Pembahasan Pemicu 1
Pembahasan Pemicu 1
Pembahasan Pemicu 1
Penginderaan
Mata tenang Penurunan visus 12. Anisometropi
perlahan : 13. Diplopia
1. Retinopati diabetikum 14. Keratokonus
2. Katarak 15. Strabismus
3. Miopia 16. Retinitis pigmentosa
4. Hipermetropi
5. Presbiopi
6. Glaukoma
7. Astigmatisme
8. Ambliopia
9. Buta senja
10. Degenerasi makula
11. Hipertensi retinopati
LI 4
GANGGUAN REFRAKSI
• Presbiopia trtentu,biasanya:
– Gg akomodasi pd usia lanjut 1. S +1 D u/ usia 40 thn
dpt terjadi akibat : 2. S+ 1.50 D u/ usia 45 thn
a) Kelemahan otot akomodasi 3. S+2.00 D untuk usia 50 thn
b) Lensa mata tidak kenyal 4. S+ 2.50 D untuk usia 55 thn
/berkrg elastisitasnya akibat 5. S+ 3.00 D untuk usia 60 thn
sklerosis lensa
• -akibat gg akomodasi maka pd • Krn jarak baca biasanya 30 cm
ps berusia > dari 40 thn maka adisi S+ 3.00
mberikan keluhan stlh dipotrilensa + terkuat
mmbaca ( mata lelahmberair
& sering terasa pedas) • Px adisi untuk membaca perlu
• Pd presbiopia kacamata/adisi disesuaikan dengan kebutuhan
diperlukan untuk mmbaca jarak kerja ps pd wktu
dkat yg berkekuatan mmbaca
Correction of Presbyopia
• Lens extraction, either to treat that one eye (usually the dominant) is
cataract or for purely refractive optimized for clear uncorrected distance
purposes. vision and the other for near or
– Acronyms used include : intermediate vision, in order to
• clear lens exchange (CLE), facilitate both good distance and near
• refractive lens exchange (RLE) and vision when the eyes are used
presbyopic lens exchange (PreLEx). together.
• Much research effort is being applied to the
development of effective accommodating
prosthetic lenses.
• Conductive keratoplasty evidence
• Implantation of a multifocal, bifocal or of multifocal functionality to the
‘accommodating’/ cornea
pseudoaccommodative intraocular
lens implant (IOL) can optically : • Laser induced monovision refers to
– Restore some reading vision; reading
the use of laser refractive surgery ( to
glasses commonly still have to be used for optimize 1 eye for distance & the
some tasks. fellow for near /intermediate vision)
– Although many recipients of multifocal • Corneal multifocality laser
IOLs are very happy with the visual procedure to alter the shape of the
outcome cornea ( bifocal/transitional effect )
• dissatisfaction occurs in a significant
minority mainly due to nocturnal glare
and reduced contrast sensitivity.
• Monovision consists of the targeting
of IOL-induced refractive outcomes so
• Scleral expansion surgeryinconsistent &
unpredictable
• Intracorneal inlays substansial benefit in
presbyopia ( complication extrusion)
• Laser modification of the natural lensuse of
femtosecond laser to modulate crystalline lens
elasticity
Ametropia
• Keseimbangan dlm pmbiasan prubahan panjang ( lbh
ditentukan oleh dataran depan & pnjang,lbh pendek ) bola mata
kelengkungan kornea & panjang mka sinar normal tdk dpt
bola mata terfokus pd retina
• Kornea pnya daya pmbiasan
sinar terkuat dibanding bag mata – Keadaan ini disebut :
lainnya miopia,hipermetropia,astigmat
• Lensa mmegang peranan • Ametropiakeadaan pmbiasan
mmbiaskan sinar trutama pd saat mata dgn panjang bola mata yg
melakukan akomodasi/bila tdk seimbang
melihat benda yg dkat. – Trjd krn kelainan kekuatan
pmbiasan sinar media
pnglihatan /klainan bntuk bola
• Bila trdpt kelainan pmbiasan mata
sinar oleh kornea ( mendatar
,mencembung) /adanya
Jenis ametropia
• Ametropia aksial
– Terjadi akibat sumbu optik bola mata lbh panjang/lbh pendek shingga
bayang benda difoksukan didpn /diblakang retina
– Pd miopia aksialfokus akan terletak didpn retina ( bola mata lbh
pnjang ) dn sbaliknya pd hipermetropia
• Ametropia refraktif kelainan sistem pmbiasan sinar didlm mata
– Bila daya bias kuat maka byangan bnda trltak didpn retina ( miopia)
/bila daya bias kurang maka bayangan benda akan terletak di blakang
retina ( hipermetropia refraktif)
Ametropia Lensa koreksi Kausa
– Kausa Ametropia
Miopia Lensa - Refraktif aksial
Hipermetropia Lensa + Bias kuat Bola mata panjang
Bias lemah Bola mata pendek
Astigmata regular Kacamata silinder Kurvatur 2 meridian
tegak lurus
Astigmata iregular Lensa kontak Kurvatur kornea
iregular
Miopia
• Pd miopia panjang bola mata anteroposterior dpt trlalu besar
/kekuatan pmbiasan media refraksi trlalu kuat.
