Laporan Lit Tebu Wiwik Indra

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 39

1

I. PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang
Keberhasilan suatu proses budidaya tanaman dipengaruhi oleh beberapa faktor utama,
yaitu kondisi tanah, iklim, cara budidaya dan penanganan pasca panen. Pada budidaya
tebu lahan kering, kondisi tanah yang cukup gembur atau remah sangat diperlukan
bagi pertumbuhan tebu. Hal ini diperlukan supaya air, udara dan unsur hara yang
terkandung di dalam tanah dapat diserap dengan baik oleh akar tebu. Usaha yang
dapat dilakukan untuk menjadikan kondisi tanah menjadi gembur adalah dengan
pengolahan tanah dan pemberian pupuk. Berdasarkan bahan pembuatannya pupuk
dibedakan menjadi dua, yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik (Dymaz, 2011).

Oleh karena ketersediaan pupuk anorganik semakin langka dan harganya mahal, maka
penggunaan pupuk organik menjadi pilihan yang harus dilakukan. Selain itu
penggunaan pupuk organik dapat mereduksi bahan-bahan kimia berbahaya yang
terkandung di dalam hasil pertanian. Ada beberapa jenis pupuk organik yang telah
banyak digunakan petani, diantaranya pupuk kandang dan pupuk kompos. Tetapi
pada tahun belakangan ini para petani mulai menggunakan pupuk organik granul
(POG), yang merupakan hasil fermentasi bahan-bahan organik seperti dedak, ampas
kelapa, tepung ikan, kotoran hewan ternak, jerami, dan sebagainya.

Dari beberapa penelitian yang sudah dilakukan menunjukkan bahwa penambahan
pupuk organik pada lahan pertanian memberikan pengaruh positif terhadap
pertumbuhan dan produksi tanaman, serta terhadap beberapa sifat fisik dan mekanik
tanah lahan pertanian tersebut (Dymaz, 2011). Namun demikian, peneltian mengenai
2

kombinasi penggunaan pupuk organik dan pupuk anorganik pada tanaman belum
banyak dilakukan. Oleh karena itu perlu dikaji mengenai berbagai kombinasi dosis
pupuk organik dan pupuk anorganik yang tepat agar penggunaan pupuk lebih efisien.

1. 2 Tujuan Khusus Penelitian
Tujuan khusus peneltian adalah untuk mengetahui :
(a) Kombinasi dosis pupuk organik dan pupuk anorganik berpengaruh terhadap
pertumbuhan vegetatif tebu varietas GM-19.
(b) Tingkat reduksi pemberian pupuk anorganik yang tepat.

1.3 Keutamaan Peneltian
Keutamaan penelitian adalah :
a.Memberikan kontribusi terhadap pengembangan IPTEKS berupa ditemukannya
kombinasi dosis pupuk organik dan pupuk anorganik untuk meningkatkan
performa pertumbuhan vegetatif tanaman tebu.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan bagi petani dalam
untuk meningkatkan performa pertumbuhan vegetatif tanaman tebu.
c. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi bagi
pengembangan bahan ajar.
1.4 Temuan/Inovasi yang Ditargetkan
Temuan/inovasi yang ditargetkan dari penelitian adalah ditemukannya kombinasi
dosis pupuk organik dan pupuk anorganik untuk meningkatkan performa pertumbuhan
vegetatif tanaman tebu.
Penerapan dari temuan hasil penelitian ini dalam rangka menunjang pembangunan dan
pengembangan iptekssosbud adalah menyiapkan lahan yang gembur untuk
pertumbuhan tanaman tebu yang sehat dan produksi tinggi.
3


II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Tebu
Berdasarkan klasifikasinya, tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) termasuk dalam
kelompok divisi Spermatophyta, subdivisio Angiospermae, kelas Monocotyledonae,
ordo Graminales, famili Gramineae, genus Saccharum. Terdapat tiga spesies tebu,
meliputi Saccharum officinarum, Saccharum robustum, dan Saccharum spontaneum,
serta dua sub spesies, yaitu Saccharum sinense dan Saccharum barberi (Augstburger,
et al, 2000).
Secara morfologi, tanaman tebu tersusun dari batang yang beruas-ruas. Terdapat satu
daun yang muncul ditiap ruas batang tanaman tebu. Daun tanaman tebu berbentuk
pita (terdiri dari pelepah dan helaian daun, tidak memiliki tangkai daun). Akar
tanaman tebu berupa serabut yang tumbuh dangkal, akan tetapi akar tersebut mampu
melakukan penetrasi sampai kedalaman 5-7 meter dari permukaan tanah untuk
melakukan absorsi air saat kondisi stress kekurangan air (Moore dan Nuss, 1987).
Pertumbuhan bibit tanaman tebu dari setek batang akan mengalami beberapa fase,
yaitu fase pra kecambah, fase perkecambahan, fase pertunasan dan pembentukan akar
tunas. Ketiga fase ini berlangsung pada kisaran 4-6 minggu sejak bibit ditanam. Fase
pembentukan anakan berlangsung dari umur 6-8 minggu sampai 2,5-3 bulan. Fase
pemanjangan batang terjadi dari umur 3-9 bulan. Fase pra pemasakan berlangsung
dari umur 9-10 bulan dan fase kemasakan terjadi pada umur di atas 11 bulan (Sutardjo,
1994).

2.2 Pupuk
Laju Pertumbuhan tanaman tebu dipengaruhi oleh banyak faktor, baik yang bersifat
internal maupun eksternal. Faktor internal berasal dari karakteristik varietasnya.
sedangkan faktor eksternal disebabkan oleh faktor luar, salah satunya adalah
4

pemupukan. Pupuk adalah bahan yang ditambahkan ke dalam tanah untuk
menyediakan unsur-unsur esensial bagi pertumbuhan tanaman (Hadisuwito, 2008).
Budidaya tanaman tebu tidak terlepas dari penggunaaan pupuk. Di dalam 1 ton hasil
panen tanaman tebu terdapat 1,95 kg N; 0,30 - 0,82 kg P
2
O
5

dan 1,17 - 6,0 kg K
2
O
yang berasal dari dalam tanah (Sutardjo, 1994). Oleh karena itu, pada sistem budidaya
tanaman tebu diperlukan pemupukan N, P dan K yang cukup tinggi agar hasil panen
tanaman tebu tetap tinggi dan daya dukung tanah dapat dipertahankan.
Pupuk digolongkan menjadi dua, yaitu pupuk anorganik dan pupuk organik (Novizan,
2007). Karakteristik pupuk anorganik dan pupuk organik dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Karakteristik pupuk anorganik dengan pupuk organik
Sumber : Novizan (2007)
2.2.1 Pupuk anorganik
Pupuk anorganik mengandung hara makro dan pupuk hara mikro, baik dalam bentuk
padat maupun cair. Kandungan hara dalam pupuk anorganik terdiri atas unsur hara
Anorganik Organik
Bahan sintetik Bahan dari alam
Mengandung hara tertentu
Selain N, P, K terdapat juga beberapa
unsur mikro
Tanah menjadi keras Struktur tanah lebih baik
Daya simpan air rendah Daya simpan air tinggi
Pertumbuhan tanaman terlalu cepat,
sehingga rentan serangan organisme
pengganggu tanaman
Pertumbuhan tanaman relatif lambat
dan lebih tahan serangan organisme
pengganggu tanaman
Unsur hara yang larut mudah dicuci oleh
air
Unsur hara tidak mudah tercuci
Bahan dasar mahal, sulit dibuat sehingga
harganya mahal
Bahan dasar murah dan mudah dibuat
sehingga harganya murah
Dibuat oleh pabrik cenderung kurang
aman bagi kesehatan dan lingkungan
Dapat dibuat sendiri dan aman bagi
kesehatan dan lingkungan
5

makro utama yaitu nitrogen, fosfor, kalium dan hara makro sekunder yaitu sulfur,
kalsium, magnesium, serta hara mikro yaitu tembaga, seng, mangan, molibden, boron,
dan kobal (Suriadikarta, dkk., 2004).
Berdasarkan jumlah kandungan haranya, pupuk anorganik dapat dibedakan sebagai
pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Beberapa ketentuan pupuk anorganik adalah
sebagai berikut :
1. Pupuk majemuk mengandung minimal dua unsur hara makro dan dua unsur hara
mikro.
2. Kadar P
2
O
5
pada pupuk fosfat alam yang dilarutkan dalam asam kuat (partially
acidulated rock phosphohate =PARP) harus lebih dari 10%.
3. Unsur mikro yang terkandung dalam pupuk hara makro dianggap sebagai unsur
ikutan.
4. Kadar unsur makro dan unsur mikro yang terkandung dalam pupuk hara
campuran, harus mengikuti syarat mutu pupuk yang mengandung hara makro dan
syarat mutu pupuk hara mikro.

