Birokrasi Pemerintahan Pada Pemerintah Kabupaten/Kota (Ditinjau Dari Desentralisasi Dan Perkembangan Birokrasi)
Birokrasi Pemerintahan Pada Pemerintah Kabupaten/Kota (Ditinjau Dari Desentralisasi Dan Perkembangan Birokrasi)
Birokrasi Pemerintahan Pada Pemerintah Kabupaten/Kota (Ditinjau Dari Desentralisasi Dan Perkembangan Birokrasi)
Kabupaten/Kota
(Tinjauan terhadap Desentralisasi dan
perkembangan Birokrasi)
BAB I
Pendahuluan
positif-negatif. Ia hanyalah
2.
meperjelas
alur
pelaporan
diantara
anggota
organisasi.
3.
4.
konflik
kepentingan
berperan
dalam
pengambilan keputusan
5.
Keputusan
personalia
berdasarkan
kemampuan.
Stephen Robbins, Organizational Behaviour, (San Diego State University Prentice Hall
International, Inc), diakses dari http://wwwuser.gwdg.de/~uwuf/pdfdatei/orga/Chapt1.pdf,
pada tanggal 18 Oktober 2013.
Pemisahan yang
jelas antara
kehidupan pribadi
dan
birokrasi
pemerintah
Indonesia
sendiri
sejarah
yang
panjang
telah
banyak
administrsi
pemerintahan
yang
terikat
konstitusi.
Bergulirnya roda reformasi sejak 1998 menuntut agar
terjadi perubahan di segala bidang, tidak terkecuali masalah
birokrasi. Jika birokrasi tidak melakukan perubahan maka ia
akan memasuki tahap kemelut yang akan merugikan masa
3
birokrasi
yang
demikian
membutuhkan
saing
daerah.
Demi
mencapai
tujuan
tersebut,
daerah
kabupaten/kota
dan
DPRD
kabupaten/kota.
Dengan
struktur
organisasi
yang
demikian,
2.
Bagaimana
pengaruh
desentralisasi
terhadap
BAB 2
PEMBAHASAN
menganut
sistem
monarki
dimana
dalam
melaksanakan
Kerajaannyapun
terbagi
atas
wilayah
wilayah
sebagaimana berikut:
Padma
Sanjaya,
Struktur
Pemerintahan
Kerajaan
Majapahit,
http://sejarahdinusantara.blogspot.com/2012/05/struktur-pemerintahan-kerajaan.html, diakses
pada tanggal 19 Oktober 2013.
birokratis-administratif.
mengawasi
mereka
diangkat
Sementara
pejabat
itu
untuk
Belanda dengan
masa
sosial
pemerintahan
politik
yang
kolonial
sangat
membawa
berarti
bagi
disintegrasi
bangsa
dan
keutuhan
aparatur
perubahan
bentuk Negara,
dan
ini
yang
rangka
pelaksanaan
pelayanan
pembangunan
terhadap
sesuai
masyarakat
dengan
dan
peraturan
perundang-undangan.
reformasi
pada
tahun
1998,
birokrasi
saat
ini
ada
di
Kementrian
kelembagaan,
sumber
daya
manusia
aparatur,
Perubahan
tersebut
dilakukan
untuk
diharapkan,
dengan
keadaan
yang
untuk
pengalaman
di
mencapai good
sejumlah
negara
governance.
Melihat
menunjukan
bahwa
birokrasi
menjadi
tulang
punggung
dalam
kehidupan
Reinventing
Government
sebagai
model
lingkungan
strategis,
yang
antara
lain:
http://www.menpan.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=134:maknadan-tujuan&catid=45:deputi-1&Itemid=109
5 http://blog.sivitas.lipi.go.id/ blog.cgi? isiblog& 1253275195&&&1036006290 & &
1351657451 & ayur 001&
11
tujuannya
jelas
tercantum
pada
alinea
keempat
bangsa
dan
ikut
melaksanakan
Indonesia
sebagaimana
dimaksud
dalam
12
desentralisasi merupakan sarana untuk mencapai tujuantujuan tertentu.6 Lahirnya konsep desentralisasi merupakan
upaya untuk mewujudkan sesuatu pemerintahan yang
demokratis dan mengakhiri pemerintahan yang sentralistik.
