2 - Hand Out UTILITAS - Bahan Bakar

Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 38

Introduction:

Traditional Process Scheme


Chemical Reactor Pretreatment Post treatment
Recycle
Utility
Incl. Waste
Treatment
Raw Material
Product
Waste
By product
PROCESS
BAHAN BAKAR
(Jenis dan Klasifikasinya)
Hand Out Kuliah
ITK-423 UTILITAS
(Oleh : Antonius D.A. Feryanto)
JURUSAN TEKNIK KIMIA - ITENAS
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Mahasiswa mampu
menjelaskan jenis-jenis energi,
klasifikasi, dan karakteristik
bahan bakar komersial.
Industri dan Energi
INDUSTRI PROSES


Energi (listrik, mekanik, termal)


Bahan Bakar !!
Sumber energi terbesar yang digunakan oleh
industri proses berasal dari fosil.

Fossil Fuel : bahan bakar yang bersumber dari
bumi (tanah) sebagai hasil dari proses
dekomposisi yang sangat lambat serta konversi
kimia dari bahan-bahan organik

Contoh :
- padatan (batubara)
- cairan (minyak bumi)
- gas (gas alam)

BATUBARA
Cadangan sumber energi fosil terbesar di
muka bumi.
Berasal dari tumbuhan yang memfosil
berjuta-juta tahun lampau.
Tekanan, temperatur tinggi, dan anaerob
terdekomposisi dan terkonversi menjadi
tumbuhan lapuk kaya karbon
BATUBARA.
TINGKATAN BATUBARA
Berdasarkan nilai kalor dan kandungan
karbon (FC = Fixed carbon)
Antrasit
Bitumin
Sub-bitumin
Lignit

ANTRASIT
Merupakan batubara dengan kualitas yang paling baik dengan
kandungan karbon tetap (fixed carbon) 86 98% berat basis kering.
Antrasit memiliki penampilan hitam mengkilat, keras, dan padat.
Batubara jenis ini terbagi menjadi 3 sub-bagian berdasarkan
kandungan karbon tetapnya, yakni : meta-antrasit dengan kandungan
karbon lebih dari 98%, antrasit (92 98%), dan semi-antrasit (86
92%).
BITUMIN
Merupakan jenis batubara yang paling banyak terdapat di bumi.
Kandungan karbon tetapnya sebesar 46 86% berat sedangkan
kandungan volatile matter-nya 2 40%. Nilai kalornya berkisar antara
11000 14000 Btu/lbm. Batubara bituminous dapat terbakar dengan
mudah, apalagi jika berada dalam bentuk serpihan/serbuk. Batubara ini
terbagi menjadi 5 sub-bagian yang masing-masing berbeda nilai kalor,
kandungan fixed carbon, dan kandungan volatile matter. Kelima sub-
bagian tersebut adalah : low-volatile, medium-volatile, high-volatile A,
high volatile B, dan high-volatile C. Jenis high-volatile A hingga C
dibedakan berdasarkan nilai kalornya.
SUB-BITUMIN
Sub-bitumin terbagi menjadi 3 sub-bagian, yakni sub-bituminous A, B,
dan C. Perbedaannya terletak pada nilai kalor masing-masing. Di mana
sub-bagian A memiliki nilai kalor 10000 11500 Btu/lbm , sub-bagian B
(9500 10500), sub-bagian C (8300 9500). Kandungan airnya cukup
besar, yakni berkisar 15 30% tapi sering pula kandungan sulfurnya
rendah. Berwarna cokelat kehitaman dan strukturnya homogen.
LIGNIT
Merupakan batubara dengan kualitas paling rendah. Diambil dari
Bahasa Latin lignum yang artinya kayu. Berwarna cokelat dan
strukturnya laminar, serta serat-serta seperti kayu sering nampak di
dalamnya. Kandungan airnya cukup tinggi hingga lebih dari 30%.
Begitu pula dengan kandungan volatile matter-nya. Nilai kalor batubara
jenis ini berkisar antara 6300 8300 Btu/lbm. Terbagi menjadi 2 sub-
bagian yaitu lignit A dan B yang masing-masing dibedakan oleh nilai
kalornya. Karena tingginya kandungan air dan volatil mater-nya, maka
batubara lignit tidak ekonomis apabila diangkut untuk jarak yang cukup
jauh.
Tabel Klasifikasi Batubara Berdasarkan Tingkatannya
(ASTM D-388)

