bisnis start up yang
menyatakan sulit bertahan dan terpuruk. Karena pada masa pandemi Covid-19 merupakan
risiko yang tidak bisa dihindari(Rosita 2020). Artinya, mau tidak mau risiko tersebut harus
dihadapi oleh pelaku bisnis kuliner. Oleh sebab itu pemerintah membuat kebijakan terkait
Pemerintah menerbitkan protokol normal baru (new normal) bagi perkantoran dan industri
dalam menghadapi pandemi virus corona atau Covid-19 yang diatur Keputusan Menteri
Penyelenggaraan Usaha kedai kopinya wajib memenuhi standar kesehatan yang sudah
ditetapkan oleh pemerintah terhadap usahanya. Pelaku usaha di tuntut untuk menghasilkan
produk produk yang kompetitif terutama dari segi mutu, kesehatan, kenyamanan, keamanan,
dan keselamatan konsumen pada masa pademi covid 19. segala upaya yang menjamin adanya
kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen, kemudian pada penjelasan
(selanjutnya di sebut UUPK) menyatakan bahwa aturan hukum ini berfungsi untuk melindungi
konsumen. Fungsi UUPK bagi pelaku usaha adalah untuk meningkatkan kualitas produk.
Pelaku usaha dalam upaya melindungi konsumen pada masa pademi covid 19 maka setiap
usaha restoran wajib memiliki Sertifikat Laik Higiene(Elvlyn and Marhaen 2022). Dalam
melaksanakan Sertifikat Laik Higiene diatur didalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Sertifikat Laik Higiene pada kedai kopi kekinian yang berada di kota Surabaya diatur dalam
343
Penerapan Sertifikat Laik…340-356
Peraturan Walikota Surabaya Nomor 28 Tahun 2020 Tentang Pedoman Tatanan Normal Baru
Pada Kondisi Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di Kota Surabaya sebagai upaya
Peraturan Kementerian Kesehatan tersebut dapat dikatakan merupakan suatu aturan yang
baru di Indonesia yang dibuat dengan adanya covid 19, oleh karena itulah perlu dilakukan
sebuah penelitian mengenai penerapan aturan tersebut, apakah penerapan aturan tersebut telah
sesuai dengan aturan yang tertulis atau tidak dengan menggunakan teori Efektivitas Hukum.
hukum, sarana, masyarakat, kebudayaan, dan hukum itu sendiri adalah faktor dari keefektifan
hukum(Ali 2017). Hal ini memiliki arti bahwa efektif atau tidaknya suatu hukum ditentukan
oleh 5 faktor, yaitu faktor hukumnya sendiri, faktor penegak hukum, faktor sarana atau
fasilitas yang mendukung penegakan hukum, faktor masyarakat, yaitu lingkungan penerapan
Penelitian terdahulu yang dilakukan adalah penelitian dari Karina Septea Asie Sawong,
Dini Ririn Andias, dan Lailatul Muniroh yang berjudul Penerapan Higiene Sanitasi Jasa Boga
pada Katering Golongan A2 dan A3 di Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah yang telah
variabel telah dipenuhi akan tetapi belum dipenuhi kelaikan fisik dalam penerapan hygiene
sanitasi jasa boga.(Septea, Karina Asie Sawong, Andias, Dini Ririn, dan Muniroh 2016)
Penelitian yang kedua adalah penelitian dari Rubiansah yang dipublikasikan pada
Publika Vol 8 no 1 Tahun 2019 adalah aspek penyampaian tujuan dan sosialisasi sebagai aspek
dalam komunikasi yang mempengaruhi implementasi oleh semua pengusaha restoran dan
P-ISSN: 2656-534X, E-ISSN: 2656-5358
Jurnal Suara Hukum
Maraknya bisnis kopi start up pada saat ini tentu saja merupakan salah satu alasan
pentingnya dilakukan penelitian ini. Sebab masih belum banyak pengusaha yang bergerak di
bidang bisnis kopi start up yang mengetahui bagaimana proses dari penerapan sertifikat laik
higiene pada masa pandemic covid19 ini dan sanksi apakah yang akan diterapkan apabila
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan analisis penerapan sertifikat laik
higiene pada usaha start up kopi kekinian sebagai roadmap perlindungan konsumen pada masa
pandemi covid 19 di kota Surabaya dan melakukan analisis terhadap sanksi sebagai tidak
menerapkan sertifikat laik higiene pada usaha start up kopi kekinian sebagai upaya
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat buat rumusan masalah sebagai berikut: 1.