• Dikenal bbrp bntk miopia spt :
– Miopia refraktif ber+ indeks bias media pnglihatan spt terjdi pd
katarak intumesen dimana lensa mnjd cembung shingga pmbiasan lbh
kuat
• Sma dgn miopia bias /miopia indeks ( miopia yg terjd akibat pmbiasan media
pnghlitan kornea dan lensa yg trlalu kuat)
– Miopia aksial miopia akibat panjangnya sumbu bola mata dgn
kornea & lensa yg normal
• Mnurut drajat beratnya miopia dlm :
a) Miopia ringan 1-3 dioptri
b) Miopia sedang 3-6 dioptri
c) Miopia berat/tinggi > 6 dioptri
• Mnurut perjalanan miopia dikenal bntuk :
a) Miopia stasioner miopia yg mnetap dewasa
b) Miopia progresif miopia yg ber+ terus pd usia dewasa akibat ber+ panjangnya
bola mata
c) Miopia malignamiopia yg berjalan progresif yg dpt mngakibkan ablasi retina &
kebutaan /sma dgn miopia pernisiosa=miopia maligna =miopia degeneratif
– Stlh terjadi atrofi sklera akan terjadi atrofi retina & kadang terjadi ruptur pd membran Bruch
mrangsang neovaskularisasi subretina
– Pd miopia terjd bercak Fuch biperplasi pigmen epitel & perdarahan ,atrofi lapis sensoris
retina luar & dewasaterjdi degenerasi papil saraf optik
• Ps dgn miopia akan mnyatakan mlihat jelas bila mlihat dkat ( dibanding jauh
)rabun jauh
Miopia
• S/s:skit kepala sering disertai julih & makula & degenerasi retina bag perifer)
celah klopak yg smpt
• Biasanya sering mnyipitkan matanya • T/: pngobatan mberkan kacamata sferis
untuk mncegah aberasi sferis/untuk – terkecil yg mberikan ktamajan
mndapat efek pinhole ( lubang kcil) pnglihatan maks
• Ps miopia mmpunyai pungtum – c/: bila ps dikoreksi dgn -3 mbrikan tjam
remotum yg dkat mata slalu pnglihatan 6/6 & jg -3.25 sbaiknya
dalam/berkedudukan konvergensi diberikan lensa koreksi -3 ( u/mberikan
astenopia konvergensia istirahat mata dgn baik)
– Jika dibiarkan ps akan trlihat juling
kedalam ( esotropia) • Komplikasi: ablasi retina & juling (
esotropia biasanya) krn mata
konvergensi terus terus
• Pd px funduskopi miopik kresen (
gmbaran bulan sabit yg terlihat pd
polus posterior fundus mata miopia • Jika juling keluarterdapat ambliopia
,sklera oleh koroid
: dpt terjdi : trjdi akibat juling Ambliopia pd mata -krn kelainan -mnurunya tajam
kongenital/didapat lama (biasanya eso) ametropia/anisome refraksi ke 2 mata pnglihatan dgn
dgn tajam trjd supresi pd mata tropi yg tdk yg berbedas jauh
u/ mncegah diplopia
kelainan refraksi
pnglihatan – tnpa :kedudukan bola mata
dikoreksi & mata berat yg tdk
kelainan organik ( tdk sejajar shingga dgn isometropia ( -krn anisometropik dikoreksi (
yg tdk dpt hnya 1 mata yg pd hipermetropia bayangan benda pd hipermetrop/astig
diperbaiki dgn diarakan benda yg dalam /miopia ke2 mata tdk sama matisme (biasa)
kacamata) dilihat berat ) besar jdnya
bayangan pd retina -pd ke2 mata tdk
Resiko anak2 Fiksasi silang: (liat Ambliopia yg terjd diluar fokus (
kekanan pake mata
mncapai
Smpai usia 6-7 thn kiri & sbalikny)
pd mata dgn shingga mata akan pnglihatan 5/5
resiko trhdp antiuji ambliopia kelainan refraksi fokus melihat dgn biasany
ambliopia strabismmik dalam tdk 1 mata) pnglihatan
fungsional dikoreksi /kelainan hipermetropi tinggi
Pngobatan: mmnutup refraksi pd ke2 Beda refraksi yg (+7.0d) /astigmat