2.2.2 Pupuk organik
Pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri atas bahan
organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan atau manusia antara lain pupuk
kandang, pupuk hijau dan kompos berbentuk padat atau cair yang telah mengalami
dekomposisi atau penguraian (Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian,
2010). Jika harus menggunakan pupuk organik yang belum terurai sempurna (rasio
C/N masih tinggi), maka harus diberi jeda waktu antara pemberian pupuk organik dan
penanaman bibit yakni minimal satu minggu. Hal itu dilakukan untuk menghindari
dampak buruk yang mungkin terjadi pada tanaman ketika proses penguraian pupuk
organik berlangsung (Novizan, 2007). Untuk menjamin standar mutu pupuk organik,
Departemen Pertanian (2003) menetapkan persyaratan teknis pupuk organik, yang
tersaji pada Tabel 3.
Pupuk organik dapat dibuat dari berbagai jenis bahan, antara lain sisa tanaman, serbuk
gergaji, kotoran hewan, limbah media jamur, limbah pasar, rumah tangga, dan pabrik,
serta pupuk hijau. Kualitas bahan dasar pembuatan pupuk organik sangat bervariasi,
6

maka kualitas pupuk yang dihasilkan pun bervariasi. Pupuk organik dapat
diaplikasikan dalam bentuk bahan segar atau yang sudah dikomposkan (Setyorini,
dkk, 2004).
Tabel 2. Persyaratan teknis pupuk organik

C-organik (%) Min. 15 6
C/N rasio 12 25
Bahan ikutan (%) 2
(kerikil, beling, plastik) Min. 20
Kadar air (%) Maks. 35
Kadar Logam Berat

As (ppm) 10 10
Hg (ppm) 1 1
Pb (ppm) 50 50
Cd (ppm) 10 10
pH 4 - 8 4 - 8
Kadar total N+P
2
O
5
+K
2
O (%) Dicantumkan Dicantumkan
Parameter
Kandungan
Padat Cair
Kadar unsur mikro Zn,
Cu, Mn, Co, Fe (ppm)
Dicantumkan Dicantumkan
Mikroba Patogen E. Coli,
Salmonella (sel/ml)
Dicantumkan Dicantumkan
Sumber : Departemen Pertanian (2003)

Pupuk organik dapat mensuplai sebagian hara tanaman. Dengan demikian pupuk
organik harus digunakan secara terpadu dengan pupuk anorganik untuk meningkatkan
produktivitas tanah dan tanaman secara berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Penggunaan pupuk anorganik yang tidak diimbangi dengan pemberian pupuk organik
dapat merusak struktur tanah dan mengurangi aktivitas biologi tanah. Penerapan
pemupukan berimbang berdasarkan hasil uji tanah dipadukan dengan pupuk organik
bertujuan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk serta memperbaiki
produktivitas tanah pertanian. Pemupukan anorganik digunakan melampaui batas
efisiensi teknis dan ekonomis akan berdampak terhadap pelandaian produksi
(Adiningsih dan Soepartini, 1995).
7


III. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di kebun Politeknik Negeri Lampung, mulai dari bulan Mei
sampai dengan Oktober 2013.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan: traktor yang dilengkapi dengan implement bajak piringan,
cangkul, meteran, golok, penggaris, ember, jangka sorong, selang air, tali rafia, buku
catatan dan alat tulis. Bahan yang digunakan: bibit tebu vareitas GM-19, pupuk
organik, pupuk anorganik (Urea, TSP, dan KCl).

3.3 Rancangan Penelitian
Penelitian disusun secara factorial dengan menggunakan rancangan acak kelompok
(RAK). Faktor pertama adalah empat aras dosis pupuk organik, yaitu O
o
= 0 kg.ha
-1
;
O
1
= 500 kg.ha
-1
; O
2
= 750 kg.ha
-1
; O
3
= 1000 kg.ha
-1
, dan faktor ke dua terdiri dari
tiga aras dosis pupuk anorganik, A
1
= 0% ; A
2
= 25% ; A
3
= 50% dari dosis anjuran.
Tiap perlakuan diulang tiga kali sehingga didapat satuan percobaan sebanyak: 4 x 3 x
3 = 36 unit percobaan. Adapun kombinasi perlakuan adalah:
O
o
A
1
= 0 kg ha
-1
pupuk organik dikombinasi dengan pupuk anorganik 0% anjuran
O
o
A
2
= 0 kg ha
-1
pupuk organik dikombinasi dengan pupuk anorganik 25% anjuran
O
o
A
3
= 0 kg ha
-1
pupuk organik dikombinasi dengan pupuk anorganik 50% anjuran
O
1
A
1
= 500 kg ha
-1
pupuk organik dikombinasi dengan pupuk anorganik 0% anjuran
O
1
A
2
= 500 kg ha
-1
pupuk organik dikombinasi dengan pupuk anorganik 25% anjuran
O
1
A
3
= 500 kg ha
-1
pupuk organik dikombinasi dengan pupuk anorganik 50% anjuran
8

O
2
A
1
= 750 kg ha
-1
pupuk organik dikombinasi dengan pupuk anorganik 0% anjuran
O
2
A
2
= 750 kg ha
-1
pupuk organik dikombinasi dengan pupuk anorganik 25% anjuran
O
2
A
3
= 750 kg ha
-1
pupuk organik dikombinasi dengan pupuk anorganik 50% anjuran
O
3
A
1
= 1000 kg ha
-1
pupuk organik dikombinasi dengan pupuk anorganik 0% anjuran
O
3
A
2
= 1000 kg ha
-1
pupuk organik dikombinasi dengan pupuk anorganik 25% anjuran
O
3
A
3
= 1000 kg ha
-1
pupuk organik dikombinasi dengan pupuk anorganik 50% anjuran

3.4 Pelaksanaan Penelitian
Tanah yang akan digunakan dibajak dahulu secara mekanis dengan bajak piringan
yang ditarik traktor sebanyak dua kali. Kemudian dibuat kairan (lubang tanam) secara
manual menggunakan cangkul dengan jarak antar kairan (pkp) 1,3 m, panjang satu
kairan adalah 5 m dan jarak antar ulangan 2 m. Kedalaman kairan 30 cm.
Penanaman tebu dilaksanakan tiga hari setelah pembuatan kairan selesai. Bibit tebu
varietas GM-19 dipotong-potong menjadi 2 ruas (2 mata), system tanam yang
digunakan overlapping 25% . Pemberian pupuk organik dilakukan bersamaan pada
saat tanam, sedangkan pemberian pupuk anorganik dilakukan dua kali, yaitu 14 hari
dan 60 hari setelah tanam. Selanjutnya dilakukan pemeliharaan tanaman yang meliputi
kegiatan penyiraman, pengendalian gulma secara manual dan pembumbunan tanaman.
3.5 Parameter yang diamati:
a. Persentase hidup tunas diamati umur 3 minggu setelah tanam,
jumlah tunas yang tumbuh
dihitung dengan Rumus : ---------------------------------------- x 100%
total mata tunas yang ditanam

b. Tinggi tanaman diamati tiga kali, yaitu pada minggu 12, 16, dan 20 setelah tanam.
Cara pengukuran tinggi tanaman yaitu diukur dari permukaan tanah hingga titik
tumbuh menggunakan mistar..
c. Panjang daun diamati tiga kali, yaitu pada minggu 12, 16, dan 20 setelah tanam.
Cara pengukuran panjang daun yaitu diukur dari pangkal pelepah hingga ujung daun,
dipilih daun terpanjang pada sampel tanaman yang diamati.
9

d. Diameter batang diamati tiga kali, yaitu pada minggu 12, 16, dan 20 setelah tanam.
Cara pengukuran diameter batang yaitu diukur pada bagian tengah batang dengan
menggunakan jangka sorong.
e. Jumlah anakan: Jumlah anakan dihitung pada minggu kedelapan setelah tanam.