Bagaimana penerapan sertifikat laik higiene pada usaha start up kopi kekinian sebagai
Bagaimana sanksi kepada usaha start up kopi kekinian sebagai tidak menerapkan sertifikat
Laik Higiene pada usaha start up kopi kekinian sebagai upaya perlindungan terhadap
B. METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian yuridis normatif atau penelitian hukum kepustakaan
dengan cara meneliti bahan kepustakaan yang ada(Soekanto and Mamudji 2006). Sehingga
tahapan yang dilakukan pada awalnya adalah dengan melakukan pencarian bahan hukum. Baik
bahan hukum primer yang berupa aturan perundang-undangan ataupun bahan sekunder yang
dapat berupa buku, jurnal, atau bahan hukum lainnya guna dilakukannya studi kepustakaan
345
Penerapan Sertifikat Laik…340-356
atau bahan hukum yang didapat dari studi lapangan yaitu dengan cara melakukan survei atau
interview terhadap pihak yang berhubungan dengan penelitian, yaitu pada kantor Kementerian
Perdagangan Republik Indonesia yang ada di Jakarta dan beberapa UMKM di Surabaya.
Setelah mendapatkan data yang diperoleh dari hasil penelitian tersebut, maka hal yang
Dikarenakan penelitian ini menggunakan dua pendekatan untuk melakukan analisa. Maka
konseptual. Analisa bahan hukum dilakukan setelah adanya pengkategorian tersebut. Hasil
akhir yang diharapkan setelah analisa tentunya adalah adanya konsep Penerapan Sertifikat Laik
Bahan hukum dalam penelitian ini terdiri dari bahan hukum primer berupa aturan
perundang-undangan, bahan hukum sekunder yaitu jurnal, buku, dan bahan hukum yang
berada dari media online, serta bahan hukum tersier yang berada dari kamus. Setelah bahan
hukum terkumpul, maka akan dikelompokkan, disusun lalu dideskripsikan untuk untuk
selanjutnya dianalisis untuk menjawab rumusan masalah serta mencapai tujuan penelitian.
1. Penerapan sertifikat laik higiene pada usaha start up kopi kekinian sebagai roadmap
sebuah pengertian mengenai dagang yang memiliki tujuan untuk mengalihkan hak atas barang
dan atau jasa guna merupakan perolehan imbalan atau kompensasi dengan melakukan
beberapa kegiatan transaksi barang dan / jasa di dalam atau diluar negeri.
P-ISSN: 2656-534X, E-ISSN: 2656-5358
Jurnal Suara Hukum
Bisnis kopi apabila dilihat dari pengertian di atas, maka digabungkan menjadi transaksi
yang dilakukan dengan cara jual beli kopi atau pengalihan hak milik atas kopi. Start up
memiliki arti proses untuk mengawali bisnis baru. Perusahaan startup yaitu perusahaan yang
baru beroperasi dan masih berusaha menemukan pasar yang tepat sehingga dapat dikatakan
bahwa bisnis ini masih memiliki masalah dan belum tentu keberhasilannya(Rosdiana 2020).
3. Memiliki model bisnis yang masih berubah-ubah sesuai dengan respon pasar;
4. Membuat aplikasi atau software yang kemudian dipasarkan melalui internet sehingga
Pedoman Tatanan Normal Baru Produktif dan Aman Corona Virus Disease 2019 bagi
Aparatur Sipil Negara di Lingkungan Kementerian dalam Negeri dan Pemerintah Daerah yang
terdapat dalam Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 440 – 830 Tahun 2020 menetapkan
bahwa telah terdapat pedoman Tatanan Normal Baru Produktif dan Aman Corona Virus
Disease 2019 bagi Aparatur Sipil Negara di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan
Pemerintah Daerah sebagaimana tercantum dalam Lampiran. Di mana dalam pedoman tersebut
terdapat 6 syarat penerapan Masyarakat Produktif dan Aman Covid-19 bagi ASN dilingkungan
Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah daerah. Yang mana juga terdapat tujuan dan ruang
lingkup pedoman.