1. Meta-antrasit 98 --- --- 2 --- ---
2. Antrasit 92 98 2 8 --- ---
3. Semi-antrasit 86 92 8 14 --- ---
1. Bitumin low volatility 78 86 14 22 --- ---
2. Bitumin high volatility 69 78 22 31 --- ---
3. Bitumin high volatility A --- 69 31 --- 14000
d
---
4. Bitumin high volatility B --- --- --- --- 13000
d
14000
5. Bitumin high volatility C --- --- --- --- 11500 13000
10500
e
11500 menggumpal
1. Sub-bitumin A --- --- --- --- 10500 11500
2. Sub-bitumin B --- --- --- --- 9500 10500
3. Sub-bitumin C --- --- --- --- 8300 9500
2. Lignit B --- --- --- --- --- 6300
LIGNIT
tak menggumpal
--- --- 6300 8300 1. Lignit A --- ---
BITUMIN
biasanya
menggumpal
c
SUB-BITUMIN
tak menggumpal
Batas HV, Heating Value
(Btu/lb
m
) wet mineral-
matter-free basis
b
Karakter
penggumpalan
ANTRASIT
tak menggumpal
Grade/kelas Kelompok
Batas FC, Fixed Carbon
(%) dry mineral-matter-free
basis
Batas VM, Volatile Matter
(%) dry mineral-matter-free
basis
CATATAN
a
Klasifikasi ini tidak termasuk beberapa batubara, terutama jenis "nonbanded", dengan sifat-sifat fisik dan kimia yang tidak umum dan berada dalam batas
Fixed Carbon atau nilai kalor dari kelas bitumin high volatility dan sub-bitumin. Semua batubara ini mengandung <48% Fixed Carbon dry mineral-matter free
basis atau lebih dari 15000 Btu/lb pada wet mineral-matter-free basis.
b
Wet, dalam arti batubara mengandung kebasahan inheren alamiahnya, tetapi tidak termasuk air yang terlihat pada permukaan batubara
cJ
ika menggumpal termasuk kelompok low volatility dari kelas bitumin
dBatubara yang memiliki 69% atau lebih Fixed Carbon dengan dry mineral-matter-free basis harus diklasifikasikan tergantung pada Fixed Carbon dengan
mengabaikan nilai kalori
e
Mungkin terdapat jenis tak menggumpal dalam kelompok ini dari kelas bitumin, dan ada pengecualian yang nyata dalam kelompok bitumin C high volatility.
ANALISIS BATUBARA
Proximate Analysis (Analisis Proksimasi)
- Fixed Carbon (FC) unsur karbon yang terkandung dalam batubara. Penentuan
FC ini diperkirakan dengan menganggap selisih antara berat sampel
(contoh analisis) dengan penjumlahan kadar VM (Volatile Matter), M
(Moisture), dan A (Ash).
- Volatile Matter (VM), merupakan bagian dari batubara (selain uap air) yang
apabila sampel batubara dipanaskan tanpa oksigen (menurut ASTM D-
3175, temperaturnya 1750 oF selama 7 menit) maka bahan tersebut
akan hilang/lepas. VM sendiri terdiri atas hidrokarbon atau gas lain
yang dihasilkan selama proses dekompisisi.
- Moisture (M), penentuan nilai ini dilakukan dengan pengeringan sampel
dalam oven pada suhu 230oF. Hal ini tentu saja tidak merepresentasikan
seluruh kandungan air di dalam batubara, misalnya air yang terikat, air
yang terhidrasi, atau air yang berada di permukaan batubara.
- Ash (A), yakni garam-garam anorganik yang terdapat di dalam batubara.
Kadar abu ini ditentukan berdasarkan banyaknya bahan tak terbakar
(residu pembakaran) setelah batubara basis kering dibakar pada
suhu 1380oF.
- Sulfur (S), juga merupakan salah satu kandungan dalam batubara yang
berkontribusi terhadap nilai kalor karena apabila terbakar akan
menghasilkan kalor serta senyawa SO2. Senyawa ini apabila berikatan
dengan air akan membentuk asam yang bersifat sangat korosif dan
polutan bagi atmosfer. Sehingga sedapat mungkin dilakukan pengurangan
kadar sulfur di dalam batubara.