10

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengamatan dilakukan pada umur minggu setelah tanam. Data hasil pengamatan
panjang daun tertera pada Tabel 3.
Tabel 3. Data rerata pengaruh pemberian pupuk organik dan anorganik terhadap
tinggi tanaman (cm)

Perlakuan
Ulangan
Rerata
I II III
O
O
A
1
41,9 52,6 41,4 45,3
O
O
A
2
46,4 44,8 46,7 45,97
O
O
A
3
58,2 45,8 47,6 50,53
O
1
A
1
53,2 30 65,1 49,5
O
1
A
2
46,9 37,8 59,1 47,93
O
1
A
3
53,8 43 61,8 52,87
O
2
A
1
52,9 41,8 47,2 47,3
O
2
A
2
35,9 44,6 69,2 49,9
O
2
A
3
59,4 53,8 69,5 60,9
O
3
A
1
38,7 40,2 54,5 44,47
O
3
A
2
44,8 47,8 75,8 56,13
O
3
A
3
47,3 50 80,2 59,17

Berdasarkan hasil rerata tinggi tanaman tebu (Tabel 3) menunjukkan bahwa perlakuan
750 kg ha
-1
pupuk organik dikombinasi dengan pupuk anorganik 50% anjuran berbeda
dengan perlakuan lainnya. Hal ini terlihat bahwa tinggi tanaman perlakuan 750 kg ha
-1
pupuk organik dikombinasi dengan pupuk anorganik 50% anjuran mencapai 60,9 cm.
Data hasil pengamatan panjang daun tertera pada Tabel 4.


11

Tabel 4. Data pengaruh pemberian pupuk organik dan anorganik terhadap panjang
daun tebu pada umur 12 minggu setelah tanam (cm)

Perlakuan
Ulangan
Rerata
I II III
O
O
A
1
130,4 107,6 123,6 120,53
O
O
A
2
132,4 135 114,2 127,2
O
O
A
3
160,4 144,4 151,5 152,1
O
1
A
1
53,4 30 65,1 49,5
O
1
A
2
46,9 37,8 59,1 47,93
O
1
A
3
53,8 43 61,8 52,87
O
2
A
1
52,9 41,8 47,2 47,3
O
2
A
2
35,9 44,6 69,2 49,9
O
2
A
3
59,4 53,8 69,5 60,9
O
3
A
1
38,7 40,2 54,5 44,47
O
3
A
2
44,8 47,8 75,8 56,13
O
3
A
3
47,3 50 80,2 59,17

Pada Tabel 4. menunjukkan bahwa perlakuan kombinasi 0 kg ha
-1
pupuk
organik dikombinasi dengan pupuk anorganik 50% anjuran memberikan nilai rerata
panjang daun yang tertinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Hasil ini
menunjukkan bahwa perlakuan pupuk anorganik 50 % berpengaruh terhadap panjang
daun. Data hasil pengamatan jumlah anakan tertera pada Tabel 5








12

Tabel 5. Data rerata pengaruh pemberian pupuk organik dan anorganik terhadap
jumlah anakan tebu.

Perlakuan
Ulangan
Rerata
I II III
O
O
A
1
1,6 0 1 0,87
O
O
A
2
1,4 1 1 1,13
O
O
A
3
1 1,4 1 1,13
O
1
A
1
1,4 0,6 1,8 1,27
O
1
A
2
3 0,2 1,2 1,47
O
1
A
3
2 1,6 2 1,87
O
2
A
1
1,4 0 1,8 1,07
O
2
A
2
0,2 0 1,8 0,67
O
2
A
3
2 0,6 3 1,87
O
3
A
1
1,4 2 2,4 1,93
O
3
A
2
1,4 0,8 2 1,40
O
3
A
3
0,4 1,4 2,2 1,33

Perlakuan 1000 kg ha
-1
pupuk organik dikombinasi dengan pupuk anorganik 0%
anjuran memberi nilai rerata tertinggi (1,93) dibandingkan perlakuan lainnya. Hal ini
menunjukkan bahwa perlakuan kombinasi pupuk organik dan anorganik memberi
pengaruh terhadap jumlah anakan tebu.
Data hasil pengamatan diameter batang tebu tertera pada Tabel 6.









13

Tabel 6. Data rerata pengaruh pemberian pupuk organik dan anorganik terhadap
diameter batang tebu (cm)

Perlakuan
Ulangan
Rerata
I II III
O
O
A
1
1,02 1,48 1,28 1,26
O
O
A
2
1,52 1,1 1,16 1,26
O
O
A
3
1,82 1,58 1,78 1,73
O
1
A
1
1,8 1,02 1,84 1,55
O
1
A
2
1,52 1,32 1,78 1,54
O
1
A
3
1,3 1,2 1,9 1,47
O
2
A
1
1,88 1,3 1,6 1,59
O
2
A
2
4,1 1,48 1,94 1,41
O
2
A
3
1,92 1,34 2,08 1,78
O
3
A
1
1,12 1,04 1,6 1,25
O
3
A
2
1,62 1,46 1,74 1,61
O
3
A
3
1,34 1,38 1,88 1,53

Pada Tabel 4. menunjukkan bahwa perlakuan kombinasi 750 kg ha
-1
pupuk organik
dikombinasi dengan pupuk anorganik 50% anjuran memberikan nilai rerata panjang
daun yang tertinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Hasil ini menunjukkan
bahwa perlakuan 750 kg ha
-1
pupuk organik dikombinasi dengan pupuk anorganik
50% anjuran terhadap diameter batang.










14

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa:
Kombinasi pupuk organik dan anorganik memberi pengaruh, dengan perlakuan
a. Dosis 1000 kg ha
-1
pupuk organik dikombinasi dengan pupuk anorganik 50%
anjuran memberi pengaruh terhadap tinggi tanaman tebu
b. dosis 0 kg ha
-1
pupuk organik dikombinasi dengan pupuk anorganik 50%
anjuran memberi pengaruh terhadap panjang daun tebu
c. dosis 1000 kg ha
-1
pupuk organik dikombinasi dengan pupuk anorganik 0%
anjuran memberi pengaruh terhadap jumlah anakan tebu
d. dosis 750 kg ha
-1
pupuk organik dikombinasi dengan pupuk anorganik 50%
anjuran memberi pengaruh terhadap diameter batang tebu
5.2. Saran
Penelitian ini perlu dilakukan uji kembali pada lokasi yang berbeda dengan
perlakuan yang sama.







15

DAFTAR PUSTAKA
Adiningsih, J.S dan M. Soepartini. 1995. Pengelolaan Tanah pada Sistem Usaha Tani
Lahan Sawah. Metodologi Pengkajian Sistem Usaha Tani dengan Wawasan
Agribisnis. Pusat Sosial Ekonomi Pertanian. Bogor.
Augstburger, F., J. Berger, U. Censkowsky, P. Heid, J. Milz, C. Streit. 2000. Organic
Farming in the Tropics and Subtropics : Sugarcane. File :
http://www.naturland.de/fileadmin/.../sugarcane. pdf. Diakses 2 Mei 2012.
Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian. 2010. Peranan Unsur Hara N,P,K
dalam Proses Metabolisme Tanaman Tebu. File : http://www.lit-
bang.deptan.go.id/special/padi/bbpadi_2009_itkp_05. pdf. Diakses 3 Mei 2012.
Departemen Pertanian. 2003. Syarat dan Tata Cara Pendaftaran Pupuk Anorga-nik.
Hlm. File : http://www.promedia.co.id/ppvtpp/-files/93SK-239-03. pdf. Diakses
12 Mei 2012.
Dymaz G.Y.A . 2011. Kekuatan Geser Tanah Pada Berbagai Dosis Penambahan
Pupuk Organik Granul. Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas
Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor (skripsi)
Hadisuwito, S. 2008. Membuat Pupuk Kompos Cair. PT Agromedia Pustaka. Jakarta.
Moore, P.H. and K.J. Nuss, 1987. Flowering and Flower Synchronization. In: D.J.
Heinz, ed. Sugarcane Improvement Through Breeding. Elsevier, Amsterdam. Pp.
273-311.
Novizan. 2007. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. PT Agromedia Pustaka. Jakarta.
Setyorini, D., L.R. Widowati dan S. Rochayati. 2004. Teknologi Pengelolaan Hara
Lahan Sawah Intensifikasi. Tanah Sawah dan Teknologi Pengelolaannya. Balai
Penelitian Tanah, Puslitbangtanak Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Bogor.
Suriadikarta D. A., D. Setyorini dan W. Hartatik. 2004. Petunjuk Teknis Uji Mutu
Dan Efektivitas Pupuk Alternatif Anorganik Edisi 1. Balai Penelitian Tanah,
Puslitbangtanak Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor.
Sutardjo, E. 1994. Budidaya Tanaman Tebu. PT Bumi Aksara. Malang.





