Cabang Cabang Biologi Terlengkap (Ada 60) Beserta Pengertiannya
Cabang Cabang Biologi Terlengkap (Ada 60) Beserta Pengertiannya
Cabang Cabang Biologi Terlengkap (Ada 60) Beserta Pengertiannya
berarti habis atau keatas dan tomos yang berarti memotong atau mengiris.Maksudnya anatomi adalah ilmu yang mempelajari struktur tubuh(manusia) dengan cara nenguraikan tubuh(manusia)menjadi bagian yang lebih kecil kebagian yang paling kecil,dengan cara memotong atau megiris tubuh (manusia) kemudian diangkat,dipelajari,dan diperiksa menggunakan mikroskop. Pengertian Andrologi adalah cabang dari Ilmu Kedokteran yang membahas fungsi reproduksi dan seksual pria baik dalam kondisi normal (fisiologis) maupun dalam kondisi tidak normal atau tidak sehat (patologis). Ilmu ini mulai dipelajari sejak akhir tahun 1960dan mulai berkembang maju sejak tahun 1969, secara terminologi Andros dalam bahasa Yunani berarti pria sedangkan Logos adalah ilmu, bidang keilmuan Andrologi juga mencakup diagnosis infertilitas pria, teknik pengobatan, upaya untuk meningkatkan kesuburan, layanan embriologi seperti fertilisasi in vitro (IVF) dan embrio cryopreservation, layanan konsultasi, riset infertilitas, bank gamet dan embrio serta layanan kesehatan & pendidikan Pengertian Algologi Algologi (Latin: alga, "ganggang"), adalah subdisiplin botani yang mempelajari alga atau ganggang. algologi juga mempelajari beberapa organisme prokariotik yang dikenal sebagai Cyanobacteria. Alga sendiri berasal dari istilah latin yang sering disebut algae. Lebih populer dikalangan masyarakat dengan sebutan ganggang laut atau rumput laut. Salah satu manfaat alga adalah sebagai sumber makanan serta energi baik bagi manusia maupun hewan ternak. Alga merupakan jenis sumber daya alam yang dapat kita temukan di berbagai tempat di planet Bumi ini. Keanekaragaman yang dimiliki spesies tumbuhan ini menurut para ahli sangat tinggi. Di dunia pendidikan (science), orang-orang yang berfokus pada penelitian demi mempelajari pertumbuhan dan perkembangan alga disebut algologi. Dalam bahasa Yunani algae disebut phycos. Di dunia internasional sendiri, penamaan alga juga sangat beragam diantaranya: pond scum, frog spittel, water mosses, dan seaweeds. Selain sebagai sumber makanan bagi manusia dan hewan ternak, alga juga memiliki peranan penting bagi kelanjutan ekosistem di laut maupaun di air tawar. Bagi manusia sendiri, alga juga sering diolah sebagai bumbu penyadapa masakan, membantu dlaam proses pengerasan susu maupun cokelat, sebagai bahan kosmetik, dan sering dijumpai sebagai bahan pembuat agar-agar atau jeli. Dari beberapa penjelasan di atas, penulis akan mencoba merangkum berbagai macam jenis alga beserta manfaatnya bagi kehidupan. Pengertian Botani Botani merupakan salah satu bidang kajian dalam biologi yang mengkhususkan diri dalam mempelajari seluruh aspek biologi tumbuh-tumbuhan. Dengan demikian, dalam botani dipelajari semua disiplin ilmu biologi untuk mempelajari pertumbuhan, reproduksi, metabolisme, perkembangan, interaksi dengan komponen biotik dan komponen abiotik, serta evolusi tumbuhan. Orang yang menekuni bidang botani disebut sebagai botanis.
Agronomi merupakan satu cabang ilmu pertanian yang membicarakan tentang penelitian tanaman dan tanah dimana tanaman tersebut tumbuh. Ahli agronomi bekerja untuk mengembangkan metode yang akan memperbaiki penggunaan tanah dan meningkatkan produksi makanan dan tanaman serat. Mereka melakukan penelitian penggiliran tanaman, pengairan dan pembuangan, reproduksi tanaman, klasifikasi tanah, penyuburan tanah, kontrol rumput, dan lain-lain.