Berdasarkan UU Nomor 32 Tahun 2004, pengertian
desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan
oleh Pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Terdapat 3 (tiga) tujuan desentralisasi, yaitu7:
1.
2.
tujuan
administrasi,
agar
pemerintahan
daerah
dapat
memaksimalkan
menjalankan
fungsinya
nilai
yakni
4E
untuk
efektifitas,
13
atau
System
Operations
Procedure
(SOP).
lingkungan
resisten
sosialnya,
terhadap
bahkan
terkesan
pembaharuan.
Wajah
Ibid, hal. 4.
9http://www.indonesia.go.id/en/ministries/ministers/ministry-of-home-affairs/637-
politik/12495- indonesia-miliki-538-daerah-otonom
14
beberapa
diterapkan
kementerian
pada
negara,
pemerintahan
juga
daerah.
perlahan
Reformasi
kabupaten
dan
kota,
diharapkan
mampu
meningkatnya
pendidikan
masyarakat,
tingkat
selain
pengetahuan
adanya
dan
pengaruh
15
yang
terarah
pada
terwujudnya
penyelenggaraan
pemerintahan
daerah,
yakni
menjalankan
mengatur
tugas
dan
wewenang
pemerintah
kabupaten/kota, yakni:
a) perencanaan dan pengendalian pembangunan;
b)
penyelenggaraan pendidikan;
j)
k) pelayanan pertanahan;
l)
16
bertujuan
untuk
meningkatkan
penyediaan
Tahun
2004,
mengatur
agar
pemerintahan
pertimbangan
keuangan,
diharapkan
dapat
sosial,
pembiayan
serta
17
strategi
untuk
memperbaiki
praktik
good
program
dan
kebijakan
menyeluruh
dan
sistematis
untuk
18
bahwa
desentralisasi
sangat
diperlukan
untuk
efektif,
dan
lebih
demokratis
(good
bersangkutan.
Sebagai
sebuah
reformasi,
lanjutannya.
Dengan
kata
lain,
birokrasi
sebagai
unsur
penyelenggara
birokrasi
dengan
semangat
pengabdian,
19
IRDA, 2002, Decentralization and Local Governance in Indonesia: First and Second
Report on the Indonesian Rapid Decentralization Appraisal (IRDA), (Jakarta: Asia
Foundation). Diakses dari: http://hazni.blog.esaunggul.ac.id pada Tanggal: 17 Oktober
2013
14 Sedarmayanti, log.cit, hal.
13
20
BAB III
ANALISIS TERHADAP PENERAPAN DESENTRALISASI
21
daya-sumber
daya
yang
dipunyainya.
Reformasi
telah
penerapan
desentralisasi
membawa
hal
positif
yakni
daerah,
karena
pemerintah
daerah
akan
mendorong
22
sisi
desentralisasi
berpotensi
menyulut
konflik
antar
memindahkan
kekuasaannya
yang
luas
ke
politik,
dampak
positif
yang
didapat
melalui
23
infrastruktur
politik.
Masyarakat
Leo Agustino, Sisi Gelap Otonomi Daerah, (Bandung: Widya Padjajaran,2011), hal 30
J. Kaloh, Demokrasi dan Kearifan Lokal, (Jakarta: Kata Hasta Pustaka, 2008)
24
pelayanan
daerah
yang
sukses
desentralisasi
dapat
menjadi
alat
untuk
bangkit
dari
keterpurukan dan kemiskinan. Namun, ada pula daerah yang terseokterseok dan bahkan terkesan gagal dalam penerapan otonomi daerah.