16

Lampiran 1. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas
No Nama/NIDN Jurusan Bidang
Ilmu
Alokasi
Waktu
(jam/minggu)
Uraian Tugas
Ir. Wiwik
Indrawati, MP./
0015016110
Budidaya
Tanaman
Perkebunan
Budidaya
Tanaman
12 Pengadaan
dan seleksi
bibit tebu
Pengamatan
pertumbuhan
vegetatif
tebu
Ir. Abdul Azis,
MP./0031126169
Budidaya
Tanaman
Perkebunan
Ilmu
Hama dan
Penyakit
Tanaman
10 Pemupukan
tebu
Pengamatan
pertumbuhan
vegetatif
tebu

Menganalisis
data
Ir. Albertus
Sudirman, MP./
00 0611 6215

Budidaya
Tanaman
Perkebunan
Ilmu
Hama dan
Penyakit
Tanaman
10 Pemeliharaan
tebu
Pengamatan
pertumbuhan
vegetatif
tebu
Membantu
menganalisis
data







17

Lampiran 2. Biodata Ketua/Anggota Tim Peneliti
1. Ketua Peneliti
A. IDENTITAS DIRI
1. Nama Lengkap (dengan gelar) Ir. Wiwik Indrawati, M.P.
2. Jenis Kelamin P
3. Jabatan Fungsional Lektor Kepala
4. NIP/NIK 196101151989032001/ 20060015016110
5. NIDN 0015016110
6. Tempat dan Tanggal Lahir Magetan 15 Januari 1961
7. Alamat e-mail [email protected]
8. No HP 081279312209
9. Alamat Kantor Jl.Soekarno-Hatta Rajabasa Bandar
Lampung
10. No Tlp/Fax 0721-703995/787309
11. Lulusan yang Telah dihasilkan D3 = 84 orang D4 : 4 Orang ;
12. Mata Kuliah yang Diampuh 1. Teknik Pembibitan dan Perbanyakan
Tanaman Perkebunan
2. Ilmu Tanaman
3. Pengelolaan Tanaman Tebu
4. Tanaman Perkebunan Rakyat
5. Bioteknologi Pertanian
B. RIWAYAT PENDIDKAN
S1 S2 S3
Nama Perguruan
Tinggi
UNILA UNILA
Bidang Ilmu Agronomi Agronomi
Tahun Masuk 1980 2005
Tahun Lulus 1987 2008
Judul
Skripsi/Tesis
Produksi yang Hilang
Pada Tanaman Kedelai
Varietas Galunggung
Akibat Infestasi Kutu
Daun
Hibridisasi Berbagai
Tetua Anggrek
Dendrobium, Optimasi
Media Pengecambahan
Biji in vitro Serta
Aklimatisasi Planlet
Untuk Menghasilkan
Hibrida Baru

Nama
Pembimbing
1. Ir. Muhni Kusnadi,
M.S.
2. Ir. Henry Buchori
1. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc.
2. Dr. Ir. Kukuh
Setiawan, MSc.





18

C. PENGALAMAN PENELITIAN

No

Tahun

Judul Penelitian
Pendanaan
Sumber Jumlah (x Rp
1000)
1 2009 Respon Pertumbuhan Karakter
Daun dan Bunga Betina Kelapa
Sawit (Elaeis guineensis Jacq)
Terhadap Pupuk N Susulan.
PHKA2 7.500
2 2009 Respon Pembentukan Bunga
Kelapa Sawit (Elaeis guineensis
Jacq) Pada Pemberian Pupuk N
Swadana 1.300
3 2010 Korelasi Pertumbuhan Daun dan
Bunga Kelapa Sawit (Elaeis
guineensis Jacq) Akibat Pemberian
Pupuk Urea Dengan Dosis Yang
Berbeda di Kebun Rejosari PTPN
VII
Swadana 1.100
4 2011 Respon Pertumbuhan Kopi Pada
Pembibitan Main Nursery Terhadap
Pemberian Pupuk N dan P
Swadana 3.000

D. PENGALAMAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

No

Tahun

Judul Pengabdian Kepada
Masyarakat
Pendanaan
Sumber Jumlah (x Rp
1000)
1 2012 IbM Kelompok Tani Karya Mekar
dan Permatajaya: Peningkatan
Produksi Tandan Buah Sawit
(TBS) Melalui Pollinasi Buatan dan
Budidaya tanaman
DIPA
Ditlitabmas
Dikti
45.000.
2. 2011 Penyuluhan Budidaya Tanaman
Kakao di Desa Kaliasin Kecamatan
Tanjung Bintang Kabupaten
.Lampung Selatan (Anggota)

DIPA
Politeknik
Negeri
Lampung.
Rp. 5.000.



3. 2011 Penyuluhan Budidaya Tanaman
Kakao di Desa Sendangmulyo Kac.
Sendangagung Kab. Lampung
Tengah (Anggota)
Swakelolah Rp.500.
4. 2010 Penyuluhan Tentang Cara, Waktu, DIPA Rp. 5.000.
19

dan Penanganan Pasca Panen
Tanaman Nilam di Desa Kaliasin
Kec.Tanjungbintang Kab.Lampung
Selatan (Anggota)
Politeknik
Negeri
Lampung
5. 2009 Penyuluhan Budidaya dan
Pascapanen Kopi di Pekon Dadapan
Kecamatan Sumberejo Kabupaten
tanggamus (Anggota)
UPPM
Politeknik
Negeri
Lampung
Rp. 700.

E. PENGALAMAN PENULISAN ARTIKEL ILMIAH DALAM JURNAL

No Tahun Judul Artikel Ilmiah Volume/Nomor Nama Jurnal
1 2011 Pengaruh Jenis dan Kualitas
Limbah Agro Industri Terhadap
Keragaan Bibit Sawit Main
Nursery pada Ultisol (Anggota)
Volume 11 Edisi
Khusus Agustus
2011
Jurnal
Penelitian
Pertanian
Terapan

F. PEMAKALAH SEMINAR ILMIAH (Oral Presentation) dalam 5
Tahun Terakhir

No Nama Pertemuan
Ilmiah /
Seminar
Judul Artikel Ilmiah Waktu dan
Tempat
1. Seminar Nasional
Teknologi Tepat Guna
Agroindustri dan
Diseminasi Hasil-hasil
Penelitian Dosen
Polinela 2009
Respon Pertumbuhan Karakter
Daun dan Produksi Bunga
Betina Kelapa Sawit Terhadap
Pupuk N
1 2 April 2009 ,
Politeknik Negeri
Lampung
(Polinela) Bandar
Lampung
2. Seminar Nasional
Teknologi Tepat Guna
Agroindustri Polinela
2010
Variabilitas dan Korelasi
Pertumbuhan Benih Kopi
Lampung (Coffea
canephora,Fiere Ex Frocher) di
Pembibitan Diaplikasi
Giberelin (GA3)
5 6 April 2010,
Polinela, Bandar
Lampung



G. PENGALAMAN PENULISAN BUKU

No Tahun Judul Buku Jumlah Halaman Penerbit
- -


20

H. PENGALAMAN PEROLEHAN HKI
No Tahun Judul/Tema HKI Jenis Nomor P/ID
- -

I. PENGALAMAN MERUMUSKAN KEBIJAKAN PUBLIK/REKAYASA
SOSIAL LAINNYA.

No Tahun Judul Tema/Rekayasa Sosial
Lainnya yang Telah Diterapkan
Tempat
Penerapan
Respons
Masyarakat
- -


J. PENGHARGAAN DALAM 10 TAHUN TERAKHIR (dari pemerintah,
asosiasi atau institusi lainnya)

No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi
Penghargaan
Tahun
1.
2.

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya. Demikian
biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
pengajuan kegiatan Penelitian .

Bandar Lampung, 22 November 2013
Pengusul,




Ir. Wiwik Indrawati, M.P.
NIP 196101151989032001



21

2. Anggota Peneliti
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Ir. Abdul Azis, M.P.
2 Jenis Kelamin L
3 Jabatan Fungsional Lektor Kepala
4 NIP 196112311988031019
5 NIDN 0031126169
6 Tempat dan Tanggal Lahir Watampone, 31 Desember 1961
7 E-mail [email protected]
8 Nomor Telepon/HP 08127275709
9 Alamat Kantor Jl. Soekarno-Hatta No. 10 B. Lampung
10 Nomor Telepon/Faks (0721) 703995/(0721) 787309
11 Lulusan yang Telah
Dihasilkan
D3 : 72 orang
D4 : 6 orang
12 Mata Kuliah yang Diampu 1. Ilmu Penyakit Tanaman
2. Pestisida Pertanian
3. Pengelolaan OPT
4. Penyakit Tanaman dan Pengendaliannya.
5. Pengendalian Hama dan Penyakit Pasca
Panen
6. Budidaya Tanaman Tebu