Agronomi (berasal dari bahasa Latin yaitu Agro yang berarti, 'lapangan', dan Yunani, nomos, yang berarti "hukum"). Agronomi juga dikenal sebagai teknik pertanian, yang merupakan bagian dari pengetahuan dalam ilmu terapan yang mengatur berbagai praktek pertanian dan peternakan. Agronomi merupakan ilmu yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas proses produksi dan pengolahan produk pertanian dan makanan, berdasarkan studi ilmiah dan teknologi fisik, kimia, biologi, pengaruh ekonomi dan sosial atau mempengaruhi proses produksi . Subjek agronomi adalah fenomena sosial atau agroekosistem proses yang kompleks, yang dipahami sebagai model yang spesifik dari campur tangan manusia di alam, untuk produksi makanan dan bahan baku Bakteriologi merupakan ilmu yang mempelajari kehidupan dan klasifikasi bakteri. Bakteriologi dapat dikatakan juga sebagai biologi bakteri. Di dalamnya dipelajari struktur anatomi sel bakteri, klasifikasi, cara kerja sel bakteri, interaksi antarsel bakteri, dan juga tanggapan bakteri terhadap perubahan pada lingkungan hidupnya. Bakteriologi merupakan satu bagian penting dalam mikrobiologi. Bakteri memiliki nilai ekonomi penting dalam kehidupan manusia dan demikian pula bakteriologi. Pengetahuan dalam cabang ilmu ini bermanfaat dalam pengobatan, higiene, ilmu pangan dan gizi, pertanian, dan industri (terutama industri fermentasi). Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa.[1] Dewasa ini, perkembangan bioteknologi tidak hanya didasari pada biologi semata, tetapi juga pada ilmu-ilmu terapan dan murni lain, seperti biokimia, komputer, biologi molekular, mikrobiologi, genetika, kimia, matematika, dan lain sebagainya.[1] Dengan kata lain, bioteknologi adalah ilmu terapan yang menggabungkan berbagai cabang ilmu dalam proses produksi barang dan jasa.
Bioteknologi secara sederhana sudah dikenal oleh manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Sebagai contoh, di bidang teknologi pangan adalah pembuatan bir, roti, maupun keju yang sudah dikenal sejak abad ke-19, pemuliaan tanaman untuk menghasilkan varietas-varietas baru di bidang pertanian, serta pemuliaan dan reproduksi hewan.[2] Di bidang medis, penerapan bioteknologi pada masa lalu
dibuktikan antara lain dengan penemuan vaksin, antibiotik, dan insulin walaupun masih dalam jumlah yang terbatas akibat proses fermentasi yang tidak sempurna. Perubahan signifikan terjadi setelah penemuan bioreaktor oleh Louis Pasteur.[1] Dengan alat ini, produksi antibiotik maupun vaksin dapat dilakukan secara massal.
Pada masa ini, bioteknologi berkembang sangat pesat, terutama di negara negara maju. Kemajuan ini ditandai dengan ditemukannya berbagai macam teknologi semisal rekayasa genetika, kultur jaringan, DNA rekombinan, pengembangbiakan sel induk, kloning, dan lain-lain.[3] Teknologi ini memungkinkan kita untuk memperoleh penyembuhan penyakit-penyakit genetik maupun kronis yang belum dapat disembuhkan, seperti kanker ataupun AIDS.[4] Penelitian di bidang pengembangan sel induk juga memungkinkan para penderita stroke ataupun penyakit lain yang mengakibatkan kehilangan atau kerusakan pada jaringan tubuh dapat sembuh seperti sediakala.[4] Di bidang pangan, dengan menggunakan teknologi rekayasa genetika, kultur jaringan dan DNA rekombinan, dapat dihasilkan tanaman dengan sifat dan produk unggul karena mengandung zat gizi yang lebih jika dibandingkan tanaman biasa, serta juga lebih tahan terhadap hama maupun tekanan lingkungan.[5] Penerapan bioteknologi pada masa ini juga dapat dijumpai pada pelestarian lingkungan hidup dari polusi. Sebagai contoh, pada penguraian minyak bumi yang tertumpah ke laut oleh bakteri, dan penguraian zat-zat yang bersifat toksik (racun) di sungai atau laut dengan menggunakan bakteri jenis baru. [2]
Kemajuan di bidang bioteknologi tak lepas dari berbagai kontroversi yang melingkupi perkembangan teknologinya. Sebagai contoh, teknologi kloning dan rekayasa genetika terhadap tanaman pangan mendapat kecaman dari bermacammacam golongan. Biologi molekular atau biologi molekul merupakan salah satu cabang biologi yang merujuk kepada pengkajian mengenai kehidupan pada skala molekul. Ini termasuk penyelidikan tentang interaksi molekul dalam benda hidup dan kesannya, terutama tentang interaksi berbagai sistem dalam sel, termasuk interaksi DNA, RNA, dan sintesis protein, dan bagaimana interaksi tersebut diatur. Bidang ini bertumpang tindih dengan bidang biologi (dan kimia) lainnya, terutama genetika dan biokimia. Pengertian Bryologi - Bryologi adalah cabang ilmu Biologi yang membahas seluk beluk Bryophyta (tumbuhan lumut). Ahli lumut disebut bryologist. Di Indonesia, jumlah ahli lumut masih sangat terbatas, bisa dihitung dengan jari tangan kita. Padahal, Indonesia memiliki hampir 5.ooo spesies lumut atau sekitar 20% dari total spesies lumut di dunia.