Roadmap tersebut juga dipengaruhi oleh Peraturan Walikota Surabaya pada nomor 25
tahun 2014 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Usaha Pariwisata. Hal tersebut diperkuat
347
Penerapan Sertifikat Laik…340-356
Pencegahan Penularan Corona Virus Disease (Covid-19) di Tempat Kerja Sektor Jasa dan
Sertifikat Laik Higiene Jasa Boga adalah sertifikat yang dikeluarkan oleh Dinas
Kesehatan Kota dalam rangka mengendalikan faktor makanan, orang, tempat, proses
pengolahan dan perlengkapan pengolahan makanan yang dapat atau mungkin dapat
menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan. Dengan demikian, sertifikat laik higiene ini
merupakan alat pengawasan bagi pemerintah dalam rangka perlindungan konsumen dan
dicantumkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI no. 1096 / 2011, bahwa setiap pelaku
usaha jasa boga harus memiliki Sertifikat Laik Higiene Sanitasi, serta mempekerjakan Tenaga
Penjamah Makanan yaitu tenaga kerja yang berhubungan langsung dalam proses pengolahan
Hukum perlindungan konsumen merupakan bagian dari hukum konsumen yang memuat
asas-asas atau kaidah-kaidah yang memiliki sifat mengatur dan sifat yang melindungi
kepentingan konsumen, sedangkan hukum konsumen adalah hukum yang mengatur hubungan
dan masalah antara berbagai pihak satu sama lain berkaitan dengan barang atau jasa konsumen
telah diatur dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
Berdasarkan Pasal 1 angka 1 UUPK disebutkan bahwa Perlindungan konsumen adalah segala
upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada
memberi harapan agar pelaku usaha tidak bertindak sewenang-wenang yang selalu merugikan
P-ISSN: 2656-534X, E-ISSN: 2656-5358
Jurnal Suara Hukum
hak-hak konsumen(Yustina Dhian Novita 2021). Dengan demikian maka pengaturan tersebut
Teori Efektivitas Hukum menurut Soerjono Soekanto adalah bahwa efektif atau tidaknya
suatu hukum ditentukan oleh 5 faktor, yaitu faktor hukumnya sendiri, faktor penegak hukum,
faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum, faktor masyarakat, yaitu
Faktor hukumnya sudah tepat karena banyaknya aturan yang mendukung mengenai
pelaksanaan dalam hal ini, yaitu Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Corona Virus Disease di Tempat Kerja Sektor Jasa dan Perdagangan (Area Publik).
Kemudian untuk penegak hukumnya juga telah diterapkan yaitu aparatur sipil negara. Faktor
sarana yang mendukung untuk penegakan hukum juga telah diberikan oleh pemerintah
kepada aparatur sipil negara yaitu berupa dibentuknya gugus tugas dalam kaitan dengan ini.
Faktor masyarakat tentu saja adalah lingkungan masyarakat dalam hal ini tergantung di mana
gugus tugas tersebut diterapkan. Faktor yang terakhir adalah kebudayaan, yaitu terkait dengan
nilai kemanusiaan yang ada dari masyarakat untuk mengurangi atau mencegah penularan
covid 19. Sehingga dapat dikatakan bahwa telah memenuhi Teori Efektifitas Hukum.
2. Sanksi kepada usaha start up kopi kekinian sebagai tidak menerapkan sertifikat Laik
349
Penerapan Sertifikat Laik…340-356
Permenkes Laik Higiene, yang menyatakan bahwa pengelolaan makanan oleh jasaboga harus
memenuhi higiene sanitasi dan dilakukan sesuai cara pengolahan makanan yang baik.
Pasal 6 ayat 1 Permenkes Laik Higiene menyatakan bahwa setiap tenaga penjamah
makanan yang bekerja pada jasa boga harus memiliki sertifikat kursus hygiene sanitasi
makanan, berbadan sehat, dan tidak menderita penyakit menular, tenaga penjaman makanan
tersebut harus melakukan pemeriksaan kesehatannya secara berkala minimal 2 kali dalam 1
tahun bekerja.