Sejak otonomi daerah digaungkan sebagai perwujudan reformasi
yang terjadi di Indonesia, daerah-daerah seakan-akan berlomba untuk
melepaskan diri dari cengkeraman oligarki pemerintah pusat. Daerah
diberikan ruang seluas-luasnya oleh Undang-Undang 32 Tahun 2004
untuk
mengurusi
dan
mengatur
urusan
pemerintahannya
dan
25
26
namun
desentralisasi
sangat
diperlukan
untuk
oleh
langkah-langkah
lanjutannya.
Dengan
kata
lain,
27
BAB IV
STUDI KASUS KABUPATEN JEMBRANA
Keberhasilan
pelaksanaan
program-prorgam
satu
kekuatan
yang
dimiliki
oleh
adalah
struktur
ganda
organisasi
peraturan
daerah,
maka
struktur
organisasi adat melahirkan norma hukum adat (awigawig). Namun dalam pelaksanaan berbagai macam
program pemerintah, kedua struktur ini meniptakan
sinergi, khususnya dalam program dana bergulir, mulai
dari pengajuan proposal, pengajuan permohonan,
19
Eko Prasojo et al, Desentralisasi & Pemerintahan Daerah: Antara Model Demokrasi
Lokal & Efisiensi Struktural,(Jakarta: Departemen Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial
dan Politik Universitas Indonesia, 2006), hal. 171
28
program
yag
dilaksanakan
merupakan
realisasi
peningkatan
proses
birokrasi
adalah
dalam
rangka
dari
indikator
menurunnya
angka
Bed
struktur
masyarakat
Bali
yang
dukungan
aparat
dalam
program
pembangunan
fisik
gedung
sekolah
5. Budaya Birokrasi
Budaya birokrasi diterapkan antara lain melalui
aplikasi sistem presensi pegawai dengan handkey,
dimana perilaku pegawai menjadi disiplin. Dalam
bidang perizinan, budaya red tape birokrasi dikurangi
melalui aplikasi sistem pelayanan satu atap. Batas
waktu pemberian perizinan menjadi lebih singkat dan
terstandarisasi. Perubahan budaya organisasi juga
dapat dilihat dalam pemakaian kendaraan dinas,
dimana di luar jam kerja atau hari libur kendaraaan
dinas
hanya
dapat
dipergunakan
dengan
izin
Sekretaris Daerah.
6. Pemilihan prioritas program, dan
Pemilihan
prioritas
program
disesuaikan
apakah
program-program
tersebut
Daerah.
Dari
aspek
pembiayaan,
31
BAB V
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan sebagaimana terpapar
diatasm maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.
yang
baik
pada
masanya.
Prototipe
32
kedua
3.
Dalam
rangka
pemerintahan
dibutuhkan
mengatur
dan
dan
kepentingan
atmosfer
birokrasi
mengurus
urusan
masyarakat
daerah,
yang
sehat
demi
reformasi
birokrasi.
Pada
hakikatnya
governance yang
penyelenggaraan
negara
dimaksud
dalam
adalah
proses
melaksanakan public
sumber
daya
alam
untuk
memajukan
yang dengan
pemerintahannya
sendiri
dan
kepentingan
masyarakatnya sendiri.
5.
secara
konstruktif
dalam
pengambilan
Provinsi
Bali,
dimana
ditandai
dengan
34
3.2 Saran
1. Sebagai sebuah negara yang memiliki wilayah territori yang
luas, dari Sabang sampai Merauke dan wilayah Negara
Republik Indonesia berbentuk kepulauan, jika penerapan
prinsip sentralisasi dipaksakan maka pemerintahan tidak
berjalan dengan baik, selain itu, banyak wilayah NKRI
terletak di daerah terpencil (remote area) yang tentunya
membutuhkan
perhatian
pemerintah
yang
bersifat
diambil
oleh
Bupati/Walikota
tidak
hanya
35
36