Dendrologi adalah cabang biologi yang mempelajari tentang pohon maupun tumbuhan berkayu lainnya, seperti liana dan semak. Cabang ini terutama dipelajari dalam bidang botani dan terapannya, kehutanan.Dalam ilmu ini terutama dipelajari morfologi dan anatomi untuk memperoleh dasar-dasar pengenalan pohon. Selain itu, fisiologi dan ekologi juga menjadi fokus utama dalam bidang ini. Berbagai macam metode membentuk sejumlah metode khas dendrologi, seperti pendugaan umur melalui lingkaran tahun, penentuan jenis berdasarkan pola kulit kayu dan bentuk buah serta biji). Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya dan yang lainnya. Berasal dari kata Yunani oikos ("habitat") dan logos ("ilmu"). Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Istilah ekologi pertama kali dikemukakan oleh Ernst Haeckel (1834 - 1914).[1] Dalam ekologi, makhluk hidup dipelajari sebagai kesatuan atau sistem dengan lingkungannya. Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik antara lain suhu, air, kelembaban, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling memengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan. Entomologi adalah cabang sains yang mengkaji mengenai serangga. Berasal dari bahasa Latin -entomon bermakna serangga dan logos bermakna ilmu pengetahuan. Serangga merupakan kelompok hewan yang terbesar jumlah spesiesnya dibanding hewan yang lain . Saat ini terdapat sekitar 1 juta spesies serangga yang telah dikenali. Bilangan spesies yang sebenarnya tidak diketahui kerana masih banyak yang belum teridentifikasi. Kepentingan pengetahuan entomologi dapat dilihat dari peranan serangga secara langsung maupun tidak langsung dalam kehidupan manusia di bumi ini. Melimpahnya jumlah serangga membuat kelompok ini menempati hampir seluruh jenis habitat yang ada, bahkan pada habitat yang tidak wajar untuk dihuni hewan seperti di dalam jaringan tumbuhan atau jaringan tubuh hewan lain. Serangga menduduki berbagai macam relung kehidupan dan memiliki fungsi yang beragam di dalam ekosistem sehingga mempelajari mereka merupakan usaha yang sulit, namun bukan berarti tidak mungkin. Karena memilki peran yang bermacam-macam tadi-lah, studi mengenai serangga tidak cukup hanya dari satu disiplin ilmu. Keberadaan mereka dapat dipelajari dari bebagai sudut pandang yang berbeda untuk mendapatkan data mengenai pemanfaatannya. Entomologi merupakan ilmu yang menjadi dasar bagi ilmu-ilmu lain yang memberikan data awal mengenai karakteristik, bentuk kehidupan, dan bermacam pengetahuan lain mengenai serangga yang selanjutnya dapat digunakan untuk menunjang ilmu lain dalam memanfaatkan keberadaan serangga.
Embriologi adalah ilmu yang tentang perkembangan embrio dari pembuahan sel telur ke tahap janin. Setelah pembelahan, sel-sel membagi, atau morula, menjadi bola berongga, atau blastula, yang mengembangkan lubang atau pori pada salah satu ujungnya.
Pada hewan bilateral, blastula berkembang di salah satu dari dua cara yang membagi kerajaan binatang menjadi dua bagian.
Jika dalam blastula pori pertama (blastopori) menjadi mulut hewan, itu adalah suatu protostome, jika pori pertama menjadi anus maka itu adalah suatu deuterostome. Para protostomes termasuk hewan yang paling invertebrata, seperti serangga, cacing dan moluska, sedangkan deuterostoma termasuk vertebrata. Pada waktunya, perubahan blastula menjadi struktur yang lebih terdiferensiasi disebut gastrula tersebut.