Terkait dengan adanya Covid 19, maka ketentuan mengenai pengelolaan makanan dan
juga tenaga penjamah mendapatkan beberapa tambahan. Hal tersebut terkait dengan
Pencegahan Penularan Corona Virus Disease di Tempat Kerja Sektor Jasa dan Perdagangan
(Area Publik) dalam mendukung keberlangsungan usaha yang membuat pelaku usaha
jasaboga juga harus menambahkan adanya protokol kesehatan sebagaimana yang tercantum
Pasal 7 ayat 1 Permenkes Laik Higiene menyatakan bahwa dalam hal jasaboga tidak
memenuhi higiene sanitasi dan cara pengolahan makanan yang baik sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5, dapat dikenakan tindakan administratif oleh Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten / Kota atau Kepala KKP. Tindakan administratif tersebut dapat berupa :
a. Teguran;
b. Teguran Tertulis;
Ketiga sanksi tersebut di atas merupakan sanksi yang akan diberikan oleh Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten / Kota atau Kepala KKP, bukan merupakan upaya hukum yang
Upaya hukum yang dapat dilakukan oleh konsumen untuk melakukan perlindungan atas
apa yang dilakukan oleh pelaku usaha di bidang jasaboga yang tidak melaksanakan punya dan
atau tidak melaksanakan sertifikat laik higiene dan juga protokol pencegahan penularan virus
Pasal 7 UUPK menyatakan bahwa beritikad baik serta memberikan informasi yang jujur
mengenai produk, menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi dan/atau
diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutu barang dan / atau jasa yang berlaku, serta
memberikan kompensasi atas kerugian akibat pemakaian barang. Hal tersebut memberikan
makna bahwa pelaku usaha di bidang jasaboga harus memberikan informasi apakah telah
menjalankan protokol kesehatan terkait covid 19 serta memberikan ganti rugi apabila terjadi
Pasal 8 ayat 1 menyatakan kaitannya mengenai apa saja yang dilarang untuk dilakukan
oleh pelaku usaha jasaboga. Yang pertama adanya tidak memenuhi atau tidak sesuai dengan
standar yang dipersyaratkan dan ketentuan peraturan perundang-undangan, dalam hal ini tentu
saja terkait dengan pelaksanaan protokol kesehatan, tidak sesuai dengan berat yang tercantum
Pasal 9 (1) dan Pasal 10 UUPK sama-sama memberikan sebuah pernyataan bahwa pelaku
secara tidak benar, dan/atau seolah-olah produk jasaboga yang ditawarkan tersebut telah
351
Penerapan Sertifikat Laik…340-356
memenuhi protokol kesehatan yang terdapat dalam Surat Edaran sebagaimana tercantum di
atas. Hal tersebut kemungkinan bisa dilakukan oleh pelaku usaha di bidang jasaboga agar
Pasal 19 UUPK menyatakan mengenai tanggung jawab bagi pelaku usaha jasaboga untuk
memberikan ganti rugi atas kerugian yang dialami oleh konsumen akibat mengkonsumsi
produk yang diperdagangkan. Konsumen yang dirugikan menurut Pasal 45 ayat 1 dapat
menggugat pelaku usaha jasa boga melalui lembaga yang memiliki tugas untuk itu atau di
dalam peradilan umum. Penyelesaian tersebut tidak menghilangkan tanggung jawab pidana,
yang mana hal ini bisa dilakukan apabila tidak bisa terselesaikan di luar pengadilan.
Pasal 46 ayat 1 UUPK merupakan gugatan atas pelanggaran pelaku usaha jasaboga dapat
dilakukan oleh konsumen atau ahli waris, sekelompok konsumen dengan kepentingan yang
sama, Lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat yang memenuhi syarat, yang
berbentuk badan hukum atau yayasan, dimana dalam anggaran dasarnya menyebutkan dengan
tegas bahwa tujuan didirikannya organisasi tersebut adalah untuk kepentingan perlindungan
konsumen dan telah melaksanakan kegiatan sesuai dengan anggaran dasarnya, pemerintah
dan/atau instansi terkait apabila barang dan/atau jasa yang dikonsumsi atau dimanfaatkan
mengakibatkan kerugian materi yang besar dan/atau korban yang tidak sedikit.
dilakukan terkait dengan kesepakatan tentang bentuk dan besarnya ganti rugi atau tindakan
untuk menjamin tidak adanya kerugian kembali. Pasal 45 UUPK menyatakan mengenai
pengembalian uang atau penggantian barang dan/atau jasa yang sejenis atau setara nilainya,
atau perawatan kesehatan dan/atau pemberian santunan dalam tenggang waktu 7 (tujuh) hari
setelah tanggal transaksi dan tidak menghapuskan kemungkinan adanya tuntutan pidana
P-ISSN: 2656-534X, E-ISSN: 2656-5358
Jurnal Suara Hukum
berdasarkan pembuktian lebih lanjut mengenai adanya unsur kesalahan dari pelaku usaha tata
boga.
D. PENUTUP
Penerapan Sertifikat Laik Higiene telah sesuai dengan teori efektivitas hukum, sebab di
dalamnya telah terdapat aturan yang mendukung yaitu Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Pencegahan Penularan Corona Virus Disease di Tempat Kerja Sektor Jasa dan Perdagangan
(Area Publik). Kemudian untuk penegak hukumnya juga telah ada yaitu aparatur sipil negara.