ANALISIS BATUBARA
Ultimate Analysis (Analisis Ultimasi)
Analisis yang kedua adalah analisis ultimasi yang
merupakan serangkaian analisis laboratorium yang
memuat sebuah laporan mengenai kandungan
karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, dan sulfur di
dalam batubara beserta nilai pembakaran tingginya
(HHV). Kegunaan analisis ultimasi adalah untuk
menentukan kebutuhan udara pembakaran pada
sebuah sistem berbahan bakar batubara. Sehingga
pada akhirnya dapat digunakan untuk mengukur
sistem aliran bagi dapur pembakaran. Semua
analisis ini dilaporkan dengan basis bebas
kebasahan (free-moisture) dan bebas abu.

Heating Value (Nilai Kalor)
Jumlah panas yang ditransfer ketika produk dari
pembakaran sempurna dari bahan bakar
didinginkan hingga mencapai suhu awal dari
bahan bakar maupun udara pembakarnya
(ASTM D-2015).
Menunjukkan jumlah energi kimia yang terdapat
dalam suatu massa atau volume bahan bakar .
Dinyatakan dalam satuan Btu/lbm atau kJ/kg
atau kal/kg yang ditentukan berdasarkan
standar pengukuran menggunakan bomb
calorimeter (ASTM D-2015)
JENIS NILAI KALOR
1. Nilai pembakaran tinggi atau Higher Heating Value (HHV) atau Gross Heating Value.
Penentuan ini nilai ini berdasarkan pada anggapan bahwa uap air yang dihasilkan
pada proses pembakaran terkondensasi sehingga dihasilkan produk berupa air pada
fasa cairnya.
CxHy + O2 CO2(g) + H2O(l)

2. Nilai pembakaran rendah atau Lower Heating Value (LHV) atau Net Heating Value.
Penentuan nilai ini berdasarkan pada anggapan bahwa air yang dihasilkan pada
proses pembakaran masih berupa fasa uap.
CxHy + O2 CO2(g) + H2O(g)


Perbedaan di antara keduanya tidak lain adalah nilai kalor laten atau panas penguapan air.
Perbedaan antara keduanya diberikan pada perumusan berikut :


M = moisture (kadar kebasahan)
H2 = massa hidrogen per unit massa bahan bakar (dari analisis ultimasi)

Bilangan 2400 (kJ/kg) merupakan panas laten penguapan air pada 1 lb/in2abs (tekanan parsial
kira-kira uap air di dalam gas buang)
) 9 ( 2400
2
H M LHV HHV + =
Rumus Dulong untuk Memperkirakan
Nilai Kalor Batubara


[ Btu / Lbm ]