Para gastrula dengan blastopori yang segera mengembangkan tiga lapisan yang berbeda dari sel-sel (lapisan kuman) dari mana semua organ tubuh dan jaringan kemudian mengembangkan: Lapisan terdalam, atau endoderm, menimbulkan organ pencernaan, paru-paru dan kandung kemih. Lapisan tengah, mesoderm atau, menimbulkan otot, kerangka dan sistem darah. Lapisan luar sel, atau ektoderm, menimbulkan sistem saraf dan kulit.
Pada manusia, embrio merujuk pada sel membagi bola dari saat zigot implan itu sendiri pada dinding rahim sampai akhir minggu kedelapan setelah konsepsi.
Di luar minggu kedelapan, manusia berkembang ini kemudian disebut fetus. Embrio dalam banyak spesies sering muncul mirip satu sama lain dalam tahap perkembangan awal. Alasan untuk ini adalah karena kesamaan spesies memiliki sejarah evolusi bersama.
Kesamaan antara spesies ini disebut homolog struktur, yang merupakan struktur yang memiliki fungsi yang sama atau serupa dan mekanisme telah berevolusi dari satu nenek moyang.
Banyak prinsip-prinsip embriologi berlaku untuk kedua hewan invertebrata serta vertebrata. Oleh karena itu, studi tentang embriologi invertebrata telah maju mempelajari vertebrata embriologi. Namun, ada banyak perbedaan juga.
Sebagai contoh, spesies invertebrata banyak rilis larva sebelum pembangunan selesai, pada akhir periode larva, seekor binatang untuk pertama kalinya datang ke menyerupai orang dewasa mirip dengan induknya atau orang tua.
Meskipun avertebrata embriologi mirip dalam beberapa cara untuk hewan invertebrata yang berbeda, ada juga variasi yang tak terhitung jumlahnya. Sebagai contoh, sementara laba-laba dari telur langsung melanjutkan ke bentuk dewasa banyak serangga berkembang melalui setidaknya satu tahap larva.
Saat ini, embriologi telah menjadi bidang penelitian yang penting untuk mempelajari kontrol genetik dari proses pembangunan (morfogen misalnya), link ke sinyal sel, pentingnya untuk studi penyakit tertentu dan mutasi dan di link ke penelitian sel induk.
Evolusi (dalam kajian biologi) berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perubahanperubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama: variasi, reproduksi, dan seleksi. Sifat-sifat yang menjadi dasar evolusi ini dibawa oleh gen yang diwariskan kepada keturunan suatu makhluk hidup dan menjadi bervariasi dalam suatu populasi. Ketika organisme bereproduksi, keturunannya akan mempunyai sifat-sifat yang baru. Sifat baru dapat diperoleh dari perubahan gen akibat mutasi ataupun transfer gen antar populasi dan antar spesies. Pada spesies yang bereproduksi secara seksual, kombinasi gen yang baru juga dihasilkan oleh rekombinasi genetika, yang dapat meningkatkan variasi antara organisme. Evolusi terjadi ketika perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum atau langka dalam suatu populasi.
Evolusi didorong oleh dua mekanisme utama, yaitu seleksi alam dan hanyutan genetik. Seleksi alam merupakan sebuah proses yang menyebabkan sifat terwaris yang berguna untuk keberlangsungan hidup dan reproduksi organisme menjadi lebih umum dalam suatu populasi - dan sebaliknya, sifat yang merugikan menjadi
lebih berkurang. Hal ini terjadi karena individu dengan sifat-sifat yang menguntungkan lebih berpeluang besar bereproduksi, sehingga lebih banyak individu pada generasi selanjutnya yang mewarisi sifat-sifat yang menguntungkan ini.[1][2] Setelah beberapa generasi, adaptasi terjadi melalui kombinasi perubahan kecil sifat yang terjadi secara terus menerus dan acak ini dengan seleksi alam.[3] Sementara itu, hanyutan genetik (Bahasa Inggris: Genetic Drift) merupakan sebuah proses bebas yang menghasilkan perubahan acak pada frekuensi sifat suatu populasi. Hanyutan genetik dihasilkan oleh probabilitas apakah suatu sifat akan diwariskan ketika suatu individu bertahan hidup dan bereproduksi.