Faktor sarana yang mendukung untuk penegakan hukum juga telah diberikan oleh pemerintah
kepada aparatur sipil negara yaitu berupa dibentuknya gugus tugas dalam kaitan dengan ini.
Faktor masyarakat tentu saja adalah lingkungan masyarakat dalam hal ini tergantung di mana
gugus tugas tersebut diterapkan. Faktor yang terakhir adalah kebudayaan, yaitu terkait dengan
nilai kemanusiaan yang ada dari masyarakat untuk mengurangi atau mencegah penularan
Sanksi bagi pelaku usaha di bidang jasaboga adalah sanksi administrasi dari Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang berupa teguran, teguran tertulis atau pencabutan
Sertifikat Laik Higiene serta pemberian ganti rugi dan/atau mengenai tindakan tertentu
sehingga kerugian yang diderita oleh konsumen tidak akan terulang kembali.
Penerapan Sertifikat Laik Higiene telah memenuhi teori efektivitas hukum, meskipun
demikian sosialisasi juga harus dilakukan oleh pemerintah mengenai Sertifikat Laik Higiene
agar masyarakat dan pelaku usaha memiliki pengetahuan mengenai hal tersebut sehingga akan
dapat mengurangi adanya pelanggaran mengenai hal tersebut. Pengawasan oleh Kepala Dinas
353
Penerapan Sertifikat Laik…340-356
pelanggaran.
P-ISSN: 2656-534X, E-ISSN: 2656-5358
Jurnal Suara Hukum
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Achmad. 2017. Menguak Tabir Hukum. 2nd ed. Jakarta: Kencana.
Asnawi, Anita. 2022. “Kesiapan Indonesia Membangun Ekonomi Digital Di Era Revolusi Industri
4.0.” Jurnal Ilmiah Indonesia 7(1).
Elvlyn, Elvlyn and Delpedro Marhaen. 2022. “Pengaruh Undang-Undang Cipta Kerja Terhadap
Digitalisasi UMKM Di Tengah Pandemi.” Justisi 8(2):82–94.
Karsandi, Rusdi. n.d. “Mengenal Bisnis Start up Di Indonesia.”
Noor, Tubagus Dicky Faldy Syahid, Yulia Nurendah, and Weman Suardy. 2021. “Penerapan
Hukum Bisnis Sebagai Upaya Menstimulus Kinerja UMKM Dari Perspektif Marketing.”
Jurnal Ilmiah Manajemen Kesatuan 9(3):627–40.
Rosdiana, Riska. 2020. “Analysis of Investment Interests, Motivation, Social Environment,
Financial Literacy (Comparative Study of Generation Z and Millennial Generation).”
International Journal of Business, Economics and Law 22(1):111–21.
Rosita, Rahmi. 2020. “Pengaruh Pandemi Covid-19 Terhadap Umkm Di Indonesia.” Jurnal
Lentera Bisnis 9(2):109.
Rubiansah. 2019. “Implementasi Program Penataan Bantaran Sungai Di Kawasan Jalan Brigjen
Katamso Kabupaten Sintang.” Publika 8.
Septea, Karina Asie Sawong, Andias, Dini Ririn, dan Muniroh, Lailatul. 2016. “Penetapan Higiene
Sanitasi Jasa Boga Pada Katering Gol A 2 Dan A3 Di Kota Palangkaraya Kalimantan
Tengah.” 11, No 1.
Silalahi, Wilma. 2021. “Urgensi Perlindungan Konsumen Berbasis Teknologi Digital ( the
Urgence of Consumer Protection Based on Digital Technology ).” 589–98.
Soekanto, Soerjono and Sri Mamudji. 2006. Penelitian Hukum Nornatif Suatu Tinjauan Singkat.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Wijaya, Ning Karna and Soraya Aini. 2020. “Pemberdayaan Santri Dalam Pengembangan
Ekonomi Kreatif ‘Kimi Bag’ Di Pondok Pesantren Al Qohar Klaten.” Dimas: Jurnal
Pemikiran Agama Untuk Pemberdayaan 20(1):23.
Yustina Dhian Novita, Budi Santoso. 2021. “Urgensi Pembaharuan Regulasi Perlindungan
Konsumen Di Era Bisnis Digital.” Pembangunan Hukum Indonesia 3(1):48.
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Undang-Undang no 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.
355
Penerapan Sertifikat Laik…340-356
Keputusan Menteri Dalam Negeri no 440-830 Tahun 2020 Tentang Pedoman Tata Normal
Baru Produktif dan Aman Corona Virus Disease 2019 bagi Aparatur Sipil Negeri
Pemerintah Daerah.