[ kJ/kg ]
S
O
H C HHV 4050
8
62000 14600
2
2
+
|
|
.
|

\
|
+ =
S
O
H C HHV 9400
8
144200 33950
2
2
+
|
.
|

\
|
+ =
MINYAK BUMI
Sumber energi yang cukup sempurna
Mudah ditangani, disimpan, dan dibakar
Nilai kalornya konstan
Merupakan biota-biota laut yang
membusuk
Tabel Kelompok Hidrokarbon dalam Minyak
Kelompok hidrokarbon Rumus Umum Contoh senyawa Struktur
C
n
H
2n+2
metana
etana
propana
butana
pentana
C
n
H
2n
etilen
propilen
butilen
Diolefin C
n
H
2n-2
butadien rantai tak jenuh, 2 ikatan rangkap
C
n
H
2n
siklopentana
sikloheksana
benzen
toluen
xilen
cincin jenuh
cincin tak jenuh
Parafin
Olefin
Naften
Aromatik
rantai jenuh
rantai tak jenuh, 1 ikatan rangkap
Tabel Karakteristik Rata-rata Bahan Bakar Minyak
Tugas : Mengapa Fuel Oil No. 4 TIDAK ADA ???
Jenis bb minyak no. 1 no. 2 no. 4 no. 5 no. 6
Kandungan (%-berat)
C 86,5 86,4 86,1 85,55 85,7
H
2
13,2 12,7 11,9 11,7 10,5
O
2
dan N
2
0,2 0,2 0,48 0,7 0,92
S 0,1 0,4 - 0,7 0,4 - 1,5 max. 2 max. 2,8
Air dan sedimen trace trace max. 0,5 max. 1 max. 2
Abu trace trace trace 0,05 0,08
Densitas, 60
o
F (lbm/ft3) 51,46 53,98 57,87 59,43 61,5
Viskositas, 100
o
F (cSt) 1,6 2,68 15 50 360
Titik tuang (
o
F) < 0 < 0 10 30 65
Temperatur atomisasi (
o
F) Atm Atm min. 25 130 200
Higher Heating Value (Btu/lb
m
) 19940 19570 18900 18650 18260
Sumber : Perrys Chem Eng Handbook Edisi 7
kerosin distilat
Residu
sangat
ringan
Residu
ringan
residu
GAS ALAM
Mudah terbakar dan bercampur baik
dengan udara.
Terbakar dengan bersih dan menyisakan
sedikit abu.
Kandungan utama : gas metana (CH4),
sekitar 90%.
Tabel Komposisi Gas Alam
Komponen Batas Komposisi (%)
Metana (CH
4
) 87 - 96
Etana (C
2
H
6
) 1.8 - 5.1
Propana (C
3
H
8
) 0.1 - 1.5
Isobutana (i-C
4
H
10
) 0.01 - 0.3
N-butana (n-C
4
H
10
) 0.01 - 0.3
Isopentana (i-C
5
H
12
) 0 - 0.14
N-pentana (n-C
5
H
12
) 0 - 0.04
Heksana + (C
6
H
14
+) 0 - 0.06
Nitrogen (N
2
) 1.3 - 5.6
Karbodioksida (CO
2
) 0.1 - 1.0
Oksigen (O
2
) 0.01 - 0.1
Hidrogen (H
2
) 0 - 0.02
Nilai Kalor Gas Alam
Sumber (negara) Nilai kalor
(kJ/m)
Russia 38231
United States 38416
Canada 38200
Netherlands 33320
United Kingdom 39710
Indonesia 40600
Algeria 42000
Uzbekistan 37889
Saudi Arabia 38000
Norway 39877
Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/Heating_value
Contoh lain Bahan Bakar Gas
Gas Pabrik
- Gas minyak bumi cair (Liquified Petroleum Gas / LPG), terdiri atas
distilat ringan minyak bumi terutama propana dan butana. LPG inilah yang
biasa kita kenal sebagai bahan bakar rumah tangga. Pengangkutan dan
penyimpanan gas dilakukan pada tekanan 4 40 bar.
- Gas air, adalah bahan bakar gas yang dihasilkan dengan mengalirkan
uap dan udara bergantian melalui suatu lapisan kokas pijar sehingga timbul
reaksi yang menghasilkan hidrogen dan karbonmonoksida.
- Gas air karburasi, adalah gas air seperti di atas namun dalam prosesnya
ditambahkan uap minyak ke dalam gas air sehingga menaikkan nilai
pembakarannya.
- Gas alam sintesis (Synthetic Natural Gas / SNG), merupakan bahan
bakar gas hasil konversi senyawa hidrokarbon padat seperti batubara.
Dengan kata lain, proses ini adalah hidrogenasi batubara sehingga
diperoleh sejumlah senyawa hidrokarbon ringan, khususnya metana.
- Gas produser, adalah bahan bakar gas yang terbentuk dengan cara
membakar batubara grade rendah di dalam tanah dengan udara cukup.
Temperatur yang tinggi memungkinkan pembebasan hidrogen dan
sebagian karbon teroksidasi menjadi karbonmonoksida.
Contoh lain Bahan Bakar Gas
Gas Hasil Sampingan Proses Lain
- Gas dapur tinggi, adalah bahan bakar
berkualitas rendah yang merupakan hasil
samping industri baja. Dihasilkan dengan cara
membakar batubara dengan udara yang tidak
cukup. Komposisi gas dapur ini terutama adalah
nitrogen, karbonmonoksida, dan karbondioksida.
- Gas riol, adalah gas metana yang
dihasilkan melalui proses fermentasi
bahan-bahan organik.
LATIHAN SOAL
Hitunglah analisis ultimasi dan proksimasi dengan basis
begitu diterima (as received), taksiran nilai pembakaran
rendah (LHV) dari nilai pembakaran tinggi (HHV) yang
tercantum di bawah ini. Kemudian tentukan
jenis/tingkatan batubara berdasarkan ASTM D-388.

A (ash) = 8% M (moisture) = 39%
Analisis proksimasi bebas abu, kering.
VM = 54% S = 2,8%
FC = 46% HHV = 28992 kJ/kg = 12435 Btu/lbm
Analisis ultimasi bebas abu, kering :
C = 72,4% H2 = 4,7% O2 = 18,6%
N2 = 1,5% S = 2,8%
JAWABAN LATIHAN SOAL
Untuk mengkonversi menjadi basis batubara begitu diterima (as-received), faktor koreksinya adalah
(1 M A) = (1 0,39 0,08) = 0,53.