B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2
Nama Perguruan Tinggi Universitas Hasanuddin Universitas Gadjah
Mada
Bidang Ilmu Hama dan Penyakit
Tanaman
Hama dan Penyakit
Tanaman
Tahun Masuk-Lulus 1980--1986 1995--1998
Judul
Skripsi/Tesis/Disertasi
Pengaruh Waktu
Inokulasi Bakteri
Xanthomonas
campestris, pv.
Translucens terhadap
Penyakit BLB
Deteksi Dini Virus
Tungro Terbawa
Vektor
Nama Pembimbing Ir. Zainab Masykur, SU. Dr. YB. Sumardiyono

C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir
No Tahun Judul Penelitian
Pendanaan
Sumber Jml (Juta Rp)
2008 Kajian Potensi Virus -
Nudaurelia untuk Pengendalian
Hama Ulat Api (Thosea asigna)
pada Tanaman Kelapa Sawit
PHK-A2 15
2011 Evaluasi Desain dan Posisi Dana Rutin 5
22

Penempatan Perangkap Serangga
dalam Pengendalian Penggerek
Buah Kakao
Polinela
2011 Pengembangan Teknik dan
Metode Aplikasi Beauveria
bassiana isolat Lampung sebagai
Agen Pengendali Hayati
Hibanh
Bersaing
Tahun I
46
2012 Pengembangan Teknik dan
Metode Aplikasi Beauveria
bassiana isolat Lampung sebagai
Agen Pengendali Hayati
Hibah
Bersaing
Tahun II
45

D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir
No Tahun
Judul Pengabdian Kepada
Masyarakat
Pendanaan
Sumber Jml (Juta Rp)
1 2009 Aplikasi Pembuatan dan
Penggunaan Insektisida Pada
Gabungan Kelompok Tani
(Gapktan) Sayuran Desa batu
Keramat, kec. Kota Agung
Timur, Kab. Tanggamus.
Dana Rutin
Polinela
5
2 2010 Penyuluhan Pemeliharaan serta
Pengendalian Hama dan
Penyakit Tanaman Kakao di
Desa Bernung Kecamatan
Gedung Tataan, Kabupaten
Pesawaran.
Dana Rutin
Polinela
5
3 2012 Penyuluhan Pembuatan dan
Penggunaan Insektisida Nabati
untuk Mengendalikan Hama
Kakao pada Gapoktan Gema
Ripah Pekon Sumberejo-Kec.
Sumberejo Kab. Tanggamus
Dana Rutin
Polinela
(APBNP)
5
4 2012 Penyuluhan Pembuatan dan
Penggunaan Insektisida Nabati
untuk Mengendalikan Hama
Kakao pada Gapoktan Berkah
Tani Desa Berenung-Kec.
Gedung Tataan Kab. Pesawaran.
Swadana -
2012 Penyuluhan Budidaya Tanaman
Karet di Desa Margo Agung
Kec. Jati Agung Kab. Lampung
Selatan
Swadana -
2012 IbM Kelompo Tani Kakao di
Desa Berenung
Dikti 42

23

E. Publikasi Artikel Ilmiah dalam 5 Tahun Terakhir
No Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/Nomor/Tahun
1 Kajian Potensi Virus -
Nudaurelia untuk
Pengendalian Hama Ulat Api
(Thosea asigna) pada
Tanaman Kelapa Sawit
Penelitian
Pertanian
Terapan
Vol. 9/2/2009
2 Penambahan Beberapa Jenis
Bahan pada Media
Perbanyakan untuk
Meningkatkan Virulensi
Beauveria bassiana terhadap
Hama Walang Sangit
Hama dan
Penyakit
Tumbuhan
Tropika
Vol. 12/1/2012

F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir
No Nama Pertemuan
Ilmiah/Seminar
Judul Artikel Ilmiah Waktu dan
Tempat
1 Diseminasi Hasil Penelitian
Polinela
Kajian Potensi Virus -
Nudaurelia untuk
Pengendalian Hama Ulat Api
(Thosea asigna) pada
Tanaman Kelapa Sawit
Tahun 2009
di Polinela
G. Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir
No Judul Buku Tahun Jumlah Halaman Penerbit
1 - - - -

H. Perolehan HKI dalam 5-10 Tahun Terakhir
No Judul/Tema HKI Tahun Jenis Nomor P/ID
1 - - - -
I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya
dalam 5 Tahun Terakhir
No Judul/Tema/Jenis Rekayasa
Sosial Lainnya yang Telah
Diterapkan
Tahun Tempat
Penerapan
Respon
Masyarakat
1 - - - -
24

J. Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi, atau
institusi lainnya)

No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi
Penghargaan
Tahun
1 Satyalancana Karya Satya 20
Tahun
Pemerintah RI 2010

Semua data yang saya isikan dan cantumkan dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodta ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah Penelitian Dipa Politeknik Negeri Lampung.

Bandar Lampung, 22 November 2013
Pengusul

Ir. Abdul Azis, M.P.












25

3. Anggota Peneliti
A. IDENTITAS DIRI
1. Nama Lengkap (dengan gelar) Ir.Albertus Sudirman M.P.
2. Jenis Kelamin L
3. Jabatan Fungsional Lektor Kepala
4. NIP/NIK 196211041989031002/
5. NIDN 00 0611 6215
6. Tempat dan Tanggal Lahir Telukbetung, 4 November 1962
7. Alamat e-mail [email protected]
8. No HP 08197937846
9. Alamat Kantor Jl.Soekarno-Hatta Rajabasa Bandar
Lampung
10. No Tlp/Fax 0721-703995/787309
11. Lulusan yang Telah dihasilkan D4 : 4 Orang ; S2 : - Orang; S3 : - Orang
12. Mata Kuliah yang Diampuh 1. Dasar-dasar Agronomi (Budidaya
Tanaman)
2. Pegelolaan Tanaman Tebu
3. Ilmu Gulma
4. Pengelolaan Penyakit Tanaman
5. Rancangan Percobaan
6. Pengelolaan Penyakit Tanaman
7. Matematika
8. Pendidikan Anti Korupsi
B. RIWAYAT PENDIDKAN
S1 S2 S3
Nama Perguruan
Tinggi
Universitas
Lampung
Universitas Gadjah
Mada

Bidang Ilmu Agronomi Fitopatologi
Tahun Masuk 1982 2000
Tahun Lulus 1987 2003
Judul Skripsi/Tesis Pengaruh
Pemberian Pupuk
Kandang Terhadap
Pertumbuhan Bibit
Empat Varietas
Lada (Piper
nigrum Linn.)
Pengendalian Hayati
Penyakit Layu Fusarium
Pisang (Fusarium
oxysporum f.sp
cubense) Dengan
Trichoderma sp..


Nama Pembimbing 1. Ir. Hermanus
Suprapto, MSc.
2. Ir. Azlina
Heriyanti
Bakrie

1.Prof. Dr.Ir. Christanti
Sumardiyono, SU
2. Dr. Ir. SM Widyastuti
M.Sc.,



26

C. PENGALAMAN PENELITIAN

No

Tahun

Judul Penelitian
Pendanaan
Sumber Jumlah (x Rp
1000)
1. 2012
2. 2011 Pengaruh Lama Penyimpanan
dan Konsentrasi Aplikasi
Ekstrak Biji Mahoni Hasil
Fermentasi terhadap
Efektivitasnya
DIPA
Polinela
Rp. 5.000.
3 2010
4. 2009


5 2008



D. PENGALAMAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

No

Tahun

Judul Pengabdian Kepada
Masyarakat
Pendanaan
Sumber Jumlah (x
Rp 1000)
1 2012 Penyuluhan Budidaya Tanaman
Karet di Desa Margo Agung
Kec. Jati Agung kab. Lampung
Selatan (Anggota)

Swadana Rp 500.
2. 2012 Penyuluhan Pembuatan dan
Penggunaan Insektisida Nabati
Untuk Mengendalikan Hama
Tanaman Kakao Pada Gapoktan
Berkah Tani Desa Bernung Kec.
Gedung Tataan Kabupaten
Pesawaaran (Aggota)
DIPA
Politeknik
Negeri
Lampung.
Rp. 5.000.



3. 2012 Penyuluhan Pengendalian Hama
Penggerek dan Penghisap Buah
Kakao Secara Terpadu di Desa
Sinar Harapan Kec. Kedondong
Kab. Pesawaran (Anggota)
DIPA
Politeknik
Negeri
Lampung.
Rp. 5.000.