Pengobatan mata yg sehat & rujuk mata ( >> trbentuk tinggi(3.0 D) krn
ambliopia meliputi (dpt pulih kmbali pd anisometropia) bayangan kabur pd ps tdk mlihat
anak <9thn)
: oklusi ,penalisasi komplikasi: diplopia
1 mata byangan jelas
Yg pling efektif: Pnglihatan mnjadi Mata tdk dpt
oklusi mata baik stlh bbrp berfusi krn adanya T: mberikan
bulan pake perbedaan refraksi kacamata yg baik
kacamata koreksi
Ambliopia Ambliopia Ambliopia histeria Ambliopia organik
eksanopsia intoksikasi
:trjdi krn pnglihatan : intoksikasi krn : lapang pndang yg : terjdi akibat
terganggu pd saat pmakaian tmbakau
perkembangan bayi
mnciut konsentris & krusakan fovea
,alkohol yg lbh karakteristik kongenital shingga
:e/krn supresi /proses
aktif dari otak u/ menekan : gmbaran sprti mnggangu ps
kesadaran melihat Timah/bahan toksik
spiral slama
Dpt terjd pd katarak Biasanya tnd neuritis dilakukan px lapang Tdk reversibel
kongenital,ptosis,kruh optik toksik krn pandang
kornea keracunan disertai ada
-jika ank krg dari 4 thn tnda2 lapang pnadang
mnderita pnglihatan dpt
Gejala lain:
>> buruk
yg berubah2 blefarospasme,mem
ajkan mata &
Disebabkan jg krn mata Hilangnya tjam
lakrimasi
tdk dipergunakan dgn pnglihatan sentral
baik(biasanya krn juling bilateraldiduga
kedalam) kracunan metilalkohol Reaksi pupil normal
/gizi buruk
Tx: mnutup mata sehat
stlh mata skit dibersihkan
kekeruhannya
Katarak dpt mnimbulkan
komplikasi: nistagmus &
strabismus
Diagnosis
• In the absence of an organic lesion, a difference in best
corrected VA of two Snellen lines or more (or >1 log unit) is
indicative of amblyopia.
• Hypertension, which is very common in patients with type 2 diabetes, should be rigorously
controlled (<140/80 mmHg).
– Tight control appears to be particularly beneficial in type 2 diabetics with maculopathy.
– Cardiovascular disease and previous stroke are also predictive.
• Nephropathy, if severe, is associated with worsening of DR.
.
• • Other risk factors include hyperlipidaemia, smoking, cataract surgery, obesity and anaemia.
Pathogenesis
• DR is predominantly a microangiopathy which
small blood vessels are particularly vulnerable to
damage from high glucose levels.
LI 5
Retinal Hemorrhage
• Retinal nerve fibre layer haemorrhages arise from the larger
superficial pre-capillary arterioles and assume their characteristic shape
because of the architecture of the retinal nerve fibre layer.
• Intraretinal haemorrhages arise from the venous end of capillaries and are
located in the compact middle layers of the retina with a resultant red
‘dot/blot’ configuration .
• .The following treatments may be tried in patients with occlusions of less than 24–48
hours.
– Adoption of supine positionimprove ocular perfusion
– Ocular massage improve perfusion & potentially dislodge an embolus /thrombus
– Anterior chamber paracentesis ( povidone iodine 5% & topical antibiotic) instilled a few minutes
prior to procedure
– Topical apraclonidine 1% ,timolol 5% & IV acetazolamid 500 mg lowering TIO
– Sublingual isosorbide dinitratinduce vasodilation
– Breathing high oxygen 95%
– Hyperosmotic agentmanitol /glycerol hve been use for their possibly rapid IOP lowering effect
as well intravascular vol
– Transluminal ND /Embolectomy
– Thrombolysis