Sehingga analisis proksimasi menjadi :
VM = 0,53 x 54 = 28,62% S = 0,53 x 2,8 = 1,48%
FC = 0,53 x 46 = 24,38% HHV = 0,53 x 28992 = 15392 kJ/kg
M = 39% HHV = 0,53 x 12453 = 6591 Btu/lbm
A = 8%

Sedangkan analisis ultimasi menjadi :
C = 0,53 x 72,4 = 38,37%
H2 = 0,53 x 4,7 = 2,49%
O2 = 0,53 x 18,6 = 9,86%
N2 = 0,53 x 1,5 = 0,8%
S = 0,53 x 2,8 = 1,48%
M = 39%
A = 8%

LHV = HHV 2400 (M + 9H2) = 15392 2400 (0,39 + 9 x 0,0249)
= 13885 kJ/kg = 5957 Btu/lbm

Sedangkan harga perkiraan HHV berdasarkan rumus Dulong, adalah :



HHV = 14979 kJ/kg = 6440 Btu/lbm
Klasifikasi batubara menurut standar ASTM.




Karena harga ini lebih kecil dari 69%, maka batubara tidak dapat
dimasukkan ke dalam kelas FC dry mineral-matter-free basis.


S
O
H C HHV 9400
8
144200 33950
2
2
+
|
.
|

\
|
+ =
( ) ( ) 0148 , 0 9400
8
0986 , 0
0249 , 0 144200 3837 , 0 33950 +
|
.
|

\
|
+ = HHV
S A M
S FC
ing bebasMm FC
55 , 0 08 , 1 100
) 15 , 0 ( 100
ker , ,


=
) 48 , 1 ( 55 , 0 ) 8 ( 08 , 1 39 100
) 48 , 1 ( 15 , 0 38 , 24 ( 100
ker , ,


= ing bebasMm FC




Karena HHV mineral-matter-free basis
adalah antara 6300 8300 Btu/lbm, maka
batubara jenis ini dapat digolongkan ke
dalam kelas LIGNIT-A
S A
S Btu
basah bebasMm Btu
55 , 0 08 , 1 100
) 50 ( 100
, ,


=
) 48 , 1 ( 55 , 0 ) 8 ( 08 , 1 100
) 48 , 1 ( 50 6591 ( 100
, ,


= basah bebasMm Btu
Soal 2.1 Analisis Batubara
Taksirlah analisis ultimasi begitu terbakar untuk batubara berikut ini, juga
taksirlah persentase kesalahan yang terjadi dalam menaksir nilai
pembakaran tingginya dengan rumus Dulon, hitung nilai pembakaran
rendah (LHV), dan tentukan ranking batubara tersebut berdasarkan
klasifikasi ASTM. Mahasiswa hendaklah mengerjakan 2 atau 3 dari
bagian-bagian berikut:
a. Luzerna County, Pa., batubara dengan M=2,0 dan A=6,0
b. Coal Country, Okla., batubara dengan M=6,0 dan A=10,5
c. Custer Country, Mont., batubara dengan M=28,5 dan A=9,0
d. Stark Country, N.Dak., batubara dengan M=39,0 dan A=8,0
e. Wyoming Country, W.Va., batubara dengan M=3,0 dan A=4,0
f. Logan Country, Ark., batubara dengan M=3,0 dan A=9,0
Soal 2.2 Analisis Batubara
Suatu sampel batubara beratnya 25 kg saat dikumpulkan.
Ketika sampel dites ternyata beratnya turun menjadi
24,6 kg akibat kehilangan kebasahan. Sebuah analisis
proksimasi kemudian dilakukan sehingga diperoleh
hasil sebagai berikut: VM = 35,7; FC = 41,5; M =11,6; A
= 11,2 dan S = 4,0 dan HHV = 25720 kJ/kg. Hitung
analisis batubara proximate as collected. Tentukan
klasifikasi ASTM batubara tersebut. Buat perkiraan
empiris analisis ultimasi batubara dengan metode yang
diberikan pada Lampiran D.
Soal 2.3 Analisis Batubara
Suatu sampel batubara as received 14 kg. Setelah
pengering-anginan beratnya 13,6 kg. Setelah
dikeringkan dengan oven, suatu sampel
batubara hasil pengering-anginan yang semula
beratnya 2,4 gram turun menjadi 2,34 gram.
Hitung persen kebasahan total dalam batubara
as received.
Soal 2.4 Analisis Batubara
Sebuah sampel 1,2 g batubara hasil pengering-anginan dari
soal 2.3 dibakar dalam sebuah bom kalorimeter.
Kenaikan termperatur dari 2000 g air serta logam
kalorimeter adalah 3,62
o
C, diantaranya 0,20
o
C adalah
akibat akibat kawat sekering dan pembentukan asam.
Kapasitas panas setara air dari kalorimeter tersebut
adalah 450 g. Tentuakn nilai pembakaran tinggi
batubara as received dalam kJ/kg dan dalam Btu/lbm.
Soal 2.5 BBM
Suatu bahan bakar minyak pada suhu 20
o
C mempunyai
specific gravity 32
o
API. Hitung energi tersebut dalam
Btu/gal serta nilai pembakaran tingginya dalam kJ/kg.
Hitunglah besaran-besaran yang sama pada 60
o
C, bila