4. 2011 Penyuluhan Pembibitan Tanaman
Kelapa Sawit di Desa Margo
Agung Kec. Jati Agung Kab.
Lampung Selatan (Anggota)
Swadana Rp. 5.00.
5. 2011 Penyuluhan Side Grafting
System Tanaman Kakao di Desa
Mandalasari Kec. Sragi Kab.
Lampung Selatan (Anggota)
Swadana Rp. 5.00.
27

6 2011 Penyuluhan Budidaya Tanaman
Kakao di Desa Sendangmulyo
Kec. Sendangagung Kab.
Lampung Tengah (Anggota)
Swadana Rp. 5.00.
7. 2010 Penyuluhan Pemeliharaan Serta
Pengendalian Hama dan
Penyakit Tanaman kakao di
Desa Bernung Kec. Gedong
Tataan Kab. Pesawaran
(Anggota)
Swadana Rp. 5.00.
8. 2010 Penyuluhan Pembuatan dan
Penggunaan Insektisida Nabati
Untuk mengendalikan Hama
Tanaman Kakao pada Gapoktan
karunia Desa Laburah Ratu VIII.
Kec. Labuhan Ratu Kab.
Lampung Timur (Anggota)

UPPM
Politeknik
Negeri
Lampung
Rp. 700.
9. 2009 Penyuluhan Budidaya dan Pasca
Panen Kopi di Pekon Dadapan
Kec. Sumberejo kab.
Tanggamus (Anggota)
UPPM
Politeknik
Negeri
Lampung
Rp. 800.
10. 2009 Penyuluhan Pengendalian Hama
dan Penyakit Tanaman Kakao di
Desa Labuhan Ratu VIII Kec.
Labuhan Ratu Kab. Lampung
Timur (Anggota)
DIPA
Politeknik
Negeri
Lampung.
Rp. 5.000.



11. 2008 Penyuluhan budidaya Tanaman
Kakao Pekon Margoyoso
Kecamatan Sumberejo
Kabupaten Tanggamus
(Anggota)
DIPA
Politeknik
Negeri
Lampung.
Rp. 5.000.




E. PENGALAMAN PENULISAN ARTIKEL ILMIAH DALAM
JURNAL

No Tahun Judul Artikel Ilmiah Volume/Nomor Nama Jurnal
1 2011 Pengaruh Lama Penyimpanan
dan Konsentrasi Aplikasi ekstrak
Biji Mahoni Hasil Fermentasi
terhadap efektivitasnya.
(Anggota)
Volume 11 Edisi
Khusus Agustus
2011
Jurnal
Penelitian
Pertanian
Terapan




28

F. PEMAKALAH SEMINAR ILMIAH (Oral Presentation) dalam 5
Tahun Terakhir

No Nama Pertemuan Ilmiah
/
Seminar
Judul Artikel Ilmiah Waktu dan
Tempat
1.

G. PENGALAMAN PENULISAN BUKU

No Tahun Judul Buku Jumlah Halaman Penerbit
- -
H. PENGALAMAN PEROLEHAN HKI

No Tahun Judul/Tema HKI Jenis Nomor P/ID
- -




I. PENGALAMAN MERUMUSKAN KEBIJAKAN
PUBLIK/REKAYASA SOSIAL LAINNYA.

No Tahun Judul Tema/Rekayasa Sosial
Lainnya yang Telah Diterapkan
Tempat
Penerapan
Respons
Masyarakat
- -

J. PENGHARGAAN DALAM 10 TAHUN TERAKHIR (dari pemerintah,
asosiasi atau institusi lainnya)

No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi
Penghargaan
Tahun
1.

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya. Demikian
biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
pengajuan penelitian DIPA Polinela

Bandar Lampung, 22 November 2013
Pengusul,



Ir. Albertus Sudirman, M.P.
NIP 196211041989031002

29

Lampiran 2. Data Penelitian
Tabel 1. Data rerata pengaruh pemberian pupuk organik dan anorganik terhadap
tinggi tanaman tebu (cm)

Perlakuan
Ulangan
Rerata
I II III
O
O
A
1
41,9 52,6 41,4 45,3
O
O
A
2
46,4 44,8 46,7 45,97
O
O
A
3
58,2 45,8 47,6 50,53
O
1
A
1
53,2 30 65,1 49,5
O
1
A
2
46,9 37,8 59,1 47,93
O
1
A
3
53,8 43 61,8 52,87
O
2
A
1
52,9 41,8 47,2 47,3
O
2
A
2
35,9 44,6 69,2 49,9
O
2
A
3
59,4 53,8 69,5 60,9
O
3
A
1
38,7 40,2 54,5 44,47
O
3
A
2
44,8 47,8 75,8 56,13
O
3
A
3
47,3 50 80,2 59,17


Tabel 2. Data pengaruh pemberian pupuk organik dan anorganik terhadap panjang
daun tebu (cm)


Perlakuan
Ulangan
Rerata
I II III
O
O
A
1
130,4 107,6 123,6 120,53
O
O
A
2
132,4 135 114,2 127,2
30

O
O
A
3
160,4 144,4 151,5 152,1
O
1
A
1
53,4 30 65,1 49,5
O
1
A
2
46,9 37,8 59,1 47,93
O
1
A
3
53,8 43 61,8 52,87
O
2
A
1
52,9 41,8 47,2 47,3
O
2
A
2
35,9 44,6 69,2 49,9
O
2
A
3
59,4 53,8 69,5 60,9
O
3
A
1
38,7 40,2 54,5 44,47
O
3
A
2
44,8 47,8 75,8 56,13
O
3
A
3
47,3 50 80,2 59,17

Tabel 3. Data rerata pengaruh pemberian pupuk organik dan anorganik terhadap
jumlah anakan tebu.

Perlakuan
Ulangan
Rerata
I II III
O
O
A
1
1,6 0 1 0,87
O
O
A
2
1,4 1 1 1,13
O
O
A
3
1 1,4 1 1,13
O
1
A
1
1,4 0,6 1,8 1,27
O
1
A
2
3 0,2 1,2 1,47
O
1
A
3
2 1,6 2 1,87
O
2
A
1
1,4 0 1,8 1,07
O
2
A
2
0,2 0 1,8 0,67
O
2
A
3
2 0,6 3 1,87
O
3
A
1
1,4 2 2,4 1,93
31

O
3
A
2
1,4 0,8 2 1,40
O
3
A
3
0,4 1,4 2,2 1,33

Tabel 4. Data rerata pengaruh pemberian pupuk organik dan anorganik terhadap
diameter batang tebu (cm)

Perlakuan
Ulangan
Rerata
I II III
O
O
A
1
1,02 1,48 1,28 1,26
O
O
A
2
1,52 1,1 1,16 1,26
O
O
A
3
1,82 1,58 1,78 1,73
O
1
A
1
1,8 1,02 1,84 1,55
O
1
A
2
1,52 1,32 1,78 1,54
O
1
A
3
1,3 1,2 1,9 1,47
O
2
A
1
1,88 1,3 1,6 1,59
O
2
A
2
4,1 1,48 1,94 1,41
O
2
A
3
1,92 1,34 2,08 1,78
O
3
A
1
1,12 1,04 1,6 1,25
O
3
A
2
1,62 1,46 1,74 1,61
O
3
A
3
1,34 1,38 1,88 1,53










32

Lampiran 3. Draf artikel ilmiah hasil penelitian
Abstrak
Ketersediaan pupuk anorganik semakin langka dan harganya mahal, maka
penggunaan pupuk organik menjadi pilihan yang harus dilakukan. Selain itu
penggunaan pupuk organik dapat mereduksi bahan-bahan kimia berbahaya yang
terkandung di dalam hasil pertanian. Jenis pupuk organik yang telah banyak
digunakan petani, diantaranya pupuk kandang dan pupuk kompos. Tetapi para petani
mulai menggunakan pupuk organik granul (POG), yang merupakan hasil fermentasi
bahan-bahan organik seperti dedak, ampas kelapa, tepung ikan, kotoran hewan ternak,
jerami, dan sebagainya. Dari beberapa penelitian yang sudah dilakukan menunjukkan
bahwa penambahan pupuk organik pada lahan pertanian memberikan pengaruh positif
terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman, serta terhadap beberapa sifat fisik dan
mekanik tanah lahan pertanian tersebut (Dymaz, 2011). Namun demikian, peneltian
mengenai kombinasi penggunaan pupuk organik dan pupuk anorganik pada tanaman
belum banyak dilakukan. Oleh karena itu perlu dikaji mengenai berbagai kombinasi
dosis pupuk organik dan pupuk anorganik yang tepat agar penggunaan pupuk lebih
efisien.
Penelitian bertujuan peneltian adalah untuk mengetahui :(a) Kombinasi dosis pupuk
organik dan pupuk anorganik terhadap pertumbuhan vegetatif tebu varietas GM-19.
(b) Tingkat reduksi pemberian pupuk anorganik yang tepat.
Penelitian akan dilaksanakan di kebun Politeknik Negeri Lampung, mulai dari bulan
Mei sampai dengan Oktober 2013.
Penelitian disusun secara factorial dengan menggunakan rancangan acak kelompok
(RAK). Faktor pertama adalah empat aras dosis pupuk organik, yaitu O
o
= 0 kg.ha
-1
;
O
1
= 500 kg.ha
-1
; O
2
= 750 kg.ha
-1
; O
3
= 1000 kg.ha
-1
, dan faktor ke dua terdiri dari
tiga aras dosis pupuk anorganik, A
1
= 0% ; A
2
= 25% ; A
3
= 50% dari dosis anjuran.
Tiap perlakuan diulang tiga kali sehingga didapat satuan percobaan sebanyak: 4 x 3 x
3 = 36 unit percobaan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa O
3
A
3
= 1000 kg ha
-1
pupuk organik dikombinasi
dengan pupuk anorganik 50% anjuran memberi pengaruh terhadap tinggi tanaman
tebu; O
o
A
3
= 0 kg ha
-1
pupuk organik dikombinasi dengan pupuk anorganik 50%
anjuran memberi pengaruh terhadap panjang daun tebu;O
3
A
1
= 1000 kg ha
-1
pupuk
organik dikombinasi dengan pupuk anorganik 0% anjuran memberi pengaruh terhadap
jumlah anakan tebu; O
2
A
3
= 750 kg ha
-1
pupuk organik dikombinasi dengan pupuk
anorganik 50% anjuran memberi pengaruh terhadap diameter batang tebu

