Penyuluhan IMS
Penyuluhan IMS
Penyuluhan IMS
Laporan Penyuluhan
Yuk Cegah dan Kenali Bahaya Infeksi Menular Seksual
Oleh :
Vincent Okta Vidiandika 112019004
Tria Puspa Ningrum 112019022
Rheza Hastry Gita 112019064
Kho Sisca Veranica Oktaviani 112019077
Pembimbing :
dr. Ernawaty Tamba
Remaja yang sehat merupakan aset yang begitu berharga bagi bangsa untuk
kelangsungan pembangunan di masa pendatang. Masa remaja merupakan masa peralihan dari
anak-anak ke masa dewasa. Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-
19 tahun, menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014, remaja adalah
penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun dan menurut Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana (BKKBN) rentang usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum menikah.
Remaja saat ini sedang mengalami kerentanan terhadap berbagai ancaman resiko
kesehatan terutama yang berkaitan dengan kesehatan seksual dan reproduksi. Pada masa
remaja ini seringkali muncul dorongan pada diri mereka untuk mengetahui hal-hal baru
dalam usahanya untuk mencari jati diri dan perubahan yang paling menonjol adalah
perubahan psikologis berupa dorongan seksual mulai dari ekspresi seksual yang sederhana
berupa tertarik dengan lawan jenis sampai yang kompleks yaitu melakukan hubungan seksual
pra nikah.
Berdasarkan penelitian yang yang dilakukan oleh pusat penelitian dan pengembangan
pariwisata, Universitas Gajah Mada didapatkan banyak remaja Indonesia melakukan
hubungan seksual sebesar 60,3%. Dimana perilaku ini membawa dampak negatif bagi
kehidupan remaja itu sendiri misalnya infeksi menular seksual, kehamilan dini, aborsi yang
tidak aman, dan kematian pada ibu dan anak.
IMS sendiri yaitu suatu penyakit atau gangguan yang ditularkan dari satu orang ke
orang lain melalui kontak seksual. Dari beberapa penelitian dikatakan bahwa remaja putri
tampak lebih mudah terinfeksi penyakit menular seksual dibandingkan wanita yang lebih
dewasa maupun laki-laki karena secara biologis sel-sel organ reproduksi belum matang selain
itu alat reproduksi yang letaknya sangat dekat dengan salurang kemih dan anus, sehingga
mikroorganisme yang dapat menyebabkan penyakit infeksi seperti candidiasis, gonorhea,
sifilis, herpes genitalis, dan AIDS yang mudah berkembang biak dan masuk vagina.
Infeksi penyakit menular selain ditularkan melalui hubungan seksual, juga dapat
ditularkan melalui kontak langsung dengan kulit, handuk, alat, serta kurangnya kebersihan
organ reproduksi. Diantara semua jenis personal hygiene, organ reproduksi wanita harus
dijaga kebersihannya. Jika tidak, hal ini akan menyebabkan permasalahan pada organ
reproduksi.
Maka dari itu diperlukan edukasi seksual sejak dini termasuk pengetahuan tentang
infeksi menular seksual serta kebersihan alat kelamin kepada remaja agar terhindar dari hal-
hal yang tidak diinginkan. Remaja perlu tahu apa pentingnya kebersihan alat kelamin dan
juga jenis-jenis infeksi menular seksual terutama yang sering terjadi yang bisa disebabkan
karena bakteri virus, jamur maupun parasit, agar jika sewaktu-waktu mereka memiliki gejala
dari infeksi menular seksual, tidak salah langkah dalam pengobatan yang berakibat fatal
untuk masa depan.
PESERTA
30 anak SMA
1 guru
PEMBICARA
1. Kho Sisca Veranica Oktaviani
2. Vincent Okta Vidiandika
3. Tria Puspa Ningrum
4. Rheza Hastry Gita Ramadhan
PEMBIMBING
1. dr. Ernawaty Tamba, MKM
INFEKSI MENULAR SEKSUAL (IMS)
DEFINISI
Penyakit yang ditularkan terutama akibat hubungan seksual
CARA PENULARAN
1. Melalui hubungan seksual (penis, vagina, dubur dan mulut)
2. Melalui non-seksual
Darah (transfusi darah, jarum suntik)
Jalan lahir
Kontak tubuh/ badan
MIKROORGANISME PENYEBAB
1. Bakteri
2. Virus
3. Jamur
JENIS IMS
1. Akibat Bakteri (gonorrhoe, sifilis, ulkus mole)
2. Akibat Virus (herpes genitalis, kondiloma akuminata, hepatitis B, HIV/AIDS)
BAHAYA
Kerusakan fungsi reproduksi
Kematian
PENCEGAHAN
A (Abstinence): artinya Absen seks atau tidak melakukan hubungan seks bagi yang
belum menikah.
D (Drug No): artinya Dilarang menggunakan narkoba.
Anggapan ini sangat populer dulu. Namun jangan salah, hingga hari ini pun masih
banyak yang percaya. Ini adalah hoaks yang sangat berbahaya. Selain menstigma dan
mendiskriminasi LGBTQ+, anggapan yang salah dan usang ini juga bisa membuat orang
lalai karena menganggap bahwa hubungan lawan jenis aman dari IMS.
Ini sangat tidak benar. IMS bahkan sering tidak menimbulkan gejala apapun,
sehingga banyak penderita IMS yang tidak menyadarinya. Apalagi orang lain, hanya
dengan melihat tampilan fisik.
PERTANYAAN