T dalam
o
C
( ) | | 20 T 000733 , 0 1
20 T
=
Soal 2.6 BBM
Suatu bahan bakar minyak mempunyai specific
gravity 36
o
API, sedangkan bahan bakar
minyak no. 5 mempunyai specific gravity 18
o
API. Bandingkan nilai pembakaran kedua bbm
tersebut dalam kJ/kg dan dalam Btu/gal.

Soal 2.7 & 2.8 Harga BBM
2.7 Jika harga bbm No. 2 adalah $2,80 per MMBtu,
taksirlah harga semua bbm yang tersedia
dalam sen dollar per gallon dan dalam sen
dollar per Btu
2.8 Jika harga bbm No. 2 sekarang adalah 39,9
sen dollar per gallon, taksirlah harga semua
bbm yang tersedia dalam sen dollar per gallon
dan dalam sen dollar per Btu

Soal 2.9 BBG
Sebuah tangki penyimpanan gas yang mempunyai
volume 25.000 cuft berisi gas dengan tekanan 2
bar dan temperatur 10oC. Nilai pembakaran
tinggi gas itu adalah 22.100 kJ/m
3
pada 20
o
C
dan 1 bar. Hitung jumlah therms dalam tangki
penyimpanan gas tersebut.

1 therm = 100.000 Btu

Soal 2.10 BBG
Hitunglah nilai pembakaran tinggi gas alam dari
Baron Country, Kentucky pada tekanan 3,3 bar
dan temperatur 30
o
C dalam kJ/kg dan dalam
Btu/cuft. Hitung ukuran tangki penyimpanan
dalam m
3
yang dibutuhkan untuk menampung
1000 therm energi.

HHV = 43,11 kJ/L (1 atm, 20
o
C)
Komposisi (%v): 75% CH
4
, 24%C
2
H
6
, 1% N
2

Soal 2.11 BBG
Hitunglah nilai pembakaran tinggi gas alam dari Missouri
dalam kJ/kg dan dalam Btu/cuft. Jika gas tersebut
disuplai pada tekanan 2,5 bar dan temperatur 15
o
C
Hitung ukuran tangki penyimpanan dalam cuft yang
dibutuhkan untuk menampung 1000 therm energi.
Juga hitunglah fraksi massa dari setiap elemen dalam gas itu.

HHV = 35,31 kJ/L (1 atm, 20
o
C)
Komposisi (%v): 84,1% CH
4
, 6,7%C
2
H
6
, 8,4% N
2
, 0,84%CO
2



Soal 2.12 & 2.13 BBG
2.12 Ulangi soal 2.11 untuk gas produser dengan komposisi
(%v): 3,78% CH
4
, 0,1%C
2
H
6
, 4,8%CO
2
11,68%H
2
, 24,4%
CO, 0,6%O
2
, dan 54,64% N
2

2.13 Ulangi soal 2.11 untuk carbureted water gas dengan
komposisi (%v): 15% CH
4
, 13%C
2
H
4
, 34% CO, 35%H
2

2% N
2
dan 1%CO
2


HHV: CH
4
: 55.529 kJ/kg H
2
: 142.097 kJ/kg
C
2
H
4
: 50.322 kJ/kg CO :10.100 kJ/kg
C
2
H
6
: 51.290 kJ/kg

Anda mungkin juga menyukai