Pendahuluan
Keberhasilan suatu proses budidaya tanaman dipengaruhi oleh beberapa faktor utama,
yaitu kondisi tanah, iklim, cara budidaya dan penanganan pasca panen. Pada budidaya
tebu lahan kering, kondisi tanah yang cukup gembur atau remah sangat diperlukan
bagi pertumbuhan tebu. Hal ini diperlukan supaya air, udara dan unsur hara yang
terkandung di dalam tanah dapat diserap dengan baik oleh akar tebu. Usaha yang dapat
dilakukan untuk menjadikan kondisi tanah menjadi gembur adalah dengan
33

pengolahan tanah dan pemberian pupuk.Berdasarkan bahan pembuatannya pupuk
dibedakan menjadi dua, yaitu pupuk organik dan pupuk (anorganik (Dymaz, 2011).
Ketersediaan pupuk anorganik semakin langka dan harganya mahal, maka
penggunaan pupuk organik menjadi pilihan yang harus dilakukan. Selain itu
penggunaan pupuk organik dapat mereduksi bahan-bahan kimia berbahaya yang
terkandung di dalam hasil pertanian. Ada beberapa jenis pupuk organik yang telah
banyak digunakan petani, diantaranya pupuk kandang dan pupuk kompos.
Pupuk organik dapat dibuat dari berbagai jenis bahan, antara lain sisa tanaman,
serbuk gergaji, kotoran hewan, limbah media jamur, limbah pasar, rumah tangga, dan
pabrik, serta pupuk hijau. Kualitas bahan dasar pembuatan pupuk organik sangat
bervariasi, maka kualitas pupuk yang dihasilkan pun bervariasi. Pupuk organik dapat
diaplikasikan dalam bentuk bahan segar atau yang sudah dikomposkan (Setyorini,
Widowati dan Rochayati, 2004).
Pupuk organik dapat mensuplai sebagian hara tanaman. Dengan demikian
pupuk organik harus digunakan secara terpadu dengan pupuk anorganik untuk
meningkatkan produktivitas tanah dan tanaman secara berkelanjutan dan ramah
lingkungan. Penggunaan pupuk anorganik yang tidak diimbangi dengan pemberian
pupuk organik dapat merusak struktur tanah dan mengurangi aktivitas biologi tanah.
Penerapan pemupukan berimbang berdasarkan hasil uji tanah dipadukan dengan
pupuk organik bertujuan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk serta
memperbaiki produktivitas tanah pertanian. Pemupukan anorganik digunakan
melampaui batas efisiensi teknis dan ekonomis akan berdampak terhadap pelandaian
produksi (Adiningsih dan Soepartini, 1995).
Metode Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan di kebun Politeknik Negeri Lampung, mulai dari
bulan Mei sampai dengan Oktober 2013. Alat yang digunakan: traktor yang
dilengkapi dengan implement bajak piringan, cangkul, meteran, golok, penggaris,
ember, jangka sorong, selang air, tali rafia, buku catatan dan alat tulis. Bahan yang
digunakan: bibit tebu vareitas GM-19, pupuk organik, pupuk anorganik (Urea, TSP,
dan KCl).
Penelitian disusun secara faktorial dengan menggunakan rancangan acak
kelompok (RAK). Faktor pertama adalah empat aras dosis pupuk organik, yaitu O
o
=
0 kg.ha
-1
; O
1
= 500 kg.ha
-1
; O
2
= 750 kg.ha
-1
; O
3
= 1000 kg.ha
-1
, dan faktor ke dua
terdiri dari tiga aras dosis pupuk anorganik, A
1
= 0% ; A
2
= 25% ; A
3
= 50% dari dosis
anjuran. Tiap perlakuan diulang tiga kali sehingga didapat satuan percobaan
sebanyak: 4 x 3 x 3 = 36 unit percobaan. Adapun kombinasi perlakuan adalah:
O
o
A
1
= 0 kg ha
-1
pupuk organik dikombinasi dengan pupuk anorganik 0% anjuran
O
o
A
2
= 0 kg ha
-1
pupuk organik dikombinasi dengan pupuk anorganik 25% anjuran
O
o
A
3
= 0 kg ha
-1
pupuk organik dikombinasi dengan pupuk anorganik 50% anjuran
O
1
A
1
= 500 kg ha
-1
pupuk organik dikombinasi dengan pupuk anorganik 0% anjuran
O
1
A
2
= 500 kg ha
-1
pupuk organik dikombinasi dengan pupuk anorganik 25% anjuran
O
1
A
3
= 500 kg ha
-1
pupuk organik dikombinasi dengan pupuk anorganik 50% anjuran
O
2
A
1
= 750 kg ha
-1
pupuk organik dikombinasi dengan pupuk anorganik 0% anjuran
34

O
2
A
2
= 750 kg ha
-1
pupuk organik dikombinasi dengan pupuk anorganik 25% anjuran
O
2
A
3
= 750 kg ha
-1
pupuk organik dikombinasi dengan pupuk anorganik 50% anjuran
O
3
A
1
= 1000 kg ha
-1
pupuk organik dikombinasi dengan pupuk anorganik 0% anjuran
O
3
A
2
= 1000 kg ha
-1
pupuk organik dikombinasi dengan pupuk anorganik 25% anjuran
O
3
A
3
= 1000 kg ha
-1
pupuk organik dikombinasi dengan pupuk anorganik 50% anjuran

Pada pelaksanaan penelitian tanah yang akan digunakan dibajak dahulu secara
mekanis dengan bajak piringan yang ditarik traktor sebanyak dua kali. Kemudian
dibuat kairan (lubang tanam) secara manual menggunakan cangkul dengan jarak antar
kairan (pkp) 1,3 m, panjang satu kairan adalah 5 m dan jarak antar ulangan 2 m.
Kedalaman kairan 30 cm. Penanaman tebu dilaksanakan tiga hari setelah pembuatan
kairan selesai. Bibit tebu varietas GM-19 dipotong-potong menjadi 2 ruas (2 mata),
system tanam yang digunakan overlapping 25% . Pemberian pupuk organik dilakukan
bersamaan pada saat tanam, sedangkan pemberian pupuk anorganik dilakukan dua
kali, yaitu 14 hari dan 60 hari setelah tanam. Selanjutnya dilakukan pemeliharaan
tanaman yang meliputi kegiatan penyiraman, pengendalian gulma secara manual dan
pembumbunan tanaman.
Parameter yang diamati meliputi :
a. Persentase hidup tunas diamati umur 3 minggu setelah tanam,
jumlah tunas yang tumbuh
dihitung dengan Rumus : ---------------------------------------- x 100%
total mata tunas yang ditanam

b. Tinggi tanaman diamati tiga kali, yaitu pada minggu 12, 16, dan 20 setelah tanam.
Cara pengukuran tinggi tanaman yaitu diukur dari permukaan tanah hingga titik
tumbuh menggunakan mistar..
c. Panjang daun diamati tiga kali, yaitu pada minggu 12, 16, dan 20 setelah tanam.
Cara pengukuran panjang daun yaitu diukur dari pangkal pelepah hingga ujung daun,
dipilih daun terpanjang pada sampel tanaman yang diamati.
d. Diameter batang diamati tiga kali, yaitu pada minggu 12, 16, dan 20 setelah tanam.
Cara pengukuran diameter batang yaitu diukur pada bagian tengah batang dengan
menggunakan jangka sorong.
e. Jumlah anakan: Jumlah anakan dihitung pada minggu kedelapan setelah tanam.
Tanah yang akan digunakan dibajak dahulu secara mekanis dengan bajak piringan
yang ditarik traktor sebanyak dua kali. Kemudian dibuat kairan (lubang tanam) secara
manual menggunakan cangkul dengan jarak antar kairan (pkp) 1,3 m, panjang satu
kairan adalah 5 m dan jarak antar ulangan 2 m. Kedalaman kairan 30 cm.
Penanaman tebu dilaksanakan tiga hari setelah pembuatan kairan selesai. Bibit tebu
varietas GM-19 dipotong-potong menjadi 2 ruas (2 mata), system tanam yang
digunakan overlapping 25% . Pemberian pupuk organik dilakukan bersamaan pada
saat tanam, sedangkan pemberian pupuk anorganik dilakukan dua kali, yaitu 14 hari
dan 60 hari setelah tanam. Selanjutnya dilakukan pemeliharaan tanaman yang meliputi
kegiatan penyiraman, pengendalian gulma secara manual dan pembumbunan tanaman.
Hasil dan Pembahasan
35

Hasil rerata tinggi tanaman tebu tanaman tebu menunjukkan bahwa perlakuan
750 kg ha
-1
pupuk organik dikombinasi dengan pupuk anorganik 50% anjuran berbeda
dengan perlakuan lainnya. Hal ini terlihat bahwa tinggi tanaman perlakuan 750 kg ha
-1
pupuk organik dikombinasi dengan pupuk anorganik 50% anjuran mencapai 60,9 cm.
Pada hasil perlakuan kombinasi 0 kg ha
-1
pupuk organik dikombinasi dengan pupuk
anorganik 50% anjuran memberikan nilai rerata panjang daun yang tertinggi
dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Hasil ini menunjukkan bahwa perlakuan
pupuk anorganik 50 % berpengaruh terhadap panjang daun.
Rerata jumlah anakan menunjukkan bahwa perlakuan kombinasi 500 kg ha
-1
pupuk organik dikombinasi dengan pupuk anorganik 50% anjuran memberikan hasil
yang tertinggi dengan jumlah anakan 1,87. Sedangkan hasil rerata diameter batang
tebu menunjukkan diameter tertinggi pada perlakuan 750 kg ha
-1
pupuk organik
dikombinasi dengan pupuk anorganik 50% anjuran sebesar 1,78 cm

Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa:
Kombinasi pupuk organik dan anorganik memberi pengaruh, dengan perlakuan
a. 1000 kg ha
-1
pupuk organik dikombinasi dengan pupuk anorganik 50% anjuran
memberi pengaruh terhadap tinggi tanaman tebu
b. 0 kg ha
-1
pupuk organik dikombinasi dengan pupuk anorganik 50% anjuran
memberi pengaruh terhadap panjang daun tebu
c. 1000 kg ha
-1
pupuk organik dikombinasi dengan pupuk anorganik 0% anjuran
memberi pengaruh terhadap jumlah anakan tebu
d. 750 kg ha
-1
pupuk organik dikombinasi dengan pupuk anorganik 50% anjuran
memberi pengaruh terhadap diameter batang tebu

DAFTAR PUSTAKA
Adiningsih, J.S dan M. Soepartini. 1995. Pengelolaan Tanah pada Sistem Usaha Tani
Lahan Sawah. Metodologi Pengkajian Sistem Usaha Tani dengan Wawasan
Agribisnis. Pusat Sosial Ekonomi Pertanian. Bogor.
Augstburger, F., J. Berger, U. Censkowsky, P. Heid, J. Milz, C. Streit. 2000. Organic
Farming in the Tropics and Subtropics : Sugarcane. File :
http://www.naturland.de/fileadmin/.../sugarcane. pdf. Diakses 2 Mei 2012.
Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian. 2010. Peranan Unsur Hara N,P,K
dalam Proses Metabolisme Tanaman Tebu. File : http://www.lit-
bang.deptan.go.id/special/padi/bbpadi_2009_itkp_05. pdf. Diakses 3 Mei 2012.
Departemen Pertanian. 2003. Syarat dan Tata Cara Pendaftaran Pupuk Anorga-nik.
Hlm. File : http://www.promedia.co.id/ppvtpp/-files/93SK-239-03. pdf. Diakses
12 Mei 2012.
Dymaz G.Y.A . 2011. Kekuatan Geser Tanah Pada Berbagai Dosis Penambahan
Pupuk Organik Granul. Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas
Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor (skripsi)
Hadisuwito, S. 2008. Membuat Pupuk Kompos Cair. PT Agromedia Pustaka. Jakarta.
36

Moore, P.H. and K.J. Nuss, 1987. Flowering and Flower Synchronization. In: D.J.
Heinz, ed. Sugarcane Improvement Through Breeding. Elsevier, Amsterdam. Pp.
273-311.
Novizan. 2007. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. PT Agromedia Pustaka. Jakarta.
Setyorini, D., L.R. Widowati dan S. Rochayati. 2004. Teknologi Pengelolaan Hara
Lahan Sawah Intensifikasi. Tanah Sawah dan Teknologi Pengelolaannya. Balai
Penelitian Tanah, Puslitbangtanak Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Bogor.
Suriadikarta D. A., D. Setyorini dan W. Hartatik. 2004. Petunjuk Teknis Uji Mutu
Dan Efektivitas Pupuk Alternatif Anorganik Edisi 1. Balai Penelitian Tanah,
Puslitbangtanak Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor.
Sutardjo, E. 1994. Budidaya Tanaman Tebu. PT Bumi Aksara. Malang.

































37

Lampiran 4. Justifikasi Anggaran
Peralatan Penunjang
Material Justifikasi
Pemakaian
Kuantitas Harga
Satuan (Rp)
Total Harga
(Rp)
Gembor
Untuk menyiram
tanaman
2 bh 150.000 300.000
Selangr
Untuk mengalirkan
air dari sumber air
ke lokasi
penelitian
20 bh 5.000 100.000
Sewa traktor
dan
implemennya
Untuk membajak
dan garu tanah
2 kali 400.000 800.000
meteran
Untuk menentukan
tata letak
percobaan
1 bh 20.000 20.000
Alat Tulis
menulis
Untuk mencatat
kegiatan penelitian
1 paket 60.000 60.000
Sub Total (Rp) 1.280.000
Bahan Habis Pakai
Material Justifikasi
Pemakaian
Kuantitas Harga
Satuan (Rp)
Total Harga
(Rp)
Bibit tebu Untuk tanaman uji 200 btg 5.000 1.000.000
Pupuk
organik
Untuk kesuburan
tanaman tebu
2 krg 75.000 150.000
Pupuk urea Untuk kesuburan
tanaman tebu
40 kg 5.000 200.000
Pupuk SP36 Untuk kesuburan
tanaman tebu
20 kg 7.000 140.000
Pupuk KCl Untuk kesuburan
tanaman tebu
20 kg 7.000 140.000
38

Sewa lahan Untuk penanaman
tebu
400 m
2
240.000 240.000
Sub Total (Rp) 1.770.000
Perjalanan
Material Justifikasi
Pemakaian
Kuantitas Harga
Satuan (Rp)
Total Harga
(Rp)
Perjalanan
dari B.
Lampung ke
Lampung
Tengah PP.
Untuk mengambil
bibit tebu di
Gunung Madu
1 x 2
orang
600.000 1.200.000
Sub Total (Rp) 1.200.000
Lain-lain
Material Justifikasi
Pemakaian
Kuantitas Harga Satuan
(Rp)
Total Harga
(Rp)
Seminar Biaya snack
peserta seminar
25 orang 10.000 250.000
Laporan Penggandaan
laporan
5 exp 50.000 250.000
Publikasi Biaya publikasi 1 kali
penerbitan
250.000 250.000
Sub Total (Rp) 750.000
Total Anggaran yang Diperlukan (Rp) 5.000.000






39

Lampiran 5. Dukungan Sarana dan Prasarana Penelitian
Sarana dan prasarana yang mendukung penelitian ini adalah tersedianya kebun
pembibitan tebu milik Polinela yang terletak di kebun praktik Politeknik Negeri
Lampung yang mudah dijangkau oleh tim Peneliti untuk melakukan penelitian sesuai
dengan jadwal pengamatan, seperti pengolahan tanah, penanaman, pemupukan,
penyiraman, dan pemeliharaan.

Anda mungkin juga menyukai